POST OP CAESAREA
Disusun oleh :
ELISABET TAMPUBOLON
NIM : 2260042
KESEHATAN MEDISTRA
LUBUK PAKAM
TAHUN 2023
HALAMAN PENGESAHAN
PENDAHULUAN
yang cukup besar. Data dari World Health Organization (WHO), tahun 2008-2009
dari 1000 kelahiran di dunia, sekitar 5-15% dengan persalinan sectio ceasarea
(Kounteya, 2010 dalam Fitri, 2011). Angka kejadian sectio ceasarea di Indonesia
mengalami peningkatan pada tahun 2005 sebesar 51,59% menjadi 53,68% (Grace,
2007 dalam Sumelung, dkk tahun 2014). Persalinan dengan sectio ceasarea
perut dan dinding uterus atau insisi trans abdominal uterus, pasien dengan operasi
post sectio ceasareaakan merasakan rasa nyeri. Rasa nyeri merupakan streesor
yang dapat menimbulkan strees dan ketegangan dimana individu dapat berespon
secara biologis dan perilaku yang menimbulkan respon fisik dan psikis (Corwin,
2006). Sectio ceasarea (SC) adalah suatu tindakan untuk melahirkan bayi per
abdominal dengan melalui insisi pada dinding abdomen dan dinding uterus
interior, biasanya yang sering dilakukan insisi segmen bawah tranversal (Farrer,
hidup dan kesejahteraan individu. Perawat harus mengkaji hal-hal berikut ini
untuk mengetahui efek nyeri pada klien (Mulyadi, 2011). Pengukuran nyeri
menggunakan Numeric Rating Scale (NRS). Skala ini sudah biasa dipergunakan
dan telah divalidasi. Berat ringannya rasa sakit atau nyeri dibuat menjadi terukur
nyeri, sedangkan 1-3 adalah nyeri ringan, 4-6 adalah nyeri sedang, 7-9 adalah
nyeri berat terkontrol, dan 10 adalah nyeri berat tidak terkontrol (Potter & Perry,
2005). Mobilisasi dini pada pasien yang mengalami pembedahan berguna untuk
Carpenito (2009), mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting pada
mengembalikan aktivitas tertentu sehingga pasien dapat kembali normal dan atau
mobilisasi dini pada ibu post sectio ceasarea untuk mengurangi nyeri pada ibu
tersebut dengan penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2014). Hasil dari
mengurangi nyeri pada ibu post sectio ceasarea. Berdasarkan uraian latar belakang
B. Rumusan Masalah
Apakah breathing exercise dan terapi latihan dapat mengurangi nyeri, dan
meningkatkan kekuatan otot serta aktivitas fungsional pada ibu post sectio
ceasarea
C. Tujuan Penulisan
mengurangi nyeri, dan meningkatkan kekuatan otot serta aktivitas fungsional pada
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Pasien
2. Bagi Institusi
dinimerupakan suatu alternatif untuk menurunkan intensitas nyeri pada ibu post
sectio ceasarea.
4. Bagi Penulis
Sebagai acuan proses belajar dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh
informasi ilmiah untuk kemudian dikaji, diteliti, dianalisis, dan disusun dalam
sebuah karya tulis yang ilmiah, informasi, bermanfaat, informatif serta menambah
kekayaan intelektual.
5. Pembaca
TINJAUAN PUSTAKA
Istilah sectio caesarea berasal dari bahasa latin caedere yang artinya
memotong. Sedangkan definisi sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin
dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau
Sectio caesarea klasik atau korporal dengan incisi memanjang pada korpus
uteri dan sectio caesarea ismika atau profunda dengan incisi pada segmen bawah
rahim.
Anastesi merupakan upaya untuk menghilangkan rasa sakit dan nyeri pada
waktu menjalani operasi. Teknik anastesi yang akan dibahas pada kasus sectio
caesarea disini yaitu anastesi regional. Pada pembiusan regional, ibu yang
menjalani persalinan tetap dalam keadaan sadar sebab yang mati rasa hanyalah
epidural, spinal dan kelamin. Jenis pembiusan ini dilakukan dengan memberi obat
Kasdu, 2003).
