Disusun Oleh :
NIM :2000222011
Dosen Pengampu :
PADANG
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan berkat
dan rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah Studi ANALIS
KESEHATAN ini dengan judul “HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI PEMBENTUKAN SEL
DARAH MERAH DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI
KECAMATAN RAO UTARA KABUPATEN PASAMAN TIMUR”
Karya Tulis Ilmiah Studi Analis kesehatan ini ditulis untuk memenuhi syarat
menyelesaikan pendidikan program Studi Diploma DIII Analis Kesehatan di Jurusan
Laboratorium Medik Universitas Perintis Indonesia. Dalam menyelesaikan tugas ini penulis
banyak mendapatkan bantuan baik bersifat bimbingan, petunjuk maupun dukungan moral. Pada
kesempatan ini penulis banyak mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu dalam membuat Karya Tulis Ilmiah Studi Analis Kesehatan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih belum sempurna oleh karena ini
penulis mengharapkan kritikan atau saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Karya
Tulis Ilmiah ini masa yang akan datang. Semoga Karya Tulis Ilmiah Studi Analis Kesehatan ini
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan dan membacanya.
Febi Yohandra
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Batasa Masalah
D. Tujuan Penelitian
A. Jenis penelitiN
B. Waktu penelitian
C. Populasi dan sampel
D. Metode pengumpulan data
E. Analisis data dan pengelolaan data
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu nutrisi yang diketahui meningkat kebutuhan ibu hamil selama kehamilan
adalah besi. Zat Besi selama kehamilan memiliki peran penting dalam perkembangan janin,
plasenta, ekspansi sel darah merah, dan kebutuhan basal tubuh. Sumber Zat besi yang
diperlukan dapat diperoleh melalui konsumsi makanan maupun tablet besi. Meskipun
demikian, mirip dengan asupan zat gizi secara umum, konsumsi besi seringkali belum
mencukupi kebutuhan tubuh. Ketidakcukupan kadar Zat besi dalam tubuh ibu hamil dapat
menyebabkan keadaan yang dikenal sebagai anemia, karena besi merupakan mikroelemen
yang esensial bagi tubuh.
Dalam masyarakat, terdapat penyakit yang sering disebut sebagai kurang darah, yang
sebenarnya adalah anemia. Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa anemia bukanlah suatu
kondisi yang disebabkan oleh kekurangan darah. anemia adalah suatu keadaan tubuh dimana
kadar hemoglobin dalam darah kurang dari jumlah normal atau sedang mengalami penurunan
( Kemenkes, 2019 ).
Anemia merupakan keadaan di mana terjadi kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk
pembentukan eritrosit, terutama besi, vitamin B12, dan asam folat. Faktor lain yang dapat
menyebabkan anemia melibatkan kondisi seperti pendarahan, kelainan genetik, penyakit
kronis, atau keracunan. Tubuh kekurangan beberapa zat gizi maka akan terjadi anemia
(Hoffbrand et al., 2005).
Anemia gizi terjadi karena kurangnya ketersediaan zat gizi dalam tubuh yang memiliki
peran dalam pembentukan sel darah merah. Zat-zat yang berpartisipasi dalam hemopoesis
melibatkan protein, vitamin (seperti asam folat, vitamin B12, vitamin C, dan vitamin E), serta
mineral (seperti besi dan tembaga). Tetapi dari sekian banyak penyebab, yang paling
menonjol menimbulkan hambatan hemopoesis adalah kekurangan zat besi, asam folat, dan
vitamin B12 (Citrakesumasari, 2012).
Laporan dari USAID's, A2Z, Micronutrient and Child Blindness Project, ACCESS
Program, dan Food and Nutrition Technical Assistance (2006) menyajikan data bahwa
sekitar 50% dari seluruh kasus anemia diduga disebabkan oleh kekurangan besi. Selain itu,
defisiensi mikronutrien (seperti vitamin A, B6, B12, riboflavin, dan asam folat) dan faktor
keturunan seperti thalasemia dan penyakit sel sabit juga telah teridentifikasi sebagai
penyebab anemia (Fatimah st, 2011).
Penelitian ini akan mengeksplorasi hubungan antara asupan zat gizi pembentukan sel
darah merah, terutama besi, dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil di Kecamatan Rao
Utara, Kabupaten Pasaman Timur. Pemahaman yang lebih mendalam tentang faktor-faktor
yang memengaruhi kesehatan ibu hamil di wilayah ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi pada upaya pencegahan dan penanganan anemia serta peningkatan
kesehatan maternal.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan antara asupan zat gizi yang berperan dalam pembentukan sel
darah merah dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil di Kecamatan Rao Utara,
Kabupaten Pasaman Timur?
2. Bagaimana pengaruh asupan zat besi, protein, dan vitamin C terhadap pembentukan
sel darah merah dan kadar hemoglobin pada ibu hamil di Kecamatan Rao Utara,
Kabupaten Pasaman Timur?
3. Apakah terdapat faktor-faktor lain yang memengaruhi hubungan antara asupan zat
gizi pembentukan sel darah merah dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil di
Kecamatan Rao Utara, Kabupaten Pasaman Timur?
C. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah mengenai hubungan asupan zat gizi
pembentukan sel darah merah dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil di kecamatan rao
utara.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui hubungan antara asupan zat gizi yang berperan dalam
pembentukan sel darah merah dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil di
Kecamatan Rao Utara, Kabupaten Pasaman Timur.
2. Untuk menganalisis pengaruh asupan zat besi, protein, dan vitamin C terhadap
pembentukan sel darah merah dan kadar hemoglobin pada ibu hamil di Kecamatan
Rao Utara, Kabupaten Pasaman Timur.
3. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor lain yang memengaruhi hubungan antara asupan
zat gizi pembentukan sel darah merah dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil di
Kecamatan Rao Utara, Kabupaten Pasaman Timur.
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
Eritrosit (sel darah merah) merupakan komponen sel dengan jumlah terbesar dalam darah
dan memiliki fungsi penting dalam darah yaitu sebagai sel pengangkut oksigen. Jumlah eritrosit
pada laki-laki dewasa yang sehat sekitar 5,4 juta sel per mikroliter darah, sedangkan untuk
wanita dewasa sehat berjumlah sekitar 4,8 juta sel per mikroliter darah (Tortora & Derrickson,
2012). Eritrosit merupakan satu satunya sel darah yang dapat menjalankan fungsinya tanpa
meninggalkan pembuluh darah (Mescher, 2015).
Sel darah merah manusia dibuat dalam sumsum tulang. Proses eritropoesis dimulai dari
sel induk multipotensial. Dari beberapa sel induk multipotensial terbentuk sel-sel induk
unipotensial yang masing- masing hanya membentuk satu jenis sel misalnya eritrosit. Proses
pembentukan eritrosit ini disebut eritropoesis.
2.2. Hemoglobin
Hemoglobin merupakan zat warna yang terdapat dalam darah merah yang
berguna untuk mengangkut oksigen (O2) dan karbondioksida CO2 dalam tubuh (Adriani
& Wirjatmadi, 2012). Hemoglobin adalah ikatan antara protein, besi dan zat warna.
Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 ml darah dapat digunakan
sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah merah (Supariasa,
Bakri, & Ibnu, 2012).
a. HbA yang merupakan kebanyakan dari hemoglobin orang dewasa yang mempunyai
rantai globin 2a dan 23.
b. HbA2 yang merupakan minoritas hemoglobin pada orang dewasa yang mempunyai
rantai globin 2a dan 28.
c. HbF merupakan hemoglobin fetal, mempunyai rantai globin 2a dan 2Y. Saat bayi baru
lahir 2/3 nya jenis hemoglobinnya adalah HbF dan 1/3 nya adalah HbA. Menjelang usia 5
tahu menjadi HbA >95%, HbA₂ <3.5% dan HbF <1.5%
Zat gizi adalah zat-zat yang diperlukan tubuh yang berasal dari zat makanan.
Macam macam zat gizi meliputi karbohidrat (hidrat arang), lemak, protein, mineral,
dan vitamin. n ilmu gizi sebagai ilmu yang mempelajari proses yang terjadi pada
organisme hidup untuk kembali dan mengolah zat-zat padat dan cair dari makanan yang
diperlukan untuk memelihara kehidupan, pertumbuhan, berfungsinya organ tubuh, dan
menghasilkan energy ( soekirman, 2000).
zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya,
yaitu menghasilkan energi, membangun sel-sel yang mati atau rusak, membangun dan
memelihara jaringan, serta mengatur proses pencernakan, penyerapan, tranportasi,
penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat gizi untuk mempertahan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal organ tubuh, serta menghasilkan tenaga ( Sunita
Almatseir, 2002).
a. Sumber energi atau tenaga yaitu padi-padian atau serealia seperti beras,
jagung, gandum, umbi-umbian seperti ubi singkong dan talas serta hasil
olahannya seperti tepung-tepungan, mie dan bihun.
b. Sumber protein yaitu sumber protein hewani, seperti daging ayam telur, dan
susu. Sumber protein nabati, seperti kacang-kacangan: kacang kedelai kacang
tanah, kacang hijau, kacang merah, kacang tolo, serta hasil olahannya seperti
tempe, tahu, susu kedelai, dan oncom,
c. Sumber zat pengatur seperti sayuran dan buah, sayuran diutamakan yang
berwarna hijau dan jingga, seperti bayam, daun singkong, daun katuk,
kangkung, wortel, serta sayur kacang kacangan seperti kacang panjang, buncis
dan kecipir. Buah-buahan yang diutamakan yang berwarna jingga dan kaya
akan serat dan barasa asam, seperti pepaya, mangga, nanas, nangka masak,
jambu biji, apel, sirsat dan jeruk.
Menurut Marsetyo (2010) manfaat zat-zat gizi bagi tubuh adalah sebagai berikut:
Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa gizi adalah
ilmu yang mempelajari tentang zat-zat yang diperlukan oleh tubuh yang berasal
dari zat makanan, meliputi karbohidrat (hidrat arang), lemak, protein, mineral,
dan vitamin.
BAB II
METODE PENLITIAN
Melakukan analisis dan evaluasi untuk menggambarkan distribusi asupan gizi dan
kadar hemoglobin dari ibu hamil di kecamatan rao utara dari data yang di dapat dan di
olah secara manual.