PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
kesehatan ibu dan anak. Angka Kematian Ibu (AKI) juga merupakan salah satu
melahirkan bayi melalui sayatan pada dinding perut dan rahim ibu. Tindakan SC
menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Seksio sesarea dilakukan dengan
indikasi dari ibu atau janin serta dapat dilakukan dalam keadaan gawat darurat
Namun, dilaporkan adapula beberapa komplikasi tindakan SC pada ibu dan bayi
(Betran et al., 2014). WHO memperkirakan jumlah section caesarea 5-15%. Lebih
dari 15% dianggap tidak menghasilkan hasil kesehatan yang lebih baik (WHO,
2015). Amerika Latin dan wilayah Karibia menjadi penyumbang angka metode
sesar tertinggi yaitu 40,5 persen, diikuti oleh Eropa (25%), Asia (19,2%) dan
persalinan adalah 17,6 persen, tertinggi di wilayah DKI Jakarta (31,3%) dan
Salah satu upaya untuk menekan angka morbilitas dan mortalitas ibu dan anak
adalah dengan pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas pada saat sebelum
persalinan, saat persalinan dan sesudah persalinan. Proses persalinan kadang tidak
dapat berjalan semestinya dan janin tidak dapat lahir secara normal sehingga
tindakan sectio caesarea (SC) merupakan pilihan utama bagi tenaga medis untuk
dampak bagi ibu dan bayi. Post SC, ibu akan mengalami rasa nyeri, biasanya
muncul 2 jam setelah proses persalinan selesai. Hal ini disebabkan karena
pengaruh pemberian obat anastesi pada saat persalinan. Nyeri pada proses
persalinan normal adalah nyeri fisiologis saat persalinan, sedangkan nyeri post SC
pembedahan pada dinding abdomen dan dinding Rahim yang tidak hilang dalam
satu hari dengan intensitas nyeri dari nyeri ringan sampai berat (Afifah, 2009).
Living (ADL) terganggu pada ibu yang akibatnya nutrisi bayi berkurang sebab
tertundanya pemberian Air Susu Ibu (ASI) sejak awal, selain itu juga
semua pasien yang masuk ke rumah sakit di assessment nyeri dan diberikan
penanganan nyeri bagi pasien yang mengalami nyeri agar pasien terbebas dari
pelayanan kesehatan saat ini mulai bergeser yang sebelumnya fokus pada
menghilangkan nyeri pasien, tetapi tindakan ini mempunyai nilai ekonomis yang
cukup mahal yaitu harga obat yang cukup mahal, dan kemungkinan terjadinya
efek samping dari obat pada pasien mulai dari yang ringan sampai berat. Efek
samping dari obat analgetik dapat berupa, mual pusing, konstipasi, gangguan
ginjal, gangguan fungsi jantung gangguan fungsi hati, reaksi alergi obat dan
Teknik massage merupakan salah satu alternatif pilihan penanganan nyeri non
nyaman, tindakannya cukup sederhana dan dapat dilakukan oleh diri sendiri atau
dengan bantuan orang lain. Teknik massage ini efektif untuk mengurangi rasa
nyeri akut post operatif. Massage merupakan teknik sentuhan serta pemijatan
ringan yang dapat meningkatkan kondisi rileks dalam tubuh dengan memicu
perasaan nyaman melalui permukaan kulit dan mengurangi rasa sakit, hal ini
disebabkan karena pijatan merangsang tubuh untuk melepaskan senyawa endorfin
Massage pada daerah yang diinginkan selama 20 menit dapat merelaksasikan otot
dan memberikan istirahat yang tenang dan kenyamanan (Potter & Perry, 2010).
Rasa nyaman yang dirasakan dari tindakan massage juga dapat mendistraksi rasa
nyeri yang dirasakan oleh seseorang, hal ini sesuai dengan teori distraksi yang
secara bersamaan, melainkan rangsangan yang lebih kuat dan yang dirasakan
effleurage, deep back massage, foot massage dan lain-lain (Degirmen, Ozerdogan,
nyeri post operasi abdomen, foot massage merupakan salah satu pilihan, karena di
daerah kaki banyak terdapat saraf-saraf yang terhubung ke organ dalam, tindakan
dapat diberikan saat pasien terlentang dan minimal melakukan pergerakan daerah
abdomen untuk mengurangi rasa nyeri. Pelaksanaan foot massage dapat dilakukan
pada 24-48 jam post operasi, dan setelah 5 jam pemberian injeksi ketorolac, di
mana pada saat itu pasien kemungkinan mengalami nyeri terkait dengan waktu
paruh obat ketorolac 5 jam dari waktu pemberian. Foot massage menjadi salah
2013).
