DISUSUN OLEH :
ANGGA YUDANDI (2114901007)
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat dan rahmat-Nya penyusun
masih diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah seminar kasus tentang Asuhan Keperawatan Pada Ny.S Yang Mengalami
Gangguan Sistem Hematologi Dengan Diagnosa Medis Anemia di Ruang Penyakit
Dalam Wanita RSUD Dr.H. BOB BAZAR SKM KALIANDA. Pada kesempatan ini
penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan pembimbing lahan
Praktik Keperawatan KMB yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan demi
terselesaikannya makalah ini dan rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi
kesempurnaan makalah ini dimasa mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para mahasiswa dan dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan
mahasiswa.
Penyusun
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
SISTEM HEMATOLOGI DENGAN DIAGNOSA MEDIS
ANEMIA
A. PENGERTIAN
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin (Hb)
atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitas sel darah
merah dalam membawa oksigen (Badan POM, 2011)
Anemia adalah penyakit kurang darah, yang ditandai dengan kadar hemoglobin
(Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan normal. Jika kadar
hemoglobin kurang dari 14 g/dl dan eritrosit kurang dari 41% pada pria, maka pria
tersebut dikatakan anemia. Demikian pula pada wanita, wanita yang memiliki kadar
hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang dari 37%, maka wanita itu
dikatakan anemia. Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan merupakan
pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat gangguan fungsi tubuh. Secara
fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk
mengangkut oksigen ke jaringan.
Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau kadar Hb sampai
di bawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat. Anemia adalah gejala dari
kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen tidak adekuat
atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah, yang
mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe
anemia dengan beragam penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta, 2002)
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau konsentrasi
hemoglobin turun dibawah normal.(Wong, 2003)
B. ETIOLOGI:
1. Hemolisis (eritrosit mudah pecah)
2. Perdarahan
3. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
4. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, folic acid,
piridoksin, vitamin C dan copper
Menurut Badan POM (2011), Penyebab anemia yaitu
1. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam
folat, vitamin C, dan unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel darah
merah.
2. Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi rawan
terkena anemia karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya banyak dan
dia tidak memiliki cukup persediaan zat besi.
3. Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap zat
besi dan vitamin untuk pertumbuhannya.
4. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di
saluran pencernaan seperti gastritis dan radang usus buntu dapat menyebabkan
anemia.
5. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan
lambung (aspirin, anti infl amasi, dll). Obat lainnya dapat menyebabkan masalah
dalam penyerapan zat besi dan vitamin (antasid, pil KB, antiarthritis, dll).
6. Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini dapat
menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin B12.
7. Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit ginjal, masalah
pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker dan penyakit lainnya dapat
menyebabkan anemia karena mempengaruhi proses pembentukan sel darah
merah.
8. Pada anak-anak, anemia dapat terjadi karena infeksi cacing tambang, malaria,
atau disentri yang menyebabkan kekurangan darah yang parah.
D. PATOFISIOLOGI
Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan sumsum atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum
(misalnya berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi,
pajanan toksik, invasi tumor atau penyebab lain yang belum diketahui. Sel darah
merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi).
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam
system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini
adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel
darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma
(konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada
sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada
kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma
(hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin
plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya,
hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin
(hemoglobinuria).
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh
penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi
biasanya dapat diperoleh dengan dasar:1. hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2.
derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara
pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya
hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.
F. PEMERIKSAAN KHUSUS DAN PENUNJANG
1. Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih, kadar Fe,
pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12, hitung trombosit,
waktu perdarahan, waktu protrombin, dan waktu tromboplastin parsial.
2. Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity serum
3. Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan kronis serta
sumber kehilangan darah kronis.
4. Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hematokrit menurun.
Jumlah eritrosit : menurun, menurun berat (aplastik);
5. MCV (molume korpuskular rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular rerata)
menurun dan mikrositik dengan eritrosit hipokronik, peningkatan.Pansitopenia
(aplastik).
6. Jumlah retikulosit : bervariasi, misal; menurun, meningkat (respons sumsum
tulang terhadap kehilangan darah /hemolisis).
Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat
mengindikasikan tipe khusus anemia).
7. Laju Endap Darah : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal :
peningkatan kerusakansel darah merah : atau penyakit malignasi Masa hidup sel
darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa anemia, misal : pada tipe
anemia tertentu, sel darah merah mempunyai waktu hidup lebih pendek.
