Anda di halaman 1dari 34

BUKU SAKU

KOMPRES HANGAT UNTUK


PENURUNAN NYERI PADA PASIEN
POST SECTIO CAESAREA
Oleh
Fadilla Agustari
190106048
Program Studi Keperawatan Anestesiologi

Program Sarjana Terapan Fakultas Kesehatan


Universitas Harapan Bangsa
Tahun 2023
Buku Saku
KOMPRES HANGAT UNTUK PENURUNAN NYERI PADA
PASIEN POST SECTIO CAESAREA
Gambar sampul oleh Daffa Flacencia

x + 30 halaman

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang:


Dilarang memperbanyak, mencetak, dan menerbitkan sebagian atau seluruh isi buku ini
dengan cara dan bentuk apapun tanpa seizin penulis dan penerbit

Diterbitkan oleh:
Program Studi Keperawatan Anestesiologi
Program Sarjana Terapan Fakultas Kesehatan
Universitas Harapan Bangsa

This program is funded by Prgram Pengabdian Kepada Masyarakat untuk memenuhi


penugasan tugas akhir Non-Skripsi yang berjudul "Implementasi Teknik Penurunan
Nyeri Menggunakan Metode Kompres Hangat Pada Pasien Post Sectio Caesarea Dengan
Spinal Anestesi Di RSUD HJ. Anna Lasmanah" Universitas Harapan Bangsa tahun
akademik 2022/2023.
Tim Penyusun

Ketua Tim Penyusun:


Fadilla Agustari

Anggota:
Dwi Novitasari, S.Kep.,Ns.,M.Sc
Septian Mixrova Sebayang, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Desain Grafis:
Daffa Flacencia
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kami sampaikan kehadirat
Allah SWT yang maha pengasih dan penyayang, atas
nikmat dan kekuatan yang diberikan. Sehingga penulis
dapat menyusun Buku Saku yang berjudul "Kompres
Hangat Untuk Penurunan Nyeri pada Pasien Post Sectio
Caesarea" yang merupakan output dari proposal
pengabdian kepada masyarakat untuk memenuhi
penugasan tugas akhir Non-Skripsi Universitas Harapan
Bangsa tahun akademik 2022/2023 ini dapat diselesaikan
dengan baik.
Penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat hingga terbentuklah Buku
Saku ini dengan baik berupa bimbingan, nasehat, maupun
dukungan yang sangat berarti dalam membantu penulis.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam
penyusunan Buku Saku ini, untuk itu kritik dan saran
yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan,
semoga Buku Saku ini dapat bermanfaat dan menambah
referensi bacaan bagi yang membutuhkan.

Penulis
Fadilla Agustari
Daftar Isi
Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB 1 PENDAHULUAN 03

BAB 2 KONSEP 08

BAB 3 FAKTOR YANG


MEMPENGARUHI 14

BAB 4 KOMPRES HANGAT


DAN MEKANISMENYA 18

BAB 5 PROSEDUR
KOMPRES HANGAT 25

DAFTAR PUSTAKA 30

03

BAB 1 Pendahuluan
PENDAHULUAN Angka kejadian sectio caesarea di Indonesia menurut data
survey nasional pada tahun 2013 adalah ± 1.200.000 dari ±
5.690.000 persalinan atau sama dengan sekitar 24,8% dari
seluruh persalinan dan meningkat menjadi 36,14% pada tahun
2017. Jumlah persalinan sebanyak 1,2% tiap tahunnya dan
angka persalinan di Indonesia pada tahun 2009 cukup tinggi
yaitu sebesar 228 per 100.000 persalinan. Badan Kesehatan
dunia WHO menetapkan Maximum Rate 10-15 % baik di
negara maju maupun negara berkembang. Proporsi persalinan
dengan sectio caesarea berkisar 21,1% dari total kelahiran yang
ada di negara berkembang dan sekitar 2% di negara maju
(WHO, 2017).

Menurut RISKESDAS tahun 2018, jumlah persalinan dengan


metode persalinan dengan sectio caesarea pada perempuan usia
10-54 tahun di Indonesia mencapai 17,6% dari keseluruhan
jumlah persalinan secara sectio caesarea.

Sectio caesarea merupakan proses persalinan bayi yang


dilakukan melalui pembedahan dengan cara insisi abdomen
dan uterus. Jadi pada sectio caesarea, persalinan ini dilakukan
tidak melalui jalan lahir (pervaginam) seperti biasanya, tetapi
melalui penyayatan pada perut (Solehati et al., 2015).

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran janin dari dalam


rahim melalui jalan lahir. Persalinan dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu persalinan secara normal atau spontan (lahir
melalui vagina) dan persalinan abnormal atau persalinan
dengan bantuan suatu prosedur seperti sectio caesarea.
Tindakan sectio caesarea merupakan pilihan utama bagi
tenaga medis untuk menyelamatkan ibu dan janin saat
menghadapi persalinan yang disertai penyulit. Ada beberapa
indikasi dilakukan tindakan sectio caesarea di antaranya:
gawat janin, diproporsi sepalopelvik, persalinan tidak maju,
plasenta previa, prolapsus tali pusat, letak lintang, panggul
sempit dan preeklamsia (Wahyuni, 2019) Tindakan setelah
pembedahan atau operasi yang sering dirasakan pasien
pertama kali adalah nyeri.

Bab 1 - Pendahuluan
04

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran janin dari dalam rahim melalui jalan lahir.
Persalinan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu persalinan secara normal atau spontan
(lahir melalui vagina) dan persalinan abnormal atau persalinan dengan bantuan suatu
prosedur seperti sectio caesarea. Tindakan sectio caesarea merupakan pilihan utama bagi
tenaga medis untuk menyelamatkan ibu dan janin saat menghadapi persalinan yang
disertai penyulit. Ada beberapa indikasi dilakukan tindakan sectio caesarea di antaranya:
gawat janin, diproporsi sepalopelvik, persalinan tidak maju, plasenta previa, prolapsus tali
pusat, letak lintang, panggul sempit dan preeklamsia (Wahyuni, 2019) Tindakan setelah
pembedahan atau operasi yang sering dirasakan pasien pertama kali adalah nyeri.

Bab 1 - Pendahuluan
05

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari
kerusakan jaringan yang aktual dan potensial. Nyeri adalah alasan utama seseorang
mencari bantuan perawatan kesehatan. Nyeri terjadi Bersama banyak proses penyakit
atau bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostik atau pengobatan. Nyeri sangat
mengganggu dan menyulitkan lebih banyak orang dibanding suatu penyakit manapun
(Suzanne C. Smeltzer et al., 2013).

Tindakan setelah operasi sectio caesarea dapat menyebabkan masalah akibat insisi dari
robekan jaringan dinding perut dan dinding uterus dapat terjadinya perubahan
kontinuitas karena adanya pembedahan sehingga ibu merasa nyeri dan mengeluhkan
nyeri tersebut. Dampak negatif akibat dari nyeri yaitu terbatasnya mobilitas fisik, aktivitas
terbatas, dan nantinya ikatan antara ibu dan anak pun terganggu. Penanganan yang
dapat dilakukan dalam mengatasi masalah nyeri yang dirasakan oleh pasien yaitu
manajemen nyeri secara farmakologi dengan menggunakan obat analgesik untuk
mengontrol rasa nyeri dan mananjemen nyeri secara non farmakologi dapat berupa
kompres dengan suhu dingin/ panas dan aromaterapi (Yustilawati et al., 2021).

Kompres hangat merupakan suatu cara memberikan rasa hangat untuk memenuhi
kebutuhan rasa nyaman mempengaruhi atau membebaskan nyeri dan memberikan rasa
hangat pada daerah tertentu. Penggunaan kompres hangat untuk area yang tegang dan
nyeri dianggap meredakan nyeri dengan mencegah atau mengurangi spasme otot yang
disebabkan iskemia, yang merangsang nyeri dan menyebabkan vasodilatasi dan
peningkatan aliran darah ke area tersebut (Azzahroh & Musfiroh, 2017).

Bab 1 - Pendahuluan
06

Kompres hangat selain menurunkan sensasi nyeri juga dapat meningkatkan proses
penyembuhan jaringan yang mengalami kerusakan, penggunaan panas mempunyai
keuntungan meningkatkan aliran darah ke suatu area dan kemungkinan dapat turut
menurunkan nyeri dengan mempercepat penyembuhan. Penggunaan panas, selain
memberi efek mengatasi atau menghilangkan sensasi nyeri, teknik ini juga memberikan
reaksi fisiologis antara lain, meningkatkan respons inflamasi, meningkatkan aliran darah
dalam jaringan dan meningkatkan pembentukan edema . Panas yang diaplikasikan pada
perut bagian bawah, punggung, lipat paha, atau perineum dapat sangat menenangkan.
Pemanas listrik, botol berisi air hangat, dan kompres panas adalah sumber panas yang
baik (Wahyu & Lina, 2019).

Pada beberapa rumah sakit, contohnya Rumah Sakit Hj. Anna Lasmanah penanganan
nyeri menggunakan pendekatan farmakologi, biasanya dengan diberikan analgetik,
namun penggunaan analgesik secara terus menerus dapat mengakibatkan ketagihan obat.
Meskipun sudah diberikan analgesik pasien masih merasakan nyeri maka dari itu
dibutuhkan kombinasi antara farmakologi dan non farmakologi untuk mengontrol nyeri
agar sensasi nyeri dapat berkurang serta pemulihan tidak memanjang. Pasien yang telah
menjalani operasi sectio caesarea cenderung enggan bergerak karena nyeri. Sebagain
pasien yang enggan bergerak mengeluh kembung, sulit buang air besar, dan mual yang
mengakibatkan sulit makan. Kurangnya intake nutrisi menyebabkan kurangnya produksi
asi dan terhambatnya kesempatan menyusui, terlebih jika bayi dirawat di ruang perinatal,
yang tidak di rawat gabung dengan ibunya. Hal itu menyebabkan bayi baru lahir yang
tidak menerima asi yang memadai. Nyeri menyebabkan keterlambatan mobilisasi pasien
post sectio caesarea.
Pasien yang pagi hari menjalani sectio caesarea, sore harinya
bisa mulai berlatih menggerakkan tubuhnya miring kiri dan
kanan. Kemudian hari berikutnya bisa mobilisasi dengan baik
dan layak untuk dipulangkan. Namun karena alasan nyeri,
pasien menjadi enggan untuk bergerak. Pasien yang
seharusnya 2 hari sudah bisa pulang, namun karena belum
bisa mobilisasi sehingga membutuhkan waktu yang lebih
panjang untuk dirawat di rumah sakit. diketahui bahwa selain
masih kurangnya pengetahuan masyarakat akan teknik
penurunan nyeri menggunakan metode kompres hangat pada
pasien post sectio caesarea dengan spinal anestesi, masih
adanya masyarakat yang menyepelekan rasa nyeri.

Bab 1 - Pendahuluan
07

Dengan demikian buku saku ini disusun untuk mengetahui pengaruh kompres hangat
terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post sectio caesarea yang berangkat dari
hasil program atau kegiatan penulis mengenai implementasi kepada masyarakat tentang
Teknik Penurunan Nyeri Menggunakan Metode Kompres Hangat pada pasien Post sectio
caesarea dengan Spinal Anestesi melalui Pengabdian Kepada Masyarakat Di RSUD Hj.
Anna Lasmanah Banjarnegara.

Buku saku ini diharapkan dapat menjadi landasan dalam membuat perencanaan
optimalisasi pemberian kompres hangat, sehingga pada masa yang akan datang ibu-ibu
yang melakukan sectio caesarea dapat mengatasi nyeri sesingkat mungkin sehingga tidak
berpengaruh ke produksi ASI dan produksi ASI lancar, Sehingga bayi dan ibu sehat.

Bab 1 - Pendahuluan
08

BAB 2 Konsep Persalinan


KONSEP Definisi Persalinan
Persalinan adalah suatu proses melahirkan yang melalui
kejadian secara alami dengan adanya kontraksi Rahim pada ibu
yang dilalui dengan pembukaan untuk mengeluarkan bayi.
Prosedur secara ilmiah yaitu dimana terjadi dilatasi serviks,
lahirnya bayi dan plasenta dari Rahim ibu. Pada proses ini di
mulai dengan terdapat kontraksi uterus yang menimbulkan
terjadinya penipisan, dilatasi serviks. Pada saat melahirkan
secara normal bukan berarti dalam artian tidak terdapat suatu
masalah dalam proses persalinan. Akan tetapi, kemungkinan
besar dapat terjadi hal-hal yang dinamakan komplikasi pada
saat menjalani proses persalinan. (Indah, Firdayanti, 2019).

Jenis-Jenis Persalinan Menurut (Kusumawardani, 2019)


jenis-jenis persalinan dibagi menjadi tiga diantaranya :
1. Persalinan yang spontan adalah suatu proses persalinan
yang secara langsung menggunakan kemampuan dirinya
sendiri.
2. Persalinan Buatan adalah suatu proses persalinan dengan
cara yang berlangsung atau adanya pertolongan serta
dorongan kekuatan dari luar contohnya ekstraksi firceops/
vakum, dan dapat melakukan operasi section caesarea.
3. Persalinan Anjuran adalah suatu proses persalinan yamng
membutuhkan bantuan dengan proses rangsangan seperti
pemberian Pitocin ataupun prostaglandin. Persalinan yang
baru berlangsung setelah pemecahan ketuban.

Bab 2 - Konsep
09

Tanda-Tanda Persalinan Menurut (Rosyati, 2017) tanda dan gejala pada saat
persalinan diantaranya sebagai berikut :

a. Tanda dan gejala Inpartu


1. Penipisan serta adanya pembukaan serviks
2. Kontraksi uterus yang menyebabkan berubahnya serviks (frekuensi minimal 2 kali
dalam 10 menit).
3. Cairan lendir yang bercampur dengan darah yang melalui vagina.

b. Tanda-tanda persalinan
1. Ibu ingin meneran bersama saat terjadinya kontraksi
2. Ibu merasakan adanya kenaikan tekanan pada rectum serta vagina
3. Perenium yang menonjol.
4. Vulva-vagina serta spingter membuka
5. Meningkatnya pengeluaran lender yang bercampur darah/ketuban pecah spontan

Bab 2 - Konsep
10

Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan Menurut (Saragih,


2017).
Adapun lima faktor utama yang mempengaruhi proses persalian
spontan yang dikenal dengan istilah 5P yaitu : Power, Passage, dan
Passanger, psikis ibu bersalin dan penolong persalinan yang dapat
dijelaskan sebagai berikut :

1. Power (his atau tenaga mengejan)


a. Primer : His (kontraksi ritmi otot polos) atau rasa nyeri yang timbul secara
tiba-tiba, tanpa dibantu dengan obat-obatan, serta diukur menurut intensitas,
dan frekuensi kontraksi uterus.
b. Sekunder : suatu usaha ibu untuk mengenjan.

2. Passanger (janin) Keadaan bayi dimana dinilai atau diobserpasi ukuran atau
berat janin, letak, persentasi, posisi sikap (habilitus) serta jumlah janin. Pada
persalinan normal yang berkenan dengan passanger (bayi) antara lain kepala
bayi berada dibwah, dengan persentasi dibawah, dengan persentasi belakang
kepala. Taksiran berat janin normal adalah 2500- 3500 gram. Detak jantung
janin normal pada bayi yaitu 120-160 kali/menit.

3. Passage (jalan lahir) Keadaan jalan lahir yang memiliki situasi yang snagat
penting dalam metode persalinan untuk menuju kelahiran sang bayi. Pada
jalan lahir tulang sama panggul dengan ukuran normal apapun jenisnya,
kelahiran dengan berat badan yang normal tidak akan terjadi kerusakan
ataupun masalah pada bayi.

Bab 2 - Konsep
11

4. Psikis ibu bersalin Persiapan secara psikologis dalam menjalani persalinan sangat
penting. Pada saat seorang ibu semakin siap dalam menjalaninya serta mengetahui dalam
proses persalinan merupakan suatu hal yang normal yang bisa dijalani oleh setiap ibu
hamil, petugas kesehatan serta ibu hamil akan mudah bekerjasama untuk membantu
dalam proses persalinan tersebut.

5. Penolong persalinan Peran dari penolong persalinan dalam hal ini adalah
mengantisipasi dan menangani ibu dalam proses persalinan, serta menangani ibu yang
mempunyai komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses persalinan dapat
dibantu dengan tenaga medis yaitu bidan ataupun perawat dalam bidang maternitas. Pada
petugas kesehatan aau penolong dalam persalinan dapat menggunakan alat pelindung
diri, serta melakukan cuci tangan untuk mencegah terjadinya penularan infeksi dari
pasien, serta dapat mendokumentasi alat bekas pakai.

Bab 2 - Konsep
12

Konsep Nyeri
Definisi Nyeri
Nyeri adalah pengalaman emosional serta sensori yang tidak menyenangkan akibat
rusaknya jaringan yang aktual serta potensial., Nyeri pada ibu hamil akan ditentukan oleh
keadaan emosional serta dengan pengalaman sebelumnya. Persepsi nyeri bersifat pribadi
serta subyektif. Nyeri juga disebut dengan mekanisme pertahanan tubuh timbul jika ada
jaringan rusak serta akan menimbulkan individu bereaksi dengan memindahkan stimulus
nyeri. Nyeri merupakan keadaan sensasi atau emosional tidak menyenangkan yang
terlokalisasi pada suatu bagian tubuh. Dalam istilah distruktif sering kali dijelaskan
bahwa jaringan seperti ditusuk-tusuk, panas, melilit, mual, perasaan takut serta dengan
rasa emosi (Surbakti, 2017).

Bab 2 - Konsep
13

Definisi Nyeri persalinan


Nyeri persalinan merupakan bagian respon fisiologis yang normal terhadap beberapa
faktor. Pada saat kala I persalinan nyeri yang terjadi adalah akibat dilatasi serviks serta
distensi segmen uterus bawah. Rasa nyeri berbanding dengan kekuatan kontraksi serta
terjadinya tekanan. Wanita tidak akan mengalami ketidaknyamanan yang bermakna
serta bisa berjalan dengan sekeliling secara nyaman pada saat kontraksi. Nyeri persalinan
dapat menyebabkan kecemasan pada ibu, menimbulkan hiperventilasi sampai dengan
peningkatan kebutuhan oksigenasi, meningkatnya tekanan darah (Kurniarum, 2016).

Penyebab Nyeri Persalinan Menurut (Rizkiya, 2018) Penyebab nyeri pada


saat persalinan yaitu :
1. Kontraksi otot Rahim Kontraksi rahim menimbulkan penipisan serviks
dan dilatasi serta iskemia rahim sebab terjadinya kontraksi arteri
miometrium. Kontraksi Rahim adalah gelombang kontraksi ritmis oto
polos dinding uterus yang dimulai dari daerah fundus uteri pada daerah
dimana tuba falopi memasuki dinding uterus, awal gelombang
didapatkan dari pacemaker yang terdapat didinding uterus pada daerah
tersebut.

2. Regangan otot dasar panggul Pada saat mendekati persalinan kala II akan
menimbulkan rasa nyeri pada otot dasar panggul. Jenis nyeri ini disebut dengan somatik
serta dapat menyebabkan peregangan struktur jalan lahir pada bagian bawah akibat janin
paling bawah yang menurun.

3. Episiotomi Nyeri dirasakan jika ada tindakan episiotomy, laserasi ataupun rupture pada
jalan lahir.

4. Kondisi Psikologis Rasa nyeri yang berlebihan akan menyebakan terjadinya kecemasan
pada ibu . Takut, cemas serta tegang produksi hormone prostatglandin akan
menimbulkan stress. Keadaan stress akan mempengaruhi ibu untuk menahan
kemampuannya dalam merasakan nyeri.

Bab 2 - Konsep
14

BAB 3
Faktor yang Mempengaruhi respon Terhadap Nyeri Persalinan
FAKTOR YANG
Menurut (Rizkiya, 2018), faktor yang mempengaruhi nyeri
MEMPENGARUHI persalinan diantaranya :

1. Rasa takut atau kecemasan Rasa takut atau kecemasan dapat


menambah reaksi terhadap individu pada saat nyeri.
Pengalaman persalinan yang sebelumnya dengan kondisi buruk
akan menyebabkan semakin meningkatnya kecemasan saat
proses persalinan.

2. Kepribadian Kepribadian terhadap rasa nyeri berperan sangat


penting, ibu yang dengan rasa takut, cemas , serta emosional
akan lebih lemah daripada dengan ibu yang dengan keadaan
rileks atau percaya diri.

3. Kelelahan Kelelahan ibu pada waktu beberapa jam akan


terganggu waktu istirahat ataupun tidurnya karena adanya
ketidaknyamanan yang dirasakan di akhir masa kehamilan
hingga pada saat proses persalinan.

4. Faktor sosial dan budaya Adapun budaya untuk menahan


kesabaran dan membiarkan pada saat merasakan nyeri. Serta
adanya sosialisasi pada tenaga kesehatan ataupun pendamping
saat proses persalinan.

5. Pengharapan Ibu hamil yang realistis dalam pengharapannya


saat persalinan serta tanggapannya pada hal tersebut yaitu
dengan persiapan yang baik dan merasa percaya diri bahwa
akan menerima pertolongan serta dukungan.