Anatomi fungsional yang dibahas pada kasus post operasi sectio caesarea
Dinding perut dibentuk oleh otot-otot perut dimana disebelah atas dibatasi
oleh angulus infrasternalis dan di sebelah bawah dibatasi oleh krista iliaka, sulkus
Otot-otot dinding perut tersebut terdiri dari otot-otot dinding perut bagian
tertutup vagina dan bagian belakang terletak di atas kartilago kostalis 6-8. origo
pada permukaan anterior kartilago kostalis 5-7, prosesus xyphoideus dan ligamen
Insertio pada ramus inferior ossis pubis. Fungsi dari otot ini untuk flexi trunk,
mengangkat pelvis.
b. Otot piramidalis
Terletak di bagian tengah di atas simpisis ossis pubis, di depan otot rectus
abdominis. Origo pada bagian anterior ramus superior ossis pubis dan simpisis
ossis pubis. Insertio terletak pada linea alba. Fungsinya untuk meregangkan linea
alba.
Otot ini berupa tendon menuju linea alba dan bagian inferior vagina musculi
recti abdominis. Origo pada permukaan kartilago kostalis 7-12. insertio pada
fascia lumbo dorsalis, labium internum Krista iliaka, 2/3 lateral ligamen inguinale.
Berupa tendon menuju linea alba dan bagian inferior vagina muskuli recti
abdominis. Fungsi dari otot ini menekan perut, menegangkan dan menarik dinding
perut.
thoraks. Origonya yaitu pada permukaan luas kosta 5-12 dan insertionya pada
vagina musculi recti abdominis. Fungsi dari otot ini adalah rotasi thoraks ke sisi
yang berlawanan.
Otot ini terletak pada anterior dan lateral abdomen, dan tertutup oleh otot
lumbodorsalis, linea intermedia krista iliaka, 2/3 ligamen inguinale insertio pada
kartilago kostalis 8-10 untuk serabut ke arah supero medial. Fungsi dari otot ini
urogenital. Diagfragma pelvis adalah otot dasar panggul bagian dalam yang terdiri
perinea profunda dan mabdor spincter ani eksternus. Fungsi dari otot-otot tersebut
adalah levator ani untuk menahan rectum dan vagina turun ke bawah, otot spincter
ani eksternus diperkuat oleh otot mabdor ani untuk menutup anus dan otot
Perubahan yang terjadi selama masa nifas post sectio caesarea antara lain: (1)
Uterus, setelah plasenta dilahirkan, uterus merupakan alat yang keras karena
kontraksi dan reaksi otot-ototnya. Fundus uteri ±3 jari di bawah pusat. Ukuran
uterus mulai dua hari berikutnya, akan mengecil hingga hari kesepuluh tidak
teraba dari luar. Invulsi uterus terjadi karena masing-masing sel menjadi kecil,
yang disebabkan oleh proses antitoksis dimana zat protein dinding pecah,
diabsorbsi dan dibuang melalui air seni. Sedangkan pada endomentrium menjadi
luka dengan permukaan kasar, tidak rata kira-kira sebesar telapak tangan. Luka ini
permukaan luka, mulai dari pinggir dan dasar luka, (2) pembuluh darah uterus
yang saat hamil dan membesar akan mengecil kembali karena tidak dipergunakan
lagi, (3) dinding perut melonggar dan elastisitasnya berkurang akibat peregangan
3. Patologi
pada dinding abdomen (kulit dan otot perut) dan pada dinding uterus. Faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi penyembuhan dari luka operasi antara lain
adalah suplay darah, infeksi dan iritasi. Dengan adanya supply darah yang baik
penyembuhan sebagai berikut : (1) sewaktu incisi (kulit diiris), maka beberapa sel