8. Tes kerapuhan eritrosit : menurun. Sel Darah Putih : jumlah sel total sama dengan
sel darah merah (diferensial) mungkin meningkat (hemolitik) atau menurun
(aplastik)
Jumlah trombosit : menurun caplastik; meningkat; normal atau tinggi (hemolitik)
9. Hemoglobin elektroforesis:mengidentifikasi tipe struktur hemoglobin.
Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (hemolitik).
10. Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia sehubungan dengan
defisiensimasukan/absorpsi:
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Keperawatan
a) Anemia kekurangan zat besi. Bentuk anemia ini diobati dengan suplemen zat
besi, yang mungkin Anda harus minum selama beberapa bulan atau lebih.
Jika penyebab kekurangan zat besi kehilangan darah - selain dari haid
- sumber perdarahan harus diketahui dan dihentikan. Hal ini mungkin
melibatkan operasi.
H. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. Identitas pasien, meliputi :
Nama, Umur : biasa nya yang terserang anemia umumnya adalah dewasa, Jenis
Kelamin : biasa nya yang dominan terkena Anemia adalah perempuan, Agama,
Status perkawinan, Pendidikan, Pekerjaan, Tanggal Masuk, No. Register,
Diagnosa medis
Penanggung jawab, meliputi
Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan pasien
B. Alasan Masuk
Klien mengeluh pusing,lemah,mual dan muntah,badan terasa letih,pucat,akral
dingin
C. Riwayat Kesehatan
A. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Keletihan, kelemahan, malaise umum
b. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.
c. Klien mengatakan bahwa ia depresi
d. Sakit kepala
e. Nyeri mulut & lidah
f. Kesulitan menelan
g. Dyspepsia, anoreksia
h. Klien mengatakan BB menurun
i. Nyeri kepala,berdenyut, sulit berkonsentrasi
j. Penurunan penglihatan
k. Kemampuan untuk beraktifitas menurun
B. Riwayat kesehatan dahulu
GENOGRAM
Untuk mengetahui riwayat penyakit dari keluarga dan klien.
D. PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : Composmentis
GCS : 15 ( E:4 V:5 M:6)
TTV : TD :Biasanya menurun
N :Biasana meningkat
P :Biasanya cepat
S :Biasanya meningkat
Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
Bagaimana kesimetrisan,warna rambut,kebersihan kepala,rambut kering,
mudah putus, menipis, ada uban atau tidak, sakit kepala, pusing,
2) Mata
Sclera tidak ikterik,konjungtiva anemis,pupil isokor.
3) Telinga
Kesimetrisan telinga, fungsi pendengaran, kebersihan telinga.
4) Hidung
Kesimetrisan,fungsi penciuman, kebersihan, apakah ada perdarahan pada
hidung atau tidak.
5) Mulut
Keadaan mukosa mulut, kebersihan mulut, keadaan gigi, kebersihan gigi,
stomatitis (sariawan lidah dan mulut)
6) Leher
Kesimetrisan, adanya pembesaran kelenjar tyroid / tidak, adanya
pembesaran kelenjar getah bening.
7) Thorax
Paru-paru :
I :Pergerakan dinding dada, takipnea,orthopnea, dispnea (kesulitan
bernapas), napas pendek, dan cepat lelah saat melakukan aktivitas
jasmani merupakan menifestasi berkurangnya pengiriman oksigen.
P :Taktil premitus simetris
P :Sonor
Jantung
I :jantung berdebar-debar, Takikardia dan bising jantung
menggambarkan beban jantung dan curah jantung meningkat
P :Tidak teraba adanya massa
P :pekak
A :Bunyi jantung murmur sistolik
8) Abdomen
I : Kesimetrisan,diare,muntah,melena / hematemesis.
A : Suara bising usus
P : Terdapat bunyi timpani,
P : Terabanya pembesaran hepar / tidak, adanya nyeri tekan /
tidak.
9) Genitalia
Normal / abnormal
10) Integumen
Mukosa pucat,kering dan Kulit kering
11) Ekstermitas
Pucat pada kulit, dasar kuku, dan membrane mukosa, Kuku mudah
patah dan berbentuk seperti sendok, kelemahan dalam melakukan
aktifitas.
12) Punggung
Kesimetrisan punggung,warna kulit, dan keberishan.
