ANEMIA
Disusun oleh :
Kelompok 7
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga
Makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Semoga shalawat serta salam selalu terlimpahkan
kepada nabi kita Muhammad SAW, atas segenap keluarga, parasahabat dan mereka yang setia
kepadanya.
Harapan penulis dengan diselesaikanya makalah ini, semoga memberi manfaat baik untuk
diri sendiri agar dapat mengetahui lebih dalam mengenai “Anemia” dalam keperawatan ataupun
untuk pembaca yang bisa menjadikan makalah ini sebagai referensi.
Penulisan makalah ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar antara lain tidak lepas dari
dukungan dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. KH. Muhammad Hasan Mutawakkil Alallah, SH, MM. selaku Pembina Yayasan
Hafshawaty Zainul Hasan Genggong.
2. Dr. Nur Hamim, S.Kep., M.Kes. selaku Direktur Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Hafshawaty Zainul Hasan Genggong.
3. Ns. Shinta Wahyusari. S.Kep,. M. Kep. Sp. Kep Mat selaku kepala prodi 1 keperawatan.
Dan dosen pembimbing mata ajar .
4. Iin Aini Isnawati S,Kep.,Ns.,M.Kes. selaku wali kelas Sarjana Keperawatan Tingkat 2
5. Dodik Hariyanto,S.Kep.Ns.,M.Kep selaku dosen pembimbing Mata Kuliah kep. Medikal
Bedah.
6. Orang tua selaku pemberi dukungan moral dan material
Teriring doa semoga semua kebaikan yang telah diberikan kepada saya mendapatkan
balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amiin.
Dalam penulisan makalah ini, saya telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan
yang terbaik, namun saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
dikarenakan keterbatasan ruang dan waktu. Oleh sebab itu, saya sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.
PENDAHULUAN
Dari rumusan masalah diatas, maka makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1.4 Manfaat
a. Bagi Institusi Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat kemampuan mahasiswa sebagai peserta didik dalam
memahami tentang penyakit anemia. Serta sebagai bahan mata ajar dalam proses
belajar mengajar di institut.
b. Bagi Tenaga Kesehatan
Agar mengetahui anemia sehingga dapat dengan benar mengaplikasikannya
dalam dunia kerja. Serta dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di
masyarakat.
c. Bagi Mahasiswa
Menambah wawasan teori kepada mahasiswa tentang penyakit anemia sehingga
nantinya mereka dapat mengatahui bagaimana atau apa yang seharusnya mereka
lakukan ketika berjumpa dengan klien anak dengan kasus obesitas.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Anemia merupakan keadaan menurunnya kadar hemoglobin hemotokrit dan
jumlah sel darah merah dibawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan
(Arisman,2014). Anemia sebagai keadaan bahwa level hemoglobin rendah karena
kondisi patologis. Defisiensi Fe merupakan salah satu penyebab anemia, tetapi
bukanlah satu satunya penyebab anemia (Ani, 2016)
Anemia adalah penurunan kapasitas darah dalam membawa oksigen akibat
penurunan produksi sel darah merah, dan / atau penurunan hemoglobin (Hb) dalam
darah. Anemia sering didefinisikan sebagai penurunan kadar Hb dalam darah sampai
di bawah rentang normal 13,3 gr% (pria), 11,5 gr% (wanita dan 11 gr% (anak-anak)
(Fraser, Diane M, 2009). Anemia adalah penurunan kapasitas darah dalam membawa
oksigen; hal tersebut dapat terjadi akibat penurunan Sel Darah Merah (SDM), dan /
atau penurunan hemoglobin (Hb) dalam darah. (Fraser Diane dan Cooper A Margaret,
2009)
Anemia adalah suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari normal anemia
me- refleksikan jumlah eritrosit yang kurang dari normal di dalam sirkulasi.
Akibatnya, jumlah oksigen yang dihantarkan ke jaringan tubuh juga berkurang.
Anemia bukan merupakan kondisi penyakit khusus melainkan suatu tanda adanya
gangguan yang mendasari. Sejauh ini anemia merupakan kondisi hematologi yang
paling sering ter- jadi. Terdapat beberapa jenis anemia. Sebuah pendekatan fisiologi
mengklasifikasikan anemia sesuai dengan penyebab defisiensi eritrosit, apakah
disebabkan oleh cacat pro- duksi (anemia hipoproliferatif), oleh
destruksi/penghancuran (anemia hemolitik), atau oleh kehilangan (perdarahan).
(Brunner & suddarth , 2013)
Anemia merujuk pada status di mana terdapat hemoglobin (Hb) rendah, SDM,
atau keduanya. Ini dapat diklasifikasikan oleh (weborn, 1991)
1. Marfologi-norma (normal, mikro(kecil), makro(besar), hipo(rendah),
sitik(sel), kronis(jumlah hemoglobin dalam SDM)
2. Etiologi- karena kehilangan darah kronis atau akut berlebihan, penurunan
produksi SDM, atau peningkatan hemolysis SDM.
Perawatan di rumah sakit tidak diperlukan untuk pengobatan anemia kecuali kondisi
berat dan memerukan tranvusi darah. Gejala-gejala anemia menunjukkan
kecepatannya berkembang. Bila anemia terjadi lambat, mekanisme kompensasi
ditriger, memungkinkan tubuh untuk melanjutkan fungsi pada adanya peningkatan
hipoksia. Pada anemia ringan (Hb sekitar 10 g/dl), pasien asimtomatis pada istirahat
tetapi mengalami peningkatan sesak nafas pada pengerahan tenaga fisik. Pada
ainamia sedang (Hb antara 6-10 g/dl), pasien mengeluh kelelahan kronis dan sesak
nafas dengan pengerahan fisik. Pada anemia berat (kadar Hb kurang dari 6 g/dl),
pasien sintomatis bila istirahat.
Sistem hematologi tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi, termasuk
sumsum tulang dan nodus limpa.Darah adalah organ khusus yang berbeda dengan
organ lainkarena berbentuk cairan.Darah merupakan medium transport tubuh, volume
darah manusia sekitar 7% - 10% berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter.
Keadaan jumlah darah pada tiap-tiap orangtidak sama, bergantung pada usia,
pekerjaan, serta
1. Plasma darah, bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit,
dan protein darah.
2. Butir-butir darah (blood corpuscles)
3. Eritrosit : sel darah merah (Sel Darah Merah ±red blood cell).
4. Leukosit : sel darah putih (Sel Darah Putih ± white blood cell).
5. Trombosit : butir pembeku darah ± platelet.
a) Antigen A, B dan O
b) Antigen Rh
Proses penghacuran sel darah merah terjadi karena proses penuaan dan proses
patologis. Hemolisis yang tejadi pada eritrosit akan mengakibatkan terurainya
komponen hemoglobin yaitu komponen protein dan komponen heme.
2.3 Etiologi
Penyebab anemia dipengaruhi status gizi yang dipengaruhi oleh pola makan, sosial
ekonomi, lingkungan dan status kesehatan (Rizal,2007). Menurut hasil Ansari (2008)
bahwa penyebab utama anemia selama kehamilan diseluruh dunia adalah kekurangan
zat besi sekunder karena asupan makanan kronis yang tidak memadai, diperkuat oleh
tuntutan fisiologis dari janin dan eksepansi volume darah ibu selama kehamilan.
Anemia sangat dituntutkan oleh absorpsi zat besi, diet yang mengandung zat besi
kebutuhan zat besi yang meningkat dan jumlah zat besi yang hilang (pratama, 2016)
Beberapa faktor yang menybabkan anemia, dikelompokkan menjadi penybab
langsung dan tidak langsung. Penybab langsung meliputi kecukupan makanan dan
infeksi penyakit, sedangkan penyebab tidak langsung antara lain perhatian terhadap
wanita yang masih rendah di keluarga. Kurangnya zat besi di dalam tubuh dapat
disebabkan oleh kurang makan sumber makanan yang mengandung zat besi, makanan
cukup namun yang dimakan biofaylabilitas besinya rendah sehingga jumlah zat besi
yang diserap kurang, dan makanan yang dimakan mengandung zat penghambat
absorbsi (roosleyn,2013)
Beberapa infeksi penyakit memperbesar resiko penderita anemia pada umumnya
adalah cacing. Perhatian tehadap wanita yang masih rendah dikeluarga oleh sebab itu
wanita di dalam keluarga masih kurang diperhatikan dibandingkan laki laki.
Observasi
a. Identifikasi penyebab peningkatan TIK (mis. lesi, gangguan metabolisme,
edema, serebral)
b. Monitor tanda atau gejala peningkatan TIK (mis. Tekanan darsh meningkat,
tekanan darah meningkat, tekanan nadi melebar, bradikardia, pola nafas regular,
kesadaran menurun)
c. Monitor status pernafasan
d. Monitor intake dan output cairan
e. Monitor cairan serebro/spinalis (mis. Warna, konsistensi)
Terapeutik
a. Minimalkan stimulus dengan menyediakan lingkungan yang tenang
b. Berikan posisi semi fowler
c. Cegah terjadinya kejang
d. Pertahankan suhu tubuh normal
Kolaborasi
Edukasi
Kolaborasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
3.2 Saran