Remaja adalah kelompok yang terbagi menjadi dua yaitu remaja awal dan remaja
akhir. Remaja awal berusia mulai dari 10-14 tahun dan remaja akhir berusia 15-19
tahun. Masa remaja dapat disebut juga masa memasuki dewasa. (Masthalina,
2015). Remaja memiliki banyak permasalahan yang terkadang sering terabaikan
contohnya dalam kekurangan zat besi. kekurangan zat besi terjadi pada dua tahun
kehidupan awal dan juga dapat terjadi pada masa remaja. Pada masa remaja tidak
terlepas dari masalah gizi yaitu kekurangan energi kronik (KEK), kegemukan dan
anemia. Remaja putri lebih beresiko tinggi mengalami anemia di bandingkan
dengan remaja putra. Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya peningkatan
kebutuhan zat besi yaitu kehilangan zat besi selama haid, perilaku atau kebiasaan
dalam meimilih makanan yang salah (Dieny et al., 2021).
Anemia pada remaja putri memiliki dampak untuk masa kini dan nanti yaitu
pertumbuhan terlambat, mudah terinfeksi, mudah lemas dan lapar, mudah
mengantuk, semangat belajar atau prestasi menurun (menurunnya nilai saat ujian),
konsentrasi belajar terganggu (Jannah & Anggraeni, 2021 dalam wibowo, dkk
2013), dampak lain pada remaja anemia yaitu pada saat setelah menikah dan
menghasilkan generasi penerus bangsa rentan akan mengakibatkan efek secara
tidak langsung terhadap janin yang akan dikandung oleh WUS nantinya
menyebabkan buruknya persalinan, berat bayi lahir rendah, bayi lahir premature,
stunting, serta komplikasi kehamilan dan kelahiran.
Menurut World Health Organization (WHO 2018), prevalensi anemia pada remaja
di dunia adalah 4,8 juta dan di indonesia sebesar 23%. Berdasarkan hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas). Berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi
anemia pada remaja sebesar 32 %, artinya 3-4 dari 10 remaja menderita anemia.
Prevalensi anemia pada remaja perempuan di Provinsi Banten, Berdasarkan data
Dinas Kesehatan Provinsi Banten (2017) tercatat anemia pada remaja putri
sebanyak 37,1%. Di kabupaten tanggerang tercatat anemia pada remaja putri
26,8%.di kabupaten serang tercatat anemia 32%.
Bayam merah adalah tanaman yang memiliki banyak manfaat dan kandungan
yang bergizi, bayam merah mengandung vitamin C, asam folat dan zat besi yang
baik dan dapat mencegah anemia pada remaja Ginting (2021) dalam parulian
(2016). Ada dua jenis bayam, yaitu bayam merah dan bayam hijau keduanya
mengandung vitamin c, tapi bayam hijau lebih banyak mengandung vitamin A dan
bayam merah lebih banyak mengandung zat besi, zat besi yang terkandung dalam
bayam merah sekitar 7 mg/100 gram Mardahlia & Desriyeni (2017).
2. RUMUSAN MASALAH
Dari rumusan masalah tersebut maka pertanyaan dalam penelitian adalah apakah
kripik daun bayam merah dapat meningkatkan HB (Hemoglobin) pada remaja
putri di smpn 1 rangkasbitung 2023?
3. TUJUAN PENELITIAN
TUJUAN UMUM
Untuk menghasilkan produk baru (KRIPIK DAUN BAYAM MERAH) yang lebih
efektif dalam meningkatkan HB (hemoglobin) pada remaja putri di smpn 1
rangkasbitung 2023
TUJUAN KHUSUS
4. MANFAAT
MANFAAT PRAKTISI
Memberikan wawasan bagi tenaga kesehatan untuk dapat mendeteksi lebih dini
tentang peningkatan HB (Hemoglobin) pada remaja putri di smpn 1 rangkasbitung
MANFAAT TEORITIS
Hasil teori ini menjadi sumber kajian bagi pembaca khususnya tenaga kesehatan
tentang kripik bayam merah untuk meningkatkan HB (Hemoglobin) pada remaja
putri pada remaja putri di smpn 1 rangkasbitung.