Bab 3 - Faktor Yang Mempengaruhi


15

Menurut Ilmiah (Rizkiya, 2018), Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri kontraksi, yaitu:

1. Lamanya kontraksi Rahim dan intensitas nyeri


2. Keadaan umum pasien dan membesarnya janin.
3. Dengan pasien primipara dengan usia lebih muda ataupun dengan lebih tua
4. Jalan lahir yang sempit akan menyebabkan rasa nyeri yang berlebihan
5. Kurangnya istirahat karena adanya ketidaknyamanan pada saat proses persalinan

Jenis-Jenis Skala Nyeri Menurut (Tjahya, 2017), jenis-jenis nyeri diantaranya:


a. Visual Analog Scale (VAS) Skala analog visual (VAS) yaitu skala yang dilakukan untuk
menilai nyeri. Skala VAS pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan gambar garis
sepanjang 10cm. serta dimasing-masing ujung terdapat tidak nyeri pada bagian titik awal
dan sangat nyeri pada titik akhir.

b. Verbal Rating Scale (VRS) Skala nyeri VRS ini adalah tingkatan nyeri dari tidak sakit
hingga sangat sakit yang terbagi menjadi angka, umumnya 0-10. Saat menggunakan
skala ini pasien akan diminta untuk menilai rasa sakita yang dirasakannya

c. Numeric Rating Scale (NRS) Skala nyeri NRS sering kali digunaka saat mengukur nyeri.
Saat menggunakan ini tenaga medis akan meminta pasien untuk memilih angka dari 0-10
yang dijabarkan 0 tidak nyeri, 1-3 nyeri ringan, 4-6 nyeri sedang, 7-9 nyeri berat
terkontrol, 10 nyeri berat yang tidak terkontrol.

d. Wong – Baker Pain Rating Scale Skala nyeri ini biasanya digunakan pada pasien dewasa
dan anak >3 tahun yang tidak dapat menggambarkan rasa nyerinya dengan angka. Akan
tetapi meminta pasien dengan menggambarkan rasa nyeri dengan ekspresi wajah

Bab 3 - Faktor Yang Mempengaruhi


16

Efek nyeri terhadap persalinan (Bidan & Rina, 2017) berpendapat bahwa nyeri merupakan
suatu masalah yang dihadapi selama proses persalinan. Nyeri yang disebabkan oleh
persalinan dapat disimpulkan diantaranya :

1. Psikologis Kecemasan, kekhawatiran


2. Kardiovaskuler Tekanan darah, nadi


3. Neuroendokrin Meningkatnya kadar plasma katekolamin

4. Metabolik Kebutuhan oksigenasi yang meningkat.


5. Gastrointestinal Pengosongan lambung yang menurun


6. Rahim/ uterus Kontraksi uterus/dilatasi


7. Uteroplasenta Menurunnya aliran darah


8. Fetus/ Janin. Asidosis menyebabkan hipoksia pada janin.

Bab 3 - Faktor Yang Mempengaruhi


17

Manajemen Nyeri Dalam Proses Persalinan Menurut (Bidan & Rina, 2017), Rasa nyeri
persalinan bisa berkurang dengan baik apabila dengan menggunakan manajemen
farmakologik maupun manajemen non farmakologik. Adapun pejelasannya yaitu :

1. Manajemen Farmakologis
Manajemen Farmakologi merupakan suatu terapi pemberian obatobatan analgesic yang
dapat digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri. Obat analgesic terbagi menjadi dua,
yaitu: analgesic narkotik dan analgesic non narkotik. Pemberian obat analgesic dilakukan
untuk memblok transmisi stimulus nyeri supaya terjadi perubahan dengan cara
mengurangi kortikal pada nyeri. Jenis analgesic ini disebut narkotik, jenis narkotik yang
digunakan untuk menurunkan tekanan darah, dan menyebabkan depresi pada fungsi
vital(Bidan & Rina, 2017). Penatalaksanaan manajemen farmakologis pada intensitas nyeri
persalinan yaitu analgesia yang dapat menghilangkan serta dapat menstabilkan rasa
nyeri. Anathesia dapat menurunkan sensasi pada bagian tubuh baik parsial ataupun total.
Penggunaan obat ini menyebabkan efek samping serta obat yang tidak memilki kekuatan
efek yang diharapkannya(Bidan & Rina, 2017).

2. Manajemen Non Farmakologis


Manajemen non farmakologi dapat Menghilangkan rasa nyeri. Manajemen dalam
mengatasi nyeri ini dapat digunakan selama proses persalinan. Manajemen yang paling
bermanfaat untuk mengurangi rasa nyeri bersalin yaitu dengan relaksasi pernafasan,
serta pemberian kompres hangat. Ibu bersalin yang menggunakan manajemen ini
kemungkinan besar dapat mengatasi nyeri dibandingkan dengan ibu bersalin yang tidak
menggunakan. Pengontrolan nyeri dengan melakukan non farmakologi sangat penting
karena tidak akan membahayakan ibu maupun janin, serta tidak akan memperlambat
proses persalinan apabila diberikan control nyeri yang kuat. Managemen nonfarmakologis
bisa meningkatkan kenyamanan ibu dan bisa mengontrol keadaan emosi, perasaan, serta
kekuatan pada saat mengejan. Tehnik non farmakologik yang efisien terhadap nyeri
persalinan dapat mempercepat suatu proses persalinan untuk melahirkan bayi. Ibu
bersalin akan mendapatkan sentuhan atau rangsnagan pemberian kompres hangat yang
memiliki efek samping ibu merasa lebih nyaman. Berdasarkan pendapat steer (1993)
relaksasi adalah metode pengurangan nyeri non farmakologis yang paling sering
digunakan di inggris, untuk mengurangi rasa nyeri saat kontraksi (Bidan & Rina, 2017).

