Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DIARE

Disusun oleh Kelompok 2:

Firza Noviatun Nisa 1814301001

Inda Maharani 1814301014

Desy Rahmadani 1814301013

Jefri Nurdiansyah 1814301031

Susi Susanti 1814301036

Lovi Vaniar 1814301038

Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Tanjung Karang


Jurusan Keperawatan
Prodi Sarjana Terapan Keperawatan
T.A 2021/2022

1 SAP Diare
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Bidang Studi : Keperawatan Komunitas
Topik : Diare
Sub Topik : Pencegahan, Pertolongan Pertama Diare, dan Rumah
Sehat
Sasaran : Warga Desa Titirante Selatan
Hari/Tanggal : Jumat, 22 Oktober 2021
Jam : 16.00 s.d. selesai
Waktu : 40 menit
Tempat : SDN 3 Rejosari di Dusun Titirante Selatan
1. TUJUAN
1.1.Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang Pencegaan dan
Penanganan Diare di Dusun Titirante Selatan selama 40 menit,
diharapkan yang menderita atau beresiko dapat memahami tentang penanganan
pertama Diare dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
1.2.Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang Diare di Puskesmas
Perak Timur selama 40 menit, diharapkan seluruh pasien atau keluarga dapat
mengetahui tentang:
1. Pengertian Diare
2. Penyebab Diare
3. Bahaya Diare
4. Penanganan Diare
5. Nutrisi bagi penderita Diare
6. Pencegahan Diare
7. Teknik Mencuci Tangan dengan Benar
8. Pembuatan dan Pemberian Oralit
9. Rumah Sehat
2. MATERI
Terlampir

2 SAP Diare
3. MEDIA
1. Materi SAP
2. LCD
3. Leaflet
4. PPT
5. Speaker
4. METODE
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
5. PENGORGANISASIAN & URAIAN TUGAS
1. Moderator : Susi
Uraian tugas :
a. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta
b. Mengatur proses dan lamanya penyuluhan
c. Menutup acara penyuluhan
2. Penyaji : Firza Noviatun Nisa
Uraian tugas :
a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh peserta
b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses
penyuluhan’
c. Memotivasi peserta untuk bertanya
3. Fasilitator : Lovi Vaniar dan Inda Maharani
Uraian tugas :
a. Ikut bergabung dan duduk bersama diantara peserta
b. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan
c. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yag belum jelas
d. Meginterupsi penyuluh tentang istilah / hal-hal yang dirasa kurang jelas
bagi peserta
e. Memperagakan atau mempraktekkan teknik mencuci tangan
f. Mengajari cara pembuatan dan pemberian oralit

3 SAP Diare
4. Observer : Jefri Nurdiansyah
Uraian tugas :
a. Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri
sehingga memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan
b. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta
c. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses
penyuluhan
d. Menyampaikan evaluasi langsung kepada peyuluh yang dirasa tidak sesuai
dengan rencana penyuluhan
5. Kegiatan Pembelajaran
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
Pembukaan :
 Memberi salam Menjawab salam,
1 5 menit  Menjelaskan tujuan penyuluhan mendengarkan dan
 Menyebutkan materi/pokok memperhatikan
bahasan yang akan disampaikan
Pelaksanaan :
 Menjelaskan materi penyuluhan
secara berurutan dan teratur.
Materi :
1. Pengertian Diare
2. Penyebab Diare
2 20 menit 3. Bahaya Diare Menyimak dan
4. Penanganan Diare memperhatikan
5. Nutrisi bagi penderita Diare
6. Pencegahan Diare
7. Teknik Mencuci Tangan
dengan Benar
8. Pembuatan dan Pemberian
Oralit
Evaluasi :
1. Menyimpulkan inti
penyuluhan.
2. Menyampaikan secara
singkat materi penyuluhan.
Menyimak,
3 10 menit 3. Memberi kesempatan kepada
mempraktekkan dan
peserta untuk mengulang
mendengarkan
teknik cuci tangan yang
diajarkan
4. Memberi kesempatan kepada
peserta untuk mengulang cara
pembuatan dan pemberian

