PENDAHULUAN
sementara di rumah sakit swasta bisa lebih dari 305. Permintaan Sectio Caesarea
dalam Sriyanti, 2016). Selain itu menurut WHO prevalensi SC meningkat 46% di
Cina dan 25% di Asia, Eropa dan Amerika Latin (Sujata, 2014). Hal ini didukung
oleh Corso, et al (2017) yang menyatakan bahwa Sectio Caesarea menjadi salah
kejadian Sectio Caesarea di Indonesia menurut data survey nasional tahun 2007
kesehatan yang penting, jika tidak ditanggulangi bida menyebabkan kematian ibu
yang tinngi. Tragedi yang mencemaskan dalam proses reproduksi salah satunya
kematian yang terjadi pada ibu. Keberadaan seorang ibu adalah tonggak untuk
melalui SDKI 2012 AKI mengalami kenaikan yaitu menjadi 359/100.000 kelahiran
hidup. Perlu upaya keras apabila melihat target nasional menurut Sustinable
1
Menurut (Tritestuti, 2018) Persalinan adalah serangkaian kejadian yang
berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan,
disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan
lahir atau melalui jalan lain, berlangsung dengan bantuan atau tanpa bantuan
pembedahan dengan membuka dinding perut dan dinding uterus atau insisi trans
abdominal uterus, sehingga pasien akan merasakan rasa nyeri. Rasa nyeri
individu dapat berespon secara biologis dan perilaku yang menimbulkan respon
insisi pada dinding abdomen dan uterus. Tindakan SC disebabkan oleh 2 faktor
indikasi yaitu faktor ibu dan faktor janin. Faktor ibu antara lain panggul sempit
dan distosia mekanis. Faktor janin antara lain gawat janin, cacat atau kematian
inkompatibilitas rhesus, post mortem caesarean dan infeksi virus herpes (Forte,
2010).
Luka post Sectio Caesarea merupakan luka yang mambekas dan disebabkan
oleh bedah Caesar ketika wanita tidak dapat melahirkan secara normal. Proses ini
ditempuh karena adanya suatu hambatan untuk proses persalinan normal diantaranya
2
seperti lemahnya tenaga sang ibu untuk melahirkan, detak jantung bayi lemah, ukuran
sehingga menimbulkan kaku persendian, postur yang buruk, kontraktur otot, nyeri
persalinan dan nifas. Pada ibu post Sectio Caesarea diperbolehkan bangun dari
tempat tidur paling lama 24-48 jam setelah melahirkan. Untuk itu, anjurkan ibu
agar memulai mobilisasi dini dengan miring kiri dan kanan, duduk kemudian
2015).
luka post Sectio Caesarea dengan jumlah pasien sampel 30 orang ibu post operasi
Sectio Caesarea didapatkan hasil 96,0% yang melakukan mobilisasi dini proses
penyembuhan lukanya cepat dan 4,0% yang tidak melakukan mobilisasi dini
3
Hasil Riskesdas tahun 2013 menunjukkan kelahiran dengan metode
operasi Caesar sebesar 9.8% dari total 49.603 kelahiran sepanjang tahun 2010
sampai 2013. Sedangkan menurut Profil Kesehatan Indonesia (2014) jumlah ibu
persalinan 921.000 dari 4.039.000 persalinan atau sekitar 22,8%. Kasus Sectio
Caesarea adalah 40-80 tiap 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan menurut Profil
Kesehatan Aceh tahun 2013 jumlah persalinan dengan Sectio Caesarea yaitu
sebanyak 52,7%.
