Anda di halaman 1dari 60

MAKALAH STUDENT ORAL CASE ANALYSIS (SOCA) KEPERAWATAN MEDIKAL

BEDAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.K YANG MENGALAMI GANGGUAN


SISTEM HAMATOLOGI DENGAN DIAGNOSA MEDIS ANEMIA
DI RUANG KELAS 2 & 3
RS BHAYANGKARA POLDA LAMPUNG

DISUSUN OLEH :
ANGGA YUDANDI (2114901007)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
PROGRAM STUDI PROFESI NERS TANJUNGKARANG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat dan rahmat-Nya penyusun
masih diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah seminar kasus tentang Asuhan Keperawatan Pada Ny.S Yang Mengalami
Gangguan Sistem Hematologi Dengan Diagnosa Medis Anemia di Ruang Penyakit
Dalam Wanita RSUD Dr.H. BOB BAZAR SKM KALIANDA. Pada kesempatan ini
penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan pembimbing lahan
Praktik Keperawatan KMB yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan demi
terselesaikannya makalah ini dan rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi
kesempurnaan makalah ini dimasa mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para mahasiswa dan dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan
mahasiswa.

Kalianda , 18 Januari 2021

Penyusun
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
SISTEM HEMATOLOGI DENGAN DIAGNOSA MEDIS
ANEMIA
A. PENGERTIAN
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin (Hb)
atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitas sel darah
merah dalam membawa oksigen (Badan POM, 2011)
Anemia adalah penyakit kurang darah, yang ditandai dengan kadar hemoglobin
(Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan normal. Jika kadar
hemoglobin kurang dari 14 g/dl dan eritrosit kurang dari 41% pada pria, maka pria
tersebut dikatakan anemia. Demikian pula pada wanita, wanita yang memiliki kadar
hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang dari 37%, maka wanita itu
dikatakan anemia. Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan merupakan
pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat gangguan fungsi tubuh.  Secara
fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk
mengangkut oksigen ke jaringan.
Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau kadar Hb sampai
di bawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat.  Anemia adalah gejala dari
kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen tidak adekuat
atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah, yang
mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe
anemia dengan beragam penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta, 2002)
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau konsentrasi
hemoglobin turun dibawah normal.(Wong, 2003)

B. ETIOLOGI:
1. Hemolisis (eritrosit mudah pecah)
2. Perdarahan
3. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
4. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi  defisiensi besi, folic acid,
piridoksin, vitamin C dan copper
Menurut Badan POM (2011), Penyebab anemia yaitu
1. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam
folat, vitamin C, dan unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel darah
merah.
2. Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi rawan
terkena anemia karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya banyak dan
dia tidak memiliki cukup persediaan zat besi.
3. Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap zat
besi dan vitamin untuk pertumbuhannya.
4. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di
saluran pencernaan seperti gastritis dan radang usus buntu dapat menyebabkan
anemia.
5. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan
lambung (aspirin, anti infl amasi, dll). Obat lainnya dapat menyebabkan masalah
dalam penyerapan zat besi dan vitamin (antasid, pil KB, antiarthritis, dll).
6. Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini dapat
menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin B12.
7. Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit ginjal, masalah
pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker dan penyakit lainnya dapat
menyebabkan anemia karena mempengaruhi proses pembentukan sel darah
merah.
8. Pada anak-anak, anemia dapat terjadi karena infeksi cacing tambang, malaria,
atau disentri yang menyebabkan kekurangan darah yang parah.

C. TANDA DAN GEJALA


1. Lemah, letih, lesu dan lelah
2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
3. Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi
pucat. Pucat oleh karena kekurangan volume darah dan Hb, vasokontriksi
4. Takikardi dan bising jantung (peningkatan kecepatan aliran darah) Angina (sakit
dada)
5. Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas (pengiriman O2 berkurang)
6. Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung) menggambarkan
berkurangnya oksigenasi pada SSP
7. Anemia berat gangguan GI dan CHF (anoreksia, nausea, konstipasi atau diare)

D. PATOFISIOLOGI
Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan sumsum atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum
(misalnya berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi,
pajanan toksik, invasi tumor atau penyebab lain yang belum diketahui. Sel darah
merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi).
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam
system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa.  Hasil samping proses ini
adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah.  Setiap kenaikan destruksi sel
darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma
(konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada
sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada
kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma
(hemoglobinemia).  Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin
plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya,
hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin
(hemoglobinuria). 
Kesimpulan  mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh
penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi
biasanya dapat diperoleh dengan dasar:1. hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2.
derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara
pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya
hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.
F. PEMERIKSAAN KHUSUS DAN PENUNJANG
1. Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih, kadar Fe,
pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12, hitung trombosit,
waktu perdarahan, waktu protrombin, dan waktu tromboplastin parsial. 
2. Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity serum
3. Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan kronis serta
sumber kehilangan darah kronis.
4. Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hematokrit menurun.
Jumlah eritrosit : menurun, menurun berat (aplastik);
5. MCV (molume korpuskular rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular rerata)
menurun dan mikrositik dengan eritrosit hipokronik, peningkatan.Pansitopenia
(aplastik).
6. Jumlah retikulosit : bervariasi, misal; menurun, meningkat (respons sumsum
tulang terhadap kehilangan darah /hemolisis).
Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat
mengindikasikan tipe khusus anemia).
7. Laju Endap Darah : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal :
peningkatan kerusakansel darah merah : atau penyakit malignasi Masa hidup sel
darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa anemia, misal : pada tipe
anemia tertentu, sel darah merah mempunyai waktu hidup lebih pendek.
8. Tes kerapuhan eritrosit : menurun. Sel Darah Putih : jumlah sel total sama dengan
sel darah merah (diferensial) mungkin meningkat (hemolitik) atau menurun
(aplastik)
Jumlah trombosit : menurun caplastik; meningkat; normal atau tinggi (hemolitik)
9. Hemoglobin elektroforesis:mengidentifikasi tipe struktur hemoglobin.
Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (hemolitik).
10. Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia sehubungan dengan
defisiensimasukan/absorpsi:

- Besi serum :tak adatinggi (hemolitik)


- BC serum : meningkat
- Feritin serum : meningkat
- Masa perdarahan : memanjang (aplastik)
- LDH serum : menurun
- Tes schilling : penurunan eksresi vitamin B12 urine
- Guaiak :mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan isi
gaster, menunjukkan perdarahan akut/kronis.
11. Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya asam
hidroklorik bebas.
12. Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan/biopsi : sel mungkin tampak berubah
dalam jumlah, ukuran, dan bentuk, membentuk, membedakan tipe anemia,
misal: peningkatan megaloblas, lemak sumsum dengan penurunan sel darah
(aplastik).
13. Pemeriksaan andoskopik dan radiografik : memeriksa sisi perdarahan :
perdarahan Gastro Intestinal (Doenges 2009).

G. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Keperawatan
a) Anemia kekurangan zat besi. Bentuk anemia ini diobati dengan suplemen zat
besi, yang mungkin Anda harus minum selama beberapa bulan atau lebih.
Jika penyebab kekurangan zat besi kehilangan darah - selain dari haid
- sumber perdarahan harus diketahui dan dihentikan. Hal ini mungkin
melibatkan operasi.

b) Anemia kekurangan vitamin. Anemia pernisiosa diobati dengan suntikan -


yang seringkali suntikan seumur hidup vitamin B12. Anemia karena
kekurangan asam folat diobati dengan suplemen asam folat.
c) Anemia penyakit kronis. Tidak ada pengobatan khusus untuk anemia jenis ini.
Suplemen zat besi dan vitamin umumnya tidak membantu jenis anemia ini.
Namun, jika gejala menjadi parah, transfusi darah atau suntikan eritropoietin
sintetis, hormon yang biasanya dihasilkan oleh ginjal, dapat membantu
merangsang produksi sel darah merah dan mengurangi kelelahan.
d) Aplastic anemia. Pengobatan untuk anemia ini dapat mencakup transfusi
darah untuk meningkatkan kadar sel darah merah. Transplantasi sumsum
tulang jika sumsum tulang berpenyakit dan tidak dapat membuat sel-sel darah
sehat. Perlu obat penekan kekebalan tubuh untuk mengurangi sistem
kekebalan tubuh dan memberikan kesempatan sumsum tulang
ditransplantasikan berespon untuk mulai berfungsi lagi.
e) Anemia terkait dengan penyakit sumsum tulang. Pengobatan berbagai
penyakit dapat berkisar dari obat yang sederhana hingga kemoterapi untuk
transplantasi sumsum tulang.
f) Anemias hemolitik. Mengelola anemia hemolitik termasuk menghindari obat-
obatan tertentu, mengobati infeksi terkait dan menggunakan obat- obatan
yang menekan sistem kekebalan, yang dapat menyerang sel-sel darah merah.
Pengobatan singkat dengan steroid, obat penekan kekebalan atau gamma
globulin dapat membantu menekan sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel
darah merah.
g) Sickle cell anemia. Pengobatan untuk anemia ini dapat mencakup pemberian
oksigen, obat menghilangkan rasa sakit, baik oral dan cairan infus untuk
mengurangi rasa sakit dan mencegah komplikasi. Dokter juga biasanya
menggunakan transfusi darah, suplemen asam folat dan antibiotik. Sebuah
obat kanker yang disebut hidroksiurea (Droxia, Hydrea) juga digunakan untuk
mengobati anemia sel sabit pada orang dewasa.
2. Medis
Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah
yanghilang.
a) Transpalasi sel darah merah.
b) Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
c) Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
d) Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang
membutuhkan oksigen
e) Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
f) Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.
Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya) :
1. Anemiadefisiensi besi
a) Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan yang
diberikan seperti ikan, daging, telur dan sayur.
b) Pemberian preparat fe
c) Perrosulfat 3x200mg/hari/per oral sehabis makan
d) Peroglukonat 3x200mg/hari/oral sehabis makan.
2. Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12

3. Anemia asam folat : asam folat 5 mg/hari/oral

4. Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan

pemberian cairan dan transfuse darah.

H. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. Identitas pasien, meliputi :
Nama, Umur : biasa nya yang terserang anemia umumnya adalah dewasa, Jenis
Kelamin : biasa nya yang dominan terkena Anemia adalah perempuan, Agama,
Status perkawinan, Pendidikan, Pekerjaan, Tanggal Masuk, No. Register,
Diagnosa medis
Penanggung jawab, meliputi
Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan pasien
B. Alasan Masuk
Klien mengeluh pusing,lemah,mual dan muntah,badan terasa letih,pucat,akral
dingin

C. Riwayat Kesehatan
A. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Keletihan, kelemahan, malaise umum
b. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.
c. Klien mengatakan bahwa ia depresi
d. Sakit kepala
e. Nyeri mulut & lidah
f. Kesulitan menelan
g. Dyspepsia, anoreksia
h. Klien mengatakan BB menurun
i. Nyeri kepala,berdenyut, sulit berkonsentrasi
j. Penurunan penglihatan
k. Kemampuan untuk beraktifitas menurun
B. Riwayat kesehatan dahulu

Pengkajian riwayat dahulu yang mendukung dengan melakukan serangkaian


pertanyaan, meliputi:
a. Apakah sebelumnya klien pernah menderita anemia.
b. Apakah meminum suatu obat tertentu dalam jangka lama.
c. Apakah pernah menderita penyakit malaria.
d. Apakah pernah mengalami pembesaran limfe.
e. Apakah pernah mengalami penyakit keganasan yang tersebar seperti kanker
payudara,leukimia, dan multipel mieloma.
f. Apakah pernah kontak dengan zat kimia toksik dan penyinaran dengan
radiasi.
g. Apakah pernah menderita penyakit menahun yang melibatkan ginjal dan hati.
h. Apakah pernah menderita penyakit infeksi dan defisiensi endoktrin.
i. Apakah pernah mengalami kekurangan vitamin penting, seperti vitamin B12
asam folat, vitamin C dan besi.
C. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Kecendrungan keluarga untuk anemia.
b. Adanya anggota keluarga yang mendapat penyakit anemia congenital.
c. Keluarga adalah vegetarian berat.
d. Social ekonomi keluarga yang rendah.

GENOGRAM
Untuk mengetahui riwayat penyakit dari keluarga dan klien.

D. PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : Composmentis
GCS : 15 ( E:4 V:5 M:6)
TTV : TD :Biasanya menurun
N :Biasana meningkat
P :Biasanya cepat
S :Biasanya meningkat

Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
Bagaimana kesimetrisan,warna rambut,kebersihan kepala,rambut kering,
mudah putus, menipis, ada uban atau tidak, sakit kepala, pusing,
2) Mata
Sclera tidak ikterik,konjungtiva anemis,pupil isokor.
3) Telinga
Kesimetrisan telinga, fungsi pendengaran, kebersihan telinga.
4) Hidung
Kesimetrisan,fungsi penciuman, kebersihan, apakah ada perdarahan pada
hidung atau tidak.
5) Mulut
Keadaan mukosa mulut, kebersihan mulut, keadaan gigi, kebersihan gigi,
stomatitis (sariawan lidah dan mulut)
6) Leher
Kesimetrisan, adanya pembesaran kelenjar tyroid / tidak, adanya
pembesaran kelenjar getah bening.
7) Thorax
Paru-paru :
I :Pergerakan dinding dada, takipnea,orthopnea, dispnea (kesulitan
bernapas), napas pendek, dan cepat lelah saat melakukan aktivitas
jasmani merupakan menifestasi berkurangnya pengiriman oksigen.
P :Taktil premitus simetris
P :Sonor

A :Bunyi nafas vesikuler, bunyi nafas tambahan lainnya.

Jantung
I :jantung berdebar-debar, Takikardia dan bising jantung
menggambarkan beban jantung dan curah jantung meningkat
P :Tidak teraba adanya massa
P :pekak
A :Bunyi jantung murmur sistolik

8) Abdomen
I : Kesimetrisan,diare,muntah,melena / hematemesis.
A : Suara bising usus
P : Terdapat bunyi timpani,
P : Terabanya pembesaran hepar / tidak, adanya nyeri tekan /
tidak.
9) Genitalia
Normal / abnormal
10) Integumen
Mukosa pucat,kering dan Kulit kering
11) Ekstermitas
Pucat pada kulit, dasar kuku, dan membrane mukosa, Kuku mudah
patah dan berbentuk seperti sendok, kelemahan dalam melakukan
aktifitas.

