DISUSUN OLEH :
KATA PENGANTAR............................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3
A. Latar Belakang....................................................................................3
B. Tujuan..................................................................................................4
C. Sistematika Penulisan.........................................................................5
BAB II RESUME JURNAL..................................................................................6
A. Judul.....................................................................................................6
B. Penulis dan Sumber Jurnal................................................................6
C. Metode Penelitian................................................................................6
1. Design..............................................................................................6
2. Populasi dan Sampel......................................................................6
3. Hipotesis..........................................................................................6
4. Analisa Data....................................................................................7
5. Hasil Penelitian...............................................................................7
D. Kesimpulan..........................................................................................7
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................8
A. Penelitian dalam Jurnal......................................................................8
B. Kekuatan Penelitian..........................................................................10
C. Keterbatasan Penelitian....................................................................11
D. Analisis Jurnal dengan PICO..........................................................11
KATA PENGANTAR
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kandung empedu adalah sebuah kantung yang terletak di bawah hati
yang berfungsi untuk mengonsentrasikan dan menyimpan empedu sampai
dilepaskan ke dalam usus. Cholelithiasis adalah material atau kristal yang
terbentuk di dalam kandung empedu. Beberapa faktor risiko yang sering
ditemui pada kejadian Cholelithiasis dikenal dengan “6F” (Fat, Female,
Forty, Fair, Fertile, Family history). Keluhan klinis yang sering
ditemukan adalah nyeri pada perut kanan atas, nyeri epigastrium, demam,
ikterus, mual, muntah. Kandung empedu merupakan sebuah kantung yang
terletak di bawah hati yang mengonsentrasikan dan menyimpan empedu
sampai dilepaskan ke dalam usus. Fungsi dari empedu sendiri sebagai
ekskretorik seperti ekskresi bilirubin dan sebagai pembantu proses
pencernaan melalui emulsifikasi lemak oleh garam-garam empedu. Selain
membantu proses pencernaan dan penyerapan lemak, empedu juga
berperan dalam membantu metabolisme dan pembuangan limbah dari
tubuh, seperti pembuangan hemoglobin yang berasal dari penghancuran
sel darah merah dan kelebihan kolesterol. Garam empedu membantu
proses penyerapan dengan cara meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak,
dan vitamin yang larut dalam lemak (Musbahi et al., 2020).
Di negara barat, batu empedu mengenai 10% orang dewasa. Angka
prevalensi orang dewasa lebih tinggi. Angka prevalensi orang dewasa
lebih tinggi di negara Amerika Latin (20% hingga 40%) dan rendah di
negara Asia (3% hingga 4%) (Albab, 2013)
Tatalaksana kolelitiasis dapat dibagi menjadi dua, yaitu bedah dan non
bedah. Terapi non bedah dapat berupa lisis batu yaitu disolusi batu dengan
sediaan garam empedu kolelitolitik, ESWL (exstracorporeal shock wave
lithitripsy) dan pengeluaran secara endoskopi, sedangkan terapi bedah
dapat berupa laparoskopi kolesistektomi, dan open kolesistektomi (Pane et
al., 2018) Pembedahan merupakan suatu peristiwa yang bersifat bifasik
terhadap tubuh manusia yang berimplikasi pada pengelolaan nyeri. lama
waktu pemulihan pasien post operasi normalnya hanya terjadi dalam satu
atau dua jam (Potter & Perry, 2005). Pemulihan pasien post operasi
membutuhkan waktu rata-rata 72,45 menit sehingga pasien akan merasa
nyeri yang hebat rata-rata pada dua jam pertama setelah operasi karena
pengaruh obat anestesi sudah hilang (Berkanis et al., 2020)
Hasil penelitian oleh Nurhafizah dan Erniyati (2012) di RSUP H.
Adam Malik Medan menunjukkan sebagian besar pasien pasca operasi
abdomen merasakan nyeri sedang (57,4%), nyeri ringan (22,2%) dan nyeri
berat (20,4%). Kemudian, The Royal College of Surgeons (RCS)
menyatakan nyeri pasca operasi ditemukan pada 30-70% pasien dengan
nyeri sedang sampai berat tahun 2010. Dapat disimpulkan dari beberapa
penelitian tersebut bahwa sebagian besar pasien pasca operasi menyalami
nyeri, baik ringan, sedang maupun berat. Nyeri yang dirasakan oleh pasien
haruslah segera ditangani, apabila tidak segera ditangani akan
mengakibatkan proses rehabilitasi pasien akan tertunda, hospitalisasi
pasien menjadi lebih lama, dan tingkat komplikasi juga tinggi (Smeltzer &
Bare, 2002)
Membantu pasien untuk mengurangi nyeri yang dirasakan adalah
prioritas utama dalam asuhan keperawatan. Salah satu intervensi
keperawatan yang bisa diberikan adalah mobilisasi dini pada pasien pasca
operasi. Smeltzer & Bare (2002) menyatakan mobilisasi merupakan faktor
utama dalam mempercepat pemulihan dan mencegah terjadinya
komplikasi pasca bedah. Selain itu, mobilisasi dini dapat meningkatkan
sirkulasi darah yang dapat mengurangi rasa nyeri, mencegah
tromboflebitis, memberi nutrisi untuk penyembuhan pada daerah luka
serta meningkatkan kelancaran fungsi ginjal. Manfaat-manfaat tersebut
akan dirasakan oleh pasien apabila melakukan mobilisasi dini setelah
operasi (Kemenkes RI, 2018).
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk menganalisis
salah satu jurnal jurnal penelitian yang membahas tentang pengaruh
mobilisasi dini terhadap nyeri.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menganalisa jurnal
penelitian tentang “Pengaruh Pelaksanaan Mobilisasi Dini Terhadap
Penurunan Tingkat Nyeri Pada Pasien Pasca Operasi”.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi hasil penelitian yang dilakukan pada pasien
pengaruh pelaksanaan mobilisasi dini terhadap penurunan tingkat
nyeri pada pasien pasca operasi
b. Mengidentifikasi kekuatan penelitian
c. Mengidentifikasi keterbatasan penelitian
d. Mengidentifikasi keefektifan penerapan terapi di rumah sakit
e. menganalisis PICO dari penelitian Pengaruh Pelaksanaan
Mobilisasi Dini Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Pada Pasien
Pasca Operasi
C. Sistematika Penulisan
1. Bab I pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, dan
sistematika penulisan
2. Bab II resume jurnal
3. Bab III pembahasan isi jurnal dan analisa keefektifan penerapan
hasil penelitian kepada pasien hemodialysa di rumah sakit, analisis
PICO
4. Bab IV penutup terdiri dari simpulan
BAB II
RESUME JURNAL
A. Judul
Pengaruh Pelaksanaan Mobilisasi Dini Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri
Pada Pasien Pasca Operasi
B. Penulis dan Sumber Jurnal
Dewiyanti, Suardi, Alwi, Dina Oktaviana, Riski Amalia (2021)
Dewiyanti, Suardi, Alwi, Dina Oktaviana, Riski Amalia (2021). Pengaruh
Pelaksanaan Mobilisasi Dini Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Pada
Pasien Pasca Operasi. Jurnal Ilmu Keperawatan (2021) 9:2
C. Metode Penelitian
Jurnal yang ditulis oleh Dewiyanti, Suardi, Alwi, Dina Oktaviana, Riski
Amalia (2021) membahas tentang Pengaruh Pelaksanaan Mobilisasi Dini
Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Pada Pasien Pasca Operasi. Berikut
adalah analisis jurnal tersebut :
1. Design
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dalam bentuk Quasi
eksperiment. Desain penelitian ini adalah two group pre-post-test
design. Terdiri dari dua kelompok subjek yang mana satu kelompok
mendapat intervensi dan satu kelompok lain sebagai kelompok kontrol.
Keduanya diberikan pretest dan posttest.
2. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah semua pasien pasca operasi pada 1 Juni
sampai 30 Juli tahun 2019 sebanyak 32 orang di ruang Plamboyan.
Teknik pengambilan sampel adalah dengan accidental sampling yaitu
sebanyak 32 orang sebagai responden kelompok intervensi mobilisasi
dini dan kelompok kontrol tidak dilakukan mobilisasi dini.
3. Hipotesis
a. Hitotesis nol
Tidak ada pengaruh pelaksanaan mobilisasi dini terhadap penurunan
tingkat nyeri pada pasien pasca operasi.
b. Hipotesis alternatif
Ada pengaruh pelaksanaan mobilisasi dini terhadap penurunan
tingkat nyeri pada pasien pasca operasi.
4. Analisa Data
Analisis data penelitian ini menggunakan uji statistik yang digunakan
adalah uji parametric. Analisa univariat dalam penelitian ini dilakukan
untuk mendiskripsikan data hasil penelitian. Analisa bivariat digunakan
untuk menguji hipotesis penelitian dengan menggunakan Uji alternatif,
dengan teknik accidental sampling dan dilakukan uji normalitas dengan
Uji Wilcoxon.
5. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini yaitu dari 32 responden sebelum dilakukan
mobilisasi dini, semua responden mengalami penurunan dimana rata-rata
skala nyeri sebelum mobilisasi dini adalah 7,72 (± 0,683) menurun menjadi
5,38 ( ± 0,793) setelah dilakukan mobilisasi dini. Hasil Uji Wilcoxon
didapatkan semua responden mengalami penurnan skala nyeri, dengan nilai
p=0,000 < α 0,05.
D. Kesimpulan
Hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata skala nyeri sebelum
mobilisasi dini adalah 7,72 (± 0,683), dari 32 responden terdapat 31 orang
(97%) yang mengalami nyeri berat dan 1 orang (3%) yang mengalami nyeri
sedang. Hasil penelitian) setelah dilakukan mobilisasi dini di peroleh rata
rata skala nyeri menurun menjadi 5,38 (± 0,793. Dan dari 32 responden
terdapat 31 orang (97%) yang menurun dari nyeri berat ke nyeri sedang dan
1 orang (3%) mengalami penurunan nyeri dari sedang ke nyeri ringan. Hasil
penelitian menjelaskan ada pengaruh pelaksanaan mobilisasi dini terhadap
penurunan tingkat nyeri pada pasien pasca operasi di BLUD RS H. Padjonga
Dg Ngalle Kabupaten Takalar. Hasil Uji Wilcoxon didapatkan semua
responden mengalami penurnan skala nyeri, dengan nilai p=0,000 < α 0,05.
BAB IV
PEMBAHASAN
2. Intervention
Intervensi yang diberikan dalam asuhan keperawatan pada pasien pasca
operasi untuk mengurangi rasa nyeri dengan menggunakan standar
intervensi keperawatan Indonesia yaitu dengan teknik non farmakologis
yang bertujuan untuk mengurangi gangguan rasa tidak nyaman akibat nyeri
(Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018). Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Dewiyanti et al., (2021) dengan judul penelitian “Pengaruh
Pelaksanaan Mobilisasi Dini terhadap Penurunan Tingkat Nyeri pada Pasien
Pasca Operasi”, menunjukan hasil penelitian yang signifikan sehingga
mobilisasi dini dapat digunakan sebagai Evidance Based Practice dalam
tindakan keperawatan untuk mengurangi intensitas nyeri. Pengukuran
intensitas nyeri pengukuran Skala Penilaian Numerik (NRS) pre-test dan
pengukuran intesitas nyeri dengan post-test dan menggunakan lembar
observasi pelaksanaan mobilisasi dini sesuai SOP (Standar Operating
Procedure) pasca operasi.
3. Comparation
Tindakan pemberian intervensi diberikan kepada satu pasien kelolaan kelompok dan tidak dilakukan pembandingan dengan pasien
lain. Namun, terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang serupa yaitu dengan pemberian mobilisasi dini untuk mengurangi nyeri
pasca operasi :
Jenis dan
Variabel Penelitian
No Penulis (Tahun) Judul Desain Analisa Data Hasil Penelitian
dan Populasi
Penelitian
1 Berkanis et al., Pengaruh Mobilisasi Penelitian ini 22 Responden Uji Hasil uji hipotesis pengaruh
(2020) Dini terhadap merupakan Variabel Independent : menggunakan mobilisasi dini terhadap
Intensitas Nyeri pada penelitian pre- Mobilisasi dini one grup pre-
intesitas nyeri pada pasien post
Pasien Post Operasi di eksperiment post design operasi dengan uji wilcoxon
Rsud S.K. Lerik Variabel Dependent : dengan menggunakan program
Kupang Tahun 2018 Intensitas nyeri SPSS 16, menunjukan bahwa
diketahui nilai Z score = -
3,947 dengan P-value = 0,000
maka H0 di tolak dan H1 di
terima sehingga disimpulkan
ada pengaruh mobilisasi dini
terhadap intensitas nyeri pada
pasien post operasi di RSUD
S.K. Lerik Kupang. Mobilisasi
dini sebaiknya dilakukan 8 jam
post operasi.
2 Darmawidyawat Pengaruh Mobilisasi Jenis penelitian 30 Responden Uji Hasil penelitian di peroleh p-
i et al., (2022) Dini Terhadap True- Variabel Independent : menggunakan value < 0.005 terdapat
Penurunan Skala Nyeri Eksperimental Mobilisasi dini Pretest-posttest pengaruh mobilisasi dini
Pada Pasien Post With Control terhadap penurunan skala
Operasi Laparatomi di Variabel Dependent : Group nyeri.penelitian ini
Ruangan Intensive Skala nyeri menyarankan bahwa tindakan
Care Unit mobilisasi dini dapat
digunakan sebagai salah satu
intervensi mandiri keperawatan
dalam menangani masalah
nyeri pada pasien post
laparatomi di Intensive Care
Unit. Mobilisasi dini sebaiknya
dilakukan 8 jam post operasi.
3 Santoso et al., Penurunan Skala Nyeri Jenis penelitian 30 Responden Analisa data Hasil penelitian, ada pengaruh
(2022) Pasien Post Operasi ini Quasy Variabel Independent : menggunakan mobilisasi dini terhadap
Sectio Caesarea Experiment Mobilisasi dini uji wilcoxon perubahan tingkat nyeri pada
Dengan Teknik dengan Pre-Post pasien post operasi sectio
Mobilisasi Dini test Only Control Variabel Dependent : caesarea kelompok perlakuan
Group Design Skala nyeri dan kelompok kontrol,
kelompok perlakuan intervensi
1 (p<0.05) hasil p = 0.001,
intervensi 2 (p<0.05) hasil p =
0.000 dan kelompok kontrol
intervensi 1
(p≤0.05) hasil p = 0.000,
intervensi 2 (p≤0.05) hasil p =
0.000. Mobilisasi dini
sebaiknya dilakukan 4-5 jam
post operasi.
Berdasarkan uraian pada tabel hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa keefektifan mobilisasi dini dilakukan setelah 8 jam pertama
post operasi sebelum diberikan terapi farmakologis. Hasil yang didapatkan setelah mobilisasi dini adalah terjadi perubahan klinis
kearah yang lebih baik. Perubahan klinis tersebut ditujukkan dengan hasil keluhan nyeri berkurang.
4. Outcome
Hasil yang ingin dicapai menggunakan indikator berdasarkan buku standar
luaran keperawatan Indonesia, luaran menggunakan Tingkat Nyeri (L.08066)
dengan ekspektasi menurun. Indikator pencapaian yaitu nyeri post operasi
menurun setelah diberikan intervensi manajemen nyeri dengan teknik
nonfarmakologis berupa mobilisasi dini (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2017).
Indikator IR ER Akhir
Keluhan nyeri 3 5 4
Meringis 3 5 4
Keterangan :
1 : Meningkat
2 : Cukup Meningkat
3 : Sedang
4 : Cukup Menurun
5 : Menurun
E. Analisis Keefektifan Penerapan Hasil Penelitian
Penurunan skala nyeri setelah dilakukan mobilisasi dipengaruhi karena
mobilisasi dini mempunyai peranan penting dalam mengurangi rasa nyeri.
Mobilisasi akan mencegah kekakuan otot sehingga mengurangi nyeri dan
menjamin pelancaran peredaran darah, mengembalikan metabolisme tubuh,
mengembalikan kerja fisiologis organ-organ vital yang akhirnya mempercepat
proses penyembuhan luka.
Mobilisasi sudah dapat dilakukan sejak 8 jam setelah pembedahan tentu
setelah pasien sadar atau anggota sudah dapat digerakkan kembali setelah
dilakukan pembiusan regional. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Kiik (2012) dalam Berkanis et al., (2020), bahwa ada pengaruh mobilisasi
dini terhadap waktu pemulihan peristaltik usus pada jam ke dua pasca operasi
abdomen, ini menunjukan bahwa mobilisasi akan mempunyai pengaruh baik jika
dilakukan 8 jam setelah operasi. Responden dalam penelitian ini selain telah
diberikan mobilisasi dini juga tetap diberikan terapi farmakologi dengan
menggunakan analgesic. Jenis analgesic yang digunakan adalah ketorolac. Untuk
menghindari kerancuan data hasil mobilisasi dini dengan efek farmakologis
pemberian analagesik, maka tindakan dilakukan 4-6 jam sesudah pemberian dan
atau 30 menit sebelum pemberian obat (Berkanis et al., 2020).
Mobilisasi Dini dapat dijadikan sebagai salah satu terapi nonfarmakologi
dalam mengatasi nyeri pada pasien post operasi. Peran perawat anak sebagai care
giver dapat memberikan intervensi secara holistik dan komprehensif dengan
menerapkan pendekatan atraumatic care. Perawat tidak hanya menjalankan
implementasi kolaboratif tetapi juga tindakan mandiri perawat. Perawat dapat
melakukan tindakan mobilisasi dini untuk mengatasi masalah nyeri akut
berhubungan dengan agen pencedera fisik (Berkanis et al., 2020).
DAFTAR PUSTAKA