Kota Banda Aceh, diperoleh data pada tahun 2021 pasien post Sectio Caesarea
yang dirawat di Ruang Rawat Kebidanan Rumah Sakit Harapan Bunda Banda
Aceh pada bulan Agustus sampai Desember sebanyak 388 ibu post Sectio
Caesarea. Hasil wawancara dengan salah satu bidan didapatkan bahwa bidan
selalu menganjurkan semua pasien post operasi Sectio Caesarea untuk melakukan
mobilisasi dini. Namun, ada beberapa pasien yang tidak mengikuti anjuran dan
mengakibatkan kepulangan yang lebih lama dari pasien lain karena mengalami
infeksi pada luka. Hal ini selaras dengan kejadian infeksi pada bulan Agustus-
post operasi Sectio Caesarea tidak melakukan mobilisasi dini dengan alasan takut
4
Luka Operasi di Ruang Rawat Kebidanan Rumah Sakit Harapan Bunda Kota
penelitian ini adalah apakah ada “Hubungan Mobilisasi Dini Post Sectio
Rumah Sakit Harapan Bunda Kota Banda Aceh Tahun 2021 ?”.
1.3.2.1. Untuk mengetahui mobilisasi dini pada ibu post Sectio Caesarea
2021.
5
1.4. Manfaat penelitian
6
Sebagai bahan dokumentasi yang dapat menambahkan
akan datang.
7
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
1. Sectio Caesarea
1.1. Pengertian
guna melahirkan anak lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus.
Tindakan SC disebabkan oleh 2 faktor ibu dan faktor janin. Faktor ibu
antara lain panggul sempit dan distosia mekanis. Faktor janin antara
dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding
rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas
dinding uterus melalui depan perut atau vagina atau disebut juga
8
operasi sectio caesarea dilakukan untuk mencegah kematian janin
maupun ibu yang dikarenakan bahaya atau komplikasi yang akan terjadi
Adapun penyebab seksio sesaria yang berasal dari ibu yaitu ada
1.2. Indikasi
9
1.2.4. Toxemia gravidarum; mencakup preeklamsi dan eklamsi,
genitalis.
1.3. Komplikasi
1.3.1.2. Perdarahan
uteri.
10
Kemungkinan peristiwa ini lebih banyak ditemukan pada
%.
a. Pemberian cairan
b. Diet
11
Pemberian sedikit minuman sudah boleh diberikan pada 6-10
c. Nyeri
d. Mobilisasi
12
e. Kateterisasi
yang terpasang 24-48 jam atau lebih tergantung jenis operasi dan
keadaan pasien.
f. Pemberian obat-obatan
g. Perawatan rutin
1.4.1. Definisi
13
Menurut Majid, Muhammad & Umi (2011) Anestesi spinal
14
meliputi neuropati, prior spine surgery, nyeri punggung, penggunaan
yang luas seperti spinal anestesi tidak boleh diberikan pada kondisi
hipotensi berat.
cukup.
3) Sakit kepala pasca pungsi spinal, sakit kepala ini bergantung pada
2. Post partum
2.1. Pengertian
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Vivian, 2011).
15
Menurut Ahmad (2012) Masa nifas adalah 2 jam setelah lahirnya
postpartum adalah 2-6 jam, 2 jam sampai 6 hari, 2 jam sampai 6 minggu
16
Adapun peran dan tanggung jawab bidan pada masa nifas menurut
2.3.2. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
rasa nyaman.
17
2.4.1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan
2.5.1. Pengertian
dengan pasien bisa turun dari tempat tidur, berjalan ke kamar mandi
18
mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan cara
Semakin cepat bergerak itu semakin baik, namun mobilisasi dini harus
19
urin, mengembalikan aktifimas tertentu, sehingga pasien dapat
anaknya.
20
kedalaman pernafasan, meningkatkan ventilasi alveolar,
21
e. Meningkatkan kelancaran peredaran darah, dengan melakukan
metabolisme.
2.5.4. Kerugian Jika Tidak Melakukan Mobilisasi Dini Pada Ibu Post
Sectio Caesarea
22
yang post sectio caesarea, takut jahitan lepas bila bergerak, kelelahan
a. Pada saat awal 6-8 jam setelah operasi, pergerakan fisik dapat
b. 12-24 jam berikutnya atau bahkan lebih awal lagi badan sudah
23
berjalan disekitar kamar atau keluar kamar, misalnya ke toilet
2. Landasan Teori
merupakan suatu aspek yang terpenting pada fungsi fisiologis karena hal ini
mungkin berjalan.
atau adanya kegiatan yang dilakukan ibu setelah beberapa jam melahirkan
Oleh karena setelah mengalami secsio saesarea, seorang ibu disarankan tidak
malas untuk bergerak pasca operasi secsio sesarea, ibu harus mobilisasi cepat.