Nosireseptor adalah saraf yang memulai sensasi nyeri di mana reseptor ini
yang mengirim sinyal nyeri dan terletak di permukaan jaringan internal dan
dibawah kulit padat kaki, sehingga foot massage dianggap menjadi metode yang
sangat tepat untuk mengurangi nyeri (Abbaspoor, Akbari, & Najar, 2014).
Kelebihan lain foot massage dari tindakan manajemen nyeri non farmakologi
tidak memerlukan alat khusus seperti pada tindakan TENS, tidak memerlukan
bahan-bahan terapi atau persiapan khusus seperti pada aroma terapi, tidak
imagery, tidak memerlukan keahlian khusus seperti pada tindakan hipno terapi
teknik ini mampu menstimulasi nervus (A-Beta) di kaki dan lapisan kulit yang
menutup gerbang. Pesan nyeri tidak ditransmisikan ke nervus sistem pusat. Oleh
karena itu, otak tidak menerima pesan nyeri, sehingga nyeri tidak
diinterpretasikan. Teknik foot massage akan efektif bila dilakukan dengan durasi
bahwa foot hand massage yang diberikan 4 kali selama 20 menit dalam 2 hari
Apakah ada pengaruh pemberian pijat refleksi telapak kaki terhadap tingkat
nyeri pada pasien post operasi sectio caesarea (SC) di Rumah Sakit Ibu dan
Anak?
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemberian pijat refleksi telapak kaki
b. Menganalisis pengaruh pijat refleksi telapak kaki terhadap tingkat nyeri pada
Manfaat yang diharapkan untuk diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
operasi sesar.
program pengontrolan nyeri pada ibu post operasi sesar, edukasi terkait
3. Bagi responden diharapkan penilitian ini dapat memberikan mamfaat bagi ibu
dengan baik, karena dengan pengontrolan nyeri yang baik dapat mengurangi
pijat refleksi telapak kaki terhadap tingkat nyeri pada ibu post operasi sesar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KONSEP SECTIO CAESAREA
Sectio Caesarea merupakan salah satu operasi bedah yang paling umum
dilakukan di dunia saat ini sebagai salah satu cara untuk membantu proses kelahiran
janin melalui insisi pada dinding abdomen (laparotomi) dan dinding rahim
pelahiran bayi melalui insisi yang dibuat pada dinding abdomen dan uterus. Tindakan
ini dipertimbangkan sebagai pembedahan abdomen mayor. Nama sesarea berasal dari
suatu legenda bahwa Julius Caesar dilahirkan dengan cara seperti ini. Sebelum ada
prosedur pembedahan yang aman, pelahiran melalui abdomen ini dilakukan pada
keadaan ibu akan meninggal dan bayi baru lahir akan diselamatkan. Kelahiran sesarea
dapat dilakukan dengan aman tidak terjadi sampai akhir abad ke 19 (Reeder.J,
1) Sectio Caesarea klasik atau corporal dengan insisi memanjang pada korpus
utteri.
2) Sectio Caesarea ismika atau profunda atau low cervical dengan insisi pada
Menurut arah sayatan pada rahim, Sectio Caesarea dapat dilakukan sebagai
berikut:
sepanjang 10cm.
1) Kelebihan
2) Kekurangan
1) Kelebihan
d) Perdarahan kurang.
2) Kekurangan
2012).
2.1.3 Indikasi Sectio Caesarea
a) Faktor ibu
1) Distosia
faktor dalam persalinan, baik faktor dari ibu sendiri maupun faktor
janin, kelainan dalam besar atau bobot janin, serta psikologis ibu.
kepala janin. CPD merupakan keadaan panggul ibu yang tidak sesuai
pelvis panggul.
kejang umum yang terjadi pada saat hamil, waktu partus, atau dalam
tujuh hari post partum bukan karena epilepsi. PEB dan eklamsia
5) Seksio Ulang
Caesarea. Hal ini disebabkan rahim ibu mengalami luka perut akibat
6) Plasenta Previa
tumor ovarium, dan kanker rahim. Hal ini bergantung pada jenis dan
pervaginam.
9) Ruptur Uteri
Ruptur uteri adalah keadaan robekan pada rahim yang telah terjadi
hubungan langsung antara rongga amnion dan rongga peritoneum.
