Disusun Oleh :
Kelompok X
Gunarto
Bunnadi
Citra Permata Sari
Duri Puspita Sari
Eka Nadia
Giskha Mutiara
Mukhtar Lutfi
Nia Aprilia
Siti Muaisyah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat
sehingga berpengaruh pada lingkungan sekitar dan gaya hidup manusia yang tidak
teratur, perubahan ini juga berpengaruh pada kesehatan seseorang seperti kehamilan
dengan CPD atau panggul sempit untuk mengatasi kehamilan ini yaitu dengan
Seksio sesaria merupakan suatu perubahan yang dapat melahirkan anak lewat insisi
pada dinding abdomen dan uterus. Indikasi dilakukan seksio sesaria terdiri dari
indikasi absolut dan relatif. Indikasi absolut adalah keadaan yang membuat kelahiran
lewat jalan lahir tidak mungkin terlaksana seperti panggul sempit, tumor yang
menyumbat, sedangkan indikasi relatif yaitu kelahiran lewat vagina bisa terlaksana
tetapi keadaan tersebut bisa beresiko tinggi bagi ibu, anak ataupun keduanya.
sesaria adalah sekitar 10% sampai 15%. Dari semua proses persalinan dinegara-
negara berkembang dibandingkan dengan 20% di Britania raya dan 23% di Amerika
serikat, sedangkan Kanada pada tahun 2003 memiliki angka 21% untuk
Di Indonesia khususnya di rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, dari mulai tahun
1971 sampai dengan tahun 1975 yang dilakukan seksio sesaria sekitar 90%.
Sedangkan di Medan yaitu Rumah Sakit Dr. Pringadi, kelahiran seksio sesaria
2
Berdasarkan pencatatan dan pelaporan yang diperoleh dari catatan register diruangan
perawatan lantai I obstetri RSPAD Gatot Soebroto selama 3 bulan terakhir, terhitung
dari bulan april 2008 sampai dengan juni 2008 jumlah klien yang dirawat di
perawatan lantai I obstetri lantai dengan post partum sebanyak 487 orang.
Sedangkan klien yang dilakukan seksio sesaria sebanyak 82 orang (16,83%) dan
Dari berbagai masalah tersebut maka diperlukan peran perawat yang lebih
preventif yaitu mencegah supaya klien berhati-hati dalam beraktivitas, aspek kuratif
yaitu memberikan obat sesuai dengan program dan melakukan tindakan sesuai
rencana keperawatan, dan aspek rehabilitatif yaitu melakukan perubahan posisi yang
pada klien post seksio sasaria dengan CPD atau panggul sempit dengan
B. Tujuan Penulis
1. Tujuan Umum
pada klien post seksio sesaria dengan indikasi CPD atau panggul sempit diruang
keperawatan.
3
2. Tujuan Khusus
indikasi CPD.
b. Mampu menganalisa data yang ditemukan pada klien post seksio disaria
indikasi CPD.
CPD.
CPD.
CPD.
dan kasus
proses keperawatan.
C. Ruang Lingkup
Penulisan makalah ini merupakan pembahasan Asuhan Keperawatan pada klien Ny.
I dengan post seksio sesaria dengan indikasi diruang perawatan lantai I Obstetri
RSPAD Gatot Soebroto yang dilaksanakan pada tanggal 6-8 Agustus 2008 selama
3 hari.
4
D. Metode Penulisan
dan teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dengan cara wawancara,
angket, observasi dan pemeriksaan fisik. sumber data adalah primer yaitu
diperoleh langsung dari klien sedangkan data sekunder diperoleh dari keluarga,
dengan Asuhan Keperawatan pada klien dengan post seksio sesaria tanpa
indikasi.
E. Sistimatika Penulisan
Bab Satu : pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup,
metode penulisan, dan sistimatika penulisan. Bab Dua : tinjauan teori yang terdiri
perencanaan. Bab tiga : tinjuan kasus terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan,
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
Pada bab ini penulis akan menguraikan tinjuan teori asuhan keperawatan pada klien
A. Pengertian
Seksio sesaria adalah Suatu tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat badan
diatas 5000 gram, melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. ( intact ).
