PENDAHULUAN
penurunan volume eritrosit atau kadar Hb sampai dibawah rentang nilai yang
anemia bisa diklasifikasikan berdasarkan bentuk atau morfologi sel darah merah,
etiologi yang mendasari dan penampakan klinis. Penurunan kadar eritrosit atau
80% (WHO, 2013). Menurut hasil data Riskesdas tahun 2013, prevalesi anemia di
Indonesia yaitu 21,7% dengan penderita anemia berumur 5-14 tahun sebesar
26,4% dan 18,4% penderita berumur 15-24 tahun (Kemenkes RI, 2014). Data
anemia pada balita 40,5%, ibu hamil 50,5%, ibu nifas 45,1%, remaja putri usia 10-
18 tahun 57,1% dan usia 19-45 tahun 39,5%. Wanita mempunyai resiko tinggi
terkena anemia terutama remaja putri (Kemkes RI, 2013 dalam Avista, 2019).
1
2
Penyebab perfusi perifer tidak efektif pada pasien dengan kasus anemia
mengandung zat besi seperti sayuran hijau. Tidak cukupnya suplai zat besi
tembaga, senk, asam amino, vitamin C dan B kompleks. Jika salah satu unsur atau
Kemudian akan timbul gejala anemia yang ditunjukkan dengan merasa cepat
sesak. Serta ditandai dengan warna pucat di beberapa bagian tubuh seperti lidah
dan kelopak mata, Jika tidak segera ditangani maka dapat menyebabkan
proses kesembuhan klien, beberapa hal yang harus dilakukan antara lain :
mengkonsumsi makanan yang tinggi zat besi seperti daging merah, sayur-sayuran
berdaun hijau, gandum dan kacang-kacangan, sementara itu klien harus diberi
edukasi tentang diet klien. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan studi
kasus tentang asuhan keperawatan dengan perfusi perifer tidak efektif pada klien
anemia defesiensi zat besi di Dusun Padurekso Desa Kalianget Timur Kecamatan
pada klien anemia defesiensi zat besi di Dusun Padurekso Desa Kalianget Timur
dengan perfusi perifer tidak efektif pada klien anemia defesiensi zat besi di
Sumenep.
efektif pada klien anemia defesiensi zat besi di Dusun Padurekso Desa
efektif pada klien anemia defesiensi zat besi di Dusun Padurekso Desa
efektif pada klien anemia defesiensi zat besi di Dusun Padurekso Desa
tidak efektif pada klien anemia defesiensi zat besi di Dusun Padurekso
efektif pada klien anemia defesiensi zat besi di Dusun Padurekso Desa
1. Bagi Perawat
perfusi perifer tidak efektif pada kasus anemia defesiensi zat besi dan
keperawatan.
5
4. Bagi Pasien
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Olang, 2019).
Anemia adalah suatu keadaan kekurangan sel darah merah yang dapat
disebabkan oleh hilangnya darah secara cepat atau karena produksi sel darah
merah terlalu lambat. Fungsi sel darah merah penting untuk tubuh, diantara lain
fungsinya adalah sarana transportasi gizi, terutama oksigen yang diperlukan pada
proses fisiologis dan biokimia dalam setiap jaringan tubuh. Mengalami anemia
berada di bawah batas normal pada setiap kelompok umur tertentu. Dan yang
paling umum dipakai adalah dikatakan ringan jika kadar hemoglobin 10-12 g/dl,
6
7
Tabel 2.1 kriteria anemia menurut WHO sesuai dengan kelompok umur dan
jenis kelamin tahun 2000
Kelompok Batas normal Hb (g/dl)
Anak 6 bulan – 5 tahun 11
Anak 5 tahun – 11 tahun 11,5
Remaja awal 12 – 16 tahun 12
Wanita dewasa tidak hamil 12
Laki – laki dewasa 13
Wanita hamil 11
Sumber : Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI, 2017
Perfusi perifer tidak efektif adalah penurunan sirkulasi darah pada level
darah yang warnanya merah. Warna merah itu keadaanya tidak tetap tergantung
darah diambil dengan jalan benafas dan zat ini sangat berguna pada peristiwa
Darah selamanya beredar dalam tubuh oleh karena adanya atau pompa
jantung. Selama darah ada dalam pembuluh maka akan tetep encer, tetapi kalau
ia keluar dari pembuluhnya maka ia akan beku. Pembekuan ini dapat dicegah
dengan jalan mencampurkan ked kedalam alam darah tersebut sedikit obat anti
a. Sebagai pengangkut
yang tidak berguna bagi tubuh untuk di keluarkan melalui kulit dan
ginjal.
homeostatis (trombosit).
darah mengatur suhu tubuh melalui transport panas menuju kulit dan
paru-paru.
belakang.
banyak terjadi pada sumsum tulang dan peranan hati dan limpa semakin
berkurang.
e. Sesudah lahir, semua sel darah merah dibuat pad sumsum tulang
dan lien.
g. Sampai dengan usia 5 tahun, pada dasarnya semua tulang dapat menjadi
bagian proksimal humerus dan tibia, tidak lagi membentuk sel darah
i. 75% sel pada sumsum tulang menghasilkan sel darah putih (leukosit)
j. Jumlah eritrosit dalam sirkulasi 500 kali lebih banyak dari leukosit.