I. PERENCANAAN KEPERAWATAN
DIANGOSA
N KEPERAWATAN TUJUAN DAN
INTERVENSI
O DAN KRITERIA HASIL
KOLABORASI
1 Perfusi jaringan Setelah dilakukan tindakan PERAWATAN SIRKULASI
(I.02079)
perifer tidak efektif keperawatan selama 3 x 24
1. Observasi
b/d penurunan jam perfusi perifer o Periksa sirkulasi
perifer(mis. Nadi
konsentrasi meningkat dengan kriteria
perifer, edema,
Hemoglobin hasil : pengisian kalpiler,
warna, suhu, angkle
a) Denyut nadi perifer
brachial index)
meningkat o Identifikasi faktor
b) Warna kulit pucat resiko gangguan
menurun sirkulasi (mis.
c) Pengisian kapiler Diabetes, perokok,
membaik orang tua, hipertensi
d) Akral membaik dan kadar kolesterol
tinggi)
e) Turgor kulit membaik
o Monitor panas,
f) Tekanan darah sistolik kemerahan, nyeri,
membaik atau bengkak pada
g) Tekanan darah diastolik ekstremitas
membaik 2. Terapeutik
o Hindari pemasangan
infus atau
pengambilan darah di
area keterbatasan
perfusi
o Hindari pengukuran
tekanan darah pada
ekstremitas pada
keterbatasan perfusi
o Hindari penekanan
dan pemasangan
torniquet pada area
yang cidera
o Lakukan pencegahan
infeksi
o Lakukan perawatan
kaki dan kuku
o Lakukan hidrasi
3. Edukasi
o Anjurkan berhenti
merokok
o Anjurkan
berolahraga rutin
o Anjurkan mengecek
air mandi untuk
menghindari kulit
terbakar
o Anjurkan
menggunakan obat
penurun tekanan
darah, antikoagulan,
dan penurun
kolesterol, jika perlu
o Anjurkan minum
obat pengontrol
tekakan darah secara
teratur
o Anjurkan
menghindari
penggunaan obat
penyekat beta
o Ajurkan melahkukan
perawatan kulit yang
tepat(mis.
Melembabkan kulit
kering pada kaki)
o Anjurkan program
rehabilitasi vaskuler
o Anjurkan program
diet untuk
memperbaiki
sirkulasi( mis.
Rendah lemak jenuh,
minyak ikan, omega
3)
o Informasikan tanda
dan gejala darurat
yang harus
dilaporkan( mis.
Rasa sakit yang tidak
hilang saat istirahat,
luka tidak sembuh,
hilangnya rasa).
2 Intoleransi aktifitas Setelah dilakukan tindakan MANAJEMEN ENERGI (I.
05178)
b.d keperawatan selama 3x24 1. Observasi
ketidakseimbangan jam diharapkan intoleransi o Identifkasi gangguan
fungsi tubuh yang
suplai dan kebutuhan aktivitas dapat teratasi
mengakibatkan
oksigen dengan kriteria hasil : kelelahan
o Monitor kelelahan
- Frekuensi nadi
fisik dan emosional
meningkat
- Saturasi oksigen o Monitor pola dan
meningkat jam tidur
- Keluhan lelah o Monitor lokasi dan
menurun ketidaknyamanan
selama melakukan
- Tekanan darah
aktivitas
membaik 2. Terapeutik
- Frekuensi napas o Sediakan lingkungan
membaik nyaman dan rendah
stimulus (mis.
cahaya, suara,
kunjungan)
