Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia adalah berkurangnya jumlah sel darah merah atau kandungan hemoglobin di dalam
darah. Hemoglobin (Hb) adalah suatu senyawa protein pembawa oksigen di dalam sel darah
merah (Anonim, 2017, hlm.1).

Penyebab umum dari anemia adalah perdarahan hebat, kecelakaan, pembedahan, persalinan,
berkurangnya pembentukan sel darah merah seperti kekurangan zat besi dan kurangnya
vitamin B12 (Anonim, 2017, hlm.2).

Anemia merupakan salah satu faktor penyebab tidak langsung kematian ibu hamil. Menurut
dadta hasil Riskesdes tahun 2013, prevalensi anemia di Indonesia yaitu 27.7% dengan
penderita anemia berumur 5-14 tahun sebesar 26.4% dan 18.4% penderita berumur 15-24
tahun (Kemenkes RI, 2014, dalam Choiriyah, 2015, hlm.2).

Angka kejadian anemia di Jawa Tengah pada tahun 2013 mencapai 57.1%. Anemia pada
remaja putri di Kabupaten Sukoharjo masih merupakan masalah kesehatan masyarakat
karena prevalensinya lebih dari 15%. Angka kejadian di Sukoharjo didapatkan anemia pada
balita umur 0-5 tahun sebesar 40.5%, usia sekolah sebesar 26.5%, wanita usia subur sebesar
39.5%, pada ibu hamil sebesar 43.5% (Dinkes, Prov. Jateng. 2014, dalam Choiriyah, 2015,
hlm.2)

Dari data yang sudah kami sajikan tentang anemia, maka disini penulis tertarik untuk
membahas lebih spesifik tentang konsep dan asuhan keperawatan dengan anemia, agar dapat
memenuhi kebutuhan akan informasi yang mengenai kesejahteraan hidup dan khususnya
kesehatan, yang nantinya akan kami bahas secara rinci dan mendalam pada bab selanjutnya.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mengetahui konsep dasar dan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan anemia
2. Tujuan khusus
a. Mendeskripsikan pengertian anemia
b. Mendeskripsikan etiologi anemia
c. Mendeskripsikan tanda dan gejala anemia
d. Mendeskripsikan patofisiologi dan pathway anemia
e. Mendeskripsikan konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan anemia
f. Mampu mengelola asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan anemia

C. Metode Penulisan
Metode penelitian data menggunakan deskriptif kualitatif, karena data didapatkan dengan
cara wawancara dan melihat data rekam medis pasien.

D. Sitematika Penulisan
a. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Meliputi 5 W dan 1 H (What, Who, Where, Whene, How)
2. Tujuan (TIU dan TIK)
3. Metode Penelitian
4. Sistematika Penulisan
b. Tinjauan Teori
1. Konsep Penyakit
a. Pengertian
b. Etiologi
c. Tanda gejala
d. Patofisiologi
e. Pemeriksaan penunjang dan hasilnya
f. Pathway
2. Konsep Asuhan Kegawatdaruratan
1. Pengkajian primer: Primery survey (A, B, C, D, E)
2. Pengkajian sekunder: Pemeriksaan fisik, Laboratorium, Penunjang lain
3. Diagnosa keperawatan umum: Minimal 3 DX, dan lengkap sesuai rumusan
(ACTUAL: PES, Ririko: PE, Potensial: P)
4. Intervensi dan rasional (meliputi intervensi mandiri perawat dan kolaboratif, ditulis
lengkap sesuai buku sumber)
c. Tinjauan Kasus
Ditulis secara lengkap dari proses pengkajian sampai dengan evaluasi secara
komprehensif.
d. Aplikasi EBN
1. Identitas klien
2. Data fokus
3. Diagnosa keperawatan yang berhubungan dengan aplikasi EBN
4. EBN yang diterapkan pada pasien
5. Alasan dan justifikasi penerapan EBN
e. Pembahasan
a. Justifikasi memilih EBN, mengapa memilih EBN tersebut sebagai salah satu intervensi
b. Mekanisme penerapan EBN
c. Hasil yang dicapai dan membandingkannya
d. Kelebihan atau kekurangan atau hambatan selama aplikasi EBN
f. Penutup
a. Simpulan
b. Saran
Daftar Pustaka
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
Anemia adalah berkurangnya jumlah sel darah merah atau kandungan hemoglobin di
dalam darah. Hemoglobin (Hb) adalah suatu senyawa protein pembawa oksigen di dalam
sel darah merah (Anonim, 2017, hlm.1).

