“ I ” DENGAN POST OP
SECTIO CAESARIA DI RUANG KEBIDANAN RSUD
PALEMBANG BARI TAHUN 2020
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui
Palembang,
Februari 2020
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sectio Caesaea (SC) adalah suatu cara untuk melahirkan
janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui
dinding depan perut (Naratif & Kusuma, 2015). Tindakan SC ini
dapat dilakukan apabila pasien memiliki beberapa indikasi yang
mengharuskan pasien dilakukan operasi SC. Indikasi mutlak
dilakukannya Sectio Caesaria adalah panggul ibu yang sempit,
plasenta previa, ruptut uteri, kelainan letak janin, gawat janin,
prolapse tali pusat, presentasi bokong, dan ibu memiliki riwayat
SC sebelumnya.
Operasi Sectio Caesarea dianggap sebagai cara melahirkan
yang baik, tidak menyusahkan bagi beberapa perempuan
meskipun diketahui bahwa tindakan ini masih terdapat bahaya.
Jumlah operasi Sectio Caesarea di dunia telah meningkat pada 30
tahun yang lalu 1 dari 12 persalinan diakhiri dengan bedah Sectio
Caesarea sekarang perbandingan ini adalah 1 dari 3 persalinan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Duma Sari
Lubis, M.Keb., persalinan Sectio Caesarea di Indonesia pada
tahun 2018 dari bulan Januari - Juni dengan indikasi sebesar 268
(75,1%), sedangkan persalinan sc tanpa indikasi sebesar 89
(24,9%).
Berdasarkan rekam medic RSUD Palembang Bari tercatat
mulai dari September 2019 hingga Februari 2020 terdapat 93
pasien yang melakukan operasi Sectio Caesarea atas indikasi
memiliki riwayat SC sebelumnya dari 383 pasien yang melakukan
operasi Sectio Caesarea. Setelah melalukan operasi Sectio
Caesarea, masa nifas tetap menjadi masa yang untuk
mendapatkan perhatian khusus terlebih terhadap luka bekas
operasi SC tersebut, oleh karena itu ibu nifas harus menjalani dan
menjaga kesehatan selama masa nifas
Menurut WHO (World Health Organization), di seluruh
dunia setiap menit seorang perempuan meninggal karena
komplikasi yang terkait dengan kehamilan, persalinan dan nifas.
Masa Nifas merupakan salah satu masa kritis bagi ibu dan bayi,
diperkirakan bahwa 60% kematian ibu terjadi setelah masa nifas
dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama.
Masa Nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi,
plasentaserta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali
organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang
lebih 6 minggu (Walyani & Purwoastuti, 2015).
Hal yang perlu diperhatikan selama masa nifas ini sendiri
adalah perdarahan dan infeksi. Perdarahan pada masa nifas dapat
terjadi karena uterus yang lembek dan adanya sisa plasenta yang
masih tertinggal dalam Rahim seorang ibu pasca melahirkan.
Sedangkan beberaapa infeksi yang biasa terjadi selama masa nifas
diantaranya adalah infeksi pada jahitan perenium dan infeksi pada
bekas luka persalinan secara Sectio Caesarea (SC).
Salah satu asuhan yang dapat diberikan oleh bidan guna
mengurangi angka infeksi pada masa nifas maka seorang bidan
dapat memberikan asuhan mengenai perawatan luka yaitu
mengganti perban pada bekas jahitan perenium dan juga bekas
luka Sectio Caesarea secara berkala agar tetap kering dan bersih.
Pada kasus yang dibahas kali ini, dimaksudkan untuk
memberikan asuhan ibu nifas kepada Ny. “I” dengan indikasi
memiliki riwayat section caesarea 2x pada persalinan
sebelumnya untuk melakukan perawatan penggantian perban
pasca operasi sectio ceasarea di RSUD Palembang Bari
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk
menjadikan perawatan bekas luka Post Op SC yaitu mengganti
perban luka secara berkala menjadi kasus yang penulis angkat
agar dapat menjadi edukasi bagi ibu nifas Post Op SC dan dapat
mengurangi angka infeksi pada masa nifas.
2. Batasan Masalah
3. Rumusan Masalah
Sectio Caesaria?
diganti?
4. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar dapat mengetahui bagaimana cara mengganti
perban pada ibu nifas Post Op Sectio Caesaria (SC)
dengan indikasi memiliki riwayat section caesarea 2x pada
persalinan sebelumnya Di RSUD Palembang Bari
2. Tujuan Khusus
a) Mampu mengumpulkan data pasien dengan tepat dan
benar sesuai indikasi yang dialami
b) Dapat melakukan penafsiran dengan data yang telat
didapat.
c) Mampu melakukan inditifikasi diagnosa atas kasus
tersebut sesuai data yang telah dikumpulkan
d) Mampu menginditifikasi masalah yang harus
dilakukan segera atau darurat atas kasus yang sedang
ditangani
e) Mampu merancang asuhan yang menyeluruh terhadap
asuhan yang akan diberikan
f) Mampu melaksanakan rancangan yang telah disusun
kepada pasien secara langsung
g) Mampu melakukan evaluasi terhadap tindakan dan
asuhan yang dilakukan terhadap pasien.
5. Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Selayang Pandang
poros Jakabaring.
a. Visi
Indonesia.
b. Misi
masyarakat.
c. Motto
kami.
d. Tujuan
mutu.
dibidangnya.
3. Sejarah
a. Sejarah Berdirinya
2003.
2008.
B.
BARI.
dr.Hj.Indah Puspita
BARI.
palembang BARI.
a. Fasilitas
5) Bedah Sentral
6) Rehabilitasi Medik
7) Radiologi 24 jam
9) Patologi Anatomi
11) Hemodialisa
15) Endoscopy
Kandungan
7) Poliklinik Saraf
1) Graha Eksekutif
1) Ambulance 118
2) Ambulance Bangsal
5) Mobil Jenazah
5) Perawatan Anak
6) Perawatan Bedah
7) Perawatan ICU
8) Perawatan Kebidanan
9) Perawatan Neonatus/Nicu/Picu
f. Pelayanan Penunjang
2) Instalasi Radiologi
5) Instalasi Gizi
6) Instalasi Laundry
11) Kasir
12) Hemodialisa
1) Puerperium din
Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah
diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
2) Puerperium intermedial
Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh
alatalat genetalia yang lamanya antara 6-8 minggu.
3) Remote puerperium
Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk
pulih dan sehat sempurna. Waktu untuk sehat sempurna bias
berminggu, bulanan atau tahunan.
1. Uterus
2. Lochea
Menurut Kemenkes (2016), lochea adalah ekskresi
cairan rahim selama masa nifas. Lochea mengandung darah
dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus.
Pemeriksaan lochea meliputi perubahan warna dan bau karena
lochea memiliki ciri khas: bau amis atau khas darah dan
adanya bau busuk menandakan adanya infeksi. Jumlah total
pengeluaran seluruh periode lochea rata-rata kira-kira 240–
270 ml.
6. Endokrin
Hormon Plasenta menurun setelah persalinan, HCG
menurun dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari
ke tujuh sebagai omset pemenuhan mamae pada hari ke- 3
post partum. Pada hormon pituitary prolaktin meningkat, pada
wanita tidak menyusui menurun dalam waktu2 minggu. FSH
dan LHmeningkatpada minggu ke-3. Lamanya seorang wanita
mendapatkan menstruasi juga dapat dipengerahui oleh factor
menyusui. Sering kali menstruasi pertama ini bersifat
anovulasi karena rendahnya kadar estrogen dan progesterone.
Setelah persalinan terjadi penurunan kadar estrogen yang
bermakna sehingga aktifitas prolactin juga sedang meningkat
dapat mempengaruhi kelenjar mammae dalam menghasilkan
ASI.
7. Kardiovaskuler
Pada keadaan setelah melahirkan perubahan volume
darah bergantung beberapa faktor, misalnya kehilangan darah,
curah jantung meningkat serta perubahan hematologi yaitu
fibrinogen dan plasma agak menurun dan Selama minggu-
minggu kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma, leukositosis
serta faktor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari
postpartum, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit
menurun dan faktor pembekuan darah meningkat.
Perubahan tanda-tanda vital yang terjadi masa nifas
a) Suhu badan Dalam 24 jam postpartum
Suhu badan akan meningkat sedikit (37,5 – 380C)
sebagai akibat kerja keras sewaktu melahirka, kehilangan
cairan dan kelelahan. Apabila dalam keadaan normal suhu
badan akan menjadi biasa. Biasanya pada hari ke-3 suhu
badan naik lagi karena adanya pembekuan ASI.
b) Nadi Denyut
Nadi normal pada orang dewasa adalah 60-80 kali
permenit. Denyut nadi setelah melahirkan biasanya akan
lebih cepat. Setiap denyut nadi yang melebihi 100x/menit
adalah abnormal dan hal ini menunjukkan adanya
kemungkinan infeksi.
c) Tekanan Darah
Tekanan darah biasanya tidak berubah. Kemungkinan
tekanan darah akan lebih rendah setelah ibu melahirkan
karena adanya perdarahan. Tekanan darah tinggi pada saat
postpartum dapat menandakan terjadinya preeklampsi
postpartum.
1) Taking In Period
Terjadi pada 1-2 hari setelah persalinan, ibu masih pasif dan
sangat bergantung pada orang lain, fokus perhatian terhadap
tubuhnya, lebih mengingat pengalaman melahirkan dan
persalinan yang dialami.
2) Taking Hold Period
Berlangsung 3-4 hari postpartum, ibu lebih berkonsentrasi
pada kemampuannya dalam menerima tanggung jawab
sepenuhnya terhadap perawatan bayi. Ibu menjadi sangat
sensitif, sehingga membutuhkan bimbingan dan dorongan
perawat untuk mengatasi kritikan yang
3) Letting Go Period
Dialami setelah ibu dan bayi tiba di rumah. ibu mulai secara
penuh menerima tanggung jawab sebagai “seorang ibu” dan
menyadari atau merasa kebutuhan bayi sangat bergantung
pada dirinya sendiri.
2. Ambulasi
4. Personal Hygiene
6. Seksual
C. Indikasi
A. Pra interaksi
B. Interaksi
a. Tahap orientasi
b. Tahap kerja
Tindakan yang dilakukan pada tahap ini adalah
mulai dari mencuci tangan, menggunakan alat pelindung
diri (APD), membersihkan luka operasi dengan Nacl,
sampai dengan tindakan terakhir yaitu merapikan pasien.
c. Tahap terminasi
d. Post interaksi
b. Menyerap eksudat.
1. Rubor
Rubor atau kemerahan yaitu hal pertama yang terlihat
ketika mengalami peradangan, saat reaksi peradangan
timbul terjadi pelebaran arteriola yang mensuplai darah ke
tempat peradangan. Sehingga darah lebih banyak mengalir
ke mikrosirkulasi lokal serta kapiler meregang dengan cepat
terisi penuh dengan darah. Keadaan yang serperti ini disebut
hyperemia yang menyebabkan warna merah lokal karena
peradangan akut.
2. Kalor
Kalor ini terjadinya bersamaan dengan kemerahan dari
reaksi peradangan akut, kalor disebabkan oleh sirkulasi
darah yang meningkat. Sebab darah yang memiliki suhu 37
derajat celcius akan disalurkan ke permukaan tubuh yang
mengalami radang lebih banyak dari pada ke daerah yang
normal.
3. Dolor
Pengeluaran zat seperti histamin atau bioaktif dapat
merangsang suatu saraf. Rasa sakit pula disebabkan oleh
suatu tekanan meninggi akibat pembengkakan jaringan yang
meradang.
4. Tumor
Pembengkakan disebabkan oleh hiperemi dan juga
sebagian besar ditimbulkan oleh pengiriman cairan serta
sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial.
5. Functio Laesa
Function laesa merupakan reaksi dari suatu peradangan,
tetapi secara mendalam belum diketahui mekanisme
terganggunya fungsi jaringan yang meradang.
L. Komplikasi
1. Infeksi Puerpuralis
M. Penatalaksanaan
1. Pemberian Cairan
Karena 24 jam pertama penderita puasa pasca operasi,
maka pemberian cairan perintavena harrus cukup banyak
dan mengandung elektrolit agar tidak terjadi hipotermi,
dehidrasi, atau komplikasi pada organ tubuh lainnya. Cairan
yang biasa diberikan biasanya DS 10% garam fisiologis dan
RL secara bergantian dan jumlah tetesan tergantung
kebutuhan. Bila kadar HB rendah diberikan tranfusi darah
sesuai kebutuhan.