12) Punggung
Kesimetrisan punggung,warna kulit, dan keberishan.
I. PERENCANAAN KEPERAWATAN
DIANGOSA
N KEPERAWATAN TUJUAN DAN
INTERVENSI
O DAN KRITERIA HASIL
KOLABORASI
1 Perfusi jaringan Setelah dilakukan tindakan PERAWATAN SIRKULASI
(I.02079)
perifer tidak efektif keperawatan selama 3 x 24
1. Observasi
b/d penurunan jam perfusi perifer o Periksa sirkulasi
perifer(mis. Nadi
konsentrasi meningkat dengan kriteria
perifer, edema,
Hemoglobin hasil : pengisian kalpiler,
warna, suhu, angkle
a) Denyut nadi perifer
brachial index)
meningkat o Identifikasi faktor
b) Warna kulit pucat resiko gangguan
menurun sirkulasi (mis.
c) Pengisian kapiler Diabetes, perokok,
membaik orang tua, hipertensi
d) Akral membaik dan kadar kolesterol
tinggi)
e) Turgor kulit membaik
o Monitor panas,
f) Tekanan darah sistolik kemerahan, nyeri,
membaik atau bengkak pada
g) Tekanan darah diastolik ekstremitas
membaik 2. Terapeutik
o Hindari pemasangan
infus atau
pengambilan darah di
area keterbatasan
perfusi
o Hindari pengukuran
tekanan darah pada
ekstremitas pada
keterbatasan perfusi
o Hindari penekanan
dan pemasangan
torniquet pada area
yang cidera
o Lakukan pencegahan
infeksi
o Lakukan perawatan
kaki dan kuku
o Lakukan hidrasi
3. Edukasi
o Anjurkan berhenti
merokok
o Anjurkan
berolahraga rutin
o Anjurkan mengecek
air mandi untuk
menghindari kulit
terbakar
o Anjurkan
menggunakan obat
penurun tekanan
darah, antikoagulan,
dan penurun
kolesterol, jika perlu
o Anjurkan minum
obat pengontrol
tekakan darah secara
teratur
o Anjurkan
menghindari
penggunaan obat
penyekat beta
o Ajurkan melahkukan
perawatan kulit yang
tepat(mis.
Melembabkan kulit
kering pada kaki)
o Anjurkan program
rehabilitasi vaskuler
o Anjurkan program
diet untuk
memperbaiki
sirkulasi( mis.
Rendah lemak jenuh,
minyak ikan, omega
3)
o Informasikan tanda
dan gejala darurat
yang harus
dilaporkan( mis.
Rasa sakit yang tidak
hilang saat istirahat,
luka tidak sembuh,
hilangnya rasa).
2 Intoleransi aktifitas Setelah dilakukan tindakan MANAJEMEN ENERGI (I.
05178)
b.d keperawatan selama 3x24 1. Observasi
ketidakseimbangan jam diharapkan intoleransi o Identifkasi gangguan
fungsi tubuh yang
suplai dan kebutuhan aktivitas dapat teratasi
mengakibatkan
oksigen dengan kriteria hasil : kelelahan
o Monitor kelelahan
- Frekuensi nadi
fisik dan emosional
meningkat
- Saturasi oksigen o Monitor pola dan
meningkat jam tidur
- Keluhan lelah o Monitor lokasi dan
menurun ketidaknyamanan
selama melakukan
- Tekanan darah
aktivitas
membaik 2. Terapeutik
- Frekuensi napas o Sediakan lingkungan
membaik nyaman dan rendah
stimulus (mis.
cahaya, suara,
kunjungan)
o Lakukan rentang
gerak pasif dan/atau
aktif
o Berikan aktivitas
distraksi yang
menyenangkan
o Fasilitas duduk di
sisi tempat tidur, jika
tidak dapat
berpindah atau
berjalan
3. Edukasi
o Anjurkan tirah
baring
o Anjurkan melakukan
aktivitas secara
bertahap
o Anjurkan
menghubungi
perawat jika tanda
dan gejala kelelahan
tidak berkurang
o Ajarkan strategi
koping untuk
mengurangi
kelelahan
4. Kolaborasi
o Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan
asupan makanan
3. Risiko Defisit Nutrisi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi (I.
03119)
berhubungan dengan keperawatan selama 3 x 24
Observasi:
faktor psikologis jam diharapkan status  Identifikasi status nutrisi
(keenganan untuk nutrisi terpenuhi dengan  Identifikasi alergi dan
intoleransi makanan
makan) kriteria hasil :
- Porsi makanan yang  Identifikasi perlunya
penggunaan selang
dihabiskan meningkat
nasogastric
- Frekuensi makan  Monitor asupan
meningkat makanan
 Monitor berat badan
- Nafsu makan meningkat Terapeutik:
 Lakukan oral hygiene
sebelum makan, Jika
perlu
 Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
 Hentikan pemberian
makanan melalui selang
nasogastric jika asupan
oral dapat ditoleransi
Edukasi
 Anjurkan posisi duduk,
jika mampu
 Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
 Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Nama Mahasiswa : Angga Yudandi
NIM :2114901007
Ruang Rawat : Kelas 2 & 3
Tgl Pengkajian : 18 Oktober 2021
No. Register : 062246
B. Identitas Pasien
Nama : Ny. K
Umur : 46 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMP
Tgl Masuk RS : 18 Oktober 2021 Waktu : 09.48 WIB
Dx Medis : Anemia
Alamat : Kemiling

C. Riwayat Kesehatan
Cara Masuk : ( √ ) Melalui IGD ( ) Melalui Poliklinik ( ) Transfer ruangan _________________
Masuk ke Ruangan pada tanggal : 18 oktober 2021 Waktu : 10.15 WIB
Diantar Oleh : ( ) sendiri (√ )Keluarga ( ) Petugas Kesehatan ( ) Lainnya __________________
Masuk dengan menggunakan : ( ) Berjalan ( ) Kursi Roda ( √ ) Brankar ( ) Kruk ( ) Walker
( ) Tripod ( ) Lainnya, Jelaskan _________________________
Status Mental saat masuk : ( ) Kesadaran : Composmentis
( ) GCS : E 4 M 6 V 5
Tanda Vital Saat Masuk : TD 90/60 mmHg
Nadi 89 x/menit (√ ) teratur ( ) Tidak teratur ( ) Lemah ( ) Kuat
RR 26 x/menit (√ ) teratur ( ) Tidak teratur
Nyeri :
Numeric Rating Scale

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
No Pain Moderate Worst Possible

Verbal Rating Scale


No Pain Mild Pain Moderate Severe Very Severe Worst Possible
Wong & Baker Faces Rating Scale

1. Keluhan Utama saat pengkajian : Lemas

2. Riwayat Penyakit Sekarang


Klien mengeluh badannya terasa lemas tidak bertenaga, kepalanya terasa pusing dan
hanya berbaring di tempat tidur, wajah dan ujung ekstremitas pucat, CRT >3 detik, klien
tidak napsu makan, jika makan terasa mual kadang muntah, klien tampak lesu dan lemas.

Riwayat Alergi (obat, makanan, dll): klien mengatakan tidak ada riwayat alergi
obat/makanan
3. Daftar obat yang sering digunakan sebelum masuk RS:

NAMA FREKUENS MASIH


OBAT/HERBA I DIGUNAKAN/TIDA
L K

Genogram

Keterangan :
: Laki-laki

: Klien

: Laki- Laki

: Satu rumah

C. Anamnesis Pengkajian Dan Pola Fungsional


1. Pola Manajemen Kesehatan-Persepsi Kesehatan
Kondisi kesehatan klien tampak sakit sedang dilihat dari hasil pemeriksaan
laboratorium, nilai Hb klien 7,9 .
2. Pola Metabolik-Nutrisi
Sebelum sakit klien makan teratur hanya 3 x/ sehari. Saat sakit klien makan hanya 3
sendok, klien mengatakan tidak napsu makan, dan terasa mual dan kadang muntah.
3. Pola Eliminasi
BAK : saat ini klien BAK dengan menggunakan pampers
. BAB : saat ini klien sudah 5 hari belum BAB
4. Pola Aktivitas Sehari-Hari
Sebelum sakit klien mampu melakukan aktivitas mandiri, setelah sakit aktivitas klien
dibantu oleh keluarganya
5. Pola Istirahat Tidur
Sebelum sakit klien tidur ± 6-8 jam/hari, pada saat masuk rumah sakit klien tidak
mengalami gangguan tidur
6. Pola sensori dan kognitif
Sensori : penciuman, rasa (kecap lidah) baik dan klien mengalami penurunan
penglihatan, kurang mampu melihat pada jarak jauh
Kognitif : tingkat pedidikan terakhir klien adalah SMP, kien tidak mampu mengambil
keputusan, klien selalu bermusyawarah dengan keluarganya dan mampu mengingat
dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
7. Pola konsepsi diri dan persepsi diri
Klien sehari-hari hanya sebagai ibu rumah tangga, klien mengatakan semenjak sakit
klien tidak aktif mengikuti organisasi/perkumpulan sosial di lingkungan rumahnya.
8. Pola hubungan peran
Klien adalah sebagai ibu dan istri dalam keluarganya, klien mengatakan hubungannya
dengan keluarga dan masyarakat baik.