4 SAP Diare
oralit

5. Memberi kesempatan kepada


peserta untuk bertanya.
6. Memberi kesempatan kepada
peserta untuk menjawab
pertanyaan yang dilontarkan.
Penutup :
 Menyimpulkan materi
penyuluhan yang telah
4 8 menit disampaikan.
Menjawab salam
 Menyampaikan terimakasih atas
perhatian dan waktu yang telah
di berikan kepada peserta
 Mengucapkan salam

6. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir ditempat penyuluhan.
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Puskesmas Perak Timur.
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Peserta mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai
c. Peserta dapat mempraktekkan teknik cuci tangan dengan benar
d. Peserta dapat mengulang cara pembuatan dan pemberian oralit sesuai
anjuran dan takaran yang disampaikan
e. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
3. Evaluasi Hasil
a. Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan mampu
mengerti dan memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan
khusus.

5 SAP Diare
Lampiran
MATERI

1.1. Pengertian
Menurut World Healt Organization (WHO, 2005), penyakit diare adalah
suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang
lembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih
dari biasa, yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari yang mungkin dapat disertai dengan
muntah atau tinja yang berdarah. Penyakit ini paling sering dijumpai pada anak
balita, terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, dimana seorang anak bisa
mengalami 1-3 episode diare berat (Simatupang, 2004).
Diare adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dan 3 kali sehari,
disertai konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang
berlangsung kurang dan satu minggu (Juffrie, dkk, 2010).
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau
tidak seperti biasanya. Dan dapat disimpulkan bahwa diare adalah buang air besar
yang bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari 3 kali perhari dan konsistensi dari
tinja yang melembek sampai mencair.
1.2. Penyebab Diare

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan timbulnya diare (Simatupang,


2005). Diare disebabkan oleh masuknya kuman kedalam tubuh melalui perantara
hewan, kuman yang berada dalam makanan, air, melalui tubuh (tidak mencuci
tangan waktu makan). Berikut adalah faktor penyebab lainnya, yaitu :
1. Efek samping obat-obatan tertentu
2. Faktor malabsorbsi. Malabsorbsi ini pada zat yang mengandung karbohidrat,
lemak, dan protein.
3. Konsumsi alkohol dan kopi yang berlebihan
4. Faktor makanan. Faktor makanan ini yang seringkali bisa menyebabkan
terjadinya diare. Diantaranya yaitu akibat dari makanan basi, beracun, terlalu
banyak lemak, sayuran dimasak kurang matang.
5. Minum air tidak masak
6. Makan jajanan yang tidak bersih

6 SAP Diare
7. Berak disembarang tempat
8. Makan dengan tangan kotor
9. Faktor psikologis. Psikologis ini ternyata juga berpengaruh keada angka
kejadian dari diare. Diantara faktor psikologis yang mempengaruhi terjadinya
diare adalah rasa takut, cemas, dan gelisah.
1.3. Bahaya Diare

Saat terjadi diare, feses yang dikeluarkan oleh penderita memiliki


kandungan air yang sangat tinggi (sangat encer). Selain itu, frekuensi buang air
besar pun meningkat secara drastis. Dalam sehari penderita bisa kehilangan lima
liter cairan tubuh. Penderita juga dapat kehilangan zat mineral (elektrolit) yang
terlarut dalam cairan tubuh. Padahal bersama cairan tubuh, elektrolit berperan
dalam menjaga agar fungsi tubuh senantiasa normal.
Karena kehilangan cukup banyak cairan tubuh, penderita bisa mengalami
dehidrasi. Dehidrasi berkelanjutan yang terjadi pada anak-anak atau balita dapat
mengakibatkan kematian. Namun pada orang dewasa, kematian akibat dehidrasi
jarang ditemukan.
Tingkat dehidrasi dapat dilihat dari gejala-gejala yang menunjukkan
hilangnya cairan tubuh. Pada tahap awal dehidrasi, penderita akan merasakan mulut
kering dan rasa haus yang berlebihan. Adapun tanda-tanda dehidrasi selanjutnya
tergantung pada tingkat dehidrasi yang dialami penderita.