2. Diet
Pemberian cairan perinfus biasanya dihentikan setelah
penderita flatus lalu dimulailah pemberian minuman dan m
akanan peroral. Pemberian minuman dengan jumlah yang
sedikit sudah boleh dilakukan pada 6-8 jam pasca operasi,
berupa air putih dan air teh.
3. Mobilisasi
Mobilisasi dilakukan secara bertahap meliputi :
a. Miring kanan dan kiri dapat dilakukan sejak 6-8 jam
setelah operasi
b. Latihan pernafasan dapat dilakukan pasien sambil tidur
telentang sedini mungkin setelah sadar.
c. Hari pertama post operasi, penderita dapat didudukan
selama 5 menit dan diminta untuk bernafas dalam lalu
menghembuskannya
d. Kemudian posisi tidur terlentang dapat diubah menjadi
posisi setengah duduk (semi fowler)
e. Selanjutnya selama berturut-turut, hari demi hari, pasien
dianjurkan duduk selama sehari, belajar berjalan, dan
,kemudian berjalan sendiri, dan pada hari ketiga pasca
operasi, pasien bisa dipulangkan.
4. Kateterisasi
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri
dan tidak enak pada penderita, menghalangi involusi uterus
dan menyebabkan pendarahan. Kateter biasanya terpasang
24-28 jam/ lebih lama lagi tergantung jenis operasi dan
keadaan pasien.
5. Pemberian obat-obatan
a. Antibiotic
Cara pemilihan dan pemberian antibiotic sangat
berbeda-beda setiap institusi
b. Analgetik dan obat untuk memperlancar kerja saluran
pencernaan
1) Supositoria : ketopropen sup 2× 24 jam
2) Oral : Tramadol tiap 6 jam atau Paracetamol
3) Injeksi : Penitidine 90-75 mg diberikan setiap 6 jam
bila perlu
c. Obat-obatan yang lain
Untuk meningkatkan vitalitas dan keadaan umum
penderita dapat diberikan caboransia seperti neurobian I
vit.c
6. Perawatan luka
Kondisi balutan luka dilihat pada 1 hari post operasi,
bila basah dan berdarah harus dibuka dan diganti.
7. Perawatan rutin
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan
adalah suhu, tekanan darah, nadi dan pernafasan.
B. Keselamatan Kerja
1) Pastikan langkah-langkah dilakukan secara benar dan
sisetematis
2) Tetap menjaga kesterilan alat dan bahan yang
digunakan
3) Jaga pivacy pasien, sehingga pasien betul-betul merasa
nyaman
4) Melakukan pencegahan infeksi dengan cara mencuci
tangan sebelum dan sesudah tindakan serta
menggunakan sarung tangan
5) Letakkan semua alat ditempat yang mudah dijangkau
C. Pekerjaan Klinik
Peralatan :
1. Handuk kering
2. Bak instrumen berisi :
a. Sepasang handscoon
b. 2 buah pinset
c. Kassa steril
3. Bengkok
4. Salep luka
5. Perlak
6. Selimut
7. Kom 1 buah
Bahan
1. Air bersih dan sabun cuci tangan
2. Plester
3. Larutan antiseptik/NaCl
4. Supratul
D. Prosedur Kerja
NO LANGKAH KERJA
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama ibu : Ny. I NamaSuami :Tn. A
Umur :35 tahun Umur :37 thn
Agama :islam Agama : Islam
Pendidikan :SMA Pendidikan : Diploma
Pekerjaan :IRT Pekerjaan :swasta
Suku Bangsa : Indonesia Suku Bangsa :indonesia
No HP : 08526715686 No HP : 0852178746724
Alamat : Jln. Tj. Duku 1 Rt 032/005 Talang Kelapa
Alang-alang Lebar.
3. Riwayat Kebidanan
a. Status perkawinan : Sah
Umur saat kawin : 19 tahun
Lamanya perkawinan: 6 tahun
b. Haid
menarche : 15 tahun
Teratur/tidak : Teratur
Siklus : 28 hari
sifat : Cair
Lamanya :7 hari
warna : Merah Kecoklatan
Banyak : 3x ganti pembalut
c. Riwayat kehamilan,persalinan, dan nifas yang lalu.
N Usia DitolongPenyulit TP Nifas/ Anak Keadaan
O Kehamilan
Oleh LaktasiJK BB PB
1 Aterm Dokter KPSW 2016 Baik LK 2900 49 Baik
2 Aterm Dokter KPSW 2018 Baik PR 2800 48
Baik
3. Aterm Dokter - 2020 Baik 3000
Baik
Jumlah pendarahan
Kala III : 150cc
Kala IV : 160 ccc
Plasenta : Lengkap
4. Data Kesehatan
a. riwayat penyakit yang diderita/pernah diderita:
TBC : Tidak pernah
Penyakit ginja : Tidak pernah
Malaria : Tidak pernah
Diabetes Militus : Tidak pernah
Hipertensi : Tidak pernah
AIDS : Tidak pernah
Peny.Jantung : Tidak pernah
Peny.Keamin : Tidak pernah
BAB
Frekuensi 2x sehari 2x sehari
Warna Kuning Kuning
Pemyulit Tidak ada Tidak ada
c. Istirahat &
Tidur 2 jam siang dan 8 jam 1 jam siang, dan
Malam 6 jam malam
d. Olahraga Jalan- jalan pagi Jalan-jalan pagi
e. Personal
Hygiene 2x sehari 2x sehari
Gosok gigi 2x sehari 2x sehari
Mandi 3x sehari 3x sehari
Ganti
pakaian
dalam
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik Umum
Keadaan umum : baik TB : 160 cm
Kesadaran :Composmentis BB : 55 kg
Tanda-tanda vital :
Nadi : 80x/m TD : 120/80mmHg
Suhu : 36,5o c RR :20 x/m
2. Pemeriksaan fisik khusus
a. Inspeksi
1) Kepala
Rambut : bersih, tidak mudah rontok, warna
hitam.
Mata : conjungtiva tidak anemis, skelera tidak
icterus
Hidung : Polip (-)
Mulut :caries gigi (+)
Muka : Oedema (-)
2) Leher : pembesaran kelenjar tiroid (-),pembesaran vena jungularis (-)
3) Payudara : Simetris, putting susu: Menonjol, colostrum (+)
4) Abdomen
Strie Livide/Albicsn : (+)
Linea Nigra : (+)
Luka bekas Operasi : (+)
Kelainan : (-)
5) Genetalia eksterna
Perineum : hematoma (-), oedema
(-)
Pengeluaran Secret Vagina :
Jenis : Serosa
Warna : Kecoklatan
Bau : Amis
6) Ekstremitas bawah
Tungkai simetris/tidak : Simetris
Oedema : Tidak Ada
Varises : Tidak Ada
Kelainan : Tidak Ada
b. Palpasi Abdomen
kontraksi uterus : Baik
konsistensi uterus : Baik
tinggi fundus uteri : 4 jari bawah pusat
involusi uterus : Baik
Kandung kemih : kosong
C. ANALISIS
1. Diagnosis : P3A0 post partum SC atas indikasi Riwayat SC 2x
2. Masalah : Ingin mengganti verban post SC 3 hari yang lalu .
D. PENATALAKSANAAN
1. menjelaskan keadaan umum ibu (baik) dengan tanda vital
Nadi : 80x/m TD : 120/80mmHg
Suhu : 36,5o c RR :20 x/m
TFU :4 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik
Evaluasi: Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
5. mengganti verban pada perut ibu dan melihat bekas luka operasi, hasil:
luka bekas operasi sudah kering dan bekas jahitan rapi.
Evaluasi : Ibu mengerti dengan penjelasan bidan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Masa nifas atau puerperium adalah periode setelah plasenta lahir
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil, berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari,
namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan (Gavi,
2016).
Berdasarkan pengkajian hari ke – 3 tanggal 6 Februari 2020
didapat data subyektif Asuhan Kebidanan yang diberikan kepada Ny.
“I” P3A0 Post SC atas indikasi Riwayat SC pada persalinan
sebelumnya pukul 09.00 WIB. Ny. “I” P3A0 umur 35 tahun, agama
Islam, bangsa Indonesia, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, alamat di
jalan Tj. Duku 1 RT 032/005 Talang Kepala, Alang-Alang Lebar Kota
Palembang Sumatera Selatan.
1. KESIMPULAN
Setelah melakukan asuhan kebidanan ibu nifas post
sectio caesarea pada kasus Ny.”I” dalam melakukan asuhan
penggantian perban berdasarkan prinsip dasar manajemen
kebidanan berupa SOAP. Maka, penulis dapat menyimpulkan
beberapa hal, yaitu:
a. Ny. “I” melahirkan anak ke tiga aterm tanpa riwayat abortus
secara sectio caesarea di RSUD Palembang Bari dibantu
dokter. Keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis,
Hasil pemeriksaan umum ; tekanan darah : 120/80 mmHg,
suhu : 37 ®c, pernapasan: 20 ×/m, nadi : 80 ×/m. TFU :4
jari bawah pusat, kontraksi uterus baik, involusi uterus:
baik, tidak ada infeksi pada luka operasi, lochea : rubra.
b. Diagnosa P3A0 post partum SC atas indikasi riwayat SC
dua kali
c. Perencanaan awal yang dilakukan pada Ny. “I” secara
menyeluruh yaitu : informed consent, observasi kala IV 2
jam pertama setelah pindah ke ruangan inap, memasang
infus RL 2 oksitosin, membantu ibu untuk melakukan IMD
setelah bayi di imunisasi hb0 dan vit.k, memberikan support
dan semangat kepada pasien untuk keberhasilan IMD
d. Penatalaksanaan setelah 3 hari operasi, perban ibu diganti
dengan perban anti basah. Dengan cara mencuci tangan
terlebih dahulu, kemudian memakai handscun, membuka
perban dengan bantuan pinset dan alcohol swab, lalu kaji
luka dengan melihat apakah ada infeksi dan darah, lihat dan
periksa luka dengan menekan kedua sisi atas dan bawah
untuk melihat jahitan rapat atau tidak, kemudian bersihkan
luka dengan larutan antiseptic, lalu pasang perban anti
basah agar memudahkan ibu untuk mandi dan beraktifitas
ketika pulang kerumah
e. Memberikan konseling pada Ny. “I” untuk melakukan
perawatan luka operasi yaitu dengan mencuci tangan
terlebih dahulu sebelum melakukan perawatan luka,
bersihkan luka dengan menggunakan kasa steril dan cairan
Nacl, oleskan sedikit salep menggunakan antibiotik jika
diperlukan dari anjuran dokter, menyarankan ibu agar tidak
beraktivitas yang berat dan hindari menggunakan pakaian
yang ketat.
2. SARAN
a. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan makalah yang kami susun ini dapat
memberikan informasi dan menambah ilmu pengetahuan
dan dijadikan sebagai referensi bagi mahasiswa Poltekkes
Kemenkes Palembang pada umumnya dan Jurusan
Kebidanan pada khususnya.
b. Bagi Lahan Praktik
Asuhan yang diberikan sudah cukup baik.
Diharapkan agar lahan praktik khususnya RSUD
Palembang Bari mampu mengedukasi pasien agar mampu
melakukan perawatan luka bekas operasi dirumah secara
mandiri.
c. Bagi Mahasiswa
Diharapkan kepada mahasiswa agar lebih baik
dalam menerapkan asuhan sesuai dengan standar pelayanan
kebidanan yang telah ditetapkan sebagai kewenangan bidan.
Serta diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan dalam asuhan kebidanan.
d. Bagi Pasien
Diharapkan kepada pasien agar lebih memiliki
kesadaran untuk memantau kesehatan dirinya dengan rutin
serta pentingnya melakukan pengawasan terhadap masa
nifas terutama kebersihan luka dan bagaimana
perawatannya.
DAFTAR PUSTAKA
Gavi. 2016. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Deepublish
Hardiana, 2016. Manajemen Asuhan Kebidanan Ibu Post Seksio
Sesarea (Sc) Hari Ke Ii Pada Ny.”M” Di Rskdia Pertiwi
Makassar Tahun 2016. https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8
&ved=2ahUKEwiNl4joxObnAhUryjgGHfbtCVIQFjAAegQIA
hAB&url=http%3A%2F%2Frepositori.uin-alauddin.ac.id
%2F4904%2F1%2FKTI
%2520HARDIANA_opt.pdf&usg=AOvVaw0h_yA3NZyBfTg
OUhfxCnq5 . Makassar : Fakultas Kedokteran Dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Diakses pada 13 Februari 2020.
ARRUZZ MEDIA
http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=6933
repository.poltekkes-denpasar.ac.id/2383/3/bab%202.pdf