o Lakukan rentang
gerak pasif dan/atau
aktif
o Berikan aktivitas
distraksi yang
menyenangkan
o Fasilitas duduk di
sisi tempat tidur, jika
tidak dapat
berpindah atau
berjalan
3. Edukasi
o Anjurkan tirah
baring
o Anjurkan melakukan
aktivitas secara
bertahap
o Anjurkan
menghubungi
perawat jika tanda
dan gejala kelelahan
tidak berkurang
o Ajarkan strategi
koping untuk
mengurangi
kelelahan
4. Kolaborasi
o Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan
asupan makanan
3. Risiko Defisit Nutrisi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi (I.
03119)
berhubungan dengan keperawatan selama 3 x 24
Observasi:
faktor psikologis jam diharapkan status Identifikasi status nutrisi
(keenganan untuk nutrisi terpenuhi dengan Identifikasi alergi dan
intoleransi makanan
makan) kriteria hasil :
- Porsi makanan yang Identifikasi perlunya
penggunaan selang
dihabiskan meningkat
nasogastric
- Frekuensi makan Monitor asupan
meningkat makanan
Monitor berat badan
- Nafsu makan meningkat Terapeutik:
Lakukan oral hygiene
sebelum makan, Jika
perlu
Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
Hentikan pemberian
makanan melalui selang
nasogastric jika asupan
oral dapat ditoleransi
Edukasi
Anjurkan posisi duduk,
jika mampu
Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Nama Mahasiswa : Angga Yudandi
NIM :2114901007
Ruang Rawat : Kelas 2 & 3
Tgl Pengkajian : 18 Oktober 2021
No. Register : 062246
B. Identitas Pasien
Nama : Ny. K
Umur : 46 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMP
Tgl Masuk RS : 18 Oktober 2021 Waktu : 09.48 WIB
Dx Medis : Anemia
Alamat : Kemiling
C. Riwayat Kesehatan
Cara Masuk : ( √ ) Melalui IGD ( ) Melalui Poliklinik ( ) Transfer ruangan _________________
Masuk ke Ruangan pada tanggal : 18 oktober 2021 Waktu : 10.15 WIB
Diantar Oleh : ( ) sendiri (√ )Keluarga ( ) Petugas Kesehatan ( ) Lainnya __________________
Masuk dengan menggunakan : ( ) Berjalan ( ) Kursi Roda ( √ ) Brankar ( ) Kruk ( ) Walker
( ) Tripod ( ) Lainnya, Jelaskan _________________________
Status Mental saat masuk : ( ) Kesadaran : Composmentis
( ) GCS : E 4 M 6 V 5
Tanda Vital Saat Masuk : TD 90/60 mmHg
Nadi 89 x/menit (√ ) teratur ( ) Tidak teratur ( ) Lemah ( ) Kuat
RR 26 x/menit (√ ) teratur ( ) Tidak teratur
Nyeri :
Numeric Rating Scale
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
No Pain Moderate Worst Possible
Riwayat Alergi (obat, makanan, dll): klien mengatakan tidak ada riwayat alergi
obat/makanan
3. Daftar obat yang sering digunakan sebelum masuk RS:
Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Klien
: Laki- Laki
: Satu rumah
9. Pola reproduksi-seksualitas
Klien saat ini memiliki 2 orang anak, klien tidak menggunakan alat kontrasepsi, klien
memiliki riwayat penyakit Ca Serviks sejak 4 tahun yang lalu
5 5
Pemeriksaan Penunjang
a. Hasil pemeriksaan Laboratorium, tgl: 18 Oktober 2021
No parameter Hasil Nilai rujukan Satuan
1. Haemoglobin 7,9 14-16 g/dl
2. Leukosit 11.300 4.800-10.800 /µl
4. Hematokrit. 25 L: 40-48 %
5. Trombosit 84.000 150.000-400.000 %
6 Hitung hasil
Basofil 0 0-1 %
Eosinofil 0 2-4 %
Batang 0 3-5 %
Segmen
Limfosit 83 50-70 %
Monisit 11 25-40 %
6 2-8 %
7 Gula Darah Sewaktu 115 100-200 mg/dL
8 Ureum 71 10-50 mg/dL
9 Creatinine 1,9 0,6-1,1 mg/dL
10 SGOT 63 <32 U/L
SGPT 55 <31 U/L
Natrium 121 135-145 mmmol/L
Kalium 3,9 3,5-5,5 mmmol/L
Clorida 90 98-108 mmmol/L
10 HbsAG Non Reaktif Non reaktif
Nama Klien : Ny. K Jenis Kelamin : P No. Register : Tanggal Penilaian Risiko : 18-10-2021
Kelembaban 1. Selalu terpapar oleh 2. Kulit Lembab 3. Kulit kadang-kadang 4. Kulit kering 2
keringat atau urine basah lembab
Aktivitas 1. Tergeletak di tempat 2. Tidak bisa berjalan 3. Berjalan pada jarak 4. Dapat berjalan sekitar 1
tidur terbatas
Ruangan
Mobilitas 1. Tidak mampu 2. Tidak dapat merubah 3. Dapat merubah posisi 4. Dapat merubah posisi 2
bergerak posisi secara tepat dan tidur
teratur ekstremitas mandiri
tanpa bantuan
1. Tidak dapat 2. Jarang mampu 3. Mampu menghabiskan 4. Dapat menghabis kan
Nutrisi menghabiskan 1/3 porsi menghabiskan lebih porsi `1
makannya, sedikit
minum, puasa atau ½ porsi makanannya dari ½ porsi makannya Makannya, tidak
NPO lebih dari 5 hari atau memerlukan
intake cairan kurang suplementasi nutrisi.
