Anda di halaman 1dari 21

TUGAS KEPERAWATAN KOMPLEMENTER DASAR

TANAMAN OBAT DALAM KEPERAWATAN KOMPLEMENTER

Disusun Oleh:
KELOMPOK 2 :

1. Anak Agung Ratna Wahyundari (193213004)


2. Ayu Novita Sari Tampubolon (193213008)
3. Febriyani Falentien Fairnap (193213011)
4. Kadek Ayu Ulan Sudariyanthini (193213020)
5. Ni Kadek Ellys Puja Asvini (193213023)
6. Ni Kadek Meira Diantari (193213025)
7. Ni Made Ananda Candra Rahmitha Putri Kepakisan (193213035)
8. Ni Nyoman Ayu Krisna Sari (193213037)
9. Ni Putu Cintya Dewi (193213038)
10. Ni Wayan Juni Wirastini (193213045)
11. Ni Wayan Nopita Sari (193213046)
12. Putu Riska Pramudita Dewi (193213049)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


STIKES WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi kekuatan dan hidayah sehingga makalah yang berjudul
“PEMANFAATAN TANAMAN OBAT DALAM KEPERAWATAN
KOMPLEMENTER” dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Program Studi Keperawatan Program
Sarjana. Dalam penyusunan tugas ini banyak pihak yang telah membantu baik
secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu penulis, baik yang secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Penulis pun menyadari dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan
maupun kesalahan, seperti kata pepatah “ tak ada gading yang tak retak “ karena
penulis hanya manusia biasa yang masih perlu banyak belajar. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
penyusunan tugas di masa depan yang lebih baik lagi. Semoga tugas ini dapat
bermanfaat dan berguna bagi yang memerlukan.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 3
A. Pengertian Tanaman Obat.............................................................................3
B. Jenis dan Manfaat Tanaman Obat.................................................................3
C. Cara Pengolahan Tanaman Obat.................................................................11
D. Pemanfaatan Tanaman Obat....................................................................... 13
BAB III PENUTUP............................................................................................... 16
A. Kesimpulan................................................................................................. 16
B. Saran............................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUA
N

A. Latar Belakang

Sejak jaman dahulu, manusia sangat mengandalkan lingkungan

sekitarnya untuk memenuhi kebutuhannya. Misalnya untuk makan, tempat

berteduh, pakaian, obat, pupuk, parfum, dan bahkan untuk kecantikan dapat

diperoleh dari lingkungan. Sehingga kekayaan alam di sekitar manusia

sebenarnya sedemikian rupa sangat bermanfaat dan belum sepenuhnya digali,

dimanfaatkan, atau bahkan dikembangkan.

Bangsa Indonesia telah lama mengenal dan menggunakan tanaman

berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam menanggulangi masalah

kesehatan. Pengetahuan tentang tanaman berkhasiat obat berdasar pada

pengalaman dan ketrampilan yang secara turun temurun telah diwariskan dari

satu generasi ke generasi berikutnya.

Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia telah

dilakukan oleh nenek moyang kita sejak berabad-abad yang lalu terbukti dari

adanya naskah lama pada daun lontar Husodo (Jawa), Usada (Bali), Lontarak

pabbura (Sulawesi Selatan), dokumen Serat Primbon Jampi, Serat Racikan

Boreh Wulang nDalem dan relief candi Borobudur yang menggambarkan

orang sedang meracik obat (jamu) dengan tumbuhan sebagai bahan bakunya.

Obat herbal telah diterima secara luas di hampir seluruh Negara di

dunia. Menurut WHO, negara-negara di Afrika, Asia dan Amerika Latin

menggunakan obat herbal sebagai pelengkap pengobatan primer yang mereka

1
terima. Bahkan di Afrika, sebanyak 80% dari populasi menggunakan obat

herbal untuk pengobatan primer.

Faktor pendorong terjadinya peningkatan penggunaan obat herbal di

negara maju adalah usia harapan hidup yang lebih panjang pada saat prevalensi

penyakit kronik meningkat, adanya kegagalan penggunaan obat modern untuk

penyakit tertentu di antaranya kanker serta semakin luas akses informasi

mengenai obat herbal di seluruh dunia.

WHO merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk herbal

dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan

penyakit, terutama untuk penyakit kronis, penyakit degeneratif dan kanker.

WHO juga mendukung upaya-upaya dalam peningkatan keamanan dan khasiat

dari obat tradisional.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian tanaman obat?

2. Apa saja jenis dan manfaat tanaman obat?

3. Bagaimana cara pengolahan tanaman obat?

4. Bagaimana pemanfaatan tanaman obat?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian tanaman obat

2. Mengetahui jenis dan manfaat tanaman obat

3. Mengetahui cara pengolahan tanaman obat

4. Mengetahui pemanfaatan tanaman obat

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tanaman Obat

Tanaman obat adalah jenis-jenis tanaman yang memiliki fungsi dan

berkhasiat sebagai obat dan dipergunakan untuk penyembuhan ataupun

maupun mencegah berbagai penyakit. Tanaman obat mengandung zat aktif

yang bisa mengobati penyakit tertentu atau jika tidak memiliki kandungan zat

aktif tertentu tapi memiliki kandungan efek resultan / sinergi dari berbagai zat

yang mempunyai efek mengobati. Penggunaan tanaman obat sebagai obat

bisa dengan cara diminum, ditempel, dihirup sehingga kegunaannya dapat

memenuhi konsep kerja reseptor sel dalam menerima senyawa kimia atau

rangsangan.

Tanaman obat yang dapat digunakan sebagai obat, baik yang sengaja

ditanam maupun tumbuh secara liar. Tumbuhan tersebut digunakan oleh

masyarakat untuk diracik dan disajikan sebagai obat guna penyembuhan

penyakit. Tumbuhan obat merupakan salah satu ramuan paling utama produk-

produk obat herbal. Tanaman atau bagian tanaman yang diekstraksi dan

ekstrak tumbuhan tersebut dipakai sebagai obat.

B. Jenis dan Manfaat Tanaman Obat

1. Bagian akar atau umbi

a. Bawang Putih

(Garlic/Allium sativum) termasuk dalam Familli Lilyacea. Tanaman

ini berbentuk rumput dan mempunyai suing tunas yang timbul pada

3
pangkal batang bentuknya lebih menyerupai umbi-umbi kecil yang

telah berubah bentuk dan fungsinya. Umbi-umbi kecil tersebut disebut

suing.

Kandungan Kimia dan Kegunaannya :

Senyawa yang ada pada bawang putih adalah alisin. Ketika bawang

putih dimemarkan/dihaluskan, zat aliin yang sebenarnya tidak berbau

akan terurai. Dengan dorongan enzim alinase, aliin terpecah menjadi

alisin, amonia, dan asam piruvat. Bau tajam alisin disebabkan karena

kandungan zat belerang. Aroma khas ini bertambah menyengat ketika

zat belerang (sulfur) dalam alisin diterbangkan ammonia ke udara,

sebab ammonia mudah menguap. Senyawa alisin berkhasiat

menghancurkan pembentukan pembekuan darah dalam arteri,

mengurangi gejala diabetes dan mengurangi tekanan darah.

Manfaat bawang putih untuk terapi antara lain :

1) Sebagai obat batuk, sakit gigi, sakit telinga, atherosclerosis, diare,

disentri, diptheri dan vaginitas.

2) Menurunkan takanan darah tinggi

3) Menurunkan kolesterol

4) Menurunkan gula darah pada penderita diabetes

5) Mendorong reaksi penawar racun

6) Meningkatkan system kekebalan tubuh

7) Melindungi serangan kanker dan jantung.

4
b. Bawang merah

(Onion/Allium Cepa) termasuk dalam Familli Lilyacea yang berasal

dari Asia Tengah.

Manfaat bawang putih untuk terapi antara lain :

1) Menurunkan lemak darah

2) Mencegah pembekuan darah

3) Menurunkan tekanan darah

4) Haid tidak teratur.

5) Kencing manis.

6) Obat cacing.

7) Demam pada anak-anak (obat luar).

8) Perut kembung pada anak-anak (obat luar).

c. Wortel

(Carrot / Daucus carota), termasuk dalam famili Umbeliflorae,

tanaman ini memiliki batang yang sangat pendeksehingga hampir tidak

kelihatan sebagai batang pada umumnya.

Manfaat wortel untuk terapi, antara lain yaitu:

1) Membantu indera penglihatan

2) Mencegah kanker dan paru-paru

3) Menurunkan kolesterol darah dan mencegah konstipasi.

Kandungan Kimia dan Kegunaannya :

Wortel mengandung pro vitamin A yang sangat tinggi, oleh karena

sangat baik untuk menjaga kesehatan mata, khususnya pada anak-anak

dan dapat meningkatkan ketahanan tubuh terhdap penyakit infeksi.

5
Kandungan karoten terutama bet karoten dalam wortel berfungsi

sebagai anti kanker. Penelitian di Swedia tahun 1976 mengemukakan

bahwa wortel adalah satu dari 2 bentuk diet(satunya diet jeruk) untuk

menghalangi kanker pankreas.

Untuk memperoleh zat anti kanker yang lebih banyak, sebaiknya

wortel dikonsumsi dalam keadaan masak, karena pemasakan akan

membantu meningkatkan karoten 2 kali lebih banyak. Namun

pemasakan yang terlalu lama akan menghilangkan beta karoten

tersebut. Serta dengan mengkonsumsi 200g wortel mentah tiap pagi

maka kolesterol darah akan turun ± 11%.

d. Bengkuang

Bengkuang merupakan buah yang kaya akan berbagai zat gizi yang

sangat penting untuk kesehatan terutama vitamin dan mineral. Vitamin

yang terkandung dalam bengkuang yang paling tinggi adalah vitamin

C. Sedangkan mineral yang terkandung dalam bengkuang adalah

fosfor, zat besi, kalsium dan lain-lain. Bengkuang juga merupakan

buah yang mengandung kadar air yang cukup tinggi sehingga dapat

menyegarkan tubuh setelah mengkonsumsinya dan menambah cairan

tubuh yang diperlukan untuk menghilangkan deposit-deposit lemak

yang mengeras yang terbentuk dalam beberapa bagian tubuh. Oleh

karena itu, bengkuang dianggap dapat menurunkan kadar kolesterol

dalam darah.

Manfaat bengkuang untuk kesehatan:

1) Mengobati wasir

6
2) Mengobati demam

3) Baik bagi penderita penyakit diabetes mellitus

4) Mengobati sariawan

5) Menurunkan kadar kolesterol darah

a. Jahe

Jahe (Zingiber officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat

populer sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya

berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa

dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron.

Manfaat jahe, berdasar sejumlah penelitian, antara lain:

1) Merangsang pelepasan hormon adrenalin, memperlebar pembuluh

darah, sehingga darah mengalir lebih cepat dan lancar. Tubuh pun

menjadi lebih hangat, kerja jantun memompa darah lebih ringan.

Akibatnya, tekanan darah menjadi turun.

2) Jahe mengandung dua enzim pencernaan yang penting. Pertama,

protease yang berfungsi memecah protein. Kedua, lipase yang

berfungsi memecah lemak. Kedua enzim ini membantu tubuh

mencerna dan menyerap makanan

2. Bagian Dauh

a. Bayam

Kandungan dan Manfaat : Bayam, terutama bayam merah, terkenal

mengandung zat besi yang tinggi yang berkhasiat menambah darah.

Selain itu, bayam juga mengandung vitamin A, B, C, dan K, kalium

serta fosfor.

7
Kegunaan : Anemia, disentri, ambien, demam, melancarkan ASI,

mengencerkan dahak, menguatkan lever.

b. Kangkung

Kandungan dan Manfaat : Bayam, terutama bayam merah, terkenal

mengandung zat besi yang tinggi yang berkhasiat menambah darah.

Selain itu, bayam juga mengandung vitamin A, B, C, dan K, kalium

serta fosfor.

Kegunaan :

Anemia, disentri, ambien, demam, melancarkan ASI, mengencerkan

dahak, menguatkan lever.

c. Seledri

(Apium graveolens, Linn.). Penyakit yang dapat diobati : hipertensi,

sakit mata, reumatik. Pemanfaatan : hipertensi

3. Bagian Buah

a. Jambu Biji

Diantara berbagai jenis buah, jambu biji mengandung vitamin C yang

paling tinggi dan cukup mengandung vitamin A. Dibanding buah-

buahan lainnya seperti jeruk manis yang mempunyai kandungan

vitamin C 49 mg/100 gram bahan, kandungan vitamin C jambu biji 2

kali lipat. Vitamin C ini sangat baik sebagai zat antioksidan. Sebagian

besar vitamin C jambu biji terkonsentrasi pada kulit dan daging bagian

luarnya yang lunak dan tebal. Jambu biji juga mengandung kalium

yang berfungsi meningkatkan keteraturan denyut jantung,

mengaktifkan kontraksi otot, mengatur pengiriman zat-zat gizi lainnya

8
ke sel-sel tubuh, mengendalikan keseimbangan cairan pada jaringan

dan sel tubuh serta menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida

darah, serta menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi).

Manfaat :

Untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah serta

mencegah munculnya kanker, memperkuat daya tahan tubuh terhadap

serangan penyakit, meningkatkan kesehatan gusi, gigi dan pembuluh

kapiler serta membantu penyerapan zat besi dan penyembuhan luka.

Jambu biji juga berkhasiat anti radang, anti diare dan menghentikan

pendarahan, misalnya pada penderita demam berdarah dengue (DHF).

b. Belimbing Wuluh

Penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menyebut,

kandungan vitamin C yang cukup tinggi (25,8 mg/ 100 gram) dalam

belimbing wulung sangat berkhasiat mengobati sariawan dan gusi

berdarah. Untuk mengatasi gusi berdarah cukup dengan menkonsumsi

buah segar belimbing atau manisannya secara ritu setiap hari.

Ada beberapa manfaat lain dari belimbing wuluh yang belum diuji

klinis, antara lain:

1) Mengatasi batuk rejan

Ambil sebanyak 10 buah belimbing wuluh dicuci bersih, remas

dengan dua sendok air garam. Kemudian saring dan minum dua

kali sehari.

2) Untuk obat jerawat.

9
Ambil buah belimbing wuluh secukupnya lalu ditumbuk halus.

Ramuan diremas dengan garam secukupnya dan digunakan untuk

menggosok muka yang berjerawat. Obat panu, 10 buah belimbing

wuluh dicuci lalu digiling halus. Tambahkan sedikit kapur sirih,

diremas sampai rata. Ramuan digunakan untuk menggosok kulit

berpanu sebanyak dua kali sehari.

3) Obat darah tinggi

Tiga buah belimbing wuluh dipotong-potong, rebus dengan tiga

gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin disaring dan

diminum setelah makan pagi. Mengatasi sakit gigi berlubang, lima

buah belimbing wuluh dimakan dengan sedikit garam, kunyah di

tempat gigi yang berlubang

c. Melon

Buah melon mengandung antikoagulan yang disebut dengan

adenosine sehingga mampu menghentikan penggumpalan sel darah

yang dapat memicu timbulnya penyakit stroke atau jantung.

Sementara itu, kandungan karotenoid buah melon yang tinggi dapat

mencegah kanker dan menurunkan resiko serangan kanker paru-paru

karena merupakan senyawa utama penyerang penyakit kanker.

Kesegaran daging buah melon berasal dari kandungan airnya yang

sangat tinggi (mencapai 95 persen), karena itu bisa memberikan rasa

dingin yang menyejukkan. Tingginya kandungan air memberikan efek

diuretik sehingga konsumsi melon bermanfaat untuk memperlancar

buang air kecil. Kandungan air ini juga bermanfaat menggelontor dan

10
menetralkan toksin serta bakteri dari dalam tubuh. Karena itu, melon

bisa dimanfaatkan dalam terapi detoksifikasi. Kandungan air dan

mineral kalium dalam melon bekerja sama untuk mengeluarkan asam

urat dan sisa metabolisme lewat ginjal. Asam urat yang berlebihan di

dalam darah dapat membentuk kristal yang jika menumpuk di

persendian akan menyebabkan artritis atau radang sendi. Sedangkan

sisa metabolisme berupa garam mineral yang menumpuk di saluran

kemih akan membentuk batu ginjal.

C. Cara Pengolahan Tanaman Obat

Cara pengolahan tanaman obat berbeda-beda tergantung jenisnya, namun

secara umum ada beberapa tahapan dalam teknologi pengolahan tanaman obat

meliputi :

1. Penyortiran

Penyortiran harus segera dilakukan setelah bahan selesai dipanen, terutama

untuk komoditas temu-temuan, seperti: kunyit, temulawak, jahe dan

kencur. Rimpang yang baik dengan yang busuk harus segera dipisahkan

juga tanah, pasir maupun gulma yang menempel harus segera dibersihkan.

Demikian juga untuk tanaman obat yang diambil daunnya maupun herba

(Sambiloto, pegagan), setelah dipanen langsung disortir, daun yang busuk,

kering maupun gulma lainnya harus segera dipisahkan.

2. Pencucian

Setelah disortir bahan harus segera dicuci sampai bersih jangan dibiarkan

tanah berlama-lama menempel pada rimpang karena dapat mempengaruhi

11
mutu bahan. Pencucian harus menggunakan air bersih, seperti : air dari

mata air, sumur atau PAM. Cara pencucian dapat dilakukan dengan cara

merendam sambil disikat menggunakan sikat yang halus. Perendaman

tidak boleh terlalu lama karena zat-zat tertentu yang terdapat dalam bahan

dapat larut dalam air sehingga mutu bahan menurun. Penyikatan

diperbolehkan karena bahan yang berasal dari rimpang pada umumnya

terdapat banyak lekukan sehingga perlu dibantu dengan sikat. Tetapi untuk

bahan yang berupa daun-daunan cukup dicuci dibak pencucian sampai

bersih dan jangan sampai direndam berlama-lama.

3. Penirisan dan Pengeringan

Selesai pencucian rimpang, daun atau herbal ditiriskan dirak-rak

pengering. Hal ini dilakukan sampai bahan tidak meneteskan air lagi.

Untuk komoditas temu-temuan pengeringan rimpang dilakukan selama 4-6

hari dan cukup didalam ruangan saja. Setelah kering rimpang disortir

kembali sesuai dengan standar mutu perdagangan atau mungkin dapat

diolah lebih lanjut. Khusus untuk rimpang jahe, standar perdagangan

dikategorikan sbb: Mutu I : bobot 250 g/rimpang, kulit tidak terkelupas,

tidak mengandung benda asing dan tidak berjamur, Mutu II : bobot 150-

249 g/rimpang, kulit tidak terkelupas, tidak mengandung benda asing dan

tidak berjamur dan Mutu III: bobot lebih kecil, kulit terkelupas maksimum

10%, benda asing maksimum 3% dan kapang maksimum 10%.

4. Penyimpanan

Jika belum diolah bahan dapat dikemas dengan menggunakan jala plastik,

kertas maupun karung goni yang terbuat dari bahan yang tidak

12
beracun/tidak bereaksi dengan bahan yang disimpan. Pada kemasan jangan

lupa beri label dan cantumkan nama bahan, bagian tanaman yang

digunakan, no/kode produksi, nama/alamat penghasil dan berat bersih.

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk ruang penyimpanan, yaitu gudang

harus bersih, ventilasi udara cukup baik, tidak bocor, suhu gudang

maksimal 30°C, kelembaban udara serendah mungkin 65% dan gudang

bebas dari hewan, serangga maupun tikus dll.

5. Pengolahan

Dalam pengolahan tanaman obat perlu diperhatikan teknik pengolahan

yang baik karena menyangkut standar mutu. Hal ini ada hubungannya

dengan masalah kebersihan maupun bahan aktif.

D. Pemanfaatan Tanaman Obat

Pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan tanaman sebagai obat

sebagian besar hanya sebatas pengetahuan turun temurun sebagai bentuk

interaksi antara masyarakat dengan lingkungannya khususnya tumbuhan

(etnobotani) (Atmojo, 2015). Saat ini tanaman obat atau tanaman herbal telah

banyak digunakan dalam bidang medis atau kesehatan. Masyarakat sekarang

ini lebih memilih untuk menggunakan produk yang berasal dari alam dengan

alasan keamanan. Tanaman obat atau yang dikenal dengan tanaman herbal

secara umum dapat diartikan semua jenis tanaman yang mengandung senyawa

kimia alami yang memiliki efek farmakologis dan bioaktivitas penting terhadap

penyakit infeksi sampai penyakit degenerative (Suryanto & Setiawan, 2013).

13
Bangsa Indonesia mengenal jamu dan Tanaman Obat Keluarga

(TOGA) (Suryanto & Setiawan, 2013). Setiap daerah memiliki system

pemanfaatan tumbuhan yang khas dan berbeda dengan daerah lainnya. Sistem

pemanfaatan ini berkaitan dengan keanekaragaman tumbuhan di masing-

masing daerah. Pemanfaatan tanaman obat di kota Bogor sudah dimasukan

dalam program pembinaan kesejahteraan keluarga, sedangkan di kota Karang

Anyar, Gianyar, dan Sumenep dimasukan dalam program ekonomi dan

program tanaman obat yang berasal dari tanaman hias (Sari et al., 2015).

Pendekatan penduduk lokal terhadap manajemen pemanfaatan ekosistem alam

merupakan model jangka panjang dalam menopang kebutuhan hidup manusia.

Selain itu, manajemen sumber daya alam tradisional mampu mempertegas

hubungan antara sistem konservasi dengan pemanfaatan keanekaragaman

hayati (Kandowangko et al., 2011).

Masyarakat mengenal jamu sebagai bentuk pemanfaatan tanaman obat.

Jamu meliputi segala bahan alam yang diolah atau diracik, menurut cara

tradisional manfaat dari jamu sendiri adalah untuk memperkuat badan manusia,

mencegah penyakit atau menyembuhkan manusia yang menderita penyakit.

Biasanya jamu digunakan dalam pengobatan komplementer alternatif yaitu

pengobatan non konvensional yang bertujuan untuk upaya preventif, promotif,

dan kuratif dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat perkotaan dan

pedesaan (Ahmad, 2012). Ada beberapa 246 Optimalisasi Peran Sains dan

Teknologi untuk Mewujudkan Smart City cara pengunaan tanaman obat.

Tanaman obat yang diolah dengan direbus (jamu godok) telah banyak

digunakan untuk pengobatan, karena manfaatnya sudah dirasakan dan efek

14
samping yang ringan, serta mudah didapatkan. Cara pemanfaatan lainnya

secara turun temurun yang dilakukan oleh masyarakat dengan dimakan

langsung (dilalap), direbus, dibuat teh, di jus (Hadi et al., 2015). Hal ini karena

masyarakat meyakini bahwa tanaman obat yang mengandung senyawa kimia

alami, memiliki efek farmakologis dan bioaktivitas yang penting terhadap

penyakit infeksi sampai penyakit degeneratif. Saat ini informasi mengenai

klinik dan fasilitas pelayanan kesehatan menyediakan tanaman obat sudah

banyak terutama di puskesmas (Ahmad, 2012).

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Tanaman obat adalah jenis-jenis tanaman yang memiliki fungsi dan

berkhasiat sebagai obat dan dipergunakan untuk penyembuhan

ataupun maupun mencegah berbagai penyakit.

2. Terdapat berbagai macam tanaman obat yang dimanfaatkan mulai

dari bagian akar/umbi, daun dan buah. Manfaatnya beraneka ragam

dan dapat diolah secara sederhana

3. Cara pengolahan tanaman obat berbeda-beda tergantung jenisnya,

namun secara umum ada beberapa tahapan dalam teknologi

pengolahan tanaman obat meliputi: penyortiran, pencucian,

penirisan/pengeringan, penyimpanan dan pengolahan.

4. Masyarakat mengenal jamu sebagai bentuk pemanfaatan tanaman

obat. Biasanya jamu digunakan dalam pengobatan komplementer

alternatif yaitu pengobatan non konvensional yang bertujuan untuk

upaya preventif, promotif, dan kuratif dalam meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat perkotaan dan pedesaan.

16
B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan berkaitan dengan makalah diatas

yaitu perawat dapat memberikan edukasi mengenai tanaman obat kepada

masyarakat terutama dalam aplikasinya dalam keperawatan komplementer.

17
DAFTAR PUSTAKA

Atmojo, E.S. (2015). Pengenalan Etnobotani Pemanfaatan Tanaman Sebagai


Obat Kepada Masyarakat Desa Cabak Jiken Kabupaten Blora.
Yogyakarta : FKIP-Universitas PGRI Yogyakarta.
Kandowangko, N., Solang, M., & Ahmad, J. (2011). Kajian Etnobotani
Tumbuhan Obat oleh Masyarakat Kabupaten Bonebolango Provinsi
Gorontalo. Laporan Penelitian Etnobotani Tanaman Obat. Jurusan Biologi
FMIPA. Universitas Negri Gorontalo. Gorontalo: Universitas Negri
Gorontalo.
Ahmad, A.F. (2012). Analisis Penggunaan Jamu Untuk Pengobatan Pada Pasien
Di Klinik Saintifikasi Jamu Hortus Medicus Tawangmangu. Depok :
Universitas Indonesia
Hadi, E.E.W., Widyastuti, S.M., & Wahyuono, S. (2015). Keanekaragaman dan
Pemanfaatan Tumbuhan Bawah Pada Sistem Agroforestri di Perbukitan
Menoreh, Kabupaten Progo. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 23 (2), 206-
215.

18

Anda mungkin juga menyukai