Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH PENATALAKSANAAN PENYAKIT TERMINAL KANKER

SECARA MEDIS
(Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Paliatif Care)

Disusun oleh: Kelompok 1


Nama Anggota :
1. Deviani Ameliani (P20620221003)
2. Noviriyanti Diza R (P20620221004)
3. Eka Huda Apriani (P20620221005)
4. Fiti Amaliah Nur Halizah (P20620221014)
5. Siska Daryanti (P20620221020)
6. Aisyah Nurfadhilah (P20620221021)
7. Aghniah Rahmawati (P20620221026)
8. Nurriyadil Madaniyah (P20620221033)
9. Novita Ramadhina (P20620221036)
10. Elin (P20620221040)
Tingkat : 2A Keperawatan
Dosen Pengampu : Eyat Hidayat, SPd, SKp, MKep, Sp.Kep.J

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN CIREBON


POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul “Makalah
Penatalaksanaan Penyakit Terminal Kanker Secara Medis”.
Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Eyet Hidayat,
SPd, SKp, M.Kep, Sp.Kep.Jiwa. Selaku dosen pembimbing mata kuliah Paliatif
Care. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut
memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis dalam proses pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan segala saran dan kritik
dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Cirebon, 09 Februari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii


DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I ............................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................... 2
C. TUJUAN ....................................................................................... 2
1) Tujuan Umum ........................................................................ 2
2) Tujuan Khusus ....................................................................... 3
BAB II .......................................................................................................... 4
PEMBAHASAN .......................................................................................... 4
A. PENGERTIAN KANKER ........................................................... 4
B. ETIOLOGI KANKER.................................................................. 4
C. PATOFISIOLOGI KANKER ...................................................... 5
D. PENYEBAB DAN FAKTOR RISIKO KANKER ...................... 8
E. PENCEGAHAN KANKER......................................................... 10
F. PENENTUAN DERAJAT KANKER ....................................... 11
G. PENATALAKSANAAN KANKER SECARA MEDIS ........... 12
H. PENATALAKSANAAN KANKER DENGAN KEMOTERAPI
........................................................................................................ 13
BAB III ....................................................................................................... 22
PENUTUP .................................................................................................. 22
A. Kesimpulan .................................................................................... 22
B. Saran ............................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 23

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kanker menurut (Hasdianah & Suprapto, 2016) adalah penyakit
yang disebabkan rusaknya mekanisme pengaturan dasar perilaku sel,
khususnya mekanisme pertumbuhan dan diferensiasi sel. Kanker tergolong
penyakit terminal, sekitar 50% klien dengan kanker akan meninggal
karena penyakitnya. Sehingga, tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit
kanker sangat tinggi (Black & Hawk, 2014).
Data WHO (2017), kanker adalah salah satu penyebab utama
morbiditas dan mortalitas dunia, dengan kasus baru kira-kira 14 juta dalam
2012, jumlah kasus baru diperkirakan akan meningkat sekitar 70% lebih
dalam 2 (dua) dekade mendatang. Kanker merupakan penyebab 8,8 juta
kematian dalam tahun 2015 (WHO, 2017). Data GLOBOCAN (IARC)
tahun 2012 dalam Kemenkes (2015) menyatakan bahwa kanker payudara
merupakan penyakit kanker dengan persentase kasus baru (setelah
dikontrol oleh umur) tertinggi, yaitu sebesar 43,3% dan persentase (setelah
dikontrol oleh umur) akibat kanker payudara sebsar 12,9%.
Data Kemenkes (2015) mengatakan secara nasional prevalensi
penyakit kanker pada penduduk semua umur di Indonesia tahun 2013
sebesar 1,4‰ atau diperkirakan sekitar 347.792 orang, dengan prevalensi
tertinggi pada penyakit kanker payudara yaitu sebesar 0,5%. Berdasarkan
estimasi jumlah penderita kanker, Provinsi Jawa Timur merupakan salah
satu provinsi dengan estimasi penderita kanker terbanyak, yaitu sebannyak
61.230 orang, dengan estimasi jumlah penderita kanker payudara
terbanyak sebesar 9.688 kasus (Kemenkes, 2015).
Menurut Hasdianah & Suprapto (2016), terapi kemoterapi adalah
proses pemberian obat-obatan anti kanker atau sitokina dalam bentuk pil
cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker

1
melalui mekanisme kemotaksis. Efek dari terapi kemoterapi antara lain
nyeri, rambut rontok, mual dan muntah, anemia, kelelahan, perubahan
rasa(Black & Hawk, 2014). Perubahan fisik tersebut berdampak pada
respon psikososial pasien kanker. Menurut penelitian (Wardani, 2014),
respon psikososial yang terjadi pada wanita penderita kanker serviks
dengan kemoterapi meliputi kecemasan, berjuang untuk menjadi normal,
kesedihan, harga diri (self esteem) negatif dan kepasrahan.
Palliative Care merupakan perawatan yang ditujukan untuk
penyakit kronis terminal. National Hospice and Palliative Care
Organization (NHPCO) menyatakan bahwa tujuan dari palliative care
adalah meningkatkan kualitas hidup pada mereka yang mengalami
penyakit serius serta membantu keluarga selama dan setelah perawatan
yang mereka terima (Black & Hawk, 2014). Berdasarkan Kemenkes
(2013) salah satu prinsip palliative care pasien kanker adalah
mengintegrasikan aspek psikologis, sosial, dan spiritual serta memberikan
dukungan agar pasien dapat hidup seaktif mungkin. Aspek psikososial dari
perawatan kanker yaitu memberikan dukungan untuk klien, memberikan
dukungan untuk keluarga, meningkatkan konsep diri positif, meningkatkan
koping selama fase kanker berlanjut (Black & Hawk,2014)

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep oenyakit terminal kanker?
2. Bagaimana penatalaksanaan pada penyakit terminal kanker secara
medis?

C. TUJUAN
 Tujuan Umum :
Menjelaskan konsep dan penatalaksanaan penyakit terminal kanker
secara medis

2
 Tujuan Khusus :
1. Mengidentifikasi definisi dari kanker
2. Mengidentifikasi etiologi dari kanker
3. Mengidentifikasi patofisiologi proses maligna
4. Mengindentifikasi peran sistem imun
5. Mengidentifikasi deteksi dan pencegahan kanker
6. Mengidentifikasi diagnose kanker (Pertahapan & penderajatan)
7. Mengidentifikasi penatalaksanaan kanker (kemoterapi)

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KANKER
Kanker atau tumor ganas terjadi akibat adanya pertumbuhan sel –
sel jaringan tubuh yang tidak normal, disebabkan neoplasia, dysplasia, dan
hyperplasia. Neoplasia adalah kondisi sel yang terdapat pada jaringan
berpoliferasi secara tidak normal dan invasive, dysplasia yaitu kondisi sel
yang tidak berkembang normal dengan indikasi adanya perubahan pada
nucleus (inti sel). Hyperplasia merupaan kondisi sel normal pada jaringan
mengalami pertumubhan berlebihan (Ariani, 2015).
Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumubhan sel –
sel jaringan tubuh yang tidak normal, berkembang dengan cepat, tidak
terkendali dan terus membelah diri (Indah, 2010).
Kanker adalah penyakit yang dapat menyerang dan muncul akibat
pertumubhan tidak normal dari sel – sel jaringan tubuh yang berubah
menjadi sel kankeer dalam perkembangannya (Lubis, 2009).

B. ETIOLOGI KANKER
Menurut Momna Hejmadi (dalam Introduction of Cancer Biology,
2010), hal-hal berikut ini adalah penyebab penyakit kanker:

1) Gaya Hidup dan Lingkungan


John Will, seorang dokter Inggris adalah orang pertama yang
mengkaitkan pengaruh gaya hidup terhadap kanker. Pada tahun 1950,
bukti epidemiologis menunjukkan bahwa perokok berat memiliki
resiko 20 kali lebih tinggi terkena kanker paru-paru dibandingkan
dengan bukan perokok. Lebih dari setengah juta kematian setiap tahun
diperkirakan disebabkan oleh gaya hidup seperti obesitas, kurangnya
aktivitas fisik, diet (sedikit sayuran, tinggi garam atau nitrat terkait

4
dengan kanker lambung dan esophagus sedangkan diet tinggi lemak,
rendah serat dikaitkan dengan kanker usus, pankreas, payudara, dan
prostat).
Resiko kanker juga meningkat oleh agen infeksi termasuk virus
dan bakteri. Virus Epstein Bar dapat meningkatkan resiko kanker
nasofaring (Sudiono and Hassan, 2013). Human Papilloma Virus
(HPV) dapat meningkatkan resiko kanker serviks. Human
Immunodeficiency Virus (HIV) dapat meningkatkan resiko sarkoma
kaposi. Bakteri seperti Helicobacter pylori dapat meningkatkan resiko
kanker lambung.

2) Umur
Meskipun kanker dapat terjadi pada semua usia, namun
pada umumnya penyakit kanker terjadi pada usia tua. Enam puluh
persen kasus kanker dan dua pertiga kematian akibat kanker terjadi
pada usia diatas 65 tahun. Ada beberapa teori yang menjelaskan
mengapa kejadian kanker meningkat pada usia tua :
a. Perubahan system kekebalan tubuh (penurunan sistem
imun) pada usia tua.
b. kumulasi mutasi genetik acak atau paparan karsinogen
seumur hidup (terutama untuk kanker kolorektal dan paru-
paru).
c. perubahan hormon,.
d. rentang umur panjang.

C. PATOFISIOLOGI KANKER
Dalam keadaan normal pertumbuhan sel diatur secara ketat oleh
sistem regulasi. Sel – sel kanker tumbuh autonomy tidak terkendali,
kemudian menginvasi jaringan organ di sekitarnya yang berakibat fungsi
organ bersangkutan terganggu. Terganggunya sistem regulasi di atas
berakibat sel – sel kanker mampu membelah diri menjadi lebih banyak,

5
bahkan hingga berjuta – juta sel dan tidak menghasilkan partum buhan sel
– sel progenitor normal (Hanahan & Weinberg, 2000)
Berbagai bukti menunjukkan bahwa tumorigenesis pada manusia
merupakan proses multistep dan bahwa langkah – langkah dalam proses
ini merefleksikan perubahan genetic yang menyebabkan transformasi
progresif suatu sel menjadi sel maligna dan perubahan sel normal menjadi
sel kanker yang invasif terjadi melalui berbagai kondisi premaglinan
(Hanahan & Weinberg, 2000). Pada jaringan normal (sebelah kiri) sel
punca membelah secara asimetris menjadi sel progenitor yang kemudian
akhirnya menjadi sel yang terdiferensiasi. Pada mutasi tumorigenesis dapat
berubah wujud dari sel punca menjadi sel kanker yang akan menghasilkan
progenitor sel tumor dan sel tumor yang telah terdiferensiasi. Tetapi,
dengan adanya mutasi pada jalur perkembangan sel progenitor dan sel –
sel terdiferensiasi dapat mempunyai kembali sifat – sifat seperti sel punca
dan berubah menjadi sel punca kanker (sebelah kanan). (Welte, et al.
2010)

6
Ada 6 perubahan penting fisiologi sel yang secara kolektif
mengatur proses keganasan (Hanahan & Weinberg, 2000) :
1. Sifat dapat tumbuh tanpa memerlukan rangsangan pertumbuhan
eksogen (self-sufficiency in growth signals)
Ketidakbergantungan pertumubhan sel kanker pada sinyal
pertumbuhan eksogen dapat disebabkan 3 hal, yaitu :
a) Perubahan sinyal pertumbuhan ekstrasel sendiri.
b) Perubhan transduser transseluler sinyal – sinyal itu.
c) Perubahan dalam sirkuit intraseluler yang menerjemahkan
sinyal menjadi action.
2. Tidak sensitive terhadap sinyal anti – pertumbuhan
Sel kanker tindak sensitive terhadap sinyal anti-
pertumbuhan. Sinyal anti-pertumbuhan dapat mencegah poliferasi
dengan 2 mekanisme berbeda, yaitu :
a) Sel dipaksa untuk keluar dari sklus sel dan masuk ke dalam
fase “G-0”
b) Sel di induksi untuk secara permanen meniadakan
kemampuan poliferasinya dengan cara diinduksi masuk ke
dalam fase pasca-mitotik, biasanya dengan status
berdiferensiasi.
3. Kemampuan apoptosis yang menurun
Pada kanker, menurunnya kemampuan apoptosis
disebabkan karena terjadinya mutasi atau kelainan pada gen yang
terlibat pada apoptosis yabg berakibat disregulasi pada proses
apoptosis.
4. Potensi poliferasi tidak terbatas
Pada sel kanker, enzim tekomerase akan mencegah
pemendekan telomere dan panjang telomere dipertahankan di atas
ambang batas kritis, dan hal inilah yang menyebabkan sel dapat
membelah atau berpoliferasi tanpa batas.

7
5. Kemampuan angiogenesis yang terus – menerus
Untuk menjamin suplai oksigen dan makanan, sel ganas
meningkatkan kemampuan untuk angiogenesis dengan berbagai
strategi, diantaranya dengan meningkatkan ekspresi vascular
endothelial growth factor (VEGF) dan acidic/basic fibroblast
growth factor (FGF1/2).
6. Kemampuan invasi dan metastasis
Gangguan atau inaktivasi molekul – molekul ini berakibat
sel tidak lagi melekat satu sama lain dan memudahkan sel terlepas
dari kelompoknya. Dengan demikian inaktivasi molekul – molekul
adhesi disertai peningkatan ekspresi protease meningkatkan
kemampuan sel kanker untuk invasi dan metastasis.

D. PENYEBAB DAN FAKTOR RISIKO KANKER


Penyebab pasti kanker belum diketahui, beberapa kanker
dihubungkan dengan infeksi virus eperti kanker nasofaring terkait infeksi
Epstein Bar Virus (EBV), kanker serviks atau leher Rahim dikaitkan
dengan infeksi Human Papiloma Virus (HPV) dan kanker hati
(Hepatoselular Karsinoma) disebabkan oleh infeksi virus hepatitis
Menurut WHO terdapat 8 fator risiko yang terbukti dapat
menyebabkan kanker (Daniel, 2005), yaitu :
1. Obesitas dan berat badan berlebih
Berat badan berlebih dan obesitas merupakan faktor risiko
timbulnya kanker. Dalam berbagai penelitian di berbagai Negara
diungkapkan bahwa orang dengan obesitas dan berat badan
berlebih dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker sebanyak
20% dibanding dengan berat bada normal. Ada 4 sistem utama
yang sangat berperan, yaitu insulin, insulin – like growth factor – I,
sex steroids, dan adipokine. (Pelgora dan Silvestris, 2013 : James,
et al. 2015)

8
2. Asupan makanan kurang buah dan sayuran
Pada kanker saluran cerna atas, penelitian epidemologis
mengungkapkan bahwa orang dengan asupan buah dan sayuran
yang banyak mempunyai risiko terjadinya kanker saluran cerna
atas yang lebih rendah dibanding yang tidak mengkonsumsi
buah/sayuran. (Key, 2010)
3. Inaktivitas fisik
Ada bukti substansial bahwa tingkat aktivitas fisik yang
lebih tinggi berkaitan dengan menurunkan risiko beberapa kanker.
Kanker kolon adalah salah satu yang aling banyak diteliti dalam
kaitannya dengan aktivitas fisik. (Kruk & Czerniak, 2013)
4. Merokok
Merokok dapat meningkatkan risiko kanker secara
signifikan. Banyak penelitian kohort observasional menunjukkan
hubungan merokok dengan kejadian kanker prostat dan kematian.
(Huncharek, et al. 2010)
5. Penggunaan alcohol
Alcohol meningkatkan risko kanker rongga mulut dan
faring kerongkongan, kolorektum, hati, laring dan payudara wanita.
Ada banyak bukti bahwa minum alkohol dikaitkan dengan
beberapa kanker lain seperti pancreas dan kanker prostat dan
melanoma (Begnardi, et al. 2015)
6. Hubungan seks yang tidak aman
Human Papiloma Virus (HPV) merupakan faktor penyebab
utama kanker leher Rahim, dan pekerja seks yang berisiko tinggi
untuk infeksi HPV (Ersan, et al. 2013).
7. Polusi udara
Pertumbuhan ekonomi dan peningkatan urbanisasi
menimbulkan risiko baru bagi perkembangan bagi, paparan
tingginya jumlah orang untuk polusi udara. Ada bukti

9
epidemilo;ogi sangat kuat yang menghubungkan polusi udara ke
angka kematian akibat kanker paru – paru. (Fajersztajn, et al. 2013)
8. Usia
Paruh baya adalah periode kehidupan ketika prevalensi
faktor risiko kanker beberapa tingi dan tingkat insiden mulai
meningkat untuk berbagai jenis kanker. Namun, bukti saat ini
menujukkan bahwa sebagian besar orang dewasa, kanker tidak
harus menjadi konsekuensi tak terelakkan oleh karena
bertambahnya umur. (White, et al. 2015)

E. PENCEGAHAN KANKER
Sebagian besar jenis kanker dapat dicegah dengan kebiasaan hidup
sehat sejak usia muda dan menghindari faktor – faktor penyebab kanker.
Meskipun penyebab kanker secara pasti belum diketahui, setiap orang
dapat melakukan upaya pencegahan dengan cara hidup sehat dan
menghindari penyebab kanker.
1. Mengenai makanan
 Mengurangi makanan berlemak yang berlebihan.
 Lebih banyak makan – makanan berserat.
 Lebih banyak makan sayur – sayuran berwarna serta buah –
buahan, beberapa kali sehari.
 Lebih banyak makan – makanan segar
 Mengurangi makanan yang telah diawetkan atau di simpan
terlau lama.
 Membatasi minuman alcohol
2. Mengenai perilaku
 Hindari diri dari penyakit akibat hubungan seksual
 Hindari kebiasaan merokok, bagi perokok = berhenti
merokok
 Upayakan kehidupan seimbang dan hindari stress.
 Periksakan kesehatan secara berkala dan teratur.

10
F. PENENTUAN DERAJAT KANKER
Derajat atau staging dari kanker dilakukan untuk menilai berat
ringannya kanker prognosisnya. Derajat dari kanker ini di tentukan
berdasarkan penilaian histopatologis melalui blopsy dan derajat klinis.
Biopsy merupakan tindakan pengambilan jaringan (specimen)
dalam jumlah kecil untuk dilakukan pengamatan mikroskopik, jaringan
dapat diambil dari sekitar sel yang di duga mengalami kanker atau
menggunakan teknologi pencitraan apabila lokasi jaringan berada di dalam
tubuh. Kemudian dilakukan pengamatan jenis kanker, pengukuran derajat
kanker dan penyebaran kanker, meliputi grading dan staging.
Grading merupakan istilah untuk menentukan seberapa besar
perkembangan (diferensiasi) dari sel tumor atau neoplasma, jumlah mitosis
di dalam tumor, serta derajat perbedaan antara sel kanker dan sel normal.
Grading (disimbolkan G) membadi diferensiasi sel kanker sebagai berikut:

Staging merupakan penilaian yang mendeksripsikan seberapa jauh


kanker telah menyebar, sehingga dapat mengetahui seberapa dalam
penetrasi tumor, luas penyebaran ke kelnjar getah bening regional, ukuran
tumor/lesi primer, invasi terhadap organ di sekitarnya, serta organ yang
berada jauh dari tumor primer namun ikut terkena kanker (apabila ada).
Pada umumnya terdapat 2 metode staging antara lain :
1. Metode TNM
 T Menjelaskan ukuran tumor.
TI, T2, T3, dan T4 menunjukkan ukuran lesi primer yang
semakin besar.

11
 N menggambarkan keterlibatan kelenjar getah bening regional
N0, N1, N2, dan N3 menunjukkan keterlibatan progresif getah
bening
 M menjelaskan ada tidaknya metastasis
MO dan M1 menunjukkan ada dan tidaknya kelenjar getah bening
dan metastasis.

G. PENATALAKSANAAN KANKER SECARA MEDIS


1. Tes Laboratorium
Pemeriksaan laboatorium meliputi pemeriksaan
laboratorium dasar untuk mengatasi fungsi organ seperti
pemeriksaan darah, fungsi ginjal, fungsi liver, dan gula darah.
Pemeriksaan tumor marker ( petanda tumor untuk mengetahui
kemungkinanan tumor primer dari kanker).
2. X-ray
Metode X-ray digunakan untuk memeriksa bagian tubuh
dengan menggunakan pancaran geombang. Serapan gelombang
tersebut akan memberikan warna yang berbeda pada bidang dua
dimensi tergantung dari obejk yang diluar.
3. MRI (Magnetic Resonance Imaging )
Metode MRI digunakan untuk menentukan ketidak
normalan pada bagian tertentu tubuh, termasuk tumor.
4. PET SCAN (Position Emission Tomography)
Sel kanker berkembang lebih cepat dibandingkan dengan
sel normal, sehingga membutuhkan glukosa sebagai sumber energy
saat pembelahan. PET SCAN, pemeriksaan metode PET SCAN
menggunakan glukosa yang telah di beri radioaktif.
5. CT SCAN
CT SCAN merupakan perpaduan dari metode X-ray dan
computer yang menghasilkan gambar potongan melintang dari

12
bagian yang sedang diperiksa. Metoda CT SCAN hampirsama
dengan X-ray.
6. Ultrasound
Ultrasound (ultrasonografi, echografi, sonografi, dan
sonogram ginekologik). Merupakan teknik noninvasive yang
bertujuan untuk memperlihatkan ketidak nomralan pada bagian
pelvis atau daerah lain dengan merekam pola suara yang
dipantulkan oleh jaringan yang ditembakkan gelombang suara.
7. Endoskopi
Endoskopi merupakan pemeriksaan ke dalam suatu
organ/rongga tubuh menggunakan alat fiberoptik. Hasil
pemeriksaan dapat berupa adanya ketidaknormalan seperti
bengkak, sumbatan, luka, dll.
8. Pemeriksaan patologi
Pemeriksaan patologi merupakan standard acuan dalam
pemeriksaan kanker, karena merupakan alat diagnostic terpenting
yang harus dilakukan. Pemeriksaan patologi adalah pemeriksaan
yang menggunakan sebagian sel tubuh yang kemudian diperiksa di
bawah mikroskop untuk menentukan apakah terdapat kanker
dengan membandingkan abnormalitas sel yang diamati dengan sel
yang sehat.

H. PENATALAKSANAAN KANKER DENGAN KEMOTERAPI


1) Penerapan Palliative Care pada Pasien Kanker
Sebagaimana respon psikologis yang dialami
pasien kanker saat terdiagnosa kanker. Pasien juga akan
mengalami beberapa respon psikologis selama menjalani
kemoterapi. Ada beberapa respon psikologis yang dialami
pasien saat dirinya menjalani pengobatan kemoterapi
diantaranya yaitu :

13
a. Denial (Penolakan)
Respon denial dimana pasien kanker masih
merasa tidak menerima dengan penyakit dan
pengobatannya sehingga menganggap bahwa dirinya
belum memerlukan terapi tersebut dapat disebut sebagai
salah satu stimulus kontekstual dalam teori adaptasi
Roy, dimana menurut Halimatussakdiah dan Junardi
(2017) menyatakan bahwa stimulus kontekstual pada
pasien kanker yang menjalani kemoterapi diantaranya
adalah ketidak patuhan pasien dalam program pengobatan
kemoterapi dimana hal tersebut dipengaruhi oleh
konsep diri, biaya, dukungan keluarga dan kerabat, serta
efek samping yang dirasakan.
b. Ansietas (Cemas)
Kecemasan selama menjalani kemoterapi juga
diungkapkan pasien kanker. Kecemasan yang berupa
perasaan takut ini yaitu takut akan keganasan
penyakit dan takut akan kematian yang mungkin
dialaminya selama menjalani proses pengobatan.
Permanawati dan Hertinjung (2015) menyatakan bahwa
pasien kanker khususnya kankerpayudara merasa takut
terhadap risiko dari tindakan bedah yang akan
dilakukan berupa kematian pasca operasi.
c. Marah
Respon anger atau marah juga ditunjukkan pasien
kanker Bila rasa marah tersebut diterima dengan respon
yang adaptif maka pasien kanker dapat mengontrol
emosinya akan tetapi bila diterima dengan
respon maladaptif, maka akan menyebabkan akibat lain
terhadap kondisi psikologis pasien kanker. Menurut
Margaret and Mitchell (2004) bila respon kemarahan

14
menjadi maladaptif, pasien kanker cenderung akan
melakukan tindakan kekerasan, menyendiri, mengalami
depresi berkepanjangan, bahkan hingga berisiko tinggi
bunuh diri.
d. Acceptance (penerimaan)
Pada tahap Acceptance, sikap optimis klien
terhadap pengobatan akan berdampak baik pada
kesehatannya (Razali, et al, 2013). Pasien kanker yang
optimis akan lebih dapat menerima kondisinya
dibandingkan mencoba lari dari kondisi sakitnya
(Hjelle & Zeigler, 1992 dalam Saniatuzzulfa, et al,
2015).

2) Adaptasi Psikososial pada Pasien Kanker


a. Respon Psikologis
Respon psikologis merupakan tanggapan tingkah
laku atau sikap terhadap stimulus rangsangan tertentu yang
berkaitan dengan keadaan jiwa individu. Sejalan dengan
adanya stimulus tingkat adaptasi individu direspon sebagai
suatu input dalam sistem adaptasi, seseorang yang
terdiagnosa penyakit kanker akan mengalami berbagai
respon psikologi sebagai bentuk tanggapan terhadap
stimulus yang ada. Sebagaimana respon psikologis yang
dialami pasien kanker saat terdiagnosa kanker pasien juga
akan mengalami beberapa respon psikologis selama
menjalani kemoterapi, dalam penelitian ini terdapat
beberapa respon psikologis yang dialami pasien saat dirinya
menjalani pengobatan kemoterapi diantaranya yaitu denial
(penolakan), ansietas (cemas), anger (marah), dan
acceptance (penerimaan).

15
b. Dampak yang dialami
Dampak yang dialami pasien kanker setelah
menjalani kemoterapi itu dampak fisik dan psikologis.
Yang menyatakan dampak yang terjadi akibat pengobatan
kemoterapi pada fisik atau tubuh pasien yaitu mual dan
muntah, konstipasi, neuropati perifer (kesemutan),
toksisitas kulit (kulit terlihat menghitam), alopecia atau
kerontokan rambut, penurunan berat badan, kelelahan,
penurunan nafsu makan, nyeri dan perubahan rasa.
c. Upaya pasien kanker dalam menghadapi dampak yang
dialami selama menjalani kemoterapi
Upaya dalam menghadapi dampak yang dialami
pasien kanker selama menjalani kemoterapi adalah berupa
upaya dari aspek biologis, aspek psikologis, upaya dari
aspek sosial dan upaya dari aspek spiritual. Upaya
menghadapi dan menyikapi perubahan fisik dan psikologis
yang diakibatkan efek rumah terapi pasien memerlukan
kopling yang baik agar terapi menjadi efektif. Aspek
biologis penyakit kanker yaitu dengan mengatur pola
makan dan asupan nutrisi bagi penderita kanker diantaranya
tidak makan makanan yang dapat menunjang kanker dan
menggunakan pengobatan komplementer herbal.
d. Dukungan keluarga dalam menghadapi dampak yang
dialami selama menjalani kemoterapi
Yaitu dengan memberikan dukungan sosial dengan
dukungan seperti empati, dukungan instrumental seperti
pelayanan terbaik, dukungan informasional seperti
memberikan saran sebaik mungkin, dukungan seperti
membangun hubungan timbal balik yang dapat digunakan
untuk evaluasi diri.

16
3) Cara Penanganan Dan Mengatasi Dampak Pasca Kemoterapi
Kemoterapi adalah pengobatan kanker untuk membunuh sel
kanker. Obat kemoterapi masuk ke dalam peredaran darah, berefek
pada sel kanker dan juga sel yang sehat sehingga menyebabkan
dampak yang dapat mengganggu kualitas hidup pasien dengan
kanker. Ada beberapa cara untuk mengatasi dampak dari
kemoterapi, yaitu :
a. Mual dan Muntah
 Minum obat anti mual
 Makanan kering mudah dicerna : cracker, roti
kering
 Makan 5-6x/hari
 Tidak banyak minum saat makan
 Hindari berbaring setelah makan.
 Hindari makanan berbumbu, berlemak dan aroma
kuat.

b. Gangguan Mulut dan Tenggorok


 Jaga kebersihan gigi, gusi, lidah, gigi palsu.
 Gunakan sikat gigi lembut/direndam air panas
 Periksa kondisi mulut dan lidah
 Jaga mulut lembab dengan minum rutin
 Hindari obat kumur beralkohol
 Kumur dengan larutan baking soda (1/4 sendok teh)
+ garam (1/8 sendok teh) + 1 gelas air hangat, bilas
air hangat.
 Makanan lembut, berkuah

17
c. Susah Buang Air Besar
 Minum 8-10 gelas/hari
 Hindari produk coklat, keju, snack asin, roti putih.
 Makanan tinggi serat
 Latihan fisik ringan

d. Diare
 Minum 8-10 gelas/hari
 Hindari susu tinggi laktosa, kopi, alkohol, produk
susu, makanan tinggi lemak,makanandigoreng,
pedas, makanan tinggi serat, kacang-kacangan,
jagung, coklat, makananhasilkan gas.

e. Rambut rontok
 Potong rambut pendek.
 Gunakan penutup rambut
 Cuci rambut andalembutdgn shampoo bayi
 Keringkan rambut ditepuk
 Sisir rambut lembut
 Hindari zat kimia &pewarna rambut

f. Kelelahan
 Batasi dan aktivitas
 „Minta bantuan orang lain
 Duduk saat mengerjakan sesuatu
 Olahraga ringan rutin 20-30 menit,3-5 x/minggu
 Makan rutin 6x/ hari
 Tidur min. 8 jam perhari
 Bangun perlahan.

18
g. Risiko Infeksi
 Cuci tangan/hand sanitizer
 Hindari orang sakit,pakai masker
 Hindari tempat keramaian

h. Gangguan saraf
 Kesemutan, terbakar, lemah, mati rasa tangan kaki,
limbung dan mudah jatuh
 Hati hati pegang barang tajam
 Gunakan sarung tangan saat bekerja
 Hati hati dalam bergerak, perlahan, pegangan.
 Latihan anggota gerak tubuh sesuai kemampuan
 Olahraga ringan rutin 20-30 menit, 3-5 x/minggu
 Bila hanya bisa tirah baring, lakukan perubahan
posisi tidur secara bertahap, cegah luka.

i. Risiko perdarahan
 Hati hati dengan benda tajam
 Hindari aktivitas fisikberisiko

j. Kurang nafsu makan


 Makan 6x/hari porsi kecil
 Jangan batasi asupan makan
 Camilan berkalori dan protein tinggi
 Tambahkan kalori dan protein dalam makanan
mentega, keju, krim
 Makanan kesukaan anda
 Minum minuman berkalori
 Jadwal makan bersama kerabat
 Makanan dingin atau suhu ruang.

19
 Makan permen rasa mint,jangan gunakan alat
makanlogam, tambah rempah dan bumbu dapur
alami.

k. Nyeri
 Ceritakan ke teman, keluarga, konsultasikan dengan
dokter.
 Minum obat dokter

l. Perubahan kuku kulit


 Gatal, nyeri, kemerahan, mengelupas, warna kuku
dan kulitgelap/terang, sensitif matahari.

Cara Mengatasi :
 Bedak talk
 Mandi durasi cepat, hindari air panas
 Tepuk perlahan dgn handuk
 Gunakan sabun mandilembut.
 Lotion kulit sehabis mandi
 Hindari parfum, cologne, kosmetik beralkohol
 Hindari paparan langsung sinar matahari, krim SPF
15, baju lengan panjang.
 Lips balm
 Gunakan sarung tangan saat bekerja
 Kompres kain basah didaerah kulit sakit
 Gunakan baju

20
m. Gangguan berkemih
 Nyeri berkemih, frekuensi sering, sulit berkemih,
perubahan warna.
 Banyak minum air putih
 Batasi minuman berkafein, teh dan soda

n. Gangguan kesuburuan
 Konsultasi dokter bila ingin hamil
 Program KB

o. Gangguan seksual
 Gunakan celana dalam katun
 Hindari celana dalam ketat
 Gunakan kondom dan pelumas saat akan hubungan
seksual
 Olahraga ringan rutin
 Beribadah
 Jujur dan terbuka, aktivitas dengan pasangan

21
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Perawatan Palliative adalah pendekatan yang bertujuan
memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi
masalah yang berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa,
melalui pencegahan dan peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian
yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah-masalah lain, fisik,
psikososial dan spiritual. Penyakit terminal merupakan penyakit progresif
yaitu penyakit yang menuju ke arah kematian. Contohnya seperti penyakit
jantung,dan kanker atau penyakit terminal ini dapat dikatakan harapan
untuk hidup tipis, tidak ada lagi obat-obatan, tim medis sudah give up
(menyerah) dan seperti yang di katakan di atas tadi penyakit terminal ini
mengarah kearah kematian. Agama dan keyakinan spiritual sebagai
sumber kekuatan dan dukungan dalam penyakit fisik yang serius
Profesional kesehatan memberikan perawatan medis menyadari
pentingnya pasien dalam memenuhi 'kebutuhan spiritual dan keagamaan
serta pentingnya Psychoonkologi.

B. SARAN
Diharapkan agar Penulis selalu termotivasi untuk meningkatkan
kemampuan dan pengetahuan dalam melakukan asuhan keperawatan
khususnya pada penatalaksaan penyakit terminal kanker secara medis.
Selain itu, penulis juga harus melakukan pengkajian dengan tepat agar
asuhan keperawatan dapat tercapai sesuai dengan masalah yang ditemukan
pada klien.

22
DAFTAR PUSTAKA

Black, J dan Hawks, J. 2014. Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis


untuk Hasil yang Diharapkan. Dialihbahasakan oleh Nampira R. Jakarta:
Salemba Emban Patria.
Halimatussakdiah, dan Junardi. (2017). Faktor Risiko Kepatuhan Kemoterapi
Pada Pasien Kanker Payudara. Jurnal Kesehatan. 8(3)415-424.
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Tanjung Karang.
http://ejurnal.poltekkestjk.ac.id/index.php/JK/article/view/654.
Hasdianah, & Suprapto, S. I. (2016). Patologi & Patofisiologi Penyakit (2nd ed.).
Yogyakarta: nuhamedika.
Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
Kemenkes RI
Kurniasari, F, N. Harti, L, B. Ariestiningsih A, D. Shinta, O. Wardhani. Nugroho,
S. (2017). Buku Ajar Gizi Dan Kanker. Universitas Brawijaya press.
Malang. Diakses pada Rabu, 08 February 2023.
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=_P5UDwAAQBAJ&oi=f
nd&pg=PR5&dq=etiologi+patofisiologi+kanker&ots=fnsHJPjqPD&sig=6
rFh2RgTjF15fBF2HYDwyfmvyic&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false
Lubis, N. L. (2009). Dukungan sosial pada pasien kanker, perlukah?.
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=sdgBinoEyTQC&oi=fnd
&pg=PR3&dq=info:vj2JECUx09MJ:scholar.google.com/&ots=WiyvoH2
qA0&sig=ICRm0U876_bhsFrJebnQVeILig&redir_esc=y#v=onepage&q
&f=false
Nugroho, I. (2023). Cara Mencegah dan Mengatasi Efek Samping Pasca
Kemoterapi. Diakses pada 14 Februari 2023, dari
https://www.rskariadi.co.id/news/87/CARA-MENCEGAH-DAN-
MENGATASI-EFEK-SAMPING-PASCA-KEMOTERAPI/Artikel
Rohadi, T. T., Haryono, A. T., & Paramita, P. D. (2016). Pengaruh Kemampuan
Adaptasi Dengan Lingkungan, Perilaku Masyarakat Dan Stres Kerja
Terhadap Produktivitas Yang Berdampak Pada Kinerja Pemetik Teh

23
(Studi kasus di Perkebunan Teh Medini Kabupaten Kendal). Journal Of
Management, 2(2).
Wardhani, F. N. (2014). Pengaruh Komponen Keahlian Auditor Dalam
Mendeteksi Kecurangan (Studi Empiris Pada Eksternal Auditor Di
Semarang). Skripsi Universitas Diponegoro. Retrieved From
http://eprints.undip.ac.id/42860/

24

Anda mungkin juga menyukai