9. Pola reproduksi-seksualitas
Klien saat ini memiliki 2 orang anak, klien tidak menggunakan alat kontrasepsi, klien
memiliki riwayat penyakit Ca Serviks sejak 4 tahun yang lalu

10. Pola toleransi terhadap stress-koping


Klien mengatakan tidak memiliki kejadian yang membuat ia stress , namun saat
dirawat dirumah sakit klien merasa sedih karena klien merasa membebani pihak
keluarga, cara klien untuk menghilangkan perasaan sedih yaitu dengan cara bertabah
dan menerima takdirdan berusaha berobat ke pelayanan kesehatan.

11. Pola keyakinan –nilai


Klien berlatar belakang budaya lampung, klien dan keluarga selalu yakin bahwa
penyakit yang dideritaya akan sembuh. Klien beragama islam
D. Pemeriksaan Fisik
1. Status Kesehatan Umum
kesadaran komposmentis, TD : 90/60 mmHg, Nadi 103 x/menit teratur, Nafas 24
x/menit irama napas normal
2. Kepala
Kepala simetris, tidak terdapat bekas luka, tidak ada benjolan
3. Leher
Leher nampak bengkak dan membesar, teraba masa keras dan terasa nyeri jika
ditekan
4. Thorax (jantung & paru)
a. Inspeksi
Tidak terdapat bekas luka, tiak terdapat benjolan
b. Palpasi
Taktil fremitus sama
c. Perkusi
Perkusi sonor pada paru
d. Auskultasi
Tidak terdapat suara napas tambahan
5. Abdomen
a. Inspeksi
Terdapat bekas luka jahitan operasi
b. Auskultasi
Terdapat bising usus sebanyak 15 x/menit
c. Palpasi
Perut teraba keras pada 4 kuadran
d. Perkusi
Bunyi abdomen tympani
6. Punggung dan tulang belakang
Tidak terdapat luka pada punggung sebelah kanan dan sebelah kiri
7. Genetalia dan rektum
Klien mengatakan tidak ada masalah pada daerah genetalia
8. Ekstermitas atas dan bawah
Akral pucat, CRT > 3 detik, edema pada tungkai kiri, terpasang infus pada tangan
kiri
9. Kekuatan otot
5 5

5 5

Pemeriksaan Penunjang
a. Hasil pemeriksaan Laboratorium, tgl: 18 Oktober 2021
No parameter Hasil Nilai rujukan Satuan
1. Haemoglobin 7,9 14-16 g/dl
2. Leukosit 11.300 4.800-10.800 /µl
4. Hematokrit. 25 L: 40-48 %
5. Trombosit 84.000 150.000-400.000 %
6 Hitung hasil
Basofil 0 0-1 %
Eosinofil 0 2-4 %
Batang 0 3-5 %
Segmen
Limfosit 83 50-70 %
Monisit 11 25-40 %
6 2-8 %
7 Gula Darah Sewaktu 115 100-200 mg/dL
8 Ureum 71 10-50 mg/dL
9 Creatinine 1,9 0,6-1,1 mg/dL
10 SGOT 63 <32 U/L
SGPT 55 <31 U/L
Natrium 121 135-145 mmmol/L
Kalium 3,9 3,5-5,5 mmmol/L
Clorida 90 98-108 mmmol/L
10 HbsAG Non Reaktif Non reaktif

Daftar terapi obat ( obat,cairan,dll)


Nama Dosis rute Mulai pemberian Indikasi efek samping
pemberian
Nacl 0,9% 500ml/12 18 Oktober 2021 Pengganti Tangan dan
cairan plasma kaki
jam/20tpm
isotonik yang mengalami
hilang, bengkak, nyeri
pengganti sendi, kaku,
cairan pada kram otot,sakit
kondisi kepala, mual
alkalosis, dan mungkin
hipokloremia juga terjadi
reaksi alergi
namunsangat
jarang
Ambacim 1gr/IV/24 jam 18 Oktober 2021 Digunakan Gangguan
untuk gastrointestinal,
mengobati perubahan
infeksi bakteri hematologi,
tromboplebitis
Furosemid 2ml/IV/8jam 18 oktober 2021 Untuk Pusing vertigo,
mengeluarkan mual muntah,
kelebihan diare,
cairan dari penglihatan
dalam tubuh buram
melalui urine
Transfusi PRC 2 Kolf 18 Oktober 2021 Menambah sel Sakit kepala,
darah merah demam, merasa
gatal-gatal
Sucralfat 500mg/oral/8jam 18 Oktober 2021 Sebagai Konstipasi,
profilaksis atau
sakit kepala,
pencegahan
tukak lambung, diare
tukak usus
duabelas
jari(duodenum)
A. SKALA BRADEN UNTUK PREDIKSI RISIKO LUKA TEKAN

Nama Klien : Ny. K Jenis Kelamin : P No. Register : Tanggal Penilaian Risiko : 18-10-2021

PARAMETER TEMUAN SKOR


1.Tidakmerasakan/respon 2. Gangguan sensori pada 3.Gangguan sensori pada 1 4. Tidak ada gangguan
thd stimuli nyeri, bagian ½ permukaan atau 2 ekstremitas atau sensori,berespon penuh
Persepsi menurun kesadaran tubuh atau hny berespon berespon pd perintah verbal terhadap perintah verbal. 4
Sensori pd stimuli nyeri, tdk dpt tp tdk selalu mampu
menkomunikasikan mengatakanketidaknyamanan
ketidaknyamanan

Kelembaban 1. Selalu terpapar oleh 2. Kulit Lembab 3. Kulit kadang-kadang 4. Kulit kering 2
keringat atau urine basah lembab

Aktivitas 1. Tergeletak di tempat 2. Tidak bisa berjalan 3. Berjalan pada jarak 4. Dapat berjalan sekitar 1
tidur terbatas
Ruangan

Mobilitas 1. Tidak mampu 2. Tidak dapat merubah 3. Dapat merubah posisi 4. Dapat merubah posisi 2
bergerak posisi secara tepat dan tidur
teratur ekstremitas mandiri
tanpa bantuan
1. Tidak dapat 2. Jarang mampu 3. Mampu menghabiskan 4. Dapat menghabis kan
Nutrisi menghabiskan 1/3 porsi menghabiskan lebih porsi `1
makannya, sedikit
minum, puasa atau ½ porsi makanannya dari ½ porsi makannya Makannya, tidak
NPO lebih dari 5 hari atau memerlukan
intake cairan kurang suplementasi nutrisi.
dari
jumlah optimum
1. Tidak mampu 2. Membutuhkan bantuan 3. Dapat bergerak bebas
mengangkat badannya tanpagesekan
Gesekan sendiri, atau spastik, minimal mengangkat 2
kontraktur atau gelisah tubuhnya
16
SKOR
Diadopsi dari Braden & Bergstom (1998), AHCPR (2008) Skor : 15 – 18 berisiko, 13 – 14 risiko sedang, 10 – 12 risiko tinggi, ≤ 9 risiko sangat
tinggi
H. Pathway Keperawatan
Kegagalan produksi SDM
di sumsum tulang

Penurunan Sel Darah Merah

HB berkurang

Anemia

Percernaan Penurunan Oksigen ke Muskuloskeletal


jaringan

Aliran darah Penurunan suplai


Gastrointestinal menurun oksigen/nutrisi ke otot
Perifer

Peristaltik menurun Metabolisme Anaerob

Pucat, Akral Dingin


Regurtasi Energy yang dihasilkan
sedikit

Perfusi Perifer
Tidak efktif
Peningkatan isi lambung
Penumpukan Asam
Laktat pada jaringan

Mual / muntah
Kelelahan, lemah

Anoreksia
Intoleransi Aktivitas

Intake menurun

Resiko Defisit Nutrisi


ANALISIS DATA
Nama Klien : Ny. K
Dx Medis : Anemia
Ruang : Kelas 2 & 3
No.MR :

N TANGGAL/ DATA MASALAH ETIOLOGI


O JAM KESEHATAN
1 18 /10/ 2021 DS : Perfusi Perifer Penurunan
12.30 - Klien mengatakan badannya Tidak Efektif Konsentrasi
terasa lemas dan hanya Hemoglobin
berbaring di tempat tidur
- Klien mengatakan kepalanya
terasa pusing
DO:
- Klien tampak lesu dan lemas
- Wajah dan ujung ekstremitas
tampak pucat
- Hb 7,9 g/dL
- TD 90/60 mmHg
- CRT > 3 detik
2 18/10/ 2021 DS: Intoleransi Ketidakseimba
12.30 - Klien mengatakan badannya Aktivitas ngan suplai dan
terasa lemas dan hanya kebutuhan
berbaring ditempat tidur
oksigen
- Klien mengatakan aktivitas
nya dibantu oleh keluarganya
DO:
- Klien tampak sulit melakukan
aktivitas
- Hb 7,9 g/dL
- Wajah dan ekstremitas tampak
pucat
- Kekuatan otot
5 5
5 5
3 18 /10/ 2021 DS : Resiko Defisit Fakor
12.30 - Klien mengatakan tidak napsu Nutrisi Psikologis
makan, hanya makan 3 sendok
- Klien mengaakan merasa mual
dan kadang muntah
- Klein mengatakan badannya
terasa lemas
DO:
- Klien tampak tidak
menghabiskan makanannya
- Mukosa bibir klien tampak
kering
- Klien tampak lemas dan lesu
- Hb 7,9 g/dL
DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. K
Dx Medis : Anemia
Ruang : Kelas 2 & 3
No.MR :

HARI KE – 1
1. Perfusi Perifer Tidak Efektif bd Penurunan Konsentrasi Hemoglobin
2. Intoleransi Aktivitas bd Ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
3. Resiko Defisit Nutrisi bd Fakor Psikologis

HARI KE – 2 : Tanggal 19 Oktober 2021


1. Perfusi Perifer Tidak Efektif bd Penurunan Konsentrasi Hemoglobin
2. Intoleransi Aktivitas bd Ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
3. Resiko Defisit Nutrisi bd Fakor Psikologis

HARI KE – 3 : Tanggal 20 Oktober 2021


1. Perfusi Perifer Tidak Efektif bd Penurunan Konsentrasi Hemoglobin
2. Intoleransi Aktivitas bd Ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
3. Resiko Defisit Nutrisi bd Fakor Psikologis
FORMAT RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. K
Dx Medis : Anemia
Ruang : Kelas 2 & 3
No.MR :
No Tanggal Diagnosa Tujuan (Smart) Rencana Tindakan Rasional Paraf
Keperawatan
Dan Data
Penunjang
1 18 / 10/ Perfusi perifer Setelah dilakukan Observasi Observasi
2021 tidak efektif bd tindakan keperawatan 1. Periksa sirkulasi perifer 1. Nadi, warna, dan suhu
13.00 penurunan selama 3 x 24 jam perfusi (Nadi, Warna, Suhu) akral dapat menjadi tanda
konsentrasi perifer meningkat dengan
2. Observasi TTV klien peningkatan/penurunan
hemoglobin kriteria hasil :
- Denyut nadi perifer 3. Monitor nilai perifer
meningkat hemoglobin 2. Untuk mengetahui
- Warna kulit pucat Terapeutik peningkatan perfusi
menurun 1. Hindari pemasangan perifer
- Pengisian kapiler 3. Untuk mengetahui Angga
infus atau pengambilan
membaik perkembangan nilai
- Akral membaik darah di area
keterbatasan perfusi hemoglobin
- Turgor kulit membaik
- Tekanan darah sistolik Edukasi Terapeutik
dan diastolik membaik
1. Informasikan tanda dan 1. Untuk mencegah
gejala darurat yang kekurangan sirkulasi
harus dilaporkan( mis. perfusi perifer
Rasa sakit yang tidak Edukasi
hilang saat istirahat, luka 1. Untuk menentukan
tidak sembuh, hilangnya tindakan selanjutnya yang
rasa). akan dilakukan

Kolaborasi Kolaborasi

1. Menejemen terapi 1. Meningkatkan jumlah


transfusi darah sesuai hemoglobin dalam tubuh
advis dokter
2. Membantu mencegah dan
2. Kolaborasi pemberian mengobati anemia
obat antianemia

FORMAT RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Nama Klien : Ny. S
Dx Medis : Anemia
Ruang : Kelas 2&3
No.MR :
No Tanggal Diagnosa Tujuan (Smart) Rencana Tindakan Rasional Paraf
Keperawatan
Dan Data
Penunjang
2 18 / 10/ Resiko defisit Setelah dilakukan Observasi Observasi
2021 nutrisi kurang dari tindakan keperawatan 1. Identifikasi status 1. mengetahui intake klien,
13.00 kebutuhan bd selama 3 x 24 jam nutrisi, intake makanan sehingga dapat
faktor psikologis diharapkan kebutuhan dan makanan yang diperhitungkan rasio
nutrisi terpenuhi dengan disukai
kriteria hasil : intake, output klien
2. Monitor asupan makanan 2. mengetahui intake klien
- Napsu makan Terapeutik
meningkat Terapeutik
- Tidak terjadi 1. Anjurkan klien makan
1. makan sedikit tapi sering
penurunan BB sedikit tapi sering Angga
dapat menurunkan
- Porsi Makan Habis 2. Anjurkan makan dalam
kelemahan dan
kondisi hangat
meningkatkan pemasukan
Kolaborasi
makanan
1. Kolaborasi dengan ahli 2. mengurangi rasa mual dan
gizi keinginan muntah
2. Kolaborasi pemberian Kolaborasi
suplemen makan sesuai 1. Menentukanjumlahkalori
advis dokter dan protein yang
dibutuhkan
FORMAT RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. K
Dx Medis : Anemia
Ruang : Kelas 2 & 3
No.MR :
No Tanggal Diagnosa Tujuan (Smart) Rencana Tindakan Rasional Paraf
Keperawatan
Dan Data
Penunjang
3 18 / 10/ Intoleransi Setelah dilakukan Observasi Observasi
2021 aktivitas bd tindakan keperawatan 1. observasi TTV 1. Untuk mengetahui
13.00 ketidakseimbangan selama 3 x 24 jam klien Terapeutik peningkatan intoleransi
suplai dan dapat meningkatkan
1. Lakukan rentang gerak aktivitas klien
kebutuhan oksigen intoleransi aktivitas
pasif dan/atau aktif, bila Terapeutik
dengan kriteria hasil :
keadaan klien 1. Imobilisasi yang lama
- keluhan lelah menurun
memungkinkan
- tekanan darah akan menyebabkan
Edukasi
membaik dekubitus
1. Anjurkan beraktivitas
- frekuensi napas Edukasi Angga
membaik klien sesuai dengan
kemampuan 1. Agar tidak kelelahan
Kolaborasi Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli 1. Asupan makanan yang
gizi tentang cara cukup dapat
meningkatkan asupan meningkatkan energi
makanan untuk beraktivitas
FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI
Nama Klien : Ny. K
Dx Medis : Anemia
Ruang : Kelas 2 & 3
No.MR :
Tanggal Profesional HASIL ASSESMENT PASIEN & PEMBERI Instruksi PPA termasuk instruksi pasca Review dan
dan Jam Pemberi PELAYANAN ( Tulis dengan format bedah (Instruksi ditulis dengan rinci) Verifikasi DPJP
Asuhan SOAP/ADME, disertai sasaran, Tulis Nama, beri (tulis nama,
Paraf Pada akhir catatan ) paraf, tanggal
dan jam )
18 / 10/ Ners S: Observasi
2021 - Klien mengatakan badannya terasa lemas dan - Periksa sirkulasi perifer (Nadi, warna,
hanya brbaring ditempat tidur suhu)
- Klien mengatakan kepalanya masih terasa pusing - Kaji TTV klien
13.30 - Monitor nilai hemoglobin
- Klien mengatakan tidak napsu makan
- Klien mengatakan aktivitasnya dibantu oleh - Identifikasi status nutrisi, intake
makanan dan makanan yang disukai
keluarganya
- Monitor asupan makanan
O: Terapeutik
- Klien tampak lesu dan lemas - Hindari pemasangan infus atau
- Wajah dan ekstremitas tampak pucat pengambilan darah di area
- Klien tampak tidak menghabiskan makanannya keterbatasan perfusi
- Klein tampak sulit melakukan aktivitas - Anjurkan klien makan sedikit tapi
- Terpasang transfusi darah PRC 1 kolf sering
- TD : 100/90 mmHg - Anjurkan makan dalam kondisi
- Nadi : 88 x/ menit hangat
- RR 24 x menit - Lakukan rentang gerak pasif dan/atau
aktif, bila keadaan klien
- T 36,6 C memungkinkan
A: Edukasi
- Informasikan tanda dan gejala darurat
- Perfusi perifer tidak efektif
yang harus dilaporkan( mis. Rasa
- Intoleransi aktivitas
sakit yang tidak hilang saat istirahat,
- Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan
luka tidak sembuh, hilangnya rasa).
- Anjurkan beraktivitas klien sesuai
P: dengan kemampuan
- Perawatan sirkulasi Kolaborasi
- Menejemen energi - Menejemen terapi transfusi darah
- Menejemen nutrisi sesuai advis dokter
- Kolaborasi pemberian obat
antianemia
- Kolaborasi dengan ahli gizi
Angga
- Kolaborasi pemberian suplemen
makan sesuai advis dokter
Dokter - Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan makanan
S: Kaki kiri bengkak
- Terapi Lanjut
A: Anemia - Ambacim 1gr/12jam
- Sucralfat 500mg/8jam
- Furosemid 2 ml/12 jam

FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI


Nama Klien : Ny. K
Dx Medis : Anemia
Ruang : Kelas 2 & 3
No.MR :
Tanggal Profesional HASIL ASSESMENT PASIEN & PEMBERI Instruksi PPA termasuk instruksi pasca Review dan
dan Jam Pemberi PELAYANAN ( Tulis dengan format bedah (Instruksi ditulis dengan rinci) Verifikasi DPJP
Asuhan SOAP/ADME, disertai sasaran, Tulis Nama, beri (tulis nama,
Paraf Pada akhir catatan ) paraf, tanggal
dan jam )
19 / 10 / Ners S: Observasi
2021 - Klien mengatakan lemas sedikit berkurang - Periksa sirkulasi perifer (Nadi, warna,
- Klien mengatakan kepalanya masih sedikit suhu)
pusing - Kaji TTV klien
13.30 - Monitor nilai hemoglobin
- Klien mengatakan sudah mempu duduk meski
dibantu oleh keluarganya - Identifikasi status nutrisi, intake
makanan dan makanan yang disukai
- Klien mengatakan makan ½ porsi
- Monitor asupan makanan
- Klien mengatakan mual berkurang Terapeutik
- Anjurkan klien makan sedikit tapi
O:
sering
- Klien masih tampak lemas - Anjurkan makan dalam kondisi
- Ekstremitas tampak pucat hangat
- Kaki kirinya tampak bengkak - Lakukan rentang gerak pasif dan/atau
- TD : 110/70 mmHg aktif, bila keadaan klien
- Nadi : 86 x/ menit memungkinkan
- RR 22 x menit Edukasi
- Anjurkan beraktivitas klien sesuai
- T 36,6 C
dengan kemampuan
- Hb 9,8
Kolaborasi
A:
- Kolaborasi pemberian obat
- Perfusi perifer tidak efektif antianemia
- Intoleransi aktivitas - Kolaborasi dengan ahli gizi
- Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan - Kolaborasi pemberian suplemen
makan sesuai advis dokter
P: - Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan makanan
- Perawatan sirkulasi
- Menejemen energi
- Menejemen nutrisi

Angga
Dokter - Terapi Lanjut
- Ambacim 1gr/12jam
Anemia - Sucralfat 500mg/8jam
- Furosemid 2 ml/12 jam

FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI


Nama Klien : Ny. S
Dx Medis : Anemia
Ruang : Kelas 2 & 3
No.MR :
Tanggal Profesional HASIL ASSESMENT PASIEN & PEMBERI Instruksi PPA termasuk instruksi pasca Review dan
dan Jam Pemberi PELAYANAN ( Tulis dengan format bedah (Instruksi ditulis dengan rinci) Verifikasi DPJP
Asuhan SOAP/ADME, disertai sasaran, Tulis Nama, beri (tulis nama,
Paraf Pada akhir catatan ) paraf, tanggal
dan jam )
20 / 10 / Ners S: - Persiapan pulang
2021 - Klien mengatakan lemas sedikit berkurang - Up Infus
- Klien mengatakan kepalanya kadang-kadang - Jelaskan Discharge Planing
masih sedikit pusing 1. Jelaskan 6 prinsip pemberian obat
11.30 yang diminum ketika pulang
- Klien mengatakan sudah mempu duduk meski
dibantu oleh keluarganya 2. Jelaskan kapan jadwal kontrol ke
- Klien mengatakan sudah mampu menghabiskan poli penyakit dalam di RS
makannya Bhayangkara Polda Lampung
- Klien mengatakan sudah tidak mual lagi

O:
- Klien sudah tampak bertenaga
- Wajah tidak pucat
- Konjungtiva tidak anemis
- Ekstremitas tidak pucat
- Kaki kiri bengkak bengkurang
- TD : 100/70 mmHg
- Nadi : 88 x/ menit
- RR 22 x menit
- T 36,6 C
- Hb 9,8
A:
- Perfusi perifer tidak efektif
- Intoleransi aktivitas
- Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan

P:
- Teratasi
- BLPL

angga
BAB III
PEMBAHASAN

Penulis melakukan Asuhan Keperawatan pada klien Anemia di Ruang Rawat Kelas 2 & 3 RS
Bhayangkara Polda Lampung Tanggal 18 Oktober 2021 sampai tanggal 20 Oktober 2021.
Beberapa hal yang perlu dibahas dan di perhatikan.
Penerapan kasus keperawatan tersebut penulis telah berusaha mencoba menerapkan proses
Asuhan Keperawatan pada klien Anemia sesuai dengan teori-teori yang ada untuk melihat
lebih jelas Asuhan Keperawatan yang diberikan dan sejauh mana keberhasilan yang dicapai
akan diuraikan sesuai dengan prosedur keperawatan dimulai dari pengkajian, diagnosa,
intervensi, implementasi dan evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan tahap yang sistematis dalam pengumpulan data
tentangindividu, keluarga, dan kelompok yang meliputi identitas. Didalam tinjauan
teoritis umur diatas 20 tahun dan perempuan memiliki resiko terkena penyakit
anemia.
Pada saat pengkajian klien, data didapatkan dari klien, keluarga klien, catatan medis
serta tenaga kesehatan lainnya. Berdasarkan data tersebut, tinjauan teoritis dengan
tinjauan kasus yang saya kaji pada Ny.K pnederita anemia memang memiliki
kesamaan, ditandai dengan berumur lebih dari 20 tahun dan berjenis kelamin
perempuan.
Pada keluhan utama dalam tinjauan teoritis dengan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan pada saat dilakukan pengkajian. Tinjauan teoritis dengan tinjauan kasus
terhadap pasien, terdapat kesamaan gejala utama pada anemia diantaranya yaitu:
lemah, letih, sering mengeluh pusing, mata berkunang-kurang, wajah pucat, tangan
pucat.
Pada tinjauan teoriti mengkaji adanya penyakit anemia dan klien mengatakan sudah
pernah dirawat sebelumnya dengan penyakt yang samadengan yang klien derita saat
ini, dan keluarga klien tidak memiliki penyakit yang sama dengan klien.
Dalam pengkajian pemeriksaan fisik pada teoritis pada pemeriksaan nadi pada pasien
anemia meningkat sedangkan pada kasus penulis menemukan nadi pada klien normal
yaitu 89x/menit.
Menurut teoritis pada pemeriksaan suhu tubuhpada pasien anemia meningkat
sedangkan pada kasus penulis menemukan suhu tubuh menurun pada klien yaitu
36,0C.
Bagian ektremitas menurut teori pucat pada kulit, dasar kuku, dan membrane mukosa,
kuku mudah patah, kelemhan dalam melakukan aktivitas.
Pada kasus yang penulis kaji terdapat beberapa kesenjangan yaitu kuku tidak mudah
patah.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia
( status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana
perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi
secara pasti untuk menjaga status kesehatan, menurun, membatasi, mencegah dan
merubah.
Pada tinjauan teoritis ditemukan 3 kemungkinan diagnosa keperawatan dan oada
tinjauan kasus penulis menemukan 3 diagnosa yang sama dengan tinjauan kasus.
Diagnosa keperawatan yang muncul pada tinjauan kasus adalah:
1. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi Hemoglobin, ditandai
dengan klien tampak lesu dan lemas, wajah tampak pucat, ektremitas tampak
pucat, Hb 7,9 g/dL, TD 90/60 mmHg, CRT >3detik Nadi 89x/ menit, T 36,0C RR
24x/menit
2. Intolerasi Aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen, ditandai
dengan klien tampak sulit melakukan aktivitas, wajah dan ekstremitas tampak
pucat.
3. Resiko defisit nutrisi b.d faktor psikologis, ditandai dengan klien tampak tidak
menghabiskan makan, mukosa bibir tamoak kering, klin tamak lesu dan lemas, Hb
7,9 g/dL.
Secara teoritis diagnosa yang ditemukan pada klien anemia:
1. Perfusi Perifer Tidak Efektif bd Penurunan Konsentrasi Hemoglobin
2. Intoleransi Aktivitas bd Ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
3. Resiko Defisit Nutrisi bd Fakor Psikologis
3. Intervensi keperawatan
Perencanaan adalah kegiatan dalam keperawatan yang meliputi : meletakkan pusat
tujuan pada klien, menetapkan hasil yang ingin dicapai dan memilih intervensi
keperawatan untuk mencapai tujuan.
Dalam penyususnan rencana tindakan keperawatan kepada klien berdasarkan
prioritas masalah yang ditemukan tidak semua tindakan pada teotis dapat ditegakan
pada tinjauan kasus karena tindakan pada tinjauan kasus di sesuaikan dengan keluhan
dan kedaan klien pada saat pengkajian.

Untuk diagnosa pertama yaitu Perfusi perifer tidak efektif b.d Penurunan Konsentrasi
Hemoglobin.
Rencana tindakan penulis yaitu, periksa sirkulasi perifer (nadi, warna, suhu), kaji
TTV klien, menejemen terapi transfusi sesuai advis dokter, kolaborasi pemberian
obat antianemia.
Dari intervensi yang saya lakukan tidak semua yang ada diteoritis yang saya masukan
hanya sebagian tindakan dama melakukan asuhan keperawatan terhadap klien

Diagnosa kedua yaitu, Intoleransi Aktivitas bd Ketidakseimbangan suplai dan


kebutuhan oksigen.
Rencana tindakan keperawata penulis, yaitu kaji Tanda-tanda vital klin,latih ROM
bila keadaan klien memungkinkan, anjurkan beraktivitas klien sesuai dengan
kemampuan.

Diagnosa ketiga yaitu, Resiko Defisit Nutrisi bd Fakor Psikologis


Rencana tindakan penulis yaitu, kaji intake makan klien, anjurkan mana sedikit tapi
sering, anjurkan makan dalam kedaan hangat, kolborasi pemberian suplemen makan.
Dari intervensi yang saya lakukan tidak semua yang ada diteoritis yang saya masukan
hanya sebagian tindakan dama melakukan asuhan keperawatan terhadap klien
Dari intervensi yang saya lakukan tidak semua yang ada diteoritis yang saya masukan
hanya sebagian tindakan dama melakukan asuhan keperawatan terhadap klien

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah suatu serangkaian tindakan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kedalam
suatu kasus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan.
Setelah rencana tindakan ditetapkan maka dilanjutkan dengan melakukan rencana
tersebut dalam bentuk nyata, dalam melakukan asuhan keperawatan pada Ny.K
dengan anemia. Tindakan dilakukan sesuai dengan rencana yang dibuat.

Untuk diagnosa pertama yaitu, Perfusi perifer tidak efektif b.d Penurunan
Konsentrasi Hemoglobin.
Implementasi yang dilakukan penulis yaitu, mengobservasi sirkulasi perifer (nadi,
warna, suhu), mengkaji Tanda-tanda vital klien, menejemen terapi transfusi sesuai
advis dokter, berkolaborasi dengan dokter pemberian terapi obat anti anemia (ironyl)
Untuk diagnosa kedua yaitu, intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
Implementasi yang dilakukan penulis yaitu, mengkaji tanda-tanda vital, melatih
ROM pasif, menganjurkan klien beraktifitas sesuai dengan kemampuan.
Untuk diagnosa ketiga yaitu, Resiko defisit nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan faktor psikologis.
Implementasi yang dilakukan penulis yaitu, mengkaji intake makanan klien,
menganjurkan makan sedikit tapi sering, menganjurkan makan dalam kondisi hangat,
berkolaborasi dengan dokter pemberian suplemen makan (Surcralfat)
Penulis dalam melakukan tindakan keperawatan tidak mengalami kesulitan, karena
klien sangat kooperatif baik dalam pengkajian maupun dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan.

5. Evaluasi
Tujuan yang dinginkan saya melakukan intervensi dan implemntasi pada Ny.K sudah
tercapai karena setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 hari pada NY.K
didapatkan hasil bahwa hari pertama dan keduakondisi Ny.K memperlihatkan sedikit
perubahan, namun hari ketiga Ny.K mengalami perubahan yang baik, karena pada
hari ketiga pucat mulai berkurang, napsu makan klien sudah mulai ada. Sedangkan
dalam melakukan aktivitas klien dibantu oleh keluarganya, klien sudah mampu
beraktivitas secara bertahap yaitu duduk ditempat tidur.
BAB IV
REVIEW JURNAL PENELITIAN TERKAIT
1. Judul Artikel
Hubungan Anemia Dengan Kualitas Hidup Pasien PGK Yang Menjalani Hemodialisis

2. Penulis
Peri Zuliani, Dita Amita

3. Nama Jurnal,Volume, Edisi, Tahun Terbit, ISSN


Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 08 Nomor 2, Oktober 2020,
ISSN 2460-4550

4. Alamat Jurnal
http://jurnal.umb.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/1052

5. Reviewer
Linda Safitri (2014901068)

6. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini secara umum untuk mengetahui hubungan kadar hemoglobin
dengan kualitias hidup pada penderita penyakit ginjal kronis yang menjalani
hemodialisis di RSUD dr. M. Yunus Bengkulu.