( Sarwono Prawihardjo.)
Seksio sesaria adalah proses persalinan dengan melalui pembedahan dinding irisan
bayi (www.indomedia.com.2007)
Seksio sesaria adalah alternatif dari kelahiran vagina bila keamanan ibu dan janin
Dari ketiga pengertian diatas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa seksio
sesario adalah perubahan untuk melahirkan janin melalui insisi dinding abdomen dan
dinding uterus dan merupakan salah satu alternatif dari kelahiran bila keamanan ibu
6
CPD atau panggul sempit adalah keadaan dimana kepala bayi atau ukuran tubuh bayi
lebih besar daripada luas panggul ibu sehingga dalam proses persalinan, bayi tidak
CPD atau panggul sempit adalah keadaan dimana conjungata vera kurang dari 10 cm
Dari kedua pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa seksio sesario adalah
perubahan untuk melahirkan janin melalui insisi dinding abdomen dan dinding
uterus dan merupakan salah satu alternatif dari kelahiran bila keamanan ibu dan
janin terganggu.
B. Patofisiologi
Seksio sesario merupakan suatu perubahan yang dapat melahirkan anak lewat insisi
pada dinding abdomen dan uterus. Indikasi saksio sesaria terdiri dari indikasi absolut
dan relatif . Dimana absolut adalah keadaan yang membuat kelahiran lewat jalan
lahir tidak mungkin terlaksana seperti panggul sempit, Tumor yang menyumbat dan
indikasi relatif adalah kelahiran lewat vagina bisa terlaksana tetapi keadaan tersebut
Tipe operasi seksio sesaria dapat dilakukan melalui seksio sesaria transperitonealis
menjahit luka lebih mudah, menutup luka dengan repetonialisasi yang baik,
7
overloping dari peritonoel flep baik untuk menahan penyebaran dan isi uterus
Kerugiannya adalah luka bisa melebar kiri dan kanan mampu kebawah sehingga
cepat, dan sayatan bisa diperpanjang secara proximal dan distal. Kerugiannya
repetonealisasi yang baik dan untuk persalinan berikutnya sering terjadi reptur
uteri spontan.
komplikasi yaitu puerperal dimana komplikasi ini bersifat ringan atau berat
seperti peritonitis, sepsis dsb. Pendarahan bisa banyak timbul pada waktu
pembedahan jika cabang arteri uterina ikut terbuka dan keluhan kandung kemih
bila repritonialisasi terlalu tinggi. Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak
ialah kurang kuatnya perut pada dinding uteri, sehingga berkaitan berikutnya bisa
terjadi reptur uteri. Partus lama ketuban pecah dini dapat terjadi infeksi
8
C. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada klien post seksio sesaria terdiri dari penatalaksanaan medis
kebutuhan.
d. Ukur TTV setiap 15 menit selama 1-2 jam atau sampai klien stabil.
j. Kaji bunyi napas, bising usus, tanda homans, elminasi urine dan defekasi.
9
D. Pengkajian
1. Pengkajian dasar data klien. Tinjau ulang catatan pranatal dan intra operatif dan
3. Integritas Ego
Dapat menunjukkan prosedur yang diantisipasi sebagai tanda kegagalan dan atas
kehamilan ).
6. Keamanan
ginjal, atau jantung, infeksi, asenden, trauma abdomen, pranatal, prolaps tali
pusat, distres janin, ancaman kelahiran janin prematur, presentasi dukung dengan
versi sefalik eksternal yang tidak berhasil, ketuban telah pecah selama 24 jam
7. Seksualitas
10
CPA, kehamilan multiple atas gestasi. Melahirkan sesaria sebelumnya bedah
uterus servik sebelumnya, tumor atau Neoplasma yang menghambat pervis atau
janin lahir.
8. Pemeriksaan diagnostik
perubahan dari keadaan praoperasi dan mengevaluasi efek kehilangan darah pada
pendarahan.
Test stress kontraksi atau tes nonstress yaitu mengkaji respon janin terhadap
Penentuan elektronik kontiniu yaitu memastikan selalu janin atas aktivitas uterus.