Bab 3 - Faktor Yang Mempengaruhi


18

BAB 4
KOMPRES HANGAT
Kompres Hangat
DAN
MEKANISMENYA Definisi Kompres
Hangat Kompres hangat merupakan pemberikan rasa hangat
pada pasien untuk memenuhi suatu kebutuhan rasa nyaman.
Kompres hangat merupakan suatu tata cara dalam pemakaian
temperatur setempat yang dapat menyebabkan sebagian dampak
fisiologis. Efek pemberian kompres hangat pada tubuh yaitu
untuk meningkatnya aliran darah pada bagian tubuh yang
mengalami rasa nyeri, untuk mereklasasi otot serta mengurangi
nyeri akibat spasme, aliran darah yang meningkat, serta
peningkatan nutrisi yang baik.(Agustiningrum, 2015).

Tujuan Kompres Hangat Menurut (Agustiningrum, 2015) tujuan


kompres hangat antara lain :

a. Menstimulasi pembuluh darah serta memperlancar aliran darah.


b. Peningkatan nyeri serta dapat mengurangi sapsme otot.
c. Memperlancar pengeluaran getah radang
d. Memberikan ketenangan atau kenyamanan

Bab 4 - Kompres Hangat Dan Mekanismenya


19

Cara kerja kompres hangat


Bergerak selama persalinan adalah tindakan kenyamanan lain yang sangat membantu.
Sering berubah posisi (setiap 30 menit khususnya jika perkembangan persalinan berjalan
dengan lambat) membantu meredakan sakit dan mempercepat persalinan akibat gaya
tarik bumi dan perubahan bentuk panggul. Anda boleh duduk, berlutut, berbaring, berdiri,
jongkok dan berjalan. Mengayun dari sisi satu kesisi lain, bergoyang dan melakukan
gerakan ritmis lainnya yang akan menenangkan. Untuk memperoleh hasil yang baik,
pemberian kompres hangat dilakukan dengan durasi waktu kurang lebih dari 30 menit
dengan 1 kali pemberian serta pengukuran rasa nyeri yang dilakukan mulai dari menit ke
20-30 dengan durasi selam waktu tindakan.

Pada bagian tubuh yang disakan dengan keluhan nyeri saat proses bersalin yaitu perut,
pinggang. Selain dengan pemberian obat, terapi untuk pertolongan pada tahap pertama
dapat dilakukan dengan menggunakan terapi kompres hangat. Gunakan terapi kompres
hangat (handuk hangat) atau tempelkan kantung yang berisi air hangat/ bantal pemanas,
kebagian tubuh yang nyeri (daerah perut, pinggang). Kompres hangat juga bisa
ditempatkan diperineum untuk meningkat kan sirkulasi darah didaerah perineum dan
meningkankan elastisitas sehingga perineum tidak mudah robek atau laserasi (Bidan &
Rina, 2017).

Bab 4 - Kompres Hangat Dan Mekanismenya


20

Langkah-Langkah melakukan kompres hangat


Kompres hangat dapat diberikan pada bagian punggung bawah ibu hamil diarea kepala
janin, menekan tulang belakang agar dapat mengurangi rasa nyeri. Dengan dilakukan
kompres hangat harus dengan hati- hati, karena kompres hangat sangat mudah membuat
kulit ibu terbakar. Dalam teori kompres hangat bisa diberikan dengan menggunakan
botol, handuk dan lain-lain yang berisi dengan air hangat yang bersuhu 46- 51 ℃ , air
hangat dibungkus dengan kain atau dimasukkan dalam botol. Apabila menggunakan kain
atau handuk, kain dicelupkan pada air hangat kemudian diperas dan ditempelkan pada
area yang akan dikompres dengan durasi waktu kurang lebih sekiatr 30-40 menit (Bidan
& Rina, 2017).

Bab 4 - Kompres Hangat Dan Mekanismenya


21

Kompres hangat sebagai Teknik Menurunkan Nyeri Persalinan


Pada prinsip pengurangan rasa nyeri dengan metode kompres hangat sangat tepat
digunakan untuk mengurangi ketegangan ibu saat menghadapi persalinan. Kompres
hangat yang dilakukan pada perut bagian bawah, punggung, serta perineum yang dapat
menyebabkan ibu merasa lebih nyaman. Botol dengan berisi air hangat, dan dapat
dilakukan kompres hangat adalah sumber kehangatan yang baik. Banyak rumah sakit
yang membatasi penggunaan alat pemanas yang dibawa dari rumah. Kompres panas yang
biasa digunakan adalah handuk kecil atau lap muka yang dibasahi air panas, diperas dan
diaplikasikan dengan cepat saat ibu hamil membutuhkannya. Bila sudah dingin, handuk
ini akan diganti kembali. Membungkus handuk akan dengan plastic akan
memperpanjang masa panasnya.
Pada saat pengompresan suhu air yang digunakan untuk melakukan kompres hangat
yaitu 38-400C. Pada penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa lamanya
pengompresan yang paling efisien yaitu kurang lebih dengan durasi waktu selama 20-30
menit. Setelah melakukan kompres hangat pada kelompok didapatkan rasa nyeri yang
dirasakan ibu sedikit lebih menurun dibandingkan dengan sebelum pemberian kompres
hangat. suhu air yang terlalu panas juga tidak baik untuk kulit ibu, sebab bisa
menimbulkan iritasi dan luka bakar pada kulit, dan jika suhu air yang tidak terlalu
hangat, maka tidak akan berpengaruh untuk menghilangkan rasa nyeri pada saat proses
persalinan (Bidan & Rina, 2017).