7. Subyek Penelitian
Pasien Penyakit Gagal Ginjal yang menjalani hemodialisis di RSUD dr. M. Yunus

8. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskripsi yang bersifat analitik, dengan
pendekatan cross sectional, dalam penelitian ini variabel independent (kadar HB) dan
varibel dependet. Besarnya sampel menggunkan formula Slovin. Data yang
dikumpulkan didapat melalui wawancara dan observasi menggunakan kuisioner The
SF-36 Health Survey yang disebarkan pada pasien penyakit ginjal kronis yang
menjalani hemodialisa di Instalasi hemodialisa RSUD dr. M. Yunus Bengkulu.
9. Langkah-Langkah Penelitian
Metode pengambilan data secara primer diperoleh melalui wawancara dengan
penderita Penyakit Gagal Ginjal yang menjalani hemidialisis dengan menggunakan
kuesioner sebanyak 64 responden, penghitungan sampel dengan teknik accidental
sampling dan data sekunder dilakukan dengan wawancara mendalam untuk
menemukan rincian penjelasan tentang hubungan antara anemia dengan kualitas
hidup.

10. Hasil,Pembahasan,Kesimpulan
Pada Penelitian oleh Peri Zuliani (2020) tentang hubungan anemia dengan kualitas
hidup pasien PGK yang menjalani hemodialisa menunjukan bahwa sebagian besar
(71,7%) pasien dengan anemia berat mengalami kualitas hidup buruk, hampir seluruh
responden (83,3%) pasien dengan anemia ringan kualitas hidupnya baik. Karena
semua sel ekspektasi nilainya >5 hasil uji statistik chi-square (continuity correction)
didapat p value = 0,000 < α = 0,05 berarti signifikan. Maka, Ha diterima, berarti pula
terdapat hubungan antara anemia dengan kualitas hidup. Hasil uji Risk Estimate
didapat ila Odds Ratio (OR) = 12,692 yang artinya pasien yang anemia mempunyai
kemungkinan kualitas hidup buruk sebesar 12,695 kali lipat jika dibandingkan
dengan pasien yang anemia ringan. Kualitas hidup pada pasien PGK yang menjalani
HD sangat berhubungan dengan kondisi fisik dan jua psikologis pasien, seperti
diketahui bahwa PGK merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan
(irreversibel), dimana fungsi ginjal pasien sudah tidak mampu lagi untuk
mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, juga fungsi ginjal gagal untuk
membuang racun serta kegagalan fungsi hormonal eritopoetin serta renin, yang
mengakibatkan terjadinya anemia serta peningkatan tekanan darah. Sehingga pasien
PGK akan mengalami berbagai masalah komplikasi dari penyakit dasar seperti
anemia, hipertensi, penumpukan ureum dalam darah, mual muntah, gangguan pada
kulit serta gangguan infertilitas, hal ini membuat pasien merasa putus asa, belum lagi
dihadapkan harus menjalani HD rutin seumur hidup 2 sampai 3 kali perminggu.
Kondisi seperti ini membuat psikologis pasien terganggu yang pada akhirnya
mempengaruhi kualitas hidup pasien PGK. Kadar hemoglobin yang rendah akan
berpengaruh pada semua organ, bila kadar Hb rendah maka organ tidak mendapat
suplai Hb yang baik, sehingga kadar oksigen dan nutrisi yang terkait dalam Hb
jumlahnya tidak mencukupi kebutuhan organ, seperti pada jantung apabila tidak
mendapatkan suplai darah yang baik, maka organ jantung akan mengalami iskemia.
Pada pasien PGK komplikasi kardiovaskuler, merupakan faktor yang meningkatkan
angka morbiditas dan mortilitas hidup pasien. Seringnya pasien dirawat dikarenakan
komplikasi dari sistem kardiovaskuler bahkan komplikasi kardiovaskuler merupakan
faktor yang menyebabkan kematian pada PGK. Hal inilah yang membuat semakin
rendahnya kualitas hidup pasien PGK yang mengalami penurunan kadar Hb.

11. Kekuatan Peneliti


a. Bahasa yang digunakan pada jurnal penelitian ini sudahh sesuai dengan standar
bahasa Indonesia yang baik dan benar
b. Tindakan yang dilakukan sudah sesuai dengan metode yang digunakan
c. Dapat menggambarkan secara jelas tentang hubungan anemia dengan kualitas
hidup pasien PGK yang menjalani hemodialisis
d. Dalam penelitian ini referensi dan sumber data sudah menggunakan sumber
terbaru
e. Dalam penelitian ini sudah mencukupi jumlah responden sehingga hasil penelitian
semakin jelas dan dapat memperkecil faktor bias.
f. Pada jurnal penelitian ini peneliti sudah mencantumkan saran untuk peneliti
selanjutnya

12. Kelemahan Peneliti


a. Dalam penelitian ini peneliti akan kesulitan untuk memantau responden setiap
harinya karena responden dalam penelitian ini cukup banyak yaitu 64 responden
dan masing-masing responden harus dilakukan wawancara sau per satu.
b. Pada jurnal penelitian ini peneliti tidak mencantumkan saran kepada tenaga
kesehatas dan institusi kesehatan

13. Kesimpulan
Kesimpulan dalam analisa jurnal ini yaitu pada penelitian “ hubungan anemia dengan
kualitas hidup pasien PGK yang menjalani hemodialisis” didapatka kesimpulan
bahwa Pembahasan dan referensi yang digunakan dalam penelitian ini sudah baik
dan jelas. Anemia merupakan karakterisktik dari penderita penyakit ginjal kronis
karena akibat dari kegagalan fungsi hormonal yaitu menghasilkan hormone
eritropoetin. Walaupun PGK tidak daat disembuhkan, bukan berarti penderitanya
tidak bisa hidup yang berkualitas, rahasianya adalah disiplin cuci darah, dan
menerapkan gaya hidup baru yang sesuai dengan kondisi kesehatannya yang sudah
menurun tersebut, dapat mengontrol tubuh, pikiran, dan hidup untuk menyesuaikan
dengan kondisi tubuh.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan asuhan keperawatan pada Ny.K dengan anemia di RS
Bhayangkara Polda Lampung, dapat disimpulkan:
1. Pengkajian
Saat dilakukan pengkajian ditemukan data-data sesuai dengan penyakit klien yaitu
anemia dan nantinya data tersebut akan menjadi dasar bagi penulis untuk
menegakkan diagnosa dalam melakukan tindakan keperawatan.
2. Diagnosa
Berdasarkan data yang didapat, ditemukan tiga diagnosa pada kasus Ny. K
 Perfusi Perifer Tidak Efektif bd Penurunan Konsentrasi Hemoglobin
 Resiko Defisit Nutrisi bd Fakor Psikologis
 Intoleransi Aktivitas bd Ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
3. Intervensi keperawatan
Intervensi yang dilakukan mengacu pada diagnosa yang ditegakkan dan dibuat
sesuai pada buku SIKI dapat berupa tindakan observasi, terapetik, edukasi, dan
kolaborasi.
4. Implementasi
Implementasi yang dilakukan diruangan lebih difokuskan pada tindakan
keperawatan yang berisfat observasi, terapetik, edukasi, dan kolaborasi.
5. Evaluasi
Evaluasi dapat berupa respon verbal, respon non verbal dan hasil pemeriksaan.

B. Saran
1. Bagi Institusi
Diharapkan dapat menjadi sumber bacaan dan daftar pustaka bagi mahasiswa/i
Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang dalam menerapkan ilmu dan asuhan
keperawatan pada klien dengan anemia.
2. Bagi Lahan Praktek
Diharapkan bagi petugas kesehatan untuk menerapkan asuhan keperawatan pada
klien dengan anemia
3. Bagi Penulis
Diharapkan dapat menjadi koreksi dan pedoman bagi penulis tentang asuhan
keperawatan anemia selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth.2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3. Jakarta: EGC
Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi 6. Jakarta:
EGC
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Marlyn E. Doenges, 2002. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition.
New
Jersey: Upper Saddle River
Patrick Davay, 2002, At A Glance Medicine, Jakarta, EMS
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima
Medika
Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP
PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP
PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP
PPNI
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai