Disusun oleh
Kelompok 3
Amay Aria 130317450
Bayu Tri Harryana 130317454
Iwan Setiawan 130317460
Marjaya 130317464
Nurfadilah 130317469
Siti Ning Setiyowati 130317471
Tria Pradita 130317473
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................3
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia keperawatan kita mempelajari apa yang dimaksud dengan
Keperawatan Komplementer. Komplementer maupun terapi komplementer
merupakan metode penyembuhan yang caranya berbeda dari pengobatan
konvensional di dunia kedokteran, yang mengandalkan obat kimia dan
operasi, yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan. Banyak terapi modalitas
yang digunakan pada terapi komplementer mirip dengan tindakan
keperawatan seperti teknik sentuhan, masase, dan manajemen stress. Menurut
WHO (World Health Organization), pengobatan komplementer adalah
pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang
bersangkutan. Sebagai contoh di indonesia, jamu misalnya, bukan termasuk
pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional.
Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari
zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun-temurun pada suatu
negara. Tapi di Filipina misalnya, jamu buatan Indonesia bisa dikategorikan
sebagai pengobatan komplementer. Bagi perawat yang tertarik mendalami
terapi komplementer dapat dimulai dengan tindakan-tindakan keperawatan
atau terapi modalitas yang berada pada bidang keperawatan yang dikuasai
secara mahir berdasarkan perkembangan teknologi terbaru.
Indonesia merupakan negara kedua terkaya di dunia dalam
halkeanekaragaman hayati. Terdapat sekitar 30.000 jenis (spesies) yangtelah
diidentifikasi dan 950 spesies diantaranya diketahui memilikifungsi
biofarmaka yaitu tumbuhan, hewan, maupun mikroba yangmemiliki potensi
sebagai obat, makanan kesehatan, nutraceuticals,baik untuk manusia, hewan
maupun tanaman (Moeloek FA. 2006)
Tanaman herbal merupakan tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk
alternatif penyembuhan penyakit secara alami. Bagian tanaman yang
digunakan dapat berupa akar, batang, daun, umbi atau juga seluruh bagian
tanaman. Penggunaan obat tradisional di Indonesia sudah berlangsung sejak
ribuan tahun yang lalu, sebelum obat modern ditemukan dan dipasarkan. Hal
4
itu tercermin pada lukisan di relief Candi Borobudur dan resep tanaman obat
yang ditulis dari tahun 991 sampai 1016 pada daun lontar di Bali
(Pringgoutomo, 2002).
Indonesia yang beriklim tropis merupakan negara dengan keanekaragaman
hayati terbesar kedua di dunia setelah Brazil. Di wilayah Indonesia terdapat
sekitar 30.000 jenis tumbuhan dan 7.000 di antaranya memiliki khasiat
sebagai obat dan tercatat sebanyak 2500 jenis tanaman obat (Warta ekspor,
2014).
Bila dikaji dari sejarah perkembangan, beberapa obat modern sebagian di
antaranya juga diisolasi dari tanaman (Pramono, E., 2002). Pada zaman
sekarang, banyak masyarakat yang kembali menggunakan tanaman herbal
sebagai alternatif pengobatan. Faktor yang mendorong masyarakat untuk
mendayagunakan obat bahan alam antara lain mahalnya harga obat
modern/sintetis dan banyaknya efek samping yang dihasilkan (Pramono, S.,
2002).
Selain itu faktor promosi melalui media masa juga ikut berperan dalam
meningkatkan penggunaan obat bahan alam. Oleh karena itu obat tradisional
dari bahan alam menjadi semakin populer dan penggunaannya meningkat
tidak saja di negara sedang berkembang seperti Indonesia, tetapi juga pada
negara maju misalnya Jerman dan Amerika Serikat (Dewoto, 2007). Pada
masa sekarang juga banyak penelitian yang dilakukan terhadap tanaman
herbal. Penelitian obat tradisional Indonesia mencakup penelitian obat herbal
tunggal maupun dalam bentuk ramuan. Jenis penelitian yang telah dilakukan
selama ini meliputi penelitian budidaya tanaman obat, analisis kandungan
kimia, toksisitas, farmakodinamika, formulasi, dan uji klinik.