Hal ini disebabkan oleh karena usia leukosit dalam sirkulasi lebih
3. Komposisi darah :
B12, asam folat, zat besi, cobalt, magnesium, tembaga (Cu), senk (Zn),
2.1.3 Etiologi
2. Kehilangan darah
secara mendadak.
b. Faktor yang didapat, yaitu adanya bahan yang dapat merusak eritrosit
obat acetosal.
Bahan baku yang dimaksud adalah protein asam folat, vitamin B12 dan
mineral Fe. Sebagian besar anemia disebakan oleh kekurangan satu atau
lebih zat gizi esensial (zat besi, asam folat dan B12) yang digunakan dalam
Karena sistem organ dapat terkena, maka pada anemia dapat menimbulkan
manifestasi klinis yang luas tergantung pada kecepatan timbulnya anemi, usia,
5. nafas pendek,
6. Sakit kepala
12
7. pusing
8. Konjungtiva anemis
9. Mata berkunang-kunang
dan banyaknya darah yang hilang dan apakah tubuh masih dapat
2. Anemia defesiensi
makan bahan yang tidak seperti biasa seperti es batu atau tanah), bila
dan mukosa yang progresif seperti lidah yang halus, keilosis, terdapat
1.000.000).
Gejala dan tanda anemia defisiensi asam folat sama dengan amenia
serum normal dan asam folat serum rendah, biasanya kurang dari 3
ng/ml. Yang dapat memastikan diagnosis adalah kadar folat sel darah
3. Anemia hemolitik
Anemia ini bervariasi dari yang ringan sampai yang berat (mengancam
biasanya dapat terlihat pada apusan darh tepi. Pada kasus hemolysis
c. Sferositosis herediter
yang cukup berat. Keparahan penyakit pada bayi dan anak bervariasi.
d. Thalassemia
Anemia berat tipe mikrositik dengan limpa dan hepar yang membesar.
Pada anak biasanya disertai dengan keadaan gizi yang jelek dan
serangan infeksi berat, kadar HB 7-10 g/dl, sediaan hapus darah tepi
4. Anemia aplastik
2.1.5 Penatalaksanaan
cairan infus.
16
2. Anemia defesiensi
3. Anemia hemolitik
aplatik. Jika anemia terus menerus berat atau jika diperlukan transfuse
yang sering.
c. Sferositosis herediter
d. Thalassemia
Transfusi drah diberikan bila kadar Hb sudah rendah (kurang 6%) atau
4. Anemia aplastik
terhadap ATG.
2.1.6 Komplikasi
penderita anemia akan mudah terkena infeksi. Gampang batuk pilek, gampang
flu, gampang terkena infeksi saluran nafas, jantung juga menjadi gampang lelah,
karena harus mengompa darah lebih kuat dan perkembangan otot akan
penderita anemia akan mudah terkena infeksi. Selain itu komplikasi dari anemia
antara lain: Perdarahan, kejang, infeksi organ dan gagal jantung. (Kartika, 2016).
19
Gangguan absorbsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah Kontrasi arteriola
yaitu, karena perdarahan masif dengan keluarnya darah dari pembuluh darah
eritrosit premature yang disebkan oleh umur eritrosit yang pendek akibat
penghancuran sel darah merah, akibat defesiensi besi (B12 dan Fe) dengan
kekurangan bahan baku pembuatan sel darah merah dan depresi sumsum tulang
nutrient yang diprlukan untuk pembentukan sel darah merah sehingga penurunan
komponennya ke organ tubuh yang vital (anggota gerak), aliran darah ke otak
dan jantung pun menjadi terhambat, kondisi ini merespon tubuh seperti
dingin, palpitasi, kulit pucat. Kondisi ini terjadi bila pengiriman oksigen dan
evaluasi.
2.3.1 Pengkajian
dikumpulkan dapat diperoleh dari berbagai sumber baik sebagai data subjektif
maupun data objektif. Pengkajian ini secara khusus dibuat untuk memaparkan
Pengkajian dalam studi kasus ini meliputi data umu m dan data fokus
konsep).
a. Pengkajian
1) Identitas klien
tanggal
22
2) Keluhan utama
berkonsentrasi.
6) Riwayat psikososial
menurun.
c) Sistem integument
d) Sistem pernafasan
e) Sistem gastrointestinal
tidak
24
f) Sistem urinary
Pada pola ini, biasanya bisa terjadi diare atau konstipasi, serta
g) Sistem musculoskeletal
h) Sistem neurologis
8) Pemeriksaan laboratorium
trabsferin
B12
hemostatis
2. Pengkajian fokus
a. Pengkajian penyebab
1) Hiperglikemia
imobilitas)
Data mayor sesuai dengan masalah keperawatan dalam studi kasus ini
2) Data objektif : pengisian kapiler >3 detik, nadi perifer menurun atau
tidak teraba, akral teraraba dingin, warna kulit pucat dan turgor kulit
menurun.
meliputi:
1) Tromboflebitis
2) Diabetes mellitus
3) Anemia
6) Trombosis arteri
27
7) Varieses
9) Sindrom kompartemen
1. Analisa data
berfikir dan penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan
hasil pengkajian, maka analisa data dalam studi kasus ini disusun sebagai
berikut:
Tabel 2.2 Analisisa data asuhan keperawatan dengan perfusi perifer tidak efektif
pada klien anemia defesiensi zat besi di Dusun Padurekso Desa
Kalianget Timur Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep tahun
2020.
No Data Problem Etiologi
1 Data Subjektif : (tidak Perfusi perifer Penurunan
tersedia) tidak efektif konsentrasi
Data Objektif : pengisian hemoglobin
kapiler > 3 detik, nadi
perifer menurun atau tidak
teraba, akral teraba dingin,
warna kulit pucat dan turgor
kulit menurun.
Sumber : Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016
2. Diagnosa keperawatan
keperawatan. Dalam diagnosa ini diperlukan data yang sangat kuat untuk
menurun atau tidak teraba, akral teraba dingin, warna kulit pucat dan
merupakan suatu perencanaan yang dilakukan oleh perawat terdap diagnose yang
pasti sudah didapat agar pasien dapat memiliki status kesehatan yang baik.
dan dapat ditetapkan dengan baik dan berhasil. (Lingga, Menajemen Asuhan
1. Intervensi utama
a. Perawatan sirkulasi
1) Observasi
2) Teraupetik
yang cidera.
f) Lakukan hidrasi
3) Edukasi
(mis. rasa sakit yang tidak hilang saat istirahat, luka tidak
4) Kolaborasi
berikut:
1) Observasi
pakaian
2) Teraupetik
3) Edukasi
4) kolaborasi
2. Intervensi pendukung
a. Edukasi diet
1) Observasi
di programkan
2) Teraupetik
pendidikan kesehatan
3) Edukasi
yang diprogramkan
jika perlu
4) Kolaborasi
berikut:
1) Observasi
2) Teraupetik
3) Edukasi
yang diinginkan
4) Kolaborasi
dalam tindakan nyata untuk mencapai tujuan yang diharapkan, tindakan tersebut
dan intervensi tambahan sesuai situasi, kondisi serta respon pasien Anemia.
keperawatan sudah dapat dicapai atau belum, masalah apa yang sudah di
pecahkan dan apa yang perlu dikaji lagi, direncanakan atau dilaksanakan.
(Effendy, 2016).
dilakukan dengan pendekatan SOAP (data subjektif, data objektif, analisa dan
34
Evaluasi keperawatan dalam studi kasus ini meliputi evaluasi yang sesuai
mobilitas fisik
penyembuhan luka
status sirkulasi
tingkat cidera
tingkat keparahan
35
Tabel 2.3 Defenisi dan kriteria hasil sesuai dengan buku pedoman
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI, 2019).
Perfusi perifer (L.02011)
Definisi : keadekuatan aliran darah pembuluh darah distal untuk menunjang
fungsi jaringan
Ekspektasi : meningkat
Kriteria hasil :
Cukup Cukup
Menurun Sedang Meningkat
Menurun Meningkat
Denyut
1 2 3 4 5
nadi perifer
Penyembuhan
1 2 3 4 5
Luka
Sensasi 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Meningkat Sedang Menurun
Meningkat Menurun
Warna
1 2 3 4 5
kulit pucat
Edema perifer 1 2 3 4 5
Nyeri
1 2 3 4 5
Ekstermitas
Parastesia 1 2 3 4 5
Kelemahan otot 1 2 3 4 5
Kram otot 1 2 3 4 5
Bruit femoralis 1 2 3 4 5
Nekrosis 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk Sedang Membaik
Memburuk Membaik
Pengisian
1 2 3 4 5
Kapiler
Akral 1 2 3 4 5
Turgor kulit 1 2 3 4 5
Tekanan darah
1 2 3 4 5
Sistolik
Tekanan darah
Diastolic 1 2 3 4 5
Tekanan arteri
1 2 3 4 5
rata-rata
Indeks ankle-
1 2 3 4 5
Brachial
Sumber: Standar luaran keperawatan Indonesia, 2019
Keterangan :
49-50 : Menurun
51-52 : Cukup Menurun
53-54 : Sedang
55-56 : Cukup
Meningkat 57-58 :
Meningkat
BAB 3
yang artinya adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau
2017). Studi kasus adalah penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti suatu
permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit tunggal
disini berarti satu orang, sekelompok penduduk masyarakat disuatu daerah yang
terkena masalah. Unit yang menjadi kasus tersebut secara mendalam dianalisis
baik dari segi yang berhubungan dengan keadaan kasus itu sendiri, faktor-faktor
kasus terhadap suatu perlakuan atau pemaparan tertentu. Meskipun dalam studi
kasus ini yang diteliti hanya unit tunggal, namun dianalisis secara mendalam,
meliputi berbagai aspek yang cukup luas, serta penggunaan berbagai teknik
Dalam desain penelitian studi kasus ini penulis akan melakukan studi
kasus. Lokasi yang memungkinkan responden berada adalah tempat yang perlu
36
37
pertama yaitu orang yang mempunyai informasi (Sujarweni, 2014 dalam Avista
2019). Lokasi pengambilan studi kasus ini akan dilakukan di Dusun Padurekso
Pada studi kasus ini lama waktu bisa menyesuaikan dengan kunjungan,
Subjek/ partisipan pada studi kasus ini adalah klien dengan keluhan yang
tentang apa yang dirasakan kepada penulis maka penulis akan mencatat kriteria
partisipan ketidak efektifan perfusi jaringan perifer dengan tanda dan gejala
3.4.1 Wawancara
secara lisan dari seseorang sasaran penulis, atau bercakap berhadapan muka
dengan orang tersebut (face to face). Wawancara sebagai pembantu utama dari
dalam upaya menjawab masalah studi kasus. Observasi merupakan salah satu
teknik pengumpulan data untuk memperoleh hasil yang nyata dari suatu
mengambil data yang berasal dari dokumentasi asli. Dokumen asli tersebut dapat
berupa gambar, tabel, daftar periksan dan film documenter (Hidayat, 2014).
39
kemudian disalin dalam bentuk sebuah transkip atau berupa catatan terstrukur.
kasus yang telah dilakukan agar dengan mudah dipahami dan dianalis. Dapat
disajikan dalam bentuk sederhanya seperti teks, tabel, grafik, diagram lingkaran
3.5.4 Kesimpulan
studi kasus.
Dalam studi kasus ini waktu yang telah di tetapkan adalah minimal 3
hari dirawat, namun jika dalam jangwa waktu belum mencapai target
pengumpulan data klien maka perlu tambahan waktu untuk mendapatkan data
yang lengkap.
40
utama yaitu pasien, perawat dan keluarga pasien klien yang berkaitan
saling berbeda dengan menggunakan suatu metode yang sama. Triagulasi antar
pasien, perawat dan keluarga dilakukan untuk mendapatkan informasi lebih dari
studi kasus ini. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud
dan tujuan penulis. Jika responden bersedia, maka harus menandatangi lembar
persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka penulis harus menghormati hak
responden pada lembar pengumpulan data. Penulis hanya menuliskan kode pada
lembar pengumpulan data tersebut (Hidayat, 2014). Pada punulisan studi kasus
ini responden tidak perlu mencantumkan identitasnya, yang tujuannya agar orang
lain tidak mengetahui dan data yang dipakai tidak disalah gunakan.
41
kerahasiaannya oleh penulis, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan
keperawatan klien dilakukan hanya pada satu klien mulai tanggal 20 Juni 2020
dari hasil wawancara diketahui bahwa sudah terdapat kader kesehatan di Desa
anak. Jumlah seluruh anggota keluarga sebanyak 3 orang terdiri dari Ayah dan
Ibu. Di rumah An. M memiliki ventilasi yang cukup mendapatkan sinar matahari
serta menggunakan sumur sebagai sumber air. Jarak antara rumah An.M dengan
42
43
1. Identitas klien
Tabel 4.1 Identitas Klien Anemia Defesiensi Zat Besi dengan Perfusi Perifer
Tidak Efektif di Dusun Padurekso Desa Kalianget Timur Kecamatan
Kalianget Kabupaten Sumenep Tahun 2020
Identitas Klien
Nama An.M
Usia 15 Tahun
Jenis Kelamin Perempuan
Suku/Bangsa Madura
Agama Islam
Pekerjaan Pelajar
Alamat Sumenep
Tanggal Pengkajian 20 Juni 2020
No.KK 35290xxxxxxxxxxx
Diagnosa Medis Anemia Defesiensi Zat Besi.
Status Pengobatan Tidak dalam masa pengobatan
Tabel 4.1 menjelaskan bahwa An. M berusia 15 tahun dan merupakan pelajar
serta tidak memiliki riwayat penyakit lain selain Anemia Defesiensi Zat Besi.
2. Riwayat kesehatan
Tabel 4.2 Riwayat Kesehatan Klien Anemia Def esiensi Zat Besi dengan Perfusi
Perifer Tidak Efektif di Dusun Padurekso Desa Kalianget Timur
Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep Tahun 2020
Riwayat Kesehatan Klien
Keluhan utama Klien mengatakan mudah lelah saat
melakukan aktivitas sejak 1 tahun yang lalu.
Riwayat kesehatan sekarang Klien mengatakan mudah lelah saat
melakukan aktivitas sehari-hari, lelah
bertambah berat saat menstruasi kurang
lebih 1000cc perhari pada hari pertama dan
kedua, disertai dengan pusing seperti
berputar – putar di kepala bagian kanan
dengan skala pusing 6 sekitar 2 menit. Saat
dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital:
TD 100/70 mmHg, Nadi 80 x/menit, RR 24
x/menit, Suhu 37,5 ºC, konjungtiva anemis
dan Hb 10,4 g/dl.
Riwayat penyakit dahulu Klien mengatakan tidak pernah mengalami
kejadian seperti ini sebelumnya. Klien
44
riwayat kesehatan menunjukkan bahwa ada resiko keterkaitan dengan penyakit ini
3. Pola kesehatan
Tabel 4.3 Pola Kesehatan Klien Anemia Defesiensi Zat Besi dengan Perfusi
Perifer Tidak Efektif di Dusun Padurekso Desa Kalianget Timur
Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep Tahun 2020
Pola Kesehatan Klien
Persepsi dan Sebelum sakit : klien mengatakan baik-baik saja ketika
tatalaksana melakukan aktivitas sehari hari dan sering bersepeda bila
hidup sehat liburan.
mudah lelah dan pusing seperti berputar – putar di kepala bagian kanan dengan
skala pusing 6 sekitar 2 menit sera ditandai dengan penurunan Hb, maka untuk
4. Pemeriksaan fisik
Tabel 4.4 menunjukan bahwa secara umum klien tidak memiliki masalah lain
5. Pemeriksaan diagnostik
Tabel 4.5 Hasil Pemeriksaan Diagnostik Klien Anemia Defesiensi Zat Besi
dengan Perfusi Perifer Tidak Efektif di Dusun Padurekso Desa
Kalianget Timur Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep Tahun
2020
Pemeriksan Klien Satuan Nilai normal
Diagnostik
Hematologi
Hemoglobin 10.4 g/dl L : 13.2-17.3
P : 11.7-15.5
Tabel 4.6 Analisa data Klien Anemia Defesiensi Zat Besi dengan Perfusi
Perifer Tidak Efektif di Dusun Padurekso Desa Kalianget Timur
Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep Tahun 2020.
Data Etiologi Problem
Data subyektif : klien Defesiensi zat besi Perfusi perifer tidak
mengatakan mudah lelah disertai efektif
pusing saat melakukan aktivitas,
pusing seperti berputar – putar Kekurangan bahan
di kepala bagian kanan dengan baku pembuat sel
skala pusing 6 sekitar 2 menit drah merah
Data obyektif :
1. Data mayor :
1) Pengisian kapiler >3 detik Penurunan
: hasil pengkajian CRT konsentrasi
klien hasilnya >3 Hemoglobin
detik
3) Akral teraba dingin : akral
klien teraba dingin
4) Warna kulit pucat : hasil
pengkajian warna kulit
klien tampak pucat
2. Data minor :
2) Penyembuhan luka lambat
: klien mengatakan ketika
dirinya luka sembuhnya
sedikit lambat.
48
Diagnosa keperawatan dalam studi kasus ini adalah perfusi perifer tidak
aktivitas, pusing seperti berputar – putar di kepala bagian kanan dengan skala
pusing 6 sekitar 2 menit dan Do: data mayor (Pengisian kapiler >3 detik, akral
teraba dingin dan warna kulit pucat) dan data minor (penyembuhan luka lambat).
