Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN POST SECTIO CAESAREA

TERHADAP PENURUNAN NYERI DENGAN INTERVENSI FOOT


MASSAGE

TUGAS AKHIR

DI SUSUN OLEH :

NOVARISMA AYU PRATIWI

NIM : 200207047

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS DUTA BANGSA SURAKARTA


TAHUN 2024

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan yaitu kondisi fisiologis normal dari persalinan ibu yang diawali melalui

kontraksi uterus sehingga menghasilkan pengeluaran hasil konsepsi dari dalam Rahim

secara pervaginam atau operasi section caesarea (Oktarina, 2016).

Persalinan Sectio Caesarea (SC) adalah bentuk proses persalinan melaluiinsisi

atau pembedahan pada dinding abdomen atau uterus untuk melahirkan janin dengan

membuka dinding uterus dari dalam Rahim (Wulandari, 2021).

Persalinan secra section caesarea (SC) adalah lahirnya janin, plasenta dan juga

selaput ketuban melalui irisan yang dibuat pada dinding perut dan juga Rahim, ada

beberapa manfaat dengan dilakukannya tindakan section caesarea (SC) ini mengeluarkan

janin dengan secara cepat, tidak menyebabkan tertariknya kandung kemih dan juga

berkurangnya perdarahan (Putri, 2019).

Indikasi dilakukannya persalinan SC antara lain yaitu karena letak bayi yang

lintang, ibu dengan gangguan hipertensi, gawat janin dan kala pembukaan lama,

rupture uteri iminen, pendarahan antepartum, ketuban pecah dini, fetal distress dan

besar janin melebihi 4.000gram. Pasien yang telah menjalani operasi SC akan memiliki

intensitas nyeri yang berbeda-beda sesuai dengan respon tubuh tiap individu

(Salamah & Astuti, 2020). Nyeri memiliki efek merugikan yang dapat memperpanjang

pemulihan tubuh setelah operasi, kesulitan melakukan mobilisasi, ikatan antara ibu

dan bayi menjadi terganggu, Actvity of daily Living (ADL) pada ibu setelah
melahirkan menjadi sulit yang akibatnya pemberian nutrisi pada bayi berkurang akibat

terbatasnya pemberian Air Susu Ibu (ASI) sejak awal. Selain itu operasi SC juga

mempengaruhi kepada bayi terhadap Inisiasi Menyusui Dini (IMD) yang akan

mempengaruhi daya tahan bayi yang dilahirkan secara SC sehingga daya tahan

bayi menjadi lemah (Komunitas & Caesar, 2020). Oleh karena itu, penting diberikan

manajemen atau intervensi yang dapat menurunkan komplikasi dan meningkatkan

kualitas ibu postpartum (Marselina et al., n.d.).

Prevalensi sectio caesarea setiap tahun terus mengalami peningkatan,

berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) menetapkan bahwa standar rata

–rata sectio caesarea di setiap negara adalah sekitar 5 –15 % per 1000 kelahiran

didunia, WHO mengungkapkan persalinan sectio caesarea di seluruh Asia selama

tahun 2018 –2019 yaitu 110.000 per kelahiran (Muliani et al, 2020). Riskesdas

tahun 2018 menyebutkan tingkat persalinan sectio caesarea di Indonesia sudah melewati

batas maksimal standar WHO, tingkat persalinan sectio caesarea di Indonesia yaitu 15, 3

% sampel dari 20.591 ibu yang melahirkan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir yang

disurvey dari 33 provinsi di Indonesia (Viandika & Septiasari, 2020).

Data statistik persalinan sectio caesarea di Jawa Tengah sebesar (10%) yang

menduduki peringkat ke –10 (Riskesdas, 2018). Pada tahun 2022 jumlah persentase

persalinan sectio caesarea di RS PKU Muhammadiyah Karanganyar hampir

mencapai70 % persalinan sectio caesarea (Data RS PKU Muhammadiyah

Karanganyar, 2022).Pada beberapa penelitian terlihat bahwa sebenarnya angka

kesakitan dan kematian ibu pada tingkat operasi caesarea lebih tinggi dibandingkan

persalinan pervaginan, operasi caesarea berkontribusi terhadap angka kematian sekitar


5,8 per 100.000 persalinan juga angka kesakitan operasi caesarea lebih tinggi, yakni

sekitar 27,3 per 1.000 persalinan dibandingkan persalinan normal yang hanya 9 per

1.000 persalinan, angka kematian ibu pada sectio caesarea adalah 40 –80/100.000 lebih

besar 25 kali dari persalinan normal, kesakitan post sectio caesareakira –kira sebesar 15

% dan sekitar 90% disebabkan oleh infeksi (endometritis, infeksi saluran kemih dan

sepsis karena luka) (Muliyanti, 2021).

