Anda di halaman 1dari 13

TUGAS INDIVIDU

“ OBAT HERBAL TERGOLONG JAMU, OBAT HERBAL TERBATAS, DAN OBAT


FITOFARMAKA DAN DISERTAI MONOGRAFI “

Mata Kuliah : Farmakologi Dasar

Dosen : Miranty H. Kadji, S.Farm.,Apt

DISUSUN OLEH :

NAMA : PATRICHIA VERONIKA MARCUS

NIM : 19 18 00 60

SEMESTER : II
AKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT TK III MANADO

T.A 2019/2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena berkat rahmat dan karuniaNyalah,
penulisan makalah dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunya. Adapun penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas makalah yang berjudul “OBAT HERBAL TERGOLONG JAMU, OBAT HERBAL TERBATAS,
DAN OBAT FITOFARMAKA DAN DISERTAI MONOGRAFI” tepat pada waktunya.

Sudah sejak ribuan tahun yang lalu pengobatan tradisional dengan penggunaan tanaman obat atau herbal telah
ada di Indonesia. Hal ini didukung dengan kondisi bangsa Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau dan tersedianya
tanaman yang demikian banyak

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah FARMAKOLOGI
DASAR. Saya mengucapkan terimakasih kepada Ibu. MIRANTI H. KADJI selaku dosen Farmakologi
Dasar yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya, penulis menulis menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna. Kritik dan saran dari pembaca
untuk kesempurnaan makalah ini di masa akan dating sangat penulis harapkan. Terima kasih.

Manado, 06 April 2020

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................

KATA PENGANTAR.....................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................

B. Rumusan Masalah......................................................................................

C. Tujuan..........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian obat yang tergolong Jamu......................................................

B. Pengertian Obat Herbal............................................................................

C. Pengertian Obat Fotofarmaka...................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................

B. Saran............................................................................................................
DAFTAR PUSTAK

A. Kesimpulan ..............................................................................................

B. Saran............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Obat tradisional merupakan warisan budaya bangsa yang perlu terus dilestarikan dan dikembangkan untuk
menunjang pembangunan kesehatan sekaligus untuk meningkatkan perekonomian rakyat. Obat tradisional ini tentunya
sudah diuji bertahun-tahun bahkan berabad-abad sesuai dengan perkembangan kebudayaan bangsa Indonesia,
(Notoatmodjo, 2007).
Penelitian obat tradisional Indonesia mencakup penelitian obat herbal tunggal maupun dalam bentuk ramuan. Jenis
penelitian yang telah dilakukan selama ini meliputi penelitian budidaya tanaman obat, analisis kandungan kimia, toksisitas,
farmakodinamika, formulasi dan uji klinik. Tanaman obat dan obat tradisional yang akan digunakan dalam pelayanan
kesehatan harus memenuhi persyaratan mutu dan memiliki bukti ilmiah atas khasiat dan keamananya, merupakan
ketentuan universal yang dimiliki hampir di setiap negara (Ardianto, 2011).
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan oleh Yayasan Stroke Indonesia tahun 2012, masalah stroke semakin
penting

dan mendesak karena kini jumlah penderita stroke di Indonesia terbanyak dan menduduki urutan pertama di Asia.
Jumlah penderita atau kematian yang disebabkan oleh stroke menduduki urutan kedua pada usia di atas 60 tahun dan urutan
kelima pada usia 15-59 tahun (Nabyl, 2012).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, bahwa penyakit stroke mengalami peningkatan prevalensi
dari 8,3% pada tahun
2007 meningkat menjadi 12,1% pada tahun 2013. Meningkatnya jumlah prevalensi penyakit stroke seiring
dengan bertambahnya umur (Badan Litbang Kes, 2013).
Berdasakan hasil penelitian Ratnasari (2014) tentang gambaran keluarga dalam memutuskan tindakan kesehatan
pada keluarga dengan stroke berulang dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dalam pengambilan
keputusan untuk berobat ulang ke Puskesmas Ciputat Timur antara lain kondisi pasien, persepsi terhadap pelayanan
kesehatan, pengalaman partisipan dan keluarga, informasi dari orang lain serta perasaan partisipan.
Berdasarkan hasil survei pendahuluan, peneliti memperoleh data jumlah pengunjung yang berobat di Rumah Riset
Jamu Hortus Medicus diperoleh data kunjungan pasien stroke pada tahun 2012 dengan urutan ke-20 sebesar 0,76%,
meningkat pada tahun 2013 menjadi urutan ke-8 sebesar 2,65%. Penyakit stroke masuk dalam 15 besar penyakit
tertinggi yang setiap tahunnya meningkat (Laporan Tahunan RRJ Hortus Medicus
2012 dan 2013).
Hal tersebut menjadi pendorong atau latar belakang untuk penulis melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan kunjungan ulang pasien stroke untuk berobat, karena stroke merupakan penyakit degeneratif yang
banyak diderita oleh masyarakat di kota maupun di desa. Pengobatan secara medis di Rumah Sakit memerlukan banyak
biaya dan mahal, selain itu obat medis di Rumah Sakit mengandung bahan kimiawi yang dapat memicu
timbulnya penyakit lain dalam tubuh manusia.
B. Rumusan masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan obat bebas terbatas?


2. Berdasarkan pada tanda peringatan apa saja obat tersebut?
3. Bagaimana Monografi masing-masing obat tersebut?

A. Tujuan

1 Agar setiap mahasiswa Keperawatan dapat mengerti tentang definisi dari obat herbal, baik secara umum maupun
secara khusus.
2 Dapat menggolongkan obat menurut UU Kesehatan.
3 Dapat mengetahui apa saja bahan sumber obat herbal.
4 Dapat menjelaskan dan menyebutkan contoh sediaan obat herbal.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Obat yang tergolong Jamu

Jamu adalah sebutan untuk obat tradisional dari Indonesia. Belakangan populer dengan sebutan herba atau
herbal.

Jamu dibuat dari bahan-bahan alami, berupa bagian dari tumbuhan seperti rimpang (akar-akaran), daun-daunan, kulit
batang, dan buah. Ada juga menggunakan bahan dari tubuh hewan, seperti empedu kambing, empedu ular, atau tangkur
buaya. Seringkali kuning telur

ayam kampung juga dipergunakan untuk tambahan campuran pada jamu gendong.

Jamu biasanya terasa pahit sehingga perlu ditambah madu sebagai pemanis agar rasanya lebih dapat ditoleransi
peminumnya. Bahkan ada pula jamu yang ditambah dengan anggur. Selain sebagai pengurang rasa pahit, anggur juga
berfungsi untuk menghangatkan tubuh.

Secara umum jamu dianggap tidak beracun dan tidak menimbulkan efek samping. Khasiat jamu telah teruji oleh
waktu, zaman dan sejarah, serta bukti empiris langsung pada manusia selama ratusan tahun (Winarmo, 1997).

Secara umum, jamu adalah sebutan untuk obat tradisional dari Indonesia. Nah, obat tradisional ini, oleh Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dibagi lagi menjadi 3 macam, yaitu Jamu, Obat Herbal Terstandar (OHT), dan
Fitofarmaka.

Jamu adalah obat dari bahan alam yang khasiatnya belum dibuktikan secara ilmiah, dengan kata lain, belum
mengalami uji praklinik maupun uji klinik, namun khasiatnya dipercaya oleh orang berdasarkan pengalaman. Apa itu
uji praklinik dan klinik? Uji praklinik adalah uji yang dilakukan pada hewan uji untuk mengetahui keamanan dan
khasiat obat pada hewan. Sedangkan uji klinik adalah uji pada manusia untuk mengetahui keamanan dan khasiat obat
pada manusia. Uji klinik hanya dilakukan jika obat telah lolos uji praklinik. Dalam sediaan jamu, bahan baku yang
digunakan pun belum mengalami standarisasi karena masih menggunakan seluruh bagian tanaman.
OBAT YANG TERGOLONG JAMU :

1. Tolak Angin

Tolak Angin adalah obat herbal yang dibuat dengan komposisi bahan-bahan alami yang aman. Obat tolak
angin digunakan untuk mengatasi masuk angin dan keluhan lain yang terkait.

Ada beberapa jenis tolak angin yang telah beredar di pasaran. Beberapa jenis tolak angin yang ada di
antaranya obat tolak angin anak, tolak angin cair, tolak angin flu, tolak angin bebas gula, dan tolak angin tablet.
Mari kita mengenal lebih jauh tentang obat tolak angin.

Baca terus untuk mengetahui lebih lanjut tentang obat tolak angin termasuk informasi tentang indikasi tolak
angin, kontraindikasi tolak angin, bentuk sediaan tolak angin, manfaat tolak angin, dosis tolak angin, dan efek
samping tolak angin.

 Nama: Tolak Angin
 Kelas Terapi: Obat atau suplemen daya tahan tubuh
 Monografi Obat: Bahan-bahan alami kombinasi sesuai dengan jenisnya

 Indikasi Tolak Angin

Obat tolak angin yang memiliki beberapa jenis memiliki indikasi khusus yang berbeda. Obat tolak angin bisa
diberikan kepada anak-anak yang sedang mengalami gejala masuk angin seperti pusing, mual, perut kembung,
meriang, perut mulas, dan tenggorokan kering.

Tolak angin anak juga bisa diberikan sebelum anak terkena masuk angin guna meningkatkan daya tahan
tubuhnya sehingga kondisi masuk angin bisa dicegah. Anak-anak yang mabuk perjalanan bisa diberikan tolak
angin anak. Pada tolak angin cair, tolak angin flu, dan tolak angin tablet, pemberian bisa dilakukan kepada orang
dewasa yang sedang terkena flu ringan dan masuk angin. Selain itu, obat tolak angin cair dan flu juga bisa
digunakan dengan tujuan untuk memelihara daya tahan tubuh.
Ada jenis tolak angin bebas gula yang memiliki indikasi yang sama dengan tolak angin jenis lainnya yaitu bisa
diberikan kepada pasien dengan keluhan gejala masuk angin seperti mual, kembung, meriang, pusing, dan
lainnya. Pemberian tolak angin bebas gula juga bisa untuk pasien yang ingin menjaga daya tahan tubuh.

 Kontraindikasi Tolak Angin

Obat tolak angin yang sebenarnya bisa juga dikatakan sebagai suplemen karena bisa untuk memelihara dan
meningkatkan daya tahan tubuh, tidak memiliki kontraindikasi yang banyak. Kontraindikasi tolak angin untuk
semua jenis dimiliki oleh wanita hamil.

Ibu hamil sebaiknya menghindar dari meminum obat tolak angin jenis apa pun. Pada anak di bawah usia 2
tahun, pemberian obat tolak angin anak sekali pun tidak bisa dilakukan. Orang dewasa yang memiliki gangguan
ginjal juga tidak bisa menggunakan obat tolak angin.

 Bentuk Sediaan Tolak Angin

Obat tolak angin memiliki beberapa jenis bentuk sediaan. Bentuk sediaan tolak angin yang sangat akrab
dikenal oleh masyarakat adalah berupa cairan seperti sirup namun dikemas di dalam kemasan plastik sachet. Ada
juga bentuk sediaan tolak angin dengan bentuk tablet.

Pada umumnya, tolak angin mengandung bahan-bahan alami dengan kandungan yang hampir sama. Mengutip
dari situs resmi Sido muncul sebagai produsen tolak angin, bahan-bahan alami tersebut di antaranya adalah:

 Foeniculi Fructus (Adas)


 Isorae Fructus (Kayu Ules)
 Caryophylli Folium (Daun Cengkeh)
 Zingiberis Rhizoma (Jahe)
 Menthae arvensitis Herba (Daun Mint)
 Bubali Cornu Extract (Kayu Manis)
 Mel depuratum (Madu)

Pada tolak angin flu dan tolak angin bebas gula terdapat kandungan tambahan lain yaitu seperti Oryza

Pada tolak angin cair, tolak angin flu, dan tolak angin tablet, pemberian bisa dilakukan kepada orang dewasa
yang sedang terkena flu ringan dan masuk angin. Selain itu, obat tolak angin cair dan flu juga bisa digunakan dengan
tujuan untuk memelihara daya tahan tubuh.

Sativa (beras), Amomi Fructus (Kapulaga), Myristicae Semen (Pala), Centellae Herba (Pegagan), Parkiae
Semen (Biji Kedawung), Usneae Thallus (Kayu Angin), Valerianae Radix (Valerian), Echinacea, Panax Radix
(Ginseng), dan Royal Jelly.

 Manfaat Tolak Angin
Ada beberapa manfaat tolak angin yang bisa Anda dapatkan. Manfaat tolak angin yang utama adalah untuk
mengatasi masuk angin beserta gejalanya seperti pusing, mual, perut kembung, mulas, meriang, dan tenggorokan
kering.

Manfaat tolak angin lainnya juga bisa mencegah masuk angin yaitu dengan menjaga dan meningkatkan
sistem kekebalan tubuh. Ada jenis tolak angin yang bermanfaat untuk mengatasi mabuk perjalanan. Tolak angin
anak, tolak angin flu dan tolak angin cair bermanfaat untuk mengatasi flu ringan.

 Dosis Tolak Angin

Meskipun bukan obat keras, pengonsumsian tolak angin juga harus sesuai dengan dosis. Dosis tolak angin
anak adalah sebanyak 1 sacher per hari. Pada tolak angin cair, dosisnya adalah seabnyak 2 sacher per hari sealam
7 hari.

Dosis tolak angin flu adalah 1 sachet sebanyak 3-4 x sehari. Tolak angin bebas gula memiliki dosis 3 sachet
sehari untuk pengobatan dan 1 sachet sehari untuk pemeliharaan. Dosis tolak angin tablet adalah 1 tablet
sebanyak 3 – 4 kali sehari untuk pengobatan dan 1 tablet per hari untuk pemeliharaan.

 Efek Samping Tolak Angin

Tolak angin memang tidak memiliki efek samping yang berat selama digunakan dengan tepat dan sesuai dosis
yang dianjurkan. Akan tetapi, ada efek samping tolak angin pada jenis tolak angin flu. Efek samping tolak angin flu
bisa menyebabkan rasa kantuk. Hal ini dikarenakan terdapat kandungan valerian di dalamnya.

B. Obat Herbal Standart

Obat herbal terstandar adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara
ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah di standarisasi. Mungkin Anda ingat iklan Tolak Angin yang
dibintangi oleh dr. Laula Kamal yang dikatakan telah di uji pra-klinik di laboratorium beberapa universitas. Tentang
pembagian jamu, OHT, dan fitofarmaka

Obat yang tergolong OHT


Obat Diapet

Diapet kapsul adalah obat diare yang berfungsi untuk memadatkan feses yang cair dan mengurangi rasa
mulas. Diapet mengandung daun jambu biji 240 mg dan termasuk golongan obat herbal yang dapat dibeli secara
bebas.

Monografi Obat

Indikasi : Mengobati mencret dan diare, memadatkan kembali feses yang cair, serta mengatasi rasa mulas.

Komposisi : Psidii guajavae folium (daun jambu biji) 240 mg, curcumae domesticae rhizoma (rimpang kunyit) 204
mg, terminalia chebulae fructus (buah mojokeling) 84 mg, punicae granati pericarium (kulit buah delima) 72 mg.

Dosis Obat : Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

Dewasa: 2 x 2 kapsul/hari

Anak: 2 x 2 kapsul/hari

Untuk pengobatan diare akut: 2 x 2 kapsul/jam

Aturan Pakai : Berikan sesudah makan.

Kontraindikasi : Anak di bawah 5 tahun.

Perhatian Khusus :Hindari makanan atau minuman yang asam dan pedas selama belum sembuh.

C. Pengertian Obat Fitofarmaka

Fitofarmaka adalah obat dari bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan
uji praklinik dan uji klinik. Bahan baku dan produk jadinya juga telah distandardisasi.
FITOFARMAKA adalah obat tradisional yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah melalui
tahapan uji praklinis (pada hewan uji) dan uji klinis (pada manusia), serta bahan baku berikut produk jadinya telah
distandarisasi. Obat tradisional golongan fitofarmaka memiliki penandaan berupa logo jari-jari daun membentuk
bintang yang terletak dalam lingkaran dengan tulisan fitofarmaka.
OBAT YANG TERGOLONG Fitofarmaka :

1. Stimuno

adalah obat untuk membantu merangsang tubuh memproduksi lebih banyak antibodi dan mengaktifkan
sistem kekebalan tubuh agar daya tahan tubuh bekerja optimal. Obat ini merupakan golongan obat fitofarmaka.
Stimuno mengandung zat aktif ekstrak tanaman Phyllanthus niruri L.

Indikasi Obat : Membantu merangsang tubuh memproduksi lebih banyak antibodi dan mengaktifkan sistem
kekebalan tubuh agar daya tahan tubuh bekerja optimal. Juga menghindari penyakit seperti tuberkulosis, infeksi
saluran napas atas, infeksi hepatitis B kronis, infeksi herpes zoster, infeksi varicella pada anak-anak dan
kandidiasis vagina.

Komposisi Obat : Tiap 5 ml: Ekstrak tanaman Phyllanthus niruri L. 25 mg.

Dosis : Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

Dewasa: 2 sendok takar (10 ml) sebanyak 3 kali/hari.


Anak-anak 1 tahun ke atas: 1 sendok takar (5 ml) sebanyak 3 kali/hari.

Untuk mendapat hasil efektif, stimuno harus dikonsumsi secara teratur selama sebulan atau lebih.

Aturan Pakai : Sebaiknya dikonsumsi bersamaan dengan makanan.

Efek Samping : Dengan formulasi dan dosis yang digunakan, belum ada efek samping yang pernah dilaporkan.

Kontraindikasi : Pasien yang alergi terhadap ekstrak Phyllanthus niruri L. dan pasien dengan penyakit autoimun.

Perhatian Khusus : Wanita hamil, Ibu menyusui.

Interaksi Obat : Stimuno memiliki fungsi bersinergi dengan obat antimikroba, yaitu untuk mempercepat dan
memperkuat efek terapi infeksi mikroba.

A.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Obat Herbal merupakan tanaman atau tumbuhan yang mempunyai kegunaan atau nilai lebih dalam pengobatan. Dengan
kata lain, semua jenis tanaman yang mengandung bahan atau zat aktif yang berguna untuk pengobatan bisa digolongkan
sebagai herbal. Herbal kadang-kadang disebut juga sebagai tanaman obat, sehingga dalam perkembangannya dimasukkan
sebagai salah satu bentuk pengobatan alternatif.
Pengobatan Herbal masih banyak yang harus di teliti lebih lanjut, dikarenankan kebanyakan dari penelitian herbal secara
medis belum banyak yang melibatkan percobaan terhadap tubuh manusia.

B. Saran
Saya tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan.
Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari
para pembaca

Anda mungkin juga menyukai