dari
jumlah optimum
1. Tidak mampu 2. Membutuhkan bantuan 3. Dapat bergerak bebas
mengangkat badannya tanpagesekan
Gesekan sendiri, atau spastik, minimal mengangkat 2
kontraktur atau gelisah tubuhnya
16
SKOR
Diadopsi dari Braden & Bergstom (1998), AHCPR (2008) Skor : 15 – 18 berisiko, 13 – 14 risiko sedang, 10 – 12 risiko tinggi, ≤ 9 risiko sangat
tinggi
H. Pathway Keperawatan
Kegagalan produksi SDM
di sumsum tulang
HB berkurang
Anemia
Perfusi Perifer
Tidak efktif
Peningkatan isi lambung
Penumpukan Asam
Laktat pada jaringan
Mual / muntah
Kelelahan, lemah
Anoreksia
Intoleransi Aktivitas
Intake menurun
HARI KE – 1
1. Perfusi Perifer Tidak Efektif bd Penurunan Konsentrasi Hemoglobin
2. Intoleransi Aktivitas bd Ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
3. Resiko Defisit Nutrisi bd Fakor Psikologis
Kolaborasi Kolaborasi
Angga
Dokter - Terapi Lanjut
- Ambacim 1gr/12jam
Anemia - Sucralfat 500mg/8jam
- Furosemid 2 ml/12 jam
O:
- Klien sudah tampak bertenaga
- Wajah tidak pucat
- Konjungtiva tidak anemis
- Ekstremitas tidak pucat
- Kaki kiri bengkak bengkurang
- TD : 100/70 mmHg
- Nadi : 88 x/ menit
- RR 22 x menit
- T 36,6 C
- Hb 9,8
A:
- Perfusi perifer tidak efektif
- Intoleransi aktivitas
- Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan
P:
- Teratasi
- BLPL
angga
BAB III
PEMBAHASAN
Penulis melakukan Asuhan Keperawatan pada klien Anemia di Ruang Rawat Kelas 2 & 3 RS
Bhayangkara Polda Lampung Tanggal 18 Oktober 2021 sampai tanggal 20 Oktober 2021.
Beberapa hal yang perlu dibahas dan di perhatikan.
Penerapan kasus keperawatan tersebut penulis telah berusaha mencoba menerapkan proses
Asuhan Keperawatan pada klien Anemia sesuai dengan teori-teori yang ada untuk melihat
lebih jelas Asuhan Keperawatan yang diberikan dan sejauh mana keberhasilan yang dicapai
akan diuraikan sesuai dengan prosedur keperawatan dimulai dari pengkajian, diagnosa,
intervensi, implementasi dan evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan tahap yang sistematis dalam pengumpulan data
tentangindividu, keluarga, dan kelompok yang meliputi identitas. Didalam tinjauan
teoritis umur diatas 20 tahun dan perempuan memiliki resiko terkena penyakit
anemia.
Pada saat pengkajian klien, data didapatkan dari klien, keluarga klien, catatan medis
serta tenaga kesehatan lainnya. Berdasarkan data tersebut, tinjauan teoritis dengan
tinjauan kasus yang saya kaji pada Ny.K pnederita anemia memang memiliki
kesamaan, ditandai dengan berumur lebih dari 20 tahun dan berjenis kelamin
perempuan.
Pada keluhan utama dalam tinjauan teoritis dengan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan pada saat dilakukan pengkajian. Tinjauan teoritis dengan tinjauan kasus
terhadap pasien, terdapat kesamaan gejala utama pada anemia diantaranya yaitu:
lemah, letih, sering mengeluh pusing, mata berkunang-kurang, wajah pucat, tangan
pucat.
Pada tinjauan teoriti mengkaji adanya penyakit anemia dan klien mengatakan sudah
pernah dirawat sebelumnya dengan penyakt yang samadengan yang klien derita saat
ini, dan keluarga klien tidak memiliki penyakit yang sama dengan klien.
