Dosen Pembimbing
Sugiharti S.ST,M.KM
Turasmiyati, S.ST. Bdn
Oleh
Lutfia Citra Nurbaiti
220503265056
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Saya
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan Rahmat, hidayah-Nya kepada
kami, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Pemeriksaan Hb”. Makalah ini
telah saya susun dengan maksimal dan untuk itu saya menyampaikan banyak terimakasih kepada
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang “Pemeriksaan Hb”. ini dapat
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kadar hemoglobin merupakan indicator biokimia untuk mengetahui status gizi
ibu hamil. Kehamilan normal terjadi penurunan sedikit konsentrasi hemoglobin
dikarenakan hypervolemia yang terjadi sebagai suatu adaptasi fisiologis didalam
kehamilan. Konsentrasi hemoglobin <11gr% merupakan keadaan abnormal yang tidak
berhubungan dengan hypervolemia tersebut ( Setiawan, A dkk, 2013).
Kekurangan kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil merupakan salah satu
permasalahan kesehatan yang rentan terjadi selama kehamilan. Kadar Hb kurang dari 11
gr% mengindikasikan ibu hamil menderita anemia. Anemia pada ibu hamil meningkatkan
resiko mendapatkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), risiko perdarahan sebelum dan
saat persalinan, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya jika ibu hamil
tersebut menderita anemia berat. Hal ini tentunya dapat memberikan sumbangan besar
terhadap angka kematian ibu bersalin maupun angka kematian bayi. Angka tersebut
masih cukup tinggi yaitu kematian ibu (AKI) 22/100/000 kelahiran hidup dan angka
kematian bayi (AKB) 34/1000 kelahiran hidup (Setiawan, A dkk, 2013).
Menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomer 25 tahun 2015
tentang Penyelenggaraan Pemeriksaan Laboratorium untuk ibu hamil, bersalin, dan nifas
di fasilitas pelayanan kesehatan dan jaringan pelayanannya. Untuk mendukung
percepatan penurunan angka kematian ibu hamil, bersalin dan nifas serta membantu
meningkatkan kesehatan ibu dan kualitas hidup anak, perlu diatur pemeriksaan
laboratorium yang tepat dan terarah untuk ibu hamil, bersalinan dan nifas yang
diselenggarakan oleh laboratorium pada berbagai jenjang fasilitas pelayanan kesehatan
dan jaringan pelayanannya dengan pemeriksaan laboratorium yang tepat dan terarah.
Angka Kematian Ibu disingkat AKI adalah jumlah kematian perempuan pada saat
hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat
persalinan yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannua per 100.000
kelahiran hidup.
Untuk mencegah terjadinya komplikasi yang lebih parah perlu dilakukan seteksi
dini dan monitoring penyebab kematian ibu dengan pemeriksaan laboratorium yang tepat
dan terarah pada setiap ibu hamil, bersalinan dan nifas agar dapat dilakukan intervensi
lebih awal.
Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan
produksi eritropoetin. Akibatnya, volume darah (plasma dan eritrosit) meningkat.
Namun, peningkan volume plasma dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan
dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi Hemoglobin akibat
hemodilus. Selama hamil volume darah meningkat 50% dari 4 ke 6 ml. volume plasma
meningkat sedikit menyebabkan penurunan konsentrasi hemoglobin dan nilai hematocrit.