Ruptura uteri, baik yang terjadi pada masa hamil atau proses
peritoneum. Ruptur uteri, baik yang terjadi pada masa hamil atau
sejumlah besar janin, bahkan hampir tidak ada janin yang dapat
histerektomi.
Bahkan, tidak jarang ada seorang ibu yang tidak mau melahirkan lagi
karena trauma yang dialaminya selama proses persalinan pervaginam.
Disfungsi uterus merupakan kerja uterus yang tidak adekuat. Hal ini
Usia reproduksi yang ideal bagi seorang ibu adalah antara 20-35
resiko kehamilan dan persalinan. Dari segi psikologi, pada wanita usia
untuk menjadi ibu. Dari segi fisik, pada usia muda organ-organ
Kehamilan di atas 35 tahun memiliki resiko tiga kali lebih besar untuk
lesi yang aktif. Lesi herpes yang aktif pada genital ibu dapat menular
pada ibu yang menderita herpes genital aktif tidak dilakukan dengan
dari ibu saat bayi melewati jalan lahir pada proses persalinan
langsung antara janin dan agen virus herpes yang terdapat pada genital
ibu.
b) Alasan Janin
menimbulkan gawat janin. Hal ini terjadi karena pada keadaan syok
dan anemia, suplai darah berisi nutrisi dan oksigen dari ibu ke janin
menjadi terhambat. Hal yang sama juga terjadi apabila ibu menderita
2) Letak Janin
letak janin di dalam rahim ibu yang terjadi pada usia kehamilan tua
atau kiri dalam rahim ibu. Bayi dengan keadaan letak lintang tidak
Keadaan obliq atau letak lintang adalah keadaan dimana janin dalam
Sofian (2012).
3) Kehamilan Ganda
lebih dalam satu rahim dengan satu atau dua plasenta. Kehamilan
atau lebih. Hal ini akan menjamin bayi-bayi tersebut dilahirkan dalam
atas 4.000 gram atau lebih dinamakan bayi besar (giant baby). Hal ini
dapat mengakibatkan bayi sulit keluar dari jalan lahir ibu. Umumnya,
Bayi dengan bobot terlalu besar memiliki resiko 4 kali lebih besar
Sectio sesarea tidak boleh dikerjakan kalau ada keadaan berikut ini :
1. Kalau janin sudah mati atau berada dalam keadaan jelek sehingga
kemungkinan hidup kecil. Dalam keadaan ini tidak ada alasan untuk
2. Kalau jalan lahir ibu mengalami infeksi yang luas dan fasilitas untuk
yang memadai
2.1.5 Komplikasi
1. Infeksi Puerperalis
Komplikasi ini bersifat ringan, seperti kenaikan suhu selama beberapa hari dalam
masa nifas atau dapat juga bersifat berat, misalnya peritonitis, sepsis dan lain-
lain. Infeksi post operasi terjadi apabila sebelum pembedahan sudah ada gejala -
gejala infeksi intrapartum atau ada faktor - faktor yang merupakan predisposisi
terhadap kelainan itu (partus lama khususnya setelah ketuban pecah, tindakan
antibiotika, tetapi tidak dapat dihilangkan sama sekali, terutama sectio caesarea
klasik dalam hal ini lebih berbahaya daripada sectio caesarea transperitonealis
profunda.
2. Pendarahan
Perdarahan tidak bisa dihindari dalam proses persalinan. Namun darah yang
lewat Sectio Caesarea dua kali lipat dibandingkan lewat persalinan normal.
1. Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang
muncul terkait akibat adanya kerusakan jaringan actual maupun potensial, atau digambarkan
Awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat
International Association for the Study of Pain (IASP) mendefinisikan nyeri sebagai
suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan
dengan kerusakan jaringan actual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian
dimana terjadi kerusakan (Potter & Perry, 2005 Dalam Mohamad, 2012).
1. Nyeri akut
tegangan otot.
2. Nyeri kronis
berlangsung dalam waktu yang cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan.
a. Nyeri akut
3. Serangan: mendadak
6. Gejala-gejala klinis: pola respon yang khas dengan gejala yang lebih
jelas
7. Pola terbatas
b. Nyeri kronis
(adaptasi)
kulit dan jaringan bawah kulit (supervisial) pada otot dan tulang.
Respon tubuh terhadap nyeri adalah sebuah proses komplek dan bukan sebuah
kerja spesifik. Respon tubuh terhadap nyeri memiliki aspek fisiologis dan psikososial.