epitel, sel dermis dan jaringan kulit akan mati. Ruang incisi akan diisi oleh
gumpalan darah dalam 24 jam pertama akan mengalami reaksi radang mendadak,
(2) dalam 2-3 hari kemudian, exudat akan mengalami resolusif proliferasi
(pelipatgandaan) fibroblast mulai terjadi, (3) pada hari ke-3-4 gumpalan darah
mengalami organisasi, (4) pada hari ke 5 tensile strength (kekuatan untuk
mencegah terbuka kembali luka) mulai timbul, yang dapat mencegah terjadi
dehiscence (merekah) luka, (5) pada hari ke-7-8, epitelisasi terjadi dan luka akan
sembuh. Kecepatan epitelisasi adalah 0,5 mm per hari, berjalan dari tepi luka ke
arah tengah atau terjadi dari sisa-sisa epitel dalam dermis, (6) Pada hari ke 14-15,
tensile strength hanya 1/5 maksimum, (7) tensile strength mencapai maksimum
dalam 6 minggu. Untuk itu pada seseorang dengan riwayat SC dianjurkan untuk
tidak hamil pada satu tahun pertama setelah operasi (Hudaya, 1996).
Komplikasi yang bisa timbul pada sectio caesarea adalah sebagai berikut: (1)
infeksi puerperal yang terdiri dari infeksi ringan dan infeksi berat. Infeksi ringan
ditandai dengan kenaikan suhu beberapa hari dalam masa nifas, infeksi yang berat
ditandai dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi bisa terjadi sepsis, infeksi ini
bisa terjadi karena karena partus lama dan ketuban yang telah pecah terlalu lama,
(2) perdarahan bisa terjadi pada waktu pembedahan cabang-cabang atonia uteria
ikut terbuka atau karena atonia uteria, (3) terjadi komplikasi lain karena luka
kandung kencing, embolisme paru dan deep vein trombosis, (4) terjadi ruptur uteri
4. Etiologi
Pada persalinan normal bayi akan keluar melalui vagina, baik dengan alat
caesarea adalah :
memutuskan untuk segera melakukan operasi. Apalagi jika ditunjang oleh kondisi
3) Janin abnormal
Janin sakit atau abnormal, misalnya gangguan Rh, kerusakan genetic, dan
4) Bayi kembar
Tidak selamanya bayi kembar dilahirkan secara caesar. Hal ini karena
kelahiran kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi daripada
kelahiran satu bayi. Selain itu, bayi kembar pun dapat mengalami sungsang atau
b. Kelainan panggul
penyakit polio atau mengalami kecelakaan sehingga terjadi kerusakan atau patah
panggul.
Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir yang tidak
5. Prognosis
Dulu angka morbiditas dan mortalitas pada ibu dan janin tinggi, pada masa
sekarang oleh karena kemajuan yang pesat dalam teknik operasi, anastesi,
penyediaan cairan dan darah, indikasi dan antibioti angka ini sangat menurun.
Angka kematian ibu pada rumah-rumah sakit dengan fasilitas operasi yang baik
dan tenaga-tenaga yang cekatan kurang dari 2 per 1000 (Rustam M, 1998).
Adapun problem yang dihadapi oleh pasien post operasi sectio caesarea
adalah:
1. Nyeri
Nyeri dirasakan sebagai akibat adanya luka incisi pada dinding perut ataupun
dinding uterus.
panggul
Penurunan elastisitas otot perut dan elastisitas otot dasar panggul terjadi karena
Hubungan pendek (shunt) antara sirkulasi ibu dan plasenta didapat pada masa
kehamilan. Shunt akan hilang dengan tiba-tiba setelah melahirkan ada kompensasi
kembali seperti sedia kala. Dengan adanya mekanisme tersebut maka potensial
terjadi trombosis pada pembuluh darah venanya karena tungkai dibiarkan terlalu
ADL.
otot-otot dinding perut. Otot-otot dasar panggul, ligamen dan jaringan serta fasia,
Merupakan gerakan yang diselenggarakan dan dikontrol oleh kerja otot yang
Klasifikasinya:
Merupakan gerakan yang terjadi karena adanya kerja otot yang bersangkutan
Merupakan gerakan yang terjadi karena kerja otot dalam melawan pengaruh
c. Breathing exercise
kembang thoraks. Selain itu juga membantu mengeluarkan mucus yang ada pada
sistem pernafasan. Teknik yang digunakan adalah SMI (sustained maximal
inspirited) yaitu inspirasi maximal yang ditahan 2-3 detik kemudian dihembuskan
2. Statik kontraksi
Suatu metode terapi latihan yang bertujuan untuk mengurangi nyeri dan
Latihan pada otot-otot perut dan otot dasar panggul bertujuan untuk
meningkatkan kekuatan dan elastisitas otot-otot perut dan otot-otot dasar panggul.
4. Edukasi
Menjelaskan pada Ibu tentang manfaat latihan penguatan otot perut dan
aktivitas perawatan diri di rumah. Selain itu diberi petunjuk latihan di rumah cara
I. Identitas Pasien
- Nama : Ny. L. S
- Umur : 35 tahun
- Agama : Islam
- Alamat :
Diagnosa Medis : Post SC e.c. APH (G... P... A..) PP Totalis pada
secondgravida h. aterm
A. Pemeriksaan Subjektif
jahitan / incisi(Transfersal)
mules dengan intensitas yang hilang timbul namun belum ada tanda-
caesaria
B. Pemeriksaan Objektif
d) Temperatur : 360C
f) Berat badan : 52 kg
2) Inspeksi
duduk
3) Palpasi
4) Pemeriksaan gerak:
a. Gerak aktif:
gerak bawah gerakan abduksi dan adduksi hip serta flexi dan
extensi hip tidak full ROM karena ada nyeri pada daerah perut
sekitar incisi.
b. Gerak pasif:
Pada anggota gerak atas mampu digerakan full ROM tanpa ada
gerak bawah gerakan abd – add hip dapat digerakan dengan sedikit
nyeri pada perut sekitar incisi,flexi – extensi hip tidak full ROM
MMT otot perut ( masih ada nyeri gerak ) Fleksor trunk = 4, Kesan :
mampu melakukan full ROM hingga scapula lepas dari meja. Tahanan
Evaluasi Nyeri
Nyeri Nyeri diam =2
Nyeri tekan=5
Nyeri gerak=7
MMT M. fleksor lumbal= 4
NDEKS KATZ Mandiri, kecuali untuk mandi
bepakaian, pergi ke toilet dan 1
fungsi lain
dengan baik,
8) Kemampuan Fungsional
Indek’s Katz
bepakaian, pergi ke toilet, transfer dan 1 fungsi lain karena nyeri akibat
incise.
9) Pemeriksaan Spesifik
C. Diagnosis Fisioterapi
1. Impairment:
3. Disability:
D. Program
1. Tujuan Fisioterapi
E. Intervensi Fisioterapi
1. Tehnologi intervensi
- Breating Exercise
- Kegel Exc
F. Edukasi
kerumah.
G. Rencana Evaluasi
H. Pragnosis
I. Pelaksanaan Fisioterapi
naik,
J. Evaluasi Akhir
Exercise, Free active exc dan kegel exc didapatkan kesimpulan sebagai
berikut
K. Hasil Akhir
Oktober 2019) dan kini pasien sudah mengalami perubahan yaitu berupa
PENUTUP
otot perut dan peningkatan kemampuan fungsional, hal ini dapat terlihat dengan
yang dapat dilakukan oleh pasien, sehingga terapi latihan dan senam nifas dapat
mengurangi rasa nyeri serta meningkatkan kekuatan otot peruta dan meningkatkan
Dini Kasdu, 2003, Operasi Caesar Masalah dan Solusinya, Puspa Swara, Jakarta.