Bab 4 - Kompres Hangat Dan Mekanismenya


22

Beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas pemberian kompres hangat dalam


mengurangi nyeri persalinan, diantaranya adalah:

1. Media yang Digunakan


Kompres hangat dapat diberikan dengan menggunakan handuk panas atau silika gel
yang telah dipanaskan atau botol yang telah diisi air panas atau bantalan pemanas. Dapat
juga langsung dengan menggunakan shower air panas langsung pada bahu, perut atau
punggungnya jika ibu merasa nyaman. Kompres panas pada abdomen bawah mengurangi
nyeri karena panas meningkatkan sirkulasi darah sehingga menurunkan anoksia
jaringan yang disebabkan kontraksi dan ketegangan. Namun, untuk memperoleh cukup
panas demi keefektifan, maka perlu menggunakan kompres panas khusus atau handuk
mandi. Apabila handuk tersebut basah, bahkan setelah diperas, seringkali handuk ini
terlalu berat untuk ditoleransi wanita. Namun kompres panas merupakan tindakan yang
tepat untuk meredakan nyeri pada beberapa wanita.

2. Suhu Air
Kompres panas/dingin yang diberikan pada punggung bawah wanita di area tempat
kepala janin menekan tulang belakang akan mengurangi nyeri. Panas akan
meningkatkan sirkulasi ke area tersebut sehingga memperbaiki anoksia jaringan yang
disebabkan oleh tekanan. Melakukan kompres panas harus dengan hati-hati karena
kompres panas mudah membuat wanita terbakar, bukan hanya akibat suhu kompresan,
tetapi juga karena panas yang diberikan pada area yang telah dioles krim atau salep
sebelumnya.

3. Lama Pengompresan
Beberapa penelitian menyatakan bahwa lama pengompresan yang paling efektif adalah
selama 20 menit.11,15,17,19,21 Pada penelitian lain, yang menggunakan 100 sampel,
melakukan terapi kompres hangat selama 15 menit. Setelah dilakukan kompres hangat
pada kelompok intervensi terdapat penurunan intensitas nyeri dengan rata-rata nyeri
adalah 5,78 dan SD 0,53 dengan p= 0,04. Hal tersebut menunjukan bahwa terdapat
pengaruh kompres hangat terhadap penurunan nyeri persalinan.

Bab 4 - Kompres Hangat Dan Mekanismenya


23

Manfaat atau Efek Panas


Panas dipergunakan secara luas dalam pengobatan karena memiliki efek dan manfaat
yang besar. Menurut Gabriel (2003), manfaat atau efek panas adalah sebagai berikut :

Efek fisik, Panas dapat menyebabkan zat cair, padat dan gas mengalami pemuaian ke
segala arah. Efek Kimia, Panas dapat meningkatkan kecepatan reaksi kimia. Pada
jaringan akan terjadi metabolisme seiring dengan peningkatan pertukaran antara zat
kimia tubuh dengan cairan tubuh.

Efek Biologis, Panas dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah yang


mengakibatkan peningkatan sirkulasi darah. Secara fisiologis respon tubuh terhadap
panas yaitu menyebabkan pelebaran pembuluh darah, menurunkan kekentalan darah,
menurunkan ketegangan otot, meningkatkan metabolisme jaringan dan
meningkatkan permeabilitas kapiler. Respon dari panas inilah yang dipergunakan
untuk keperluan terapi pada berbagai kondisi dan keadaan yang terjadi dalam tubuh.

Mekanisme Kerja Panas


Energi panas yang hilang atau masuk kedalam tubuh melalui kulit dengan empat cara
(Gabriel, 2003) yaitu : Secara konduksi : perpindahan panas antara benda dengan suhu
yang berkontak langsung satu sama lain.
Secara konveksi : perpindahan panas merambat melalui udara.Secara radiasi :
perpindahan panas merambat melalui pancaran sinar. Secara evaporasi : perpindahan
panas merambat melalui penguapan

Bab 4 - Kompres Hangat Dan Mekanismenya


24

Prinsip kerja kompres hangat dengan mempergunakan buli-buli panas atau kantong air
panas yang dibungkus kain yaitu secara konduksi dimana terjadi pemindahan panas
antara benda dengan suhu yang berkontak langsung satu sama lain. Panas berpindah
mengalami penurunan gradient termal dari benda yang lebih panas yang berbeda
bersangkutan satu sama lain, molekul yang lebih panas dan bergerak lebih cepat,
sehingga molekul yang lebih dingin itu menjadi lebih hangat (Sherwood, 2001).

Pemakaian kompres hangat biasanya hanya dilakukan setempat saja pada bagian tubuh
tertentu. Dengan pemberian panas, pembuluh-pembuluh darah melebar sehingga akan
memperlancar peredaran darah di dalam jaringan tersebut. Dengan cara ini penyaluran
zat asam dan bahan makanan ke sel-sel diperbesar dan pembuangan dari zat-zat yang
dibuang akan diperbiki, jadi akan timbul proses pertukaran zat yang lebih baik. Aktivitas
yang meningkat akan mengurangi rasa sakit dan akan menunjang proses penyembuhan
luka, seperti abses, bisul yang besar dan bernanah, radang empedu serta beberapa radang
persendian pada otot. Panas juga memiliki efek dapat menghilangkan ketegangan
(Stevens, 2000). Menurut Perry dan Potter (2009) manfaat kompres hangat pada sistem
gastrointestinal yaitu memperlancar sirkulasi darah setempat dan merangsang peristaltik.