Dalam pengkajian pemeriksaan fisik pada teoritis pada pemeriksaan nadi pada pasien
anemia meningkat sedangkan pada kasus penulis menemukan nadi pada klien normal
yaitu 89x/menit.
Menurut teoritis pada pemeriksaan suhu tubuhpada pasien anemia meningkat
sedangkan pada kasus penulis menemukan suhu tubuh menurun pada klien yaitu
36,0C.
Bagian ektremitas menurut teori pucat pada kulit, dasar kuku, dan membrane mukosa,
kuku mudah patah, kelemhan dalam melakukan aktivitas.
Pada kasus yang penulis kaji terdapat beberapa kesenjangan yaitu kuku tidak mudah
patah.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia
( status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana
perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi
secara pasti untuk menjaga status kesehatan, menurun, membatasi, mencegah dan
merubah.
Pada tinjauan teoritis ditemukan 3 kemungkinan diagnosa keperawatan dan oada
tinjauan kasus penulis menemukan 3 diagnosa yang sama dengan tinjauan kasus.
Diagnosa keperawatan yang muncul pada tinjauan kasus adalah:
1. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi Hemoglobin, ditandai
dengan klien tampak lesu dan lemas, wajah tampak pucat, ektremitas tampak
pucat, Hb 7,9 g/dL, TD 90/60 mmHg, CRT >3detik Nadi 89x/ menit, T 36,0C RR
24x/menit
2. Intolerasi Aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen, ditandai
dengan klien tampak sulit melakukan aktivitas, wajah dan ekstremitas tampak
pucat.
3. Resiko defisit nutrisi b.d faktor psikologis, ditandai dengan klien tampak tidak
menghabiskan makan, mukosa bibir tamoak kering, klin tamak lesu dan lemas, Hb
7,9 g/dL.
Secara teoritis diagnosa yang ditemukan pada klien anemia:
1. Perfusi Perifer Tidak Efektif bd Penurunan Konsentrasi Hemoglobin
2. Intoleransi Aktivitas bd Ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
3. Resiko Defisit Nutrisi bd Fakor Psikologis
3. Intervensi keperawatan
Perencanaan adalah kegiatan dalam keperawatan yang meliputi : meletakkan pusat
tujuan pada klien, menetapkan hasil yang ingin dicapai dan memilih intervensi
keperawatan untuk mencapai tujuan.
Dalam penyususnan rencana tindakan keperawatan kepada klien berdasarkan
prioritas masalah yang ditemukan tidak semua tindakan pada teotis dapat ditegakan
pada tinjauan kasus karena tindakan pada tinjauan kasus di sesuaikan dengan keluhan
dan kedaan klien pada saat pengkajian.
Untuk diagnosa pertama yaitu Perfusi perifer tidak efektif b.d Penurunan Konsentrasi
Hemoglobin.
Rencana tindakan penulis yaitu, periksa sirkulasi perifer (nadi, warna, suhu), kaji
TTV klien, menejemen terapi transfusi sesuai advis dokter, kolaborasi pemberian
obat antianemia.
Dari intervensi yang saya lakukan tidak semua yang ada diteoritis yang saya masukan
hanya sebagian tindakan dama melakukan asuhan keperawatan terhadap klien
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah suatu serangkaian tindakan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kedalam
suatu kasus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan.
Setelah rencana tindakan ditetapkan maka dilanjutkan dengan melakukan rencana
tersebut dalam bentuk nyata, dalam melakukan asuhan keperawatan pada Ny.K
dengan anemia. Tindakan dilakukan sesuai dengan rencana yang dibuat.
Untuk diagnosa pertama yaitu, Perfusi perifer tidak efektif b.d Penurunan
Konsentrasi Hemoglobin.
Implementasi yang dilakukan penulis yaitu, mengobservasi sirkulasi perifer (nadi,
warna, suhu), mengkaji Tanda-tanda vital klien, menejemen terapi transfusi sesuai
advis dokter, berkolaborasi dengan dokter pemberian terapi obat anti anemia (ironyl)
Untuk diagnosa kedua yaitu, intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
Implementasi yang dilakukan penulis yaitu, mengkaji tanda-tanda vital, melatih
ROM pasif, menganjurkan klien beraktifitas sesuai dengan kemampuan.
Untuk diagnosa ketiga yaitu, Resiko defisit nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan faktor psikologis.