1.4. Penanganan Diare


Diare menyebabkan khilangan cairan dan elektrolit sehingga penderita
harus diberi cairan sebanyak mungkin untuk mengganti cairan yang hilang. Sebagai
pertolongan pertama, diberi cairan rumah tangga seperti tajin, air sayur, air
matang, teh. Disamping itu, harus diberi cairan elektrolit berupa oralit. Jka tidak
ada oralit, bisa menggunakan larutan gula garam. Cara pembuatannya sebagai
berikut : satu sendok teh munjung gula pasir, seperempat sendok teh muntung
garam, dilarutkan dalam satu gelas air matang (200cc). Selanjutnya penderita diberi
minum.
1.5. Nutrisi bagi penderita Diare
Kondisi peristaltik usus yang tidak memungkinkan, maka perlu diberi
makanan yang lunak untuk membantu peristaltik usus. Bagi bayi yang menyusui,
ASI tetap diberikan dan PASI diencerkan.

7 SAP Diare
Diet BRAT adalah singkatan dari Banana, Rice, Applesuace, and Toast
(pisang, nasi, saus apel, dan roti panggang). Makanan tersebut penting
dikonsumsi terutama 24 jam pertama diare yang dapat membantu meringankan
diare serta memberikan vitamin penting, mineral, dan karbohidrat yang mudah
dicerna (diserap).
Bisa disimpulkan, makanan yang baik dikonsumsi saat diare antara lain :
a. Pisang
b. Beras
c. Sereal
d. Saus apel
e. Apel
f. Teh
g. Roti dan jelly
h. Yoghurt
i. Kentang rebus
j. Asupan cairan dan elektrolit (LGG / Oralit )
Menu diatas baik dikonsumsi untuk orang dewasa dan anak-anak, namun
mengenai makanan untuk bayi diare dibawah usia 12 bulan harus berkonsultasi
terlebih dahulu dengan dokter.
Hindari makanan berikut ini saat diare, yaitu:
a. Makanan berlemak : gorengan dan makanan yang bersantan kental
b. Susu, mentega, es krim, dan keju
c. Minuman alkohol dan kafein
d. Pemanis buatan
e. Makanan yang menyebabkan gas berlebih : kubis atau kol, kacang-kacangan,
brokoli, dan kembang kol.
1.6. Pencegahan Diare

Adapun pencegahan diare adalah :

a) Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan


b) Menutup makanan dan minuman
c) Mencuci buah atau sayuran sebelum dimakan atau dimasak
d) Selalu minum air yang sudah dimasak

8 SAP Diare
e) Menjaga kebersihan lingkungan : rumah, aliran air, sampah di buang pada
tempatnya dan ditutup
f) Makan makanan yang sehat dan bergizi

Bila telah dilakukan upaya pertolongan pertama namun diare masih terus
berlangsung segera bawa penderita ke pusat pelayanan kesehatan terdekat.

1.7. Teknik cuci tangan

Cuci tangan 7 langkah adalah tata cara mencuci tangan menggunakan sabun
untuk membersihkan jari-jari, telapak dan punggung tangan dari semua kotoran,
kuman serta bakteri jahat penyebab penyakit

Cuci tangan 7 langkah merupakan cara membersihkan tangan sesuai


prosedur yang benar untuk membunuh kuman penyebab penyakit. Dengan mencuci
tangan paki sabun baik sebelum makan ataupun sebelum memuali pekerjaan, akan
menjaga kesehatan tubuh dan mencegah penyebaran penyakit melalui kuman yang
menempel di tangan. Berikut langkah cuci tangan yang baik dan benar :

1. Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan tangan memakai air yang
mengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan
secara lembut

2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian

9 SAP Diare
3. Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih

4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan

5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian

6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan

7. Bersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian dengan cara


memutar, kemudian diakhiri dengan membilas seluruh bagian tangan dengan
air bersih yang mengalir lalu keringkan memakai handuk bersih atau tisu.

