Anda di halaman 1dari 80

TUGAS TERSTRUKTUR PUCAT/PETEKIE

Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah I


Dosen Mata Kuliah : Ns. Muh. Zukri Malik, M.Kep

Disusun Oleh :
Kelompok 1 :

1) Andi Anugrah Oktaviani (1901001)


2) Hasrah Larasati HS. (1901051)
3) Indrawati Maulana (1901017)
4) Nur Indah Hasman (1901027)
5) Wahyuni Eka Putri (1901045)
6) Sri Ayu Kandi S. (1901039)
7) Sutriani (1901042)
8) Riskawati (1901036)
9) Rahmawati (1901033)
10) Dita Indah Sari (1901007)
11) Nadiya Elsa (1901024)
12) Febe Widionita Djoju (1901011)
13) Hartati (1901014)
14) Yulia Ningsih Magempo (1901048)
15) Putri Irawani (1901030)
16) Kristina Longo Arang (1901020)
17) Azizah Azzahra A.Hasan (1901004)
18) Nur Indah Hasman (1901027)

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKUKKANG
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Ns. Muh. Zukri Malik, M.Kep, pada mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ns. Muh. Zukri Malik, M.Kep, selaku dosen mata
kuliah Keperawatan Medikal Bedah I yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan program studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, makalah
yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 9 Oktober 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Penulisan ....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1

C. Tujuan Pembahasan ................................................................................................ 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................... 2


A. Konsep Medis ................................................................................................................... 2

B. Konsep Keperawatan ....................................................................................................... 4

BAB III TINJAUAN KASUS ............................................................................................ 11

A. Skenario Kasus ............................................................................................................... 11

B. Daftar Pertanyaan ........................................................................................................... 11

BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................................... 12

A. Jawaban Pertanyaan ....................................................................................................... 12

B. Informasi Tambahan ...................................................................................................... 69

BAB V PENUTUP .............................................................................................................. 75

A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 76

B. Saran ................................................................................................................................ 76

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan


Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin
atau hematokrit di bawah normal (Brunner & Suddarth, 2000:22). Anemia adalah suatu
keadaan dengan kadar hemoglobin lebih rendah dari nilai normal (Emma, 1999). Anemia
adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau hitung eritrosit lebih rendah dari harga
normal yaitu bila Hb < 14 g/dL dan Ht < 41%, pada pria atau Hb < 12 g/dL dan Ht < 37%
pada wanita (Mansjoer, 1999:547). Klasifikasi anemia dibagi menjadi 5 yaitu Anemia
mikrositik hipokrom (anemia defisiensi besi, anemia penyakit kronis), Anemia
makrositik (defisiensi vitamin B12, defisiensi asam folat), Anemia karena perdarahan,
Anemia hemolitik, Anemia aplastik (Mansjoer, 1999:547).

B. Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui konsep medis yang terdiri atas definisi, etiologi, patofisiologi,
manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, komplikasi, dan penatalaksanaan.
2) Untuk mengetahui konsep keperawatan yang terdiri atas pengkajian, diagnosa
keperawatan (NANDA), intervensi (NOC-NIC), implementasi, dan evaluasi.
3) Agar dapat memahami skenario kasus yang diberikan.
4) Agar dapat menjawab berbagai pertanyaan terkait skenario kasus.

C. Manfaat Penelitian
1) Manfaat untuk Mahasiswa:
Makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi
mahasiswa kesehatan, khususnya mahasiswa keperawatan tentang bagaimana
Asuhan Keperawatan Hematologi.
2) Manfaat untuk Kepentingan Masyarakat:
Dengan memberikan pelayanan yang lebih antisipatif dan rasional dalam
penanganan penyakit hematologi kedepannyas

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP MEDIS
a) Definisi
Rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep yang menjadi
pokok pembicaraan atau studi, dalam hal ini adalah konsep dari suatu penyakit.
b) Etiologi
Etiologi adalah studi yang mempelajari tentang sebab dan asal muasal dari
suatu penyakit atau gangguan kesehatan. Kata tersebut berasal dari bahasa Yunani
aitilogia, yang artinya “menyebabkan”. Etiologi adalah studi atau pembahasan
tentang faktor-faktor penyebab suatu penyakit. Etiologi atau faktor penyebab adalah
faktor klinik dan personal yang dapat merubah status kesehatan atau mempengaruhi
perkembangan masalah. Ketika suatu etiologi suatu penyakit tidak dapat ditentukan
secara pasti, penyebab penyakit tersebut idiopatik.
c) Patofisiologi
Patofisiologi atau physiopathology adalah berasal dari dua kata yaitu patologi
dengan fisiologi. Patologi adalah disiplin medis yang menggambarkan kondisi yang
biasanya diamati selama keadaan penyakit, sedangkan fisiologi adalah disiplin
biologi yang menjelaskan proses atau mekanisme yang beroperasi dalam suatu
organisme. Patologi menggambarkan kondisi abnormal atau tidak diinginkan, dimana
patofisiologi menjelaskan proses atau mekanisme fisiologis dimana kondisi tersebut
berkembang dan berlanjut. Patofisiologi juga bisa berarti perubahan fungsional yang
berhubungan dengan atau akibat penyakit atau cedera. Definisi lain adalah perubahan
fungsional yang menyertai penyakit tertentu.
d) Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik artinya perkembangan dan dampak yang ditimbulkan dari
perkembangan dan dampak yang ditimbulkan dari perkembangan suatu atas banyak
penyakit di dalam tubuh.
e) Pemeriksaan Diagnostik

2
Pemeriksaan diagnostik merupakan penilaian klinis tentang respon individu,
keluarga, dan komunikan terhadap suatu masalah kesehatan dan proses kehidupan
aktual maupun potensial. Hasil suatu pemeriksaan sangat penting dalam membantu
diagnosa. Memantau perjalanan penyakit serta menemukan prognosa.
f) Komplikasi
Komplikasi adalah sebuah perubahan yang tidak diinginkan dari sebuah
penyakit, kondisi kesehatan atau terapi. Penyakit dapat menjadi memburuk atau
menunjukkan jumlah gejala yang lebih besar atau perubahan patologi yang menyebar
ke seluruh tubuh atau berdampak pada sistem organ lainnya.
g) Penatalaksanaan
Proses penatalaksanaan adalah sebuah proses menyelesaikan masalah klinis,
membuat suatu keputusan, dan memberi perawatan, yang telah berakar pada tindakan
perawat-kebidanan di awal tahun 1970-an (University of Mississippi Medical Center,
Nurse-Midwifery Education Program. Management Process. Jackson, MS: 1972-
1973 and College of Medicine and Dentistry of New Jersey, New Jersey Medical
School, nurse-Midwifery Education Program. Management Process. Newark, NJ:
1975). Proses ini merupakan sebuah metoda pengorganisasian pikiran dan tindakan
dalam suatu alur logis untuk keuntungan pasien dan pemberi perawatan kesehatan.
Proses ini dijelaskan sebagai perilaku yang diharapkan oleh praktisi klinis, yang
dengan jelas merupakan buah dari proses pikir dan tindakan yang diambil. Orang
yang menjelaskan tingkat perilaku yang harus dicapai pada setiap langkah untuk
menyediakan perawatan pasien yang aman dan menyeluruh. Karena proses
penatalaksanaan mengikuti suatu alur yang logis, proses ini juga bermanfaat bagi
siswa dalam mempelajari penatalaksanaan perawatan kepada pasien sebab
penatalaksanaan itu sendiri merupakan cara untuk menyatukan semua bagian-bagian
terisolasi, yang mencakup pengetahuan, penemuan, kemampuan, dan penilaian
menjadi suatu pengertian yang utuh dan berfokus pada transisi ke dalam peran
penatalaksanaan pasien.
Proses penatalaksanaan terdiri dari tujuh langkah berurutan, yang secara
periodic disempurnakan. Proses penatalaksanaan ini dimulai dengan mengumpulkan

3
data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah ini mencakup seluruh
kerangka kerja yang dapat diaplikasikan pada setiap situasi. Kemudian, setiap
langkah dapat dibagi menjadi tugas-tugas yang lebih spesifik dan bervariasi untuk
dapat disesuaikan dengan kondisi. Sedapat mungkin harus disadari bahwa langkah-
langkah ini diambil dalam kolaborasi dengan siapapun yang ingin terlibat. Tujuh
langkah tersebut adalah sebagai berikut:
a) Menyelidiki dengan cara memperoleh semua data yang dibutuhkan untuk
melengkapi evaluasi.
b) Membuat sebuah idetifikasi masalah atau diagnosa dan kebutuhan perawatan
kesehatan yang akurat berdasarkan perbaikan interpretasi data yang benar.
c) Mengantisipasi masalah atau diagnosis yang akan terjadi lainnya, yang dapat
menjadi tujuan yang diharapkan, karena telah ada masalah atau diagnose yang
teridentifikasi.
d) Mengevaluasi kebutuhan akan intervensi dan/atau konsultasi dokter yang
dibutuhkan dengan segera, serta manajemen kolaborasi dengan anggota tim
tenaga kesehatan lain, sesuai dengan kondisi yang diperlihatkan.
e) Mengembangkan sebuah rencana perawatan kesehatan yang menyeluruh,
didukung oleh penjelasan rasional yang valid, yang mendasari keputusan yang
dibuat dan didasarkan pada langkah-langkah sebelumnya.
f) Mengemban tanggung jawab terhadap pelaksanaan rencana perawatan yang
efisien dan aman.
g) Mengevaluasi keefektifan perawatan kesehatan yang diberikan, mengolah
kembali dengan tepat setiap aspek perawatan yang belum efektif melalui proses
penatalaksanaan di atas

B. KONSEP KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan proses
yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi
dan mengidentifikasi status kesehatan pasien menurut Lyer et al (1996, dalam Setiadi,

4
2012). Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan
menganalisanya (Manurung, 2011). Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses
keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang pasien,
agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan
keperawatan pasien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan menurut Effendy (1995,
dalam Dermawan, 2012).
1) Tujuan pengkajian
Tujuan pengkajian menurut Dermawan (2012) adalah sebagai berikut:
a) Untuk memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan pasien.
b) Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan pasien.
c) Untuk menilai keadaan kesehatan pasien.
d) Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-langkah
berikutnya
2) Tipe data
Tipe data menurut Setiadi (2012) adalah sebagai berikut:
a) Data subjektif
Data subjektif adalah deskripsi verbal pasien mengenai masalah
kesehatannya. Data subjektif diperoleh dari riwayat keperawatan termasuk
persepsi pasien, perasaan dan ide tentang status kesehatannya. Sumber data
lain dapat diperoleh dari keluarga, konsultan dan tenaga kesehatan lainnya.
b) Data objektif
Data objektif adalah hasil observasi atau pengukuran dari status kesehatan
pasien.
3) Hal–hal yang harus diperhatikan dalam pengkajian
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengkajian menurut Dermawan (2012)
adalah sebagai berikut:
a) Data yang dikumpulkan harus menyeluruh meliputi aspek bio-psiko-sosial
dan spiritual.

5
b) Menggunakan berbagai sumber yang ada relevansinya dengan masalah pasien
dan menggunakan cara-cara pengumpulan data yang sesuai dengan kebutuhan
pasien.
c) Dilakukan secara sistematis dan terus menerus.
d) Dicatat dalam catatan keperawatan secara sistematis dan terus menerus.
e) Dikelompokkan menurut kebutuhan bio-psiko-sosial dan spiritual.
f) Dianalisis dengan dukungan pengetahuan yang relevan.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN (NANDA)


Diagnosa keperawatan adalah suatu kesimpulan yang dihasilkan dari analisa
data (Carpenito, 2009). Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik tentang respon
individu keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan
yang aktual atau potensia. Diagnosa keperawatan memberikan dasar untuk pemilhan
intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang merupakan tanggung jawab
perawat menurut North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) (1990,
dalam Allen, 1998).
1) Tujuan diagnosa keperawatan
Tujuan diagnosa keperawatan untuk mengidentifikasi menurut Wahid &
Suprapto (2012) sebagai berikut:
a) Masalah dimana adanya respon klien terhadap status kesehatan atau penyakit.
b) Faktor yang menunjang atau menyebabkan suatu masalah.
c) Kemampuan klien untuk mencegah atau menyelesaikan masalah.
d) Mengkomunikasikan masalah klien pada tim kesehatan.
e) Mendemonstrasikan tanggung jawab dalam indentifikasi masalah klien.
f) Mengidentifikasi masalah utama untuk perkembangan intervensi
keperawatan.
2) Langkah–langkah menentukan diagnosa keperawatan
Langkah – langkah menentukan diagnosa keperawatan menurut Setiadi (2012)
sebagai berikut:
a) Klasifikasi dan analisis data.

6
Klasifikasi atau memfokuskan data adalah mengelompokan data-data
pasien atau keadaan tertentu dimana klien mengalami permasalahan
kesehatan atau keperawatan berdasarkan kriteria permasalahannya. Analisis
data adalah kemampuan mengkaitkan data dan menghubungkan data tersebut
dengan konsep teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan
dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan pasien. Cara analisis
data adalah:
➢ Validasi data, meneliti kembali data yang terkumpul.
➢ Mengelompokkan data berdasarkan kebutuhan biopsiko-sosial dan
spiritual.
➢ Membandingkan dengan standar.
➢ Membuat kesimpulan tentang kesenjangan yang ditemukan
b) Interpretasi data
➢ Menentukan kelebihan pasien. Jika pasien memenuhi standar kriteria
kesehatan, perawat akan menyimpulkan bahwa pasien memiliki kelebihan
dalam hal tertentu dan kelebihan ini dapat digunakan untuk membantu
menyelesaikan permasalahan pasien.
➢ Menentukan masalah pasien/ menyimpulkan. Jika pasien tidak memenuhi
standar kriteria kesehatan maka pasien tersebut mengalami keterbatasan
dalam aspek kesehatannya dan memerlukan pertolongan.
➢ Menentukan masalah pasien yang pernah dialami, tahap ini perawat
menentukan masalah potensial pasien.
➢ Penentuan keputusan.
c) Validasi data
Pada tahap ini perawat memvalidasi data yang ada secara akurat yang
dilakukan bersama pasien dan keluarga atau masyarakat. Validasi ini
dilaksanakan dengan mengajukan pertanyaan yang reflekif kepada pasien atau
keluarga tentang kejelasan interpretasi data.
d) Merumuskan diagnosa keperawatan

7
Perumusan diagnosa keperawatan didasarkan pada identifikasi
masalah dan kemungkinan penyebab. Selain itu perumusan diagnosa juga
sesuai dengan kebutuhan pasien.
3) Intervensi (NOC-NIC)
Perencanaan keperawatan adalah suatu proses di dalam pemecahan masalah
yang merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang akan dilakukan,
bagaimana dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang melakukan dari semua
tindakan keperawatan (Dermawan, 2012). Perencanaan keperawatan adalah
rencana tindakan keperawatan tertulis yang menggambarkan masalah kesehatan
pasien, hasil yang akan diharapkan, tindakan-tindakan keperawatan dan kemajuan
pasien secara spesifik (Manurung, 2011). Perencanaan keperawatan adalah
bagian dari fase pengorganisasian dalam proses keperawatan sebagai pedoman
untuk mengarahkan tindakan keperawatan dalam usaha membantu, meringankan,
memecahkan masalah atau untuk memenuhi kebutuhan pasien (Setiadi,
2012).Tujuan rencana tindakan dibagi menjadi dua menurut Dermawan (2012)
yaitu:
a) Tujuan administratif
➢ Untuk mengidentifikasi fokus keperawatan kepada pasien atau kelompok.
➢ Untuk membedakan tanggungjawab perawat dengan profesi kesehatan
lainnya.
➢ Untuk menyediakan suatu kriteria guna pengulangan dan evaluasi
keperawatan.
➢ Untuk menyediakan kriteria klasifikasi pasien.
b) Tujuan klinik
➢ Menyediakan suatu pedoman dalam penulisan.
➢ Mengkomunikasikan dengan staf perawat; apa yang diajarkan,
diobservasi dan dilaksanakan.
➢ Rencana tindakan yang spesifik secara langsung bagi individu, keluarga,
dan tenaga kesehatan lainnya untuk melaksanakan tindakan.
4) Implementasi

8
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan rencana keperawatan oleh
perawat dan pasien (Riyadi, 2010). Implementasi keperawatan adalah
pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada
tahap perencanaan (Setiadi, 2012). Pedoman implementasi keperawatan menurut
Dermawan (2012) sebagai berikut:
a. Tindakan yang dilakukan konsisten dengan rencana dan dilakukan setelah
memvalidasi rencana. Validasi menentukan apakah rencana masih relevan,
masalah mendesak, berdasar pada rasional yang baik dan
diindividualisasikan. Perawat memastikan bahwa tindakan yang sedang
diimplementasikan, baik oleh pasien, perawat atau yang lain, berorientasi
pada tujuan dan hasil. Tindakan selama implementasi diarahkan untuk
mencapai tujuan.
b. Keterampilan interpersonal, intelektual dan teknis dilakukan dengan
kompeten dan efisien di lingkungan yang sesuai. Perawat harus kompeten dan
mampu melaksanakan keterampilan ini secara efisien guna menjalankan
rencana. Kesadaran diri dan kekuatan serta keterbatasan perawat menunjang
pemberian asuhan yang kompeten dan efisien sekaligus memerankan peran
keperawatan profesional.
c. Keamanan fisik dan psikologis pasien dilindungi. Selama melaksanakan
implementasi, keamanan fisik dan psikologis dipastikan dengan
mempersiapkan pasien secara adekuat, melakukan asuhan keperawatan
dengan terampil dan efisien, menerapkan prinsip yang baik,
mengindividualisasikan tindakan dan mendukung pasien selama tindakan
tersebut.
d. Dokumentasi tindakan dan respon pasien dicantumkan dalam catatan
perawatan kesehatan dan rencana asuhan. Dokumentasi dalam catatan
perawatan kesehatan terdiri atas deskripsi tindakan yang diimplementasikan
dan respon pasien terhadap tindakan tersebut. Tindakan yang tidak
diimplementasikan juga dicatat disertai alasan. Dokumentasi rencana asuhan

9
untuk meningkatkan kesinambungan asuhan dan untuk mencatat
perkembangan pasien guna mencapai kriteria hasil.
5) Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah mengkaji respon pasien setelah dilakukan
intervensi keperawatan dan mengkaji ulang asuhan keperawatan yang telah
diberikan (Deswani, 2009). Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang terus
menerus dilakukan untuk menentukan apakah rencana keperawatan efektif dan
bagaimana rencana keperawatan dilanjutkan, merevisi rencana atau
menghentikan rencana keperawatan (Manurung, 2011). Penilaian keberhasilan
Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai. Evaluasi selalu
berkaitan dengan tujuan, apabila dalam penilaian ternyata tujuan tidak tercapai,
maka perlu dicari penyebabnya. Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor:
a) Tujuan tidak realistis.
b) Tindakan keperawatan yang tidak tepat.
c) Terdapat faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi.

10
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. SKENARIO KASUS
Seorang laki-laki berusia 45 tahun dibawa ke Poliklinik RS. International medical
centre, dengan keluhan: mudah lelah, kurang bergairah, sakit kepala, mudah marah, tidak
mampu berkonsentrasi, dan rentan terhadap infeksi serta Nampak pucat. Hasil
pemeriksaan Hb: 8 gr/dl, HR : takikardi. dyslipidemia.

B. DAFTAR PERTANYAAN
1) Apakah masalah utama pada skenario kasus tersebut?
2) Penyakit apa yang kemungkinan diderita klien pada skenario kasus?
3) Penyakit lain yang terkait keluhan utama pada kasus skenario kasus?
4) Jelaskan etiologi dan manifestasi klinik dari penyakit pada skenario kasus!
5) Jelaskan patofisiologi/patogenesis dari penyakit pada skenario kasus!
6) Jelaskan pemeriksaan diagnostik utama dari penyakit pada skenario kasus!
7) Jelaskan komplikasi yang dapat terjadi dari penyakit pada skenario kasus!
8) Jelaskan penatalaksanaan medis dan keperawatan dari penyakit pada skenario kasus!
9) Sertakan hasil penelitian (jurnal ilmiah) untuk penanganan terkini dari penyakit!
10) Susunlah asuhan keperawatan secara teoritis dan berdasarkan skenario kasus
meliputi:
a. Pengkajian
b. Diagnosis keperawatan dan batasan karakteristik (NANDA/SDKI)
c. Tujuan dan kriteria evaluasi (NOC/SLKI)
d. Intervensi keperwatan (NIC/SIKI)

11
BAB IV
PEMBAHASAN

A. JAWABAN PERTANYAAN
1) Masalah utama pada kasus di scenario itu adalah defisiensi sel darah merah.
2) Penyakit yang kemungkinan diderita oleh pasien tersebut adalah anemia.
3) Penyakit lain yang terkait dengan keluhan utama pada keluhan tersebut adalah
takikardi yaitu,denyut jantung yang cepat dan dyslipidemia yaitu kolesterol atau lipid
yang tidak normal di dalam darah.
4) Etiologi Anemia :
Anemia terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah sehat atau
hemoglobin. Akibatnya, sel-sel dalam tubuh tidak mendapat cukup oksigen dan tidak
berfungsi secara normal (hipoksemia). Secara garis besar, anemia terjadi akibat tiga
kondisi berikut ini:
a) Produksi sel darah merah yang kurang.
b) Kehilangan darah secara berlebihan.
c) Hancurnya sel darah merah yang terlalu cepat.
Berikut ini adalah jenis-jenis anemia yang umum terjadi berdasarkan
penyebabnya:
a) Anemia akibat kekurangan zat besi
Kekurangan zat besi membuat tubuh tidak mampu menghasilkan hemoglobin
(Hb). Kondisi ini bisa terjadi akibat kurangnya asupan zat besi dalam makanan,
atau karena tubuh tidak mampu menyerap zat besi, misalnya akibat penyakit
celiac.
b) Anemia pada masa kehamilan
Ibu hamil memiliki nilai hemoglobin yang lebih rendah dan hal ini normal.
Meskipun demikian, kebutuhan hemoglobin meningkat saat hamil, sehingga
dibutuhkan lebih banyak zat pembentuk hemoglobin, yaitu zat besi, vitamin B12,
dan asam folat. Bila asupan ketiga nutrisi tersebut kurang, dapat terjadi anemia
yang bisa membahayakan ibu hamil maupun janin.

12
c) Anemia akibat perdarahan
Anemia dapat disebabkan oleh perdarahan berat yang terjadi secara perlahan
dalam waktu lama atau terjadi seketika. Penyebabnya bisa cedera, gangguan
menstruasi, wasir, peradangan pada lambung, kanker usus, atau efek samping
obat, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS). Selain itu, anemia karena
perdarahan juga bisa merupakan gejala cacingan akibat infeksi cacing tambang
yang menghisap darah dari dinding usus.
d) Anemia aplastic
Anemia aplastik terjadi ketika kerusakan pada sumsum tulang membuat tubuh
tidak mampu lagi menghasilkan sel darah merah dengan optimal. Kondisi ini
diduga dipicu oleh infeksi, penyakit autoimun, paparan zat kimia beracun, serta
efek samping obat antibiotik dan obat untuk mengatasi rheumatoid arthritis.
e) Anemia hemolitik
Anemia hemolitik terjadi ketika penghancuran sel darah merah lebih cepat
daripada pembentukannya. Kondisi ini dapat diturunkan dari orang tua, atau
didapat setelah lahir akibat kanker darah, infeksi bakteri atau virus, penyakit
autoimun, serta efek samping obat-obatan, seperti paracetamol, penisilin, dan
obat antimalaria.
f) Anemia akibat penyakit kronis
Beberapa penyakit dapat memengaruhi proses pembentukan sel darah merah,
terutama bila berlangsung dalam jangka panjang. Beberapa di antaranya adalah
penyakit Crohn, penyakit ginjal, kanker, rheumatoid arthritis, dan HIV/AIDS.
g) Anemia sel sabit (sickle cell anemia)
Anemia sel sabit disebabkan oleh mutasi (perubahan) genetik pada
hemoglobin. Akibatnya, hemoglobin menjadi lengket dan berbentuk tidak
normal, yaitu seperti bulan sabit. Seseorang bisa terserang anemia sel sabit
apabila memiliki kedua orang tua yang sama-sama mengalami mutasi genetik
tersebut.
h) Thalasemia

13
Thalasemia disebabkan oleh mutasi gen yang memengaruhi produksi
hemoglobin. Seseorang dapat menderita thalasemia jika satu atau kedua orang
tuanya memiliki kondisi yang sama.

Manifestasi Klinik :
Tanda-tanda yang paling sering dikaitkan dengan anemia adalah pucat,
takikardi, sakit dada, dyspnea, nafas pendek, cepat lelah, pusing, kelemahan, tinitus,
penderita defisiensi yang berat mempunyai rambut rapuh dan halus, kuku tipis rata
mudah patah, atropi papila lidah mengakibatkan lidah tampak pucat, licin, mengkilat,
merah daging meradang dan sakit (Guyton, 1997). Manifestasi klinis anemia besi
adalah pusing, cepat lelah, takikardi, sakit kepala, edema mata kaki dan dispnea
waktu bekerja. (Gasche C., 1997:126).

5) Patofisiologis/Patogenesis Anemia :
Dalam keadaan normal tubuh orang dewasa mengandung rata-rata 3 – 5 gr
besi, hampir dua pertiga besi terdapat dalam hemoglobin dilepas pada proses penuaan
serta kematian sel dan diangkat melalui transferin plasma ke sumsum tulang untuk
eritropoiesis. Pada peredaran zat besi berkurang, maka besi dari diet tersebut diserap
oleh lebih banyak. Besi yang dimakan diubah menjadi besi keto dalam lambung dan
duodenum, penyerapan besi terjadi pada duodenum dan jejenum proksimal,
kemudian besi diangkat oleh tranferin plasma ke sumsum tulang, untuk sintesis
hemoglobin atau ke tempat penyimpanan di jaringan.

6) Pemeriksaan Diagnostik :
Pemeriksaan diagnostik pada anemia adalah:
a) Jumlah darah lengkap (JDL) di bawah normal (hemoglobin, hematokrit
dan SDM).
b) Feritin dan kadar besi serum rendah pada anemia defisiensi besi.
c) Kadar B12 serum rendah pada anemia pernisiosa.
d) Tes Comb direk positif menandakan anemia hemolitik autoimun.

14
e) Hemoglobin elektroforesis mengidentifikasi tipe hemoglobin abnormal
pada penyakit sel sabit.
f) Tes schilling digunakan untuk mendiagnosa defisiensi vitamin B12 (Engram,
1999:430)

7) Komplikasi :
Jika dibiarkan tanpa penanganan, anemia berisiko menyebabkan beberapa
komplikasi serius, seperti:
a) Kesulitan melakukan aktivitas akibat kelelahan.
b) Masalah pada jantung, seperti gangguan irama jantung (aritmia) dan gagal
jantung.
c) Gangguan pada paru-paru, misalnya hipertensi pulmonal.
d) Komplikasi kehamilan, antara lain melahirkan prematur atau bayi terlahir dengan
berat badan rendah.
e) Gangguan proses tumbuh kembang jika anemia terjadi pada anak-anak atau bayi.
f) Rentan terkena infeksi.

8) Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan :


Menurut Engram, (1999). penatalaksanaan pada pasien dengan anemia yaitu :
a) Memperbaiki penyebab dasar.
b) Suplemen nutrisi (vitamin B12, asam folat, besi)
c) Transfusi darah

9) Jurnal Ilmiah Terkait Penangan Tekini Dari Penyakit Anemia


➢ Judul jurnal : ANEMIA PADA GAGAL JANTUNG
➢ Volume dan Halaman : Vol 2 Halaman 133-139
➢ Tahun : 2010
➢ Penulis : Cecilia Hendrata, Reginald L.
➢ Penanganannya Anemia :
a) Transfusi darah

15
Menurut guidelines dari American College of Physicians and the
American Society of Anesthesiologist, transfusi diberikan bila ka-dar Hb <
8gr%. Penelitian Hebert dkk pada 838 pasien dengan penyakit kritis (26 %
diantaranya dengan penyakit kardiovaskuler) menunjukkan bahwa
mempertahankan Hb pada nilai 10-12 gr% tidak memberikan hasil lebih baik
terhadap penurunan angka kema-tian <30 hari, dibandingkan dengan kadar
Hb 7-8 gr%. Transfusi juga beresiko terhadap terjadinya berbagai efek
samping seperti supresi sistem imun dengan resiko terinfeksi, sensitisasi
terhadap antigen HLA, serta kele-bihan cairan dan besi.

b) Pemberian preparat eritropoietin


Mekanisme utama stimulasi eritroproietin terhadap produksi eritrosit
adalah melalui inhibisi apoptosis dari progenitor eritrosit dalam sumsum
tulang. Dengan demikian dapat terjadi proliferasi, pertumbuhan dan maturasi
dari proeritroblas dan normoblas, dengan hasil akhir kenaikan kadar Hb. jenis
eritro-poietin yang telah digunakan sebagai peng-obatan terhadap anemia,
yaitu: epoetin-α, epoetin-β (keduanya merupakan recombi-nant human
erythropoietin [rHuEPO]) dan darbepoetin-α. Pada tahun 1985 rHuEPO
pertama kali disintesis, dan mulai digunakan pada tahun 1988 untuk penderita
anemia dengan GGK stadium akhir. Waktu paruh rHuEPO setelah pemberian
intravena adalah 6-8 jam, sedangkan pada pemberian sub-kutan mencapai 24
jam. Jumlah rHuEPO yang diperlukan untuk mencapai target Hb pada pasien
GGK kira-kira 25% lebih kurang dibanding dengan pemberian intravena.
Darbepoietin-α merupakan eritropoietin de-ngan waktu kerja yang panjang,
merupakan suatu N-linked supersialylated analog dari human erythropoietin,
dan mulai digunakan pada tahun 2001 sebagai pengobatan anemia pada GGK.
Dibandingkan dengan rHuEPO, darbepoetin-α mempunyai afinitas yang lebih
kuat terhadap reseptor eritropoietin, dan waktu paruh lebih panjang yaitu
sampai 48 jam; sebagai konsekuensi dapat diberikan dengan interval lebih
lama yaitu 1-2 minggu selama pengobatan pemeliharaan.2

16
Efek pengobatan rHuEPO pada penderita gagal jantung dengan
anemia pertama kali dilaporkan oleh Silverberg dkk.17 Dalam pe-nelitiannya
mereka menemukan bahwa pem-berian rHuEPO subkutan dengan dosis 5000
IU dan besi sukrosa intravena 200 mg sekali seminggu selama 28 minggu
menghasilkan peningkatan Hb 2 gr%, perbaikan klas fung-sional, peningkatan
fraksi ejeksi ventrikel kiri, dan berkurangnya kebutuhan diuretik pada 26
pasien yang diteliti, dibandingkan dengan kelompok kontrol. Mancini dkk18
menemukan pada 23 pasien gagal jantung dengan anemia, pemberian
rHuEPO subku-tan 5000 IU tiga kali perminggu meningkat-kan hematokrit
dari < 35% menjadi > 45% dalam tiga bulan. Disamping itu terjadi pe-
ningkatan puncak ambilan oksigen dan perpanjangan durasi treadmill.
Peningkatan kadar hematokrit berhubungan linier dengan peningkatan
ambilan oksigen Pada penelitian terhadap 33 penderita gagal jantung dengan
anemia (Hb <12,5 gr%) didapatkan bahwa pemberian darbe-poetin-α satu kali
perbulan dengan dosis 2,0 ug/kgBB menyebabkan kenaikan kadar Hb tanpa
adanya efek samping. Penelitian dari van Veldhuisen dkk, pemberian
darbepoetin-α 0,7 ug/kgBB subkutan dua kali seminggu selama 26 minggu
pada penderita gagal jan-tung dengan anemia (Hb 9-12 gr%), mem-
perlihatkan adanya peningkatan bermakna kadar Hb, perbaikan toleransi
terhadap aktifitas, serta peningkatan kualitas hidup, dibandingkan dengan
kelompok plasebo.

❖ Efek samping pemberian preparat eritro-poietin


1. Trombosis
Penggunaan eritropoietin beresiko ter-jadinya trombosis,
disebabkan oleh pening-katan viskositas darah serta interaksi pla-
telet-eritrosit, maupun efek langsung eritro-poietin terhadap platelet
dan endotel kapiler. Beberapa studi klinis mengenai terjadinya
trombosis akibat pengobatan dengan rHuEPO jangka panjang
memperlihatkan hasil yang bervariasi. Besaral dkk memban-dingkan

17
penggunaan rHuEPO dengan target Ht 30% dibandingkan dengan
target Hb normal pada 1233 penderita GGK stadium akhir dengan
hemodialisis rutin dan mem-punyai faktor komorbid penyakit jantung.
Mereka mendapatkan adanya peningkatan resiko kematian maupun
infark miokard pada kelompok dengan target Hb normal. Pada studi
retrospektif terhadap pasien de-ngan kanker cerviks, terapi dengan
rHuEPO jangka panjang berhubungan dengan resiko terjadinya
trombosis vena dalam.

2. Hipertensi
Pengobatan dengan preparat ertropoetin jangka panjang juga
berhubungan dengan kenaikan tekanan darah. Hal ini disebabkan oleh
peningkatan viskositas darah akibat bertambahnya massa eritrosit,
perubahan mileu neurohormonal, maupun efek langsung terhadap
struktur dan fungsi mikrovaskuler. Pada GGK, faktor resiko terjadinya
hipertensi pada penderita yang diberi preparat eritropoietin
berhubung-an dengan peningkatan tiba-tiba nilai he-matokrit saat
pengobatan, rendahnya nilai hematokrit awal sebelum pengobatan,
rHuEPO dosis tinggi yang diberikan intra-vena, serta adanya
predisposisi genetik ter-hadap hipertensi.

c) Pemberian suplementasi besi


Pengobatan dengan preparat ertropoetin jangka panjang juga
berhubungan dengan kenaikan tekanan darah. Hal ini disebabkan oleh
peningkatan viskositas darah akibat bertambahnya massa eritrosit, perubahan
mileu neurohormonal, maupun efek langsung terhadap struktur dan fungsi
mikrovaskuler. Pada GGK, faktor resiko terjadinya hipertensi pada penderita
yang diberi preparat eritropoietin berhubung-an dengan peningkatan tiba-tiba
nilai he-matokrit saat pengobatan, rendahnya nilai hematokrit awal sebelum

18
pengobatan, rHuEPO dosis tinggi yang diberikan intra-vena, serta adanya
predisposisi genetik ter-hadap hipertensi.

d) Pemberian Diuretik
Pemberian transfusi darah, preparat eritropoietin, suplementasi besi
atau diuretik memerlukan pertimbangan yang matang serta kekhususan untuk
setiap kasus yang dihadapi.

10) Asuhan Keperawatan :


i. Pengkajian
a) IDENTITAS KLIEN :
Nama : Tn.A
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Diagnosa Masuk : Takikardi dan Dyslipidemia
Alasan Masuk :
Pasien datang kerumah sakit dengan keluhan yang dirasakan adalah
mudah lelah, kurang bergairah, sakit kepala, mudah marah, tidak mampu
berkonsentrasi,
b) KELUHAN UTAMA
Mudah lelah, kurang bergairah, sakit kepala, mudah marah, tidak
mampu berkonsentrasi, dan rentan terhadap infeksi serta nampak pucat.
c) RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Pasien rentan terhadap infeksi serta nampak pucat.
d) RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Klien tidak mengatakan bahwa keluarga klien ada yang menderita
seperti yang dia rasakan, seperti mudah lelah, kurang bergairah, sakit
kepala, mudah marah, dan tidak mampu berkonsentrasi
e) TINGKAT PENGETAHUAN

19
Pasien mengetahui tentang penyakitnya, pasien menggunakan Bahasa
Indonesia sebagai bahasa sehari-hari

f) PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil pemeriksaan Hematologi( Hb : 8gr/Dl), HR : Takikardi,
dyslipidemia

❖ Diagnosa Keperawatan dan Batasan Karakteristik (NANDA)


Diketahui :
➢ Tn.A berusia 45 tahun
➢ Keluhan yang dirasakan pasien = mudah lelah, kurang bergairah, sakit
kepala, mudah marah, tidak mampu berkonsentrasi.
➢ Penyebab keluhan = Anemia, disebabkan oleh kurangnya sel darah merah
atau sel darah merah yang tidak berfungsi di dalam tubuh. Ini
menyebabkan aliran oksigen berkurang ke organ tubuh. Gejala dapat
berupa kelelahan, kulit pucat, sesak napas, pusing, limbung, atau detak
jantung cepat.
➢ Akibat yang ditimbulkan =
1) Mudah Lelah
2) Kurang Bergairah
3) Sakit Kepala
4) Mudah Marah
5) Tidak Mampu Berkonsentrasi
6) Pucat
7) Detak jantung cepat (takikardi)

❖ Penyimpangan KDM/Patoflow Diagram


➢ Etiologi/Penyebab = kurangnya sel darah merah atau sel darah merah yang
tidak berfungsi di dalam tubuh. Ini menyebabkan aliran oksigen berkurang ke

20
organ tubuh. Gejala dapat berupa kelelahan, kulit pucat, sesak napas, pusing,
limbung, atau detak jantung cepat.
➢ Penyakit/Kasus = Anemia
➢ Tanda dan gejala =
1) Mudah Lelah
2) Kurang Bergairah
3) Sakit Kepala
4) Mudah Marah
5) Tidak Mampu Berkonsentrasi
6) Pucat
7) Detak jantung cepat (takikardi)
➢ Diagnosa Keperawatan =
Domain 4.Aktivitas/istirahat
Kelas 4. Respon kardiovaskular/pulmonal
Kode 00029
Dx : Penurunan curah jantung berhubungan dengan Takikardia

Domain 4. Aktivtias/Istirahat
Kelas 4. Respon kardiovaskular/pulmonal
Kode 00200
Dx : Risiko penurunan perfusi jaringan jantung berhubungan dengan
Hiperlipidemia

Domain 4. Aktivitas/istirahat
Kelas 3. Keseimbangan energi
Kode 00093
Dx : Keletihan berhubungan dengan anemia

Domain 11. Keamanan/perlindungan

21
Kelas 1.infeksi
Kode 00004
Dx :Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin

❖ Patoflow Diagram : Anemia

❖ Pengelompokkan Data

22
a) DATA SUBJEKTIF :
1) Pasien mengeluhkan mudah lelah, kurang bergairah, sakit kepala, mudah
marah, tidak mampu berkonsentrasi.
2) Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami penyakit tersebut.
b) DATA OBJEKTIF :
▪ DATA OBJEKTIF PRIMER :
1) Pasien tampak pucat, dan rentan terhadap infeksi
2) Hasil pemeriksaan (Hb :8gr/Dl, HR : Takikardi, Dislypidemia)
▪ DATA OBJEKTIF SEKUNDER :
1) Tidak ada

❖ Analisis Data
Data Etiologi Masalah/Diagnosa
DS : Anemia ❖ Penurunan curah
1) Pasien mengeluhkan ↓ jantung berhubungan
mudah lelah, kurang viskositas darah dengan Takikardia
bergairah, sakit menurun
kepala, mudah marah, ↓ ❖ Risiko penurunan
tidak mampu resistensi aliran darah perfusi jaringan
berkonsentrasi. perifer jantung berhubungan
2) Pasien mengatakan ↓ dengan Hiperlipidemia
tidak ada keluarga penurunan transport O2
yang mengalami ke jaringan
❖ Keletihan
penyakit tersebut. ↓
berhubungan dengan
DO : hipoksia, pucat, lemah
anemia
DO PRIMER : ↓
1) Pasien tampak pucat, beban jantung
dan rentan terhadap meningkat
infeksi ↓

23
2) Hasil pemeriksaan kerja jantung ❖ Risiko infeksi
(Hb :8gr/Dl, HR : meningkat berhubungan dengan
Takikardi, ↓ penurunan hemoglobin
Dislypidemia) payah jantung
DO SEKUNDER :
Tidak ada

ii. DIAGNOSA (BERDASARKAN NANDA-I) :


Domain 4.Aktivitas/istirahat
Kelas 4. Respon kardiovaskular/pulmonal
Kode 00029
Dx : Penurunan curah jantung berhubungan dengan Takikardia

Domain 4. Aktivtias/Istirahat
Kelas 4. Respon kardiovaskular/pulmonal
Kode 00200
Dx : Risiko penurunan perfusi jaringan jantung berhubungan dengan Hiperlipidemia

Domain 4. Aktivitas/istirahat
Kelas 3. Keseimbangan energi
Kode 00093
Dx : Keletihan berhubungan dengan anemia

Domain 11. Keamanan/perlindungan


Kelas 1.infeksi
Kode 00004
Dx :Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin

iii. TUJUAN DAN KRITERIA EVALUASI (NOC/SLKI)


Penyusunan NOC 1 :

24
➢ Domain = 2 Kesehatan Fisiologi
➢ Kelas = E-Jantung
➢ Outcomes = 0418 Keparahan Syok Kardiogenik baik
❖ 0418 – Keparahan Syok Kardiogenik baik dengan kriteria :
▪ 041818 Pucat … (target maksimal 5)
▪ 041807 Meningkatnya laju jantung … (target maksimal 5)
▪ 041809 Aritmia … (target maksimal 5)
Penyusunan NOC 1 :
➢ Domain = 2 Kesehatan Fisiologi
➢ Kelas = E-Jantung
➢ Outcome = 0405 Perfusi Jaringan : Kardiak baik
❖ 0405 – Perfusi Jaringan : Kardiak baik dengan kriteria :
▪ 040521 Takikardia … (target maksimal 5)
Penyusunan NOC 2 :
➢ Domain = 4 Pengetahuan tentang Kesehatan & Perilaku
➢ Kelas = GG-Pengetahuan Kondisi Kesehatan & Perilaku
➢ Outcomes = 1858 Pengetahuan : Manajemen Gangguan Lipid baik
❖ 1858-Pengetahuan : Manajemen Gangguan Lipid baik dengan kriteria :
▪ 185818 Sumber informasi terkemuka tentang hiperlipidemia …
(target maksimal 5)
▪ 185803 Tes Laboratorium yang diperlukan untuk pemantauan
kadar lemak …. (target maksimal 5)
▪ 185808 Diet yang dianjurkan … (target maksimal 5)
▪ 185805 Manfaat modifikasi gaya hidup … (target maksimal 5)
Penyusunan NOC 2 :
➢ Domain = 4 Pengetahuan tentang Kesehatan & Perilaku
➢ Kelas = T-Kontrol Resiko dan Keamanan
➢ Outcomes = 1928-Kontrol Risiko : Gangguan Lipid baik
❖ 1928-Kontrol Risiko : Gangguan Lipid baik dengan kriteria :

25
▪ 192901 Mencari informasi terkait gangguan lipid … (target
maksimal 5)
▪ 192902 Mengidentifitkasi faktor risiko gangguan lipid … (target
maksimal 5)
▪ 192903 Mengenali faktor risiko individu terkait gangguan lipid …
(target maksimal 5)
▪ 192904 Memodifikasi gaya hidup untuk mengurangi risiko …
(target maksimal 5)
▪ 192905 Mengembangkan strategi yang efektif dalam mengontrol
risiko … (target maksimal 5)
Penyusunan NOC 2:
➢ Domain = 4 Pengetahuan tentang Kesehatan & Perilaku
➢ Kelas = FF-Manajemen Kesehatan
➢ Outcomes = 3109-Manajemen Diri : Kelainan Lipid baik
❖ 3109-Manajemen Diri : Kelainan Lipid dengan kriteria ;
▪ 310906 Beradaptasi dalam kehidupan rutin untuk
mengoptimalkan kesehatan …. (target maksimal 5)
▪ 310910 Membatasi asupan lemak dan kolesterol … (target
maksimal 5)
▪ 310914 Mencegah diri sebagai perokok pasif … (target maksimal
5)
Penyusunan NOC 3 :
➢ Domain = 4 Pengetahuan tentang Kesehatan & Perilaku
➢ Kelas = FF-Manajemen Kesehatan
➢ Outcome = 3116-Manajemen Diri : Anemia Kronik baik
❖ 3116-Manajemen Diri : Anemia Kronik baik dengan kriteria :
▪ 311606 Memonitor tingkat kelelahan … (target maksimal 5)
▪ 311607 Menggunakan Teknik konservasi energi … (target
maksimal 5)

26
▪ 311608 Menggunakan tindakan untuk mengurangi gejala … (target
maksimal 5)
▪ 311609 Memonitor faktor yang menurunkan kemampuan untuk
melakukan aktivitas … (target maksimal 5)
▪ 311610 Memonitor faktor yang berdampak pada kemampuan untuk
melakukan aktivitas … (target maksimal 5)
▪ 311618 Menggunakan suplemen nutrisiyang di rekomendasikan …
(target maksimal 5)
▪ 311619 Menggunakan suplemen besi yang direkomendasikan …
(target maksimal 5)
▪ 311624 Mengatur rutinitas hidup untuk kesehatan yang optimal …
(target maksimal 5)
▪ 311601 Memonitor tanda dan gejala dari anemia… (target maksimal
5)
▪ 311602 Mendapatkan informasi mengenai anemia … (target
maksimal 5)
Penyusunan NOC 3 :
➢ Domain = 4 Pengetahuan tentang Kesehatan & Perilaku
➢ Kelas = GG- Pengetahuan Kondisi Keseatan
➢ Outcome = 3240-Pengetahuan : Manajemen Anemia Kronik baik
❖ 3240-Pengetahuan : Manajemen Anemia Kronik baik dengan kriteria :
▪ 320402 Tanda dan gejala dari anemia … (target maksimal 5)
▪ 320404 Pentingnya suplemen nutrisi … (target maksimal 5)
▪ 320405 Pentingnya suplemen besi … (target maksimal 5)
▪ 320406 Faktor yang berdampak pada kemampuan untuk
melaksanakan aktivitas … (target maksimal 5)
▪ 320414 Keuntungan dari manajemen gejala … (target maksimal 5)
▪ 320421 Efek Psikososial dari anemia … (target maksimal 5)
Penyusunan NOC 3 :
➢ Domain = 1 Fungsi Kesehatan

27
➢ Kelas = A-Pemeliharaan Energi
➢ Outcome = 0007-Tingkat kelelahan baik
❖ 0007-Tingkat kelelahan baik dengan kriteria :
▪ 000701 Kelelahan … (target maksimal 5)
▪ 000702 Kelesuan … (target maksimal 5)
▪ 000705 Penurunan libido … (target maksimal 5)
▪ 000706 Gangguan Konsentrasi … (target maksimal 5)
▪ 000708 Sakit Kepala … (target maksimal 5)
▪ 000714 Tingkat Stress … (target maksimal 5)
▪ 000715 Kegiatan sehari-hari … (target maksimal 5)
▪ 000721 Keseimbangan antara kegiatan dan istirahat … (target
maksimal 5)
▪ 000726 Fungsi Imun … (target maksimal 5)
Penyusunan NOC 4 :
➢ Domain = 4 Pengetahunan tentang kesehatan & perilaku
➢ Kelas = T-Kontrol Risisko dan Keamanan
➢ Outcome = 1924-Kontrol Risiko : Proses Infeksi baik
❖ 1924-Kontrol Risiko : Proses Infeksi baik dengan kriteria :
▪ 192425 Mencari informasi terkait 28indaka infeksi … (target
maksimal 5)
▪ 192404 Mengidentifikasi risiko infeksi dalam aktivtias sehari-hari
… (target maksimal 5)
▪ 192495Mengidentifikasi tanda dan gejala infeksi … (target
maksimal 5)
▪ 192497 Mengidentifikasi strategi untuk melindungi diri dari orang
lain yang yang terkena infeksi … (target maksimal 5)
▪ 192498 Memonitor masa inkubasi penyakit infeksius … (target
maksimal 5)
▪ 192411 Mempertahankan lingkungan yang bersih … (target
maksimal 5)

28
▪ 192413 Mengembangkan strategi efektif untuk mengontrol infeksi
… (target maksimal 5)
Penyusunan NOC 4 :
➢ Domain = 4 Pengetahunan tentang kesehatan & perilaku
➢ Kelas = FF-Manajemen Kesehatan
➢ Outcome = 3118-Manajemen Diri : Infeksi baik
❖ 3118-Manajemen Diri : Infeksi Diri baik dengan kriteria :
▪ 311801 Mendapatkan skrining awal untuk deteksi … (target
maksimal 5)
▪ 311802 Mendapatkan penangan untuk diagnosis infeksi … (target
maksimal 5)
▪ 311807 Menggunakan metode menghilangkan gejala … (target
maksimal 5)
▪ 311808 Mrnggunakan strategi mencegah komplikasi …(target
maksimal 5)

iv. INTERVENSI KEPERAWATAN (NIC/SIKI)


Penyusunan NIC 1 :
➢ Domain = 2 Fisiologi Kompleks
➢ Kelas = N-Manajemen Perfusi Jaringan
➢ Interventions = 4040-Perawatan Jantung
❖ 4040-Perawatan Jantung =
▪ Secara rutin mengecek pasien baik secara fisik dan psikologis
sesuai dengan kebijakan tiap agen/penyedia layanan
▪ Pastikan tingkat aktivitias pasien yang tidak membahayakan curah
jantung atau memprovokasi serangan jantung
▪ Dorong (adanya) peningkatan aktivitas bertahap Ketika kondisi
(pasien) sudah distabilkan (misalnya dorong aktivitas yang lebih
ringan atau waktu yang lebih singkat dengan waktu istirahat yang
sering dalam melakukan aktivitas)

29
▪ Monitor tanda-tanda vital secara rutin
▪ Catat tanda dan gejala penurunan curah jantung
▪ Monitor status pernafasan terkait dengan adanya gejala gagal
jantung
▪ Monitor keseimbangan cairan (masukan dan keluaran serta berat
badan harian)
▪ Evaluasi perubahan tekanan darah
▪ Instruksikan pasien dan keluarga mengenai terapi modalitas
Batasan aktivitas dan kemajuan
▪ Monitor toleransi aktivitas pasien
▪ Identifikasi metode pasien dalam menangani 30indak
▪ Lakukan terapi relaksasi, sebagaimana mestinya
▪ Dorong aktivitas yang tidak bersaing/kompetitif pada paien
dengan risiko gangguan fungsi jantung
▪ Instruksikan pasien dan keluarga mengenai tujuan perawatan dan
bagaimana kemajuannya akan diukur
Penyusunan NIC 1 :
➢ Domain = 2 Fisiologi Kompleks
➢ Kelas = N-Manajemen Perfusi Jaringan
➢ Interventions = 4050-Manajemen Risiko Jantung
❖ 4050-Manajemen Risiko Jantung =
▪ Skrining pasien mengenai ,kebiasaaanya yang berisiko yang
berhubungan dengan kejadian yang tidak diharapkan pada jantung
( misalnya, merokok,obesitas,gaya hidup yang sering duduk,
tekanan darah tinggi, riwayat serangan jantung, riwayat keluarga
dengan serangan jantung)
▪ Identifikasi kesiapan pasien untuk mempelajari gaya hidup yang
dimodifikasi (diet,merokok, minuman beralkohol, olahraga dan
kadar kolestrol)

30
▪ Instruksikan pasien dan keluarga mengenai tanda dan gejala
penyakit jantung dini dan perburukan penyakit jantung,
sebagaimana mestinya
▪ Prioritaskan pasien dan keluarga mengenai modifikasi faktor
risiko ( jantung ) dengan kolaborasi bersama pasien dan keluarga
▪ Instruksikan pasien dan keluaraga untuk memonitor tekanan darah
dan denyut jantung secara rutin dengan berolahraga, sebagaimana
mestinya
▪ Berikan dukungan akan olahraga yang diindikasikan untuk pasien
yang memiliki faktor risiko jantung
▪ Instruksikan pasien untuk melakukan olahraga yang progresif
secara teratur, sebagaimana mestinya
▪ Berikan dukungan{ untuk melakukan} olahraga rutin harian
selama 30 menit, sebagaimana mestinya
▪ Instrukksikan pasien dan keluarga mengenai gejala jantung yang
mulai menggangu, dimana mengindikasikan akan kebutuhan
untuk istirahat
▪ Instruksikan pasien dan keluaraga mengenai strategi untuk
membatasi atau mengurangi merokok
▪ Instruksikan pasien dan keluarga mengenai strategi diet jantung
sehat ( misalnya, rendah natrium, rendah lemak, rendah kolestrol,
tinggi serat, cairan yang cukup, asuhan kalori yang tepat)
▪ Dukungan pasien untuk menjaga asuhan kalori sampai tahap
pencapaian berat badan yang diharapkan
▪ Kurangi kecemasan pasien dengan menyediakan informasi yang
akurat dan mengoreksi segala konsep yang tepat
▪ Skrining pasien mengenai kemungkinan adanya kecemasan dan
depresi, sebagaimana mestinya
▪ Identifikasi metode pasien dalam menghadapi 31indak
▪ Dukungan 31indak yang efektif untuk mengurangi 31indak

31
▪ Lakukan terapi relaksasi, jika tepat
▪ Monitor kemajuan pasien dengan interval yang teratur
Penyusunan NIC 1 :
➢ Domain = 2 Fisiologi Kompleks
➢ Kelas = N-Manajemen Perfusi Jaringan
➢ Interventions = 4060-Pencegahan Syok
❖ 4060-Pencegahan Syok =
▪ Normal, tekanan nadi melemah, hipotensi ortostatik ringan (15
sampai 25 mmHg) perlambatan pengisian kapiler, pucat/dingin
pada kulit atau kulit kemerahan takipneu ringan, mual dan muntah,
peningkatan rasa haus, dan kelemahan).
▪ Monitor terhadap adanya tanda-tanda respon sindroma inflamasi
sistemik (seperti: peningkatan suhu,
takikardi,takipnea,hipokarbia, leukositosis, leukopenia).
▪ Monitor terhadap adanya tanda awal dari penurunan fungsi
jantung Seperti penurunan penurunan dan urin output,
meningkatkan SVR dan PCWP bunyi crackles pada paruh, bunyi
jantung S3 dan S4 dan takikardia.
▪ Monitor status sirkulasi seperti tekanan darah warna kulit,
32indakan32c32 kulit, bunyi jantung, nadi dan irama kekuatan dan
kualitas nadi perifer dan pengisian kapiler.
▪ Monitor tekanan oksimetri
▪ Monitor suhu dan status respirasi
▪ Monitor EKG
▪ Monitor berat badan, masukan dan keluaran setiap hari
▪ Monitor hasil laboratorium, terutama nilai hgb dan HCL profil
pembekuan agen laktop elektrolit kultur dan kimia darah
▪ Monitor terhadap adanya tanda atau gejala asites dan nyeri
abdomen atau punggung

32
▪ Posisikan pasien dalam posisi supine dengan posisi kaki
ditinggikan atau volume dan 33indakan33 atau Supine dengan
kepala dan bahu ditinggikan atau cardiogenic sesuai kebutuhan
▪ Berikan dan pertahankan kepatenan jalan nafas sesuai kebutuhan
▪ Berikan cairan melalui IV atau au oral sesuai kebutuhan
▪ Pasang dan pertahankan akses IV yang besar sesuai kebutuhan
▪ Berikan IV fluit Challenge sementara melakukan monitor tekanan
hemodinamik dan urin output sesuai kebutuhan
▪ Berikan antiaritmia, 33indakan atau vasopressor, sesuai kebutuhan
▪ Berikan PRC,FFP atau platelet, sesuai kebutuhan
▪ Mulai lebih awal pemberian agen antimikroba dan monitor ketat
terhadap efektifitasnya sesuai kebutuhan
▪ Berikan oksigen dan ventilasi mekanik sesuai kebutuhan
▪ Anjurkan pasien dan keluarga mengenai 33indaka-langkah yang
harus dilakukan terhadap timbulnya gejala syok.
Penyusunan NIC 2 :
➢ Domain = 2 Fisiologi Kompleks
➢ Kelas = G-Manajemen Elektrolit dan Asam Basa
➢ Interventions = 2125-Manajemen Hiperlipidemia
❖ 2125-Manajemen Hiperlipidemia =
▪ Dapatkan detil riwayat kesehatan pasien untuk menentukan
adanya hyperlipidemia atau tingkat risiko pasien, meliputi
penggunaan pengobatan dan nilai laboratorium.
▪ Identifikasi kemungkinan penyebab dari hyperlipidemia (misalnya
diet lemak saturasi tinggi, daging merah, makanan goreng, produk
susu, rendah serat, merokok, obesitas, gava hidup kurang gerak,
riwayat keluarga dengan tingkat kolesterol tinggi), meliputi
kondisi metabolis dan obat yang mempengaruhi metabolism lipid
(misalnya hipotiroidism, penyakit liver atau ginjal, anoreksia
nervosa, diabetes yang tidak tertangani, glukokortiroid, estrogen ).

33
▪ Lakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, meliputi tanda
vital, tinggi, berat badan, rasio lingkar pinggang, dan indeks masa
tubuh/BMI).
▪ Tentukan pasien dengan risiko (misalnya diet lemak saturasi
tinggi, daging merah, makanan goreng, produk susu, rendah serat,
obesitas, gaya hidup kurang gerak, riwayat keluarga dengan
tingkat kolesterol tinggi, merokok atau terpapar pada rokok).
▪ Gunakan petunjuk dari National Cholesterol Education Expert
Adult Treatment Panel III untuk menentukan kategori risiko dan
pilihan penanganan.
▪ Tentukan tingkat risiko pasien.
▪ Aplikasikan petunjuk penanganan untuk menentukan tujuan dari
penanganan (misalnya perubahan gaya hidup sebagai upaya
pencegahan dibandingkan dengan perubahan gaya hidup dengan
pengobatan).
▪ Nasehati pasien dengan risiko untuk mempraktikan modifikasi
gaya hidup untuk menurunkan perkembangan hyperlipidemia
(misalnya meningkatkan 34indaka, menurunkan berat bedan,
modifikasi diet, hindari atau berhenti merokok, dan menghindari
konsumsi 34indaka yang berlebihan).
▪ Nasehati pasien dengan risiko untuk mencari terapi pengobatan
yang tepat jika modifikasi gaya hidup gagal untuk menurunkan
hyperlipidemia dari tingkat yang berisiko.
▪ Bantu pasien dengan hyperlipidemia untuk mempraktikkan
modifikasi gaya hidup dan untuk menggunakan terapi obat dengan
tepat, sesuai petunjuk penanganan.
▪ Monitor kimia darah, meliputi kolesterol, trigliserida, LDL dan
HDL, sesuai indikasi petunjuk penanganan.
▪ Monitor berat badan dan lingkar pinggang.

34
▪ Instruksikan pasien dengan risiko untuk melakukan skrining
pencegahan yang teratur meliputi tingkat kolesterol.
▪ Dukung pasien untuk mengikuti rekomendasi dari The American
Heart Association terkait dengan tes kolesterol setiap 4-6 tahun
dimulai 20 usia.
▪ Instruksikan terkait dengan pola diet yang sehat (misalnya intake
kalori yang tepat untuk usia dan berat badan, intake serat yang
cukup, tanpa lemak tersaturasi; memasak dengan minyak sayur,
memilih daging yang dipotong; batai intake daging merah; batasi
produk susu; sedang atau rendah intake 35indaka).
▪ Instruksikan terkait dengan berat badan yang tepat, manajemen
berat badan, dan hubungan berat badan dengan hyperlipidemia.
▪ Instruksikan terkait dengan aktivitas fisik yang tepat (misalnya
35indaka menengah 30-45 menit perhari).
▪ Instruksikan pasien pada kemungkinan penyebab dan alur dari
hyperlipidemia.
▪ Instruksikan pasien dan keluarga dalam penggunaan pengobatan
dan indikasi, dengan tepat.
▪ Informasikan pasien bahwa hyperlipidemia adalah faktor risiko
yang dapat di 35indaka untuk penyakit arteri 35indaka dan stroke.
▪ Dukung pasien dan keluarga untuk memelihara daftar pengobatan
saat ini dan rekonsiliasi pengecekan kesejahteraan rutin,
kunjungan ke rumah sakit, atau di rawat di rumah sakit.
Penyusunan NIC 3 :
➢ Domain = 1 Fisiologi : Dasar
➢ Kelas = A-Manajemen Aktivitas dan Latihan
➢ Interventions = 0180-Manajemen Energi
❖ 0180-Manajemen Energi =
▪ kaji status fisiologis pasien yang menyebabkan kelelahan sesuai
dengan konteks usia dan perkembangan

35
▪ anjurkan pasien mengungkapkan perasaan secara verbal mengenai
keterbatasan yang dialami
▪ gunakan 36indakan36c yang valid untuk mengukur kelelahan
▪ perbaiki 36indaka status fisiologis (misalnya koma terapi yang
menyebabkan anemia) sebagai prioritas utama
▪ pilih intervensi untuk mengurangi kelelahan baik secara
farmakologi maupun non farmakologi dengan tepat
▪ tentukan jenis dan banyaknya aktivitas yang dibutuhkan untuk
menjaga ketahanan
▪ monitor intake nutrisi untuk mengetahui sumber energi yang
adekuat
▪ konsultan dengan ahli gizi menilai cara meningkatkan intake
energi dan makanan
▪ negosiasi kan waktu makan yang sesuai dan tidak sesuai dengan
jadwal di rumah sakit
▪ monitor sumber kegiatan olahraga dan kelelahan emosional yang
dialami pasien
▪ anjuran senam 36indaka sesuai kemampuan pasien
▪ monitor atau catat waktu dan lama istirahat atau tidur pasien
▪ monitor lokasi dan sumber ketidaknyamanan atau nyeri yang
dialami pasien selama aktivitas
▪ kurangi ketidaknyamanan fisik yang dialami pasien yang bisa
mempengaruhi fungsi kognitif pembentukan diri dan pengaturan
aktivitas pasien
▪ buat 36indaka untuk aktivitas hiperaktif klien saat mengganggu
yang lain atau dirinya sendiri
▪ Bantu pasien untuk memahami prinsip konservasi energi
(Misalnya, kebutuhan untuk membatasi aktivitas dan tirah baring)
▪ ajarkan pasien mengenai pengelolaan kegiatan dan 36indak
manajemen waktu untuk mencegah kelelahan

36
▪ Bantu pasien memprioritaskan kegiatan untuk mengakomodasi
energi yang diperlukan
▪ Bantu pasien untuk menetapkan tujuan aktivitas yang akan di
capai secara realistis
▪ bantu pasien identifikasi pilihan aktivitas aktivitas yang akan
dilakukan
▪ anjurkan pasien untuk memilih aktivitas aktivitas yang
membangun ketahanan
▪ bantu pasien untuk mengidentifikasi tugas atau kegiatan rumah
yang bisa dilakukan oleh keluarga dan teman di rumah untuk
mencegah atau mengatasi kelelahan
▪ sediakan akses komunikasi yang tepat bagi pasien ( misalnya
email atau pesan singkat) untuk menjaga komunikasi dengan
teman pada saat kunjungan tidak dapat dilakukan atau tidak
disarankan
▪ batas stimuli lingkungan yang mengganggu (misalnya cahaya atau
bising )untuk memfasilitasi relaksasi
▪ membatasi jumlah dan gangguan pengunjung dengan cepat
▪ tingkatkan tirah baring atau pembatasan kegiatan (misalnya
meningkatkan jumlah waktu istirahat pasien) dengan cakupan nya
yaitu pada waktu istirahat yang dipilih
▪ anjurkan periode istirahat dan kegiatan secara bergantian
▪ susun kegiatan fisik untuk mengurangi penggunaan cadangan
oksigen untuk fungsi organ vital (misalnya menghindari aktivitas
segera setelah makan)
▪ lakukan ROM aktif atau pasif untuk menghilangkan ketegangan
otot
▪ berikan kegiatan pemilihan yang menenangkan untuk
meningkatkan relaksasi

37
▪ tawarkan bantuan untuk meningkatkan tidur (misalnya 38inda atau
obat)
▪ anjurkan tidur siang bila diperlukan
▪ bantu pasien untuk menjadwal kan periode istirahat
▪ hindari kegiatan dan perawatan selamat jadwal istirahat pasien
▪ rencanakan kegiatan pada saat pasien memiliki banyak energi
▪ bantu pasien untuk duduk di samping tidur jika pasien tidak
memungkinkan untuk berpindah atau berjalan
▪ bantu pasien dalam aktivitas sehari-hari yang teratur sesuai
kebutuhan (ambualsih, berpindah, bergerak, dan perawatan diri)
▪ Anjurkan aktifitas fisik (misalnya ambulasi, ADL) sesuai dengan
kemampuan (energi) pasien.
▪ Evaluasi secara bertahap kenaikan level aktivitas pasien
▪ Monitor respon oksigen pasein (misalnya tekanan nadi, tekanan
darah, respirasi) saat perawatan maupun melakukan perawatan diri
secara mandiri
▪ bantu pasien untuk memantau secara mandiri dengan mencatat
intake kalori dan energi yang digunakan sesuai kebutuhan
▪ Intrusikan pasien/orang terdekat pasien mengenai 38indak
perawatan diri yang memungkinkan penggunaan sehemat
mungkin (monitor diri dan 38indak untuk melakukan aktivitas
sehari-hari)
▪ Intrusikan pasien/SO untuk mengenali tanda gejala kelelahan yang
memrlukan pengurangan aktivitas
▪ Instrusikan pasien/SO mengenai 38indak dan koping intervensi
untuk mengurangi kelelahan
▪ Ajarkan pasien/SO untuk menghubungi tenaga kesehatan jika
tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang
Penyusunan NIC 3 :
➢ Domain = 3 Perilaku

38
➢ Kelas = Q-Terapi Perilaku
➢ Interventions = 4310-Terapi Aktivitas
❖ 4310-Terapi Aktivitas =
▪ Pertimbangan kemampuan klien dalam berpartisipasi melalui
aktifitas spesifik
▪ Bantu klien untuk memilih aktivitas dan pencapaian tujuan
melalui aktivitas yang konstisten dengan kemapuan fisik fisiolois
dan social
▪ Bantuk klien untuk tetap fokus pada kekuatan [yang dimilinya]
dibandingkan dengan kelemahan [yang dimilikinya]
▪ Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang diiginkan
▪ Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang bermakna
▪ Bantu klen untuk menjadwalkan waktu-waktu spesifik terkait
dengan aktivitas harian
▪ Bantu klien dan keluarga untuk mengidentifikasi kelemahan
dalam level aktivitas tertentu
▪ Identifikasi startegi untuk meningkatkan partisipaso terkait
dengan aktivtas yang diinginkan
▪ Instruksikan klien dan keluraga untuk mempertahankan fungsi dan
kesehatan terkait peran dalam beraktivitas secara fisik sosil dan
kognisi
▪ Instruksikan pasien dan keluarga untuk melaksanakan aktivitas
yang diinginkan maupun yang [telah] diresepkan
▪ Berkoordinasi dalam menyelesaikan pasien sesuai dengan umur
yang sesuai dengan aktivitas [yang akan dilakukan]
▪ Bantu klien dan keluarga untuk beradaptasi dengan lingkungan
pada saan mengkomodasi aktivitas yang diinginkan
▪ Tingkatkan gaya hidup dengan melalui aktivitas fisik untuk
mencegah peningkatan berat badan yang tidak diinginkan

39
▪ Sarankan metode-metode unutk mningkatkan aktivitas fisik yang
tepat
▪ Berikan aktivitas motoric untuk mengurangi terjadinya kejang otot
▪ Berikan aktivitas yang memenuhi koponen memori dan emosi
(misalnya, aktivtas religious tertentu) untuk klien demensia,
dengan cara yang tepat
▪ Indtruksikan keluarga untuk memberikan pujian positif kasrena
kesediannya untuk terlibat dalam kelompok
▪ Berikan kesempatan keluarga untuk terlibat dalam ativitas dengan
cara yang tepat
▪ Bantu klien untuk meningkatkan motivasi diri dan penguatan
monitor respon emosi, fisik, social, dan spiritual terhadap aktivitas
Penyusunan NIC 4 :
➢ Domain = 4 Keamanan
➢ Kelas = V-Manajemen Risiko
➢ Interventions = 6540-Kontrol Infeksi
❖ 6540-Kontrol Infeksi =
▪ Alokasikan kesesuaian luas ruang per pasien, seperti yang
diindikasikan oleh pedoman pusat pengendalian dan pencegahan
penyakit (centers for discase control and prevention/CDC)
▪ Bersihkan lingkungan dengan baik setelah digunakan untuk setiap
pasien
▪ Ganti peralatan perawatan per pasien sesuai 40indakan institusi
▪ Isolasi orang yang terkena penyakit menular
▪ Batasi jumlah pengunjung
▪ Anjurkan pasien mengenai 40indak mencuci tangan dengan tepat
▪ Anjurkan pengunjung untuk mencuci tangan pada saat memasuki
dan meninggalkan ruangan
▪ Gunakan sabun anti mikroba untuk cuci tangan yang sesuai
▪ Cuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan perawatan pasien

40
▪ Pakai sarung tangan sebagaimana dianjurkan oleh kebijakan
pencegahan universal/universal precautions
▪ Pakai pakaian ganti atau jubah saat menangani bahan-bahan yang
infeksius
▪ Pakai sarung tangan yang steril dengan tepat
▪ Jaga lingkungan 41indaka yang optimal selama penusukan di
samping tempat tidur dari saluran penghubung
▪ Jaga lingkungan 41indaka saat mengganti tabung dan botol TPN
▪ Tingkatkan asupan nutrisi yang tepat
▪ Dorong asupan cairan yang sesuai
▪ Dorong untuk beristirahat
▪ Berikan terapi 41indakan41c yang sesuai
▪ Berikan imunisasi yang sesuai
▪ Anjurkan pasien untuk meminum 41indakan41c seperti yang
diresepkan
▪ Ajarkan pasien dan keluarga mengenai tanda dan gejala infeksi
dan kapan harus melaporkannya kepada penyedia perawatan
kesehatan
▪ Ajarkan pasien dan anggota keluarga mengenai bagaimana
menghindari infeksi
▪ Promosikan persiapan dan pengawetan makanan yang aman
Penyusunan NIC 4 :
➢ Domain = 4 Keamanan
➢ Kelas = V-Manajemen Risiko
➢ Interventions = 6550-Perlindungan Infeksi
❖ 6550-Perlindungan Infeksi =
▪ Monitor adanya tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
▪ Monitor kerentanan terhadap infeksi
▪ Hindari kontak dekat dengan hewan pelihraan hewan dan penjamu
dengan imunitas yang membahayakan (41indak-compromised)

41
▪ Skrining smua pengunjung terkait penyakit menular
▪ Tingkatkan asupan nutrisi yang cukup
▪ Anjurkan asupan cairan ,dengan tepat
▪ Anjurkan istirahat
▪ Pantau adanya perubahan tingkat energi atau malaise
▪ Anjurkan peningkatan mobilitas dan 42indaka ,dengan tepat
▪ Anjurkan pernafasan dalam dan batuk,dengan tepat
▪ Intruksikan pasien untuk minum 42indakan42c yang diresepkan
▪ Jaga penggunaan 42indakan42c dengan bijaksana
▪ Jangan mencoba pengobatan 42indakan42c untuk infeksi-infeksi
virus
▪ Ajarkan pasien dan keluarga pasien mengenal perbedaan-
perbedaan antara infeksi-infeksi virus dan bakteri
▪ Ajarkan pasien dan keluarga mengenai tanda dan gejala infeksi
dan kapan harus melaporkannya kepada pemberi layanan
kesehatan
▪ Ajarkan pasien dan anggota keluarga bagaimana cara menghindari
infeksi
▪ Berikan ruang pribadi,yang diperlukan

❖ TABEL DIAGNOSA NOC NIC


DIAGNOSA NOC NIC
Domain ➢ Outcomes 1 = 0418 ➢ Interventions 1= 4040-
4.Aktivitas/istirah Keparahan Syok Perawatan Jantung =
at Kardiogenik baik ▪ Secara rutin
Kelas 4. Respon dengan kriteria : mengecek pasien
kardiovaskular/pul ▪ 041818 Pucat baik secara fisik dan
monal … (target psikologis sesuai
Kode 00029 maksimal 5) dengan kebijakan

42
Dx : Penurunan ▪ 041807 tiap agen/penyedia
curah jantung Meningkatnya layanan
berhubungan laju jantung … ▪ Pastikan tingkat
dengan Takikardia (target aktivitias pasien
maksimal 5) yang tidak
▪ 041809 Aritmia membahayakan
… (target curah jantung atau
maksimal 5) memprovokasi
serangan jantung
➢ Outcome 2= 0405 ▪ Dorong (adanya)
Perfusi Jaringan : peningkatan
Kardiak baik aktivitas bertahap
dengan kriteria : Ketika kondisi
▪ 040521 (pasien) sudah
Takikardia … distabilkan
(target (misalnya dorong
maksimal 5) aktivitas yang lebih
ringan atau waktu
yang lebih singkat
dengan waktu
istirahat yang
sering dalam
melakukan
aktivitas)
▪ Monitor tanda-
tanda vital secara
rutin

43
▪ Catat tanda dan
gejala penurunan
curah jantung
▪ Monitor status
pernafasan terkait
dengan adanya
gejala gagal
jantung
▪ Monitor
keseimbangan
cairan (masukan
dan keluaran serta
berat badan harian)
▪ Evaluasi perubahan
tekanan darah
▪ Instruksikan pasien
dan keluarga
mengenai terapi
modalitas Batasan
aktivitas dan
kemajuan
▪ Monitor toleransi
aktivitas pasien
▪ Identifikasi metode
pasien dalam
menangani 44indak
▪ Lakukan terapi
relaksasi,

44
sebagaimana
mestinya
▪ Dorong aktivitas
yang tidak
bersaing/kompetitif
pada paien dengan
risiko gangguan
fungsi jantung
▪ Instruksikan pasien
dan keluarga
mengenai tujuan
perawatan dan
bagaimana
kemajuannya akan
diukur

➢ Interventions 2 = 4050-
Manajemen Risiko
Jantung
▪ Skrining pasien
mengenai
,kebiasaaanya yang
berisiko yang
berhubungan
dengan kejadian
yang tidak
diharapkan pada
jantung (misalnya,
merokok,obesitas,ga

45
ya hidup yang
sering duduk,
tekanan darah
tinggi, riwayat
serangan jantung,
riwayat keluarga
dengan serangan
jantung)
▪ Identifikasi kesiapan
pasien untuk
mempelajari gaya
hidup yang
dimodifikasi
(diet,merokok,
minuman
beralkohol, olahraga
dan kadar kolestrol)
▪ Instruksikan pasien
dan keluarga
mengenai tanda dan
gejala penyakit
jantung dini dan
perburukan penyakit
jantung,
sebagaimana
mestinya
▪ Prioritaskan pasien
dan keluarga
mengenai modifikasi

46
faktor risiko (
jantung ) dengan
kolaborasi bersama
pasien dan keluarga
▪ Instruksikan pasien
dan keluaraga untuk
memonitor tekanan
darah dan denyut
jantung secara rutin
dengan berolahraga,
sebagaimana
mestinya
▪ Berikan dukungan
akan olahraga yang
diindikasikan untuk
pasien yang
memiliki faktor
risiko jantung
▪ Instruksikan pasien
untuk melakukan
olahraga yang
progresif secara
teratur, sebagaimana
mestinya
▪ Berikan dukungan{
untuk melakukan}
olahraga rutin harian
selama 30 menit,

47
sebagaimana
mestinya
▪ Instrukksikan pasien
dan keluarga
mengenai gejala
jantung yang mulai
menggangu, dimana
mengindikasikan
akan kebutuhan
untuk istirahat
▪ Instruksikan pasien
dan keluaraga
mengenai strategi
untuk membatasi
atau mengurangi
merokok
▪ Instruksikan pasien
dan keluarga
mengenai strategi
diet jantung sehat (
misalnya, rendah
natrium, rendah
lemak, rendah
kolestrol, tinggi
serat, cairan yang
cukup, asuhan kalori
yang tepat)
▪ Dukungan pasien
untuk menjaga

48
asuhan kalori sampai
tahap pencapaian
berat badan yang
diharapkan
▪ Kurangi kecemasan
pasien dengan
menyediakan
informasi yang
akurat dan
mengoreksi segala
konsep yang tepat
▪ Skrining pasien
mengenai
kemungkinan
adanya kecemasan
dan depresi,
sebagaimana
mestinya
▪ Identifikasi metode
pasien dalam
menghadapi stress
▪ Dukungan 49indak
yang efektif untuk
mengurangi stress
▪ Lakukan terapi
relaksasi, jika tepat
▪ Monitor kemajuan
pasien dengan
interval yang teratur

49
➢ Interventions 3 = 4060-
Pencegahan Syok =
▪ Normal, tekanan
nadi melemah,
hipotensi ortostatik
ringan (15 sampai
25 mmHg)
perlambatan
pengisian kapiler,
pucat/dingin pada
kulit atau kulit
kemerahan takipneu
ringan, mual dan
muntah,
peningkatan rasa
haus, dan
kelemahan).
▪ Monitor terhadap
adanya tanda-tanda
respon sindroma
inflamasi sistemik
(seperti:
peningkatan suhu,
takikardi,takipnea,hi
pokarbia,
leukositosis,
leukopenia).

50
▪ Monitor terhadap
adanya tanda awal
dari penurunan
fungsi jantung
Seperti penurunan
penurunan dan urin
output,
meningkatkan SVR
dan PCWP bunyi
crackles pada paruh,
bunyi jantung S3
dan S4 dan
takikardia.
▪ Monitor status
sirkulasi seperti
tekanan darah warna
kulit,
51indakan51c51
kulit, bunyi jantung,
nadi dan irama
kekuatan dan
kualitas nadi perifer
dan pengisian
kapiler.
▪ Monitor tekanan
oksimetri
▪ Monitor suhu dan
status respirasi
▪ Monitor EKG

51
▪ Monitor berat
badan, masukan dan
keluaran setiap hari
▪ Monitor hasil
laboratorium,
terutama nilai hgb
dan HCL profil
pembekuan agen
laktop elektrolit
kultur dan kimia
darah
▪ Monitor terhadap
adanya tanda atau
gejala asites dan
nyeri abdomen atau
punggung
▪ Posisikan pasien
dalam posisi supine
dengan posisi kaki
ditinggikan atau
volume dan
52indakan52 atau
Supine dengan
kepala dan bahu
ditinggikan atau
cardiogenic sesuai
kebutuhan
▪ Berikan dan
pertahankan

52
kepatenan jalan
nafas sesuai
kebutuhan
▪ Berikan cairan
melalui IV atau au
oral sesuai
kebutuhan
▪ Pasang dan
pertahankan akses
IV yang besar sesuai
kebutuhan
▪ Berikan IV fluit
Challenge
sementara
melakukan monitor
tekanan
hemodinamik dan
urin output sesuai
kebutuhan
▪ Berikan antiaritmia,
53indakan atau
vasopressor, sesuai
kebutuhan
▪ Berikan PRC,FFP
atau platelet, sesuai
kebutuhan
▪ Mulai lebih awal
pemberian agen
antimikroba dan

53
monitor ketat
terhadap
efektifitasnya sesuai
kebutuhan
▪ Berikan oksigen dan
ventilasi mekanik
sesuai kebutuhan
▪ Anjurkan pasien dan
keluarga mengenai
54indaka-langkah
yang harus
dilakukan terhadap
timbulnya gejala
syok.
Domain 4. ➢ Outcomes 1 = ➢ Interventions 1= 2125-
Aktivtias/Istirahat 1858 Pengetahuan Manajemen =
Kelas 4. Respon : Manajemen ▪ Dapatkan detil
kardiovaskular/pul Gangguan Lipid riwayat kesehatan
monal baik dengan pasien untuk
Kode 00200 kriteria : menentukan adanya
Dx : Risiko ▪ 185818 hyperlipidemia atau
penurunan perfusi Sumber tingkat risiko
jaringan jantung informasi pasien, meliputi
berhubungan terkemuka penggunaan
dengan tentang pengobatan dan
Hiperlipidemia hiperlipidemia nilai laboratorium.
… ▪ Identifikasi
(target maksimal 5) kemungkinan
penyebab dari

54
▪ 185803 Tes hyperlipidemia
Laboratorium (misalnya diet
yang lemak saturasi
diperlukan tinggi, daging
untuk merah, makanan
pemantauan goreng, produk
kadar susu, rendah serat,
lemak …. merokok, obesitas,
(target gava hidup kurang
maksimal 5) gerak, riwayat
▪ 185808 Diet keluarga dengan
yang tingkat kolesterol
dianjurkan … tinggi), meliputi
(target kondisi metabolis
maksimal 5) dan obat yang
▪ 185805 mempengaruhi
Manfaat metabolism lipid
modifikasi (misalnya
gaya hidup … hipotiroidism,
(target penyakit liver atau
maksimal 5) ginjal, anoreksia
nervosa, diabetes
➢ Outcomes 2 = yang tidak
1928-Kontrol tertangani,
Risiko : Gangguan glukokortiroid,
Lipid baik dengan estrogen ).
kriteria : ▪ Lakukan
▪ 192901 pemeriksaan fisik
Mencari secara menyeluruh,

55
informasi meliputi tanda vital,
terkait tinggi, berat badan,
gangguan lipid rasio lingkar
… (target pinggang, dan
maksimal 5) indeks masa
▪ 192902 tubuh/BMI).
Mengidentifitk ▪ Tentukan pasien
asi faktor risiko dengan risiko
gangguan lipid (misalnya diet
… (target lemak saturasi
maksimal 5) tinggi, daging
▪ 192903 merah, makanan
Mengenali goreng, produk
faktor risiko susu, rendah serat,
individu terkait obesitas, gaya hidup
gangguan lipid kurang gerak,
… (target riwayat keluarga
maksimal 5) dengan tingkat
▪ 192904 kolesterol tinggi,
Memodifikasi merokok atau
gaya hidup terpapar pada
untuk rokok).
mengurangi ▪ Gunakan petunjuk
risiko … dari National
(target Cholesterol
maksimal 5) Education Expert
▪ 192905 Adult Treatment
Mengembangk Panel III untuk
an strategi menentukan

56
yang efektif kategori risiko dan
dalam pilihan penanganan.
mengontrol ▪ Tentukan tingkat
risiko … risiko pasien.
(target ▪ Aplikasikan
maksimal 5) petunjuk
penanganan untuk
➢ Outcomes 3 = 3109- menentukan tujuan
Manajemen Diri : dari penanganan
Kelainan Lipid baik (misalnya
dengan kriteria ; perubahan gaya
▪ 310906 hidup sebagai
Beradaptasi upaya pencegahan
dalam dibandingkan
kehidupan rutin dengan perubahan
untuk gaya hidup dengan
mengoptimalkan pengobatan).
kesehatan …. ▪ Nasehati pasien
(target maksimal dengan risiko untuk
5) mempraktikan
▪ 310910 modifikasi gaya
Membatasi hidup untuk
asupan lemak menurunkan
dan kolesterol perkembangan
… (target hyperlipidemia
maksimal 5) (misalnya
▪ 310914 meningkatkan
Mencegah diri 57indaka,
sebagai perokok menurunkan berat

57
pasif … (target bedan, modifikasi
maksimal 5) diet, hindari atau
berhenti merokok,
dan menghindari
konsumsi 58indaka
yang berlebihan).
▪ Nasehati pasien
dengan risiko untuk
mencari terapi
pengobatan yang
tepat jika
modifikasi gaya
hidup gagal untuk
menurunkan
hyperlipidemia dari
tingkat yang
berisiko.
▪ Bantu pasien
dengan
hyperlipidemia
untuk
mempraktikkan
modifikasi gaya
hidup dan untuk
menggunakan terapi
obat dengan tepat,
sesuai petunjuk
penanganan.

58
▪ Monitor kimia
darah, meliputi
kolesterol,
trigliserida, LDL
dan HDL, sesuai
indikasi petunjuk
penanganan.
▪ Monitor berat
badan dan lingkar
pinggang.
▪ Instruksikan pasien
dengan risiko untuk
melakukan skrining
pencegahan yang
teratur meliputi
tingkat kolesterol.
▪ Dukung pasien
untuk mengikuti
rekomendasi dari
The American
Heart Association
terkait dengan tes
kolesterol setiap 4-6
tahun dimulai 20
usia.
▪ Instruksikan terkait
dengan pola diet
yang sehat
(misalnya intake

59
kalori yang tepat
untuk usia dan berat
badan, intake serat
yang cukup, tanpa
lemak tersaturasi;
memasak dengan
minyak sayur,
memilih daging
yang dipotong;
batai intake daging
merah; batasi
produk susu;
sedang atau rendah
intake 60indaka).
▪ Instruksikan terkait
dengan berat badan
yang tepat,
manajemen berat
badan, dan
hubungan berat
badan dengan
hyperlipidemia.
▪ Instruksikan terkait
dengan aktivitas
fisik yang tepat
(misalnya 60indaka
menengah 30-45
menit perhari).

60
▪ Instruksikan pasien
pada kemungkinan
penyebab dan alur
dari hyperlipidemia.
▪ Instruksikan pasien
dan keluarga dalam
penggunaan
pengobatan dan
indikasi, dengan
tepat.
▪ Informasikan pasien
bahwa
hyperlipidemia
adalah faktor risiko
yang dapat di
61indaka untuk
penyakit arteri
61indaka dan
stroke.
▪ Dukung pasien dan
keluarga untuk
memelihara daftar
pengobatan saat ini
dan rekonsiliasi
pengecekan
kesejahteraan rutin,
kunjungan ke
rumah sakit, atau di

61
rawat di rumah
sakit.

Domain 11. ➢ Outcome 1 = 1924- ➢ Interventions 1 = 6540-


Keamanan/perlind Kontrol Risiko : Kontrol Infeksi =
ungan Proses Infeksi baik ▪ Alokasikan
Kelas 1.infeksi dengan kriteria : kesesuaian luas
Kode 00004 ▪ 192425 Mencari ruang per pasien,
Dx :Risiko infeksi informasi terkait seperti yang
berhubungan 62indaka infeksi diindikasikan oleh
dengan penurunan … (target pedoman pusat
hemoglobin maksimal 5) pengendalian dan
▪ 192404 pencegahan
sMengidentifika penyakit (centers
si risiko infeksi for discase control
dalam aktivtias and
sehari-hari … prevention/CDC)
(target maksimal ▪ Bersihkan
5) lingkungan dengan
▪ 192495Mengide baik setelah
ntifikasi tanda digunakan untuk
dan gejala setiap pasien
infeksi … ▪ Ganti peralatan
(target maksimal perawatan per
5) pasien sesuai
▪ 192497 62indakan institusi
Mengidentifikas ▪ Isolasi orang yang
i strategi untuk terkena penyakit
melindungi diri menular

62
dari orang lain ▪ Batasi jumlah
yang yang pengunjung
terkena infeksi ▪ Anjurkan pasien
… (target mengenai 63indak
maksimal 5) mencuci tangan
▪ 192498 dengan tepat
Memonitor ▪ Anjurkan
masa inkubasi pengunjung untuk
penyakit mencuci tangan
infeksius … pada saat memasuki
(target maksimal dan meninggalkan
5) ruangan
▪ 192411 ▪ Gunakan sabun anti
Mempertahanka mikroba untuk cuci
n lingkungan tangan yang sesuai
yang bersih … ▪ Cuci tangan
(target maksimal sebelum dan
5) sesudah kegiatan
▪ 192413 perawatan pasien
Mengembangka ▪ Pakai sarung tangan
n strategi efektif sebagaimana
untuk dianjurkan oleh
mengontrol kebijakan
infeksi … pencegahan
(target maksimal universal/universal
5) precautions
▪ Pakai pakaian ganti
➢ Outcome 2 = 3118- atau jubah saat
Manajemen Diri : menangani bahan-

63
Infeksi baikdengan bahan yang
kriteria : infeksius
▪ 311801 ▪ Pakai sarung tangan
Mendapatkan yang steril dengan
skrining awal tepat
untuk deteksi … ▪ Jaga lingkungan
(target 64indaka yang
maksimal 5) optimal selama
▪ 311802 penusukan di
Mendapatkan samping tempat
penangan untuk tidur dari saluran
diagnosis penghubung
infeksi … ▪ Jaga lingkungan
(target 64indaka saat
maksimal 5) mengganti tabung
▪ 311807 dan botol TPN
Menggunakan ▪ Tingkatkan asupan
metode nutrisi yang tepat
menghilangkan ▪ Dorong asupan
gejala … (target cairan yang sesuai
maksimal 5) ▪ Dorong untuk
▪ 311808 beristirahat
Mrnggunakan ▪ Berikan terapi
strategi 64indakan64c yang
mencegah sesuai
komplikasi ▪ Berikan imunisasi
…(target yang sesuai
maksimal 5) ▪ Anjurkan pasien
untuk meminum

64
65indakan65c
seperti yang
diresepkan
▪ Ajarkan pasien dan
keluarga mengenai
tanda dan gejala
infeksi dan kapan
harus
melaporkannya
kepada penyedia
perawatan
kesehatan
▪ Ajarkan pasien dan
anggota keluarga
mengenai
bagaimana
menghindari infeksi
▪ Promosikan
persiapan dan
pengawetan
makanan yang aman

➢ Interventions 2 = 6550-
Perlindungan Infeksi =
▪ Monitor adanya
tanda dan gejala
infeksi sistemik dan
lokal

65
▪ Monitor kerentanan
terhadap infeksi
▪ Hindari kontak dekat
dengan hewan
pelihraan hewan dan
penjamu dengan
imunitas yang
membahayakan
(66indak-
compromised)
▪ Skrining smua
pengunjung terkait
penyakit menular
▪ Tingkatkan asupan
nutrisi yang cukup
▪ Anjurkan asupan
cairan ,dengan tepat
▪ Anjurkan istirahat
▪ Pantau adanya
perubahan tingkat
energi atau malaise
▪ Anjurkan
peningkatan
mobilitas dan
66indaka ,dengan
tepat
▪ Anjurkan pernafasan
dalam dan
batuk,dengan tepat

66
▪ Intruksikan pasien
untuk minum
67indakan67c yang
diresepkan
▪ Jaga penggunaan
67indakan67c
dengan bijaksana
▪ Jangan mencoba
pengobatan
67indakan67c untuk
infeksi-infeksi virus
▪ Ajarkan pasien dan
keluarga pasien
mengenal perbedaan-
perbedaan antara
infeksi-infeksi virus
dan bakteri
▪ Ajarkan pasien dan
keluarga mengenai
tanda dan gejala
infeksi dan kapan
harus melaporkannya
kepada pemberi
layanan kesehatan
▪ Ajarkan pasien dan
anggota keluarga
bagaimana cara
menghindari infeksi

67
▪ Berikan ruang
pribadi,yang
diperlukan
DS :
3) Pasien
mengeluhkan
mudah lelah,
kurang
bergairah,
sakit kepala,
mudah marah,
tidak mampu
berkonsentrasi
.
4) Pasien
mengatakan
tidak ada
keluarga yang
mengalami
penyakit
tersebut.
DO :
DO PRIMER :
3) Pasien tampak
pucat, dan
rentan
terhadap
infeksi

68
4) Hasil
pemeriksaan
(Hb :8gr/Dl,
HR :
Takikardi,
Dislypidemia)
DO SEKUNDER
:
Tidak ada

B. INFORMASI TAMBAHAN
❖ JURNAL ILMIAH & DIAGNOSA BANDING
Judul jurnal : Diagnosa dan Tatalaksana Anemia Definisi Besi
Volume dan hlm : Vol 5 Halaman 166 – 169
Tahun : 2016
Penulis : Ajengamalia dan Agustyas Tjiptaningrum
 Contoh Kasus Anemia :
Ny. R masuk RSUD Depok pada malam hari tanggal 20 Mei 2016 melalui ruang IGD,
lalu masuk ruang rawat inap bedah. Keesokan harinya pada pukul 10.30 WIB dengan
kesadaran Compos Mentis, dan keluhan utama pusing, klien mengeluh pandangan kabur,
badannya terasa lemah, dan cepat lelah saat beraktivitas, klien tampak pucat, lemah,
konjungtiva anemis dan akral klien dingin dan berkeringat, HB awal 6,1 gr/dl, CTR
>3dtk, Klien mengatakan cemas dengan penyakitnya dan ingin cepat pulang. Hasil TTV:
TD: 80/60 mmHg, N : 120 x/menit, RR : 22x/menit, S: 36,5°c. Saat di timbang berat
badannya 62kg, klien mengatakan berat badan menurun karena tidak nafsu makan. Klien
mengeluh mual dan muntah. Diagnosa Anemia.

A. Pengkajian
Data Fokus

69
Data Subjektif Data Objektif
1. Klien mengeluh mual dan muntah. 1. TTV :
2. Klien mengeluh lemas dan letih. TD : 80/60 mmHg
3. Klien mengeluh sakit kepala. N : 120 x/menit
4. Klien mengeluh pandangan kabur. RR : 22x/menit
5. Klien mengeluh cepat lelah saat S : 37°c
beraktivitas. 2. Kesadaran compos mentis
6. Klien mengeluh tidak nafsu 3. HB awal 6,1 gr/Dl
makan. 4. CRT klien > 3 detik
7. Klien mengatakan cemas dengan 5. Anoreksia
penyakitnya dan ingin cepat 6. Konjungtiva anemis
pulang 7. Klien tampak pucat
8. Akral klien teraba dingin dan
berkeringat
9. BB menurun dari 64kg menjadi 62kg
10. Diagnosa Anemia

Analisa Data

No. Data Fokus Masalah Etiologi


1.  Data Subjektif: Keletihan Kondisi Fisiologi
(Anemia)
Klien mengeluh:

▪ Lemas dan letih


▪ Pusing
▪ Pandangan kabur
▪ Cepat lelah saat
beraktivitas
▪ Tidak nafsu makan
 Data Objektif:
o TTV :

70
TD : 80/60 mmHg
N : 120 x/menit
RR : 22x/menit
S : 37°c
o Anoreksia
o Hb awal 6,1 gr/dl
o Konjungtiva anemis
o Klien tampak pucat
o Akral teraba dingin dan
berkeringat
o Diagnosa Anemia

2.  Data Subjektif: Krtidakseimbangan Faktor biologis


Klien mengeluh: nutrisi kurang dari
▪ Lemas dan letih kebutuhan tubuh
▪ Mual dan muntah
▪ Cepat lelah saat
beraktivitas
▪ Tidak nafsu makan
 Data Objektif:
o TTV :
TD : 80/60 mmHg
N : 120 x/menit
RR : 22x/menit
S : 37°c
o Anoreksia
o Konjungtiva anemis
o Klien tampak pucat
o Akral teraba dingin dan
berkeringat

71
o Diagnosa Anemia
3.  Data Subjektif : Intoleran aktivitas Ketidakseimbanga
▪ Klien mengeluh lmah dan n antara suplain
letih. dan kebutuhan
▪ Klien mengeluh tidak oksigen
nyaman saat beraktivitas.
 Data Objektif :
o Klien terlihat pucat
o TTV :
TD : 80/60 mmHg

N : 120 x/menit

RR : 22x/menit

S : 37°c

Diagnosa

No. Diagnosa
1. Keletihan b.d Kondisi Fisiologis (Anemia)
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Faktor
biologis
3. Intoleran aktivitas b.d. ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen

Intervensi

Hari/Tanggal. Diagnosa Tujuan kriteria hasil Intervensi


Jam Keperawatan
Keletihan b.d Setelah dilakukan Manajemen energi :
kondisi 72indakan keperawatan

72
fisiologis selama 3x24 jam, 1. Kaji status pasien yang
(anemia) diharapkan perfusi menyebabkan
jarigan adekuat dengan kelelahan sesuai
kriteria hasil : dengan konteks usia
dan perkembangan.
▪ Klien tidak
2. Perbsiki 73indaka
tampak pucat
status fisiologis
▪ CRT < 3 detik
sebagai prioritas
▪ Konjungtiva tidak
utama.
anemis
3. Tentutkan jenis dan
banyak aktivitas yang
dibutuhkan untuk
menjaga ketahanan.
4. Monitor intake nutrisi
untuk mengetahui
sumber energi yang
adekuat

Kolaborasi :

1. Konsulkan dengan ahli


gizi mengenai cara
meningkatkan asupan
energi dari makanan

Ketidakseimba Setelah dilakukan Manajemen nutrisi :


ngan nutrisi : 73indakan keperawatan 1) Identifikasi adanya
kurang dari 3X24 jam, alergi atau intoleransi
kebutuhan ketidakseimbangan makanan yang dimiliki
tubuh b.d. nutrisi dapat teratasi, pasien.
Faktor biologis dengan kriteria hasil :

73
1) Keseimbangan 2) Anjurkan pasien untuk
asupan dan haluaran memantau kalori dan
cairan. intake makanan.
2) Nafsu makan 3) Anjurkan pasien terkait
bertambah. dengan kebutuhan
3) Meminimalkan makanan tertentu
tingkat keparahan berdasarkan
mual dan muntah. perkembangan atau
4) Berat badan usia.
meningkat. 4) Tawarkan makanan
ringan yang padat gizi

Intoleran Setelah dilakukan Terapi aktivitas :


aktivitas b.d. 74indakan keperawatan 1) Pertimbangkan
ketidakseimba 2X24 jam, intoleransi kemampuan pasien
ngan antara aktivitas dapat teratasi dalam berpartisipasi
suplai dan dengan kriteria hasil : melalui aktivitas fisik.
kebutuhan 1) Klien dapat 2) Bantu pasien
oksigen melakukan mengidentifikasi
ambulasi. aktivitas yang
2) Penurunan tingkat diinginkan.
keletihan. 3) Bantu pasien memilih
3) Peningkat aktivitas
kenyamanan Kolaborasi :
lingkungan
1) Kolaborasi dengan ahli
fisik, okupasi dan
terapis rekreasional
dalam perencanaan dan

74
pemantauan program
aktivitas

75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1) Konsep medis terdiri atas definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis,
pemeriksaan diagnostik, komplikasi, dan penatalaksanaan.
2) Konsep keperawatan yang terdiri atas pengkajian, diagnosa keperawatan (NANDA),
intervensi (NOC-NIC), implementasi, dan evaluasi.
3) Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin
atau hematokrit di bawah normal (Brunner & Suddarth, 2000:22). Anemia adalah
suatu keadaan dengan kadar hemoglobin lebih rendah dari nilai normal (Emma,
1999). Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau hitung eritrosit lebih
rendah dari harga normal yaitu bila Hb < 14 g/dL dan Ht < 41%, pada pria atau Hb <
12 g/dL dan Ht < 37% pada wanita (Mansjoer, 1999:547). Klasifikasi anemia dibagi
menjadi 5 yaitu Anemia mikrositik hipokrom (anemia defisiensi besi, anemia
penyakit kronis), Anemia makrositik (defisiensi vitamin B12, defisiensi asam folat),
Anemia karena perdarahan, Anemia hemolitik, Anemia aplastik (Mansjoer,
1999:547).

B. Saran
Mahasiswa dan Mahasiswi diharapkan lebih menambah pengetahuan tentang Asuhan
Keperawatan sehingga dapat mambantu dalam proses pembelajaran dan tindakan-
tindakan yang akan dilakukan.

76
DAFTAR PUSTAKA

Butcher, Howard K, dkk. 2018. Nursing Interventions Classification (NIC) Edisi


Ketujuh. Jakarta: Elsevier Corwin, Elizabeth J. 2000. Buku Saku Patofisiologi.
Jakarta: EGC.
Moorhead, Sue, dkk. 2018. Klasifikasi Luaran Keperawatan/Nursing Outcomes
Classification (NOC) Pengukuran Outcome Kesehatan Edisi Keenam.
Jakarta: Elsevier
Herdman, T. Heather. 2018. NANDA-I Diagnosis Keperawatan: Definisi dan
Klasifikasi 2018-2020, Ed 11. Jakarta: EGC
https://www.alodokter.com/anemia#:~:text=Jika%20dibiarkan%20tanpa%20penang
anan%2C%20anemia,%2Dparu%2C%20misalnya%20hipertensi%20pulmon
al.
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/944
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/article/view/1191

Anda mungkin juga menyukai