BAB II
TINJAUAN TEORI
I. HB ( HEMOGLOBIN)
A. DEFINISI
Darah terdiri dari dua komponen, yakni komponen cair yang disebut
plasma dan komponen padat yaitu sel-sel darah. Sel darah terdiri atas tiga jenis
yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Eritrosit memiliki fungsi yang sangat
penting dalam tubuh manusia. Fungsi terpenting eritrosit ialah transport Oksigen
(O2) dan Karbondioksida (CO2) antara paru-paru dan jaringan. Suatu protein
eritrosit yaitu hemoglobin (Hb) memainkan peranan penting pada kedua proses
transport tersebut (Gunadi, Mewo, dan Tiho, 2016).
Hemoglobin merupakan suatu protein tetramerik eritrosit yang mengikat
molekul bukan protein, yaitu senyawa porfirin besi yang disebut heme.
Hemoglobin mempunyai dua fungsi pengangkutan penting dalam tubuh
manusia, yakni pengangkutan oksigen ke jaringan dan pengangkutan
karbondioksida dan proton dari jaringan perifer ke organ respirasi. Jumlah
hemoglobin dalam eritrosit rendah, maka kemampuan eritrosit membawa
oksigen ke seluruh jaringan tubuh juga akan menurun dan tubuh menjadi
kekurangan O2 Hal ini akan menyebabkan terjadinya anemia (Gunadi, Mewo,
dan Tiho, 2016).
Hemoglobin adalah suatu senyawa protein dengan Fe yang dinamakan
konjugat protein. Inti Fe dan rangka protoperphyrin dan globin (tetra phirin)
menyebabkan warna darah merah. Hb berikatan dengan karbondioksida menjadi
karboksi hemoglobin dan warnanya merah tua. Darah arteri mengandung
oksigen dan darah vena mengandung karbondioksida (Sudikno dan Sandjaja,
2016).
B. STRUKTUR HEMOGLOBIN
Hemoglobin adalah metalo protein pengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan
di seluruh tubuh dan mengambil karbondioksida dari jaringan tersebut diibawa ke
paru untuk dibuang ke udara bebas. Molekul hemoglobin terdiri dari globin,
apoprotein, dan empat gugus heme suatu molekul organik dengan satu atom besi.
Mutasi pada gen protein hemoglobin mengakibatkan suatu golongan penyakit
menurun yang disebut hemoglobinopati, diantaranya yang paling sering ditemui
adalah anemia sel sabit dan talasemia (Hasanan, 2018).
C. MANFAAT HB ( Hemoglobin)
Hemoglobin di dalam tubuh sangat mempunyai peran penting yaitu dapat
mengatur pertukaran oksigen (O2) dengan karbondioksida (CO2) di dalam
jaringan-jaringan tubuh dalam hemoglobin. Kandungan oksigen yang terikat pada
sel darah merah (eritrosit) membuat darah menjadi bewarna merah dan mengalami
penurunan akan berdampak buruk bagi tubuh. Keluhan yang terjadi bila kadar
hemoglobin mengalami penurunan seperti lemah, pusing, lelah, sesak nafas, bisa
jadi akan mengalami anemia atau polisitemia. Pada kondisi itu diperlukan
penjagaan yang baik serta pemeriksaan yang memastikan apa penyebabnya yang
dialami. Hemoglobin sangat membantu memperlancar aliran darah sekaligus
memiliki banyak manfaat, diantaranya.
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia fungsi Hb antara lain :
1. Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringanjaringan
tubuh.
2. Mengambil oksigen dari paru – paru kemudian di bawah ke seluruh jaringan –
jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar.
3. Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil
metabolisme ke paru-paru untuk di buang, untuk mengetauhi apakah seseorang
itu kekurangan darah atau tidak, dapat diketauhi dengan pengukuran hb.
Penurunan kadar Hb dari normal berarti kekurangan darah yang disebut
anemia.
D. KADAR HEMOGLOBIN
Jumlah hemoglobin (Hb) dalam darah normal adalah kira-kira 15 gram setiap 100
ml darah dan jumlah ini biasanya 100 persen. Batas normal nilai dalam
hemoglobin seseorang sukar ditentukan karena kadar hemoglobin bervariasi
diantara setiap suku bangsa, dari usia, pola makan, aktivitas sehari-hari bisa
mempengaruhi kadar hemoglobin dalam darah.WHO telah menetapkan batas
kadar hemoglobin normal berdasarkan umur dan jenis kelamin (Nurdiana dalam
Fadlilah 2015).
E. PEMBENTUKAN HEMOGLOBIN
Bagian dalam eritrosit terdiri dari hemoglobin, yaitu sebuah biomolekul yang
dapat mengikat oksigen. Pada manusia sel darah merah di buat di sumsum tulang
belakang, lalu membentuk kepingan bikonkaf. Selanjutnya Sintesis heme 9 atau
pembentukan awal hemoglobin terutama terjadi pada mitokondria melalui suatu
rangkaian reaksi biokimia yang bermula dengan kondensasi glisin dan suknisil
koenzim A, oleh kerja enzim kunci membatasi kecepatan reaksi. Piridoksal fosfat
yaitu (Vitamin B6) adalah suatu koenzim untuk reaksi ini. Yang sudah dirangsang
oleh eritroprotein, dan akhirnya terjadi protoporfirin bergabung dengan rantai
globin yang dibuat pada poliribosom. Ada 4 rantai globin di miliki oleh suatu
tentramer yang masing-masing dengan gugus hemanya sendiri. Dalam suatu
kantung menyusun satu molekul hemoglobin. Eritroblas adalah permulaan terjadi
sintesis hemoglobin. Kemudian dalam stadium retikulosit meninggalkan sumsum
tulang dan masuk ke dalam aliran darah. Pembentukan haem terjadi secara
bertahap dan apabila Fe berkurang maka cadangan Fe dilepaskan, jika kekurangan
kadar hemoglobin atau hb dalam darah menurun akan terjadi anemia (Nisa, 2017).
F. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HEMOGLOBIN
1. Jenis kelamin
Umumnya kadar Hb perempuan lebih rawan dibandingkan laki-laki karena akibat
perempuan mengalami menstruasi dimana kadar zat besi di dalam tubuhnya akan
hilang. Perbedaan kadar hemoglobin pada jenis kelamin yang berbeda jelas nyata
pada usia enam bulan. Anak perempuan mempunyai kadar hemoglobin lebih
tinggi dibandingkan dengan laki-laki (Nurdiana dalam Fadlilah,2015). Perempuan
lebih mudah mengalami penurunan kadar hemoglobin dibandingkan dengan laki-
laki, terutama pada saat perempuan mengalami menstruasi.
2. Usia
Usia yang sering terjadi penurunan kadar hemoglobin yaitu pada anak-anak, orang
tua serta ibu hamil. Pada anak-anak sering terjadi asupan gizi yang tidak seimbang
sehingga dapat mengurangi kadar hemoglobin, makan yang tidak teratur juga
dapat mempengaruhinya. Semakin bertambah usia maka produksi sel darah merah
semakin menurun karena terjadinya penurunan fungsi fisiologis pada semua organ
khususnya sum-sum tulang yang berfungsi memproduksi sel.