Semakin cepat bergerak itu semakin baik, namun mobilisasi dini harus tetap
pasien yang membaik. Pada pasien post operasi secsio caesarea 6 jam
24
pertama dianjurkan untuk segara menggerakkan anggota tubuhnya. Gerak
tubuh yang bisa dilakukan adalah menggerakkan lengan, tangan, kaki dan
2010).
dengan judul hubungan mobilisasi dini pada ibu post SC (Sectio caesarea)
dengan proses penyembuhan luka operasi diruang nifas Rumah Sakit Umum
Dewi Sartika Kota Kendari dengan hasil penelitian tidak ada hubungan secara
statistik antara mobilisasi dini post operasi dengan penyembuhan luka (p <
0.05).
3. Kerangka Teori
Faktor Luka
- Kontak fisik
- Edema
Faktor Lokal
- Sifat Injuri
- Adanya Infeksi
- Lingkungan
25
4. Kerangka Konsep
Proses Penyembuhan
Mobilisasi Dini Luka Operasi Sectio
Caesarea
Gambar 2. Kerangka Konsep
Keterangan
5. Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan antara mobilisasi dini post sectio caesarea (SC)
Ha : Ada hubungan antara mobilisasi dini post sectio caesarea (SC) dengan
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Rawat Kebidanan Rumah Sakit Harapan Bunda Kota Banda Aceh Tahun
dini post sectio caesarea (SC) dengan proses penyembuhan luka operasi
27
3.2.2. Waktu Penelitian
3.3.1. Populasi
ini adalah seluruh pasien yang telah menjalani post operasi Sectio
3.3.2. Sampel
28
Rumus :
= 68 sampel
Keterangan :
n = Sampel
N = Populasi
29
(Depkes,
2010)
2 Nutrisi Zat-zat gizi yang Observasi Lembar Ordinal a. Karbo
terdapat pada observasi hidrat,
makanan pasien vitami
pasca operasi n,
sectio caesarea miner
al dan
air
b. Karbo
hidrat,
vitami
n,
protei
n,
lemak
miner
al dan
air
c. Karbo
hidrat,
vitami
n,
lemak
dan
air
(Depkes,
2010)
3 Mobilisas Setelah menjalani Observasi Lembar Ordinal a. Kang
i dini operasi SC ibu Observasi dari 6-
mulai mobilisasi 8 jam
seja b. Lebih
dari 8
jam
(Depkes,
2012)
30
3.5. Instrumen Penelitian
ini meliputi:
3.5.1. Timbangan smic untuk mengukur berat badan dan tinggi badan
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa
yang ingin diukur. Sampel pada uji validitas dan reliabilitas berjumlah 68
Kebidanan Rumah Sakit Harapan Bunda Kota Banda Aceh (Hidayat, 2012).
referensi oleh peneliti. Hal ini menunjukkan bahwa semua item dalam lembar
31
3.7. Metode Pengumpulan Data
yang digunakan yaitu data yang diambil dari bagian rekam medik dan bagian
keperawatan rumah sakit Harapn Bunda Banda Aceh yang meliputi jumlah
pengambilan data.
32
3.9.2. Melakukan pengumpulan data sesuai dengan langkah-langkah
pengumpulan data.
kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Kalau ternyata masih ada
data atau informasi yang tidak lengkap, dan tidak mungkin dilakukan
pertanyaan.
33
dahulu menggunakan jenjang kategori (Notoatmodjo, 2010). Data yang
Keterangan :
P : Persentase
F : Frekuensi teramati
nutrisi, mobilisasi dini dan berat badan. Analisis ini dilakukan dengan uji
Keterangan :
: Nilai Chi-Square
𝞢 : Penjumlahan
34
0 : Frekuensi pengamatan untuk setiap kategori
dan Ha diterima yang berarti ada hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen. Sedangkan jika ρ > a (0,05), Ho diterima dan Ha ditolak yang
berarti tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen
(Notoatmodjo, 2012).
35