Pada awalnya, sistem saraf simpatik berespon, menyebabkan respon melawan atau
menghindar. Apabila nyeri terus berlanjut, tubuh beradaptasi ketika system saraf
terhadap nyeri ini terjadi setelah beberapa jam atau beberapa hari mengalami nyeri.
pesan nyeri. Seseorang dapat belajar tentang nyeri melalui aktifitas kognitif dan
perilaku, seperti pengalihan, imajinasi, dan banyak tidur. Individu dapat berespon
terhadap nyeri dengan mencari intervensi fisik untuk mengatasi nyeri seperti,
Sebuah reflek proprioseptif juga terjadi dengan stimulus reseptor nyeri. Impuls
impuls bersinapsis dengan neuron motoric dan impuls berjalan kembali melalui
keserabut motoric otot didekat tempat nyeri. Kemudian otot berkontraksi dalam
upaya protektif, misalnya aat seseorang menyentuh kompor panas, secara reflex
tangan ditarik dari kompor panas bukan sebelumnya orang tersebut menyadari adanya
nyeri.
1. Usia
nyeri yang dia alammi, merekka takut akan tiindakan perawat yang
dapat timbul karrena gejala arthritis pada spinal dan gejala gangguan
abdomen.
2. Jenis kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara signifikan dalam
merasakan nyeri.
3. Kebudayaan
intervensi.
mungkin terasa ringan, sedang atau bisa jadi merupakan nyeri yang
5. Masase
6. Ansietas (Kecemasan)
Visual Analog Scale (VAS) adalah cara yang paling banyak digunakan
untuk menilai nyeri. Skala liner ini menggambarkan secara visual gradasi
tingkat nyeri yang mungkin dialami seorang pasien. Rentang nyeri sebagai garis
Tanda pada kedua ujung garis ini dapat berupa angka atau pertannyaan deskriptif.
Ujung yang satu mewakili tidak ada nyeri, sedangkann ujung lain mewakili rasa
nyeri terparah yang mungkin terjadi. Skala bisa dibuat vertical atau horizontal.
VAS juga dapat diadaptasi menjadi skala hilangnya/reda rasa nyeri. Digunakan
pada pasien anak >8 tahun dan dewasa. Manfaat utamaVAS adalah
penggunaannya sangat mudah dan sederhana. Namun, untuk periode pasca bedah,
VAS tidak banyak bermanfaat karena VAS memerlukan koordinasi visual dan
2. Verbal Rating Scale (VRS) Ujung ekstrim juga digunakan pada skala ini.
Sama seperti VAS atau skala reda nyeri. Skala numeric verbal ini lebih
hilang sama sekali. Karena skala ini membatasi pilihan kata pasien, skala
kelamin, dan perbedaan etnis. Lebih baik daripada VAS terutama untuk
membedakan tingkat nyeri dengan lebih teliti dan dianggap terapat jarak
Digunakan pada pasien dewassa dan anak >3 tahun yang tidak dapat
Fase nyeri pasien adalah antisipatori, sensasi, atau akibat (aftermath). Dengan
mengetahui fase nyeri dapat memahami gejala yang pasien alami dan jenis terapi
Pada fase ini memungkinkan seseorang belajar tentang nyeri dan upaya untuk
pasien.
Pasien bereaksi terhadap nyeri dengan cara yang berbeda-beda. Toleransi terhadap
nyeri merupakan titik yaitu terdapat suatu ketidakinginan untuk menerima nyeri
denngan tingkat keparahan yang lebih tinggi dan durasi yang lebih lama. Toleransi
bergantuunng pada sikap, motivasi, dan nilai yang diyakini seseorang. Pasien dengan
tingkat toleransu tinggi terhadap nyeri mammpu mennahan nyeri tanpa bantuan
Pada fase ini pasien masih membutuhkan kontrool dari perawat, karena nyeri bersifat
krisis, sehingga dimungkinkan pasien mengalami gejala sisa. Perawat berperan dalam
Pijat refleksi kaki adalah stimulasi pada kulit dan jaringan dibawahnya dengan
rileks atau meningkatkan sirkulasi. Massage merupakan salah satu terapi alternative
sentuhan, teknik relaksasi dan teknik distraksi (Closky & Bulechek, 2015).
kaki. Rangsangan tersebut diterima oleh reseptor saraf (saraf penerima rangsangan).