Anemia adalah suatu kondisi tubuh yang terjadi ketika sel darah merah (eritrosit) atau
hemoglobin (Hb) yang sehat dalam darah berada dibawah nilai normal (kurang darah).
Hemoglobin adalah bagian utama dari sel darah merah yang berfungsi mengikat oksigen.
Jika seseorang kekurangan sel darah merah atau hemoglobin yang normal maka sel-sel
dalam tubuh tidak akan mendapatkan oksigen yang cukup, akibatnya timbul gejala
anemia (Muhlisin, 2017, hlm.1-2).

2. Etiologi
Menurut herlambang, (2017, hlm.1) etiologi anemia sebagai berikut:
a. Meningkatnya kebutuhan Fe atau hematopoiesis: pertumbuhan cepat p[ada bayi dan
remaja, kehamilan, terapi eritropoietin
b. Kehilangan Fe: hilangnya darah secara akut/kronik, menstruasi, donasi darah,
phlebotomy sebagai pengobatan untuk polisitemia vera.
c. Turunnya pengambilan atau absorbsi besi: diet yang tidak adekuat, malabsorbsi
karena penyakit (diare), pembedahan, inflamasi akut/kronik.
d. Kehilangan darah berlebihan
e. Perdarahan setelah melahirkan

3. Tanda dan Gejala


Menurut Anonim, (2016, hlm.2-5) tanda dan gejala anemia sebagai berikut:
1. Pucat pada bagian dalam kelopak mata
Penderita anemia biasanya memiliki salah satu ciri yang timbul yaitu pada bagian
daerah mata. Bisa dilihata dengan cara meregangkan bagian bawah pada kelopak
mata kemudian dilihat dengan seksama jika bagian bawah berwarna pucat maka bisa
saja itu merupakan salah satu ciri gejala anemia.
2. Merasa cepat lelah
Jika seseorang memiliki jumlah sel darah merah yang rendah biasanya akan cepat
merasakan lelah, ini diakibatkan oksidasi dalam tubuh berkurang. Oksidasi ini
berpengaruh pada energy tubuh yang dihasilkan dan digunakan untuk beraktivitas.
3. Merasakan sakit kepala
Sering merasakan sakit kepla secara terus menerus, ini disebabkan kurangnya oksigen
yang diakibatkan oleh kurangnya sel darah merah pada penderita. Sehingga penderita
akan sering merasakan sakit pada bagian kepala seperti pusing-pusing.
4. Mengalami palpitasi
Palpitasi adalah sebuah istilah dalam medis yaitu gejala denyut jantung yang tidak
teratur, memiliki kecepatan yang tidak normal dan terlalu kuat.
5. Ujung jari berwarna pucat dan putih ketika ditekan
Jika pada orang normal ketika ujung jari ditekan akan memerah, berbeda halnya
dengan seseorang yang menderita anemia. Penderita anemia ketika ujung jari ditekan
maka akan berubah menjadi putih dan pucat.
6. Sesak napas
Karena kurangnya pasokan oksigen dalam tubuh yang diakibatkan kurangnya sel
darah merah menyebabkan penedita anemia ketika dalam melakukan aktivitas sehari-
hari akan sering merasakan sesak napas.
7. Merasakan mual
Pada penderita anemia ada gejala dimana penderita merasakan mual jika penderita
anemia bangun tidur atau gejala ini disebut juga dengan morning sickness.
8. Kekebalan yang menurun
Gejala anemia lainnya adalah menurunnya kekebalan tubuh yang diakibatkan oleh
kurangnya asupan energy. Penderita biasanya akan mudah sakit dan juga merasakan
lelah yang diakibatkan menurunnya kekebalan pada tubuh.
9. Rambut rontok
Hal ini dikarenakan kulit kepala mengalami kekurangan pasokan makanan untuk kelit
kepala sehingga akan terjadi penipisan rambut.
10. Pucat
Ciri anemia lainnya yang biasanya terlihat pada penderita adalah wajah tampak pucat
dan tampak terlihat kekuningan.

4. Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsun tulang atau kehilangan sel
darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum tulang dapat terjadi akibat
kekurangan nutrisi, invasi tumor, atau akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah
merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolysis. Lisis sel darah merah terjadi
dalam sel fagositik atau dalam sistem retikulo endothelial, terutama dalam hati dan limpa.
Sebagai hasil sampingan dari proses tersebut, bilirubin yang terbentuk dalam fagosit akan
memasuki aliran darah. Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam
sirkulasi, maka hemoglobin akan muneul dalam plasma. Apabila konsentrasi plasmanya
melebihi kapasitas hemoglobin plasma, hemoglobin akan berdisfusi galam glomerulus
ginjal dank e dalam urine (Liineker, 2011, hlm.4).

5. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Engram, (1999:430 dalam Susanto, 2007, hlm.3-4), pemeriksaan penunjang
anemia sebagai berikut:
1. Jumlah darah lengkap (JDL) dibawah normal (Hemoglobin, hematocrit dan SDM)
2. Feritin dan kadar besi serum rendah pada anemia defisiensi besi
3. Kadar B12 serum rendah pada anemia pernisiosa
4. Tes Comb direk positif menandakan anemia hemolitik autoimun
5. Hemoglobin elektroforesis mengidentifikasi tipe hemoglobin abnormal pada penyakit
sel sabit
6. Tes schilling digunakan untuk mendiagnosa devisiensi vitamin B12
6. Pathway
Faktor-faktor penyebab: penyakit kronis, faktor keturunan, kurang nutrisi
Kehilangan darah

kerusakan transport 02 Kadar Hb, eritrosit, Ht menurun Hipoksia jaringan


metabolisme menurun Anemia Resistensi tubuh menurun

ATP yang dihasilkan menurun Gangguan metabolism Resti infeksi


Energi menurun protein atau lemak

Kelemahan, kelelahan Pemecahan lemak meningkat

Resiko Sensasi selera


Intoleransi cedera makan menurun
aktivitas
(Anoreksia)

Resti nutrisi
kurang dari
kebutuhan

Susanto, (2007. Hlm.5)