Penurunan ini lebih kecil pada ibu hamil yang mengkonsumsi zat besi. Kenaikan volume
darah berfungsi untuk memenuhi kebutuhan perfusi dari uteroplasenta
ketidakseimbangan antara kecepatan penambahan plasma dan penambahan eritrosit
kedalam sirkulasi ibu biasanya memuncak pada trimester dua. Penurunan ringan kadar
hemoglobin selama kehamilan dijumpai pada wanita normal yang tidak mengalama
defisiensi zat besi atau asam folat. Hal ini disebabkan oleh ekspansi volume plasma yang
lebih besar daripada peningkatan massa hemoglobin dan volume sel darah merah yang
terjadi pada kehamilan normal. Centers for Disease Control and Prevention (CDC)
mendefenisikan anemia sebagai kadar hemoglobin yang lebih rendah dari 11 gr% pada
trimester pertama dan ketiga dan kurang dari 10,5 gr5 pada trimester kedua. Nilai
hemoglobin yang rendah berhubungan dengan masalah klinis seperti anemia. Anemia
adalah kondisi dengan kadar hemoglobin dalam darah kurang dari 12 gr%. Sedngkan
anemia fisiologis adalah istilah yang sering digunakan untuk menjelaskan penurunan
konsentrasi hemoglobin yang terjadi pada kehamilan normal. Diketahui bahwa 10%-20%
ibu hamil didunia menderita anemia karena kehmilannya. Di dunia 34% terjadi anemia
pada ibu hamil dimana 75% berada dinegara sedang berkembang. Data hasil Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan angka kematian
ibu semakin parah yaitu 359/100.000 kelahiran hidup, angka ini jauh melebihi target
penurunan angka kematian ibu menurut Millennium Development Goals (MDGs).
Masalah yang dihadapi pemerintah Indonesia adalah masih tingginya prevalensi
pertumbuhan janin dalam kandungan, premature dan BBLR. Dari sekian faktor penyebab
anemia dalam kehamilan (intrinsic dan entrinsik) maka kekurangan gizi (malnutrisi)
adalah faktor ektrinsik yang paling umum terjadi (Utami S, 2015).
2. Tujuan
Untuk mengetahui kondisi kesehatan pada ibu hamil dan untuk menentukan kadar
hemoglobin pada ibu hamil trimester I.
3. Manfaat
a. Bagi Penulis
Penambah keterampilan , dan penambah pengetahuan didalam pemeriksaan
hemoglobin pada ibu hamil.
b. Bagi Masyarakat
Untuk mengetahui bagaimana cara mencegah anemia pada saat hamil dan untuk
mengetahui akibat yang disebabkan anemia .
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Konsep Hemoglobin
A. Definisi Hemoglobin
Darah terdiri dari dua komponen, yakni komponen cair yang disebut plasma dan
komponen padat yaitu sel-sel darah. Sel darah terdiri atas tiga jenis yaitu eritrosit,
leukosit dan trombosit. Eritrosit memiliki fungsi yang sangat penting dalam tubuh
manusia. Fungsi terpenting eritrosit ialah transport Oksigen (O2) dan Karbondioksida
(CO2) antara paru-paru dan jaringan. Suatu protein eritrosit yaitu hemoglobin (Hb)
memainkan peranan penting pada kedua proses transport tersebut (Gunadi, Mewo, dan
Tiho, 2016).
Hemoglobin merupakan suatu protein tetramerik eritrosit yang mengikat molekul
bukan protein, yaitu senyawa porfirin besi yang disebut heme. Hemoglobin mempunyai
dua fungsi pengangkutan penting dalam tubuh manusia, yakni pengangkutan oksigen ke
jaringan dan pengangkutan karbondioksida dan proton dari jaringan perifer ke organ
respirasi. Jumlah hemoglobin dalam eritrosit rendah, maka kemampuan eritrosit
membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh juga akan menurun dan tubuh menjadi
kekurangan O2 Hal ini akan menyebabkan terjadinya anemia (Gunadi, Mewo, dan Tiho,
2016).
Hemoglobin adalah suatu senyawa protein dengan Fe yang dinamakan konjugat
protein. Inti Fe dan rangka protoperphyrin dan globin (tetra phirin) menyebabkan warna
darah merah. Hb berikatan dengan karbondioksida menjadi karboksi hemoglobin dan
warnanya merah tua. Darah arteri mengandung oksigen dan darah vena mengandung
karbondioksida (Sudikno dan Sandjaja, 2016).
