Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

ANEMIA

Dosen Pembimbing : Dodik Hartono.S,kep.Ns

Disusun oleh :

Kelompok 7

1. Dini Wahyuni (14201.11.19006)


2. Maysaroh Lukmana (14201.11.19025)
3. Siti Romlah (14201.11.19047)
4. Vannifal Rizky Alfiandra (14201.11.19049)
5. Zakiyatul Masruro (14201.11.19050)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAFSHAWATY
PESANTREN ZAINUL HASAN
PROBOLINGGO
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga
Makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Semoga shalawat serta salam selalu terlimpahkan
kepada nabi kita Muhammad SAW, atas segenap keluarga, parasahabat dan mereka yang setia
kepadanya.
Harapan penulis dengan diselesaikanya makalah ini, semoga memberi manfaat baik untuk
diri sendiri agar dapat mengetahui lebih dalam mengenai “Anemia” dalam keperawatan ataupun
untuk pembaca yang bisa menjadikan makalah ini sebagai referensi.
Penulisan makalah ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar antara lain tidak lepas dari
dukungan dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. KH. Muhammad Hasan Mutawakkil Alallah, SH, MM. selaku Pembina Yayasan
Hafshawaty Zainul Hasan Genggong.
2. Dr. Nur Hamim, S.Kep., M.Kes. selaku Direktur Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Hafshawaty Zainul Hasan Genggong.
3. Ns. Shinta Wahyusari. S.Kep,. M. Kep. Sp. Kep Mat selaku kepala prodi 1 keperawatan.
Dan dosen pembimbing mata ajar .
4. Iin Aini Isnawati S,Kep.,Ns.,M.Kes. selaku wali kelas Sarjana Keperawatan Tingkat 2
5. Dodik Hariyanto,S.Kep.Ns.,M.Kep selaku dosen pembimbing Mata Kuliah kep. Medikal
Bedah.
6. Orang tua selaku pemberi dukungan moral dan material
Teriring doa semoga semua kebaikan yang telah diberikan kepada saya mendapatkan
balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amiin.
Dalam penulisan makalah ini, saya telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan
yang terbaik, namun saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
dikarenakan keterbatasan ruang dan waktu. Oleh sebab itu, saya sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.

Genggong, 4 Mei 2021


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anemia adalah suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari normal anemia
me- refleksikan jumlah eritrosit yang kurang dari normal di dalam sirkulasi. Akibatnya,
jumlah oksigen yang dihantarkan ke jaringan tubuh juga berkurang. Anemia bukan
merupakan kondisi penyakit khusus melainkan suatu tanda adanya gangguan yang
mendasari. Sejauh ini anemia merupakan kondisi hematologi yang paling sering ter- jadi.
Terdapat beberapa jenis anemia. Sebuah pendekatan fisiologi mengklasifikasikan anemia
sesuai dengan penyebab defisiensi eritrosit, apakah disebabkan oleh cacat pro- duksi
(anemia hipoproliferatif), oleh destruksi/penghancuran (anemia hemolitik), atau oleh
kehilangan (perdarahan)
Penyebab anemia dipengaruhi status gizi yang dipengaruhi oleh pola makan,
sosial ekonomi, lingkungan dan status kesehatan (Rizal,2007). Menurut hasil Ansari
(2008) bahwa penyebab utama anemia selama kehamilan diseluruh dunia adalah
kekurangan zat besi sekunder karena asupan makanan kronis yang tidak memadai,
diperkuat oleh tuntutan fisiologis dari janin dan eksepansi volume darah ibu selama
kehamilan. Anemia sangat dituntutkan oleh absorpsi zat besi, diet yang mengandung zat
besi kebutuhan zat besi yang meningkat dan jumlah zat besi yang hilang (pratama, 2016)

1.2 Rumusan Masalah


1. apa pengertian dari anemia ?
2. apa saja etiologi dari anemia?
3. Apa saja tanda dan gejala dari penyakit anemia ?
4. Bagaimana patofisiologi dari penyakit anemia ?
5. Bagaimana diagnosis dan tindakan yang tepat untuk pennyakit anemia ?
1.3 Tujuan

Dari rumusan masalah diatas, maka makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian dari anemia?


2. Untuk mengetahui etiologi dari anemia?
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari penyakit anemia ?
4. Untuk mengetahui patofisiologi dari penyakit anemia?
5. Untuk mengetahui diagnosis dan tindakan yang tepat untuk pennyakit anemia?

