Anda di halaman 1dari 23

EFEKTIVITAS MOBILISASI DINI TERHADAP

PENYEMBUHAN PASIEN PASCA SEKSIO SESAREA DI


RUANGAN KEBIDANAN RSUD KAREL
SADSUITUBUN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Ujian Sarjana


Pada program studi Sarjana Kebidanan

DORA LAISOKA
220606333
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , yang telah melimpahkan Rahmat
dan karunia Nya ,sehingga penulis dapat menyelasaikan Laporan proposal Skripsi yang berjudul
Efektifitas Mobilisasi dini Terhadap Penyembuhan Pasien Paska Seksio Sesarea di Ruangan
Kebidanan RSUD Karel Sadsuitubun ,,Dalam penyusunan Laporan ini Penulis banyak Mendapat
dukungan dari berbagai pihak pelaksanaan baik secara moral maupun mateteril.,Untuk itu penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak KhairulWalid,SKM,MPd Ketua YayasanAbdi Nusantara Jakarta


2. Ibu Lia Idealistiana SKM,SST,MARS,Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi
Nusantara Jakarta
3. para Dosen Pengampu Mata Kulia Penelitian Kebidanan yang telah memberikan
ilmumunya dan membimbing dan mengarahkan penulis Menyusun laporan ini

Dalam penulisan laporan ini penulis mengharapkan Kritik dan saran yang bersifat membangun

Untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Langgur,10 juli 2023

penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Menurut Word Health Organization (WHO) angka persalinan dengan

metode seksio sesarea cukup besar yaitu sekitar 10% sampai 15% dari semua

proses persalinan (WHO, 2016). Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan

bahwa persalinan dengan bedah caesar adalah sekitar 10 - 15% dari semua

proses persalinan di negara-negara berkembang. Berdasarkan Riskesdas tahun

2013, presentase persalinan dengan seksio sesarea di Indonesia masih besar yaitu

9,8%.

Seksio sesarea adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi

pada dinding abdomen dan uterus (Oxom, 2010). Resiko melahirkan dengan

metode seksio sesarea memiliki resiko kematian ibu 4-6 kali lebih besar

daripada melahirkan secara pervaginam. Selain itu dampak dari persalinan

seksio sesarea juga cukup banyak diantaranya mengganggu proses menyusui,

mendapatkan luka operasi yang cukup panjang. Luka operasi akibat seksio

sesarea harus mendapatkan penanganan yang baik, untuk mencegah

kemungkinan terjadinya infeksi. Seringkali ibu membatasi pergerakan

tubuhnya karena adanya luka operasi sehingga proses penyembuhan luka dan

pengeluaran cairan atau bekuan darah kotor dari rahim ibu akan terpengaruh

(Bobak, 2016).

Luka operasi post seksio sesarea merupakan jenis luka pembedahan yang

beresiko besar terjadinya perdarahan dan infeksi, tidak jarang prosedur yang

tidak steril selama pembedahan atau setelah pembedahan dapat berakibat


infeksi dan komplikasi yang lebih fatal. Komplikasi yang dapat terjadi salah satunya trombosis

vena (Prawihardjo, 2020). Mobilisasi dini atau gerakan sesegera mungkin bisa mencegah

aliran darah terhambat. Hambatan aliran darah bisa menyebabkan terjadinya trombosis vena

dalam dan menyebabkan infeksi. Mobilisasi dini adalah suatu upaya untuk mempertahankan

kemandirian sedini mungkin dengan cara membimbing penderita untuk mempertahankan

fungsi fisiologis (Bobak et al, 2015).

B. Rumusan Masalah

1. Tingginya prevalensi seksio sesarea di Indonesia sebesar 9,8% dan di

RSUD Karel Sadsuitubun sebanyak 358 kasus pada tahun 2022. Kejadian

dehisense yang meningkat di RSUD Karel Sadsuitubun pada tahun 2022

( periode Januari-desember 2022 ) sebesar 38% membuat peneliti tertatrik

untuk melakukan upaya untuk menurunkan insiden dehisense melalui

pemberian mobilisasi dini pada 6 jam pertama post seksio sesarea .

2. Dampak nyeri luka operasi seksio sesarea yang cukup lama sehingga

mengganggu proses penyembuhan luka, aktivitas ibu, proses menyusui.

3. Penggunaan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk dilakukan

mobilisasi dini pada seksio sesarea dilakukan setelah 24 jam seksio sesarea

sedangkan menurut evidence based yang ada pelaksanaan mobilisasi dini

post seksio sesarea dapat dilakukan pada 6 jam pertama seksio sesarea .

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Mengetahui efektifitas mobilisasi dini terhadap penyembuhan luka

pasca seksio sesarea di Ruangan Kebidanan RSUD Karel Sadsuitubun.

2. Tujuan Khusus

a. Mendiskripsikan lama penyembuhan luka pasien paska seksio

sesarea pada pasien yang melakukan mobilisasi dini.

Mendiskripsikan lama penyembuhan luka pasien pasca seksio

sesarea pada yang tidak melakukan mobilisasi dini.

b. Menganalisa efektifitas mobilisasi dini terhadap lama penyembuhan

luka paska seksio sesarea .

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dapat digunakan sebagai dasar pengembangan pengetahuan yang baru

mengenai cara cepat mengatasi penyembuhan luka pasca operasi seksio

sesarea

hanya dengan mobilisasi dini.

2. Manfaat Praktis

Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka penyusunan

kebijakan strategi dan Standart Operating Procedure (SOP) mempercepat

penyembuhan luka paska operasi seksio sesarea hanya dengan mobilisasi

dini.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Seksio sesarea
a. Pengertian

Seksio sesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin

dengan membuka dinding perut dan dinding rahim (Mansjoer, 2016).

Seksio sesarea ialah tindakan untuk melahirkan janin dengan berat

badan diatas 500 gram melalui sayatan pada dinding uterus yang utuh

(Gulardi & Wiknjosastro, 2016).

Seksio sesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin

dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding

rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di

atas 500 gram (Sarwono, 2015).

b. Jenis-jenis

1) Sectio caesarea transperitonealis profunda

2) Sectio caesarea klasik atau section cecaria korporal

3) Sectio caesarea ekstra peritoneal

4) Sectio caesarea Hysteroctomi

c. Indikasi Sectio Caesarea

1) CPD ( Chepalo Pelvik Disproportion )

2) PEB ( Pre-Eklamsi Berat )

3) KPD ( Ketuban Pecah Dini )

4) Bayi Kembar

5) Faktor Hambatan Jalan Lahir

6) Kelainan Letak Janin

a) Kelainan pada letak kepala


i. Letak kepala tengadah

ii. Presentasi muka

iii. Presentasi dahi

b) Letak Sungsang

B. Penyembuhan Luka

Pengertian

Penyembuhan luka adalah Respon organisme terhadap

kerusakan jaringan/organ serta usaha pengembalian kondisi

haemostasis sehingga dicapai kestabilan fisiologis jaringan atau

organ yang pada kulit terjadi penyusunan kembali jaringan kulit

ditandai dengan terbentuknya epitel fungsional yang menutupi

luka Kusyati,( 2013).

1. Etiologi

Dehisensi luka operasi abdomen dapat diakibatkan oleh

faktor teknis, karakteristik pasien dan faktor lokalis. Faktor teknis

meliputi kegagalan teknik penutupan luka. Karakteristik pasien dan

faktor lokalis yang mempengaruhi dehisensi luka adalah

malnutrisi, kadar albumin yang rendah, masalah pernapasan dan

infeksi luka.

2. Fisiologi Penyembuhan Luka

Apabila terjadi luka yang mengalami gangguan

penyembuhan, maka harus disingkirkan benda-benda asing yang

ada pada luka, jaringan yang mati harus dibuang dan infeksi harus
dicegah. Selain itu, jaringan harus dipertemukan hingga luka dapat

menutup sendiri.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka

a. Faktor Lokal Iskemia Iskemia adalah kurangnya suplay darah (nutrisi

dan oksigenasi) ke jaringan luka dapat berupa :

1) In adekuatnya aliran darah ke jaringan luka akibat misalnya

ligasi, peripheral vascular disease, atau hipotensi generalisata.

2) Sudah ada jaringan yang nekrotik pada tepi luka sebelumnya

3) Terlalu rapat pada penutupan luka sehingga kapiler rusak pada

tepi luka.

4) Regangan yang kuat pada tepi luka sehingga mengganggu

merapatnya kontraksi luka.

5) Mobilisasi dini.

b. Faktor Sistemik Pada keadaan terjadinya gangguan sistemik maka

penyembuhan luka terjadi kegagalan sintesis kolagen dan fungsi imun

terganggu. Faktor-faktor sistemik itu antara lain :

1) Usia/kondisi medis misal : diabetes, gagal ginjal, gagal fungsi

hati, gagal nafas, imunodefisiensi, obesitas

2) Anemia

3) Syok hipovolemik/hipoksia

4) Kekurangan berat badan/malnutrisi (missal : vit C, Zn, vit A,

protein) Septikemia

5) Keganasan
6) Penggunaan steroid.

c. Faktor Teknik

Faktor ini sangat tergantung pada individual sebagai praktisi

kliknik. Mencakup teknik pembedahan dan kemampuan evaluasi klinik

selama perawatan luka. Semuanya itu untuk mengurangi terjadinya

infeksi luka operasi yang bila berlajnut dapat menyebabkan terjadinya

wound dehiscence.

3. Komplikasi Penyembuhan Luka

Menurut Potter & perry (2016) komplikasi penyembuhan luka

meliputi

a. Infeksi

Invasi bakteri pada luka dapat terjadi pada saat trauma, selama

pembedahan atau setelah pembedahan. Gejalanya dari infeksi

termasuk adanya purulen, peningkatan drainase, nyeri, kemerahan,

bengkak disekeliling luka, peningkatan suhu, dan peningkatan jumlah

sel darah putih.

b. Dehisense

Dehisensi luka adalah terbukanya kembali luka operasi pada

daerah berongga maupun pada daerah kompak. Dehisensi dapat

berupa terlepasnya sebagian atau keseluruhan jahitan pada kulit

beserta lapisan jaringan lain.


c. Eviserasi

Terpisahnya lapisan luka secara total dapat menimbulkan eviserasi

(keluarnya organ viseral melalui luka yang terbuka). Bila terjadi

eviserasi, perawat meletakkan handuk steril yang dibasahi dengan salin

normal steril di atas jaringan yang keluar untuk mencegah masuknya

bakteri dan kekeringan pada jaringan tersebut.

d. Fistul

Fistul adalah saluran abnormal yang berada diantara dua buah

organ atau diantara organ dan bagian luar tubuh.

C. Mobilisasi Dini

a. Pengertian

Mobilisasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin

membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan

membimbingnya selekas mungkin berjalan (Soelaiman,2016).

Menurut (Carpenito 2016), Mobilisasi dini merupakan suatu aspek

yang terpenting pada fungsi fisiologis karena hal itu esensial untuk

mempertahankan kemandirian.

Dari Kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa

mobilisasi dini adalah suatu upaya mempertahankan kemandirian

sedini mungkin dengan cara membimbing penderita untuk

mempertahankan fungsi fisiologis.


b. Konsep Mobilisasi

Konsep mobilisasi mula – mula berasal dari ambulasi dini

yang merupakan pengembalian secara berangsur – angsur ke tahap

mobilisasi sebelumnya untuk mencegah komplikasi (Roper,2016).

Tujuan dari mobilisasi dini adalah :

1) Mempertahankan fungsi tubuh

2) Memperlancar peredaran darah sehingga mempercepat

penyembuhan luka

3) Membantu pernafasan menjadi lebih baik

4) Mempertahankan tonus otot

5) Memperlancar eliminasi

6) Mengembalikan aktivitas tertentu sehingga pasien dapat kembali

normal dan atau dapat memenuhi kebutuhan gerak harian.

7) Memberi kesempatan perawat dan pasien untuk berinteraksi atau

berkomunikas.

c. Rentang Gerak

Menurut Carpenito (2016) dalam mobilisasi terdapat tiga

rentang gerak yaitu :

1) Rentang gerak pasif

Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga

kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot

orang lain secara pasif misalnya Bidan mengangkat dan

menggerakkan kaki pasien


2) Rentang gerak aktif

Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta

sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif

misalnya berbaring pasien menggerakkan kakinya.

3) Rentang gerak fungsional

Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan

melakukan aktifitas yang diperlukan.

d. Manfaat Mobilisasi

Manfaat Mobilisasi Dini Menurut Mochtar (2015),

manfaat mobilisasi bagi ibu post operasi adalah :

1) Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation.

2) Mobilisasi dini memungkinkan kita mengajarkan segera untuk

ibu merawat anaknya.

3) Mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli, dengan

mobilisasi sirkulasi darah normal/lancar sehingga resiko

terjadinya trombosis dan tromboemboli dapat dihindarkan.

e. Kerugian jika tidak melakukan mobilisasi

1) Peningkatan suhu tubuh

2) Perdarahan yang abnormal

3) Involusi uterus yang tidak baik


f. Tahap-tahap mobilisasi

Menurut Kasdu (2013) mobilisasi dini dilakukan secara

bertahap berikut ini akan dijelaskan tahap mobilisasi dini pada ibu

post operasi seksio sesarea :

1) Setelah operasi, pada 6 jam pertama ibu paska operasi seksio

sesarea harus tirah baring dulu. Mobilisasi dini yang bisa dilakukan

adalah menggerakkan lengan, tangan, menggerakkan ujung jari

kaki dan memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit,

menegangkan otot betis serta menekuk dan menggeser kaki

2) Setelah 6-10 jam, ibu diharuskan untuk dapat miring kekiri dan

kekanan mencegah trombosis dan trombo emboli

3) Setelah 24 jam ibu dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk

4) Setelah ibu dapat duduk, dianjurkan ibu belajar berjalan

g. Posisi Pasien

1) Posisi telentang

Posisi telentang dengan klien menyandarkan punggungnya

disebut posisi dorsal rekumben.

2) Posisi telungkup

Klien berada dalam posisi telungkup adalah berbaring

dengan wajah menghadap ke bawah.

3) Posisi miring
Posisi miring atau lateral klien bersandar di samping, dengan

sebagian besar berat tubuh berada pada pinggul dan bahu.

4) Posisi sims

Posisi sims berbeda dengan posisi miring pada distribusi

berat badan klien.

h. Mobilisasi Pasca Seksio sesarea

BAB III
KERANGKA KONSEP,DEFENISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

Mobilisasi dini Lamanya penyembuhan luka

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

B. Hipotesa Penelitian

Hipotesis suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian yang

dirumuskan dalam bentuk hubungan antara dua variabel, variabel bebas dan

terikat (Notoatmodjo, 2013).

BAB IV
METODE PENELITIAN

I.Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan jenis pra

ekperimental, desain post test onlywith control group design yaitu rancangan

dilakukan observasi yang terjadi setelah adanya eksperimen (perlakuan). Pada

penelitian ini dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan

kelompok yang diberikan intervensi.

Rancangan penelitian sebagai berikut :

X O2
O3

Gambar 3.2 Rancangan Penelitian

Keterangan :
X = mobilisasi dini

O2 = hasil pengukuran kelompok intervensi

O3 = hasil pengukuran kelompok kontrol

II.Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain

atau disebut juga Independent Variabel. Dalam penelitian ini variabel

bebas adalah mobilisasi dini.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel sebagai akibat atau disebut juga

Dependent Variabel. Dalam penelitian ini variabel terikat adalah lamanya

penyembuhan luka.

III.Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel


1.Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017).

a. Populasi target : populasi target dalam penelitian ini adalah ibu nifas post

seksio sesarea

b. Populasi terjangkau : populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah ibu

nifas post seksio sesarea di Ruangan Kebidanan RSUD Karel Sadsuitubun

Tanggal 09 juni 2023 -tanggal 19 juni 2023

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Hidayat, 20017). Sampel

dalam penelitian ini adalah pasien post seksio sesarea di Ruangan Kebidanan

RSUD Karel Sadsuitubun

a. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik probability

sampling yaitu simple random sampling yaitu mengambil seluruh sampel yang

sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi secara acak. Jumlah sampel sebesar

16 orang kelompok perlakuan dan 16 orang kelompok kontrol pada sampel

yang memenuhi kriteria.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2016). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Barid, Mubin. (2016). Pengaruh mobilisasi dini terhadap proses


penyembuh an luka dan lama hari rawat pada pasien post sectio
caesarea di Ruang Brawijaya RSUD Kanjuruhan Malang.

Bariah, (2013). Efektifitas mobilisasi dini terhadap penyembuhan pasien pasca


seksio caesarea di RSUD Dr. Pringadi Medan.

Bobak, I.Lowdermilk, D. & Jensen, M. (2005). Buku Ajar Keperawatan


Maternitas (Ed.4). Jakarta: EGC.

Brunner, L dan Suddarth, D. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah (H.
Kuncara, A. Hartono, M. Ester, Y. Asih, Terjemahan). (Ed.8) Vol 1
Jakarta : EGC.

Carpenito, Linda Juall, (2013). Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek


Klinis. Jakarta: EGC.

Dube JV, Kshirsagar N.S. (2014). Effect of Planned Early Recommended


Ambulation Technique on Selected Post Caesarean Biohysiological Health
Parameters.

Hacker & Moore, (2013). Fundamental of nursing; the art and science of nursing.
Philadelphia :Lippincott.

Herlina (2013). Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka post SC


di RS PKU Muhammadiyah Gombong.

Hidayat,A. Aziz Alimul. (2017). Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis
Data. Edisi 1. Jakarta : Salemba Medika.

Johnson, Richard. (2015). Applied Multivariate Statistical Analysis, Prentice


Hall, United States of America.

Kasdu, Dini. (2013). Operasi Caesar Masalah dan Solusinya. Jakarta. Puspa
Swara.

Kusyati, E. (2013). Pengkajian Luka Secara Komprehensive. Semarang :


Gabardin Jaya Semarang.
Mansjoer Arif dkk. (2011), Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I. Media Aesculaplu.

Manuaba. (2013). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:


Penerbit Rineka Cipta.

Oxorn, Harry dan William R. Forte. (2010). Ilmu Kebidanan, Patologi dan
Fisiologi Persalinan. Yogyakarta: Yayasan Esentia Medika.

Prawirohardjo, S., (2020). Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo, Jakarta.

Potter, P.A., & Perry,A.G. (2016). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep,
Proses, dan Praktik. Edisi 4 volume 1. EGC. Jakarta.

Sabiston, David C. (2015). Buku Ajar Bedah. Bagian 1. Jakarta : EGC.

Saifudin. (2012). Buku Panduan Praktis Materna dan Neonatal. Yayasan Bina
Pustaka. Jakarta.

Sastroasmoro, S., (2010). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Binarupa


Aksara, Jakarta.

Sarwono. (2015). Ilmu Kebidanan, Edisi 2. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G, (2012). Buku Ajar Keperawatan


Medikal. Bedah Brunner dan Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2), Alih bahasa oleh
Agung Waluyo...(dkk), EGC, Jakarta.

Sugiyono.(2017). Metode Penelitian pedidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif,


dan R&D. Bandung: ALFABETA.

Suyanto & Salamah, Ummi. (2009). Riset Kebidanan Metodologi & Aplikasi.
Yogjakarta: Mitra Cendikia Press.

Sumarah, (2013). Pengaruh mbmobilisasi dini terhadap penyembuhan luka post


sectio caesarea.

Sulistyawati, (2012). Efektifitas mobilisasi dini terhadap penyembuhan luka post


operasi apendisitis.

Sumartinah, (2014). Hubungan mobilisasi dini dan kadar Hb terhadap


penyembuhan luka operasi Seksio Caesarea di Semarang.

Tarwoto & Wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses


Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.
World Health Organization. Schistosomiasis and soil transmitted helminths
country profile: Indonesia. Diunduh dari :
http://www.who.int/wormcontrol/databank/Indonesia_ncp3.pdf

Zetri akhrita, (2011). Pengaruh mobilisasi dini terhadap pemulihan kandung


kemih pasca pembedahan dengan anastesi spinal di IRNA B (bedah
umum) RSUP Dr. M Djamil Padang.

Anda mungkin juga menyukai