10 SAP Diare
1.8. Cara pembuatan dan takaran pemberian oralit
Bahan – bahan yang dibutuhkan untuk membuat oralit adalah :
 1 sendok teh gula
 Seperempat (1/4) sendok teh garam
 1 gelas air putih (200 ml)

Cara membuatnya adalah dengan melarutkan bahan-bahan di atas yaitu 1


sendok teh gula dan seperempat sendok teh garam ke dalam 1 gelas air putih (200
ml). Kemudian aduk perlahan hingga semuanya larut lalu bisa diminum.

Untuk memberian oralit, tentu ada takarannya sehingga tidak terlalu


berlebihan yang malah akan membahayakan. Dan juga jangan terlalu sedikit
sehingga diharapkan dapat memberikan hasil yang optimal. Berikut aturannya :
 Untuk anak di bawah 1 tahun, 3 jam pertama diberikan 1,5 gelas oralit.
Selanjutnya 0,5 gelas setiap kali selesai berak/mencret
 Untuk anak di bawah 5 tahun (balita), 2 jam pertama diberikan 3 gelas oralit.
Selanjutnya 1 gelas setiap kali selesai berak/mencret
 Untuk anak di atas 5 tahun, 3 jam pertama diberikan 6 gelas oralit. Selanjutnya
1,5 gelas setiap kali selesai berak/mencret

11 SAP Diare
 Untuk anak di atas 12 tahun dan dewasa, 3 jam pertama diberikan 12 gelas
oralit. Selanjutnya 2 gelas setiap kali selesai berak/mencret. Itulah cara
pemberian oralit untuk menghindari dari dehidrasi akibat diare.

12 SAP Diare
A. Rumah Sehat
Dikutip dari kotaku.pu.go.id, menurut WHO, rumah adalah struktur fisik
atau bangunan untuk tempat berlindung, dimana lingkungan yang sehat berguna
untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik demi
kesehatan keluarga dan individu (Komisi WHO mengenai Kesehatan dan
Lingkungan, 2001). Dikutip dari eprints.ums.ac.id, menurut Depkes RI (2012),
rumah sehat merupakan rumah yang memenuhi kriteria minimal seperti akses
air minum, akses jamban sehat, lantai, ventilasi, dan pencahayaan. Dengan
demikian, penulis dapat menyimpulkan bahwa rumah sehat adalah rumah yang
bebas dari pencemaran baik udara maupun lingkungan.
B. Ciri-ciri Rumah Sehat
Tidak sedikit dari Kamu kini pasti bertanya-tanya seperti apa kriteria dan
indikator rumah sehat. Apakah rumah yang kalian tinggali saat ini termasuk ciri-
ciri rumah sehat atau tidak. Untuk mengetahuinya, berikut ini adalah persyaratan
rumah sehat menurut permenkes 2014.
1. Ventilasi dan Sirkulasi Udara yang Baik
Ventilasi yang baik akan membuat sirkulasi udara juga baik sehingga
penghuni rumah memiliki pernapasan yang baik. Ukuran ventilasi yang baik
minimal 10% dari total luas lantai di ruangan agar tidak ada kata pengap
maupun lembab yang berbahaya bagi kesehatan rumah maupun penghuni.
2. Punya Sistem Pembuangan Sampah yang Baik
Sampah tidak hanya mengganggu indra penglihatan juga penciuman, namun
juga dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Oleh karena itulah, mengelola
sampah baik cair maupun padat harus dilakukan dengan sangat baik. Jika
tidak, sampah bisa saja mencemari permukaan tanah maupun sumber air.
Jadi, lebih baik mencegah daripada mengobati.
3. Halaman yang Luas dan Ditumbuhi Pepohonan
Halaman rumah yang luas akan memberikan kesempatan kepada buah hati
untuk bermain dengan bebas. Jangan lupa untuk mengisi halaman rumah
dengan pohon agar selalu memberikan oksigen yang baik bagi kesehatan
tubuh. Suasana yang rindang bahkan akan membuat pikiran jauh lebih
tenang dibandingkan halaman yang gersang.
4. Air dan Sanitasi Lingkungan yang Bersih

