Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

S O P ( Memberikan Suntikan Intravena )

Dosen pengampu :

Vonny yessy mewo, S.kep. Ns

Disusun oleh :

Nama : Patrichia Veronika Marcus

NIM : 19 18 00 60

Tk/Sem : I/II

Akademi keperawatan Rumkit Tk.III MANADO

T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan tuntunan rahmatnya saya dapat menyelesaikan
pembuatan S O P dalam bentuk Makalah ini dengan judul “ Memberikan Suntikan Intravena”. Makalah ini di buat
untuk memenuhi salah satu tugas dalam praktek keperawatan Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca dalam memperkaya ilmu.

Manado, 18 Juli 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................   
KATA PENGANTAR........................................................................................   
DAFTAR ISI.......................................................................................................   
BAB I. PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang................................................................................................
B.  Tujuan............................................................................................................   
C.  Rumusan masalah...........................................................................................  
D. Metode penulisan.............................................................................................  

BAB II. PEMBAHASAN


A.  Definisi Pemberian Obat Intravena....................................................................
B.  Pemberian Obat Secara Intravena....................................................................  
BAB III. PENUTUP
3.1   Kesimpulan...................................................................................................   
3.2   Saran............................................................................................................   
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemberian cairan intravena merupakan pemberian cairan melalui alat intravena untuk memenuhi kebutuhan
cairan dan elektrolit, obat-obatan, pemantauan hemodinamik, serta mempertahankan fungsi jantung dan ginjal
(Schaffer, dkk, 2004). Pasien yang mendapat cairan intravena di rumah sakit mencapai 50% dari total seluruh
pasien yang dirawat setiap tahunnya (Schaffer, dkk, 2006). Penggunaan alat intravaskuler banyak menimbulkan
komplikasi lokal maupun sistemik (Smeltzer & Bare, 2001). Kondisi yang sering ditemukan adalah flebitis. Flebitis
merupakan daerah bengkak, kemerahan, panas, dan nyeri pada kulit sekitar tempat kateter intravaskular
dipasang yang terjadi pada kulit bagian luar (Tietjen, dkk, 2004). Flebitis merupakan inflamasi vena yang
disebabkan baik oleh iritasi kimia maupun mekanik (Smeltzer & Bare, 2004) . Insiden flebitis banyak dijumpai
seiring banyaknya pasien yang mendapatkan terapi cairan intravena (Schaffer, dkk, 2006). Di Indonesia belum
ada angka yang pasti tentang prevalensi flebitis pada pasien yang mendapat terapi intravena, angka standar
flebitis yang direkomendasikan oleh INS (Infusion Nurses Society) adalah 5% (INS, 2008
        Pemberian cairan intravena (intravenous fluids infusion) adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh,
melalui jarum , ke dalam pembuluh vena ( pembuluh balik ) untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat
makanan dari tubuh.
B.     TUJUAN
          Pemberian obat dengan cara intravena bertujuan untuk :
1.       Mendapat reaksi yang lebih cepat, sehingga sering digunakan pada pasien yang sedang gawat darurat.
2.      Menghindari kerusakan jaringan·
3.       Memasukkan obat dalam volume yang lebih besar.

C . Rumusan masalah
1.      Apa tujuan Pemberian cairan intravena?
2.      Bagaimana caranya memberikan cairan intravena?
3.      Bagaimana tempat-tempat pemberian obat?

D.    Metode penulisan
    Penulisan karya tulis ini menggunakan metode literatur yaitu penulis membaca dan mencari informasi dari buku maupun
internet.

.       
BAB II
PEMBAHASAN
A.        Definisi Pemberian Obat Secara Parenteral
         Pemberian obat secara parenteral merupakan pemberian obat melalui injeksi atau infuse. Sediaan parenteral merupakan
sediaan steril. Sediaan ini diberikan melalui beberapa rute pemberian, yaitu Intra Vena (IV), Intra Spinal (IS), Intra Muskular
(IM), Subcutaneus (SC), dan Intra Cutaneus (IC). Obat yang diberikan secara parenteral akan di absorbs lebih banyak dan
bereaksi lebih cepat dibandingkan dengan obat yang diberikan secara topical atau oral. Perlu juga diketahui bahwa pemberian
obat parenteral dapat menyebabkan resiko infeksi.
       Resiko infeksi dapat terjadi bila perawat tidak memperhatikan dan melakukan tekhnik aseptic dan antiseptic pada saat
pemberian obat. Karena pada pemberian obat parenteral, obat diinjeksikan melalui kulit menembus system pertahanan kulit.
Komplikasi yang seringv terjadi adalah bila pH osmolalitas dan kepekatan cairan obat yang diinjeksikan tidak sesuai dengan
tempat penusukan sehingga dapat mengakibatkan kerusakan jaringan sekitar tempat injeksi.
Pada umumnya pemberian obat secara parenteral di bagi menjadi 4, yaitu :
a. Pemberian Obat Via Jaringan Intra Kutan                                                                 
b. Pemberian Obat Via Jaringan Subkutan
c. Pemberian Obat Via Intra Vena : Intra Vena Langsung dan tak langsung
d. Pemberian Obat Via Intramuskular