Implementasi yang dilakukan penulis yaitu, mengkaji intake makanan klien,
menganjurkan makan sedikit tapi sering, menganjurkan makan dalam kondisi hangat,
berkolaborasi dengan dokter pemberian suplemen makan (Surcralfat)
Penulis dalam melakukan tindakan keperawatan tidak mengalami kesulitan, karena
klien sangat kooperatif baik dalam pengkajian maupun dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan.
5. Evaluasi
Tujuan yang dinginkan saya melakukan intervensi dan implemntasi pada Ny.K sudah
tercapai karena setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 hari pada NY.K
didapatkan hasil bahwa hari pertama dan keduakondisi Ny.K memperlihatkan sedikit
perubahan, namun hari ketiga Ny.K mengalami perubahan yang baik, karena pada
hari ketiga pucat mulai berkurang, napsu makan klien sudah mulai ada. Sedangkan
dalam melakukan aktivitas klien dibantu oleh keluarganya, klien sudah mampu
beraktivitas secara bertahap yaitu duduk ditempat tidur.
BAB IV
REVIEW JURNAL PENELITIAN TERKAIT
1. Judul Artikel
Hubungan Anemia Dengan Kualitas Hidup Pasien PGK Yang Menjalani Hemodialisis
2. Penulis
Peri Zuliani, Dita Amita
4. Alamat Jurnal
http://jurnal.umb.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/1052
5. Reviewer
Linda Safitri (2014901068)
6. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini secara umum untuk mengetahui hubungan kadar hemoglobin
dengan kualitias hidup pada penderita penyakit ginjal kronis yang menjalani
hemodialisis di RSUD dr. M. Yunus Bengkulu.
7. Subyek Penelitian
Pasien Penyakit Gagal Ginjal yang menjalani hemodialisis di RSUD dr. M. Yunus
8. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskripsi yang bersifat analitik, dengan
pendekatan cross sectional, dalam penelitian ini variabel independent (kadar HB) dan
varibel dependet. Besarnya sampel menggunkan formula Slovin. Data yang
dikumpulkan didapat melalui wawancara dan observasi menggunakan kuisioner The
SF-36 Health Survey yang disebarkan pada pasien penyakit ginjal kronis yang
menjalani hemodialisa di Instalasi hemodialisa RSUD dr. M. Yunus Bengkulu.
9. Langkah-Langkah Penelitian
Metode pengambilan data secara primer diperoleh melalui wawancara dengan
penderita Penyakit Gagal Ginjal yang menjalani hemidialisis dengan menggunakan
kuesioner sebanyak 64 responden, penghitungan sampel dengan teknik accidental
sampling dan data sekunder dilakukan dengan wawancara mendalam untuk
menemukan rincian penjelasan tentang hubungan antara anemia dengan kualitas
hidup.
10. Hasil,Pembahasan,Kesimpulan
Pada Penelitian oleh Peri Zuliani (2020) tentang hubungan anemia dengan kualitas
hidup pasien PGK yang menjalani hemodialisa menunjukan bahwa sebagian besar
(71,7%) pasien dengan anemia berat mengalami kualitas hidup buruk, hampir seluruh
responden (83,3%) pasien dengan anemia ringan kualitas hidupnya baik. Karena
semua sel ekspektasi nilainya >5 hasil uji statistik chi-square (continuity correction)
didapat p value = 0,000 < α = 0,05 berarti signifikan. Maka, Ha diterima, berarti pula
terdapat hubungan antara anemia dengan kualitas hidup. Hasil uji Risk Estimate
didapat ila Odds Ratio (OR) = 12,692 yang artinya pasien yang anemia mempunyai
kemungkinan kualitas hidup buruk sebesar 12,695 kali lipat jika dibandingkan
dengan pasien yang anemia ringan. Kualitas hidup pada pasien PGK yang menjalani
HD sangat berhubungan dengan kondisi fisik dan jua psikologis pasien, seperti
diketahui bahwa PGK merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan
(irreversibel), dimana fungsi ginjal pasien sudah tidak mampu lagi untuk
mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, juga fungsi ginjal gagal untuk
membuang racun serta kegagalan fungsi hormonal eritopoetin serta renin, yang
mengakibatkan terjadinya anemia serta peningkatan tekanan darah. Sehingga pasien
PGK akan mengalami berbagai masalah komplikasi dari penyakit dasar seperti
anemia, hipertensi, penumpukan ureum dalam darah, mual muntah, gangguan pada
kulit serta gangguan infertilitas, hal ini membuat pasien merasa putus asa, belum lagi
dihadapkan harus menjalani HD rutin seumur hidup 2 sampai 3 kali perminggu.