1.4 Manfaat
a. Bagi Institusi Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat kemampuan mahasiswa sebagai peserta didik dalam
memahami tentang penyakit anemia. Serta sebagai bahan mata ajar dalam proses
belajar mengajar di institut.
b. Bagi Tenaga Kesehatan
Agar mengetahui anemia sehingga dapat dengan benar mengaplikasikannya
dalam dunia kerja. Serta dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di
masyarakat.

c. Bagi Mahasiswa
Menambah wawasan teori kepada mahasiswa tentang penyakit anemia sehingga
nantinya mereka dapat mengatahui bagaimana atau apa yang seharusnya mereka
lakukan ketika berjumpa dengan klien anak dengan kasus obesitas.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Anemia merupakan keadaan menurunnya kadar hemoglobin hemotokrit dan
jumlah sel darah merah dibawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan
(Arisman,2014). Anemia sebagai keadaan bahwa level hemoglobin rendah karena
kondisi patologis. Defisiensi Fe merupakan salah satu penyebab anemia, tetapi
bukanlah satu satunya penyebab anemia (Ani, 2016)
Anemia adalah penurunan kapasitas darah dalam membawa oksigen akibat
penurunan produksi sel darah merah, dan / atau penurunan hemoglobin (Hb) dalam
darah. Anemia sering didefinisikan sebagai penurunan kadar Hb dalam darah sampai
di bawah rentang normal 13,3 gr% (pria), 11,5 gr% (wanita dan 11 gr% (anak-anak)
(Fraser, Diane M, 2009). Anemia adalah penurunan kapasitas darah dalam membawa
oksigen; hal tersebut dapat terjadi akibat penurunan Sel Darah Merah (SDM), dan /
atau penurunan hemoglobin (Hb) dalam darah. (Fraser Diane dan Cooper A Margaret,
2009)
Anemia adalah suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari normal anemia
me- refleksikan jumlah eritrosit yang kurang dari normal di dalam sirkulasi.
Akibatnya, jumlah oksigen yang dihantarkan ke jaringan tubuh juga berkurang.
Anemia bukan merupakan kondisi penyakit khusus melainkan suatu tanda adanya
gangguan yang mendasari. Sejauh ini anemia merupakan kondisi hematologi yang
paling sering ter- jadi. Terdapat beberapa jenis anemia. Sebuah pendekatan fisiologi
mengklasifikasikan anemia sesuai dengan penyebab defisiensi eritrosit, apakah
disebabkan oleh cacat pro- duksi (anemia hipoproliferatif), oleh
destruksi/penghancuran (anemia hemolitik), atau oleh kehilangan (perdarahan).
(Brunner & suddarth , 2013)
Anemia merujuk pada status di mana terdapat hemoglobin (Hb) rendah, SDM,
atau keduanya. Ini dapat diklasifikasikan oleh (weborn, 1991)
1. Marfologi-norma (normal, mikro(kecil), makro(besar), hipo(rendah),
sitik(sel), kronis(jumlah hemoglobin dalam SDM)
2. Etiologi- karena kehilangan darah kronis atau akut berlebihan, penurunan
produksi SDM, atau peningkatan hemolysis SDM.

Perawatan di rumah sakit tidak diperlukan untuk pengobatan anemia kecuali kondisi
berat dan memerukan tranvusi darah. Gejala-gejala anemia menunjukkan
kecepatannya berkembang. Bila anemia terjadi lambat, mekanisme kompensasi
ditriger, memungkinkan tubuh untuk melanjutkan fungsi pada adanya peningkatan
hipoksia. Pada anemia ringan (Hb sekitar 10 g/dl), pasien asimtomatis pada istirahat
tetapi mengalami peningkatan sesak nafas pada pengerahan tenaga fisik. Pada
ainamia sedang (Hb antara 6-10 g/dl), pasien mengeluh kelelahan kronis dan sesak
nafas dengan pengerahan fisik. Pada anemia berat (kadar Hb kurang dari 6 g/dl),
pasien sintomatis bila istirahat.

2.2 Anatomi fisiologis

Sistem hematologi tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi, termasuk
sumsum tulang dan nodus limpa.Darah adalah organ khusus yang berbeda dengan
organ lainkarena berbentuk cairan.Darah merupakan medium transport tubuh, volume
darah manusia sekitar 7% - 10% berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter.
Keadaan jumlah darah pada tiap-tiap orangtidak sama, bergantung pada usia,
pekerjaan, serta

keadaan jantung atau pembuluh darah. Darah terdiri atas 2 komponen

utama, yaitu sebagai berikut :

1. Plasma darah, bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit,
dan protein darah.
2. Butir-butir darah (blood corpuscles)
3. Eritrosit : sel darah merah (Sel Darah Merah ±red blood cell).
4. Leukosit : sel darah putih (Sel Darah Putih ± white blood cell).
5. Trombosit : butir pembeku darah ± platelet.

Sel Darah Merah (Eritrosit)


Sel darah merah merupakan cairan bikonkaf dengan diameter sekitar 7 mikron.
Bikonkavitas memungkinkan gerakan oksigen masuk dan keluar sel secara
cepatdengan jarak yang pendek antara membran dan inti sel. Warna kuning
kemerahan-merahan, karena di dalamnya mengandung suatu zat yang dsebut
Hemoglobin. Komponen eritrosit adalah membrane eritrosit, sistem enzim; enzim
G6PD ( Glucose6-Phosphatedehydrogenase) dan hemoglobin yang terdiri atas heme
dan globin.Jumlah eritrosit normal pada orang dewasa kira-kira 11,5-15 gr dalam 100
cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan Hb laki-laki 13,0 mg%.

Sel darah merah memiliki bermacam antigen :

a) Antigen A, B dan O
b) Antigen Rh

Proses penghacuran sel darah merah terjadi karena proses penuaan dan proses
patologis. Hemolisis yang tejadi pada eritrosit akan mengakibatkan terurainya
komponen hemoglobin yaitu komponen protein dan komponen heme.

2.3 Etiologi
Penyebab anemia dipengaruhi status gizi yang dipengaruhi oleh pola makan, sosial
ekonomi, lingkungan dan status kesehatan (Rizal,2007). Menurut hasil Ansari (2008)
bahwa penyebab utama anemia selama kehamilan diseluruh dunia adalah kekurangan
zat besi sekunder karena asupan makanan kronis yang tidak memadai, diperkuat oleh
tuntutan fisiologis dari janin dan eksepansi volume darah ibu selama kehamilan.
Anemia sangat dituntutkan oleh absorpsi zat besi, diet yang mengandung zat besi
kebutuhan zat besi yang meningkat dan jumlah zat besi yang hilang (pratama, 2016)
Beberapa faktor yang menybabkan anemia, dikelompokkan menjadi penybab
langsung dan tidak langsung. Penybab langsung meliputi kecukupan makanan dan
infeksi penyakit, sedangkan penyebab tidak langsung antara lain perhatian terhadap
wanita yang masih rendah di keluarga. Kurangnya zat besi di dalam tubuh dapat
disebabkan oleh kurang makan sumber makanan yang mengandung zat besi, makanan
cukup namun yang dimakan biofaylabilitas besinya rendah sehingga jumlah zat besi
yang diserap kurang, dan makanan yang dimakan mengandung zat penghambat
absorbsi (roosleyn,2013)
Beberapa infeksi penyakit memperbesar resiko penderita anemia pada umumnya
adalah cacing. Perhatian tehadap wanita yang masih rendah dikeluarga oleh sebab itu
wanita di dalam keluarga masih kurang diperhatikan dibandingkan laki laki.

2.4 Tanda dan gejala


Selain anemia itu sendiri beberapa faktor turut mempengaruhi perkembangan gejala
yang terkait dengan anemia: kecepatan terbentuknya anemia, durasi anemia,
tergantung kronisitasnya, kebutuhan metabolic pasien, penyakit lain atau disabilitas
yang menyertai anemia (penyakit jantung atau paru) dan komplikasi atau manifestasi
kondisi penyerta yang menimbulkan anemia. Biasanya, semakin cepat anemia
terbentuk, semakin berat gejalanya. Gejala yang menonjol dari anemia mencakup:
1. Dipsnea, nyeri dada, nyeri otot atau kram, takikardia.
2. Kelemahan, keletihan, malaise umum.
3. Pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjungtiva, mukosa oral).
4. Ikterik (anemia megaloblastic atau hemolitik).
5. Lidah halus dan berwarna merah (anemia defisiensi besi).
6. Lidah luka seperti daging merah megaloblastic
7. Keilosis angular (ulserasi pada tepi/ sudut mulut).
8. Kuku rapuh, melengkung/ membumbung, berbentuk cekung dan pika (secara
tidak lazim lapar tepung, tanah, es) pada pasien anemia defisensi besi.
2.5 Patofisiologi/WOC