B. Konsep Kegawatdaruratan
1. Pengkajian primer
a. Airways (jalan napas): ada tidaknya sumbatan
b. Breathing: frekuensi dan irama, napas taratur tidak, sesak napas tidak, batuk ada
sputum tidak, bunyi napas.
c. Circulation: nadi (irama, denyut), tekanan darah, ekstremitas (warna kulit, edema),
BAK (jumlah, warna, rasa sakit), BAB (Diare), suhu, integument kulit
d. Disability: tingkat kesadaran (composmentis, aapatis, somnolen, soporocoma, koma),
pupil (isokor, unisokor), kekuatan otot
e. Eksposure: pemeriksaan dimulai dari awal head toe to
2. Pengkajian sekunder
1. Pemeriksaan fisik: Head toe to (Kepala, mata, hidung, telinga, mulut, leher, thorax,
abdomen, jantung, ekstremitas dan kulit)
2. Laboratorium: pemeriksaan laborat hema lengkap (Hb, eritrosit, Ht)
3. Diagnosa
a. Risiko infeksi (00004)
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan makan (anoreksia) (00002)
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen (00094)
4. Intervensi
Diagnosa NOC NIC Aktivitas
Risiko infeksi NOC: NIC: Activity:
(00004) 1. Immune status Infection - Cuci tangan setiap
2. Knowledge: control sebelum dan sesudah
infection control (control tindakan keperawatan
3. Risk control infeksi) Rasional: agar tidak
Tujuan: Setelah menambah kuman
dilakukan tindakan pada subjek
keperawatan selama - Monitor tanda dan
3x24 jam diharapkan gejala infeksi
tidak ada tanda-tanda Rasional: untuk
infeksi dengan kriteria mengetahui
hasil: perkembangan subjek
1. Klien bebas dari daan sejauh mana
tanda-tanda infeksi infeksi tersebut
2. Tidak ada panas - Edukasi kepada
3. Tidak ada nyeri pasien atau keluarga
4. Tidak ada bengkak tentang tanda dan
5. Tidak ada disfungsi gejala infeksi
Rasional: agar ketika
tanda dan gejala
infeksi muncul
keluarga mampu
melaporkan kepada
tenaga kesehatan
- Kolaborasi dengan
dokter pemberian
antiobiotik
Rasional: agar klien
mendapat penanganan
lebih lanjut dan tepat
Ketidakseimbangan NOC: NIC Activity:
nutrisi kurang dari 1. Nutritional status: Management - Observasi adanya
kebutuhan tubuh food and fluid intake nutrisi alergi makanan
berhubungan 2. Nutritional status: Rasional: agar klien
dengan nutreient intake tidak salah dalam
ketidakmampuan 3. Weight control pemberian makanan
makan (anoreksia) Tujuan: Setelah - Ajarkan pasien
(00002) dilakukan tindakan bagaimana menjaga
keperawatan selama pola makan
3x24 jam diharapkan Rasional: agar pola
tidak ada penurunan makan pasien
BB yang berarti dengan terpenuhi
kriteria hasil: - Kolaborasi dengan
a. Berat badan ideal ahli gizi
sesuai dengan tinggi Rasional: agar klien
badan mendapat nutrisi
b. Mampu sesuai kebutuhan
mengidentifikasi klien
kebutuhan nutrisi Observasi - Observasi intake
c. Tidak ada tanda dan status nutrisi makanan
gejala malnutrisi Rasional: untuk
d. Menunjukkan mengetahui intake
peningkatan fungsi dan output makanan
pengecapan dari klien
menelan - Berikan nutrisi dan
e. Tidak terjadi cairan makanan yang
penurunan berat tepat
badan yang berarti Rasional: agar nutrisi
klien terpenuhi
- Tentukan intake
makanan dan
kebiasaan makan
pasien
Rasional: agar nafsu
makan klien
bertambah dan
pemberian makan
tepat sesuai dengan
kebutuhan
Intoleransi aktivitas NOC: NIC: Activity:
berhubungan 1. Joint movement: - Exercise - Monitor vital sign
dengan Active therapy: Rasional: untuk
ketidakseimbangan 2. Mobility level ambulation mengetahui keadaan
antara suplai dan 3. Self care: ADLS umum klien
kebutuhan oksigen 4. Transfer - Kaji kemampuan
(00094) performance pasien dalam
Tujuan: Setelah mobilisasi
dilakukan tindakan Rasional: untuk
keperawatan selama mengetahui
3x24 jam diharapkan kemampuan klien
mobilisasi ibu efektif aktivitas
dengan kriteria hasil: - Berikan alat bantu
1. Klien meningkat jika klien memerlukan
dalam aktivitas fisik Rasional: agar klien
2. Mengerti tujuan dari dapat mandiri dalam
peningkatan aktivitas
mobilitas - Ajarkan pasien
3. Menunjukkan bagaimana merubah
mampu posisi dan berikan
menggunakan alat bantuan jika
bantu (walker) diperlukan
Rasional: agar tidak
terjadi kekakuan pada
sendi-sendi klien
- Kolaborasi dengan
terapi fisik tentang
rencana ambulasi
sesuai dengan
kebutuhan pasien
Rasional: agar klien
mendapat penanganan
lebih tepat
- Libatkan keluarga
dalam aktivitas
Rasional: Agar
keluarga dapat
membantu dalam
aktivitas secara
mandiri klien
BAB III
TINJAUAN KASUS
Nama Mahasiswa : Kusnanto Tanggal pengkajian : 01-11-2017
Nim : G30A017009 Waktu : 16.00 WIB
Tanggal masuk Rs : 01-11-2017 Auto anamnesa :√
Waktu : 04.00 WIB Allo anamnesa :√

A. Pengkajian
a. Identitas
Nama : Ny. T
Umur : 35 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA
Dx. Medik : P2 A0 post SC hari ke-0 bekas SC dan Anemia