Obat tradisional di Indonesia sangat besar peranannya dalam pelayanan
kesehatan masyarakat di Indonesia, sehingga obat tradisional sangat
berpotensi untuk dikembangkan. Indonesia kaya akan tanaman obat-obatan,
yang mana masih belum dimanfaatkan secara optimal untuk kesehatan.
Indonesia diketahui memiliki keragaman hayati terbesar kedua di dunia
setelah Brasil (Notoatmodjo, 2007).
5
Jadi, keperawatan komplementer adalah cabang ilmu keperawatan
yang menerapkan pengobatan non- konvensional yang tujukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif yang berfungsi sebagai terapi suportif untuk
mengontrol gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan berkontribusi terhadap
penatalaksanaan pasien secara keseluruhan, diperoleh melalui pendidikan
terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi berlandaskan
ilmu pengetahuan biomedik tapi belum dalam kedokteran konvensional. Jenis-
jenis terapi komplementer dari hasil penelitian, pendapat mahasiswa perawat
tentang terapi komplementer yang direkomendasikan untuk perawat adalah
masase, terapi musik, diet, teknik relaksasi, vitamin, dan produk herbal.
Menurut National Institute of Health (NIH), terapi komplementer
dikategorikan menjadi 5 yaitu Biological Based Practice yang meliputi herbal
dan vitamin, mind body techniques yang meliputi meditasi, Manipulative and
body based practice yang meliputi pijat dan refleksi, Energy therapies yang
meliputi terapi medan magnet, dan Ancient medical system yang meliputi obat
tradisional chinese, aryuvedic, serta akupuntur. Maka dari itu dalam makalah
ini akan dibahas salah satu dari jenis terapi tersebut yaitu biological based
practice yang meliputi keperawatan komplementer dengan menggunakan
herbal, vitamin, maupun suplemen lain.
6
1.3 Tujuan Penulisan
1. Agar Mahasiswa/i mampu mengetahui dan memahami definisi
komplementer secara umum.
2. Agar Mahasiswa/i mampu mengetahui dan memahami tujuan dari
terapi komplementer.
3. Agar Mahasiswa/i mampu mengetahui dan memahami jenis-jenis terapi
komplementer.
4. Agar Mahasiswa/i mampu mengetahui dan memahami penggolongan
obat bahan alam dalam keperawatan komplementer berbasis
biologi/herbal.
7
BAB II
PEMBAHASAN
8
Jadi dapat disimpulkan, keperawatan komplementer adalah cabang ilmu
keperawatan yang menerapkan pengobatan non konvensional yang ditujukan
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif yang berfungsi sebagai terapi suportif untuk
mengontrol gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan berkontribusi terhadap
penatalaksanaan pasien secara keseluruhan, diperoleh melalui pendidikan
terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi berlandaskan
ilmu pengetahuan biomedik.
9
5. Ancient medical systems : obat tradisional chinese, aryuvedic,
akupuntur.
Di Indonesia, ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang telah
ditetapkan oleh Departemen Kesehatan untuk dapat diintegrasikan ke dalam
pelayanan konvensional, yaitu sebagai berikut :
1. Akupunktur medik yaitu metode yang berasal dari Cina ini
diperkirakan sangat bermanfaat dalam mengatasi berbagai kondisi
kesehatan tertentu dan juga sebagai analgesi (pereda nyeri). Cara
kerjanya adalah dengan mengaktivasi berbagai molekul signal yang
berperan sebagai komunikasi antar sel. Salah satu pelepasan molekul
tersebut adalah pelepasan endorphin yang banyak berperan pada sistem
tubuh.
2. Terapi hiperbarik, yaitu suatu metode terapi dimana pasien
dimasukkan ke dalam sebuah ruangan yang memiliki tekanan udara 2
– 3 kali lebih besar daripada tekanan udara atmosfer normal (1
atmosfer), lalu diberi pernapasan oksigen murni (100%). Selama
terapi, pasien boleh membaca, minum, atau makan untuk menghindari
trauma pada telinga akibat tingginya tekanan udara.
3. Terapi herbal medik, yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan
alam, baik berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan
penelitian maupun berupa fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu herbal
yang telah melalui uji preklinik pada cell line atau hewan coba, baik
terhadap keamanan maupun efektifitasnya.
10
4. Pengobatan farmakologi dan biologi : jamu, herbal, gurah.
5. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan : diet makro
nutrient, mikro nutrient.
6. Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan : terapi ozon, hiperbarik.
