Gelar Ners :
RESTI YANTI
221FK09017
PENDAHULUAN
rahim hingga proses keluarnya bayi, serta plasenta melalui jalan lahir (rahim)
(Arda dan Hartaty (2021) Persalinan dibagi dalam tiga jenis yaitu : persalinan
tenaga dari luar misalnya dengan forceps atau Sectio Caesarea (SC). Tindakan
bahaya atau akan terjadi komplikasi apabila ibu melahirkan secara pervaginam.
Sectio caesarea (SC) atau biasa disebut operasi sesar merupakan salah satu
partus lama (4,3%), lilitan tali pusat (2,9%), plasenta previa (0,7%), plasenta
sebanyak 17% dari total jumlah kelahiran di fasilitas kesehatan. Hal ini
sebesar 17,6 %, tertinggi di wilayah DKI Jakarta 31,3% dan terendah di Papua
3,57%, perdarahan 2,85%, kejang 0,17%, ketuban pecah dini 6,31%, partus
lama 4,08%, lilitan tali pusat 3,35%, plasenta previa 0,84%, plasenta tertinggal
0,96%, hipertensi 4,63%, dan lainnya 4,63% (Riset Kesehatan Dasar, 2018).
Caesarea di Ruang Melati 2A RSUD dr. Soekardjo sejumlah 258 pada bulan
Juli -Desember pada tahun (Profil Rekam Medik RSUD dr. Soekardjo, 2022)
adanya luka tersebut, akan merangsang nyeri yang disebabkan jaringan luka
pijat reflex, obat herbal, hipnotis, terapi sentuh, message dan teknik relaksasi.
Salah satu teknik relaksasi yaitu genggam jari yang dapat memberikan efek
untuk mengurangi rasa nyeri sambil menarik nafas dalam dapat memberikan
memberikan pengontrolan diri pada individu ketika terjadi rasa tidak nyaman
sesudah tindakan yang tadinya intensitas nyeri sedang 4 (1-10) menjadi ringan
3 (1-10). Hal ini disebabkan karena pengaruh dalam teknik relaksasi genggam
rata rata nyeri berat dan setelah diberikan intervensi rata rata nyeri sedang.
Demikian pula penelitian Nispi, Yunia dan Wewet (2020), menunjukan
sebelum diberi teknik relaksasi genggam jari rata rata 3,05 dan rata rata
sesudah diberi teknik relaksasi genggam jari 0,77. Hal ini disebabkan karena
teknik relaksasi genggam jari ada pengaruh untuk menurunkan intensitas nyeri
post SC.
1,50 diperoleh hasil (p value 0,000) 𝛼 <0,05 yaitu ada pengaruh teknik
relaksasi genggam jari terhadao intensitas nyeri pada pasien post SC. Sejalan
nyeri sebelum dan sesudah diberikan intervensi teknik relaksasi genggam jari
karena pendampingan yang diberikan membuat ibu lebih bisa meluapkan rasa
keluahanya, sehingga nyeri yang dirasakan ibu berkurang, ibu menjadi lebih
genggam jari dapat menurunkan intensitas nyeri pada ibu post SC karena
teknik relaksasi ini dapat mengendalikan dan mengembalikan emosi yang akan
Dampak yang terjadi setelah post SC, pasien akan mengalami nyeri
pada luka operasi, pasien jadi tidak berani bergerak karena takut dan nyeri
sehingga pasien tidak mau untuk beraktivias secara mandiri. Peran perawat
pemenuhan bio psiko sosial spiritual terutama tindakan secara mandiri yaitu
manajemen nyeri non farmakologi dengan genggam jari. Hasil penelitian pun
telah banyak dilakukan dan terbukti efektif untuk menurunkan intensitas nyeri,
oleh karena itu peneliti tertarik untuk menerapkan teknik relaksasi genggam
jari untuk menurunkan intensitas nyeri pada ibu post SC dengan pendekatan
asuhan keperawatan.
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
genggam jari sebagai salah satu untuk mengatasi nyeri post Sc non
perawat.
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi perawat yang ada diruang
maupun dimasyarakat.
BAB II
TINJUAN TEORITIS
2.1. Pengertian
dinding abdomen dan uterus (Oxorn dan Wiliam 2010) dalam Verycha 2014). SC
adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus
melalui dinding depan perut (Amin dan Hardhi, 2013). Sedangkan menurut
melalui insiasi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim
dengan keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram.SC adalah tindakan
uterus bertujuan untuk mengeluarkan janin dengan berat diatas 500 gram.
2.2. Etiologi
Yaitu pada primigravida dengan kelainan letak, primi para tua disertai
(Jantung, DM), gangguan perjalanan persalinan (Kista ovarium, mioma uteri dan
sebagainya)
vakum atau porseps ekstraksi. Menurut amin dan hardi (2013) dalam
(Verycha 2014).
a. Sayatan melintang
Sayatan melintan dimulai dari ujung atau pinggir selangkangan diatas batas
pada rahim kuat sehingga cukup kecil resiko menderita tupture uteri (robek
rahim) dikemudian hari. Hari ini karena pada masa nifas, segemen bawah
b. Sayatan memanjang
memberikan suatu ruang yang lebih besar untuk mengeluarkan bayi namun
jenis ini kini jarang dilakukan karena jenis ini rentan terhadap komplikasi
Desriva (2011) dalam (Verycha, 2014).
a. Alergi
Biasanya ini terjadi pada pasien yang alergi terhadap obat tertentu.
secara normal. Jenis obat yang diberikan beragam mulai dari obat
b. Pendarahan
d. Demam
total (narkose). Akibatnya, kolestrum tidak bisa dinikmati bayi dan bayi
tidak dapat segera menyusui begitu iya dilahirkan namun apabila dilakukan
Salfariani (2012).
3. Konsep Nyeri
3.1. Pengertian
bersifat sangat subjektif, karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang
dalam hal skala atau tingkatnya, dan hanya orang tersebutlah yang
yaitu :
a. Transduksi
Adalah suatu proses dimana akhiran saraf eferen menerjemahkan
tipe serabut saraf yang terlibat dalan proses ini yaitu serabut A-beta, A-
delta, dan C. serabut ini berespon secara maksimal terhadap stimulasi non
b. Modulasi
reseptor opioid seperti mu, kappa, dan delta dapat ditemukan berasal
spinalis. Hasil dari proses inhibisi desendens ini adalah penguatan atau
c. Transmisi
spinal.
d. Persepsi Nyeri
tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas
anatomis, reseptor nyeri (nociseptor) ada bermiyelin dan ada juga yang
2017).
a. Nyeri akut
detik hingga kurang dari 6 bulan biasanya dengan awitan tiba tiba dan
bahwa kerusaksn atau cidera telah terjadi. Jika kerusakan tidak lama
b. Nyeri kronis
memiliki awitan yang ditetapkan dengan tepat dan sering sulit untuk
berubah untuk membedakan nyeri akut dan nyeri kronik (Strong, dkk
1. Nyeri perifer
c) Nyeri alih yaitu nyeri yang dirasakan pada daerah lain yang jauh
Dengan kata lain nyeri ini timbul akibat pikiran si penderita itu sendiri
(Sulistyo, 2013).
Skala nyeri wajah terdiri atas enam wajah dengan profil kartun
Tanjung 2016).
Keterangan :
a. Usia
contoh anak – anak kecil yang belum dapat mengucapkan kata – kata
b. Jenis kelamin
Secara umum jenis kelamin pria dan wanita tidak berbeda secara
jenis kelamin misalnya ada yang menganggap bahwa seseorang anak laki
laki harus berani dan tidak boleh menangis sedangkan seorang anak
Andari, 2015).
c. Kebudayaan
mengatasi nyeri, individu mempelajari apa yang diajarkan dan apa yang
d. Perhatian
e. Ansietas
f. Kelemahan
sembuh maka ansietas atau rasa takut dapat muncul. Sebaliknya jika
individu mengalami jenis nyeri yang sama berulang ulang tetapi nyeri
h. Gaya koping
5. Manajemen Nyeri
a. Pendekatan farmakologi
teurtama untuk nyeri yang sangat hebat yang berlangsung selama berjam
– jam atau bahkan berhari – hari. Metode yang paling umum digunakan
nyeri ringan dan sedang. NSAID dapat sangat berguna bagi pasien yang
nyeri yang sedang sampai berat, seperti nyeri pasca operasi. Efek
secara mandiri tanpa tergantung pada petugas medis lain dimana dalam
6.1. Pengkajian
Data saat pengkajian pada pasien dengan post SC, meliputi data
a. Identitas Klien
c. Keluhan Utama
penyakit saat ini keluhan yang dirasakan setelah operasi, keluhan yang
d. Riwayat Kesehatan
tanda persalinan.
1) Pola Nutrisi
a) Makan
b) Minum
2) Eliminasi
a) Eliminasi BAB
BAB
b) Eliminasi BAK
masuk rumah sakit dari mulai Tidur siang jam lama, Tidur malam
jam lama, ada pengantar tidurnya atau tidak dan ada gangguan
4) Personal Hygiene
a) Mandi
b) Gosok Gigi
c) Cuci Rambut
d) Gunting Kuku
a. Fase taking-in
Fase ini difokuskan pada ibu kebutuhan makanan, cairan
dan tidur. Tingkah laku ibu adalah pasif saat menerima perawtaan
fisik dan perhatian dari orang lain. Ibu tergantung pada orang lain
Disebut fase taking- in karena selama waktu ini, ibu yang baru
orang lain seperti perawat, fokus perhatian ibu terutama pada diri
sendiri. Pada fase ini ibu lebih mudah tersinggung dan cenderung
kelelahan
ini
c. Fase Letting go
a) Nutrisi
b) Ambulasi
jalan jalan, dan hari ke empat dan lima sudah boleh pulang.
c) Eliminasi
1) Miksi
2) Defekasi
Dalam 24 jam pertama, pasien juga sudah harus buang air besar
2) Pakaian
tertekan dan kering, demikian pula pada pakaian dalam agar tidak
3) Kebersihan Rambut
mengurangi kerontokan.
4) Kebersihan kulit
ibu untuk menjadi lebih sering agar kulit ibu tetap kering.
e) Istirahat
Ibu postpartum sangat membutuhkan istirhat yang berkualitas
f) Seksual
darah merah berhenti dan ibu dapat memasukan satu atau dua
yang bersangkutan.
1) Pemilihan pil KB
makanan pendamping
akhir bulan
Suntikan Progestin
Kontrasepsi Implan
AKDR
- Efektifitas tinggi
pemasangan
takut hamil
- Reversible
reproduksi
berikut:
A. Efek umum yang sering terjadi yaitu perubahan siklus haid, haid
Senam Nifas
Perawatan Payudara
produksi ASI.
Bording Attachment
j. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum
tidak
jantung
10) Payudara : perlu dikaji simetris atau tidak, kebersihan,
13) Ekstermitas: simetris atau tidak ada oedema atau tidak, tanda
1) Subjektif : -
2) Objektif :
- Tampak meringis
- Gelisah
- Sulit tidur
Gejala dan Tanda Minor Subjektif : -
Objektif :
- Menarik diri
- Diaforesis
1) Subjektif :
2) Objektif :
Subjektif : -
Objektif :
agitasi, histeria)
d/d
Gejala dan Tanda Mayor Subjektif :
- Kelalahan maternal
- Kecemasan maternal
Objektif :
Subjektif : - Objektif :
menyusui
Subjektif :
Objektif :
benar
Subjektif
: Objektif
Perencanaan tindakan keperawatan berdasarakan diagnosa yang muncul menurut Tim Pokja DPP PPNI (2017), dan
Agenpencedera fisik d/d Gejala Setelah berikan asuhan keperawatan Manajemen Nyeri
d. Frekuemsi nadi meningkat 4. Sikap protektif menurun (5) 5. Identifikasi penegtahuan dan
c. Nafsu makan berubah 10. Perasaan depresi menurun (5) komplementeryang sudah dikerjakan
d. Proses berpikir terganggu 11. Perasaan takut mengalami 9. Monitor efek samping
13. Uterus teraba membulat menuruj (5) mengurangi rasa nyeri (mis, TENS,
kompres
18. Tekanan darah membaik (5) hangat atau dingin, terapi bermain)
4. Dukungan orang terdekat meningkat (5) 3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Intervensi Pendukung
Observasi
kognitif
Terapeutik
Edukasi
otot progresif)
sensasi relaksasi
imajinasi terbimbing)
Kurang terpapar informasi d/d Setelah berikan asuhan keperawatan selama Edukasi Kesehatan (I.12383)
Objektif : 1. Perilaku sesuai anjuran verbalisasi 2. Identifikasi faktor faktor yang dapat
2. a. Menunjukan perilaku tidak sesuai minat dalam belajar meningkat (5) meningkatkan dan menurunkan motivasi
b. Menunjukan persepsi yang keliru tentang suatu topik meningkat (5) Terapeutik
Minor Subjektif : - dengan topik meningkat (5) 2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
tepat 5. Pertanyaan tentang masalah yang 1. Jelaskan faktor resiko yang dapat
(mis apatis, bermusuhan, agitasi, 6. Persepsi yang keliru terhadap masalah 2. Aharkan perlaku hidup bersih dan sehat
Intervensi Pendukung
terbimbing, kompres
pencahayaan, kebisingan)
nyeri
Edukasi
nyeri
tepat
Kolaborasi
(D.0029) Menyusui Tidak Efektif b/d Status Menyusui (L.03029) Intervensi Utama
Ketidakadekuatan suplai ASI d/d Setelah berikan asuhan keperawatan selama Edukasi Menyusui (I.12393)
b. Kecemasan maternal 1. Perlekatan bayi pada payudara ibu 2. Identifikasi tujuan atau keinginan
a. Bayi tidak mampu melekat pada 2. Kemampuan ibu memposisikan bayi Terapeutik
payudara ibu dengan benar meningkat (5) 1. Sediakan materi dan media pendidikan
b. ASI tidak menetes/memancar 3. Miksi bayi lebih dari 8 jam per 24 jam kesehatan
c. BAK bayi kurang dari 8 kali dalam menigkat (5) 2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
3. d. Nyeri dan/atau lecet terus menerus meningkat (5) 3. Berikan kesempatan untuk bertanya
setelah minggu kedua 5. Suplai ASI adekuat meningkat (5) 4. Dukung ibu meningkatkan kepercayaan
Gejala dan Tanda 6. Putting tidak lecet setalah 2 minggu diri dalam menyusui
Objektif : 7. Kepecayaan diri ibu meningkat (5) keluarga, tenaga kesehatan dan masyarakat
a. Intake bayi tidak adekuat 8. Bayi tidur setelah menyusu meningkat Edukasi
menerus 9. Payudara ibu kosong setelah menyusu 2. Jelaskan manfaat menyusui bagi ibu dan
d. Bayi rewel dan menangis dalam 10. Intake bayi meningkat (5) 3. Jelaskan 4 posisi menyusui dan perlekatan
jam jam pertama setelah 11. Hisapan bayi meningkat (5) (Lacth on) dengan benar
menyusui 12. Lecet pada putting menurun (5) 4. Ajarkan perawatan payudara anterpartum
e. Menolak untuk menghisap
13. Kelalahan maternal menurun (5) dengan mengkompres dengan kapas yang
16. Bayi menangis setelah (mis memerah ASI, pijat payudara, pijat
13. Bayi menatap orang tua meningkat (5) hubungkan jika membutuhkan
15. Konflik hubungan orang tua dan pasien untuk mengingatkan atau
18. Penyalahgunaan zat menurun (5) 1. Berikan informasi berupa alur, leafleat
kesehatan
jika memungkinkan
(D.0028) Menyusui Efektif b/d putting Status Menyusui (L.03029) Intervensi Utama
menonjol d/d Setelah berikan asuhan keperawatan selama Konseling Laktasi (I.03093)
Ibu merasa percaya diri selama proses Kriteria Hasil : akan dilakukan konseling menyusui
menyusui 17. Perlekatan bayi pada payudara ibu 2. Identifikasi keinginan dan tujuan menyusui
a. Bayi melekat pada payudara ibu 18. Kemampuan ibu memposisikan bayi selama proses menyusui
b. Ibu mampu memposisikan bayi 19. Miksi bayi lebih dari 8 jam per 24 jam 1. Gunakan teknik mendengarkan aktif (mis
c. Miksi bayi lebih dari 8 kali dalam 20. Berat badan bayi tetesan/pancaran ASI permasalahan ibu)
e. ASI menetes dan memancar 22. Putting tidak lecet setalah 2 minggu Edukasi
f. Suplai ASI adekuat melahirkan meningkat (5) Ajarkan teknik menyusui yang tepat sesuai
g. Putting tidak lecet setelah minggu 23. Kepecayaan diri ibu meningkat (5) kebutuhan ibu
kedua 24. Bayi tidur setelah menyusu meningkat
Minor Subjektif : - 25. Payudara ibu kosong setelah menyusu Pijat Laktasi (I.03134)
a. Bayo tidur setelah menyusui 26. Intake bayi meningkat (5) 1. Monitor kondisi mamae dan puting
b. Payudara ibu kosong setelah 27. Hisapan bayi meningkat (5) 2. Identifikasi keinginan ibu untuk menyusui
menyusui 28. Lecet pada putting menurun (5) 3. Identifikasi pengetahuan ibu tentang
c. Bayi tidak rewel dan menangis 29. Kelalahan maternal menurun (5) menyusui
dengan faktor efek prosedur invasif Setelah berikan asuhan keperawatan selama Pencegahan Infeksi (I.14539)
3. Nafsu makan meningkat (5) 2. Berikan perawatam kulit pada area edema
10. Kadar sel darah putih membaik (5) 2. Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
12. Kultur area luka membaik (5) 4. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau
Edukasi
(influensa)
vaksin gratis
4. Implementasi
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan baik yang
5. Evaluasi
Terapi genggam jari merupakan cara mudah untuk mengelola emosi dan
terdapat saluran atau energi yang terhubung dengan berbagai organ dan
akan membuat tubuh menjadi rileks. Ketika tubuh dalam keadaan rileks,
emosi, teknik relaksasi genggam jari ini nantinya akan dapat menghangatkan
titik – titik keluar dan masuknya energi pada meridian (jalan energi dalam
tubuh) yang terletak pada jari – jari tangan, sehingga nantinya mampu
(Indrawati, 2017).
Pada fase infalamasi akibat luka bekas operasi, manifestasi yang sering
dirasakan adalah nyeri. Nyeri tersebut apabila dibiarkan akan membuat pasien
post operasi sectio caesarea menjadi tidak nyaman. Teknik relaksasi genggam
meridian jari akan menghasilkan implus yang dikirim melalui serabut saraf
aferen nonnosiseptor. Serabut saraf nonnosiseptor mengakibatkan “pintu
relaksasi tersebut dilaksanakan secara rutin maka hasil yang diharapkan akan
selama 15 menit dalam satu kali sehari dan diberikan minimal selama 3 hari.
Teknik relaksasi genggam jari mampu menurunkan nyeri pada semua klien
pasca operasi, kecuali pada klien yang mengalami luka didaerah telapak tangan
dan telapak kaki tidak diperbolehkan untuk diberikan terapi (Indriani S, 2020).
1. Posisi pasien dalam keadaan berbaring lurus ditempat tidur dan meminta
berdenyut.
4. Genggam ibu jari selama 2-3 menit dengan nafas secara teratur dan
LAPORAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
A. Identitas klien
1. Nama : Ny. A
5. Agama : Islam
6. Suku : Sunda
1. Nama : Tn U
6. Agama : Islam
7. Suku : Sunda
C. Keluhan utama
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 30 januari 2023 pukul 09.00