E. Diagnosa Keperawatan
11
2. Ansietas b.d krisis situasi, ancaman pada konsep diri, transmisi atau kontak
3. harga diri rendah situasional b.d merasa gagal dalam pristiwa kehidupan.
8. Risiko tinggi terhadap pertukaran gas b.d perubahan aliran darah ke plasenta.
9. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d penurunan aliran balik
F. Perencanaan
sebagai berikut :
Dx I : Nyeri (akut) b.d peningkatan / kontraksi otot yang lebih lama, reaksi
psikologis.
Kriteria Evaluasi :
12
Perencanaan :
1) Kaji lokasi , sifat dan durasi nyeri, khususnya saat berhubungan dengan
Dx 2 : Ansietas b.d krisis situasi, acaman pada konsep diri transmisi atau kontak
interpersonal.
Kriteria evaluasi :
Perencanaan :
3) Berikan informasi antara klien atau pasangan dengan bayi sesegera mungkin.
13
Dx 3 : harga diri rendah situasional b.d merasa gagal dalam pristiwa kehidupan.
Kriteria hasil :
Perencanaan :
Kriteria evaluasi :
Perencanaan
5) Bantu pengubaan posisi untuk anestesi ( sokong kaki bila pindah ke brankar )
14
Dx 5 : Risiko tinggi terhadap infeksi b.d prosedur invasif, insisi pembedahan,
Kriteria evaluasi :
Perencanaan :
5) Kolaborasi untuk dapatkan kultur darah, vagina, dan plasenta sesuai indikasi.
Kriteria evaluasi :
Perencanaan :
15
4) Berikan ruang pribadi untuk pasangan sebelum pembedahan / waktu
menyendiri.
Kriteria evaluasi :
Perencanaan :
Dx 8 : Risiko tinggi terhadap pertukaran gas b.d perubahan aliran darah ke plasenta.
Kriteria evaluasi :
Perencanaan :
1) Perhatikan adanya variabel deselerasi perubahan posisi klien dari sisi ke sisi
16
2) Lanjutkan pemantauan DDJ, perhatikan perubahan denyut per denyut atau
5) Pantau respon jantung janin untuk obat praoperasi atau anastesi regional.
Dx 9 : Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d penurunan aliran balik
Kriteria evaluasi :
Perencaan :
indikasi dan lakukan penginfusan I.V ,larutan elektrolit berikan bolus sesuai
indikasi.
Kriteria evaluasi :
17
1) Mengungkapkan pemahaman tentang kebutuhan untuk meningkatkan tingkat
aktivitas.
2) Tampak rileks.
Perencanaan :
sensori.
secara bijak.
4) Libatkan klien / pasangan dalam percakapan dalam ruang operasi atau diam,
lingkungan.
G. Implementasi
merupakan pengelolaan dan perwujutan dari rencana tindakan keperawatan yang telah
disusun pada tahap perencanaan, tindakan keperawatan pada klien dapat berupa
18
Dalam pelaksanaan tindakan langkah – langkah yang dilakukan adalah mengkaji
bantuan yang diberikan serta menetapkan strategi tindakan yang dilakukan pada
pasien dan repon pasien harus didokumentasikan dalam catatan keperawatan. Dasar
Waktu tindakan dilakukan, tindakan dan respon klien serta diberi tanda tangan
H. Evaluasi.
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang berguna untuk
mengukur seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan tercapai berdasarkan standar
atau kriteria yang telah ditetapkan . Evaluasi adalah aspek penting dalam proses
obyektifitas realitas dan validasi dapat dipertahankan agar keputusan yang diambil
tepat.
Evaluasi keperawatan ada dua macam yaitu evaluasi formatif ( proses ) yaitu evaluasi
dilakukan untuk mengukur sejauh mana pencapaian tujuan yang ditetapkan dan
19
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 6 Agustus 2008 pukul 10.00 wib. Klien masuk
perawatan lantai I obstetri pada tanggal 04-08-2008 pukul 09.00 wib. Dengan
1. Identitas klien
Klien bernama Ny. N umur 32 thn, suku bangsa Bali, agama Hindu, pendidikan
SMA, pekerjaan ibu rumah tangga, klien menikah dengan Tn. I umur 36 tahun
suku bangsa Bali, agama Hindu, pendidikan SMA, pekerjaan TNI AD, klien
2. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan utama
Keluhan utama klien saat ini adalah klien mengeluh terasa nyeri pada daerah
tusuk.
20
b. Riwayat menstruasi
Klien menarche umur 14 tahun, siklus haid 28-30 hari. Banyaknya normal (3
sesario, jumlah pendarahan 200 cc, jenis janin bayi perempuan, BB : 3650
gram, panjang 52 cm, apgar score menit I adalah 9 dan menit V : 10.
d. Riwayat obstetri
Pada saat ini klien Post partus hari pertama, A0, anak hidup 2, anak pertama
laki-laki, BBL 5000 gram, panjang badan 54 cm, lahir secara bantuan (SC),
penolong adalah dokter, tidak ada kesulitan dalam persalinan. Saat ini anak
berusia 4,5 tahun dalam keadaa sehat. Anak ke 2 klien seorang perempuan,
saat lahir berat badan 3650 gram, panjang 52 cm, lahir secara seksio sesaria
penolong adalah dokter, tidak ada kesulitan dalam persalinan, saat ini bayi
e. Riwayat KB
Klien menggunakan KB jenis suntikan sejak Juli 2004, masalah yang terjadi
adalah saat anak pertama, air susu yang keluar sedikit. Rencana yang akan
21
f. Riwayat imuniasi TT
36 tahun 32 thn
Sehat
Sehat
Keterangan :
: laki-laki sehat
: perempuan sehat
: Meninggal
: Klien
: hubungan persaudaraan
: tinggal serumah
: hubungan perkawinan
Berdasarkan data keluarga tidak ada penyakit keturunan pada keluarga Ny. N
maupun Tn. I.
22
3. Riwayat kebiasaan sehari-hari sebelum dirawat dan saat ini
a. Pola nutrisi/cairan
Frekunsi makan 3 x/hari, jenis makanan nasi + lauk sayuran, selera makan
baik, muntah tidak ada, tidak ada alergi terhadap makanan, tidak ada
sebelum hamil 75 kg. Saat ini tidak ada perubahan dalam hal makan hanya
porsi dan jenis makanan dirumah dan rumah sakit yang membedakan. Klien
biasa minum air putih 2 liter/hari, saat dirumah sakit tidak ada perbedaan.
b. Pola eliminasi
tidak ada, penggunaan laksatif tidak, keluhan saat BAB tidak ada. Saat
dirumah sakit hanya perbedaan saat buang air dibantu oleh keluarga,
2) BAK frekuensi 1-3 kali / hari, karakteristik urin kuning , tidak ada
keluhan saat BAK. Saat di Rumah sakit hari I-II setelah post op klien
c. Personal Hygene
Frekunsi mandi 2x/hari, menggunakan sabun, oral hygene 2x/hari, pagi sore,
cuci rambut 3x/minggu, menggunakan sampo. Saat di rumah sakit klien baru
1x dicuci oleh keluarga menggunakan air hangat, waktu pagi, oral Hygene
pagi-sore.
23
d. Pola aktivitas istirahat dan tidur
Klien bekerja sebagai ibu rumah tangga, waktu kerja tiap hari, lama bekerja
adalah kerja berat. Aktifitas waktu luang jalan-jalan, keluhan saat aktivitas
tidak ada, klien mandiri pada beraktivitas, tidur siang 1 jam/hari, sebelum
tidur berdoa. Saat di Rumah sakit klien tidak dapat beraktivitas dalam kondisi
tidak memungkinkan, tidur siang 1-2 jam, kebiasaan sebelum tidur berdoa.
f. Pola seksualitas
g. Riwayat psikososial
Kesiapan mental ibu baik, cara mengatasi stress adalah makan, klien tinggal
dengan suami, peran dalam keluarga adalah ibu rumah tangga, klien sanggup
kesehatan klien.
24
h. Status sosial ekonomi
4. Pemeriksaan Fisik
Nadi 84x/mnt, irama teratur, TD 110/80 mmHg, suhu 36 oC. Tidak ada
distensi vena jugularis kanan dan kiri, warna kulit kemerahan, pengisian
kapiler 1detik, tidak ada edema, tidak ada kelainan buyi jantung dan tidak
sakit dada, konjungtiva anemis, sklera anikterik, tidak ada riwayat hipertensi
b. Sistem pernafasaan
Jalan napas klien bersih, tidak sesak, respirasi 20x/menit, tidak batuk, irama
c. Sistem pencernaan
Mulut bersih, tidak ada caries, tidak stomatitis, gigi palsu tidak ada, klien
muntah saat di RR, isi cairan dan bening, nafsu makan baik, tidak ada rasa
perih diperut, daerah perut bawah terasa nyeri pada daerah operasi,
25
d. Neurosensori
Klien tidak menggunakan kaca mata, tidak menggunakan alat bantu dengar,
e. Sistim endokrin
f. Sistem urogenital
BAK tidak terhitung dan terkontrol, tidak sakit bila BAK, tidak ada distesi
kandung kemih, kateter tarpasang sejak tanggal 5 Agustus 2008, warna urine
Warna kulit baik, warna kemerahan, keadaan kulit baik, kulit kusam/kotor,
rabut kotor/kusam, tidak ada kesulitan pada persendian, tapi sulit bergerak
karena ada luka bekas operasi dan pemasangan alat invasif (infus + kateter),
5555 5555
tidak tremor, kekuatan otot dan tidak ada deformitas
5555 5555
ekperted, kolostrum sudah keluar, sumbatan ASI tidak ada, pemberian asi 24
jam setelah bayi lahir, pembengkakan tidak ada namun sedikit nyeri, tidak
26
i. Perut dan abdomen
Tinggi fundus uteri 2 jari di bawah pusat, kontraksi baik, terdapat luka
nyeri seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 6, tidak ada tanda-tanda infeksi pada
j. Anogenital
Terdapat lochea rubra, warna merah, 3x ganti pembalut, bauh khas, episitomi
5. Pemeriksaan penunjang
Hasil lab tanggal 5 Agustus 2008 : HB 11,4 g/dl, HT 64 %, Erit 4,6 jt/ul,
Leukosit 11.900 /ul, Tromb 91.000 /ul, MCV 79 fl, MCH 25 pg, MCHC 32 g/dl,
Hasil USG tanggal 29 Juli 2008: janin tunggal hidup, persentase kepala.
6. Penatalaksanaan (Medis)
1. Cefotaxime 3 x 1 gram
3. Sangobiad 2 x 1 tablet
4. Tramadol 3 x 1 gram
5. amoxilin 3 x 500 mg
27
7. Resume
Klien bernama Ny. N umur 32 tahun masuk perawatan lantai I obstetri RSPAD
Gatot Soebroto pada tanggal 4 Agustus 2008 pada pukul 10.00 wib melalui poli
kebidanan dengan Dx medis G2.P1.A0 H 38 minggu, TPKTH susp. CPD BSc 1x.
Klien dibawa ke OK dan dilakukan operasi SC pada pukul 08.00 WIB. Jumlah
perdarahan 200 cc. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan luka operasi pada perut
3650 gram, panjang 52 cm, jumlah pendarahan 200 cc, TTV TD 120/80 mmHg, N :
88x/m, RR : 20x/menit, Sh : 36,2 0C. Infus terpasang pada tangan kiri dengan RL 20
tts/menit, klien terpasang kateter, masalah yang ditemukan setelah operasi adalah
nyeri, risiko infeksi. Tindakan yang sudah dilakukan adalah mengajarkan teknik
relaksasi napas dalam bila nyeri timbul hasil klien dapat mengungkapkan
pemahamannya, pemantauan luka operasi Hasil luka bersih tidak ada rembesan
360C. Tindakan kolaborasi klien mendapatkan amoxilin 3 x 500 mg, as. Mef 3 x 500
mg, sangobiad 1 x 1 tablet. Dari ke 2 masalah yang didapatkan pada kasus Ny. N
28
8. Data Fukus
Data subjektif
Data objektif
29
9. Analisis Data
- TTV TD 110/80mmhg,
N= 84x/m , RR = 20x/mt,
Suhu = 360c
cm melintang.
pemasangan tidak
merah/bengkak.
- TTV TD 120/80mmhg N=
30
88x/m RR = 20x/m
Sh = 360c.
rembesan darah
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri b.d terputusnya kontinuitas jaringan sekunder akibat luka operasi /tindakan
pembedahan.
2. Risiko infeksi b.d masuknya M.O sekunder terhadap tindakan operasi dan
tindakan pembedahan.
Kriteria hasil :
31
b. TTV dalam batas normal (Td 110 / 70 – 120 / 80 mmHg, N = 80x/m, RR 18-20
x.menit, Sh = 36-370c
Intervensi :
Pukul 10.00 wib mengukur tanda-tanda vital hasil TD 110/80mmhg, N = 84x/ menit,
RR = 20 x/menit Sh = 36 0c. Pukul 11.00 wib mengkaji skala nyeri hasil skala nyeri
6, pukul 11.05 wib mengajarkan teknik relaksasi napas dalam untuk mengatasi nyeri.
Hasil klien dapat melaksanakannya dengan cara menarik nafas dalam secara
perlahan dan menahan selama 1-2 menit lalu lepas perlahan dan seterusnya. Pukul
12.00 wib memberikan obat as. mef 1 x 500 mg peroral sesuai program hasil obat
masuk peroral.
Pukul 08.00 wib memberikan obat as. Mef 1 x 500 mg peroral sesuai program hasil
obat masuk per oral. Pukul 08.10 wib mengukur tanda vital hasil TD 130/80 mmhg,
Mef 1 x 500 mg peroral sesuai program hasil obat masuk per oral. Pukul 12.30 wib
32
Tanggal 8 Agustus 2008
Pukul 08.00 wib memberikan obat as. Mef 1 x 500 mg peroral sesuai program hasil
obat masuk per oral. Pukul 08.10 wib mengukur tanda vital hasil TD 120/80 mmhg,
Mef 1 x 500 mg peroral sesuai program hasil obat masuk per oral. Pukul 12.30 wib
Evaluasi :
O = Klien tampak rileks, klien sudah bisa jalan-jalan sekitar tepat tidur dan keluar
Kriteria hasil :
33
e. TTV dalam batas normal (TD: 110/70 – 120/80 mmHg, N= 80 x/menit, RR : 18-
20 menit Sh = 36-370C)
Intervensi :
b. Lakukan perawatan luka operasi hari ke 3 setelah dengan teknik spetik aseptik
Implementasi
x/menit, Sh= 360c. Pukul 09.00 wib mengobservasi daerah pemasangan infus dan
kateter hasil tidak terdapat tanda-tanda infeksi seperti merah, bengkak, panas dan
nyeri . pukul 12.00 wib memberikan obat amoxilin 1x500mg peroral sesuai program
hasil obat masuk peroral. Pukul 12.30 wib uff infus dan kateter. Hasil infus dan
Pukul 08.00 wib memberikan obat amoxilin 1 x 500 mg peroral sesuai program hasil
obat masuk peroral. Pukul 08.10 wib mengukur tanda-tanda vital hasil TD 130/80
amoxilin 1 x 500 mg peroral sesuai program hasil obat tidak ada tanda-tanda alergi.
34
Tanggal 8 Agustus 2008
Pukul 08.00 wib memberikan obat amoxilin 1 x 500 mg peroral sesuai program hasil
obat masuk peroral. Pukul 08.00 wib mengukur TTV hasil TD 120/80mmhg, N =
80x/m, RR 20x/m, Sh =360C Pukul 09.00 wib melakukan perawatan luka operasi
dengan teknik septik aseptik dengan menggunakan Nacl 0,9% + zalp Garamicyn dan
dibalut dengan tegaderm hasil luka bersih tidak terdapat pus,tidak ada tanda-tanda
infeksi. pukul 12.00 wib, memberikan obat amoxilin 1 x 500 mg peroral sesuai
Evaluasi :
O = Luka bersih tidak ada pus, tidak bengkak dan tidak merah leukosit 9.200. TTV
35
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan yang ada pada teori dan yang
terdapat pada kasus serta menganalisa faktor penghambat dan faktor pendukung serta
alternatif pemecahan masalah dalam memberikan asuhan keperawatan yang dimulai dari
A. Pengkajian
Pada sistem sirkulasi pada klien didapatkan hipertensi, sedangkan pada kasus tidak
didapatkan karena klien tidak ada kelainan dalam kehamilan seperti adanya diabetes,
penyakit ginjal, penyakit jantung ataupun infeksi asenden. Dalam teori pada
integritas ego bisa dikatakan antisipasi adanya tanda-tanda kegagalan atau refleksi
negatif sebagai kemampuan sebagai wanita misalnya marah atau menarik diri,
Sedangkan pada kasus tidak ditemukan dan klien sangat tenang dan gembira atas
pemeriksaan darah lengkap dan USG abdomen, karena klien tidak ada indikasi lain
dalam kehamilan saat pengkajian penulis tidak mengalami hambatan karena klien
36
B. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang ada pada teori adalah 10 sedangkan pada kasus hanya
ditemukan 2 diagnosa keperawatan. Dx keperawatan yang ada pada teori tapi tidak
1. Ansietas b.d krisis situasi ancaman pada konsep diri, transisi atau kontak
interpersonal, Dx ini tidak diangkat karena pada saat pengkajian klien tidak
mengalami ansietas karena kebutuhan klien telah dipenuhi oleh keluarga dan
perawat.
2. Risiko tinggi terdapat harga diri rendah situasional b.d merasa gagal dalam
6. Risiko tinggi terhadap pertukaran gas b.d perubahan aliran darah ke plasenta.
7. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d penurunan aliran balik
37
Sedangkan yang ada dalam teori dan ditemukan dalam kasus yaitu :
C. Perencanaan
ditemukan dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi klien. Pada perencanaan pada
teori penyusunan perencanaan tidak menunjuk pada waktu sedangkan pada kasus
tidak ada karena setiap rencana disusun berdasarkan kondisi dan kebutuhan dasar
klien.
D. Pelaksanaan
Pelaksanaan dapat dilakukan berdasarkan rencana yang teleh disusun namun tidak
semua rencana dilakukan oleh penulis sesuai rencana karena keterbatasan waktu
sehingga dinas sore dan malam yang dapat melanjutkan rencana penulis semua
E. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan berdasarkan tujuan dan kriteria yang ditulis dalam rencana
38
tindakan dari ke 2 diagnosa keperawatan setelah dievaluasi semua diagnosa dapat
teratasi berdasarkan rencana yang telah dibuat, penulis tidak mendapatkan hambatan
dalam melaksanakan evaluasi sedangkan faktor pendukung klien, keluarga, tim kes
39
BAB V
PENUTUP
Setelah penulis membahas kesenjangan antara teori dan kasus maka pada bab ini penulis
akan menyimpulkan asuhan keperawatan yang diberikan kepada Ny. N dan saran.
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
Pada pengkajian ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus pada sirkulasi,
integritas ego, dan pada pemeriksaan penunjang dimana kesenjangan ini sangat
dipengaruhi oleh respon klien yang sangat berbeda-beda satu dengan yang lain.
2. Diagnosa keperawatan
jiwa, keluhan utama, dan sesuai dengan kebutuhan dasar klien dimana pada teori
3. Perencanaan
SMART.
4. Implemantasi
40
Tindakan dilakukan sesuai dengan rencana yang telah disusun secara sistematis
sudah lengkap.
5. Evaluasi
dilakukan baik yang formatif maupun sumatif dan dokumentasinya harus jelas.
Dari kedua masalah pada kasus semua teratasi, misalnya : nyeri sudah teratasi
B. Saran
1. Untuk klien agar tetap mempertahankan personal hygiene, terutama pada daerah
luka operasi agar tidak terjadi infeksi dan rajin kontrol sampai luka sembuh total.
3. Untuk keluarga klien agar selalu memberikan dorongan kepada klien untuk rajin
4. Untuk klien agar selalu memperhatikan pola makan dan meningkatkan gizinya
41
DAFTAR PUSTAKA
Tucker, Susan Martin. ( 1998 ). Patient Care Standards. Edisi 5. ( Yamin Asih,
1992)
42
43