Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH TERAPI KOMPRES HANGAT DENGAN AROMA LAVENDER

TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI

PADA PASIEN POST SECTIO CAESAREA

OLEH

SINTIA WARAHMAH

17608072026

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATA N

STIKES HAJI MEDAN

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Setiap perempuan menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat melahirkan


bayi dengan sempurna (Salfariani, 2012). Persalinan bisa saja berjalan secara normal, namun
tidak jarang proses persalinan mengalami hambatan dan harus dilakukan melalui operasi. Hal
ini berarti janin dan ibu dalam keadaan gawat darurat dan hanya dapat diselamatkan jika
persalinan dilakukan dengan jalan operasi (Henderson dkk, 2007). Persalinan merupakan
salah satu penyebab langsung kematian ibu, sehingga penting menjadi perhatian masyarakat
untuk mencegah kematian ibu akibat persalinan. Wanita dapat melahirkan secara normal
yaitu persalinan melalui vagina atau jalan lahir biasa (Siswosuharjo dan Chakrawati, 2010).
Apabila wanita tidak dapat melahirkan secara normal maka tenaga medis akan melakukan
alternatif untuk membantu pengeluaran janin (Bobak, et.al 2005).

Menurut Simkin, Whalley dan Kepple (2007), persalinan pervaginam dianggap sebagai
proses persalinan yang sulit dan cenderung berbahaya bagi calon ibu dan bayinya, sehingga
operasi sesar meskipun merupakan metode persalinan dengan melakukan pembedahan besar
pada perut cenderung disukai daripada persalinan melalui jalan lahir (pervaginam). Salah satu
penatalaksanaan yang akan dapat dilakukan adalah persalinan sectio caesarea. Tindakan
sectio caesarea (SC) merupakan pilihan utama bagi tenaga medis untuk menyelamatkan ibu
dan janin saat menghadapi persalinan yang disertai penyulit. Ada beberapa indikasi dilakukan
tindakan sectio caesarea diantaranya : gawat janin, dipproporsi, sepalovelpik, persalinan
tidak maju, plasenta previa, prolapsus tali pusat, letak lintang, panggul sempit dan
preeklamsia (Nurhayati dkk, 2015, Padila, 2015). Persalinan sectio caesare merupakan
prosedur operatif, yang dilakukan dibawah anestesia sehingga jani, plasenta dan ketuban
dilahirkan melalui insis dinding abdomen dan uteru.Prosedur ini biasanya dilakukan setelah
vabilitas tercapai (mis, usia kehamilan lebih dari 24 minggu) (Myles, 2011). Sectio caesarea
adalah pengeluaran janin melalui insisi abdomen. Teknik ini digunakan jika kondisi ibu
menimbulkan distres pada janin atau jika telah terjadi distres janin. Sebagian kelainan yang
sering memicu tindakan ini adalah malposisi janin, plasenta previa, diabetes ibu, disproporsi
sepalovelfis janin dan ibu.Sectio caesarea dapat merupakan prosedur elektif atau darurat.
Untuk sectio caesarea biasanya dilakukan anestesi spinal atau epidural. Apabila dipilih
anestesi umum, maka persiapan dan pemasangan duk dilakukan sebelum induksi untuk
mengurangi efek depresif obat anestesi pada bayi (Arif muttaqin, 2010).

Kini persalinan melalui operasi sesar kerap menjadi alternatif pilihan persalinan (Fen
dkk, 2012). Persalinan sectio caesarea dipahami sebagai alternatif persalinan ketika
dilakukan persalinan secara normal tidak bisa lagi (Lang, 2011). Masalah yang terjadi pada
post sectio caesarea yaitu adanya luka pasca pembedahan,yaitu bisa menimbulkan rasa
nyeri . Bahwa nyeri yang dikeluhkan pasien post sectio caesarea yang berlokasi pada daerah
insisi, disebakan oleh robeknya jaringan pada dinding perut dan dinding uterus (pratiwi,
2011). International Association of the Study of pain (IASP) mendefinisikan nyeri sebagai
sensori subyektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan pada pasien yang
dikarenakan adanya potensi rusaknya jaringan pada tubuh (Andarmoyo, 2013). Nyeri
merupakan suatu masalah yang harus ditangan, karena dapat menimbulkan ketidaknyamanan.