WIB. Klien mengatakan nyeri pada luka jahitan operasi, nyeri dirasakan
seperti disayat sayat. Nyeri bertambah bergerak dan berkurang bila tidur
nyeri tidak menyebar kebagian lain, dengan skala nyeri 5 (1-10), nyeri
H. Riwayat Psikososial
2. Pola interkasi
I. Riwayat Obsetri
Riwayat Menstruasi
J. Riwayat Perkawinan
1. Perkawinan ke : 1
K. Riwayat KB
Tabel 3.1
Makan
- Frekuensi
3 x sehari 3 x sehari
- Porsi
1 porsi habis 1 porsi habis
Minum
- Frekuensi
5 x sehari 4 x sehari
2. - Jumlah
± 1000 cc ± 1.200 cc
Eliminasi, BAB
M. 3.
- Frekuensi
1 x sehari 1 x sehari
- Bau
3 x sehari Tidak tentu 5 x sehari Tidak tentu
- Gangguan
Kuning jernih Tidak Kuning jernih Tidak
Eliminasi
- Frekuensi
- Jumlah
- Warna
- Gangguan
Istirahat Tidur
- Tidur siang jam, lama Tidak teratur 7-8 jam Tidak teratur 7-8 jam
Do’a Do’a
- Tidur malam jam, lama
4.
Tidak ada Tidak ada
- Pengantar tidur
Pemeriksaan Fisik Head To Toe / Persistem
3. Respirasi : 20 x/menit
4 Suhu : 36.0 C
a. Kepala
b. Mata
menggunakan kacamata
c. Hidung
Hidung tampak simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan,
terpejam.
d. Telinga
Tidak ada lesi, tidak ada nyeri menelan, tidak ada pembesaran
Pressure).
f. Dada
g. Payudara
h. Abdomen
i. Ekstermitas Atas
j. Ekstermitas Bawah
k. Genetalia
mengatakan tidak tahu penanganan nyeri pada luka post SC dan tidak tahu
P. Pemeriksaan laboratorium
Nama : Ny A
No Rm : 17087492
Hematology
Waktu pendarahan -
2.00 1.00-3.00 Normal
(bt)
Waktu pembekuan -
4.00 1.00-7.00 Normal
(ct)
Nama : Ny A
No Rm : 17087492
Jenis Nilai
Hasil Metode
Pemeriksaan Rujukan
Serologi
R. Analisa Data
timbul jaringan
sayat
Merangsang area
Data Objektif :
sensori Nyeri
a. Skala nyeri 5 (0-10)
akut
1. b. Klien tampak meringis Nyeri Akut
horizontal sepanjang ±
12 cm
1) TD : 120/80
mmHg
2) N : 100 x/menit
3) R : 20
x/menit 4) S :
36.0 ℃
menetes/memencar
Menyusui Tidak Efektif
b. Bayi menangis saat
A. D.0077) Nyeri Akut b/d Agen pencedera fisik (Luka Invansif)
ditandai dengan :
Data Subjektif :
Data Objektif :
b) Nadi : 80 x/menit
c) Respirasi : 20 x/menit
d) Suhu : 36.0 ℃
ditandai dengan :
Data Subjektif
1. Klien mengatakan Asinya keluar (sedikit)
Data Objektif
Hasil
( SDKI) ( SIKI)
(D.0077) Nyeri Akut b/d (L.08066) Tingkat (I.08238)Manajemen 30/01/ 23 (10.00 WIB) Subjektif :
1. Agen pencedera fisik Nyeri Nyeri Observasi 1. Mengidentifikasi RESTI 1. Klien mngeluh masih
(Luka Invansif) ditandai Setelah 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, nyeri perut
dengan : lokasi, durasi, frekuensi, 2. Klien mengatakan
Data Subjektif : dilakukan tindakan 1 karakteristik, kualitas, intensitas nyeri dirasakan saat
1. Klien mengeluh nyeri x 6 jam, diharapkan durasi, nyeri bergerak
perut (bekas operasi) Tingkat nyeri frekuensi, kualitas, Hasil : Klien 3. Klien mengatakan nyeri
2. Nyeri di berkurang dengan intensitas nyeri mengeluh nyeri dirasakan hilangtimbul
rasakanhilang timbul KriteriaHasil : 2. Identifikasi skala perut.. Nyeri 4. Nyeri dirasakan 5
3. Nyeri seperti di sayat 1. Kamampuan nyeri dirasakan hilang menjadi 4