Hemoglobin merupakan molekul yang terdiri dari kandungan heme (zat besi) dan
rantai polipeptida globin (alfa, beta, gama, dan delta). Heme adalah gugus prostetik yang
terdiri dari atom besi, sedangkan globin adalah protein yang dipecah menjadi asam
amino. Hemoglobin terdapat dalam sel-sel darah merah dan merupakan pigmen pemberi
warna merah sekaligus pembawa oksigen dari paruparu keseluruh sel-sel tubuh. Setiap
orang harus memiliki sekitar 15 gram hemoglobin per 100 ml darah dan jumlah darah
sekitar lima juta sel darah merah permillimeter darah (Maretdiyani, 2013)
Hemoglobin adalah komponen utama sel darah merah atau eritrosit yang terdiri
dari globin dan heme terdiri dari cincin porfirin dengan satu atom besi (ferro). Globin
terdiri atas 4 rantai polipeptida yaitu 2 rantai polipeptida alfa dan 2 rantai polipeptida
beta. Rantai polipeptida alfa terdiri dari 141 asam amino dan rantai polipeptida beta
terdiri dari 146 asam amino (Norsiah, 2015).
B. Fungsi Hemoglobin
Hemoglobin dalam menjalankan fungsinya membawa oksigen ke seluruh tubuh,
hemoglobin di dalam sel darah merah mengikat oksigen melalui suatu ikatan kimia
khusus. Reaksi yang membentuk ikatan antara hemoglobin dengan oksigen daoat
dituliskan sebagai berikut:
2. Kadar Hemoglobin
A. Defini Kadar Hemoglobin
Kadar hemoglobin merupakan salah satu indicator ketersediaan zat besi dalam tubuh,
yang berfungsi sebagai hemoglobin, myoglobin dan enzim yang diperlukan dalam
fungsi metabolism. Kekurangan zat besi dapat terlihat dari konsentrasi Hb dalam
darah yang berada dalam standar sesuai umur dan jenis kelamin (Syamsianah, 2016).
a. Batas Kadar Hemoglobin
Jumlah hemoglobin dalam darah normal adalah kira-kira 15 gram setiap 100 ml
darah dan jumlah ini biasanya 100 persen. Batas normal nilai dalam hemoglobin
seseorang sukar ditentukan karena kadar hemoglobin bervariasi diantara setiap
suku bangsa, dari usia, pola makan, aktivitas sehari-hari bisa mempengaruhi kadar
hemoglobin dalam darah. WHO telah menetapkan batas kadar hemoglobin normal
berdasarkan umur dan jenis kelamin ( Nurdiana dalam Fadlilah, 2015)
Berdasarkan klasifikasi dari WHO kadar hemoglobin pada ibu hamil dapat di bagi
menjadi 4 kategori yaitu :
1. Hb > 11 gr/dl : Tidak anemia (Normal)
2. Hb 9-10 gr/dl : Anemia Ringan
3. Hb 7-8 gr/dl : Anemia Sedang
4. Hb < 7 gr/dl : Anemia Berat
3. Tinjauan Anemia
A. Definisi Anemia
Anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (hb) dalam keadaan
menurun atau darah dalam keadaan kurang dari normal. Penyebab anemia memiliki
banyak faktor yaitu dipengaruhi oleh pola makan, sosial ekonomi keluarga,
lingkungan dan status kesehatan. Anemia adalah berkurangnya kadar sel darah merah
(eritrosit) dan kadar hemoglobin dalam setiap mililiter kubik darah dalam tubuh.
Keadaan ini sering disebabkan oleh faktor defesiensi besi yang ditandai dengan
rendahnya hemoglobin. Hemoglobin berfungsi untuk mengangkut oksigen dari paru-
paru keseluruh tubuh, dalam proses ini memiliki banyak zat pembantu untuk
memproduksi hemoglobin di dalam darah dan jika dalam keadaan anemia, tubuh akan
kekurangan zat besi maupun penyebab lainnya yang membuat seseorang terkena
anemia (Suryani et al,2017)
B. Penyebab Anemia
Penyebab Anemia sering terjadi pada proses pendarahan akibat penyakit atau
pengobatan suatu penyakit dalam tubuh manusia. Penyebab lain yang sering terjadi
yaitu pada pola makan, sosial ekonomi rendah, pendidikan orangtua serta kesehatan
pribadi di lingkungan yang buruk (Susanti & Zulaihati, 2017).