Kondisi seperti ini membuat psikologis pasien terganggu yang pada akhirnya
mempengaruhi kualitas hidup pasien PGK. Kadar hemoglobin yang rendah akan
berpengaruh pada semua organ, bila kadar Hb rendah maka organ tidak mendapat
suplai Hb yang baik, sehingga kadar oksigen dan nutrisi yang terkait dalam Hb
jumlahnya tidak mencukupi kebutuhan organ, seperti pada jantung apabila tidak
mendapatkan suplai darah yang baik, maka organ jantung akan mengalami iskemia.
Pada pasien PGK komplikasi kardiovaskuler, merupakan faktor yang meningkatkan
angka morbiditas dan mortilitas hidup pasien. Seringnya pasien dirawat dikarenakan
komplikasi dari sistem kardiovaskuler bahkan komplikasi kardiovaskuler merupakan
faktor yang menyebabkan kematian pada PGK. Hal inilah yang membuat semakin
rendahnya kualitas hidup pasien PGK yang mengalami penurunan kadar Hb.
13. Kesimpulan
Kesimpulan dalam analisa jurnal ini yaitu pada penelitian “ hubungan anemia dengan
kualitas hidup pasien PGK yang menjalani hemodialisis” didapatka kesimpulan
bahwa Pembahasan dan referensi yang digunakan dalam penelitian ini sudah baik
dan jelas. Anemia merupakan karakterisktik dari penderita penyakit ginjal kronis
karena akibat dari kegagalan fungsi hormonal yaitu menghasilkan hormone
eritropoetin. Walaupun PGK tidak daat disembuhkan, bukan berarti penderitanya
tidak bisa hidup yang berkualitas, rahasianya adalah disiplin cuci darah, dan
menerapkan gaya hidup baru yang sesuai dengan kondisi kesehatannya yang sudah
menurun tersebut, dapat mengontrol tubuh, pikiran, dan hidup untuk menyesuaikan
dengan kondisi tubuh.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan asuhan keperawatan pada Ny.K dengan anemia di RS
Bhayangkara Polda Lampung, dapat disimpulkan:
1. Pengkajian
Saat dilakukan pengkajian ditemukan data-data sesuai dengan penyakit klien yaitu
anemia dan nantinya data tersebut akan menjadi dasar bagi penulis untuk
menegakkan diagnosa dalam melakukan tindakan keperawatan.
2. Diagnosa
Berdasarkan data yang didapat, ditemukan tiga diagnosa pada kasus Ny. K
Perfusi Perifer Tidak Efektif bd Penurunan Konsentrasi Hemoglobin
Resiko Defisit Nutrisi bd Fakor Psikologis
Intoleransi Aktivitas bd Ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
3. Intervensi keperawatan
Intervensi yang dilakukan mengacu pada diagnosa yang ditegakkan dan dibuat
sesuai pada buku SIKI dapat berupa tindakan observasi, terapetik, edukasi, dan
kolaborasi.
4. Implementasi
Implementasi yang dilakukan diruangan lebih difokuskan pada tindakan
keperawatan yang berisfat observasi, terapetik, edukasi, dan kolaborasi.
5. Evaluasi
Evaluasi dapat berupa respon verbal, respon non verbal dan hasil pemeriksaan.
B. Saran
1. Bagi Institusi
Diharapkan dapat menjadi sumber bacaan dan daftar pustaka bagi mahasiswa/i
Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang dalam menerapkan ilmu dan asuhan
keperawatan pada klien dengan anemia.
2. Bagi Lahan Praktek
Diharapkan bagi petugas kesehatan untuk menerapkan asuhan keperawatan pada
klien dengan anemia
3. Bagi Penulis
Diharapkan dapat menjadi koreksi dan pedoman bagi penulis tentang asuhan
keperawatan anemia selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth.2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3. Jakarta: EGC
Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi 6. Jakarta:
EGC
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Marlyn E. Doenges, 2002. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition.
New
Jersey: Upper Saddle River
Patrick Davay, 2002, At A Glance Medicine, Jakarta, EMS
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima
Medika
Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP
PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP
PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP
PPNI
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC : Jakarta.