11
Obat bahan alam termasuk jamu yang diproduksi oleh industri obat
bahan alam (IOT) maupun industri kecil obat bahan alam (IKOT)
mempunyai persyaratan yang sama yaitu aman untuk digunakan, berkhasiat
atau bermanfaat dan bermutu baik (Lestari, 2007). Pengembangan bahan obat
diawali dengan sintesis atau isolasi dari berbagai sumber yaitu dari tanaman,
jaringan hewan, kultur mikroba, dan dengan tehnik bioteknologi (Sukandar,
2008).
2.4.1.2 Manfaat dan Bahaya Jamu
Jamu memiliki berbagai macam manfaat yang sangat
menguntungkan kesehatan tubuh manusia. Adapun manfaat dari jamu antara
lain untuk menjaga kebugaran tubuh, menjaga kecantikan, mencegah
penyakit, dan mengobati penyakit. Jamu dapat dikatakan juga berbahaya bagi
kesehatan dan bahaya yang ditimbulkan pada jamu bersifat akumulatif. Hal
ini dapat terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Digunakan secara terus menerus atau sembarangan
2. Digunakan dalam jumlah yang berlebihan / dosis berlebih
3. Salah mengonsumsi jamu atau mengonsumsi jamu palsu (bercampur
dengan obat sintetik) ( Yuliarti, 2008). Bahaya jamu bagi kesehatan
tubuh bergantung pada jenis dan macamnya.
Kebanyakan jamu yang memiliki khasiat yang spontan dapat
menimbulkan dampak berbahaya bagi kesehatan diri. Seperti kita ketahui
tanpa dicampur bahan berbahaya pun, terkadang sejumlah jamu bisa
mengandung bahan berbahaya secara alami. Hal ini terjadi karena sebagian
besar jamu yang beredar dimasyarakat belum teruji khasiat dan
keamannanya. Perlu diketahui, dalam suatu jenis bahan makanan termasuk
bahan obat tradisional sebagian besar mengandung dua macam zat. Di satu
sisi bahan tersebut mengandung racun, dan tidak semua bahan yang terdapat
di alam dapat langsung kita konsumsi. Oleh karena itu, bahaya yang
ditimbulkan oleh jamu sangat memungkinkan apalagi dicampurdengan obat-
obatan.
12
Jamu memang memiliki kelebihan dibandingkan dengan obat –
obatan kimia atau yang kita kenal dengan obat apotek. Namun demikian,
jamu juga memiliki kekurangan. Karena itu, sebelum mengonsumsi jamu
hendaknya kita memahami segala kelebihan dan kekurangan jamu dengan
baik. Kelebihan jamu diantaranya adalah :
1. Harganya relatif murah.
2. Dapat terjangkau seluruh lapisan masyarakat .
3. Tersedia di alam sekitar kita, misalnya : kunyit, jahe, kencur.
4. Kandungan kimia di dalam jamu formulasinya lebih ringan
dibandingkan obat sintetis.
5. Dapat dikonsumsi sehari-hari karena kandungannya mengandung
bahan kimia alami.
13
tradisional yang lain pada waktu, hari dan jam yang sama.
14
Versi kedua merupakan definisi dan pengertian obat tradisional
berdasarkan Peraturan Menteri kesehatan Nomor 246/Menkes/Per/V/1990
Pasal 1 menyatakan bahwa : definisi dan pengertian obat herbal atau Obat
tradisional merupakan bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dan
bahan-bahan tersebut, yang secara traditional telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman. Contoh herbal terstandar antara lain :
Diapet, Kiranti Pegel Linu, Kiranti Sehat Datang Bulan, Fitogaster, Fitolac,
dan lain sebagainya.
2.4.3 Fitofarmaka
Fitofarmaka (Clinical Based Herbal Medicine) merupakan obat
tradisional yang dapat disejajarkan dengan obat modern. Proses
pembuatannya diperlukan peralatan berteknologi modern, tenaga ahli, dan
biaya yang tidak sedikit (Lestari, 2007). Fitofarmaka memiliki kekhasan
tersendiri, hal ini disebabkan fitofarmaka merupakan obat tradisional yang
memiliki keunggulan yang hampir sama dengan obat-obatan. Bahkan tidak
jarang fitofarmaka menjadi rekomendasi dokter terhadap pasiennya. Dengan
uji klinik yang sama dengan obat-obatan serta menggunakan teknologi
modern, sehingga fitofarmaka dapat memenuhi standar mutu yang telah
ditetapkan. Menurut Yuliarti (2008) fitofarmaka merupakan jamu dengan
“Kasta” tertinggi karena khasiat, keamanan, serta standar proses pembuatan
dan bahannya telah diuji secara klinis.
Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan
keamanan dan khasiatnya melalui uji praklinis dan uji klinis, bahan baku dan
produk jadinya telah distandarisasi. Uji klinik harus mengikuti deklarasi
Helsinki yang terdiri dari empat fase, yaitu :
1. Fase pertama : untuk mengetahui dan mengklarifikasi efek dan
farmakokinetik dalam tubuh. Sukarelawan yang sehat dan sejumlah
tertentu diberi obat, lalu diamati pola penyerapan, dan ekspresi pasca
konsumsi obat.
15
2. Fase kedua : obat diberikan pada orang yang sakit sesuai klaim obat,
untuk control digunakan placebo sebagai pembanding.
3. Fase ketiga : jumlah sukarelawan diperbanyak dan lokasi diperluas.
Obat yang akan diteliti dibandingkan dengan innovator. Pembanding
innovator adalah obat yang sudah mapan dipasaran dan terbukti
banyak digunakan untuk mengobati penyakit yang diklaim. Setelah
obat dibuktikan berkhasiat dan menunjukkan keamanan saat dipakai,
maka obat tersebut diizinkan untuk diprosuksi sebagai legal drug.
4. Fase keempat : setelah obat dipasarkan, masih dilakukan studi pasca
pemasaran yang diamati pada pasien dalam berbagai kondisi, usia
dan ras. Studi dilakukan dalam jangka waktu lama untuk melihat
efek terapeutik dan pengamatan jangka panjang dalam menggunakan
obat. Dari hasil evaluasi itu, masih memungkinkan suatu obat ditarik
dari peredaran jika terbukti membahayakan kesehatan.
16
belum dibuktikan secara ilmiah atau penggunaannya sebagai obat
tradisional sulit ditelusuri.
Departemen Kesehatan RI mendefinisikan tumbuhan obat
Indonesia seperti yang tercantum dalam SK Menkes No.
149/SK/Menkes/IV/1978, yaitu:
a. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai bahan obat tradisional
atau jamu.
b. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai bahan pemula bahan
baku obat (precursor).
c. Bagian tumbuhan yang diekstraksi digunakan sebagai obat
(Kartikawati, 2004).
Sejalan dengan perkembangan industri jamu, obat herbal,
fitofarmaka, dan kosmetika tradisional juga mendorong
berkembangnya budidaya tumbuhan obat di Indonesia. Selama ini
upaya penyediaan bahan baku untuk industri obat tradisional sebagian
besar berasal dari tumbuh-tumbuhan yang tumbuh liar atau
dibudidayakan dalam skala kecil di lingkungan sekitar rumah dengan
kuantitas dan kualitas yang kurang memadai. Sehingga, aspek
budidaya perlu dikembangkan sesuai dengan standar bahan baku obat
tradisional.
17
a. Tipusaabdominalis
18
g. Darah tinggi
Ambil 7 daun segar, cuci bersih, dan potong kecil-kecil.
Seduh daun dengan 1 cangkir air mendidih. Diamkan
beberapa saat dan tambahkan 1 sendok madu. Minum
ramuan setelah dingin3 kalisehari.
i. Paringitis
Cuci bersih tanaman segar sebanyak 9 gram. Setelah itu,
tumbuk halus dan peras airnya. Tambahkan 1 sendok
madu ke dalam air perasan.Minum ramuan.
j. Infeksi Telinga
Ambil 9 -15 gram daun segar, cuci bersih, dan rebus dengan
air bersih secukupnya hingga mendidih. Setelah dingin,
saring hasil rebusan dan teteskan dilubang telinga
k. Kencing manis
Cuci bersih setengah genggam daun. Rebus daun dengan 4
gelas air hingga tersisa 3 gelas. Dinginkan, lalu saring
ramuan. Minum ramuan sehari 3 kali,masing-masing 1
gelas. Selain itu, penderita harus minum banyak air
2) Meniran (Phyllanthusurinarialinn.)