B .    LOKASI
1.    Pada lengan (vena basilika dan vena sefalika )
2.       Pada tungkai ( vena safena )
3.       Pada leher ( vena jugularis )
4.       Pada kepala ( vena frontalis atau vena temporalis)
C.    INDIKASI PEMBERIAN OBAT MELALUI  INTRAVENA
Indikasi pemberian obat melalui intravena:
1.      Pada seseorang dengan penyakit berat ,pemberian obat melalui intravena langsung masuk ke dalam jalur
peredaran darah.
2.      Pasien tidak dapat minum obat karena muntah, atau memang tidak dapat menelan obat ( ada sumbatan
disaluran cerna atas ).
3.       Kesadaran menurun dan beresiko terjadi aspirasi ( tersedak-obat masuk ke pernapasan ), sehingga
pemberian melalui jalur lain dipertimbangkan.
4.       Kadar puncak obat dalam darah perlu segera dicapai, sehingga diberikan melalui injeksi bolus(suntikan
langsung pembuluh balik/vena). Peningkatan cepat konsentrasi obat dalam darah tercapai.
D.     KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
  a.  Kelebihan
        Obat yang diberikan melalui jalur intravena sangat cepat bereaksi karena obat tersebut      langsung masuk
ke dalam sirkulasi darah pasien.
   b.   Kekurangan
   1.  Inflamasi ( bengkak ,nyeri, demam ) dan infeksi di lokasi pemasangan   infuse
   2.  Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan digunakan untuk          pemasangan
fistula arteri-vena ( A-V shunt ) pada tindakan hemodialisis ( cuci darah ).
   3.  Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang aliran darahnya                  lambat
misalnya pembuluh darah vena di tungkai dan kaki
E.  ALAT DAN BAHAN
        Persiapan peralatan untuk pemberian obat intravena:
1.       Buku catatn pemberian obat
2.      Kapas alcohol
3.       Sarung tangan sekali pakai
4.      Obat yang sesuai
5.      Spuit 2-5 ml dengan ukuran 21-25, panjang jarum 1,2 inci6
6.       Bak spuit
7.       Baki obat
8.       Plester
9.      Bengkok
10.  Perlak pengalas
11.  Pembendung vena (toniket)
12.  Kasa steril
13.   Betadin
F.    PROSEDUR KERJA
1.      Pemberian obat intravena langsung.
            a.  Cuci tangan
            b.  Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
       c.  Bebaskan daerah yang disuntik dengan cara membebaskan daerah yang  dilakukan penyuntikan dari
pakaian dan apabila tertutup buka atau ke ataskan.
       d.  Ambil obat dalam tempatnya dengan spuit sesuai dengan dosis yang akan diberikan. Apabila obat
berapa dalam bentuk sediaan bubuk,maka larutkan dengan pelarut(aquades steril)
           e.  Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan dilakukan penyuntikan.
           f.  Kemudian tempatkan obat yang telah diambil pada bak injeksi.
           g.  Desinfeksi dengan kapas alcohol.
           h.  lakukan pengikatan dengan karet pembendung(torniquet) pada bagian atasi.
           I.   daerah yang akan dilakukan pemberian obat atau tegangkan dengan tangan/minta bantuan atau
membendung di atas vena yang akan dilakukan penyuntikan.
           j.   Ambil spuit yang berisi obat.
           k.  Lakukan pemasukan dengan lubang menghadap ke atas dengan memasukkan ke pembuluh darah.
       L.  Lakukan aspirasi bila sudah ada darah ,lepaskan karet pembendung dan  langsung  semprotkan obat
hingga  habis.  
         m.  Setelah selesai ambil spuit dengan menarik dan lakukan penekanan pada  daerah penusukkan  dengan
kapas alkohol, dan spuit yang telah digunakan letakkan ke dalam bengkok.
         n.    Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat.
        o.   Cuci tangan.
        p.   Dokumentasi

A . Pemberian Obat Via Intra Vena :


Pemberian Obat Via Jaringan Intra Vena langsung
1. Pengertian
     Cara memberikan obat pada vena secara langsung. Diantaranya vena mediana kubiti/vena cephalika (lengan), vena
sephanous (tungkai), vena jugularis (leher), vena frontalis/temporalis (kepala).
2. Tujuan
pemberian obat intra vena secara langsung bertujuan agar obat dapat bereaksi langsung dan masuk ke dalam pembuluh
darah.
3. Hal-hal yang diperhatikan
a. setiap injeksi intra vena dilakukan amat perlahan antara 50 sampai 70 detik lamanya.
4. Tempat injeksi harus tepat kena pada daerha vena.
5.  Jenis spuit dan jarum yang digunakan.
6.  Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
7.  Kondisi atau penyakit klien.
8.  Obat yang baik dan benar.
9.  Pasien yang akan di injeksi adalah pasien yang tepat dan benar.
10.  Dosis yang diberikan harus tepat.
11.  Cara atau rute pemberian obat melalui injeksi harus benar.
B .Indikasi dan kontra indikasi
 indikasi : biasa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk

diberikan obat secara oral dan steril.


 kontra indikasi : tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau menimbulkan endapan dengan protein atau butiran

darah.
 Alat dan bahan

 a. Daftar buku obat/catatan dan jadual pemberian obat.


 b. Obat dalam tempatnya.
 c. Spuit sesuai dengan jenis ukuran
d.  Kapas alcohol dalam tempatnya.
e.  Cairan pelarut (aquades).
f.  Bak injeksi.
g. Bengkok.
h.  Perlak dan alasnya.
i. Karen pembendung.
6. Prosedur kerja
a. cuci tangan.
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
c.  Bebaskan daerah yang akan disuntik dengan cara membebaskan pakaian pada daerah penyuntikan, apabila tertutup, buka
dan ke ataskan.
d.  Ambil obat pada tempatnya sesuai dosi yang telah ditentukan. Apabila obat dalam bentuk sediaan bubuk, maka larutkan
dengan aquades steril.
f. Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan dilakukan injeksi.
g. Tempatkan obat yang telah di ambil ke dalam bak injeksi.
h. Desinfeksi dengan kapas alcohol.
i. Lakukan pengikatan dengan karet pembendung pada bagian atas daerah yang akan dilakukakn pemberian obat atau minta
bantuan untuk membendung daerah yang akan dilakukan penyuntikan dan lakukan penekanan.
j. Ambil spuit yang berisi obat.
k. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan memasukkan ke pembuluh darah.
l. Lakukan aspirasi, bila sudah ada darah lepaskan karet pembendung dan langsung semprotkan hingga habis.
m. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik secara perlahan-lahan dan lakukan masase pada daerah penusukan dengan kapas
alcohol, spuit yang telah digunakan di masukkan ke dalam bengkok.
n. Catat hasil pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat.
o. Cuci tangan.
 Pemberian Obat Via Jaringan Intra Vena Secara tidak Langsung.
 Pengertian

   Merupakan cara memberikan obat dengan menambahkan atau memasukkan obat ke dalam wadah cairan intra vena.
     
2. Tujuan
               pemberian obat intra vena secara tidak langsung bertujuan untuk meminimalkan efek samping dan mempertahankan
kadar terapeutik dalam darah.
A . Hal-hal yang perlu diperhatikan
 injeksi intra vena secara tidak langsung hanya dengan memasukkan cairan obat ke dalam botol infuse yang telah di pasang

sebelumnya dengan hati-hati.


.      Jenis spuit dan jarum yang digunakan.
.       Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
.       Obat yang baik dan benar.
.       Pasien yang akan di berikan injeksi tidak langsung adalah pasien yang tepat dan benar.
.       Dosis yang diberikan harus tepat.
.       Cara atau rute pemberian obat melalui injeksi tidak langsung harus tepat dan benar.
B . Indikasi dan kontra indikasi
1. indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk
diberikan obat secara oral dan steril.
2. kontra indikasi : tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau menimbulkan endapan dengan protein atau butiran
darah.
H. Alat dan bahan
a. Spuit dan jarum sesuai ukuran
b. Obat dalam tempatnya.
c. Wadah cairan (kantung/botol).
d. Kapas alcohol dalam tempatnya..
6. Prosedur kerja
a. cuci tangan.
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
c. Periksa identitas pasien dan ambil obat dan masukkan ke dalam spuit.
d. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantung. Alangkah baiknya penyuntikan pada kantung infuse ini dilakukan pada
bagian atas kantung/botol infuse.
e. Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol pada kantung/botol dan kunci aliran infuse.
f. Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga menembus bagian tengah dan masukkan obat secara
perlahan-lahan ke dalam kantong/botol infuse/cairan.
g. Setelah selesai, tarik spuit dan campur larutan dengan membalikkan kantung cairan dengan perlahan-lahan dari satu ujung
ke ujung yang lain.
h. Ganti wadah atau botol infuse dengan cairan yang sudah di injeksikan obat di dalamnya. Kemudian gantungkan pada tiang
infuse.
h. Periksa kecepatan infuse.
i. Cuci tangan
j. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu dan dosis pemberian.
.     Gambar Injeksi Intra Vena :
.       Daerah Penyuntikan :
       Pada Lengan (v. mediana cubiti / v. cephalika)
.       Pada Tungkai (v. Spahenous)
       Pada Leher (v. Jugularis)

.      Pada Kepala (v. Frontalis atau v. Temporalis) khusus pada anak – anak
2.      Pemberian obat intravena tidak langsung( via wadah )
        a.   Cuci tangan
        b.    Jelaskan prosedur yang ingin dilakukan
        c.·  Periksa identitas pasien dan ambil obat kemudian masukkan ke dalam spuit.
        d.   Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantong.
e.   Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol dan stop aliran.
f·    Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuiti hingga menembus bagian tengah dan  masukkan
obat perlahan-lahan ke dalam kantong/wadah c:airan.
g·   Setelah selesai tarik spuit dan campur larutan dengan membalikkan kantong cairan dengan  perlahan-
lahan dari satu ujung ke ujung lain.
h.  Periksa kecepatan infus.
i·   Cuci tangan.
j·   Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat.
3.      Pemberian obat intravena melaui selang.
a·  Cuci tangan
b·  Jelaskan prosedur yang ingin dilakukan
c.  Periksa identitas pasien dan ambil obat kemudian masukkan ke dalam spuit.
d.  Cari tempat penyuntikan obat pada daerah selanh intravena.
f.  Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol dan stop aliran.
g.  Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga menembus bagian tengah dan masukkan
obat perlahan ke dalam selang intravena.
i.  Perisa kecepatan infuse dan observasi reaksi obat.
j.  Cuci tangan
h.  Setelah selesai tarik spuit.
k.  Catat obat yang telah diberikan dan dosisnya.
H.    HAL – HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SELAMA PEMBERIAN OBAT
a.  Obat-obat suntikan yang diberikan harus sesuai dengan program pengobatan.
b.  Sebelum menyiapkan obat suntikan bacalah dengan teliti petunjuk pengobatan yang ada dalam catatan
medic atau status pasien, yaitu nama obat, dosis, waktu  dan cara pemberiannya.
c.  Pada waktu menyiapkan obat, bacalah dengan teliti label dari tiap-tiap obat.
d.  Perhatikan teknik septic dan antiseptiknya.
e.  Spuit dan jarum suntik tidak boleh digunakan untuk menyuntik pasien yang lain sebelum  disterilkan .
f.  Spuit yang retak atau bocor dan jarum suntik yang sudah tumpul, berkarat, atau ujungnya bengkok tidak
boleh dipakai lagi.
       g.  Memotong ampul-ampul harus dilakukan secara hati-hati, agar tidak melikai tangan dan pecahannya tidak
masuk ke dalam obat.
h.  Pasien yang telah mendapat suntikan harus diawasi untuk beberapa waktu sebab  ada kemungkinan timbul
reaksi alergi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
      Obat dapat diberikan dengan berbagai cara disesuaikan dengan kondisi pasien, diantaranya : intra vena. Dalam pemberian
obat ada hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu indikasi dan kontra indikasi pemberian obat. Sebab ada jenis-jenis obat tertentu
yang tidak bereaksi jika diberikan dengan cara yang salah.
       Pemberian obat dilakukan pada pasien yang membutuhkan pencegahan dan pengobatan dari suatu masalah
kesehatan yang dihadapinya.                         
       Dalam pemberian obat baik melalui oral, topikal,intravena,dan laila-lain, seorang perawat perlu memperhatikan
aturan pemakaiannya. Karena jika tidak. Maka akan terjadi masalah yang baru bagi pasien. Yang terpenting
adalah perawat mengerti dan paham dengan lima prinsip benar dalam pemberian obat. Yaitu benar obat, benar
dosis, benar pasien, benar rute, dan benar waktu.

B. Saran
      Setiap obat merupakan racun yang yang dapat memberikan efek samping yang tidak baik jika kita salah menggunakannya.
Hal ini tentunya dapat menimbulkan kerugian bahkan akibatnya bias fatal. Oleh karena itu, kita sebagai perawat kiranya harus
melaksanakan tugas kita dengan sebaik-baiknya tanpa menimbulkan masalah-masalah yang dapat merugikan diri kita sendiri
maupun orang lain.

Anda mungkin juga menyukai