3. Aktivitas
Aktivitas fisik yaitu gerakan yang berasal dari otot rangka yang membutuhkan
pengeluaran energi. Pentingnya aktivitas fisik yang teratur membantu mengurangi
resiko penyakit kronik dan menunjang perasaan psikologis seseorang menjadi
semakin baik. Aktivitas fisik juga menyebabkan peningkatan metabolik sehingga
asam (ion hydrogen dan asam laktat) semakin banyak sehingga menurunkan ph,
jika ph rendah mengurangi daya tarik antara oksigen dan hemoglobin. Hal ini
menyebabkan hemoglobin melepaskan lebih banyak oksigen sehingga
meningkatkan pengiriman oksigen ke otot. Aktivitas fisik yang teratur dapat
meningkatkan kadar hemoglobin, tetapi aktivitas fisik yang berlebihan dapat
menyebablan hemolisis dan menurunkan jumlah hemoglobin (Guiton dalam
Fadlilah, 2018).
4. Kecukupan besi dalam tubuh
kecukupan besi dalam tubuh sangat di butuhkan untuk produksi hemoglobin
sehingga anemia gizi akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang lebih
kecil dan kandungan hemoglobin yang rendah. Fungsi dari hemoglobin yaitu
mengantar oksigen dari paru-paru ke jaringan 11 tubuh, supaya dapat di
ekskresikan ke dalam udara pernafasan, sitokrom, dan komponen lain pada sistem
enzim pernafasan seperti sitokrom oksidase, peroksidase dan katalase. Besi
berperan sebagai sistesis hemoglobin dalam sel darah merah dan myoglobin
dalam sel otot kandungan ± 0,004% berat tubuh (60-70%) terdapat dalam
hemoglobin yang disimpan sebagai ferritin di dalam hati, hemosiderin di dalam
limfa dan sumsum tulang.
5. Metabolisme Besi dalam tubuh
Besi yang terdapat di dalam tubuh orang dewasa sehat berjumlah lebih dari 4
gram. Besi tersebut berada di dalam 14 sel-sel darah merah atau hemoglobin
(lebih dari 2,5 g), mioglobin (150 mg), phorphyrin cytochrome, hati, limfa
sumsum tulang (> 200-1500 mg). Ada dua bagian besi dalam tubuh, yaitu bagian
fungsional yang di pakai untuk keperluan metabolik dan bagian yang merupakan
cadangan. Hemoglobin, mioglobin, sitokrom, serta enzim hem dan non hem
adalah bentuk besi fungsional dan berjumlah antara 25-55 mg/kg berat badan.
Sedangkan besi cadangan apabila dibutuhkan untuk fungsi 12 fisiologis dan
jumlahnya 5-25 mg/kg berat badan. Ferritin dan hemosiderin adalah bentuk besi
cadangan yang biasanya terdapat dalam hati, limpa dan sumsum tulang.
Metabolisme besi dalam tubuh terdiri dari proses absorpsi, pengangkutan,
pemanfaatan, penyimpanan dan pengeluaran.
G. PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN
1. Metode sahli
Metode Sahli Prinsip hemoglobin diubah menjadi asam hematin, kemudian hasil
akan dibandingkan dengan secara visual dengan standar dalam alat ini. Cara ini
kurang begitu tepat 100 % karena kelemahan pada alat ini yaitu bahwa asam
hematin itu bukanlah merupakan larutan sejati dan juga hemoglobimeter itu sukar
distandarkan. Misalnya pada methemoglobin, sulfhemoglobin dan karboksi
hemoglobin. Alat ini juga mempunyai nilai kesalahan 10 %. Selain Itu hb sahli
lebih mudah, ekonomis akan tetapi masih bersifat subkeltif karena hasil diperoleh
dengan mata telanjang dan kemampuan untuk membedakan warna tidak sama
(Kusumawati et al,2018).