19
a. Demam dan radang ginjal
Rebus setengah genggam daun meniran dengan 3 gelas air
sampai tersisa 2¼ gelas. Saring air rebusan, lalu minum 3
kali sehari masing-masing ¾ gelas dengan ditambah madu.
b. Disentri
Rebus 30-60 gram herba meniran segar dengan 3 gelas air
sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin,saring air rebusannya,
lalu minum sekaligus satu kali sehari.
d. Hepatitis
Rebus 30-60 gram daun meniran segar dengan 3 gelas air
sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring air rebusannya,
lalu minum sekaligus satu kali sehari selama satu minggu.
20
g. Peluruh seni, kencing batu, kencing nanah, nyeri ginjal,
demam dan mencret
Cuci bersih 10 gram herba meniran segar, lalu rebus
dengan 2 gelas air selama 25 menit. Setelah dingin, saring
air rebusannya, lalu minum pada pagi dan sore hari.
h. Rematik
Cuci bersih 1 sendok makan daun meniran segar dan 7
lembar daun kumis kucing. Rebus bahan dengan 1 gelas
air sampai tersisa ½ gelas. Setelah dingin, saring air
rebusannya, lalu minum sekaligus satu kali sehari.
j. Rabun senja
3) Takokak (Solanumtorvumswartz.)
Berkhasiatuntukmengobati:
a. Pinggang kaku dan bengkak terpukul
21
Cuci bersih 13 gram akar kering. Rebus akar dengan 4 gelas
air sampai mendidih dan airnya tersisa 2 gelas. Setelah
dingin, saring ramuan. Minum air hasil rebusan 2 kali
perhari, masing-masing 1 gelas.
d. Batu Kronis
Cuci bersih 13 gram akar kering. Rebus akar dengan 4 gelas
air sampai mendidih dan airnya tersisa 2 gelas. Setelah
dingin, saring ramuan. Minum air hasil rebusan 2kali
perhari, masing-masing1gelas.
Catatan:
1) Penderita glaucoma dilarang minum ramuan berbahan
takokak.
2) Kelebihandosismenyebabkankeracunan.
22
4) Kenikir (Cosmoscaudatus)
b. Lemah Jantung
c. Pengusir Serangga
23
5) MAHKOTADEWA(Phaleriamacrocarpus(Scheff)Boerl)
Berkhasiatuntukmengobati:
a. Disentriamuba
Cuci bersih 50 gram kulit buah segar mahkota dewa, lalu
rebus dengan 400 ml air selama 15 menit. Setelah dingin,
saring air rebusannya, lalu minum sekaligus. Lakukan
pengobatan dua sampai tiga kali sehari.
b. Eksim
Cuci 15 gram daun mahkota dewa segar, lalu tumbuk
sampai halus. Tempelkan hasil tumbukan pada bagian yang
sakit. Bila kering, ganti dengan yang baru. Lakukan
pengobatan satu sampai tiga kali sehari.
c. Tumoreksim
Cuci 50 gram kulit buah mahkota dewa segar, lalu rebus
dengan 400 ml air selama 15 menit. Setelah dingin, saring
air rebusannya,lalu minum sekaligus. Lakukan pengobatan
dua sampai tiga kali sehari.
24
6) Rosella (HibiscussabdariffaL.)
25
7. Sirsak (Annonamuricata)
a. Peluruhkeringat
Cuci bersih 7 lembar daun segar, lalu rebus dengan 3 gelas
air sampai mendidih dan tersisa 1 gelas. Setelah dingin,
saring ramuan. Minum ramuan sehari sekali.
b. Antikejang
d. Bisul
e. Ambeien
Cuci bersih, lalu kupas kulit dan buang biji buah sirsak.
Blender buah tersebut, lalu saring hingga diperoleh sari
26
buahnya. Minum sari buah sirsak 2 kali sehari, masing-
masing 1 gelas.
27
d. Menghentikankebiasaanmerokok
Isap sepotong jeruk nipis. Lakukan beberapa kali sehari.
