OBAT
MAKALAH
Diajukan sebagai Tugas Farmasi Botani
Dosen Pengampu : Apt. Sendy Triansyah, S.Farm., MMRS
Disusun Oleh
SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan hidayah dan
inayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah matakuliah Farmasi Botani,
mengenai “Klasifikasi, Kandunga, dan Khasiat Tanaman Obat.”
Makalah ini penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari itu semua, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan baik dari segi kalimat ataupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan
terbuka penulis menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah “Klasifikasi, Kandunga, dan Khasiat
Tanaman Obat.”dapat bermanfaat dan memberi inspirasi bagi pembacanya. Penulis
memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3 Tujuan
Makalah ini mmepunyai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tanaman obat yang ada di Indonesia.
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari tanaman obat tersebut.
3. Untuk mengetahui kandungan dari tanaman obat tersebut.
4. Untuk mengetahui khasiat dari tanaman obat tersebut.
1.4 Manfaat
1. Menambah wawasan mengenai tanaman obat.
2. Mengetahui klasifikasi, kandungan, dan khasiat tanaman obat.
5
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
6
II.2 Macam-macam Tanaman Obat
Sejak jaman dahulu, masyarakat mengenal jenis tanaman ini memiliki khasiat untuk
menyembuhkan berbagai penyakit dan meningkatkan kesehatan manusia. Berbagai
jenis tanaman herbal yang dikenal berkhasiat diantaranya adalah rendeu, bawang
merah, bawang putih, seledri, kelapa, winahong, jarak pagar, sirih, katuk, dan serai.
7
Kingdom Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Liliopsida
Ordo Asparagales
Famili Amaryllidaceae
Genus Allium
Spesies A.cepa
Senyawa kimia aktif seperti allin, allisin, adenosin, dialil-sdisulfida dalam bawang
merah berkhasiat dan sangat bermanfaat bagi kesehatan, seperti meningkatkan daya
8
tahan tubuh terhadap serangan penyakit, mencegah dan mengobati berbagai jenis
penyakit mulai yang ringan (demam, sakit kepala, sariawan, pilek, masuk angin,
perut kembung, disentri, sembelit, batuk, dan lain-lain) sampai yang berat/penyakit
degeneratif (hipertensi, diabetes mellitus, gangguan jantung, aterosklerosis, kanker,
dan lain-lain).
Kingdom Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Liliopsida
Ordo Asparagales
Famili Alliaceae
Genus Allium
Spesies A.sativum
9
Kandungan senyawa kimia yang terdapat pada bawang putih yaitu allixin, adenosin,
ajoene, flavonoid, saponin, tuberholosida, scordinin. Dimana aliixin, saponin, dan
flavonoid merupakan bahan kimia yang dapat difungsikan sebagai insektisida
terutama dalam membasmi kutu rambut yang aman bagi kesehatan dan lingkungan
(Sukma, 2016).
Kingdom Plantae
Divisi Tracheophtya
Kelas Angiosperms
Ordo Apiales
Famili Apiaceae
Genus Apium
Dalam ilmu botani, daun seledri dikatakan memiliki kandungan Apigenin yang
dapat mencegah penyempitan pembuluh darah dan Phthalides yang dapat
mengendurkan otot-otot arteri atau merelaksasi pembuluh darah. Zat tersebut yang
mengatur aliran darah sehingga memungkinkan pembuluh darah membesar dan
10
mengurangi tekanan darah. Pada pemberian jus seledri dengan cara peras maupun
refluks menunjukkan penurunan tekanan darah.
Seledri mengandung flavonoid, saponin, tanin 1%, minyak asiri 0,033%, flavo-
glukosida (apiin), apigenin, fitosterol, kolin, lipase, pthalides, asparagine, zat pahit,
vitamin (A, B dan C), apiin, minyak menguap, apigenin dan alkaloid. Apigenin
berkhasiat hipotensif.
Kingdom Plantae
Ordo Zingiberales
Famili Zingiberaceae
Genus Curcuma
Kunyit memiliki kandungan kimia yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh dan
mengandung senyawa yang berkhasiat sebagai obat, yaitu kurkuminoid yang terdiri
11
dari (kurkumin atau 1,7-bis(4-hidroksi-3- metoksifenil)-1,6-heptadiena-3,6-dion,
10% desmetoksikumin atau 1-(4-hidroksi3-metoksifenil)-7-(4-hidroksifenil)-1,6-
heptadiena-3,5-dion dan 1-5% bisdesmetoksikurkumin atau 1,7-bis(4- hidroksifenil)-
1,6-heptadiena-3,5-dion) dan zat- zat manfaat lainnya seperti minyak atsiri yang
terdiri dari (keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, zingiberen 25%, felandren,
sabinen, borneol dan sineil).
Divisi Traheophta
Ordo Caryophyllales
Famili Basellaceae
Genus Anredera
12
Tanaman binahong mengandungsaponin, alkaloid, polifenol, flavonoid dan
monopolisakarida termasuk L-Arabinosa, DGalaktose, L-rhamnosa, D-glukosa.
Senyawa tinggi flavanoid binahong didapatkan dari daun, batang, umbi-umbian dan
bunga nya yang berkhasiat sebagai antimikroba. Flavanoid memiliki peran langsung
sebagai fungsi antibiotik yang berspektrum luas. Daun binahong memiliki aktivitas
antioksidan, asam askorbat, dan senyawa fenoli yang memiliki kemampuan melawan
bakteri gram positif dan gram negatif yang lebih rentan terhadap efek penghambatan
sebagai salah satu terapi nonfarmakologis acne vulgaris.
Kingdom Plantae
Divisi Embryophta
Kelas Spermatopsida
Ordo Malpighiales
Famili Euphorbiaceae
Genus Jatropha
13
Spesies Jatropha curcas
Selain minyak untuk bahan bakar (biofuel), jarak pagar juga mengandung senyawa
yang dapat dijadikan obat diantaranya senyawa fenol, flavonoid, saponin, dan
senyawa alkaloid (Ehsanet et al., 2011). Sudibyo (1998) melaporkan bahwa daun
jarak pagar mengandung kaemfeserol, sitesterol, stimosterol, amirin, dan torakserol.
Jarak pagar, Jatropha curcas Linn merupakan tanaman herbal yang memiliki
aktivitas antimikroba (Sharma et al., 2010; Subba & Basnet, 2014). Beberapa
penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa aktivitas antimikroba ekstrak bagian
tanaman jarak pagar terkait dengan adanya senyawa fitokimia yang terkandung di
dalamnya (Igbinosa et al., 2009; Arekemase et al., 2011; Daniyan et al., 2011;
Narayani et al., 2012; Nyambo et al., 2012). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan
untuk mengevaluasi konsentrasi dan diameter zona hambat ekstrak air daun jarak
pagar dalam menghambat pertumbuhan bakteri V. harveyi dan A. hydrophila.
II.2.8 Sirih
Kingdom Plantae
Ordo Piperales
Famili Piperaceae
Genus Piper
14
Daun sirih (Piper betle) banyak digunakan sebagai bahan obat alternatif untuk
mengobati berbagai jenis penyakit seperti obat pembersih mata, menghilangkan bau
badan, mimisan, sariawan, pendarahan gusi, batuk, bronchitis, keputihan dan obat
kulit sebagai perawatan untuk kecantikan atau kehalusan kulit.Rebusan daun sirih
berkhasiat dapat menghilangkan bau mulut dengan caradikumur-kumur karena
mengandung antiseptik (antibakteri).Pemanfaatan rebusan dan ekstrak daun sirih
sebagai bahan antibakteri alami mempunyai keuntungan. Hal ini dikarenakan
tanaman tersebut memiliki senyawa alami yang lebih aman dibandingkan dengan
penggunaan obat yang mengandung bahan sintetik.
Minyak atsiri banyak terkandung dalam daun sirih yang tersusun atas beberapa
komponen kimia yang digolongkan sebagai senyawa fenol dan senyawa selain fenol.
Senyawa-senyawa fenol penyusun minyak atsiri daun sirih terdiri dari dua komponen
fenol yaitu isomer betel fenol dari kavikol dan eugenol dengan berbagai kombinasi
fenol seperti alil pirokatekol, kavibetol, karvakrol, metal eugenol, sineol dan estragol.
Senyawa kimia selain fenol terdiri dari kadinen, kariofilen, terpen, terpinen, metal
eter, menthon dan seskuiterpen (Dharma,1985).
15
Divisi Tracheophtya
Upadivisi Spermatophytina
Klad Angiosperms
Ordo Malpighiales
Famili Phyllanthaceae
Tribus Phyllantheae
Genus Sauropus
Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun katuk juga mempunyai sifat antikuman
dan anti protozoa. Daun dan akar katuk sering digunakan sebagai obat luar untuk
mengobati borok, bisul, koreng, demam, darah kotor dan frambusia. Zat yang
berfungsi sebagai antikuman pada daun katuk diduga adalah tannin dan flavonoid.
Tannin bersifat toksis terhadap fungi berfilamen, bakteri maupun ragi.
Daun dan akar katuk mempunyai fungsi sebagai pelancar air seni. Diuretika adalah
obat yang bekerja untuk mempercepat diuresis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
infuse akar katuk mempunyai efek antipiretik pada merpati, dan pada pengamatan
fisik ada indikasi diuresis. Astuti et al. (1997) menemukan bahwa pemberian infus
akar katuk meningkatkan volume air kencing. Meskipun demikian cara kerja infus
katuk pada proses diuresis belum diketahui. Akarnya jika direbus juga dapat
dijadikan obat demam, dan sebagai obat luar terhadap frambusia.
16
II.2.10 Serai (Cymbopogon citratus)
Kingdom Plantae
Ordo Poales
Famili Poaceae
Genus Cymbopogon
Serai merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan di daerah tropis dan subtropis.
Serai memiliki berbagai aktivitas farmakologi, salah satunya sebagai antifungal. Serai
memiliki kandungan kimia yang terdiri dari alkaloid, saponin, tanin, flavonoid,
phenol, steroid dan minyak atsiri. Berdasarkan penelitian Eka F dkk pada tahun 2013,
kandungan kimia pada tanaman serai wangi (Cymbopogon nardus L.) yang dapat
menghambat pertumbuhan jamur C. albicans yaitu saponin flavonoid, dan tanin.
Minyak atsiri pada serai mengandung α- citral, β-citral, genariol, myrcene, nerol,
citronellal, terpinolen, geranil asetat, linalool, terpinol, metilheptenon, borneol, linalil
asetat, limonene, dan linalool isobutirat. Berdasarkan penelitian Mohd Sajjad Ahmad
Khan dkk pada tahun 2012, minyak atsiri serai dengan komponen aktifnya (citral dan
geraniol) memiliki aktivitas antifungal. Berdasarkan penelitian Da Silva dkk pada
tahun 2008, hasil penelitian sebelumnya tentang serai menunjukkan bahwa aktivitas
17
antifungal pada minyak atsiri dan komponen utamanya (citral) menunjukkan
perlawanan terhadap semua Candida spp., terutama C. albicans dengan diameter zona
hambat maksimum lebih besar dari 40mm.
18
BAB III
PENUTUP
III.1 Simpulan
Pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan obat sudah sejak lama dilakukan oleh
masyarakat di Indonesia. Dengan keanekaragaman etnis yang ada, maka
pemanfaatan sebagai obat juga semakin beraneka ragam (Zuhud 2011). Pada
umumnya tanaman obat memiliki antioksidan dan antikuman yang mampu
digunakan untuk mengobati suatupenyakit. Daun rendeu atau Staurogyne elongata
sebagai diuretic atau peluruh urine. Bawang merah atau Staurogyne elongata
memiliki kandungan minerak kalium yang tinggi berperan pernting dalam proses
metabolisme. Serta senyawa kimia aktif seperti allin, allisin, adenosin, dialil-
sdisulfida dalam bawang merah berkhasiat dan sangat bermanfaat bagi kesehatan,
seperti meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit, mencegah dan
mengobati berbagai jenis penyakit mulai yang ringan. Bawang putih memilki
kandungan senyawa kimia yang terdapat pada bawang putih yaitu allixin, adenosin,
ajoene, flavonoid, saponin, tuberholosida, scordinin. Seledri mengandung
flavonoid, saponin, tanin 1%, minyak asiri 0,033%, flavo-glukosida (apiin),
apigenin, fitosterol, kolin, lipase, pthalides, asparagine, zat pahit, vitamin (A, B dan
C), apiin, minyak menguap, apigenin dan alkaloid. Apigenin berkhasiat hipotensif.
Kunyit memiliki kandungan kimia yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh dan
mengandung senyawa yang berkhasiat sebagai obat yaitu kurkuminoid.
19
Selain minyak untuk bahan bakar (biofuel), jarak pagar juga mengandung senyawa
yang dapat dijadikan obat diantaranya senyawa fenol, flavonoid, saponin, dan
senyawa alkaloid.
Minyak atsiri banyak terkandung dalam daun sirih yang tersusun atas beberapa
komponen kimia yang digolongkan sebagai senyawa fenol dan senyawa selain
fenol.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun katuk juga mempunyai sifat antikuman
dan anti protozoa. Daun dan akar katuk sering digunakan sebagai obat luar untuk
mengobati borok, bisul, koreng, demam, darah kotor dan frambusia. Zat yang
berfungsi sebagai antikuman pada daun katuk diduga adalah tannin dan flavonoid.
Tannin bersifat toksis terhadap fungi berfilamen, bakteri maupun ragi.
Minyak atsiri pada serai mengandung α- citral, β-citral, genariol, myrcene, nerol,
citronellal, terpinolen, geranil asetat, linalool, terpinol, metilheptenon, borneol,
linalil asetat, limonene, dan linalool isobutirat.
III.2 Saran
Tanaman obat di Indonesia masih banyak penulis berharap kepada pembaca untuk
tidak terpaku pada makalah ini.
20
DAFTAR PUSTAKA
Sukma, D. 2016. Sehat Tanpa Obat Dengan Bawang Merah Dan Bawang
Putih. Yogyakarta: Rapha Publishing.
21