Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH HYPNOBIRTHING TERHADAP NYERI PADA PASIEN

POST OPERASI ABDOMEN DI RSUD ABDOEL MOELOEK

Oleh :

Inda Maharani

1814301014

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

TAHUN 2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kehamilan adalah sebuah proses yang dimulai dari tahap konsepsi


sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40
minggu) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Widatiningsih & Dewi,
2017). Persalinan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu persalinan
normal (spontan melalui vagina) dan persalinan dengan bantuan prosedur
pembedahan seperti sectio caesarea (Utami, 2016).
Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan
membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau
vagina (Mochtar, 1998 dalam Siti, dkk 2013). Indikasi di lakukannya
tindakan sectio caesarea yaitu: gawat janin, diproporsi sefalopelvik,
persalinan tidak maju, plasenta previa, prolapses tali pusat, letak lintang,
panggul sempit dan preeklamsia (Nurhayati et al., 2015).
Menurut World Health Organization ( WHO) tahun 2015 selama
hampir 30 tahun tingkat persalinan dengan sectio caesarea menjadi 10%
sampai 15% dari semua proses persalinan di Negara-negara berkembang.
Menurut statistik tentang 3.509 kasus sectio caesarea yang disusun oleh
Peel dan Chamberlain, indikasi untuk sectio caesarea adalah diproporsi
janin panggul 21%, gawat janin 14%, plasenta previa 11%, pernah sectio
caesarea 11%, kelainan letak janin 10%, pre eklamsi dan hipertensi 7%.
Tidak hanya di dunia, angka operasi caesar di Indonesia juga
sangat tinggi. Survei Gulardi dan Basalamah di 64 rumah sakit di Jakarta
pada tahun 1993 menunjukkan bahwa dari 17.665 persalinan, angka
operasi caesar adalah 35,7- 55,3%. Sebanyak 19,5-27,3% merupakan
komplikasi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan rasio tulang
sefalopel, yaitu ukuran panggul ibu dan ukuran lingkar kepala janin.
Kedua, kejadian sectio caesarea akibat perdarahan hebat saat persalinan
adalah 11,9-21%, dan kejadian sectio caesarea akibat janin sungsang
adalah 4,3-8,7% (Ayuningtyas et al., 2018). Berdasarkan Riskesdas tahun
2018, angka ibu melahirkan di Indonesia mencapai 79%