B. Pengkajian Riwayat Kesehatan


1. Keluhan utama: Klien mengatakan nyeri

2. Riwayat penyakit sekarang: Klien mengatakan pada 2 hari sebelum masuk Rs atau pada
tanggal 30 oktober 2017 klien mengatakan sudah merasa kenceng-kenceng. Pada tanggal
31 oktober 2017 klien mengatakan kenceng-kenceng semakin sering dan sangat nyeri.
Pada tanggal 01 november 2017 pagi hari keluar darah dan cairan melalui jalan lahir.
Kemudian klien dibawa ke Rs RSUD Tugurejo Semarng tiba jam 04.00 WIB. Sampai
UGD didapat pengkajian TTV, TD: 132/79 mmHg, N: 88x/menit, S: 36.60C, RR:
20x/menit. Kemudian klien dipinhkan ke ruang VK dan dijadwalkan untuk operasi jam
11.30 WIB. Oprasi selama 1 jam bayi lahir laki-laki keadaan baik, tapi keadaan ibu
lemah dan HB 6.00 g/dl kemudian klien dipinhkan ke ruang ICU. Di ICU didapatkan
pengkajian TTV, TD: 159/72 mmHg, N: 72x/menit, S: 36.40C, RR: 19x/menit, SPO2:
100%. Klien mengatakan nyeri P: saat aktivitas/digerakkan, Q: Seperti tersayat-sayat, R:
perut bagian bawah, S: 4, T: Hilang timbul.
3. Pengkajian Primer
A. Airway (jalan napas): Jalan napas efektif
B. Breathing: Frekuensi napas 19x/menit irama regular, SPO2: 100%
C. Circulation (sirkulasi)
a. TD: 159/72 mmHg
N: 72x/menit
b. Akral dingin
c. Turgor kulit kering
d. Mata cekung
D. Disability
a. Skala Coma Glasgow:
- Respon motorik :6
- Respon verbal :5
- Respon membuka mata :4
Kesimpulan: 15 (sadar penuh)
b. Kekuatan otot 3333 3333
3333 3333
E. Exposure
Pemeriksaan secara he toe to, luka post sc perut bagian bawah, tidak ada luka terbuka
dan tidak ada cedera leher. Suhu: 36.40C

4. Pengkajian Sekunder
1. Pemeriksaan fisik (Head To Toe)
1. Kepala : Bentuk mesochepal, rambut tidak beruban, rambut pendek warna hitam,
kulit kepala bersih dan tidak berketombe.
2. Mata : Kelopak mata : Edema palpebral (-)
Konjungtiva : Pucat (+)
Sclera : Ikterik (-)
3. Hidung : Bersih, tidak ada sekret, terpasang oksigen nasal kanul 4L/menit
4. Mulut : Bersih, tidak berbau, tidak menggunakan gigi palsu, bibir kering
5. Telinga : Tidak ada secret, simetris kanan dan kiri, pendengaran baik,
tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
6. Leher : Tidak ada nyeri telan, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
7. Thorax (Paru)
I: Simetris kanan dan kiri
P: Tidak ada nyeri tekan
P: Sonor
A: Vesikuler, tidak ada suara tambahan
8. Jantung
I: Tidak tampak ictus cordis
P: Denyut nadi ictus cordis dengan nadi karotis sama
P: Pekak
A: Lup dup
9. Abdomen
I: Tampak datar
A: Bising usus samar-samar
P: Tidak ada nyeri tekan
P: Timpani
10. Genetalia : Tidak terkaji
11. Ekstremitas
Atas : Tangan kanan terpasang infus RL 20 tetes per menit, tangan kanan dan
kiri tidak ada edema, kekuatan otot 3333
Bawah : Kedua kaki belum bisa digerakkan secara bebas, kekuatan otot 3333
12. Kulit : Kulit tampak kering.
2. Data Penunjang
Hasil pemeriksaan Laboratorium pada tanggal 01-11-2017 jam 06:11 WIB
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Eritosit L 3.60 10^6/ul 3.6-11
Hemoglobin L 6.00 g/dl 11.7-15.5
Hematokrit L 21.50 % 35-47
MCV L 59.40 FL 80-100
MCH L 16.60 pg 26-34
MCHC L 27.90 g/dL 32-36
RDW H 23.30 % 11.5-14.5
Eosinofil absolute L 0.00 10^3/ul 0.045-0.44
Netrofil absolute H 9.64 10^3/ul 1.8-8
Limfosit absolute L 0.73 10^3/ul 0.9-5.2
Eosinofil L 0.00 % 2-4
Neutrofil H 91.10 % 50-70
Limfosit L 6.90 % 25-40
Monosit L 1.90 % 2-8