13 SAP Diare
Air serta sanitasi lingkungan merupakan hal yang penting dan kerap menjadi
perhatian utama setiap rumah karena kebutuhan air yang sehat dan sanitasi
yang baik akan memberikan dampak yang baik juga kedepannya.
5. Kamar Mandi dan Tempat Mencuci Sehat
Kesehatan air juga akan berdampak pada kamar mandi dan tempat mencuci
yang sehat. Selain itu, jangan lupa bagian ini selalu diberikan pencahayaan
yang alami sehingga tidak akan timbul lumut dan lain sebagainya yang juga
dapat berdampak buruk bagi kesehatan.
6. Bebas dari Jamur maupun Binatang yang menularkan Penyakit
Jamur serta binatang yang dapat menularkan penyakit seperti tikus, kecoa
dan lain-lain seharusnya tidak ada di rumah yang sehat karena dapat
berdampak negatif bagi kesehatan rumah maupun penghuni.
7. Penataan Ruang Makan dan Dapur yang Sehat
Ruang makan tidak hanya digunakan untuk mengisi nutrisi dalam tubuh
namun bisa juga sebagai tempat berkumpulnya keluarga. Oleh karena itu,
penataan ruang makan harus sehat dengan penerangan yang alami hingga
penerangan buatan yang cukup. Hal ini juga berlaku bagi bagian dapur,
tempat penyiapan makanan.
8. Kamar Tidur dengan Penataan Ruang yang Sehat
Hal yang tidak kalah penting adalah tempat atau ruangan tidur yang harus
dibuat sesehat mungkin karena Kamu akan menghabiskan banyak waktu
untuk beristirahat setelah lelah bekerja. Tidak hanya mengisi daya,
kesehatan ruang tidur juga akan membantumu menjaga kesehatan tubuh.
9. Bahan Bangunan
Sebagai salah satu aspek paling penting dalam proses pembangunan,
pemilihan material bahan bangunan tidak boleh sembarangan. Pasalnya,
kualitas bahan bangunan snagat berpengaruh terhadap kualitas keseluruhan
bangunan. Pemilihan bahan bangunan untuk rumah sehat lagi kokoh,
setidaknya harus memenuhi beberapa kriteria berikut ini:
a. Tidak terbuat dari bahan bangunan yang dapat melepaskan zat-zat yang
dapat membahayakan kesehatan, antara lain sebagai berikut:
1) Debu Total tidak lebih dari 150 µg m3
2) Asbes bebas tidak lebih dari 0,5 fiber/m3/4jam
3) Timah hitam tidak lebih dari 300 mg/kg.
14 SAP Diare
b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan
berkembangnya mikroorganisme patogen.
10. Pencahayaan
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor:
829/Menkes/SK/VII/1999. Rumah harus memiliki pencahayaan yang dapat
menerangi seluruh ruangan dengan minimal intensitasnya 60 lux serta tidak
menyilaukan. Sayangnya, tak sedikit pemilik rumah yang abai akan
pencahayaan rumah ini. Padahal, pencahayaan rumah yang baik menunjang
kenyamanan beraktivitas sang pemilik rumah. Baik itu di luar maupun di
dalam rumah.
11. Binatang Penular Penyakit
Sebuah rumah dikatakan sehat bilamana rumah tersebut bebas dari gangguan
binatang penular penyakit, seperti tikus. Keberadaan binatang pengerat ini
tentu saja dapat mengancam kesehatan keluarga.
C. Kaitan Rumah Sehat dengan Penghuni Sehat
Terdapat berbagai macam manfaat rumah sehat bagi penghuni yang sangat
mempengaruhi kesehatan baik dari segi pikiran maupun tubuh. Rumah yang
sehat akan menghalau penyebaran penyakit, mencegah bersarangnya hewan
yang dapat menularkan penyakit, mengurangi resiko alergi, meminimalkan stres
serta memiliki keluarga yang sehat jasmani dan rohani.

15 SAP Diare

Anda mungkin juga menyukai