Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN PENANGANAN

KASUS PALLIATIVE CARE DENGAN KANKER

Oleh

KELOMPOK 1:

1. Anak Agung Gde Weda Pratama (193213005)


2. Ayu Novita Sari Tampubolon (193213008)
3. I Komang Febiana (193213016)
4. Febriyani Falentien Fairnap (193213011)
5. Kadek Ayu Ulan Sudariyanthini (193213020)
6. Ni Putu Eka Cintya Parwita (193213040)
7. Putu Riska Pramudita Dewi (193213049)

PROGAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha
Esa) yang telah melimpahkan rahmatnya serta memberikan perlindungan dan kesehatan,
sehingga kami dapat menyusun makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan Penanganan Kasus
Palliative Care Dengan Kanker”. Dimana makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Menjelang ajal dan Paliatif. Kami sebagai penulis menyadari sepenuhnya bahwa
selama penyusunan makalah ini kami banyak menemui kesulitan di karenakan keterbatasan
referensi dan keterbatasan kami sendiri. Dengan adanya kendala dan keterbatasan yang kami
miliki, maka kami berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun makalah ini dengan sebaik-
baiknya.

Dalam kesempatan ini tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyusun makalah ini. Sebagai manusia kami menyadari bahwa
penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan
datang. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya.

Denpasar, 9 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................................................1
1.2 RUMUS MASALAH............................................................................................................1
1.3 TUJUAN...............................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
2.1 JENIS-JENIS PENYAKIT KANKER...............................................................................3
2.2 JENIS KANKER YANG BANYAK TERJADI DI MASYARAKAT.............................5
2.3 KENAPA PENYAKIT KANKER TERMASUK KASUS PALLIATIVE CARE.........6
2.4 TANDA GEJALA PENYAKIT KANKER YANG MEMBUTUHKAN
PERAWATAN PALLIATIVE..................................................................................................6
2.5 JENIS PENANGANAN MASALAH KANKER...............................................................7
2.6 ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN KANKER............................................................9
BAB III.........................................................................................................................................18
PENUTUP....................................................................................................................................18
3.1 KESIMPULAN...................................................................................................................18
3.2 SARAN................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Di Indonesia sebagian besar penyakit kanker di temukan pada stadium lanjut, di tambah
dengan di temukan kasus-kasus yang tidak mendapatkan pengobatan kangker menyebabkan
angka harapan hidup yang lebih pendek. Pasien pasien dengan kondisi tersebut mengalami
penderitaan yang memerlukan pendekatan terintergasi berbagai disiplin agar pasien memiliki
kualitas hidup yang baik dan pada akhirnya meninggal secara bermatabat. Intergrasi perawat
paliatif ke dalam tata laksana kanker terpadu telah lama dianjurkan oleh badan kesehatan Dunia.
WHO , seiring dengan terus meningkatnya jumlah pasien kanker dan angka kematian akibat
kanker. Penatalaksanaan kanker telah berkembang dengan pesat. Walaupun demikian, angka
kesembuhan dan angka harapan hidup pasien kanker belum seperti yang diharapkan. Sebagian
besar pasien kanker akhirnya akan meninggal karena penyakitnya. Pada saat pengobatan kuratif
belum mampu memberikan kesembuhan yang diharapkan dan usaha preventif baik primer
maupun sekunder belum terlaksana dengan baik sehingga sebagian besar pasien di temukan
dalam stadium lanjut, pelayanan paliatif sudah semestinya menjadi satu satunya layanan
fragmatis dan jawaban yang manusiawi bagi mereka yang menderita akibat penyakit-penyakit
tersebut di atas.

Sebagai disiplin ilmu kedokteran yang relative baru, pekayanan paliatif merupakan filosofi
dan bentuk layanan kesehatan yang perlu terus dikembangkan, sehingga penatalaksanaan pasien
kanker menjadi efektif dan efisien. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk
mengambil kasus tenntang perawatan paliatif pada pasien kanker.

1.2 RUMUS MASALAH


Dari latar belakang diatas adapun rumusan masalah dari makalah ini sebagai berikut :

1 Apa Saja Jenis-Jenis Penyakit Kanker?

2 Apa Saja Jenis Kanker Yang Banyak Terjadi Di Masyarakat?

3 Kenapa Penyakit Kanker Termasuk Kasus Palliative Care?

4 Bagaimana Symto Tanda Dan Gejala Penyakit Kanker Yang Membutuhkan Perawatan
Palliative?

1
5 Apa Saja Jenis Jenis Tindakan Terapi Medis Untuk Penangan Masalah Kanker?

6 Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Pasien Kanker?

1.3 TUJUAN
1 Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Penyakit Kanker

2 Untuk Mengetahui Jenis Kanker Yang Banyak Terjadi Di Masyarakat

3 Untuk Mengetahui Penyakit Kanker Termasuk Kasus Palliative Care

4 Untuk Mengetahui Symto Tanda Dan Gejala Penyakit Kanker Yang Membutuhkan Perawatan
Palliative

5 Untuk Mengetahui Jenis Jenis Tindakan Terapi Medis Untuk Penangan Masalah Kanker

6 Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan Pada Pasien Kanker

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 JENIS-JENIS PENYAKIT KANKER

1. KANKER DARAH ATAU LEUKEMIA


Kanker darah atau leukemia merupakan penyakit kanker yang menyerang sel-sel yang
membentuk sel darah dalam sumsum tulang. Dalam kondisi normal, sel-sel darah putih
akan berkembang secara teratur di saat tubuh membutuhkannya untuk memberantas
infeksi yang muncul
2. KANKER HATI
Kanker hati adalah tipe kanker paling umum kelima di antara laki-laki dan ketujuh di
antara wanita. Sekitar 85% kasus kanker hati di dunia terjadi di negara-negara yang
masih berkembang.
3. KANKER PAYUDARA
Kanker Payudara adalah kanker yang menyerang organ payudara. Payudara terbentuk
dari lemak, jaringan ikat, dan ribuan lobulus (kelenjar kecil penghasil air susu). Saat
seorang wanita melahirkan, Air Susu Ibu (ASI) akan dikirim ke puting melalui saluran
kecil saat menyusui.
4. KANKER KULIT MELANOMA
Kanker kulit melanoma merupakan jenis kanker yang dimulai dari kulit manusia dan bisa
menyebar ke organ lain dalam tubuh. Kemunculan tahi lalat baru atau perubahan pada
tahi lalat yang sudah ada biasanya menjadi pertanda umum atau gejala melanoma. Hal ini
bisa terjadi di seluruh tubuh, tapi beberapa bagian tubuh yang sering terkena
kemunculannya adalah, wajah, tangan, punggung dan kaki.
5. KANKER LAMBUNG
Kanker lambung merupakan jenis kanker yang menggerogoti lambung, yaitu organ di
dalam rongga perut manusia yang menjadi salah satu bagian dari sistem pencernaan.
Penyakit ini dapat diidap oleh orang-orang pada segala usia, meski sebagian besar
penderitanya berusia 55 tahun ke atas.
6. KANKER LIDAH

3
Kanker lidah merupakan jenis kanker yang tumbuh pada sel-sel lidah. Kanker lidah
paling sering tumbuh dan berkembang pada sel-sel skuamosa yang ada di permukaan
lidah. Jenis kanker lidah ini dikenal dengan istilah karsinoma sel skuamosa.
7. KANKER MULUT
Kanker mulut merupakan jenis kanker yang tumbuh dan berkembang di dalam mulut.
Misalnya pada lidah, gusi, bibir, dinding mulut, serta langit-langit mulut. Kanker ini
dapat menyebar secara langsung ke jaringan-jaringan di sekitar mulut atau melalui
kelenjar getah bening.
8. KANKER MATA
Kanker mata merupakan jenis kanker yang jarang terjadi dan bisa menyerang bagian luar
mata (misalnya, kelopak mata) atau bagian dalam mata (kanker intraokular). Selain itu,
kanker ini juga bisa terjadi akibat penyebaran dari kanker pada organ lain.
9. KANKER OTAK
Tumor otak adalah hasil dari pertumbuhan sel-sel di otak secara tidak wajar dan tidak
terkendali. Tidak semua tumor otak bersifat ganas sehingga bisa dikategorikan sebagai
kanker. Kanker otak ganas adalah tumor yang cepat menyebar ke bagian lain otak dan
tulang belakang.
10. KANKER TIROID
Tumor otak adalah hasil dari pertumbuhan sel-sel di otak secara tidak wajar dan tidak
terkendali. Tidak semua tumor otak bersifat ganas sehingga bisa dikategorikan sebagai
kanker. Kanker otak ganas adalah tumor yang cepat menyebar ke bagian lain otak dan
tulang belakang.
11. KANKER SERVIKS
Kanker Serviks merupakan kanker leher rahim. Kanker ini menempati urutan ke 2 dari 10
kanker terbanyak pada wanita. Salah satu penyebab utama kanker serviks adalah infeksi
Human Papilloma Virus (HPV).
12. KANKER PARU
Kanker Paru adalah tumor ganas yang menyerang organ paru. Rokok risiko utama
Kanker Paru. Lebih dari 80% penderita kanker paru adalah perokok aktif atau perokok
pasif

4
2.2 JENIS KANKER YANG BANYAK TERJADI DI MASYARAKAT
Dari beragam penyakit kanker, ada beberapa jenis kanker yang banyak dialami oleh orang
Indonesia, yaitu:

1. Kanker paru-paru
Kanker paru-paru dapat menyerang pria maupun wanita, dengan faktor risiko utama
seseorang mengalami kanker paru-paru adalah merokok. Bukan hanya perokok aktif yang
mengalami kanker paru-paru, perokok pasif pun bisa mengalaminya. Walau butuh proses,
namun Anda disarankan untuk berusaha berhenti merokok dan menghindari asap rokok.
2. Kanker payudara
Kanker payudara umumnya dialami oleh wanita, walau tetap memungkinkan dialami oleh
pria. Gejala utama kanker payudara adalah adanya benjolan yang terasa berbeda dari
jaringan sekitar payudara, dapat disertai dengan nyeri, hingga keluarnya cairan abnormal
dari payudara.
3. Kanker kolorektal
Kanker kolorektal adalah kanker yang dimulai di usus besar atau rektum. Jenis kanker ini
sering dimulai sebagai polip, yang bisa terbentuk di dinding bagian dalam usus besar atau
rektum. Beberapa polip dapat menjadi kanker, dan cara mencegahnya adalah dengan
menghilangkan polip tersebut.
4. Kanker serviks
Kanker serviks adalah kanker yang muncul di leher rahim. Umumnya, kanker serviks
disebabkan oleh human papillomavirus (HPV) yang bisa ditularkan saat melakukan kontak
seksual dengan orang yang terinfeksi.
5. Kanker hati
Jenis kanker hati paling umum adalah karsinoma hepatoselular, yang sering terjadi pada
orang dengan penyakit hati kronis, seperti sirosis, yang disebabkan oleh infeksi hepatitis B
atau hepatitis C.

Jenis-jenis kanker lain yang juga banyak terjadi di Indonesia, adalah kanker mulut, kanker
lambung, kanker darah, dan kanker mata.

5
2.3 KENAPA PENYAKIT KANKER TERMASUK KASUS PALLIATIVE CARE
Karena berasal dari kata palliate yang artinya mengurangi keparahan tanpa menghilangkan
penyebab, perawatan paliatif ini diberikan pada penderita kanker untuk membantu meringankan
penderitaan mereka akibat kanker yang diderita. Pelaksanaan perawatan paliatif berbeda dari
perawatan kanker lain pada umumnya. Perawatan paliatif bukanlah suatu pengobatan untuk
menyembuhkan namun meringankan penderitaan pasien kanker sebelum, saat dan setelah terapi.
Dalam perawatan ini, pasien kanker tidak lagi merasakan nyeri dan diupayakan tidak ada lagi
tindakan invasif yang dapat menyakiti pasien.

Menurut Penanggungjawab Program Paliatif Yayasan Kanker Indonesia Pusat dr. Siti Anissa
Nuhonni, SpKFR(K), komunikasi merupakan kunci dari perawatan kanker ini, di mana penderita
kanker akan ditangani melalui metode pendekatan terapeutik. Ini karena psikologis para
penderita kanker –khususnya yang sudah mencapai stadium terminal- cenderung berubah
negatif. Selain itu, ketiadaan support atau dukungan moril juga menjadi salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi kesehatan psikologis penderita kanker.

Perawatan ini pula, menurut Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia Prof.DR.Dr. Aru
Wicaksono Sudoyo, Sp.PD,KHOM,FINASM,FACP, dapat meningkatkan kualitas hidup pasien
dan keluarga yang berhadapan langsung dengan penyakit tersebut, baik secara fisik, psikososial
maupun spiritual. Dengan begitu, diharapkan angka kesembuhan dan harapan hidup pasien
kanker dapat lebih baik. Yayasan Kanker Indonesia telah mengadakan perawatan paliatif di
rumah sejak tahun 1995 yang berlokasi di Yayasan Kanker Indonesia Lebak Bulus, Jakarta. Di
sana, YKI memiliki potensi sumber daya manusia dan memiliki hubungan baik dengan
organisasi profesi kesehatan untuk memberikan program pelatihan perawatan paliatif kepada
pasien kanker perawatan di rumah. Pengembangan program pun terus dilakukan, sehingga
sepanjang tahun 2017-2018, YKI telah melaksanakan kegiatan pelatihan di beberapa cabang YKI
di kota Kupang, Palembang, Makassar, Bandung dan Jakarta.

2.4 TANDA GEJALA PENYAKIT KANKER YANG MEMBUTUHKAN PERAWATAN


PALLIATIVE
Pada stadium lanjut yang dapat berlangsung cepat hingga kematian. Intervensi atau pendekatan
paliatif bersifat holistik meliputi empat kelompok masalah, yaitu :

• Fisik gejala atau keluhan fisik seperti nyeri, batuk, sesak nafas, letih, demam dan lain-lain

6
• Psikologis-khawatir, takut, sedih, marah

• Sosial – kebutuhan keluarga, isu makanan, pekerjaan, tempat tinggal dan hubungan
interpersonal

• Spiritual – pertanyaan tentang arti kehidupan dan kematian, kebutuhan untuk damai.

Untuk itu tatalaksana paliatif pasien kanker bertumpu pada pendekatan biopsikososial dan
spiritual. Gejala fisik yang perlu ditatalaksana meliputi nyeri, sesak nafas, mual/muntah, diare,
konstipasi, anoreksia, cemas, depresi,delirium, insomnia, perdarahan, luka kanker, dan gejala
lain.

2.5 JENIS PENANGANAN MASALAH KANKER


1. Kemoterapi

Kemoterapi adalah prosedur yang dilakukan melalui pemberian bahan-bahan kimia dalam bentuk
obat dengan dosis tinggi. Perawatan ini dilakukan untuk mencegah sel kanker menyebar,
memperlambat pertumbuhannya, dan jika memungkinkan, sekaligus membunuh sel kanker
tersebut.

Ada lebih dari 100 jenis obat kemoterapi yang bisa digunakan. Dokter akan menentukan jenis
terapi yang paling tepat untuk Anda. Obat kemoterapi dapat diberikan dalam bentuk pil atau
kapsul, dioleskan ke kulit, maupun diberikan langsung ke pembuluh darah melalui suntikan atau
infus di rumah sakit.

2. Radioterapi

Radioterapi atau terapi radiasi, juga dapat digunakan sebagai salah satu terapi kanker yang
efektif. Pada radioterapi, pancaran radiasi dosis tinggi digunakan untuk membunuh sel kanker
dan menyusutkan tumor yang tumbuh.

Ada dua jenis terapi radiasi yang bisa dilakukan, yaitu secara internal dan eksternal. Pada
radioterapi internal, sumber radiasi yang berupa cairan atau pil akan dimasukkan ke dalam tubuh.
Sementara itu pada terapi eksternal, sumber radiasi berasal dari mesin yang mengirimkan radiasi
ke bagian tubuh Anda yang terkena kanker.

3. Operasi

7
Terapi kanker selanjutnya adalah operasi. Melalui operasi, sel-sel atau jaringan yang terkena
kanker akan diangkat sepenuhnya, sebelum semakin menyebar.

Ada beberapa jenis operasi kanker yang bisa dilakukan, mulai dari operasi konvensional
menggunakan pisau bedah, hingga operasi menggunakan laser, serta cryosurgery atau operasi
menggunakan nitrogen cair, untuk membekukan jaringan.

4. Imunoterapi

Imunterapi termasuk sebagai salah satu terapi biologis untuk mengatasi kanker. Terapi biologis
adalah jenis perawatan yang menggunakan jaringan dari organisme hidup, untuk melawan sel
kanker. Prosedur ini menggunakan sel darah putih serta organ dan jaringan dari sistem limfatik.

Pada terapi ini, sistem imun tubuh akan diperkuat agar mampu melawan sel kanker yang
menggerogoti tubuh. Imunoterapi juga akan melindungi tubuh dari berbagai infeksi yang akan
lebih mudah mampir di tubuh penderita kanker.

5. Terapi tertarget

Terapi tertarget umumnya dilakukan bersamaan dengan pengobatan kanker jenis lain. Terapi
dilakukan melalui pemberian obat dosis tinggi, seperti kemoterapi. Namun, obat ini tidak akan
membunuh semua sel yang tumbuh dengan cepat, melainkan khusus pada sel-sel kanker yang
memiliki ciri khas berbeda dari sel lain.

Obat yang digunakan pada terapi tertarget, akan menghentikan pembentukan di sekitar sel
kanker. Obat ini juga akan membantu menghentikan pertumbuhan sel kanker, serta
menginstruksikan sistem imun untuk menghancurkan sel kanker atau mengubah susunan
proteinnya untuk mematikan sel kanker.

6. Terapi hormon

Terapi hormon digunakan untuk mengatasi kanker yang pertumbuhannya melibatkan hormon,
seperti kanker prostat dan kanker payudara. Terapi kanker ini akan membantu menghambat
pertumbuhan sel kanker atau mencegahnya kembali muncul.

Terapi ini juga dapat dilakukan untuk meredakan gejala kanker prostat pada pasien yang tidak
memungkinkan menjalani operasi atau terapi radiasi.

8
7. Transplantasi sel punca (stem cell)

Perawatan dengan transplantasi sel punca atau stem cell, dilakukan dengan menggunakan sel
darah dan sumsum tulang yang belum terbentuk dengan sempurna, untuk menggantikan sel-sel
di sumsumtulang yang rusak akibat menjalani terapi kanker jenis lain.

Dengan menjalani transplantasi ini, maka dosis perawatan terapi sebelumnya dapat ditingkatkan,
sehingga kemungkinan sel kanker untuk mati, akan lebih besar. Transplantasi dilakukan dengan
pemasangan kateter, layaknya prosedur transfusi darah.

8. Pemberian obat-obatan presisi

Terapi kanker ini juga bisa disebut sebagai obat-obatan personal. Sebab, obat yang diberikan
akan disesuaikan dengan kondisi genetik pasien.

Selama ini, pasien kanker mendapatkan obat yang juga digunakan oleh penderita kanker dengan
jenis dan tingkat keparahan serupa. Dengan terapi obat-obatan personal, setiap orang akan
mendapatkan jenis obat yang berbeda, sesuai dengan kondisi genetik masing-masing.

9. Terapi gen

Saat ini, terapi gen memang belum digunakan secara luas sebagai terapi kanker. Namun,
perawatan ini dinilai cukup menjanjikan untuk beberapa jenis kanker.

Melalui terapi gen, dokter akan menempatkan virus ke tubuh, untuk memberikan RNA atau
DNA ke sel-sel tubuh yang masih sehat. Sel yang sudah diubah tersebut kemudian akan dapat
membunuh sel kanker, menghambat pertumbuhannya, serta memperkuat sel tubuh yang masih
sehat, dalam melawan sel kanker.

2.6 ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN KANKER


A. Pengkajian keperawatan

1. Data dasar

Pengumpulan data pada pasien dan keluarga dilakukan dengan cara pemeriksaan fisik dan
melalui pemeriksaan penunjang (hasil laboratorium).

9
2. Identitas pasien

Meliputi nama lengkap, tempat/tanggal lahir, umur, jenis kelamin, , agama, alamat, pendidikan,
pekerjaan, asal suku bangsa, tanggal masuk rumah sakit, no medical record (MR), nama orang
tua, dan pekerjaan orang tua.

3. Identitas penanggung jawab

Meliputi nama, umur, pekerjaan dan hubungan dengan pasien.

4. Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama

Biasaya pasien datang kerumah sakit dengan keluhan seperti pendarahan intra servikal dan
disertai keputihan yang menyerupai air dan berbau (Padila, 2015). Pada pasien kanker serviks
biasanya datang dengan keluhan mual muntah yang berlebihan, tidak nafsu makan, anemia.

b. Riwayat kesehatan sekarang

Menurut Diananda (2008) biasanya pasien pada stadium awal tidak merasakan keluhan yang
mengganggu, baru pada stadium akhir yaitu stadium 3 dan 4 timbul keluhan seperti keputihan
yang berbau busuk, perdarahan setelah melakukan hubungan seksual, rasa nyeri disekitar vagina,
nyeri pada panggul. Pada pasien kanker serviks post kemoterapi biasanya mengalami keluhan
mual muntah yang berlebihan, tidak nafsu makan, dan anemia.

c. Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya pada pasien kanker serviks memiliki riwayat kesehatan dahulu seperti riwayat penyakit
keputihan, riwayat penyakit HIV/AIDS (Ariani, 2015). Pada pasien kanker serviks post
kemoterapi biasanya ada riwayat penyakit keputihan dan riwayat penyakit HIV/AIDS.

d. Riwayat kesehatan keluarga

Biasanya riwayat keluarga adalah salah satu faktor yang paling mempengaruhi karena kanker
bisa dipengaruhi oleh kelainan genetika. Keluraga yang memiliki riwayat kanker didalam
keluarganya lebih berisiko tinggi terkena kanker dari pada keluraga yang tidak ada riwayat
didalam keluarganya (Diananda, 2008).

10
5. Riwayat Obstetri

Untuk mengetahui riwayat obstetri pada pasien dengan kanker serviks yang perlu diketahui
adalah:

a. Keluhan haid

Dikaji tentang riwayat menarche dan haid terakhir, sebab kanker serviks tidak pernah ditemukan
sebelumnya menarche dan mengalami atropi pada masa menopose. Siklus menstruasi yang tidak
teratur atau terjadi pendarahan diantara siklus haid adalah salah tanda gejala kanker serviks.

b. Riwayat kehamilan dan persalinan

Jumlah kehamilan dan anak yang hidup karna kanker serviks terbanyak pada wanita yang sering
partus, semakin sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapatkan karsinoma
serviks (Aspiani, 2017).

6. Riwayat psikososial

Biasanya tentang penerimaan pasien terhadap penyakitnya serta harapan terhadap pengobatan
yang akan dijalani, hubungan dengan suami/keluarga terhadap pasien dari sumber keuangan.
Konsep diri pasien meliputi gambaran diri peran dan identitas. Kaji juga ekspresi wajah pasien
yang murung atau sedih serta keluhan pasien yang merasa tidak berguna atau menyusahkan
orang lain (Reeder, dkk, 2013). Pada pasien kanker serviks post kemoterapi biasanya mengalami
keluhan cemas dan ketakutan.

7. Riwayat kebiasaan sehari-hari

Biasanya meliputi pemenuhan kebutuhan nutrisi, elimenasi, aktivitas pasien sehari-hari,


pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur (Padila, 2015). Pada pasien kanker serviks post
kemoterapi biasanya mengalami keluhan tidak nafsu makan, kelehan, gangguan pola tidur.

8. Pemeriksaan fisik, meliputi :

a. Keadaan umum: biasanya pasien kanker serviks post kemoterapi sadar,lemah dan tanda-tanda
vital normal (120/80 mmHg).

11
b. Kepala : Biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi mengalami rambut rontok,
mudah tercabut.

c. Mata : Biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi mengalami konjungtiva anemis
dan skelera ikterik.

d. Leher : Biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi tidak ada kelainan

e. Thoraks:

Dada : biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi tidak ada kelainan

Jantung : biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi tidak ada kelainan

f. Abdomen : biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi tidak ada kelainan

g. Genetalia : Biasanya pada pasien kanker serviks mengalami sekret berlebihan, keputihan,
peradangan, pendarahan dan lesi (Brunner & suddarth, 2015). Pada pasien kanker serviks post
kemoterapi biasanya mengalami perdarahan pervaginam.

h. Ekstermitas : Biasanya pada pasien kanker serviks yang stadium lanjut mengalami udema dan
nyeri (Brunner & suddarth, 2015).
Pada pasien kanker serviks post kemoterapi biasanya mengalami kesemutan atau kebas pada
tangan dan kaki.
9. Pemeriksaan penunjang.

-Pemeriksaan hematologi

Biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi mengalami anemia karna penurunan
Hemaglobin. Nilai normalnya Haemoglobin wanita (12-16 gr/dl).

B. Diagnosis Keperawatan Yang Mungkin Muncul

Menurut NANDA (2015-2017), kemungkinan masalah yang muncul adalah sebagai berikut :

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (penekanan sel syaraf)

12
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan
makanan
3. Ansietas berhubungan dengan status kesehatan menurun
4. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaseutikal
5. Resiko infeksi berhubungan dengan imunosupresi
6. Disfungsi seksual berhubungan dengan gangguan struktur tubuh
7. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan program pengobatan
8. Resiko pendarahan berhubungan dengan Koagulopati inheren (trombositopenia)
9. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
10. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme tubuh

C. Perencanaan

(1) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor

Tujuan : Nyeri teratasi.

Kriteria Hasil :

a. Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang

b. Nyeri tekan tidak ada

c. Ekspresi wajah tenang

Intervensi:

a. Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran.

b. Beri posisi yang menyenangkan.

c. Anjurkan teknik relaksasi napas dalam.

d. Ukur tanda-tanda vital

e. Penatalaksanaan pemberianan algetik

(2) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.

Tujuan :Klien dapat beraktivitas

13
Kriteria Hasil :

a. Klien dapat beraktivitas sehari – hari.

b. Peningkatan kekuatan bagi tubuh yang sakit.

Intervensi:

a. Latihan rentang gerak pasif sesegera mungkin.

b. Bantu dalam aktivitas perawatan diri sesuai keperluan.

c. Bantu ambulasi dan dorong memperbaiki postur.

(3) Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.

Tujuan :Kecemasan dapat berkurang.

Kriteria Hasil :

a. Klien tampak tenang

b. Mau berpartisipasi dalam program terapi

Intervensi :

a. Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya.

b. Diskusikan tanda dan gejala depresi.

c. Diskusikan kemungkinan untuk bedah rekonstruksi atau pemakaian prostetik.

(4) Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah

Tujuan :Klien dapat menerima keadaan dirinya.

Kriteria Hasil :

a. Klien tidak malu dengan keadaan dirinya.

b. Klien dapat menerima efek pembedahan.

Intervensi :

a. Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap

14
penyakitnya.

b. Tinjau ulang efekp embedahan

c. Berikan dukungan emosi klien.

d. Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien.

(5) Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.

Tujuan :Tidak terjadi infeksi.

Kriteria Hasil :

a. Tidak ada tanda – tanda infeksi.

b. Luka dapat sembuh dengan sempurna.

Intervensi :

a. Kaji adanya tanda – tanda infeksi.

b. Lakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah prosedur tindakan.

c. Lakukan prosedur invasive secara aseptik dan antiseptik.

d. Penatalaksanaan pemberian antibiotik.

(6) Kurangnya pengetahuan tentangkondisi, prognosis, dan serta pengobatan penyakitnya

berhubungan dengan kurangnya informasi.

Tujuan :Klien mengerti tentang penyakitnya.

Kriteria Hasil :

a. Klien tidak menanyakan tentang penyakitnya

b. Klien dapat memahami tentang proses penyakitnya dan pengobatannya

Intervensi :

a. Jelaskan tentang proses penyakit, prosedur pembedahan dan harapan yang akan

datang.

15
b. Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, nutrisi, makanan dan

pemasukan cairan yang adekuat.

c. Anjurkan untuk banyak beristirahat dan membatasi aktifitas yang berat.

d. Anjurkan untuk pijatan lembut pada insisi/luka yang sembuh dengan minyak.

e. Dorong pemeriksaan diri sendiri secara teratur.

(7) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak

adekuat

Tujuan :kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria Hasil :

a. Nafsu makan meningkat

b. Klien tidak lemah

c. Hb normal (12 – 14 gr/dl)

Intervensi :

a. Kaji pola makan klien

b. Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering

c. Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi.

d. Anjurkan untuk banyak makan sayuran yang berwarna hijau.

e. Libatkan keluarga dalam pemenuhan nutrisi klien

D. Implementasi

Implementesi adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan disesuaikan
Langkah-langkah yang diperlukan dalam pelaksanaan adalah sebagai berikut :

a.Mengkaji ulang pasien

16
Fase pengkajian ulang terhadap komponen implementesi memberikan mekanisme bagi perawat
untuk menentukan apakah tindakan keperawataan yang diusulkan masih sesuai.

b.Menelah dan memodifikasi rencana asuhan keperawatan yang ada sebelum memulai
perawatan.

Perawat menelah rencana asuhan dan membandingkannya dengan data pengkajian untuk
memvalidasi diagnosa keperawatan yang dinyatakan dan menentukan apakah intervensi
keperawatan yang paling sesuai untuk situasi klinis saat itu. Jika status pasien telah berubah dan
diagnosa keperawatan dan intervensi keperawatan harus dimodifikasi

E. Evaluasi

Evaluasi yaitu membandingkan data subjek dan objek yang dikumpulkan dari pasien, perawat
lain, dan keluarga untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam memenuhi hasil yang
diharapkan yang ditetapkan selama perencanaan.

Langkah-langkah evaluasi dari proses keperawatan mengukur respon pasien terhadap tindakan
keperawatan dan kemajuan pasien kearah tujuan. Tujuan asuhan keperawatan untuk membantu
pasien menyelesaikan masalah kesehatan aktual, mencegah kekambuhan dari masalah potensial
dan mempertahankan status sehat. Evaluasi terhadap asuhan menetukan apakah tujuan ini telah
terlaksana. Aspek lain dari evaluasi mencakup pengukuran kualitas asuhan keperawatan yang
diberikan dalam lingkungan perawatan kesehatan.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ditemukan 6 tema tentang sikap perawat
yaitu: kegiatan administratif, perbedaan teori dengan praktik, pemahaman perawatan paliatif,
tugas perawat paliatif, memberikan rasa nyamandan peningkatan keterampilan. Perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan paliatif senantiasa menjalankan tugas secara baik, melakukan
komunikasi yang baik, memberikan motivasi kepada pasien dan keluarga.

3.2 SARAN
Perawat palliatif harus bisa memberikan rasa nyaman dan meningkatkan keterampilan agar dapat
bertugas secara baik dalam merawat pasien kanker.

18
19
DAFTAR PUSTAKA
Bustan, M.N. 2007. Epidiemologi penyakit menular, Jakarta: rineka cipta.

Campbell, M.L. (2013). Nurse to nurse: perawatan paliatif diterjemahkan oleh Daniaty, D.
Jakarta : salemba Medika

Crozier, F & Hancook, L. E. (2012). Palliative care beyond the end life journalpaliative
nursing ,38(4),198-227

Maharani, S. 2012 kanker : mengenal 13 jenis kanker dan pengobatanya Jakarta kata hati

Masyaroh, H. Kupas tuntas kanker pada perempuan & penyembuhanya. Klaten: trimedia
pustaka.

Anda mungkin juga menyukai