Rangsangan yang diterima ini akan diubah oleh tubuh menjadi aliran listrik,
kemudian aliran listrik tersebut langsung dikirim ke otak. Sinyal yang dikirim
secara alamiah oleh tubuh, bekerja, serta memiliki efek seperti morphin. Endorphin
regenerasi sel-sel guna memperbaiki bagian tubuh yang sudah using atau rusak. Pijat
refleksi juga memberikan manfaat bagi sistem dalam tubuh. Beberapa di antaranya
pada sistem saraf. Pijat refleksi dapat bersifat sedatif yang berfungsi meringankan
ketegangan pada saraf. Karena mempengaruhi sistem saraf, pijat refleksi juga dapat
meningkatkan aktivitas sistem vegetasi tubuh yang dikontrol oleh otak dan sistem
dan lain-lain.
dengan cara aerob atau anaerob. Proses anaerob menghasilkan asam laktat
timbulnya rasa pegal pada otot atau rasa nyeri pada persendian. Pijat
refleksi dapat membuat otot dan jaringan lunak tubuh lebih relaks dan
2. Kalsium adalah zat yang sangat diperlukan untuk memelihara saraf, otot,
tulang, termasuk gigi. Pemijatan di area atau titik refleksi tertentu akan
dan semua sistem yang dalam bekerjanya dipengaruhi oleh sistem saraf dan
otot.
Dapat disimpulkan bahwa tujuan dan manfaat dari ilmu pijat pengobatan
tertentu (kuratif)
Sesuai dengan SKKNI, SKL, KBK Pijat Refleksi Indonesia, digunakan gambar
peta letak dan sistem penomoran titik atau area pijat refleksi seperti di bawah ini
bronkus
otak/hyhophyse
10. Bahu
digunakan di area tubuh yang berlemak dan jaringan otot yang tebal.
Dengan meremas-remas akan terjadi pengosongan dan pengisian
pembuluh darah vena dan limfe. Suplai darah yang lebih banyak dibawa
penekanan yang lebih dalam dengan menggunakan jari, ibu jari, buku jari,
tubuh sehingga aliran darah lebih lancar di bagian yang terasa sakit
tubuh yang akan digetar, kemudian tekan dan getarkan dengan gerakan
dan otot.
boleh dilakukan di area yang bertulang menonjol ataupun pada otot yang
tegang serta area yang terasa sakit atau nyeri. Tapotement bermanfaat
untuk memperkuat kontraksi otot saat disimulasi. Pijat ini juga berguna
1. Gerak (movement) teknik massage Perpindahan gerakan dari satu teknik pijat ke
merasa nyaman.
2. Irama (rythme) Irama adalah interval dari gerakan ke gerakan secara teratur,
tekanan ringan dan gerakan panjang, meluncur, ritmis dan fleksi, ekstensi dan rotasi
jari-jari kaki, kaki dan pergelangan kaki. Oshvandi et al. (2014) menggunakan teknik
(a) melakukan massage dari kaki ke atas dengan menggunakan jempol atau
jari lainnya, tekanan lambat antara tendon pergelangan tangan dan jari.
(b) melakukan teknik menggosok pada metatarsus kaki dari tumit ke benjolan
dan diputar.
penelitian yang dilakukan oleh Afianti dan Mardhiyah, (2017) dan akan digunakan
(1) Dengan menggunakan bagian tumit telapak tangan peneliti, peneliti menggosok
dan memijat telapak kaki pasien secara perlahan dari arah dalam ke arah sisi luar kaki
(2) Dengan menggunakan tumit telapak tangan peneliti, peneliti menggosok dan
memijat secara perlahan bagian telapak kaki pasien dari arah dalam ke sisi luar kaki
selama 15 detik.
(3) Pegang semua jari-jari kaki oleh tangan kanan, dan tangan kiri menopang tumit
pasien, kemudian peneliti memutar pergelangan kaki tiga kali searah jarum jam dan
(4) Tahan kaki di posisi yang menunjukkan ujung jari kaki mengarah keluar
(menghadap peneliti). gerakan maju dan mundur tiga kali selama 15 detik. Untuk
mengetahui fleksibilitas.
(5) Tahan kaki di area yang lebih luas bagian atas dengan menggunakan seluruh jari
(ibu jari di telapak kaki dan empat jari di punggung kaki) dari kedua belah bagian
kemudian kaki digerakkan ke sisi depan dan ke belakang tiga kali selama 15 detik.
