Anda di halaman 1dari 21

KLASIFIKASI, KANDUNGAN, DAN KHASIAT TANAMAN

OBAT
MAKALAH
Diajukan sebagai Tugas Farmasi Botani
Dosen Pengampu : Apt. Sendy Triansyah, S.Farm., MMRS

Disusun Oleh

Gilang Rasendria Destiana NPM. 7119005

SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan hidayah dan
inayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah matakuliah Farmasi Botani,
mengenai “Klasifikasi, Kandunga, dan Khasiat Tanaman Obat.”

Makalah ini penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari itu semua, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan baik dari segi kalimat ataupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan
terbuka penulis menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah “Klasifikasi, Kandunga, dan Khasiat
Tanaman Obat.”dapat bermanfaat dan memberi inspirasi bagi pembacanya. Penulis
memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Bandung, 07 Desember 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ...................................................................................................................................... 5
1.4 Manfaat .................................................................................................................................... 5
BAB II ................................................................................................................................................ 6
TINJAUN PUSTAKA ....................................................................................................................... 6
II.1 Tanaman Obat........................................................................................................................ 6
II.2 Macam-macam Tanaman Obat ............................................................................................ 7
II.2.1 Reundeu (Staurogyne elongata) ................................................................................ 7
II.2.2 Bawang Merah (Allium ascalonicum) ...................................................................... 7
II.2.3 Bawang Putih (Allium sativum) ................................................................................ 9
II.2.4 Seledri (Apium graveolens) ..................................................................................... 10
II.2.5 Kunyit (Curcuma longa) ......................................................................................... 11
II.2.6 Winahong (Andredera cordifolia ) .......................................................................... 12
II.2.7 Jarak Pagar (Jatropha curcas) ............................................................................... 13
II.2.8 Sirih .......................................................................................................................... 14
II.2.9 Katuk (Sauropus androgynus) ............................................................................... 15
II.2.10 Serai (Cymbopogon citratus) ................................................................................... 17
BAB III ............................................................................................................................................. 19
PENUTUP ........................................................................................................................................ 19
III.1 Simpulan .......................................................................................................................... 19
III.2 Saran................................................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 21

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan obat sudah sejak lama dilakukan oleh
masyarakat di Indonesia. Dengan keanekaragaman etnis yang ada, maka pemanfaatan
sebagai obat juga semakin beraneka ragam (Zuhud 2011). Akan tetapi jumlah jenis
tumbuhan berkhasiat obat yang ada di Indonesia sampai saat ini belum diketahui
secara pasti, sehingga diperlukan pendokumentasian secara menyeluruh terhadap
penggunaan tumbuhan sebagai bahan baku pengobatan (Hidayat dan Hardiansyah
2012).
Tumbuhan obat adalah tumbuhan yang mengandung komponen senyawa
kimia (Wardiah dkk, 2015). Jumlah jenis tumbuhan berkhasiat obat yang ada di
Indonesia sampai saat ini belum diketahui secara pasti, sehingga diperlukan
pendokumentasian secara menyeluruh terhadap penggunaan tumbuhan sebagai bahan
baku pengobatan (Hidayat dan Hardiansyah, 2012).
Kecenderungan pengobatan dengan menggunakan bahan baku dari alam atau
pengobatan obat sedang berkembang. Banyak perusahaan farmasi berlomba-lomba
mencari bahan baku pengobatan yang berasal dari tumbuhan yang memiliki khasiat
untuk pengobatan (Superani et al. 2008). Melalui makalah ini diharapkan dapat
menemukan jenis tumbuhan yang memiliki potensi bahan baku obat yang dapat
dikembangkan. Dalam makalah ini terdapat sepuluh tanaman obat yang dilengkapi
dengan klasifikasi, isi kandungan, dan khasiat.

1.2 Rumusan Masalah


Makalah ini mempunyai rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa saja tanaman obat yang ada di Indonesia?
2. Bagaimana klasifikasi dari tanaman obat tersebut?
3. Bagaimana kandungan dari tanaman obat tersebut?
4. Bagaiamana khasiat dari tanaman obat tersebut?

4
1.3 Tujuan
Makalah ini mmepunyai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tanaman obat yang ada di Indonesia.
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari tanaman obat tersebut.
3. Untuk mengetahui kandungan dari tanaman obat tersebut.
4. Untuk mengetahui khasiat dari tanaman obat tersebut.