Hasil pemeriksaan Laboratorium pada tanggal 01-11-2017 jam 07:23 WIB


Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Eritosit L 3.66 10^6/ul 3.6-11
Hemoglobin L 5.90 g/dl 11.7-15.5
Hematokrit L 21.80 % 35-47
MCV L 59.60 FL 80-100
MCH L 16.10 pg 26-34
MCHC L 27.10 g/dL 32-36
RDW H 23.30 % 11.5-14.5
Eosinofil absolute L 0.00 10^3/ul 0.045-0.44
Netrofil absolute H 8.99 10^3/ul 1.8-8
Eosinofil L 0.00 % 2-4
Neutrofil H 87.60 % 50-70
Limfosit L 9.60 % 25-40

3. Terapi
1. Lasix (1 hari ini) 3x1 amp
Indikasi: obat yang berfungsi sebagai diuretic. Diuretic digunakan untuk
mengurangi cairan di dalam tubuh dan membuangnya melalui saluran kemih.
2. Metronidazole 3x500 mg
Indikasi: obat antimikroba yang digunakan untuk mengobati berbagai macam
infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme protozoa dan bakteri anaerob.
3. Asam traneksamat 3x500 mg
Indikasi: untuk menghentikan pendarahan pada sejumlah kondisi misalnya
perdarahan pasca operasi. Mimisan dan perdarahan akibat menstruasi berlebih.
4. Ketorolac 3x30 mg
Indikasi: untuk mengurangi nyeri
5. Ranitidin 3x1 amp
Indikasi: tukak lambung dan tukak duodenum, refluks esophagitis, dyspepsia
episodic kronis, tukak akibat AINS, tukak duodenum karena H.pylori, kondisi lain
dimana pengurangan asam lambung akan bermanfaat.
6. Transfusi PRC 3 kantong
Indikasi: sel darah merah pekat berisi eritrosit, trombosit, leukosit dan sedikit
plasma.
7. Infus RL 20 tetes per menit
Indikasi: mengembalikan keseimbangan elektrolit pada keadaan syok atau
kekurangan cairan.
C. Analisa Data
Tanggal Data fokus Problem Etiologi
01/11/2017 DS: Klien mengatakan nyeri Nyeri akut Agens cedera
16:00 P: Saat aktivitas atau digerakkan (00132) fisik (Prosedur
Q: Seperti tersayat sayat bedah)
R: perut bagian bawah
S: 4
T: Hilang Timbul.
DO: - Klien tiduran
- Klien tampak menahan
kesakitan

01/11/2017 DS: Klien mengatakan lemas dan Hambatan Nyeri (post


16:00 semua aktivitas dilakukan mobilitas operasi hari ke 0)
diatas tempat tidur dibantu oleh ditempat tidur
perawat dan keluarga. (00091)
DS: -Semua aktivitas dibantu
keluarga dan perawat seperti
mandi, berpakaian, makan,
eliminasi dan minum obat.
- Kaki tidak bisa digerakkan
secara aktif
- Kekuatan otot 3333 3333
3333 3333
- Tabel aktivitas
No Aktifitas 0 1 2 3 4
1 Mandi √
2 Berpakaian √
3 Makan √
4 Eliminasi √
Keterangan:
0: Mandiri
1: Perlu bantuan alat
2: Memerlukan bantuan
orang lain
3: Memerlukan bantuan alat
dan orang lain
4: Ketergantungan
D. Diagnosa
a) Nyeri akut berhubungan Agens cedera fisik (Prosedur bedah) (00132)
b) Hambatan mobilitas ditempat tidur berhubungan dengan nyeri (00091)