Bab 4 - Kompres Hangat Dan Mekanismenya


25

BAB 5
PROSEDUR PROSEDUR
KOMPRES HANGAT KOMPRES HANGAT

Pengertian
Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat untuk
memenuhi kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau
membebaskan nyeri.

Tujuan

1 Memperlancar sirkulasi darah


2 Mengurangi rasa sakit

3 Memberi rasa hangat, nyaman

4 Memperlancar pengeluaran eksudat

5 Merangsang peristaltik lambung

Bab 5 - Satuan Operasional Prosedur (SOP) Kompres Hangat


26

Indikasi

1. Klien yang kedinginan


(suhu tubuh yang rendah).

2. Klien dengan perut kembung


3. Klien yang mempunyai penyakit


peradangan sepeti radang persendian

4. Spasme otot

5. Adanya Abses, Hematoma

Alat dan Bahan

1. Buli-buli hangat dan sarungnya

2. Termos berisi air hangat

3. Thermometer air panas (bila perlu)

4. Handscoon

Bab 5 - Satuan Operasional Prosedur (SOP) Kompres Hangat


27

Prosedur Tindakan

1. Siapkan peralatan

2. Cuci tangan

Lakukan pemanasan pendahuluan pada buli-buli hangat dengan cara : mengisi


3. buli-buli dengan air hangat, kencangkan penutupnya, kemudia membalik
posisi buli-buli berulang-ulang, lalu kosongkan isinya.

4. Siapkan dan ukur suhu air yang diinginka (50-600 C).

Isi buli-buli dengan air hangat sebanyak kurang lebih 1/2 bagian dari ukuran

buli-buli tersebut, lalu keluarkan udaranya dengan cara letakkan atau tidurkan
5. buli-buli di atas meja/tempat datar, bagian atas buli dilipat sampai kelihatan
permukaan air di leher buli-buli, kemudian penutup buli-buli ditutup dengan
rapat/benar.

Bab 5 - Satuan Operasional Prosedur (SOP) Kompres Hangat


28

Periksa apakah buli-buli bocor atau tidak, lalu keringkan dengan lap dan
6.
masukan ke dalam sarung buli-buli.

7. Bawa buli-buli tersebut ke dekat klien.

8. Atur posisi yang nyaman kepada klien.

9. Letakkan/ pasang buli-buli pada area yang memerlukan .

Kaji secara teratur kondisi klien untuk mengetahui kelainan yang timbul
10. akibat pemberian kompres hangat dengan buli-buli hangat, seperti kemerahan,
ketidaknyamanan, kebocoran dan sebagainya.

Bab 5 - Satuan Operasional Prosedur (SOP) Kompres Hangat


29

Ganti buli-buli hangat setelah 20 menit dipasang dengan air hangat lagi, sesuai
11.
yang dikehendaki

12. Bereskan alat-alat bila sudah selesai dan cuci tangan

Evaluasi

Respon klien

Kompres terpasang dengan benar

Skala nyeri klien menurun

Bab 5 - Satuan Operasional Prosedur (SOP) Kompres Hangat


30

Daftar Pustaka
Aini, Q.. (2020). Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Penurunan Nyeri Pada Persalinan
Kala 1. Jombang. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika.

Andreinie, R. (2016). Analisis Efektivitas Kompres Hangat Terhadap Penurunan Nyeri


Persalinan. Bandung. RAKERNAS AIPKEMA.

Azzahroh, P., & Musfiroh. (2017). Perbedaan Efektivitas Kompres Hangat dan Teknik
Masase Terhadap Nyeri Persalinan Di Klinik Permata Bunda Serang. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Dan Kebidanan, VII(2).

Kemenkes RI. (2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kementrian Kesehatan RI,
53(9), 1689–1699.

N. Margarita Rehatta et al. (2019). Anestesiologi dan Terapi Intensif Buku Teks KATI-
PERDATIN (Edisi Pert). PT Gramedia Pustaka Utama.

Solehati et al. (2015). Konsep dan Aplikasi Relaksasi dalam Keperawatan Maternitas.
Penerbit Refika Aditama, 1, 6.

Suhanto, A., & Tarjuman. (2014). Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Perbedaan Waktu
Flatus pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea. Bandung. Jurnal Poltekkes Kemenkes,
Vol II, No. 2.

Suzanne C. Smeltzer et al. (2013). Buku Ajar Keperawatn Medikal-Bedah (Ed. 8). Penerbit
buku kedokteran EGC.

Wahyu, H., & Lina, L. F. (2019). Terapi Kompres Hangat dengan Aroma Jasmine Essential
Oil terhadap Penurunan Intensitas Nyeri pada Pasien Post Sectio Caesarea. Journal of
Telenursing (JOTING), 1(2), 406–415. https://doi.org/10.31539/joting.v1i2.860

Wahyuni, R. et al. (2019). Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Riwayat Persalinan
Sectio Caesarea. Wellness and Healthy Magazine, 2(February), 187–192.
https://wellness.journalpress.id/wellness/article/view/v1i218wh

WHO. (2017). World Health Organization. 1.

Yustilawati, E., Adhiwijaya, A., Syam, I., Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, D.,
Alauddin Makassar, U., & Profesi Ners Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, M.
(2021). Intervensi Kompres Hangat dengan Aromaterapi Pappermint pada Pasien Nyeri
Post Operasi Sectio Caesarea (Eklamsia). Politeknik Kesehatan Makassar, 12(2), 2087–2122.

Daftar Pustaka
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI
PROGRAM SARJANA TERAPAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
TAHUN 2023

Anda mungkin juga menyukai