1.4 Manfaat
1. Menambah wawasan mengenai tanaman obat.
2. Mengetahui klasifikasi, kandungan, dan khasiat tanaman obat.

5
BAB II
TINJAUN PUSTAKA

II.1 Tanaman Obat


Tanaman herbal (pytho-medicine), disebut juga sebagai tanaman obat keluarga
(TOGA) adalah kelompok tanaman yang dapat digunakan untuk mengobati
penyakit atau untuk meningkatkan kesehatan manusia (Cherniack dan Cherniak,
2003). Sejak jaman dahulu, masyarakat mengenal jenis tanaman ini memiliki
khasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit dan meningkatkan kesehatan
manusia. Berbagai jenis tanaman herbal yang dikenal berkhasiat diantaranya adalah
bawang merah, bawang putih, jahe, kencur, kunyit, lengkuas, kunyit putih, nilam,
temulawak, temugiring, kumis kucing, mahkota dewa, dan lain-lain.

Berbagai riset menunjukkan khasiat tanaman herbal untuk meningkatkan daya


tahan tubuh (Chaudhury, 2015), mencegah penyakit kardiovaskular
(Koonrungsesomboon dan Karbwang, 2016), sebagai bahan anti kanker (Han et al.
2016), dan bahan antibiotik alamiah (Gavanji et al. 2014). Khasiat bahan herbal
disebabkan oleh keberadaan senyawa bioaktif. Hampir semua jenis tanaman herbal
yang tumbuh subur mengandung senyawa-senyawa bioaktif yang berkhasit untuk
pengobatan dan meningkatkan kesehatan manusia.

Senyawa bioaktif (bio-active compound) menurut Guaadaoui et al. (2014)


didefinisikan sebagai senyawa organik yang memiliki pengaruh, menimbulkan
reaksi, atau memicu respon terhadap sel, jaringan, organ, dan tubuh manusia.
Senyawa bioaktif bersifat inhibitor, bekerja dengan cara mempercepat metabolisme
di dalam tubuh manusia. Selain itu, senyawa ini secara aktif mempercepat regenerasi
sel, meningkatkan kekebalan tubuh, dan mencegah kerusakan sel dan jaringan.
Sumber utama senyawa ini berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan, termasuk
tanaman herbal.

6
II.2 Macam-macam Tanaman Obat
Sejak jaman dahulu, masyarakat mengenal jenis tanaman ini memiliki khasiat untuk
menyembuhkan berbagai penyakit dan meningkatkan kesehatan manusia. Berbagai
jenis tanaman herbal yang dikenal berkhasiat diantaranya adalah rendeu, bawang
merah, bawang putih, seledri, kelapa, winahong, jarak pagar, sirih, katuk, dan serai.

II.2.1 Reundeu (Staurogyne elongata)

Efek farmakologis tanaman anggota famili Stauroginaceae dan suku Acanthaceae


sebagai diuretic atau peluruh urine. Daun dan akar segar lazim dimanfaatkan
sebagai bahan obat untuk mengatasi berbagai penyakit yaitu sulit berurin, batu ginjal
dan batu kandung kemih. Selain itu, daun reundeu dapat digunakan sebagai
pencegahan dan untuk pengobatan batu ginjal. Sebagai langkah preventif, daun
reundeu dimanfaatkan untuk lalapan secara rutin (Hariana 2006).

II.2.2 Bawang Merah (Allium ascalonicum)


Bunga bawang merah merupakan bunga majemuk berbentuk tandan yang
bertangkai dengan 50-200 kuntum bunga. Pada ujung dan pangkal tangkai mengecil
dan di bagian tengah menggembung, bentuknya seperti pipa yang berlubang di
dalamnya.

7
Kingdom Plantae

Divisi Magnoliophyta

Kelas Liliopsida

Ordo Asparagales

Famili Amaryllidaceae

Genus Allium

Spesies A.cepa

Dari beberapa penelitian, menunjukkan bahwa bawang merah memiliki kandungan


mineral kalium yang cukup tinggi. Kalium berperan penting dalam proses
metabolisme. Mineral inijuga penting dalam menjaga keseimbangan tekanan darah,
mencegah pengerasan pembuluh darah, dan membersihkan pembuluh darah dari
endapan kolesterol jahat, serta membantu mengatur kontraksi otot rangka dan otot
halus, dan berperan penting dalam fungsi kerja saraf dan otak.Mineral kalsium dan
fosfor yang terkandung dalam bawang merah penting untuk menjaga kesehatan
tulang dan gigi.

Senyawa kimia aktif seperti allin, allisin, adenosin, dialil-sdisulfida dalam bawang
merah berkhasiat dan sangat bermanfaat bagi kesehatan, seperti meningkatkan daya

8
tahan tubuh terhadap serangan penyakit, mencegah dan mengobati berbagai jenis
penyakit mulai yang ringan (demam, sakit kepala, sariawan, pilek, masuk angin,
perut kembung, disentri, sembelit, batuk, dan lain-lain) sampai yang berat/penyakit
degeneratif (hipertensi, diabetes mellitus, gangguan jantung, aterosklerosis, kanker,
dan lain-lain).

II.2.3 Bawang Putih (Allium sativum)

Kingdom Plantae

Divisi Magnoliophyta

Kelas Liliopsida

Ordo Asparagales

Famili Alliaceae

Genus Allium

Spesies A.sativum

Bawang putih memiliki kandungan berbagai zat yang menguntungkan bagi


manusia, beberapa zat yang terkandung dalam bawang putih terbukti ampuh
mengobati berbagai penyakit dan menjaga kesehatan tubuh (Trishadi, 2016).

9
Kandungan senyawa kimia yang terdapat pada bawang putih yaitu allixin, adenosin,
ajoene, flavonoid, saponin, tuberholosida, scordinin. Dimana aliixin, saponin, dan
flavonoid merupakan bahan kimia yang dapat difungsikan sebagai insektisida
terutama dalam membasmi kutu rambut yang aman bagi kesehatan dan lingkungan
(Sukma, 2016).

II.2.4 Seledri (Apium graveolens)

Kingdom Plantae

Divisi Tracheophtya

Kelas Angiosperms

Ordo Apiales

Famili Apiaceae

Genus Apium

Spesies Apium graveolens

Dalam ilmu botani, daun seledri dikatakan memiliki kandungan Apigenin yang
dapat mencegah penyempitan pembuluh darah dan Phthalides yang dapat
mengendurkan otot-otot arteri atau merelaksasi pembuluh darah. Zat tersebut yang
mengatur aliran darah sehingga memungkinkan pembuluh darah membesar dan

10
mengurangi tekanan darah. Pada pemberian jus seledri dengan cara peras maupun
refluks menunjukkan penurunan tekanan darah.

Seledri mengandung flavonoid, saponin, tanin 1%, minyak asiri 0,033%, flavo-
glukosida (apiin), apigenin, fitosterol, kolin, lipase, pthalides, asparagine, zat pahit,
vitamin (A, B dan C), apiin, minyak menguap, apigenin dan alkaloid. Apigenin
berkhasiat hipotensif.

II.2.5 Kunyit (Curcuma longa)

Kingdom Plantae

Ordo Zingiberales

Famili Zingiberaceae

Genus Curcuma

Spesies Curcuma longa

Kunyit memiliki kandungan kimia yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh dan
mengandung senyawa yang berkhasiat sebagai obat, yaitu kurkuminoid yang terdiri

11
dari (kurkumin atau 1,7-bis(4-hidroksi-3- metoksifenil)-1,6-heptadiena-3,6-dion,
10% desmetoksikumin atau 1-(4-hidroksi3-metoksifenil)-7-(4-hidroksifenil)-1,6-
heptadiena-3,5-dion dan 1-5% bisdesmetoksikurkumin atau 1,7-bis(4- hidroksifenil)-
1,6-heptadiena-3,5-dion) dan zat- zat manfaat lainnya seperti minyak atsiri yang
terdiri dari (keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, zingiberen 25%, felandren,
sabinen, borneol dan sineil).

Terdapat banyak studi tentang kurkumin memiliki berbagai aktivitas antivirus


terhadap virus yang berbeda. Kurkumin menunjukkan aktivitas antivirus terhadap
virus influenza PR8, H1N1, dan H6N1. Hasilnya menunjukkan lebih dari 90%
pengurangan virus dalam kultur dengan menggunakan 30 μM kurkumin.

II.2.6 Winahong (Andredera cordifolia )

Divisi Traheophta

Ordo Caryophyllales

Famili Basellaceae

Genus Anredera

Spesies Anreder cordifolia

12
Tanaman binahong mengandungsaponin, alkaloid, polifenol, flavonoid dan
monopolisakarida termasuk L-Arabinosa, DGalaktose, L-rhamnosa, D-glukosa.
Senyawa tinggi flavanoid binahong didapatkan dari daun, batang, umbi-umbian dan
bunga nya yang berkhasiat sebagai antimikroba. Flavanoid memiliki peran langsung
sebagai fungsi antibiotik yang berspektrum luas. Daun binahong memiliki aktivitas
antioksidan, asam askorbat, dan senyawa fenoli yang memiliki kemampuan melawan
bakteri gram positif dan gram negatif yang lebih rentan terhadap efek penghambatan
sebagai salah satu terapi nonfarmakologis acne vulgaris.

II.2.7 Jarak Pagar (Jatropha curcas)

Kingdom Plantae

Divisi Embryophta

Kelas Spermatopsida

Ordo Malpighiales

Famili Euphorbiaceae

Genus Jatropha

13
Spesies Jatropha curcas

Selain minyak untuk bahan bakar (biofuel), jarak pagar juga mengandung senyawa
yang dapat dijadikan obat diantaranya senyawa fenol, flavonoid, saponin, dan
senyawa alkaloid (Ehsanet et al., 2011). Sudibyo (1998) melaporkan bahwa daun
jarak pagar mengandung kaemfeserol, sitesterol, stimosterol, amirin, dan torakserol.

Jarak pagar, Jatropha curcas Linn merupakan tanaman herbal yang memiliki
aktivitas antimikroba (Sharma et al., 2010; Subba & Basnet, 2014). Beberapa
penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa aktivitas antimikroba ekstrak bagian
tanaman jarak pagar terkait dengan adanya senyawa fitokimia yang terkandung di
dalamnya (Igbinosa et al., 2009; Arekemase et al., 2011; Daniyan et al., 2011;
Narayani et al., 2012; Nyambo et al., 2012). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan
untuk mengevaluasi konsentrasi dan diameter zona hambat ekstrak air daun jarak
pagar dalam menghambat pertumbuhan bakteri V. harveyi dan A. hydrophila.

II.2.8 Sirih

Kingdom Plantae

Ordo Piperales

Famili Piperaceae

Genus Piper

Spesies Piper betle

14
Daun sirih (Piper betle) banyak digunakan sebagai bahan obat alternatif untuk
mengobati berbagai jenis penyakit seperti obat pembersih mata, menghilangkan bau
badan, mimisan, sariawan, pendarahan gusi, batuk, bronchitis, keputihan dan obat
kulit sebagai perawatan untuk kecantikan atau kehalusan kulit.Rebusan daun sirih
berkhasiat dapat menghilangkan bau mulut dengan caradikumur-kumur karena
mengandung antiseptik (antibakteri).Pemanfaatan rebusan dan ekstrak daun sirih
sebagai bahan antibakteri alami mempunyai keuntungan. Hal ini dikarenakan
tanaman tersebut memiliki senyawa alami yang lebih aman dibandingkan dengan
penggunaan obat yang mengandung bahan sintetik.

Minyak atsiri banyak terkandung dalam daun sirih yang tersusun atas beberapa
komponen kimia yang digolongkan sebagai senyawa fenol dan senyawa selain fenol.
Senyawa-senyawa fenol penyusun minyak atsiri daun sirih terdiri dari dua komponen
fenol yaitu isomer betel fenol dari kavikol dan eugenol dengan berbagai kombinasi
fenol seperti alil pirokatekol, kavibetol, karvakrol, metal eugenol, sineol dan estragol.
Senyawa kimia selain fenol terdiri dari kadinen, kariofilen, terpen, terpinen, metal
eter, menthon dan seskuiterpen (Dharma,1985).

II.2.9 Katuk (Sauropus androgynus)

15
Divisi Tracheophtya

Upadivisi Spermatophytina

Klad Angiosperms

Ordo Malpighiales

Famili Phyllanthaceae

Tribus Phyllantheae

Genus Sauropus

Spesies Sauropus androgynus

Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun katuk juga mempunyai sifat antikuman
dan anti protozoa. Daun dan akar katuk sering digunakan sebagai obat luar untuk
mengobati borok, bisul, koreng, demam, darah kotor dan frambusia. Zat yang
berfungsi sebagai antikuman pada daun katuk diduga adalah tannin dan flavonoid.
Tannin bersifat toksis terhadap fungi berfilamen, bakteri maupun ragi.

Daun dan akar katuk mempunyai fungsi sebagai pelancar air seni. Diuretika adalah
obat yang bekerja untuk mempercepat diuresis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
infuse akar katuk mempunyai efek antipiretik pada merpati, dan pada pengamatan
fisik ada indikasi diuresis. Astuti et al. (1997) menemukan bahwa pemberian infus
akar katuk meningkatkan volume air kencing. Meskipun demikian cara kerja infus
katuk pada proses diuresis belum diketahui. Akarnya jika direbus juga dapat
dijadikan obat demam, dan sebagai obat luar terhadap frambusia.

16
II.2.10 Serai (Cymbopogon citratus)

Kingdom Plantae

Ordo Poales

Famili Poaceae

Genus Cymbopogon

Spesies Cymbopogon citratus

Serai merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan di daerah tropis dan subtropis.
Serai memiliki berbagai aktivitas farmakologi, salah satunya sebagai antifungal. Serai
memiliki kandungan kimia yang terdiri dari alkaloid, saponin, tanin, flavonoid,
phenol, steroid dan minyak atsiri. Berdasarkan penelitian Eka F dkk pada tahun 2013,
kandungan kimia pada tanaman serai wangi (Cymbopogon nardus L.) yang dapat
menghambat pertumbuhan jamur C. albicans yaitu saponin flavonoid, dan tanin.

Minyak atsiri pada serai mengandung α- citral, β-citral, genariol, myrcene, nerol,
citronellal, terpinolen, geranil asetat, linalool, terpinol, metilheptenon, borneol, linalil
asetat, limonene, dan linalool isobutirat. Berdasarkan penelitian Mohd Sajjad Ahmad
Khan dkk pada tahun 2012, minyak atsiri serai dengan komponen aktifnya (citral dan
geraniol) memiliki aktivitas antifungal. Berdasarkan penelitian Da Silva dkk pada
tahun 2008, hasil penelitian sebelumnya tentang serai menunjukkan bahwa aktivitas

17
antifungal pada minyak atsiri dan komponen utamanya (citral) menunjukkan
perlawanan terhadap semua Candida spp., terutama C. albicans dengan diameter zona
hambat maksimum lebih besar dari 40mm.

18
BAB III
PENUTUP

III.1 Simpulan
Pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan obat sudah sejak lama dilakukan oleh
masyarakat di Indonesia. Dengan keanekaragaman etnis yang ada, maka
pemanfaatan sebagai obat juga semakin beraneka ragam (Zuhud 2011). Pada
umumnya tanaman obat memiliki antioksidan dan antikuman yang mampu
digunakan untuk mengobati suatupenyakit. Daun rendeu atau Staurogyne elongata
sebagai diuretic atau peluruh urine. Bawang merah atau Staurogyne elongata
memiliki kandungan minerak kalium yang tinggi berperan pernting dalam proses
metabolisme. Serta senyawa kimia aktif seperti allin, allisin, adenosin, dialil-
sdisulfida dalam bawang merah berkhasiat dan sangat bermanfaat bagi kesehatan,
seperti meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit, mencegah dan
mengobati berbagai jenis penyakit mulai yang ringan. Bawang putih memilki
kandungan senyawa kimia yang terdapat pada bawang putih yaitu allixin, adenosin,
ajoene, flavonoid, saponin, tuberholosida, scordinin. Seledri mengandung
flavonoid, saponin, tanin 1%, minyak asiri 0,033%, flavo-glukosida (apiin),
apigenin, fitosterol, kolin, lipase, pthalides, asparagine, zat pahit, vitamin (A, B dan
C), apiin, minyak menguap, apigenin dan alkaloid. Apigenin berkhasiat hipotensif.

Kunyit memiliki kandungan kimia yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh dan
mengandung senyawa yang berkhasiat sebagai obat yaitu kurkuminoid.

Tanaman binahong mengandungsaponin, alkaloid, polifenol, flavonoid dan


monopolisakarida termasuk L-Arabinosa, DGalaktose, L-rhamnosa, D-glukosa.
Senyawa tinggi flavanoid binahong didapatkan dari daun, batang, umbi-umbian dan
bunga nya yang berkhasiat sebagai antimikroba. Flavanoid memiliki peran langsung
sebagai fungsi antibiotik yang berspektrum luas.

19
Selain minyak untuk bahan bakar (biofuel), jarak pagar juga mengandung senyawa
yang dapat dijadikan obat diantaranya senyawa fenol, flavonoid, saponin, dan
senyawa alkaloid.

Minyak atsiri banyak terkandung dalam daun sirih yang tersusun atas beberapa
komponen kimia yang digolongkan sebagai senyawa fenol dan senyawa selain
fenol.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun katuk juga mempunyai sifat antikuman
dan anti protozoa. Daun dan akar katuk sering digunakan sebagai obat luar untuk
mengobati borok, bisul, koreng, demam, darah kotor dan frambusia. Zat yang
berfungsi sebagai antikuman pada daun katuk diduga adalah tannin dan flavonoid.
Tannin bersifat toksis terhadap fungi berfilamen, bakteri maupun ragi.

Minyak atsiri pada serai mengandung α- citral, β-citral, genariol, myrcene, nerol,
citronellal, terpinolen, geranil asetat, linalool, terpinol, metilheptenon, borneol,
linalil asetat, limonene, dan linalool isobutirat.

III.2 Saran
Tanaman obat di Indonesia masih banyak penulis berharap kepada pembaca untuk
tidak terpaku pada makalah ini.

20
DAFTAR PUSTAKA

Agustal, A., M. Harapini dan Chairul. 1997. Analisis kandungan kimia


ekstrak daun katuk (Sauropus androgynus (L) Merr) dengan GCMS. Warta
Tumbuhan Obat, 3 (3): 31-33.
Arifin, Nasrullah Bai. dkk. 2017. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Jarak
Pagar (Jatropha curcas Linn) pada Vibrio Harveyi dan Aeromonas hydrophila.
Jurnal Perikanan Universitas Gajah Mada 19 (1): 11-16.
Bustanussalam. dkk. 2015. Efektivitas Antibakteri Ekstrak Daun Sirih (Piper
Betle Linn) Terhadap Staphylococcus Aureus. Fitofarmaka, Vol (5): 58.
Fitria, Triola. dan Saputra, Oktadoni. 2016. Khasiat Daun Seledri Terhadap
Tekanan Darah Tinggi Pada Pasien Hiperkolestrolemia Majority. Vol. (5): 122.
Handayani, Aisyah. 2015. Pemanfaatan tumbuhan berkhasiat obat oleh
masyarakat sekitar Cagar Alam Gunung Simpang, Jawa Barat. PROS SEM NAS
MASY BIODIV INDON. Vol. (1): 1425-1432.
Herlina, Nina. 2019. Inventarisasi Jenis Tumbuhan Berkhasiat Obat Di Zona
Rehabilitasi Blok Pasir Batang Taman Nasional Gunung Ciremai. Kuningan:
Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan.
Nasution, Abdillah Imron. dan Rahmania, Nur. (2017). 55 Konsentrasi
Hambat Dan Bunuh Minimum Ekstrak Serai (Cymbopogon Citratus) Terhadap
Candida Albicans. Cakradonya Dent J 2017; 9(1):55-61.
Shan, Chu Yuan. dan Iskandar, Yopi. 2017. Studi Kandungan Kimia Dan
Aktivitas Farmakologi Tanaman Kunyit. Farmaka, Vol. (16): 547.

Sukma, D. 2016. Sehat Tanpa Obat Dengan Bawang Merah Dan Bawang
Putih. Yogyakarta: Rapha Publishing.

Trishadi, R. 2016. Pestisida Nabati Ramah Lingkungan Untuk


Mengendalikan Hama Dan 10 Penyakit Tanaman. Probolinggo: Dinas Perkebunan
Dan Perhutanan.

21

Anda mungkin juga menyukai