E. Intervensi
DIAGNOSA NOC NIC AKTIVITAS
1. Nyeri akut b.d NOC: NIC: Activity:
agens cedera - Pain level - Pain - Observasi nyeri secara
fisik (proses - Pain control management komprehensif
pembedahan) - Comfort level Rasional: untuk
Tujuan: mengidentifikasi skala
Setelah dilakukan nyeri secara
tindakan komprehensif
keperawatan selama - Lakukan tehnik non
2x8 jam diharapkan farmakologi (relaksasi
skala nyeri napas dalam)
berkurang. Rasional: untuk
KH: mengurangi nyeri klien
- Mampu - Edukasi cara tehnik
mengontrol nyeri non farmakologi secara
dengan tehnik non mandiri
farmakologi Rasional: agar klien
- Mampu mengenali mampu mandiri untuk
nyeri mengatasi nyeri
- Menyatakan rasa
nyaman - Analgetik - Tentukan lokasi,
administration karakteristik kualitas
dan derajat nyeri
sebelum pemberian
obat
Rasional: untuk
menentukan dosis dan
jenis obat sesuai
kebutuhan
- Monitor vital sign
sebelum atau sesudah
pemberian obat
Rasional: untuk
mengetahui reaksi atau
respon tubuh terhadap
analgetik yang
diberikan
- Cek instruksi dokter
tentang jenis obat,
dosis dan frekuensi
Rasional: agar tidak
terjadi kesalahan
pemberian obat
2. Hambatan NOC: NIC: Activity:
mobilitas - Joint movement: - Exercise - Monitor vital sign
ditempat tidur b.d Active therapy: Rasional: untuk
nyeri - Mobility level ambulation mengetahui keadaan
- Self care: ADLS umum klien
- Transfer - Kaji kemampuan
performance pasien dalam
Tujuan: Setelah mobilisasi
dilakukan tindakan Rasional: untuk
keperawatan selama mengetahui
2x8 jam diharapkan kemampuan klien
mobilisasi ibu efektif aktivitas
dengan kriteria hasil: - Berikan alat bantu jika
- Klien meningkat klien memerlukan
dalam aktivitas Rasional: agar klien
fisik dapat mandiri dalam
- Mengerti tujuan aktivitas
dari peningkatan - Ajarkan pasien
mobilitas bagaimana merubah
- Menunjukkan posisi dan berikan
mampu bantuan jika diperlukan
menggunakan alat Rasional: agar tidak
bantu (walker) terjadi kekakuan pada
sendi-sendi klien
- Kolaborasi dengan
terapi fisik tentang
rencana ambulasi
sesuai dengan
kebutuhan pasien
Rasional: agar klien
mendapat penanganan
lebih tepat
- Libatkan keluarga
dalam aktivitas
Rasional: Agar
keluarga dapat
membantu dalam
aktivitas secara mandiri
klien
F. Implementasi
Tanggal/Jam Dx Implementasi Respon TTD
01/11/2017 1 Mengkaji nyeri Ds: Klien mengatakan nyeri
16:00 (PQRST) P: Saat aktivitas atau digerakkan
Q: Seperti tersayat sayat
R: perut bawah
S: 4
T: Hilang Timbul.
Do: - Klien tampak lemas
- Klien tampak menahan
kesakitan

16:15 1 Mengajari tehnik Ds: Klien mengatakan nyeri sedikit


non farmakologi berkurang
(relaksasi napas Do: - Klien mampu mengikuti
dalam) instruksi
- Klien dapat melakukan
secara mandiri
- Klien tampak nyaman

16:30 1 Injeksi Ketorolac Ds: Klien mengatakan mau disuntik


30 mg Do: Injeksi ketorolac masuk 30 mg

16:45 2 Mengobservasi Ds: Klien mengatakan lemas dan


kemampuan pasien semua aktivitas dilakukan
mobilisasi diatas tempat tidur dibantu
oleh perawat dan keluarga.
Do: - Semua aktivitas dibantu
keluarga dan perawat seperti
mandi, berpakaian, makan,
eliminasi dan minum obat.
- Kekuatan otot 3333 3333
3333 3333
- Tabel aktivitas
No Aktifitas 0 1 2 3 4
1 Mandi √
2 Berpakaian √
3 Makan √
4 Eliminasi √
Keterangan:
0: Mandiri
1: Perlu bantuan alat
2: Memerlukan bantuan
orang lain
3: Memerlukan bantuan alat
dan orang lain
4: Ketergantungan

17:00 2 Mengajarkan Ds: Klien mengatakan tubuhnya


pasien tirah baring masih berat untuk digerakkan
dan libatkan Do: - Klien tampak lemas
keluarga dalam - Klien tampak sulit
mobilisasi menggerakkan tubuhnya
- Tidak ada tanda-tanda
kelelahan
- Keluarga tampak antusias