Word Health Organization (WHO 2015) menetapkan standar rata-rata section caesarea
disebuah negara adalah sekitar 5-15 % per 1000 kelahiran di dunia. Rumah sakit
pemerintahan kira-kira 11% sementara rumah sakit swasta biasa lebih dari 30%. Sedangkan
angka kejadian angka bedah sectio caesarea berdasarkan data statistik Riskesdas (2013)
menunjukan kelahiran brdah section caesarea di indonesia sebesar 9,8% dengan proporsi
tertinggi di DKI jakarta (19,9%). Data statistik bedah sectio caesare di jawa tengah sebesar
(10,0%) yang menduduki peringkat ke -10. Hal ini juga terlihat di Nanggroe aceh darusalam
(NAD) menunjukkan kelahiran bedah sectio caesarea sebesar 23,6% pada tahun 2007.

Akan tetapi, persalinan sectio caesarea juga tidak terlepas dari dampak yang dirasakan
oleh ibu setelah melakukan persalinan sectio caesarea. Secara fisik tindakan sectio caesare
(SC) menyebabkan nyeri pada abdomen nyeri yang berasal dari luka operasi. Persalinan
sectio caesarea memiliki nyeri lebih tinggi sekitar 27,3% dibandingkan dengan persalinan
normal yang hanya sekitar 9% umumnya nyeri yang dirasakan selama beberapa hari rasa
nyeri meningkat pada hari pertama post operasi sectio caesarea. Secara psikologis tindakan
sectio caesarea berdampak terhadap rasa takut dan cemas terhadap nyeri yang dirasakan
setelah analgetik hilang, selain itu juga memberikan dampak negatif terhadap konsep diri ibu
karena ibu kehilangan pengalaman melahirkan secara normal serta kehilangan harga diri yang
terkait dengan perubahan citra tubuh akibat tindakan operasi (Utami, 2016). Menurut
Whalley (2008) tindakan operasi section caesare juga dapat menyebabkan nyeri dan
mengakibatkan terjadinya perubahan kontinuitas jaringan karena adanya pembedahan.
Tindakan operasi sectio caesarea menggunakan anastesi agar pasien tidak merasa nyeri pada
saat dibedah.namun setelah operasi selesai, saat pasien mulai sadar dan efek anastesi sudah
mulai habis bereaksi, pasien akan merasakan nyeri di daerah sayatan yang membuat pasien
merasa tidak nyaman.

Ibu post sectio caesarea akan merasakan nyeri dan dampak dari nyeri akan
mengakibatkan mobilitas ibu menjadi terbatas, Activity of daily living (ADL) terganggu
bonding attachment (ikatan kasih sayang) dan insiasi menyusui dini (IMD) tidak terpenuhi
karena adanya peningkatan intensitas nyeri apabila ibu bergerak (Purwandari, 2009). Nyeri
yang dialami pasien post operasi bersifat akut dan harus segera ditangani, strategi
penatalaksanaan nyeri mencangkup baik pendekatan farmakologis dan non farmakologis.
Semua intervensi akan sangat berhasil bila dilakukakan sebelum nyeri menjadi lebih parah
dan keberhasilan sering dicapai jika beberapa intervensi diterapkan secara simultan
(Nurhayati,Andriani dan Malisa, 2015). Penatalaksanaan nyeri secara non farmakologis
terdiri dari penanganan nyeri berdasarkan stimulasi fisik dan perilaku kognitif. Penanganan
fisik meliputi stimulus kulit, stimulasi elektik saraf kulit transkutan
(TENS,Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation), akupuntur dan termasuk tehnik
stimulasi kulit meliputi masase, kompres panas dan dingin.(Putri, 2015).

Salah satu cara untuk mengurangi rasa nyeri pada ibu yang mengalami persalinan SC
yaitu dengan cara kompres hangat.Karena kompres hangat dapat memberikan efek
penurunan nyeri yang efektif. Tindakan ini dapat mengalihkan perhatian klien sehingga klien
berfokus pada stimulus taktil dan mengabaikan sensasi nyeri, yang pada akhirnya dapat
menurunkanpersepsi nyeri (Putri, 2015). Kompres merupakan metode pemeliharaan suhu
tubuh dengan menggunakan cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat atau dingin
pada bagian tubuh yang memerlukan dengan tujuan untuk memperlancar sirkulasi darah dan
mengurangi rasa sakit atau nyeri (Uliyah, Alimul Hidayat, 2016). Kompres hangat selain
menurunkan sensasi nyeri juga dapat menimbulkan proses penyembuhan jaringan yang
mengalami kerusakan.penggunaan panas selain memberi efek mengatasi atau menghilangkan
sensasi nyeri, teknik ini juga memberikan reaksi fisiologis antara lain meningkatkan respon
inflamasi, meningkatkan aliran darah dalam jaringan dan meningkatkan pembentukan edema
(Putri, 2015).
Selain terapi dengan kompres hangat penanganan yang sering digunakan untuk
menurunkan nyeri post Sectio caesarea berupa penanganan farmakologi dan non
farmakologi. Salah satu terapi non farmakologi yang dapat digunakan yaitu aromaterapi
(Anggorowati, 2009). Aromaterapi digunakan sebagai salah satu alternatif penanganan nyeri
non farmakologi (widayani, 2016).

Pemberian aroma terapi melalui dikompres hanya sedikit membutuhkan minyak aroma
terapi.Kompres hangat dengan aroma terapi dapat digunakan untuk menurunkan nyeri
punggung dan nyeri perut.Aroma terapi menurut (Susilarini, 2017) adalah penggunaan
minyak esensial konsentrasi tinggi yang diekstraksi dari tumbuh-tumbuhan dan diberikan
melalui pijat, inhalasi, di campur kedalam air mandi, untuk kompres, melalui membran
mukosa dalam bentuk pesarium atau supositoria dan terkadang dalam bentuk murni.Aroma
terapi adalah terapi yang menggunakan minyak esensial yang dinilai dapat membantu
mengurangi bakhan mengatasi gangguan psikologis dan gangguan rasa nyaman seperti
cemas, depresi, nyeri, dan sebagainya.

Aroma lavender merupakan salah satu jenis aromaterapi.Aromaterapi lavender menurut


tarkisah (2012) merupakan salah satu minyak esensial analgesik yang mengandung 8%
terpena dan 6% keton. Monoterpena merupakan jenis senyawa terpena yang paling sering
ditemukan dalam minyak atsiri tanaman. Pada aplikasi medis monoterpena digunakan
sebagai sedatif. Minyak lavender juga mengandunng 30-50% linalil asetat. Linali asetat
merupakan senyawa ester yang terbentuk melalui penggabungan asam organik dan alhokol.
Ester sangat berguna untuk menormalkan keadaan emosi serta keadaan tubuh yang tidak
seimbang, dan juga memiliki khasiat sebagai penenang serta tonikum, khususnya pada sistem
saraf. Berbagai efek aroma lavender yaitu sebagai antiseptik, antimikroba, antivirus dan anti
jamur, zat analgetik, anti radang, anti toksin, zat balancing immunostimulan, pembunuh dan
pengusir serangga, mukolitik dan ekspektoran.Kelebihan minyak lavender dibanding minyak
essensiallain adalah kandungan racunnya yang relatif sangat rendah, jarang menimbulkan
alergi dan merupakan salah satu dari sedikit minyak esensial yang dapat digunakan langsung
pada kulit (Frayusi, 2012).