Kekurangan zat besi dalam tubuh dapat menyebabkan gangguan pada
pertumbuhan, sel tubuh maupun sel otak. Jika kadar hemoglobin di dalam eritrosit
mengalami penurunan atau mengalami kekurangan hb dapat menimbukkan gejala
lesu, letih, lemah, lelah dan cepat lupa. Dalam kondisi tersebut anemia gizi besi akan
menurunkan daya tahan tubuh dan mengakibatkan mudah terkena infeksi. Agar
anemia bisa dicegah atau dapat diatasi maka harus banyak mengonsumsi 14 makanan
yang kaya akan zat besi, sayuran hijau, kacang-kacangan, daging, ikan , telor juga
banyak mengandung zat besi dan banyak sayuran hijau lain yang memiliki kandungan
zat besi yang cukup membantu untuk meningkatkan zat besi dalam tubuh
(Maulidanita & Raja,2018).
4. Metode Pemeriksaan
A. Alat dan Bahan
a. Kapas Alkohol
b. 1 set alat ukur HB
c. Handscoon
d. Safety Box
e. Tempat sampah
f. Bengkok
B. Prosedur Kerja
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Mencuci tangan dan keringkan
c. Menyalakan alat dengan menekan tombol
d. Pastikan kode yang tertera pada strip dan alat sama
e. Siapkan test strip kemudian pasang alat ukur
f. menggunakan handscoon
g. Bersihkan ujung jari manis tangan kiri pasien dengan kapas alcohol lalu biarkan
kering, tusuk jari yang sudah diberisihkan tadi dengan pen lanset (jarum) pijat
ujung jari hingga darah keluar
h. Resapkan darah sampel pada test strip, tunggu pengukuran/hasil selama 20 detik,
kemudian nilai hasil.
i. Ujung jari tangan ibu yang ditusuk tekan dengan menggunakan kapas alcohol
j. Bereskan alat-alat
k. Melepaskan sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5% lalu mencuci tangan dan
keringkan.
l. Dokumentasi
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. Data Subyektif
A. Indentitas/biodata
Nama : Lala Nurlaila Nama Suami : Junaedi
Umur : 29 Tahun Usia : 32 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Indonesia Suku/bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan : Karyawan Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Jl. M. Siban Rt 08/14 Alamat: Jl. M. Siban Rt 08/14
No. Telp : 0877-8258-3638
Assesment
Kebutuhan : Pemeriksaan HB
Planning
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kasus Ny. L pengambilan darah dilakukan dengan pengambilan darah secara kapiler
diujung jari menggunakan alat Hb POCT (Point Of Care Testing) dan didapatkan hasil
pemeriksaan Hb yaitu 12,1 g/dl hal ini serupa dengan WHO yang menyatakan bahwa Hb pada
ibu hamil TM I berkisar 12-16 g/dl.
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin pada Ny. L yang telah
dilakukan di Puskesmas Kunciran dapat disimpulkan bahwa kadar hemoglobin ibu hamil
trimester I masih dalam batas normal.
B. Saran
1. Ibu Hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi
(sayuran,buah-buahan), atau mengkonsumsi obat atau suplemen yang dapat
meningkatkan kadar hemoglobin
2. Rutin mengontrol kondisi kandungan/janin dengan cara pemeriksaan laboratorium
dan konsultasi pada bidan maupun dokter spesialis kandungan.
3. Petugas kesehatan harus mapu memberikan pengetahuan terutama petugas penyuluh
kesehatan harus mampu memberikan penyuluhan tentang anemia dan bagaiman cara
mendeteksi dini kejadian anemia pada ibu hamil.
4. Petugas kesehatan harus mampu melakukan penyuluhan kepada ibu hamil tentang
bahaya anemia kehamilan.
5. Petugas kesehatan harus mampu menjelaskan cara mengkomsumsi fe dengan baik
dan benar yaitu tidak boleh bersamaa dengan minum kopi ,teh dan tablet kalsium
serta diminum 2 jam setelah makan.
6. Bagi Ibu Hamil mengingat dampak anemia selama kehamilan dapat menimbulan
berbagai macam bahaya baik pada ibu maupun pada janin maka ibu diharapkan untuk
berusaha meningkatkan pengetahuahan tentang anemia agar meningkatkan
kewaspadaan.