(6) Tangan kiri menopang kaki kemudian tangan kanan memutar dan memijat
masing-masing jari kaki sebanyak tiga kali di kedua arah, untuk memeriksa
(7) Pegang kaki kanan dengan kuat dengan menggunakan tangan kanan pada bagian
punggung kaki sampai ke bawah jari-jari kaki dan tangan kiri yang menopang tumit.
(8) Posisi tangan berganti, tangan kanan menopang tumit dan tangan kiri yang
menggenggang punggung kaki sampai bawah jari kaki kemudian dipijat dengan
(9) Pegang kaki dengan lembut tapi kuat dengan tangan kanan seseorang di bagian
punggung kaki hingga ke bawah jari-jari kaki dan gunakan tangan kiri umtuk
menopang di tumit dan pergelangan kaki dan berikan tekanan lembut selama 15 detik.
(10) Menopang tumit menggunakan tangan kiri dan dengan menggunakan tangan
kanan untuk memutar setiap searah jarum jam kaki dan berlawanan arah jarum jam
(11) Menopang tumit dengan menggunakan tangan kiri dan memberikan tekanan dan
pijatan dengan tangan kanan pada bagian sela-sela jari bagian dalam dengan gerakan
(12) Tangan kanan memegang jari kaki dan tangan kiri memberikan tekanan ke arah
kaki bagian bawah kaki menggunakan tumit tangan dengan tekanan lembut selama 15
detik.
BAB III
METODELOGI PENILITIAN
4.1 DESAIN PENILTIAN
penelitian mengacu pada jenis atau macam penelitian yang dipilih untuk mencapai
tujuan penelitian, serta berperan sebagai alat dan pedoman untuk mencapai tujuan
eksperimen design dengan one group pre-test post-test without control. Variable
penilitian ini terdiri dari variable independen (variable bebas) yaitu teknik pijat
refleksi telapak kaki serta variable dependen (variable terikat) yaitu perubahan skala
melihat perbedaan skala nyeri sebelum dan sesudah diberikan intervensi, setelah
diketahui skala nyeri sebelum dan sesudah kemudian dicatat dalam lembar observasi
3.2.1Populasi
Poulasi dalam peniltian ini adalah sejumlah subyek besar yang mempunyai
karakteristik tertentu (Sastroasmoto dan Ismael dalam siswanto et al, 2016). Populasi
dalam peniltian ini adalah ibu post operasi caesar di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kota
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut, sample penilitian adalah sebagian populasi yang diambil sebagai
sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Sampel yang digunakan dalam
peniltian ini adalah yang melakukan operasi section Caesarea di Rumah Sakit Ibu dan
3.2.3 Sampling
sampling. Teknik yang memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel, menurut Sugiyono (2015:84). Sampel
yang dipilih berdasarkan inklusi dan eksklusi. Adapun kriteria sebagai berikut:
a. Kriteria Inklusi
10% x N = 10 % x 196 = 20 44 2.
b. Kriteria Eksklusi
Tempat peniltian dilakukan di Rumah Sakit Ibu dan Anak kota Banda Aceh.
pengumpulan data yang ditunjukkan kepada responden yang akan diteliti yang
Trisnowiyanto (2012).
mengubah dan menjadi informasi. Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-
2. Coding adalah kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap data yang
terdiri atas beberapa kategori. Meberikan kode atau symbol tertentu untuk
setiap jawaban. Hal ini dilakukan untuk mempermudah setiap jawaban. Hal
2013 for Windows, Statistical Product and Service Solution (SPSS) for windows
versi 16,0 untuk variable jenis kelamin dan pendidikan menggunakan distribusi
diberi skor 1 dan untuk jawaban “tidak” diberi skor 0. Sedangkan pertanyaan
maladaptif jawaban “ya” diberi skor 0 dan untuk jawaban “tidak” diberi skor diberi
skor 1. Pada variable mekanisme koping karena variable berbentuk numeric maka
dilakukan uji kenormalan data dengan Shapiro Wilk. Hasil uji kenormalan didapatkan
nilai P sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga dinyatakan tidak
berdistribusi normal maka untuk pengkatagorian dan dinyatakan adaptif jika jumlah
skor ≥ median dan untuk kategori maladaptif jika jumlah skor ≤ median.
Lembar persetujuan akan diberikan kepada responden yang akan diteliti dan
3. Kerahasian (confidentially)
sumber data.
4. Keadilan (justice)
Pada penilitian ini kelompok kontrol mendapatkan pijat telapak kaki tersebut
diberikan kepada kelompok intervensi dan sesudah post test kepada kelompok