4.1.5 Intervensi
Tabel 4.7 Intervensi Keperawatan Klien Anemia Defesiensi Zat Besi dengan
Perfusi Perifer Tidak Efektif di Dusun Padurekso Desa Kalianget
Timur Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep Tahun 2020
Diagnosa Tujuan dan Intervensi
Keperawatan Kriteria Hasil
Perfusi Setelah dilakukan 1. Perawatan sirkulasi
perifer tidak asuhan a. Observasi
efektif, keparawatan 1) Periksa sirkulasi perifer
berhubungan selama 3x1 jam (misalnya: nadi perifer,
dengan per pertemuan edema, pengisian kapiler,
penurunan diharapkan warna, suhu, ankle-brachial
konsentrasi perawatan index).
hemoglobin sirkulasi 2) Identifikasi faktor risiko
meningkat dengan ganggaun sirkulasi (misalnya:
kriteria : diabetes, perokok, hipertensi
1. Pengisian dan kadar kolestrol tinggi).
kapiler 3) Monitor panas, kemerahan,
membaik nyeri atau bengkak pada
2. Akral ekstermitas.
membaik b. Teraupetik
3. Warna kulit 4) Hindari pemasangan infus
pucat atau pengambilan darah di
menurun area keterbatasan perfusi.
4. Penyembuhan 5) Hindari pengukuran tekanan
luka darah pada ekstermitas dengan
meningkat keterbatasan perfusi,
49
pendidikan kesehatan
3) Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai kesepakatan
4) Berikan kesempatan untuk
bertanya
c. Edukasi
5) Jelaskan manfaat kesehatan
dan efek fisiologis olahraga
6) Jelaskan jenis latihan yang
sesuai dengan kondisi
kesehatan
7) Jelaskan frekuensi, durasi
dan intesitas program latihan
yang diinginkan
8) Ajarkan latihan pemanasan
dan pendinginan yang tepat
9) Ajarkan teknik menghindari
cedera saat berolahraga
10) Ajarkan teknik pernafasan
yang tepat untuk
memaksimalkan penyerapan
oksigen selama latihan fisik
4.1.6 Implementasi
aktivitas)
11) Menganjurkan berolahraga rutin
R/klien mengatakan malas untuk
melakukan olahraga
18) Mengajarkan program diet untuk
memperbaiki sirkulasi (mis. Rendah
lemak jenuh, minyak ikan omega 3)
R/klien mengatakan belum mengerti
tentang program diet
19) Menginformasikan tanda dan gejala
darurat yang harus dilaporkan (mis.
Rasa sakit yang tidak hilang ketika
istirahat, lutidak kunjung sembuh,
hilangnya rasa)
R/klien kurang mampu memahami apa
yang dikatakan penulis
2. Edukasi latihan fisik
5) Jelaskan manfaat kesehatan dan efek
fisiologis olahraga
R/klien mengatakan mengerti tentang
manfaat kesehatan dan efek fisologi
olahraga
6) Jelaskan jenis latihan yang sesuai
dengan kondisi kesehatan
R/ klien mengatakan mengerti apa yang
dijelaskan penulis
7) Jelaskan frekuensi, durasi dan
intensitas program latihan yang
dingikan
R/ klien mengatakan mengerti apa yang
di jelaskan penulis
8) Ajarkan latihan pemanasan dan
pendinginan yang tepat
R/ klien mengatakan belum ampu
melakukan latihan pemanasan dengan
baik
9) Ajarkan teknik pernapasan yang tepat
untuk memaksimalkan penyerapan
oksigen selama latihan fisik
R/ klien mengatakan tidak bisa
melakukan teknik pernapasan dengan
baik
4.1.7 Evaluasi
Tabel 4.9 Evaluasi keperawatan Klien Anemia Defesiensi Zat Besi dengan
Perfusi Perifer Tidak Efektif di Dusun Padurekso Desa Kalianget
Timur Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep Tahun 2020
Tanggal Data (SO) Assesment Planing
/jam
22 Juni Data subyektif : klien Masalah Lanjutkan intervensi
2020/09 mengatakan masih teratasi 1. Perawatan sirkulasi
.00 Wib lelah disertai pusing sebagian 1) Memeriksa
saat melakukan sirkulasi perifer
aktivitas. (mis. Nadi perifer,
edema, pengisian
Data obyektif : kapiler, warna,
1. Klien tampak suhu, angkle-
lemah brachial indeks)
2. CRT >3 detik 11) Menganjurkan
3. Akral teraba dingin berolahraga rutin
4. Warna kulit pucat 18) Mengajarkan
5. Konjungtiva anemis program diet untuk
6. TD : 100/60 mmHg memperbaiki
7. N : 76 x/menit sirkulasi (mis.
Rendah lemak
jenuh, minyak ikan
omega 3)
19) Menginformasikan
tanda dan gejala
darurat yang harus
dilaporkan (mis.
rasa sakit yang
tidak hilang saat
istirahat, luka tidak
sembuh, hilangnya
rasa)
2. Edukasi latihan fisik
8) Mengajarkan
latihan pemanasan
dan pendinginan
yang tepat
10) Mengajarkan
teknik pernapasan
yang tepat untuk
memaksimalkan
penyerapan
oksigen selama
latihan fisik
23 Juni Data subyektif : klien Masalah Lanjutkan intervensi
2020/09 mengatakan lelah dan teratasi 1. Perawatan sirkulasi
54
Data obyektif :
1. Klien tampak
sedikit bersemangat
2. CRT <3 detik
3. Akral teraba hangat
4. Warna kulit tidak
pucat
5. Konjungtiva
ananemis
6. TD : 110/70 mmHg
7. N : 82 x/menit
dengan masalah perfusi perifer tidak efektif yaitu klien mengeluh mudah lelah
4.2 Pembahasan
Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan antara teori
pada bab dua dan tinjauan kasus pada bab empat dengan masalah perfusi perifer
tidak efektif pada klien Anemia Defesiensi Zat Besi dengan masalah
evaluasi keperawatan.
4.2.1 Pengkajian
kepala bagian kanan dengan skala pusing 6 sekitar 2 menit . Hal ini tidak sesuai
dengan tanda dan gejala dari perfusi perifer tidak efektif melainkan hanya
beberapa saja.
gejala yang sama dengan yang ada di teori karena anemia sendiri bukan
merupakan suatu penyakit melaikan gangguan pada fungsi tubuh. Dari hasil
pengkajian penulis hanya menenmukan beberapa tanda dan gejala dari anemia.
Anemia adalah suatu keadaan kekurangan sel darah merah yang dapat
disebabkan oleh hilangnya darah secara cepat atau karena produksi sel darah
merah terlalu lambat. Fungsi sel darah merah penting untuk tubuh, diantara lain
fungsinya adalah sarana transportasi gizi, terutama oksigen yang diperlukan pada
56
proses fisiologis dan biokimia dalam setiap jaringan tubuh. Mengalami anemia
terpenuhi lebih dari 80% untuk menegakkan diagnosa keperawatan. Data mayor
4.2.2 Diagnosa
Dalam diagnosa ini diperlukan data yang sangat kuat untuk mendapatkan
batasan karakteristik data yang diperoleh pada saat pengkajian An.M yaitu :
Klien mengatakan mudah lelah disertai pusing saat melakukan aktivitas, pusing
seperti berputar – putar di kepala bagian kanan dengan skala pusing 6 sekitar 2
menit di tandai dengan pengisian kapiler <3 detik : hasil pengkajian CRT klien
hasilnya >3 detik, akral teraba dingin : akral klien teraba dingin, warna kulit
gejala seperti yang dirasakan oleh klien karena anemia ini buakanlan merupakan
suatu penyakit melainkan cerminan keaadan suatu penyakit atau gangguan yang
terjadi pada fungsi tubuh. Jadi tanda dan gejala yang di alami oleh pasien
57
Secara teori perfusi perifer tidak efektif adalah penurunan sirkulasi darah
pada level kapiler yang dapat menggangu metabolisme tubuh (SDKI, 2016).
Tanda dan gejala perfusi perifer tidak efektif adalah pengisian kapiler <3 detik,
nadi perifer menurun atau tidak teraba, akral teraba dingin, warna kulit pucat,
<0,90, dan bruit femoral. data mayor harus terpenuhi lebih dari 80% untuk
4.2.3 Intervensi
kriteria hasil pengisian kapiler membaik, warna kulit pucat menurun dan
fisik untuk meningkatkan klien dalam melakukan aktivitas dengan kriteria hasil
terlaksana dengan semuanya, hal ini disebakan karena keterbatasan alat maupun
kondisi klinis klien. Walaupun secara teori intervensi merupakan salah satu tahap
mendapatkan status kesehatan yang baik sehingga harus berjalan dengan baik
58
dan berhasil.
merupakan suatu perencanaan yang dilakukan oleh perawat terdap diagnosa yang
pasti sudah didapat agar pasien dapat memiliki status kesehatan yang baik.
dan dapat ditetapkan dengan baik dan berhasil. (Lingga, Menajemen Asuhan
4.2.4 Implementasi
sirkulasi, dan disertai dengan respon baik secara data subjektif maupun objektif.
ini dan hanya 10 implementasi yang dapat dilakukan pada klien, karena
dalam tindakan nyata untuk mencapai tujuan yang diharapkan, tindakan tersebut
4.2.5 Evaluasi
data subyektif : klien mengatakan masih lelah disertai pusing saat melakukan
aktivitas. data obyektif : klien tampak lemah, CRT >3 detik, akral teraba dingin
masalah teratasi sebagian dan lanjutkan intervensi. Evaluasi hari ke dua tanggal
23 Juni 2010 didapatkan data subyektif : Data subyektif : klien mengatakan lelah
dan pusing sedikit berkurang, data obyektif : klien tampak lemah, CRT >3 detik,
akral teraba dingin, warna kulit pucat, konjungtiva anemis, TD : 100/70 mmHg,
Dan untuk evaluasi hari terakhir tanggal 24 Juni 2020 didapatkan data
subyektif : data subyektif : klien mengatakan lelah dan pusing berkurang, data
obyektif : klien tampak sedikit bersemangat, CRT <3 detik, akral teraba hangat,
analisa dan planning). Dalam evaluasi ini dapat ditentukan sejauh mana
5.1 Kesimpulan
2. Diagnosa keperawatan dalam kasus ini adalah perfusi perifer tidak efektif
3. Intervensi utama dalam studi kasus ini adalah perawatan sirkulasi dan
keadaan pasien.
dihentikan.
5.2 Saran
mencegah penyakit anemia defesiensi zat besi terutama pada remaja wanita.
yang tinggi zat besi seperti daging merah, sayur-sayuran berdaun hijau, gandum
60
61
yang notabene berbeda antara klinik dan komunitas untuk mencari pemecahan
DAFTAR PUSTAKA
65
66
SIRKULASI
1) Keluhan : Lelah
2) Pemeriksaan
fisik
(1) Nadi : 80 x/menit
(2) Tekanan darah : 100/70 mmHg
(3) Akral : Dingin
(4) CRT : >3 detik
(5) Suara jantung : Tidak dilakukan
pemeriksaan
(6) Suara tambahan : Tidak dilakukan
pemeriksaan
3) Laboratorim/
Penunjang
(1) Interpretasi EKG : Tidak dilakukan
pemeriksaan
(2) Central Venous Pressure (CVP) : Tidak dilakukan
pemeriksaan
4) Keadaan
klinis lain
(1) Warna kulit : Pucat
(2) Respiration rate : 24 x/menit
(3) Penurunan kesadaran : Tidak
(4) Saturasi oksigen : Tidak dilakukan
pemeriksaan
(5) Produksi urine : ± 1500 ml/24 jam
(6) Edema : Tidak
(7) Distensi vena jugularis : Tidak
(8) Hepatomegali : Tidak
5) Masalah keperawatan (D.0007 s.d D.0017)
1. Perfusi perifer tidak efektif
berhubungan
dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin.
67
TERAPI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
ANALISA DATA
INTERVENSI KEPERAWATAN
beta
16) Anjurkan melakukan
perawatan kulit yang tepat
(mis. melembabkan kulit
kering pada kaki)
17) Anjurkan program
rehabilitasi vaskuler
18) Ajarkan program diet untuk
memperbaiki sirkulasi
(misalnya: rendah lemak
jenuh, minyak ikan yang
mengandung omega 3).
19) Informasikan tanda dan
gejala darurat yang harus
dilaporkan (mis. rasa sakit
yang tidak hilang saat
istirahat, luka tidak
sembuh, hilangnya rasa).
2. Edukasi latihan fisik
a. Observasi
1) Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima
informasi
b. Teraupetik
2) Sediakan materi dan
media pendidikan
kesehatan
3) Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai kesepakatan
4) Berikan kesempatan
untuk bertanya
c. Edukasi
5) Jelaskan manfaat kesehatan
dan efek fisiologis olahraga
6) Jelaskan jenis latihan yang
sesuai dengan kondisi
kesehatan
7) Jelaskan frekuensi, durasi
dan intesitas program latihan
yang diinginkan
8) Ajarkan latihan pemanasan
dan pendinginan yang tepat
9) Ajarkan teknik menghindari
cedera saat berolahraga
10) Ajarkan teknik pernafasan
yang tepat untuk
memaksimalkan penyerapan
oksigen selama latihan fisik
72
73
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
EVALUASI
kapiler, warna,
Data obyektif : suhu, angkle-
1. Klien tampak brachial indeks)
lemah 20) Menginformasikan
2. CRT >3 detik tanda dan gejala
3. Akral teraba darurat yang harus
dingin dilaporkan (mis.
4. Warna kulit rasa sakit yang
pucat tidak hilang saat
5. Konjungtiva istirahat, luka tidak
anemis
sembuh, hilangnya
6. TD : 100/70
rasa)
mmHg
4. Edukasi latihan fisik
7. N : 80 x/menit 10) Mengajarkan
teknik pernapasan
yang tepat untuk
memaksimalkan
penyerapan
oksigen selama
latihan fisik
23 Juni Data subyektif : Masalah Intervensi dihentikan
2020/09.00 klien teratasi
Wib mengatakan sebagian
lelah dan
pusing
berkurang
Data obyektif :
1. Klien tampak
sedikit
bersemangat
2. CRT <3 detik
3. Akral teraba
hangat
4. Warna kulit
tidak pucat
5. Konjungtiva
ananemis
6. TD : 110/70
mmHg
7. N : 82 x/menit