17:15 1,2 Mengobservasi Ds: - Klien mengatakan masih nyeri


keadaan umum - Klien mengatakan masih susah
klien dan ttv untuk menggerakan badannya
Do: Keadaan umum klien baik
TTV
TD: 159/72 mmHg
N: 72x/menit
S: 36.40C
RR: 19x/menit

G. Evaluasi
1. Nyeri akut berhubungan Agens cedera fisik (Prosedur bedah) (00132)
S: Klien mengatakan nyeri
P: Saat aktivitas atau digerakkan
Q: Seperti tersayat sayat
R: perut bawah
S: 3
T: Hilang Timbul.
O: - Klien tampak lemas
- Klien tampak menahan kesakitan
- Ada penurunan skala nyeri dari skala nyeri 4 menjadi skala nyeri 3
- TTV
- TD: 159/72 mmHg
- N: 72x/menit
- S: 36.40C
- RR: 19x/menit
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
- Observasi keadaan umum dan TTV
- Lakukan relaksasi napas dalam
- Edukasi relaksasi napas dalam secara mandiri jika nyeri muncul
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat analgetik
2. Hambatan mobilitas ditempat tidur berhubungan dengan nyeri (00091)
S: Klien mengatakan lemas dan semua aktivitas dilakukan diatas tempat tidur
dibantu oleh perawat dan keluarga.

O: - Semua aktivitas dibantu keluarga dan perawat seperti mandi, berpakaian, makan,
eliminasi dan minum obat.
- Kekuatan otot 3333 3333
3333 3333
- Tabel aktivitas
No Aktifitas 0 1 2 3 4
1 Mandi √
2 Berpakaian √
3 Makan √
4 Eliminasi √
Keterangan:
0: Mandiri
1: Perlu bantuan alat
2: Memerlukan bantuan orang lain
3: Memerlukan bantuan alat dan orang lain
4: Ketergantungan
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
- Observasi KU dan TTV
- Lakukan tirah baring
- Ajari tirah baring 2 jam sekali
- Kolaborasi dengan ahli ambulasi
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2016). Ciri-ciri gejala awal penyakit anemi. Hariansehat.com/ciri-gejala-awal-


penyakit-anemia/. Diakses pada tanggal 01 November 2017

. (2017). Penyakit anemia gejala dan penyebab anemia. Penyakitanemia.com/gejala-dan-


penyebab—anemia/. Diakses pada tanggal 02 November 2017

Choiriyah. (2015). BAB I latar belakang.


http://eprints.ums.ac.id/39695/3/BAB%20%20endar.pdf. Diakses pada tanggal 02
November 2017

Herlambang, Prillinsya Violetha. (2017). Etiologi anemia.


https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=https://id.scribd.com/mobile/doc/26
5692239/Etiologi-Anemia&ved=0ahUKEwiE0N0UyZ_XAhWJu48KHTH-
C6EQFghXMAU&ush=AOvVaw1_I7IzgDANjGUhyuJh3kC7. Diakses pada tanggal 01
November 2017

Lineker, Davin Gery. (2011). Patofisiologi anemia defisiensi besi.


https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://id.scribd.com/mobile/
doc/92561250/Patofisiologi-
Anemia&ved=0ahUKEwjKgfve1Z_XAhUGtl8KHUpUCSsQFghzMA0&usg=AOvVaw1
owUJROR3ohBooWR7IQ3H9. Diakses pada tanggal 02 November 2017

Muhlisin, Ahmad. (2017). Mediskus penyakit anemia-pengertian, penyebab, dan gejala.


https://.google.co.id/amp/s/mediskus.com/penyakit/anemia-pengertian-penyebab-dan-
gejala-anemia/amp. Diakses pada tanggal 01 November 2017

Susanto. (2007). Bab I konsep dasar pengertian anemia.


https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.ums.ac.id/1666
6/2/BAB_I.pdf&ved=0ahUKEwiC8ozd4Z_XAhuHN48KHY4iBbEQFghZMAU&usg=A
ovVaw0FMjcpx0X9DRxBWSXkvBJI. Diakses pada tanggal 02 November 2017

Anda mungkin juga menyukai