Ini mengurangi merokok dan membersihkan ikotin pada
gigi dan mulut.
f. Khasiatlain
9. Pegagan (Centellaasiatica(L.)urban)
b. Batukasma
28
Tumbuk 1 genggam pegagan, 7 daun randu, dan gula batu
secukupnya. Tambahkan 1 cangkir air, saring, lalu minum
air hasil saringannya setiap pagi.
c. Batuk darah
Rebus 90 gram daun pegagan dengan 3 gelas air sampai
tersisa 1 gelas. Minum air hasil rebusannya secara rutin dua
kali sehari masing-masing ½gelas.
d. Batuk kering
e. Bisul
f. Busung
Cuci bersih 1 genggam pegagan, 3 batang alang-alang, dan
1 potong kulit kamboja. Rebus dengan 3 gelas air sampai
mendidih, lalu minum airnya tiga kali sehari masing-masing
1 cangkir.
h. Darah tinggi
29
10. Temulawak
Berkhasiat untuk :
a. Sakit maag
b. Sakitliver
Cuci bersih rimpang temulawak secukupnya, lalu parut.
Teras hasil parutan. Ambil airnya sebanyak 1 sendok
makan,lalu minum bersama 1 sendok makan madu.Lalukan
pengobatan sehari 3 kali dengan dosis yang sama.
c. Hepatitis
Cuci bersih 20 gram rimpang segar, lalu iris-iris. Rebus
rimpang dengan 500 ml air hingga mendidih dan tersisa
250ml. setelah dingin, saring air rebusan. Minum ramuan
selagi hangat.
30
11. Sirih
b. Bronchitis
Cuci bersih daun sirih sebanyak 7 lembar. Tambahkan
2 gelas air dan 1 potong gula batu. Rebus bahan hingg
amen didih dan airnya tersisa 1 gelas. Setelah
dingin,saring ramuan. Minum ramuan 3 kali
sehari,masing-masing 1/3gelas, bersama 1 sendok
makan madu.
12. Brotowali
31
Berkhasiat untuk mengobati:
a. Demam
Cuci bersih batang brotowali sebesar 2 jari (10cm), lalu
rebus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah
dingin, tambah 1 sendok makan madu, laluminum 2
kali sehari, masing-masing ½gelas.
32
Bawang Berlian ini memiliki berbagai manfaat yang
sangat baik bagi kesehatan tubuh kita. beberapa khasiat
utama dari bawang dayak diantara nya dapat mengatasi
penyakit :
Insomnia
Menyehatkan otot Jantung
membantu mengatasi Kanker Kelenjar Getah
Bening
memperkecil radang Amandel
Mengobati Asma
Bisul
Menurunkan kadar Asam Urat
Mengatasi Ambeien
membantu mengobati Kanker Paru – Paru
membantu mengatasi Kanker Payudara
membantu mengobati Kanker Rahim
membantu mengatasi Kanker Usus
membantu mengobati Keputihan
membantu mengobati Kista
membantu mengatasi Kolesterol
Mengurangi Nyeri Maag
membantu mengobati Migrain
33
14. Kunyit
34
penelitian, orang yang rajin mengkonsumsi kunyit
memiliki resiko lebih kecil terkena Alzheimer. Hal
tersebut dikarenakan orang yang rajin mengkonsumsi
kunyit otaknya lebih terlindungi dari radang otak.
35
g. Mengobati Luka dan Mencegah Infeksi
Kunyit juga kaya akan zat anti septik yang sangat
bermanfaat untuk mengobati luka dan mencegak infeksi
pada luka. Sehingga mampu membunuh bakteri pada
luka dan membuat luka cepat kering.
36
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Keperawatan komplementer adalah cabang ilmu keperawatan yang
menerapkan pengobatan non konvensional yang ditujukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif yang berfungsi sebagai terapi suportif
untuk mengontrol gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan berkontribusi
terhadap penatalaksanaan pasien secara keseluruhan, diperoleh melalui
pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi
berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik. Terapi komplementer bertujuan
untuk memperbaiki fungsi dari sistem – sistem tubuh, terutama sistem
kekebalan dan pertahanan tubuh agar tubuh dapat menyembuhkan dirinya
sendiri yang sedang sakit. Menurut National Institute of Health (NIH), terapi
komplementer dikategorikan menjadi 5, yaitu : Biological Based Practice :
herbal, vitamin, dan suplemen lain. Mind-body techniques : meditasi,
hypnomedis. Manipulative and body-based practice : pijat, refleksi. Energy
therapies : terapi medan magnet. Ancient medical systems : obat tradisional
chinese, aryuvedic, akupuntur. Terapi komplementer biologis atau herbal
dapat berupa jamu, obat terstandar, fitofarmaka, dan juga tanaman obat.
37
DAFTAR PUSTAKA
38