dengan proporsi 37% di Rumah Sakit pemerintah dan 42% di Rumah


Sakit swasta (Kementerian Kesehatan, 2018).
Sementara itu, Riskesdas tahun 2018 menunjukkan angka
kelahiran operasi caesar di Indonesia 17,6%, DKI Jakarta tertinggi
(31,1%), Papua terendah (6,7%), dan Sumatera Selatan di peringkat 28
dari 34. Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Sumatera Selatan
sebesar 90,2% dimana 9,4% diantaranya dilakukan dengan operasi. Di
seluruh Indonesia, kejadian operasi caesar meningkat secara signifikan
dari tahun ke tahun. Jumlah persalinan operasi sectio caesarea di provinsi
Lampung tahun 2018 sekitar 13,2%. Dengan proporsi
gangguan/komplikasi persalinan posisi janin melintang/sunsang (2,3%),
perdarahan (2,6%), partus lama (3,7%), lilitan tali pusat (2%) placenta
previa (0,6%), hipertensi (1,&%) (RisKesDas, 2018).
Nyeri persalinan memiliki dampak nyeri lebih tinggi yaitu 27,3%
sedangkan nyeri dengan persalinan pervaginam yang hanya memiliki
dampak nyeri yaitu 9%. Nyeri post sectio caesarea merupakan jenis nyeri
akut, intensitas nyeri pada post sectio caesarea akan meningkan menjadi
nyeri hebat dalam satu hari setelah operasi, periode nyeri akut rata-rata
terjadi 1-3 hari (Potter & Perry, 2010). Dampak yang sering terjadi pada
ibu post sectio caesarea seperti penurunan elastisitas otot perut dan otot
dasar panggul, perdarahan, luka kandung kemih, infeksi, bengkak pada
ektremitas bawah, potensi terjadinya thrombosis, potensi terjadinya
penurunan kemampuan fungsional, dan nyeri pada daerah insisi (Mochtar,
2015). Tindakan operasi SC dengan berbagai komplikasinya dapat
menimbulkan kecemasan pada pasien (Pawatte, Pali & Opod, 2013).
Dampak dari terjadinya kecemasan pra operasi dikaitkan dengan
peningkatan rasa sakit pasca operasi, kebutuhan analgesik, peningkatan
masa rawat inap di rumah sakit dan dikaitkan juga dengan kejadian depresi
post partum (Kuo, Chen, & Tzeng, 2014; Sahin et al., 2016). Nyeri post
sectio caesarea muncul seiring dengan hilangnya efek anastesi. Nyeri
mempengaruhi seluruh pikiran orang, tubuh, dan jiwa dan pengelolaan
terbaik sering kombinasi perawatan farmakologis dan perawatan
komplementer.
Penatalaksanaan nyeri secara farmakologi mencakup: analgesik
opiat, nonopiat dan analgesik adjuvans. Sedangkan penatalaksanaan nyeri
secara nonfarmakologi, mencakup Strategi Kognitif Perilaku (relaksasi,
imagery, hipnosis, dan biofeedback) dan terapi modalitas fisik (pijat,
stimulasi saraf dngan listrik transkutis, akupuntur, aplikasi panas atau
dingin, olahraga) (Berman, 2013).
Luka setelah pembedahan menimbulkan nyeri yang menyebabkan
kecemasan dan rasa takut untuk melakukan mobilisasi dini. Nyeri
merupakan suatu gejala kompleks dengan aspek psikologis (nonsisepsi:
deteksi syaraf terhadap nyeri), dan psikologis (ansietas, depresi) dan
merupakan konsekuensi pembedahan yang tidak dapat dihindari (Oswari,
2013).
Salah satu tindakan keperawatan post operatif adalah
penatalaksanaan nyeri. Penatalaksanaan yang umum dilakukan di Rumah
Sakit pada pasien nyeri post operasi adalah dengan mengajarkan teknik
relaksasi. Salah satu dari teknik relaksasi tersebut adalah hypnotherapy
(Sumarwanto, 2015).
Kunci dari Hypnotherapy adalah adanya kekuatan sugesti/
keyakinan terhadap sesuatu hal yang positif yang muncul berdasarkan
pada konsep dalam pikiran, sehinggaakan memberikan energi positif bagi
suatu tindakan yang dilakukan. Kajian inti dari hypnosis adalah berpijak
pada asumsi dasar bahwa mind control dapat dicoba diterapkan dalam
kegiatan intervensi pembedahan jaringan. Hal inilah yang sering disebut
hypnoanesthesia. Keberhasilan menerapkan metode hypnosis dalam
mengurangi bahkan menghilangkan rasa nyeri (hypnoanesthesi),
penggunaan metode ini mengakibatkan berkurangnya bahkan
menghilangnya rasa nyeri yang dialami tubuh manusia sebagai respon
terhadap suatu trauma ataupun adanya intervensi terhadap jaringan
(Fajarwati,2012).
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Pengaruh Hypnotherapy terhadap Nyeri pada Pasien
Post Operasi Sectio Caesarea di RSUD Abdoel Moeloek Tahun 2022.”

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pemaparan uraian dari latar belakang tersebut maka peneliti
merumusan masalah pada penelitian ini yaitu “Apakah ada Pengaruh
Hypnotherapy terhadap Nyeri pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea di
RSUD Abdoel Moeloek?”

C. TUJUAN PENELITIAN
Umum :
Untuk melihat apakah ada Pengaruh Hypnotherapy terhadap Nyeri pada
Pasien Post Operasi Sectio Caesarea di RSUD Abdoel Moeloek.
Khusus :
1. Mengetahui intensitas nyeri post operasi sebelum menerapkan
hypnotherapy.
2. Mengetahui intensitas nyeri post operasi sesudah menerapkan
hypnotherapy.
3. Menganalisis pengaruh hypnotherapy terhadap nyeri pada pasien post
operasi Sectio Caesarea.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis :
Untuk masukan dan sebagai data dasar dalam melakukan penelitian
lebih lanjut terutama pada bidang keperawatan dapat meningatkan
pengerahuan dan informasi dalam memberikan referensi baru pada
kasus post operasi dan dapat menambah wawasan tentang manajemen
asuhan keperawatan terutama dalam mengatasi kejadiaan pasca operasi
sectio caesarea.
2. Manfaat Adaptif :
Untuk memberikan masukan perencanaan dan pengembangan
pelayanan kesehatan pada pasien dalam peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan pada pasien dalam peningkatan kualitas
pelayanan khususnya kejadian nyeri pada pasien post operasi sectio
caesarea dengan menggunakan hypnotherapy.
E. RUANG LINGKUP
Sampel pada penelitian ini adalah pasien yang telah menjalani operasi
sectio caesarea. Intervensi yang digunakan adalah hypnotherapy. Dengan
jenis penelitian kuantitatif. Penelitian ini menggunakan quasi eksperimen
dengan desain penelitian one group pre test and post test. Alat pengumpul
data yang digunakan berupa angket dan kuisioner.

Anda mungkin juga menyukai