Perdarahan Kerusakan SDM Perdarahan

Menurunnya SDM berlebihan


2.6 Asuhan Keperawatan
Pengkajian Menurut doenges , (2010) pengkajian merupakan langkah pertama /
awal dari proses keperawatan. Tujuan keperawatan adalah untuk memberikan suatu
gambaran yang terus menerus mengenai kesehatan klien, yang memungkinkan tim
perawatan merencanakan asuhan keperawatan kepada klien. Manfaat pengkajian
adalah membantu mengidentifikasi status kesehatan klien, pola pertahanan klien,
kekuatan dan kebutuhan klien serta merumuskan diagnose keperawatan. Tahap
pengkajian merupakan dasar utama memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan individu, oleh karena pengkajian yang akurat, lengkap, sesuai dengan
kenyataan dan kebenaran data sangat penting dalam merumuskan suatu diagnose
keperawatan dan memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan respon individu,
sebagaimana telah ditentukan dalam standar praktek keperawatan dan ANA
(American Nursing Association ).
Pada langkah pengkajian data keperawatan klien dengan anemia, hal yang dilakukan
adalah melakukan pengumpulan data :
A. Identifikasi klien yang meliputi :
nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa, status
perkawinan, alamat, tanggal masuk, ruangan, nomor registrasi, diagnose medis.
B. Riwayat penyakit :
a) Keluhan utama : Biasanya klien dating kerumah sakit dengan keluhan keluar
darah dari gusi, bintik-bintik merah pada kedua tangan dan kaki.
b) Riwayat penyakit sekarang Mencakup data kapan merassakan keluhan samai
keluhan yang di rasakan saat ini
c) Riwayat penyakit dahulu Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang
menderita penyakit seperti ini
d) Riwayat penyakit keluarga Perlu di tanyakan apakah anggota keluarga ada
yang pernah menderita penyakit seperti ini
Dasar-dasar pengkajian pasien
Aktivitas dan istirahat
Gejala : kelemahan, keletihan, malaise umum, penurunan semangat dalam
bekerja.
Tanda : toleransi terhadap latihan rendah. Sirkulasi
Gejala : riwayat hilangnya darah kronis, missal menstruasi berat.
Tanda : peningkatan sistolik dan diastolisk serta penekanan nadi melebar.
Integritas ego
Gejala : keyakinan agama dan budaya mempengaruhi pilihan pengobatan
Tanda : biasanya mengalamik depresi. Eliminasi
Gejala : fases darah segar, melena diare
Tanda : distensi abdomen Makanan dan cairan
Gejala : penurunan masukan diet, diet protein hewani rendah dan masukkan
produk sereal tinggi
Tanda : mual muntah dan dyspepsia kurang bertenaga Nyeri
ketidaknyamanan
Gejala : nyeri abdomen dan sakit kepala Pernafasan
Gejala : riwayat tuberkolosis, abses paru, nafas pndek pada istirahat dan
aktivitas
Tanda : takipn , ortopnea , dyspnea Keamanan
Gejala : Riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia misalnya
benzene
Tanda : demam renda menggigil dan berkeringat Seksualitas
Gejala : perubahan aliran menstruasi
Tanda : serviks dan dinding vagina pucat Penyuluhan dan pembelajaran
Gejala : kecenderungan keluarga untuk anemia
2.7 Diagnosis dan tindakan
Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada anemia menurut (Wijaya dan
Putri,2013)
1. Perfusi perifer tidak efektif behubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin
Definisi menurut SDKI : penurunan sirkulasi pada darah pada level kapiler
yang dapat mengganggu pada metabolisme tubuh.
Batasan karakteristik :
a) Pengisian kapiler >3 detik
b) Kongjungtiva pucat
c) Turgor kulit menurun
d) Kulit tampak pucat ujung jari
e) Warna kulit pucat
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan
Definisi menurut SDKI : Asupan nutrisi tidak terpenuhi kebutuhan
metabolisme.
Batasan karakteristik :
a) Berat badan turun 10% dibawah rentang ideal
b) Bising usus hasil hiperaktif
c) Cepat kenyang setelah makan
d) Nyeri abdomen
e) Nafsu makan menurun
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
Definisi menurut SDKI : ketidakcukupan energi untuk mri.
Batasan karakteristik :
a) Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat
b) Merasa lemah
c) Merasa tidak nyaman setelah beraktivitas
d) Mengeluh
4. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
Definisi menurut SDKI : kondisi emosi dan pengalaman subjektif individu
terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang
memungkinkan indiividu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman.
Batasan karakteristik :
a) Tampak gelisah
b) Sulit tidur
c) Mengeluh pusing
d) Muka tampak pucat
e) Tampak tegang
5. Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekutan pertahanan tubuh
sekunder. Definisi menurut SDKI : berisiko mengalami peningkatan terserang
organisme patogenik :
a) Penyakit kronis
b) Malnutrisi
c) Efek prosedur invasif
d) Ketidakadekutan pertahanan tubuh sekunder (penurunan
hemoglobin)
2.8 Intervensi
1) Dx Perfusi perifer tidak efektif behubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin

Observasi
a. Identifikasi penyebab peningkatan TIK (mis. lesi, gangguan metabolisme,
edema, serebral)
b. Monitor tanda atau gejala peningkatan TIK (mis. Tekanan darsh meningkat,
tekanan darah meningkat, tekanan nadi melebar, bradikardia, pola nafas regular,
kesadaran menurun)
c. Monitor status pernafasan
d. Monitor intake dan output cairan
e. Monitor cairan serebro/spinalis (mis. Warna, konsistensi)
Terapeutik
a. Minimalkan stimulus dengan menyediakan lingkungan yang tenang
b. Berikan posisi semi fowler
c. Cegah terjadinya kejang
d. Pertahankan suhu tubuh normal

Kolaborasi

a. Kolaborasi pemberian sedasi dan anti konvulsan, jika perlu


b. Kolaborasi pemberian deuretik osmosis, jika perlu
c. Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika perlu

2) Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan


Observasi
a.Identifikasi status nutrisi
b. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrin
c.Monitor asupan makanan
d. Monitor berat badan
Terapeutik

a.Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida makanan)


b. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
c.Berikan suplemen makanan jika perlu

Edukasi

a.Anjurkan posisi duduk, jika mampu


b. Anjurkan diet yang di programkan

Kolaborasi

a.Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri,


antiemetik), jika perlu
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrin yang dibutuhkan, jika perlu
3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
Observasi
1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
3. Monitor pola dan jam tidur
4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktifitas

Terapeutik

1. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus


2. Lakukan latihan rentang gerak pasif atau aktif

Edukasi

1. Anjurkan tirah baring


2. Anjurkan melakukan aktifitas secara bertahap

Kolaborasi

1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan


4) Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
Observasi
1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
2. Monitor tanda-tanda ansietas
Terapeutik
1. Ciptakan Susana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
2. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan jika memungkinkan
3. Pahami situasi yang mebuat ansietas
4. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
Edukasi
1. Jelaskan prosedur termasuk sensasi yang mungkin dialami
2. Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan dan prognosis
3. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
4. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
5. Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
6. Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat ansietas, jika perlu
2.9 Health education
Edukasi dan promosi kesehatan pada anemia defisiensi besi (ADB) adalah dengan:
a) Mencegah perdarahan
Perdarahan yang umum terjadi adalah perdarahan karena haid atau
gastrointestinal, segera konsultasikan ke dokter dan tangani perdarahan bila ada
sebelum terjadi anemia
b) Diet tinggi Fe
Makanan yang mengandung zat besi tinggi, seperti bayam, hati ayam, ikan,
sereal, kacang-kacangan, kentang, daging merah, makanan laut, tahu, dan
kedelai dapat membantu mencegah ADB.[15] Hindari makanan atau minuman
yang dapat mengganggu penyerapan besi, misalnya teh dan kopi.
c) Kepatuhan minum obat
Pengobatan ADB sering kali gagal dan mengakibatkan rekurensi ADB. Hal
ini dapat dicegah dengan kepatuhan minum obat dan durasi pengobatan
hingga 6 bulan setelah perbaikan untuk memastikan persediaan besi dalam
darah sudah kembali normal.
Pasien harus diedukasi bahwa penyimpanan tablet besi dewasa harus
dijauhkan dari anak-anak karena fatal apabila dikonsumsi anak.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai