Anda di halaman 1dari 54

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

AGRERAT LANSIA

OLEH :
KELOMPOK VIII
A12-B

1. I GEDE GARGITA (183212867)


2. I MADE ADI MULYA RUSMAWAN (183212868)
3. I PUTU WIRA SUYOGA ADI SAPUTRA (183212872)
4. KADEK DWI MELANIE RAHAYU (183212874)
5. NI KOMANG SURYANTINI (183212890)
6. PUTU SUCI KRISTINA DEWI (183212898)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM


SARJANA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2021
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur yang tiada terhingga kami haturkan kehadapan Ida
Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa), karena atas rahmat dan
karunia-Nya, karya tulis yang berjudul “Asuhan Keperawatan Komunitas Agregat
Lansia” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Karya tulis ini disusun untuk memenuhi tugas PLKK Keperawatan
Komunitas II dalam menempuh Pendidikan Program Studi Keperawatan Program
Sarjana, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali pada semester ganjil
tahun 2020, yang diampu oleh ibu Ns. Ni Putu Wiwik Oktaviani, S.Kep.,M.Kep
Dalam keberhasilan penyusunan karya tulis ini, tentunya tidak luput dari
bantuan beberapa pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih yang
setulus-tulusnya kepada pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan karya
tulis ini.
Kami menyadari bahwa, karya tulis ini masih jauh dari yang sempurna.
Oleh kerena itu, segala kritik dan saran perbaikan sangat diharapkan demi karya-
karya penulis berikutnya. Semoga karya tulis ini ada manfaatnya.

Denpasar, 18 Januari 2021

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................2
1.3 Tujuan.........................................................................................................3
1.4 Manfaat.......................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengkajian...................................................................................................4
2.2 Analisa Data................................................................................................33
2.3 Diagnosa Keperawatan...............................................................................36
2.4 Prioritas Masalah........................................................................................37
2.5 Intervensi Keperawatan..............................................................................41
2.6 Format Rencana Kerja POA Asuhan Keperawatan Komunitas.................45
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................50
3.2 Saran...........................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Menurut World Health Organization (WHO), lansia adalah seseorang
yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Menurut Fatmawati (2010) lanjut
usia adalah proses alamiah dan berkesinambungan yang mengalami perubahan
anatomis, fisiologis dan biokimia pada tubuh yang akan berpengaruh pada
fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan.Lansia merupakan kelompok
umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase
kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu
proses yang disebut aging process atau proses penuaan. Proses penuaan adalah
siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapan-tahapan menurunnya berbagai
fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan semakin rentannya tubuh terhadap
berbagai serangan penyakit. lanjut usia dikelompokkan menjadi tigayaitu usia
70 & 75 tahun (young old): usia 75 & 80 tahun (old): usia lebih dari 80 tahun
(very old)" Kesimpulan dari pembagiaan umur menurut beberapa ahli, bahwa
yang disebut lanjut usia adalah orang yang telah berumur 65 tahun keatas
(Nugroho, 2008). Usia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan
fisik, yang di mulai denganadanya beberapa perubahan dalam hidup" sebagai
mana di ketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai
kemampuan reproduksi dan melahirkan anak" Ketika kondisi hidup berubah,
seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini,dan
memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati Bagi manusia yang
normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap
fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya
(Darmojo, 2004)
Dampak dari proses penuaan tidak hanya berdampak pada masalah fisik
tetapi juga pada masalah kesehatan. Saat ini, masalah kesehatan terus
berkembang dan penyakit baru bermunculan khususnya pada lansia. Menurut

1
data Riskesdas 2013, lima besar penyakit yang paling banyak diderita oleh
lansia secara berturut-turut yaitu hipertensi, arthritis (radang sendi), penyakit
paru obstruksi kronis (PPOK), dan diabetes mellitus.
Dampak dari penyakit bagi lansia Penyakit kronis dapat menimbulkan
dampak bagi kesehatan lansia, dalam hal ini kesehatan jiwa yaitu kecemasan.
Kecemasan merupakan suatu perasaan dimana seseorang merasa tidak aman
dan terancam atas suatu hal atau keadaan (Stuart, 2013). Kecemasan akibat
penyakit kronis berhubungan dengan penyakit kronis yang dapat
menyebabkan kematian. Selain itu, kesembuhan penyakit kronis yang tidak
dapat dipastikan karena proses perkembangan penyakit tidak dapat diketahui
dengan pasti (Miller, 2012; Smeltzer & Bare, 2002).
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah
kesehatan pada lansia bisa dilaukan screening kesehatan. Screening adalah
proses yng dimaksudkan untuk mengidentifikasi penyakit-penyakit yang tidak
diketahui atau tidak terdeteksi dengan menggunakan berbagai test atau uji
yang dapat diterapkan secara tepat dalam sebuah skala besar. Pengkajian atau
observasi dalam masyarakat sangat penting dilakukan untuk mengetahui
perkembangan status penyakit, khususnya pada lansia di Banjar Manikliyu,
Desa Manikliyu, Kecamatan Kintamani, serta status kesehatan baik kondisi
maupun pengetahuan masyarakat yang kurang tentang proses terjadinya
penyakit dan cara mencegah serta cara memeberikan perawatan yang benar
terhadap penyakit tersebut. Oleh karena itu, mahasiswa STIKes Wira Medika
Bali khususnya program studi Ilmu Keperawatan, bekerjasama dengan
kelompok lansia di Banjar Manikliyu untuk memperdayakan kemampuan
lansia dalam meningkatkan derajat kesehatan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Bagaimana Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Agregat Lansia Di Banjar
Manikliyu, Desa Manikliyu, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli,
Provinsi Bali?

2
1.3 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Melakukan asuhan keperawatan pada kelompok lansia yang ada di Banjar
Manikliyu, Desa Manikliyu, Kecamatan Kintamani.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian dan mengumpulkan data kelompok lansia yang
ada di Banjar Manikliyu, Desa Manikliyu, Kecamatan Kintamani.
a. Menganalisa data kasus di Banjar Manikliyu, Desa Manikliyu,
Kecamatan Kintamani.
b. Merumuskan masalah yang menonjol di Banjar Manikliyu, Desa
Manikliyu, Kecamatan Kintamani.
c. Membuat intervensi (Plan of Action) untuk masalah yang ditemukan di
Banjar Manikliyu, Desa Manikliyu, Kecamatan Kintamani.

1.4 MANFAAT
Agar Mampu Memahami Bagaimana Asuhan Keperawatan Komunitas Pada
Agregat Lansia Di Banjar Manikliyu, Desa Manikliyu, Kecamatan
Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGKAJIAN

1. DATA GEOGRAFI
1) Lokasi
Provinsi : Bali
Kabupaten/Kota : Bangli
Kecamatan : Kintamani
Desa : Manikliyu
Banjar : Manikliyu
Denah Lokasi :

2) Windshiel Survey
Pada saat kelompok melakukan pengkajian diwilayah Banjar
Manikliyu terdapat fasilitas kesehatan seperti puskesmas pembantu
dan praktek mandiri. Di puskesmas pembantu terdapat tenaga
kesehatan yaitu Dokter, Bidan dan terletak tidak terlalu jauh dari
rumah penduduk. Lansia di Banjar Manikliu lebih dominan
memanfaatkan fasilitas kesehatan puskesmas. Di banjar Manikliyu
tidak terdapat media informasi kesehatan lansia, penyakit kronis yang

4
mungkin lansia alami seperti baliho, leaflet, spanduk. Masyarakat di
banjar Manikliyu sudah menerapkan protocol kesehatan seperti
menggunakan masker. Di sepanjang pinggir jalan Banjar Manikliyu
terdapat lebih dari 20 warung yang menyediakan makanan, minuman,
sembako dan alat rumah tangga lainnya. Disepanjang jalan terdapat
selokan yang bersih karena masyarakat Banjar Manikliyu tidak
membuang limbah keluarga ke selokan. Terdapat 1 sungai di wilayah
banjar Manikliyu yang kebersihannya cukup bersih. Di Banjar
Manikliyu keseluruhan rumah warga sudah menggunakan listrik.
Tempat masyarakat berkumpul biasanya yaitu Banjar
Manikliyu. Di banjar Manikliyu tidak terdapat tempat rekreasi untuk
lansia. Di Banjar Manikliyu mayoritas penduduk menganut agama
Hindu, terdapat tempat ibadah yaitu Pura.

3) Wawancara Tokoh Masyarakat


Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan salah satu
tokoh masyarakat yaitu Perbekel Banjar Manikliyu I Ketut Garis
mendapatkan hasil bahwa latar belakang penduduk lansia yang
bertempat tinggal di wilayah Banjar Manikliyu sebagian besar
memiliki tingkat ekonomi menengah kebawah dan hampir semua
penduduk lansia bekerja sebagai Petani. Dilihat dari hubungan lansia
dengan keluarga sangat baik. Sumber daya manusia dalam pelayanan
kesehatan cukup memadai dan mudah di jangkau untuk lansia.
Masalah kesehatan yang paling sering terjadi pada lansia di
wilayah lingkungan Banjar Manikliyu yaitu Hipertensi. Di banjar
manikliyu tidak pernah dilakukan kegiatan penyuluhan mengenai
kesehatan lansia, belum pernah dilaksanakan kegiatan posyandu
lansia, tidak pernah dilaksanakan screening kesehatan oleh tenaga
kesehatan. Lansia di Banjar Manikliyu hanya memanfaatkan informasi
kesehatan yang di berikan oleh tenaga kesehatan saat memeriksakan
kesehatannya di Puskesmas atau di praktik mandiri. Adapun kegiatan

5
kerja bakti di lingkungan banjar Manikliyu dilakukan setiap sebulan
dua kali pada hari senin dan minggu yang diikuti oleh lansia.
Masyarakat terutama lansia mengolah sampahnya dengan cara di
buang ke TPA oleh petugas dan lebih sering membuang limbah rumah
tangga di halaman rumah. Selama ini keamanan Banjar Manikliyu
terjaga oleh pecalang.

6
2. DATA DASAR ANGGOTA KELOMPOK
LANSIA DATA SUBYEKTIF

TEMPAT TANGGAL STATUS JENIS


NO NAMA ALAMAT PENDIDIKAN PEKERJAAN SUKU
LAHIR LAHIR PERKAWINAN KELAMIN
1 I NENGAH BANGLI 01-07-1945 SUDAH L BANJAR SD Petani Bali
KENCENG MANIKLIYU
2 BANJAR SD Petani Bali
NI WAYAN KENYIG BANGLI 01-07-1940 SUDAH L
MANIKLIYU
3 BANJAR SD Petani Bali
I WAYAN SINDU BANGLI 01-07-1957 SUDAH L
MANIKLIYU
4 BANJAR SD Petani Bali
NI WAYAN KESUL BANGLI 01-07-1949 SUDAH P
MANIKLIYU
5 BANJAR SD Petani Bali
NI NENGAH MEROG BANGLI 01-07-1950 SUDAH P
MANIKLIYU
6 BANJAR SD Petani Bali
I NENGAH DARSA BANGLI 02-04-1955 SUDAH L
MANIKLIYU
7 BANJAR SD Petani Bali
NI WAYAN NGAWIT BANGLI 01-07-1946 SUDAH P
MANIKLIYU
8 NI NYOMAN BANJAR SD Petani Bali
MANIKLIYU 01-07-1960 SUDAH P
MENTIL MANIKLIYU
9 BANJAR SD Petani Bali
NI MADE SUECA BANGLI 01-07-1955 SUDAH P
MANIKLIYU
10 BANJAR SD Petani Bali
NI WAYAN SWITI BANGLI 31-12-1959 SUDAH P
MANIKLIYU
11 NI WAYAN KENYEG BANGLI 01-07-1946 SUDAH P BANJAR SD Petani Bali

7
MANIKLIYU
12 BANJAR SD Petani Bali
I WAYAN DEBEL MANIKLIYU 31-12-1956 SUDAH L
MANIKLIYU
13 BANJAR SD Petani Bali
NI KETUT KASNI BANGLI 01-07-1958 SUDAH P
MANIKLIYU
14 BANJAR SD Petani Bali
NI WAYAN LUWES MANIKLIYU 01-07-1956 SUDAH P
MANIKLIYU
15 BANJAR SD Petani Bali
NI WAYAN MANIS BANGLI 01-07-1957 SUDAH P
MANIKLIYU

8
3. STATUS KESEHATAN ANGGOTA KELOMPOK
LANSIA DATA SUBJEKTIF

No Keadaan TTV Status Gizi Riwayat Alat Pola Ket Analisis


Umum Penyakit bantu/ Lain Masalah
T N P S TB BB IMT Protesa Olga Tidur
Kesehatan
(Indeks Masa
Tubuh)
1 Baik 150/80 80 12 36,5oC 170 57 19,8 Diabetes Tidak Tidak Baik
mmHg x/menit x/menit cm kg militus ada ada
2 Baik 130/60 68 18 36,5oC 160 60 23,4 Reumatik Tidak Tidak Baik
mmHg x/menit x/menit cm kg ada ada
3 Baik 130/80 82 20 36,4oC 150 60 26,6 Asam urat Tidak Tidak Baik
mmHg x/menit x/menit cm kg ada ada
4 Baik 130/80 82 20 36, oC 156 55 21,4 Reumatik Tidak Tidak Baik
mmHg x/menit x/menit cm kg ada ada
5 Baik 140/80 82 18 36,2oC 150 50 22,2 Hipertensi Tidak Tidak Baik
mmHg x/menit x/menit cm kg ada ada
6 Baik 140/70 80 24 36,5oC 160 54 21 Hipertensi Tidak Tidak Baik
mmHg x/menit x/menit cm kg ada ada
7 Baik 130/80 80 20 36,7oC 150 60 26,6 Reumatik Tidak Tidak Baik
mmHg x/menit x/menit cm kg ada ada

9
8 Baik 150/90 86 20 36,8oC 160 50 19,5 Hipertensi Tidak Tidak Baik
mmHg x/menit x/menit cm kg ada ada
9 Baik 150/40 80 28 37,5oC 160 48 18,7 Hipertensi Tidak Tidak Baik
mmHg x/menit x/menit cm kg ada ada
10 Baik 130/80 82 20 36 oC 160 43 16,7 Asam urat Tidak Tidak Baik
mmHg x/menit x/menit cm kg ada ada
11 Baik 140/90 84 18 36,3oC 160 70 27,3 Diabetes Tidak Tidak Baik
mmHg x/menit x/menit cm kg militus ada ada

12 Baik 150/100 88 18 36,5oC 160 60 23,4 Hipertensi Tidak Tidak Baik


mmHg x/menit x/menit cm kg ada ada
13 Baik 160/70 80x/me 20 36,5oC 150 43 19,1 Hipertensi Tidak Tidak
mmHg nit x/menit cm kg ada ada
14 Baik 150/80 85 15 36,5oC 150 65 28,8 Hipertensi Tidak Tidak Baik
mmHg x/menit x/menit cm kg ada ada
15 Baik 150/80 82 14 36,4oC 150 45 20 Hipertensi Tidak Tidak Baik
mmHg x/menit x/menit cm kg ada ada

1
4. UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN
A. Fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia untuk Lansia
1. Distribusi ketersediaan posyandu lansia

Gambar 2.1
Distribusi ketersediaan posyandu lansia 2021

Interpretasi :
Berdasarkan 15 orang yang dikaji sebanyak 100% di banjar
manikliyu tidak terdapat posyandu lansia.

2. Distribusi lansia yang aktif dalam kegiatan posyandu lansia

Gambar 2.2
Distribusi lansia yang aktif dalam kegiatan posyandu lansia 2021

Interpretasi :
Berdasarkan 15 orang yang dikaji sebanyak 100% lansia tidak aktif
dalam kegiatan posyandu lansia.

1
3. Distribusi lansia dalam pemanfaatan fasilitas kesehatan

Gambar 2.3
Distribusi lansia dalam pemanfaatan fasilitas kesehatan 2021

Interpretasi :
- Berdasarkan 15 orang yang dikaji, sebanyak 80% (12 orang)
lansia memilih Puskesmas dan jaringannya pada saat
memeriksakan kesehatannya.
- Berdasarkan 15 orang ang dikaji, sebanyak 20% (3 orang )
lansia memilih tenaga kesehaatan yang berpraktek pada saat
memeriksa kesehatannya

4. Distribusi berdasarkan jarak Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Gambar 2.4
Distribusi berdasarkan jarak Fasilitas Pelayanan Kesehatan 2021

Interpretasi :
- Berdasarkan 15 orang yang dikaji, sebanyak 60% (9 orang)
lansia jarak fasilitas pelayanan kesehatan dari rumah kurang
lebih dari 1 km.

1
- Berdasarkan 15 orang yang dikaji, sebanyak 40% (6 orang)
lansia jarak fasilitas pelayanan kesehatan dari rumah lebih dari
1 km.

5. Distribusi lansia yang pernah melakukan screening kesehatan

Gambar 2.5
Distribusi lansia yang pernah melakukan screening kesehatan 2021

Interpretasi :
Berdasarkan 15 orang yang dikaji, sebanyak 86,7% (13 orang)
tidak pernah melakukan screening kesehatan

6. Distrubusi lansia yang pernah melakukan screening kesehatan

6,7 %

Gambar 2.6
Distrubusi lansia yang pernah melakukan screening kesehatan 2021
Interpretasi :
Berdasarkan 15 orang yang dikaji, sebanyak 66,7% (10 orang)
lansia tidak pernah melakukan screening kesehatan.

1
B. Pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan oleh
kelompok
1. Distribusi lansia yang mendapatkan makanan tambahan

Gambar 2.7
Distribusi lansia yang mendapatkan makanan tambahan 2021

Interpretasi :
Berdasarkan 15 orang yang dikaji, sebanyak 80% (12 orang) lansia
tidak mendapatkan makanan tambahan dari pelayanan kesehatan.

2. Distribusi yang mendapatkan vitamin tambahan

Gambar 2.8
Distribusi yang mendapatkan vitamin tambahan 2021

Interpretasi :
Berdasarkan 15 orang yang diakaji, sebanyak 60% (9 orang) lansia
tidak mendapatkan vitamin tambahan dari pelayanan kesehatan.

1
3. Alat transportasi yang digunakan untuk mencapai fasilitas kesehatan
masyarakat

Gambar 2.9
Alat transportasi yang digunakan untuk mencapai fasilitas kesehatan masyarakat
2021
Interpretasi :
- Berdasarkan 15 orang yang dikaji, sebanyak 87% (13 orang)
lansia menggunakan motor untuk mencapai fasilitas kesehatan.
- Berdasarkan 15 orang yang dikaji, sebanyak 7% (1 orang)
lansia jalan kaki untuk mencapai fasilitas kesehatan.
- Berdasarkan 15 orang yang dikaji, sebanyak 6%(1 orang)
lansia menggunakan sepeda gayung untuk mencapai fassilitas
akesehatan.

C. Fasilitas Pendidikan
1. Distribusi Media yang digunakan oleh lansia untuk mendapatkan
informasi kesehatan

Gambar 2.10

1
Distribusi Media yang digunakan oleh lansia
untuk mendapatkan informasi kesehatan
2021

Interpretasi:
Berdasarkan 15 orang lansia yang dikaji, sebanyak 80% (12 orang)
menggunakan Televisi

2. Distribusi lansia berdasarkan pemanfaatan media informasi


kesehatan

Gambar 2.11
Distribusi lansia berdasarkan pemanfaatan media informasi kesehatan 2021

Interpretasi:
Berdasarkan 15 orang lansia yang dikaji, sebanyak 86,7% (13
orang) dapat memanfaatkan media informasi kesehatan

3. Distribusi orang yang memberikan informasi kesehatan kepada


lansia

Gambar 2.12
Distribusi orang yang memberikan informasi kesehatan kepada lansia 2021

1
Interpretasi:
- Berdasarkan 15 orang lansia yang dikaji, sebanyak 53,3%
( orang) mendapatkan informasi kesehatan melalui keluarga
- Berdasarkan 15 orang lansia yang dikaji, sebanyak 13,3%
(orang) mendapatkan informasi kesehatan melalui kader

D. Lingkungan sekitar tempat tinggal anggota kelompok


1. Distribusi lansia berdasarkan sumber air bersih

6,7

Gambar 2.13
Distribusi lansia berdasarkan sumber air bersih 2021

Interpretasi:
Berdasarkan 15 orang lansia yang dikaji, sebanyak 73,3% ( 11
orang) menggunakan sumber air bersih PDAM

2. Distribusi lansia berdasarkan sumber air minum

Gambar 2.14
Distribusi lansia berdasarkan sumber air minum 2021

Interpretasi:
Berdasarkan 15 orang lansia yang dikaji, sebanyak 53,3% ( 8 orang)
menggunakan sumber air minum rebusan
1
3. Distribusi lansia berdasarkan tempat membuang sampah

Gambar 2.15
Distribusi lansia berdasarkan tempat membuang sampah 2021

Interpretasi:
Berdasarkan 15 orang lansia yang dikaji, sebanyak 80% (12 orang)
membuang sampah di TPA

4. Distribusi lansia berdasarkan sarana MCK yang digunakan

Gambar 2.16
Distribusi lansia berdasarkan sarana MCK yang digunakan 2021

Interpretasi:
Berdasarkan 15 orang lansia yang dikaji, sebanyak 100% (15orang)
menggunakan sarana WC/ Jamban untuk MCK

1
5. Distribusi lansia berdasarkan saluran pembuangan limbah rumah
tangga

Gambar 2.17
Distribusi lansia berdasarkan saluran pembuangan limbah rumah tangga 2021

Interpretasi:
Berdasarkan 15 orang lansia yang dikaji, sebanyak 53,3% ( 8 orang)
membuang limbah rumah tangga di halaman rumah

E. Status Ekonomi
1. Distribusi lansia berdasarkan sumbangan yang didapatkan

Gambar 2.18
Distribusi lansia berdasarkan sumbangan yang didapatkan 2021

Interpretasi:
Berdasarkan 15 orang lansia yang dikaji, sebanyak 60% ( 9 orang)
tidak mendapatkan sumbangan

1
2. Distribusi lansia berdasarkan sumber sumbangan yang telah
didapatkan

Gambar 2.19
Distribusi lansia berdasarkan sumber sumbangan yang telah didapatkan 2021

Interpretasi:
Berdasarkan 15 orang lansia yang dikaji, sebanyak 60% ( 9 orang)
tidak mendapatkan sumbangan

3. Distribusi lansia yang memiliki jaminan kesehatan

Gambar 2.20
Distribusi lansia yang memiliki jaminan kesehatan 2021

Interpretasi:
Berdasarkan 15 orang lansia yang dikaji, sebanyak 100% ( 15
orang) memiliki jaminan kesehatan

2
4. Distribusi lansia berdasarkan jenis jaminan kesehatan
yang digunakan

Gambar 2.21
Distribusi lansia yang memiliki jaminan kesehatan 2021

Interpretasi:
Berdasarkan 15 orang lansia yang dikaji, sebanyak 86,7% ( 13
orang) menggunakan jaminan kesehatan BPJS

F. Status Sosial Budaya Spiritual


1. Distribusi lansia berdasarkan tempat beribadah

Gambar 2.22
Distribusi lansia berdasarkan tempat beribadah Tahun 2021

Interpretasi:
Berdasarkan 15 orang lansia yang dikaji, sebanyak 100% (15 orang)
melakukan ibadah di pura

2
2. Distribusi lansia yang memiliki kepercayaan yang bertentangan
dengan masalah kesehatan

Gambar 2.23
Distribusi lansia yang memiliki kepercayaan yang bertentangan dengan masalah
kesehatan Tahun 2021

Interpretasi:
Berdasarkan 15 orang lansia yang dikaji, sebanyak 80% (12 orang)
tidak memiliki kepercayaan yang bertentangan dengan masalah
kesehatan.

3. Distribusi lansia berdasarkan kegiatan sosial yang sering dilakukan

Gambar 2.24
Distribusi lansia berdasarkan kegiatan social yang sering dilakukan tahun 2021

Interpretasi:
Berdasarkan 15 orang lansia yang dikaji, sebanyak 100% (15
orang) mengikuti kegiatan kerja bakti.

2
4. Distribusi lansia berdasarkan kegiatan yang lakukan pada waktu
senggang

Gambar 2.25
Distribusi lansia berdasarkan kegiatan yang lakukan pada waktu senggang tahun
2021
Interpretasi:
Berdasarkan 15 orang lansia yang dikaji, sebanyak 66,7% (10
orang) pergi berkebun diwaktu senggang

G. Komunikasi
1. Distribusi lansia berdasarkan Alat komunikasi yang sering digunakan
dalam sehari-hari

Gambar 2.26
Distribusi lansia berdasarkan Alat komunikasi yang sering digunakan dalam
sehari-hari tahun 2021

Interpretasi:
Berdasarkan 15 orang lansia yang dikaji, sebanyak 47,7% (7 orang)
menggunakan Hp sebagai alat komunikasi sehari-hari

2
2. Distribusi lansia berdasarkan alat komunikasi massal yang digunakan

Gambar 2.27
Distribusi lansia berdasarkan alat komunikasi massal yang digunakan tahun 2021

Interpretasi:
Berdasarkan 15 orang lansia yang dikaji, sebanyak 73,3% (11
orang) menggunakan mulut ke mulut sebagai komunikasi massal.

3. Distribusi lansia berdasarkan proses komunikasi antar anggota dan


keluarga.

Gambar 2.28
Distribusi lansia berdasarkan proses komunikasi antaranggota dan keluarga tahun
2021

Interpretasi:
Berdasarkan 15 orang lansia yang dikaji, sebanyak 93,3% (14
orang) merasa efektif dalam berkomunikasi antaranggota dan
keluarga.

2
H. Fasilitas Rekreasi yang Tersedia Untuk Kelompok
1. Distribusi lansia berdasarkan tempat rekreasi yang dikunjungi.

Gambar 2.29
Distribusi lansia berdasarkan tempat rekreasi yang dikunjungi. Tahun 2021

Interpretasi:
Berdasarkan 15 orang lansia, sebanyak 100% (15 orang) mengatakan
tidak ada tempat rekreasi di sekitaran tempat tinggalnya.

2. Distribusi lansia berdasarkan frekuensi lansia pergi rekreasi

Gambar 2.30
Distribusi lansia berdasarkan frekuensi lansia pergi rekreasi
Tahun 2021

Interpretasi:
Berdasarkan 15 orang lansia yang dikaji, sebanyak 100% (15 orang)
tidak pernah berekreasi

2
I. Aktifitas,kebiasaan/ perilaku dalam lansia
1. Aktifitas mandiri
a) Distribusi lansia dibantu dalam kegiatan sehari-hari

Gambar 2.31
Distribusi lansia dibantu dalam kegiatan sehari-hari 2021

Interpretasi :
Berdasarkan 15 orang yang dikaji, sebanyak 86,7% (13
orang) lansia dibantu dalam kegiatan sehari-hari.

b) Distribusi lansia yang pernah mengalami jatuh

Gambar 2.32
Distribusi lansia yang pernah mengalami jatuh 2021

Interpretasi :
Berdasarkan 15 orang yang dikaji, sebanyak 80% (12 orang)
lansia pernah mengalami jatuh.

2
c) Distribusi lokasi lansia jatuh

Gambar 2.33
Distribusi lokasi lansia jatuh
Interpretasi :
- Berdasarkan 15 orang yang dikaji, sebayak 33,3% (5
orang) lansia pernah jatuh di kamar mandi.
- Berdasarkan 15 orang yang dikaji, sebanyak 26,7% (
4 orang) lansia pernah jatuh di halaman rumah.
- Berdasarkan 15 orang yang dikaji, sebanyak 13,3% ( 2
orang) lanisa pernah jatuh di dalam rumah.
- Berdasarkan 15 orang yang dikaji, sebanyak 13,3% (
2 orang) lanisa pernah jatuh di kamar tidur.
- Berdasarkan 15 orang yang dikaji, sebanyak 13,3% (
2 orang) lanisa tidak pernah jatuh.

2. Pemeliharaan kebersihan diri


a) Distribusi menerapkan mencuci tangan dengan 6 langkah

Gambar 2.34
Distribusi menerapkan mencuci tangan dengan 6 langkah 2021
Insterpretasi :
Berdasarkan 15 orang yang dikaji, sebanyak 86,7% (13 orang)
lansia tidak menerpkan mencuci tangan dengan 6 langkah.

2
b) Distribusi lansia mengggunakan sabun untuk mencuci tangan

Gambar 2.35
Distribusi lansia mengggunakan sabun untuk mencuci tangan 2021

Interpretasi :
Berdasarkan 15 orang yang dikaji, sebanyak 66,7% (10 orang)
lansia mencuci tangan menggunakan sabun saat mencuci
tangan.

c) Distribusi frekuensi lansia mandi dalam sehari

Gambar 2.36
Distribusi frekuensi lansia mandi dalam sehari 2021

Interpretasi :
Berdasarkan 15 orang yang dikaji, sebanyak 60% (9 orang
) lansia mandi kurang dari 2x sehari.

2
d) Distribusi frekuensi lansia dalam penggunaan handuk

Gambar 2.37
Distribusi frekuensi lansia dalam penggunaan handuk 2021

Interpretasi :
Berdasarkan 15 orang yang dikaji, sebanyak 86,7 % (13
orang) lansia menggunakan handuk sendiri.

e) Distribusi frekuensi lansia menggosok gigi dalam sehari

Gambar 2.38
Distribusi frekuensi lansia menggosok gigi dalam sehari 2021

Interpretasi :
Berdasarkan 15 orang yang dikaji, sebanyak 80% (12
orang) lansia menggosok gigi kurang dari 2x sehari.

2
f) Distribusi frekuensi lansia mengganti pakaian dalam sehari

Gambar 2.39
Distribusi frekuensi lansia mengganti pakaian dalam sehari 2021

Interpretasi :
Berdasarkan 15 orang yang dikaji, sebanyak 73,3% (11 orang )
lansia mengganti pakaian kurang dari 2x sehari.

3. Pengelolaan makanan bersih dan sehat

a) Distribusi lansia berdasarkan menyajian makan gizi seimbang

Gambar 2.40
Distribusi lansia berdasrkan Penyajian Makan Gizi Seimbang Tahun 2021

Interpretasi:
Berdasarkan 30 orang lansia yang dikaji, sebanyak 60%
( 9 orang) kadang-kadang menyajikan makanan gizi seimbang

3
b) Distribusi lansia dalam mencuci bahan makan

Gambar 2.41
Distribusi lansia dalam mencuci bahan makan Tahun 2021

Interpretasi:
Berdasarkan 15 orang lansia yang dikaji, sebanyak
66,7% (10 orang) mecuci bahan makan

c) Distribusi lansia berdasarkan pengunaan garam beryodium

Gambar 2.42
Distribusi lansia berdasarkan pengunaan garam beryodium tahun 2021

Interpretasi:
Berdasarkan 15 orang lansia yang dikaji, sebanyak 60% (9
orang) menggunakan garam beryodium

3
d) Distribusi lansia berdasarkan penyajian makanan setelah selesai
dibuat

Gambar 2.43
Distribusi lansia berdasarkan penyajian makanan setelah selesai dibuat 2021

Interpretasi:
Berdasarkan 15 orang lansia yang dikaji, sebanyak
66,7% (10 orang) menutup makanannya saat disajikan.

3
2.2 ANALISA DATA

Kelompok : Aggregate Lansia (Kelompok


8) Tanggal Pengkajian : 20 Januari 2021
Tempat Pengkajian : Banjar manikliyu, kecamatan Kintamani, kabupaten Bangli

NO ANALISA DATA DIAGNOSA


1. DS : Ketidakefektifan
 Berdasarkan hasil kuesioner dari 15 orang lansia yang terkaji, didapatkan Manajemen
sebanyak 8 orang lansia dengan persentase 53,3% memiliki riwayat Kesehatan
penyakit Hipertensi.
 Berdasarkan hasil kuesioner dari 15 orang lansia yang terkaji, didapatkan
sebanyak 3 orang lansia dengan persentase 20% memiliki riwayat
penyakit reumatik.
 Berdasarkan hasil kuesioner dari 15 orang lansia yang terkaji, didapatkan
sebanyak 2 orang lansia dengan persentase 13,3% memiliki riwayat
penyakit Diabetes millitus.
 Berdasarkan hasil kuesioner dari 15 orang lansia yang terkaji, didapatkan
sebanyak 2 orang lansia dengan persentase 13,3% memiliki riwayat
penyakit asam urat.
 Berdasarkan hasil kuesioner dari 15 orang yang terkaji, didapatkan
sebanyak 12 orang lansia dengan persentase 80% memiliki kebiasaan
tidak pernah olahraga.
 Berdasarkan hasil kuesioner dari 15 orang lansia yang terkaji, didapatkan
sebanyak 8 orang lansia dengan persentase 53,3% memiliki kebiasaan
pola tidur tidak teratur.
 Berdasarkan hasil kuesioner dari 15 orang lansia yang terkait, didapatkan
sebanyak 12 orang lansia dengan persentase 80% pernah mengalami
jatuh.
 Hasil wawancara kepada tokoh masyarakat di banjar manikliyu tidak
pernah dilakukan kegiatan penyuluhan mengenai kesehatan lansia, , tidak

3
pernah dilaksanakan screening kesehatan oleh tenaga kesehatan.

DO :
Berdasarkan hasil windshiel survei tidak terdapat media informasi kesehatan
lansia, penyakit kronis yang mungkin lansia alami seperti baliho, leaflet,
spanduk.

2. DS : Defisiensi
 Berdasarkan hasil kuesioner dari 15 orang lansia yang dikaji sebanyak Kesehatan
100% di banjar manikliyu tidak terdapat posyandu lansia. Komunitas
 Berdasarkan hasil kuesioner dari 15 orang lansia yang dikaji sebanyak
100% lansia tidak aktif dalam kegiatan posyandu lansia.
 Berdasarkan hasil kuesioner dari 15 orang yang dikaji, sebanyak 80% (12
orang) lansia tidak mendapatkan makanan tambahan dari pelayanan
kesehatan.
 Berdasarkan hasil kuesioner dari 15 orang yang dikaji, sebanyak 60% (9
orang) lansia tidak mendapatkan vitamin tambahan dari pelayanan
kesehatan.
 Berdasarkan hasil kuesioner dari 15 orang lansia yang dikaji, sebanyak
86,7% (13 orang) lansia tidak pernah melakukan screening kesehatan.
 Hasil wawancara kepada tokoh masyarakat di banjar manikliyu di
dapatkan bahwa di banjar manikliyu belum pernah dilaksanakan
posyandu lansia.

3. DS : Perilaku
 Berdasarkan hasil kuesioner dari 15 orang lansia yang terkaji, didapatkan Kesehatan
sebanyak 8 orang lansia dengan persentase 53,3% memiliki kebiasaan Cenderung
membuah limbah rumah tangga ke halaman rumah. Beresiko
 Berdasarkan hasil kuesioner dari 15 orang lansia yang terkaji, didapatkan
sebanyak 10 orang lansia dengan persentase 66,7% memiliki kebiasaan
mencuci tangan tidak menggunakan sabun.

3
 Berdasarkan hasil kuesioner dari 15 orang lansia yang terkaji, didapatkan
sebanyak 9 orang lansia dengan persentase 60% memiliki kebiasaan
mandi kurang dari 2x sehari.
 Berdasarkan hasil kuesioner dari 15 orang lansia yang terkaji, didapatkan
sebanyak 12 orang lansia dengan persentase 80% memiliki kebiasaan
menggosok gigi kurang dari 2x sehari.
 Berdasarkan hasil kuesioner dari 15 orang lansia yang terkaji, didapatkan
sebanyak 8 orang lansia dengan persentase 53,3% memiliki kebiasaan
membuah limbah rumah tangga ke halaman rumah.
 Berdasarkan hasil kuesioner dari 15 orang lansia yang terkaji, didapatkan
sebanyak 13 orang lansia dengan persentase 86,7% memiliki kebiasaan
tidak mencuci tangan dengan 6 langkah
 Dari hasil wawancara dengan tokoh masyarakat di banjar manikliyu
banyak yang membuang limbah rumah tangga ke halaman rumah.

3
2.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan di Banjar manikliyu, kecamatan


Kintamani, kabupaten Bangli dengan kajian 15 orang lansia terkaji di dapatkan,
sebanyak sebanyak 8 orang lansia dengan persentase 53,3% memiliki riwayat
penyakit Hipertensi. sebanyak 3 orang lansia dengan persentase 20% memiliki
riwayat penyakit reumatik. sebanyak 2 orang lansia dengan persentase 13,3%
memiliki riwayat penyakit Diabetes millitus. sebanyak 2 orang lansia dengan
persentase 13,3% memiliki riwayat penyakit asam urat. sebanyak 12 orang lansia
dengan persentase 80% memiliki kebiasaan tidak pernah olahraga. sebanyak 8
orang lansia dengen persentase 53,3% memiliki kebiasaan pola tidur tidak teratur.
tidak pernah dilakukan kegiatan penyuluhan mengenai kesehatan lansia, tidak
pernah dilaksanakan screening kesehatan oleh tenaga kesehatan, tidak terdapat
media informasi kesehatan lansia, penyakit kronis yang mungkin lansia alami
seperti baliho, leaflet, spanduk.

2. Defisiensi Kesehatan Komunitas di Banjar manikliyu, kecamatan Kintamani,


kabupaten Bangli dengan kajian 15 orang lansia terkaji di dapatkan, dari 15 orang
lansia yang dikaji sebanyak 100% di banjar manikliyu tidak terdapat posyandu
lansia. dari 15 orang lansia yang dikaji sebanyak 100% lansia tidak aktif dalam
kegiatan posyandu lansia. sebanyak 86,7% (13 orang) lansia tidak pernah
melakukan screening kesehatan. sebanyak 80% (12 orang) lansia tidak
mendapatkan makanan tambahan dari pelayanan kesehatan. sebanyak 60% (9
orang) lansia tidak mendapatkan vitamin tambahan dari pelayanan kesehatan,
belum pernah dilaksanakan posyandu lansia.

3. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko di Banjar manikliyu, kecamatan


Kintamani, kabupaten Bangli dengan kajian 15 orang lansia terkaji di dapatkan,
sebanyak 8 orang lansia dengan persentase 53,3% memiliki kebiasaan membuah
limbah rumah tangga ke halaman rumah. sebanyak 10 orang lansia dengan
persentase 66,7% memiliki kebiasaan mencuci tangan tidak menggunakan sabun.
sebanyak 9 orang lansia dengan persentase 60% memiliki kebiasaan mandi kurang
dari 2x sehari. sebanyak 12 orang lansia dengan persentase 80% memiliki

3
kebiasaan menggosok gigi kurang dari 2x sehari. sebanyak 12 orang lansia dengan
persentase 80% memiliki kebiasaan mengganti pakaian kurang dari 2x sehari,
banyak yang membuang limbah rumah tangga ke halaman rumah.

2.4 PRIORITAS MASALAH

Diagnosis 1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Komunitas


Kriteria Bobot Skor Pembenaran
Sifat masalah 1 Aktual =3 Masalah ini aktual karena sudah terjadi di Banjar
: aktual Risiko =2 Manikliyu. Ketidakefektifan pada manajemen
Potensial =1 kesehatan ini telah menimbulkan masalah
3/3x1=1 kesehatan pada sebagian besar lansia di Banjar
Manikliyu.
Kemungkina 2 Mudah =2 Kemungkinan masalah untuk dicegah adalah
n masalah Sebagian =1 sebagian karena ada beberapa lansia yang belum
untuk diubah Tidak dapat = 0 mampu mengakses informasi kesehatan akibat
: sebagian 1/2 x 2 = 1 keterbatasan media sehingga pengetahuan tentang
kesehatan kurang, dan lansia masing enggan
memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan pada
masa pademi saat ini.
Potensi 1 Tinggi =3 Potensi masalah untuk dicegah adalah cukup
masalah Cukup =2 karena lansia telah mengetahui tentang
untuk Rendah =1 penyakitnya hanya saja masih kurang kurang
dicegah : 2/3 x 1 = 0,67 kesadaran untuk melakukan kontrol terhadap
cukup penyakitnya.

Menonjolnya 1 Segera diatasi = 2 Masalah ini harus segera diatasi untuk mencegah
masalah : Tidak segera diatasi = 1 memburuknya kondisi lansia yang memiliki
segera diatasi Tidak dirasakan adanya masalah kesehatan.
masalah = 0
2/2x1=1
Total : 3,67

3
Diagnosis 2. Defisiensi Kesehatan Komunitas
Kriteria Bobot Skor Pembenaran
Sifat masalah 1 Aktual =3 Sifat masalah ini adalah aktual karena di Banjar
: aktual Risiko =2 Manikliyu tidak tersedia program posyandu
Potensial =1 lansia dan screening kesehatan untuk
3/3x1= 1 menghilangkan satu atau lebih masalah kesehatan
pada lansia
Kemungkina 2 Mudah =2 Kemungkinan masalah ini diubah adalah
n masalah Sebagian =1 sebagian karena dilihat dari tersedianya petugas
untuk diubah Tidak dapat = 0 kesehatan yang cukup
: sebagian 1/2 x 2 = 1

Potensi 1 Tinggi =3 Potensi masalah ini rendah karena telah terjadi


masalah Cukup =2 beberapa masalah kesehatan pada lansia yang
untuk Rendah =1 dikaji di Banjar Manikliyu
dicegah : 1/3x1 = 0,3
rendah
Menonjolnya 1 Segera diatasi = 2 Menonjolnya masalah harus segera diatasi karena
masalah : Tidak segera diatasi = 1 untuk meningkatkan kesehatan pada lansia
segera diatasi Tidak dirasakan adanya melalui program yang direncanakan
masalah = 0
2/2x1=1
Total : 3,3

3
Diagnosis 3. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko
Kriteria Bobot Skor Pembenaran
Sifat masalah 1 Aktual =3 Sifat masalah ini adalah aktual karena minimnya
: resiko Risiko =2 informasi kesehatan
Potensial =1
2/3x1=0,67
Kemungkina 2 Mudah =2 Kemungkinan masalah ini adalah dirubah
n masalah Sebagian =1 sebagian karena dilihat dari cara mengatasi stress
untuk diubah Tidak dapat = 0 seperti refreshing, berolah raga, dan
: sebagian 1/2 x 2 = 1 mendengarkan musik. Namun masih perlu
ditingkatkan lagi dalam mencari informasi
kesehatan.
Potensi 1 Tinggi =3 Potensi masalah ini untuk dicegah adalah rendah
masalah Cukup =2 karena masih banyak dewasa muda yang
untuk Rendah =1 memiliki tingkat stress rendah dan perlu
dicegah : 2/3x1 =0,67 ditingkatkan kesadarannya untuk mengatasi stress
cukup dengan cara seperti refreshing, berolah raga,
maupun mendengarkan musik.
Menonjolnya 1 Segera diatasi = 2 Menonjolnya masalah adalah segera diatasi
masalah : Tidak segera diatasi = 1 karena untuk meningkatkan kesadaran dewasa
tidak segera Tidak dirasakan adanya muda dalam manajemen kesehatan sehingga
diatasi masalah = 0 berdampak positif pada perilaku dalam
1/2x1=1 pemeliharaan kesehatan.
Total : 3,34

Cara scoring

1. Tentukan skor untuk setiap kriteria

2. Skor dibagi dengan makna tertinggi dan kalikan dengan bobot

3. Jumlahkan skor untuk seluruh kriteria

3
Prioritas Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan

2. Defisiensi Kesehatan Komunitas

3. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko

4
2.5 INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa NOC NIC


Data
Keperawatan Hasil Intervensi
DS : Ketidak Prevensi Primer Prevensi Primer
 Berdasarkan hasil kuesioner dari 15 efektifan - Perilaku patuh: - Memodifikasi
orang lansia yang terkaji, didapatkan Manajemen aktivitas yang perilaku
sebanyak 8 orang lansia dengan Kesehatan disarankan - Peningkatan
persentase 53,3% memiliki riwayat - Pengetahuan kesadaran diri
penyakit Hipertensi. manajemen - Fasilitas
 Berdasarkan hasil kuesioner dari 15 penyakit kronis. Pendidikan
orang lansia yang terkaji, didapatkan Prevensi Sekunder

sebanyak 3 orang lansia dengan - Perilaku kesehatan

persentase 20% memiliki riwayat kepada lansia Prevensi Sekunder

penyakit reumatik. - Perilaku patuh - Fasilitasi

 Berdasarkan hasil kuesioner dari 15 pengobatan yanng pembelajaran


disarankan - Konseling masalah
orang lansia yang terkaji, didapatkan
kesehatan
sebanyak 2 orang lansia dengan
Prevensi Tersier
persentase 13,3% memiliki riwayat
- Dukungan
penyakit Diabetes millitus.
keluarga selama Prevensi Tersier
 Berdasarkan hasil kuesioner dari 15
perawatan. - Dukungan
orang lansia yang terkaji, didapatkan
- Motivasi keluarga
sebanyak 2 orang lansia dengan
kesembuhan dan
persentase 13,3% memiliki riwayat
peubahan perilaku
penyakit asam urat.
 Berdasarkan hasil kuesioner dari 15
orang yang terkaji, didaptkan
sebanyak 12 orang lansia dengan
persentase 80% memiliki kebiasaan
tidak pernah olahraga.
 Berdasarkan hasil kuesioner dari 15
orang lansia yang terkaji, didapatkan

4
sebanyak 8 orang lansia dengen
persentase 53,3% memiliki kebiasaan
pola tidur tidak teratur.
 Berdasarkan hasil kuesioner dari 15
orang lansia yang terkai, didapatkan
sebanyak 12 orang lansia dengan
persentase 80% pernah mengalami
jatuh.
 Hasil wawancara kepada tokoh
masyarakat di banjar manikliyu tidak
pernah dilakukan kegiatan
penyuluhan mengenai kesehatan
lansia, , tidak pernah dilaksanakan
screening kesehatan oleh tenaga
kesehatan.

DO :
Berdasarkan hasil windshiel survei tidak
terdapat media informasi kesehatan lansia,
penyakit kronis yang mungkin lansia alami
seperti baliho, leaflet, spanduk.
DS : Defisiensi Prevensi Primer Prevensi Primer
 Berdasarkan hasil kuesioner dari 15 Kesehatan - Kompentensi - Pengembangan
orang lansia yang dikaji sebanyak Komunitas komunitas lansia program
100% di banjar manikliyu tidak - Status kesehatan kesehatan.
terdapat posyandu lansia. komunitas - Pendidikan
 Berdasarkan hasil kuesioner dari 15 kesehatan.
orang lansia yang dikaji sebanyak - Skrining
100% lansia tidak aktif dalam Prevensi Sekunder Kesehatan
kegiatan posyandu lansia. - Kontrol resiko
 Berdasarkan hasil kuesioner dari 15 komunitas : Prevensi Sekunder

4
orang lansia yang dikaji, sebanyak penyakit kronik - Identifikasi resiko
86,7% (13 orang) lansia tidak pernah - Keefektifan - Skrining
melakukan screening kesehatan. skrining kesehatan kesehatan.
 Berdasarkan hasil kuesioner dari 15 komunitas
orang yang dikaji, sebanyak 80% (12 Prevensi Tersier
orang) lansia tidak mendapatkan - Program efektifitas
makanan tambahan dari pelayanan komunitas. Prevensi Tersier
kesehatan. - Dukungan - Pengembangan
 Berdasarkan hasil kuesioner dari 15 peningkatan status program
orang yang dikaji, sebanyak 60% (9 kesehatan
orang) lansia tidak mendapatkan komunitas
vitamin tambahan dari pelayanan
kesehatan.
 Hasil wawancara kepada tokoh
masyarakat di banjar manikliyu di
dapatkan bahwa di banjar manikliyu
belum pernah dilaksanakan posyandu
lansia.
DS : Perilaku Prevensi Primer Prevensi Primer
 Berdasarkan hasil kuesioner dari 15 Kesehatan - Perilaku patuh: - Pengajaran : Gaya
orang lansia yang terkaji, didapatkan Cenderung aktivitas yang Hidup Sehat
sebanyak 8 orang lansia dengan Beresiko disarankan - Memodifikasi
persentase 53,3% memiliki kebiasaan - Pengetahuan perilaku
membuah limbah rumah tangga ke gaya hidup sehat - Peningkatan

halaman rumah. - Perilaku promosi kesadaran

 Berdasarkan hasil kuesioner dari 15 kesehatan

orang lansia yang terkaji, didapatkan


sebanyak 10 orang lansia dengan Prevensi Sekunder Prevensi Sekunder
- Kontrol risiko - Identifikasi resiko
persentase 66,7% memiliki kebiasaan
- Perilau berhenti - Bantuan
mencuci tangan tidak menggunakan
melakukan gaya penghentian gaya
sabun.

4
 Berdasarkan hasil kuesioner dari 15 hidup kurang hidup kurang sehat
orang lansia yang terkaji, didapatkan sehat
sebanyak 9 orang lansia dengan
persentase 60% memiliki kebiasaan Prevensi Tersier Prevensi Tersier
mandi kurang dari 2x sehari. - Dukungan social - Dukungan
 Berdasarkan hasil kuesioner dari 15 kelompok
orang lansia yang terkaji, didapatkan - Peningkatan
sebanyak 12 orang lansia dengan kesadaran diri
persentase 80% memiliki kebiasaan
menggosok gigi kurang dari 2x
sehari.
 Berdasarkan hasil kuesioner dari 15
orang lansia yang terkaji, didapatkan
sebanyak 8 orang lansia dengan
persentase 53,3% memiliki kebiasaan
membuah limbah rumah tangga ke
halaman rumah.
 Berdasarkan hasil kuesioner dari 15
orang lansia yang terkaji, didapatkan
sebanyak 13 orang lansia dengan
persentase 86,7% memiliki kebiasaan
tidak mencuci tangan dengan 6
langkah.
 Dari hasil wawancara dengan tokoh
masyarakat di banjar manikliyu
banyak yang membuang limbah
rumah tangga ke halaman rumah.

4
2.6 FORMAT RENCANA KERJA POA

ASUHAN KEPERAWATAN

KOMUNITAS

No Diagnosa Tujuan Intervensi Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Sumber Media Penanggung
Keperawatan Dana Jawab
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan Memberikan 1. Memberikan Seluruh Jumat, Balai Iuran - LCD Mahasiswa
Manajemen tindakan Fasilitas fasilitas Lansia di 22 Banjar Mahasiswa - Laptop dan Kelian
Kesehatan keperawatan Pendidikan pendidikan Banjar Januari Manikliyu dan Dana - Proyektor Banjar
komunitas selama 1 tentang Manikliy 2021 Khas Banjar - Stiker Manikliyu
minggu, diharapkan Memodifikasi u Manikliyu Kesehatan
dibanjar Manikliyu perilaku. - Poster
dapat mengikatkan 2. Memberikan - leaflet

manajemen fasilitas - Microfon

kesehatan lansia pendidikan - Konsumsi

TUK : tentang
1. Dapat Peningkatan
meningkatkan kesadaran diri
pengetahuan
Lansia tentang

4
manajemen
kesehatan
tentang
kesehatan
dirinya.
2. Dapat
meningkatkan
kesadaran
lansia untuk
melakukan
pemeriksan
secara rutin.
2 Defisiensi Setelah dilakukan Pendidikan 1. Mengadakan Seluruh Jumat, Balai Iuran - LCD Mahasiswa
Kesehatan tindakan Kesehatan pendidikan Lansia di 22 Banjar Mahasiswa - Laptop dan Kelian
Komunitas keperawatan kesehatan Banjar Januari Manikliyu dan Dana - Proyektor Banjar
komunitas selama 1 tentang Manikliy 2021 Khas Banjar - Stiker Manikliyu
minggu, diharapkan Pengembang u Manikliyu Kesehatan
sebagian besar an program - Poster

4
Lansia di Banjar kesehatan - leaflet
Manikliyu dapat posyandu - Microfon
memperoleh lansia. - Konsumsi
pemeriksaan secara 2. Mengadakan
rutin. Skrining
TUK : Kesehatan
1. Dapat
meningktkan
kesadadaran dan
memotivasi
lansia untuk
aktif dalam
kegiatan
posyandu lansia
2. Mendapatkan
screening
kesehatan yang
sesuai untuk
lansia

4
3 Perilaku Setelah dilakukan Peningkatan 1. Mengadakan Seluruh Jumat, Balai Iuran - LCD Mahasiswa
Kesehatan tindakan kesadaran peningkatan Lansia di 22 Banjar Mahasiswa - Laptop dan Kelian
Cenderung keperawatan kesadaran Banjar Januari Manikliyu dan Dana - Proyektor Banjar
Beresiko komunitas selama 1 akan Manikliy 2021 Khas Banjar - Stiker Manikliyu
minggu, diharapkan pentingnya u Manikliyu Kesehatan
sebagian besar Gaya Hidup - Poster
Lansia di Banjar Sehat. - leaflet
Manikliyu 2. Mengadakan - Microfon

diharapkan dapat pentingnya - Konsumsi

merubah kebiasan kesadaran


perilaku yang mengenai
cenderung beresiko Memodifikas
bagi kesehatan i perilaku
TUK : hidup sehat.
1. Meningkatkan
perubahan pola
perilaku
kesehatan.
2. Dapat

4
menerapkan
pengetahuan
yang didapat
dari penyuluhan

4
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Masalah yang paling banyak terjadi di wilayah Banjar Manikliyu, Desa


Manikliyu, Kintamani, Bangli tahun 2021 adalah ketidakefektifan Manajemen
Kesehatan yang dialami oleh Lansia di Banjar Manikliyu dari 15 lansia yang
dikaji terdapat sebagian lansia di Banjar Manikliyu mengalami beberapa
penyakit seperti Hipertensi, DM, reumatik, asam urat, lansia jarang
berolahraga, dan lansia jarang melakukan pemeriksaan kesehatan ke
puskesmas karena kondisi pandemi saat ini.

3.2 SARAN

Diharapkan kader dapat mengetahui masalah yang muncul dan


program seperti apa yang mereka perlukan dan lansia di Banjar Manikliyu
mampu untuk menjaga dan meningkatakan kesehatannya.

5
DAFTAR PUSTAKA

Buleeecheck, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., & Wagner, C.M. 2013.

Niersing Intervention Classification (NIC) Edisi Bahasa Indonesia.

Jakarta: Macomedia

Buleeecheck, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., & Wagner, C.M. 2013.

Niersing Outcome Classification (NOC) Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta:

Macomedia

IPKKI. 2017. Panduan Asuhan Keperawatan Individu, Keluarga, Kelompok, d


an Komunitasdengan modifikasi NANDA, ICNP, NOC, dan NIC di P
uskesmas dan Masyarakat . Jakarta:UI-Press

NANDA. 2018. NANDA-I Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi

2018-2020. (T. H. Herdman & S. Kamitsuru, Eds.) (11th ed.). Jakarta:

EGC.

Anda mungkin juga menyukai