sayat menuntaskan 3. Identifiksi timbul seperti disayat Objektif :
4. Skala nyeri 5 (0-10) aktivitas faktor memperberat sayat 1. Klien masih tampak
Data Objektif : meningkat (5) dan memperingan 2. Mengidentifikasi meringis
1. Klien tampak meringis 2. Keluhan nyeri skala nyeri 2. TTV
2. Luka post op sc nyeri menurun (5) 4. Monitor Hasil : Nyeri berada - TD : 120/80 mmHg
horizontal sepanjang 3. Meringis keberhasilan terapi di skala 5 - N : 80 x/menit
±12 cm menurun (5) komplemneter yang 3. Mengidentifikasi - R : 20 x/menit
3. Klien tampak protektif sudah diberikan faktor memperberat - S : 36.0 ℃
Sikap protektif Terapeutik dan memperingan
4. Tanda – Tanda Vital
- TD : 120/80 mmHg 1. Berikan teknik nyeri Assesment :
- N : 80 x/menit menurun (5) non farmakologis Hasil : Nyeri Nyeri Akut Teratasi
- R : 20 x/menit untuk bertambah saat Sebagian
mengurangi bergerak dan Planning :
- S : 36.0 ℃ nyeri berkurang saat
(teknik istirahat Manajemen nyeri lanjutkan
4. Menjelaskan
relaksasi genggam penyebab periode dan
jari) pemicu nyeri
2. Kontrol lingkingan Hasil : pasien
yang memperberat mengerti apa yang
rasa nyeri (mis suhu dijelaskan
ruangan, 5. Menjelaskan strategi
pencahayaan, meredakan nyeri
kebisingan) Hasil : pasien ikut
berdiskusi dengan
Edukasi perawat
1. Jelaskan penyebab, 6. Mengukur TTV RESTI
periode dan pemicu pasien
nyeri Hasil :
2. Jelaskan - TD : 120/80 mmHg
stategi meredakan - N : 80 x/menit
nyeri - R : 20 x/menit
Ajarkan teknik non - S : 36.0 ℃
skala nyeri
(D.0029) Menyusui tidak (L.03029) (I.12393) Edukasi 30/01/ 23 (12.00 WIB) Subjektif :
2. efektif b/d Status Menyusui RESTI 1. Klien mengatakan
1. Mengidentifikasi
Ketidakadekuatan Menyusui Observasi kesiapan dan asinya masih keluar
suplaiASI ditandai dengan Setelah dilakukan kemampuan (sedikit)
: tindakan 1 x 6 jam, 1. Identifikasi kesiapan 2. Klien mengatakan
menerima informasi
Data Subjektif diharapkan status dan kemampuan payudaranya masih
1. Klien mengatakan menyusui menerima informasi Hasil : bengkak
Asinya keluar membaik 2. Identifikasi tujuan 2. Menyediakan materi Objektif :
(sedikit) dengan dan keinginan dan media pendidikan 1. Asi masih
2. Klien mengatakan KriteriaHasil : menyusui kesehatan tidak
terasa bengkak pada 1. Suplai ASI adekuat Terapeutik Hasil : pendidikan menetes/memancar
payudaranya. meningkat (1) kesehatan tentang 2. Bayi menangis saat
Data Objektif : 1. Sediakan materi dan di susui
2. Tetesan/pancaran pijat oksitosin yang di
1. Asi tidak media Assesment :
ASI meningkat rasakan oleh pasien
menetes/memancar pendidikan Menyusui Tidak Efektif
Bayi menangis saat di (1) kesehatan 3. Menjadwalkan Belum Teratasi
susui Bayi menangis 2. Jadwalkan pendidikan kesehatan Planning :
setelah menyusui sesuai kesepakatan
pendidikan Edukasi Menyusui Lanjutkan
menurun (5) Hasil : pasien
kesehatan bagi ibu
dan bayi mengatakan sesudah
pijat oksitosin
3. Berikan 4. Memberikan
kesempatan untuk kesempatan untuk
bertanya bertanya
Edukasi Hasil : pasien tampak
Ajarkan perawatan
paham dan mengerti
payudara postpartum
(pijat oksitosin)