2. Metode Cyanmethemoglobin
Metode Cyanmethemoglobin Prinsip cara ini yaitu hemoglobin diubah menjadi
cyanmethemoglobin dalam larutan drabkin yang berisi kalium ferisianida dan
kalium sianida. Cara ini dianjurkan untuk penetapan kadar hemoglobin
dilaboratorium karena larutan standar cyanmethemoglobin bersifat stabil, mudah
diperoleh dan pada cara ini hampir semua hemoglobin terukur kecuali
sulfuhemoglobin (Febrianty, 2013).
II. REMAJA
A. Definisi
Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan
yang pesat baik secara fisik, psikologis maupun intelektual. Sifat khas remaja
mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai petualangan dan tantangan
serta cenderung berani menanggung risiko atas perbuatannya tanpa didahului oleh
pertimbangan yang matang (Kemenkes RI, 2015).
2. Masa remaja tengah (15-18 tahun), dengan ciri khas antara lain :
a) Mencari identitas diri
b) Timbulnya keinginan untuk kencan
c) Mempunyai rasa cinta yangn mendalam
d) Mengembangkan kemampuan berfikir abstrak
e) Berkhayal tentang aktivitas seks
3. Masa remaja akhir (18-21 tahun) dengan ciri khas antara lain :
a) Pengungkapan identitas diri
b) Lebih selektif dalam mencari teman sebaya
c) Mempunyai citra jasmani dirinya
d) Dapat mewujudkan rasa cinta
e) Mampu berpikir abstrak
Mencegah anemia
Kandungan bayam
merah
Sistem kekebalan
Bayam merah
tubuh
Zat besi
V. Kerangka befikir
Dari 10 langkah yang di kembangkan oleh sugiyono.hanya 8 langkah yang akan
di adaptasikan dalam penelitian kali ini yaitu langkah 1 sampai 6, berikut adalah
kerangka pemikiran yang di gunakan pada penelitian ini :
uji coba
revisi produk pemakaian pada
kelompok
Potensi: responden
masalahnya;
uji coba produk
pada kelompok revisi akhir
terbatas
studi pendahuluan
validasi ke laboratorium
(benarkah setelah produksi masal
menjadi kripik bayam
merah zat besinya tidak
kripik bayam hilang?apakah masih
merah aman untuk di konsumsi
VI. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Saat ini penanggulanan stunting pada remaja dampak positif suatu lebih
tepatnya dengan adanya kripik bayam merah bisa membantu
meningkatkan hb (hemoglobin)
VII. LANDASAN NORMATIF
1. UUD kesehatan no 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting :
Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) bertujuan untuk:
a. menurunkan prevalensi stunting;
b. meningkatkan kualitas penyiapan kehidupan berkeluarga;
c. menjamin pemenuhan asupan gizi;
d. memperbaiki pola asuh;
e. meningkatkan akses dan mutu pelayanan
kesehatan; dan
f. meningkatkan akses air minum dan sanitasi.
2. UUD kesehatan no 25 tahun 2015 tentang penyelenggaraan pemeriksaan
laboratorium untuk ibu hamil,bersalin,dan nifas di fasilitas kesehatan dan
jaringan pelayanannya :
Pemeriksaan hemoglobin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
dengan alat:
a. hemoglobinometer sahli (Hb Sahli);
b. hemoglobinometer POCT;
c. fotometer; atau
d. hematologi analizer.
3. UUD peraturan badan pengawasan obat dan makanan no 13 tahun 2018
tentang perubahan atas peraturan kepala badan pengawas obat dan
makanan no HK.03.1.33.12.12.8195 tahun 2012 tentang penerapan
pedoman cara pembuatan obat dan makanan yang baik.
4. UUD no 33 tahun 2014 tentang jaminan produk halal :
Produk adalah barang dan/atau jasa yang terkait dengan makanan,
minuman, obat, kosmetik, produk kimiawi, produk biologi, produk
rekayasa genetik, serta barang gunaan yang dipakai, digunakan, atau
dimanfaatkan oleh masyarakat.
VIII. HIPOTESIS
Kripik bayam merah dapat meningkatkan HB (Hemoglobin) pada remaja
putri