Pada tindakan post section caesarea (SC) akan memberikan suatu efek yaitu efek

ibu akan merasakan sensasi nyeri, pada pasien post section caesarea (SC) seringkali

mengalami nyeri hebat meskipun tersedia obat-obat analgesik yang efektif, sekitar 60%

pasien post section caesarea (SC) masih mengalami nyeri dalam 24 jam post partum, bila

nyeri tidak dapat ditangani maka ibu akan mengalami kesakitan atau ketidaknyamanan

dan bahkan akan menghambat proses pemulihan pada ibu, berbagai teknik dan juga

metode didalam asuhan keperawatan secara mandiri, salah satunya adalah manajemen

kontrol nyeri (Putri, 2019).

Foot massage adalah salah satu tekhnik pilihan dalam menurunkan

nyeri dikarenakan pada daerah kaki terdapat saraf –saraf yang terhubung ke organ dalam

dan memanipulasi jaringan ikat dengan cara meremas, pukulan atau gesekan

untuk memberikan dampak terhadap sirkulasi dan juga dapat memberikan efek

relaksasi, tindakan non farmakologis dengan foot massagebisa dilakukan 24 –48 jam

setelah tindakan sectio caesaraea (SC) (Devi & Supardi, 2019). Keuntungan dengan

diberikan foot massage sebagai salah satu terapi komplementer yang aman dan juga

mudah diberikan serta mempunyai efek meningkatkan sirkulasi, mengeluarkan sisa


metabolism meningkatkan rentang gerak sendi, mengurangi rasa sakit,

merelaksasikan otot dan memberikan rasa nyaman pada pasien ( Muliani et al, 2020).

Menurut penelitian Muliani (2020) pemberian foot massage membantu tubuh dan

pikiran menjadi rileks sehingga nyeri yang dirasakan dapat teralihkan dan tubuh secara

alami akan mengeluarkan hormon endorfin. Hormon ini memberikan efek nyaman,

menenangkan dan membantu dalam proses regenerasi sel-sel sehingga nyeri menjadi

berkurang. Berdasarkan data diatas dapat ditarik sebuah hipotesa bahwa terapi non

farmakologi foot massage mempunyai manfaat yaitu dapat menurunkan tingkat nyeri ibu

post sectio caesarea sehingga penulis tertarik untuk melakukan studi literatur “Pengaruh

pemberian foot massage terhadap penurunan tingkat nyeri ibu post sectio caesarea”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam karya tulis ilmiah ini adalah bagaimana pengaruh foot

massage terhadap penurunan tingkat nyeri ibu post section caesarea?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Penulis dapat mengetahui pengaruh foot massage terhadap penurunan tingkat nyeri

ibu post sectio caesarea.

2. Tujuan Khusus

a) Melakukan pengkajian keperawatan pada pasien post sectio caesarea dengan

intervensi foot massage.

b) Menegakkan diagnosis keperawatan pada pasien post sectio caesarea dengan

intervensi foot massage.


c) Menyusun perencanaan keperawatan pada pasien post sectio caesarea dengan

intervensi foot massage.

d) Melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien post sectio caesarea dengan

intervensi foot massage.

e) Melakukan evaluasi pada pasien post sectio caesarea dengan intervensi foot

massage.

D. Manfaat Penulisan

1. Teoritis

Menambah ilmu dan keterampilan dalam kegiatan proses belajar mengajar

khususnya mengenai asuhan keperawatan pada pasien post section caesarea dengan

intervensi foot massage.

2. Praktis

a. Perawat

Diharapkan teknik foot massage dapat membantu perawat pelaksana

dalam menerapakan intervensi asuhan keperawatan terapi non farmakologi.

b. Masyarakat

Diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat membantu perawat komunitas

sebagai bahan referensi untuk mensosisalisasikan kepada masyarakat tentang

teknik foot massage untuk menurunkan nyeri ibu post sectio caesarea.

c. Manfaat bagi penulis

Menambah pengetahuan serta memperbanyak pengalaman bagi penulis

mengenai foot massage dalam menurunkan nyeri ibu post sectio caesarea.

Anda mungkin juga menyukai