Manfaat dari aroma terapi lavender untuk mengurangi nyeri diperkuat dengan adanya
penelitian yang dilakukakan penelitian oleh Bangun dan Nur’aeni (2013) yang membuktikan
pengaruh aroma terapi lavender terhadap penurunan intensitas nyeri karena aroma terapi
bermanfaat mengurangi ketegangan otot yang akan mengurangi tingkat nyeri, relaksasi,
kecemasan, mood, dan terjadinya peningkatan gelombang alpha dan beta yang menunjukkan
peningkatan relaksasi. Aroma terapi bekerja sebagai liniments dengan cara
dikompreskan.Minyak tersebut bekerja dengan memanaskan kulit dan otot kemudian
mengurangi nyeri.Otot yang dirangsang dengan kompres hangat dengan aroma lavender akan
melemaskan sehingga stimulus menuju ujung saraf akan berkurang.Akibatnya, saraf akan
sedikit menghantarkan implus nyeri ke saraf pusat (Setyoadi, 2011).

Dengan penjelasan diatas peneliti tertarik untuk meneliti Pengaruh terapi kompres
hangat dengan aroma terapi lavender terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post
sectio caesarea.

B. Identifikasi Masalah

Pada latar belakang masalah penelitian telah menjabarkan masalah yang terjadi pada
pasien yang melakukan persalinan sectio caesarea yaitu adanya luka pasca pembedahan,yang
bisa menimbulkan masalah potensial infeksi dan rasa nyeri. Nyeri yang dikeluhkan pada
pasien post sectio caesarea berlokasi pada daerah insisi, disebabkan oleh robeknya jaringan
pada dinding perut dan dinding uterus. Nyeri sebagai sensori subyektif dan pengalaman
emosional yang tidak menyenangkan pada pasien yang dikarenakan adanya potensi rusaknya
jaringan pada tubuh. Bentuk nyeri yang dialami oleh pasien post sectio caesarea adalah nyeri
akut. Nyeri merupakan suatu masalah yang harus ditangani, karena dapat menimbulkan
ketidaknyamanan. Oleh karena itu penanganan nyeri post section caesarea sangat diperlukan
terutama pada hari pertama. Dan maslah penelitian mencari tau pengaruh pemberian kompres
hangat dengan aroma terapi lavender terhadapat penurunan nyeri pada pasien post sectio
caesarea.

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini,peneliti membatasi masalah penurunan nyeri pada pasien post
sectio caesarea.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas peneliti menemukan masalah dalam penelitian ini adalah
Bagaimana pengaruh terapi kompres hangat dengan aroma terapi lavender terhadap
penurunan intensitas nyeri pada pasien post section caesarea ?
DAFTAR PUSTAKA

Salfariani I, Nasution S-S. Caesarea Tanpa Indikasi Medis di RSU Bunda Thamrin
Medan. J Keperawatan Klin [Internet]. 2012;1(1):7–12. Available from:
https://jurnal.usu.ac.id/index.php/jkk/arti cle/view/94 2.

Simkin P, Whalley J, Kepple A. Kehamilan, Melahirkan dan Bayi; Panduan Lengkap.


Arcan. Jakarta; 2007

Henderson-smart DJ, Lumbiganon P, Festin MR, Ho JJ, Mohammad H, Mcdonald SJ,


et al. Methodology Optimising reproductive and child health outcomes by building
evidencebased research and practice in South East Asia ( SEA-ORCHID ): study protocol.
BMC Med Res Methodol [Internet]. 2007;7(43):1–9. Available from:
https://link.springer.com/content/pdf/10. 1186%2F1471-2288-7-43.pdf.

Feng XL, Xu L, Guo Y, Ronsmans C. Factors influencing rising caesarean section rates
in China between 1988 and 2008. Bull World Health Organ [Internet]. 2012;90(1):30–39A.
Available from: http://www.scielosp.org/pdf/bwho/v90n 1/v90n1a10.pdf

Anda mungkin juga menyukai