Anda di halaman 1dari 24

Konsep Etika,

Perundang-undangan &
Peran Profesi Fisioterapi Dalam
Pelaksanaan IPE

I Nyoman Agus Pradnya


Wiguna, S.Ft.,M.Fis
Saat ini masyarakat acap kali merasakan ketidak puasan terhadap
pelayanan bahkan tidak menutup kemungkinan mengajukan tuntutan di
muka peradilan, apabila seorang Fisioterapi dalam menjalankan terapi
merugikan pasien/klein.
Hal tersebut akan dijadikan berita yang menarik yang dapat tersebar
luas di masyarakat melalui media massa maupun elektronik lainnya
menjadi perhatian dan perlu diperhatikan.
Untuk itu dibutuhkan suatu pedoman yang menyeluruh dan integratif
tentang sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh seorang Fisioterapi
 “ Kode Etik Fisioterapi “.
Kode Etik Profesi
Fisioterapi
Kode Etik diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda,
pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau
pekerjaan.
Kode Etik Profesi adalah suatu tatanan etika yang telah
disepakati oleh suatu kelompok masyarakat tertentu.
Berdasarkan Keputusan IFI nomor : Kep/100/VIII/2001/IFI
tentang Kode Etik Fisioterapi Indonesia yang disusun untuk
memberikan standar umum kepada semua anggota profesi
Fisioterapi.
 Kode etik profesi Fisioterapi disusun untuk
memberikan standar umum kepada semua
anggota profesi Fisioterapi.
 Kode etik profesi dapat ditinjau kembali sesuai
dengan kondisi dan tututan keadaan.
 Bertujuan untuk memelihara martabat dan
integritas profesi Fisioterapi.
TELAAH
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA (KODEFI)

KODEFI  7 Butir garis besar dan


4 prinsip etika

TERPENUHI
7 Butir Garis Besar
1. Menghargai hak dan martabat individu.
2. Tidak bersikap diskriminasi dalam memberikan pelayanan kepada
siapapun yang membutuhkan.
3. Memberikan pelayanan profesional yang jujur, berkompeten dan
bertanggungjawab.
4. Mengakui batasan dan kewenangan profesi dan hanya memberikan
pelayanan dalam lingkup profesi fisioterapi.
5. Menjaga rahasia pasien/klein yang dipercayakan kepadanya kecuali
untuk kepentingan pengadilan/hukum
6. Selalu memelihara standar kompetnsi profesi fisioterapi dan selalu
meningkatlan pengatahuan/ketrampilan.
7. Memberikan kontribusi dalam perencanaan dan pengembangan
pelayanan untuk meningkatkan derajat kesehatan individu dan
masyarakat.
4 Prinsip Etika Profesi

Tanggung
Etika Integritas
Jawab Profesi Moral

Keadilan
Otonomi
PRINSIP ETIKA PROFESI
• Setiap orang yang mempunyai profesi diharapkan Tanggung
selalu bertanggungjawab dalam dua arah. Jawab

• Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada


siapa saja apa yang menjadi haknya. Keadilan

• Prinsip ini menuntut agar kaum professional memiliki


& diberi kebebasan dalam menjalankan profesinya Otonomi

• Komitmen pribadi menjaga keluhuran profesi, nama Integritas


baik diri, citra dan martabat profesi Moral
Asas-asas Etika Profesi
1. Melaksanakan kewajiban dgn dasar iktikad baik dg
kesadaran pengabdian
2. Memperlakukan siapapun sebagai pribadi manusia
sebagai tujuan
3. Menghormati perasaan setiap orang
4. Menyumbangkan ide, konsep dan karya ilmiah demi
kemajuan bidang kewajibannya
5. Akan menerima haknya semata-mata sbg suatu
kehormatan
ETIKA KODE
PROFESI ETIK

KODE ETIK
Pegangan bagi seorang penganut profesi untuk menentukan
sikap sebagai seorang profesional
Fisioterapi dalam segala aktifitas profesional dan pelayanan kepada individu
dan masyarakat harus selalu menjaga citra profesi berdasarkan kode etik yang
telah ditetapkan oleh organisasi profesi fisioterapi, menjunjung tinggi
kehormatan profesi dalam setiap perbuatan dan dalam keadaan apapun,
mematuhi peraturan dan dalam keadaan apapun.
Mematuhi peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh organisasi
profesi fisioterapi.
Sanksi-Sanksi
Pelanggaran Kode Etik
Sanksi administratif melalui:
a. peringatan lisan; atau
b. peringatan tertulis; dan
c. pencabutan Surat Izin Praktik Fisioterapi,
Landasan Hukum
Fisioterapi
 Peraturan Menteri Kesehatan No. 46 Tahun 2013
tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 80 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan
Pekerjaan Dan Praktik Fisioterapis
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 65 Tahun 2015 Tentang Standar
Pelayanan Fisioterapis
FISIOTERAPI
APA FISIOTERAPI ITU
Fisioterapi adalah suatu pelayanan kesehatan
yang ditujukan untuk individu dan atau kelompok
dalam upaya mengembangkan, memelihara, dan
memulihkan gerak dan fungsi sepanjang daur
kehidupan dengan menggunakan modalitas fisik,
agen fisik, mekanis dan gerak

PERMENKES No.65 2015


Modalitas
Modalitas
Terapi Latihan
Manual terapi
Pendidikan
selama 4
tahun
Fisioterapis adalah
setiap orang yang
telah lulus Pendidikan
fisioterapi sesuai
ketentuan peraturan
perundang-undangan.
PERMENKES No.65 2015
Dalam menjalankan Praktik, Fisioterapis memiliki kewenangan untuk
melakukan pelayanan fisioterapi meliputi:

a. asesmen fisioterapi;
b. diagnosis fisioterapi;
c. perencanaan intervensi fisioterapi;
d. intervensi fisioterapi; dan
e. evaluasi/re-evaluasi/re-assessmen/revisi

Dalam melakukan pelayanan, fisioterapis dapat menerima pasien langsung atau


berdasarkan rujukan dari tenaga kesehatan lainnya.
Cakupan Pelayanan
Fisioterapi
Kebutuhan Masyarakat
Fisioterapi Kesehatan Wanita
Fisioterapi Tumbuh Kembang Anak
Fisioterapi Usia Lanjut
Fisioterapi Olahraga
Fisioterapi Kesehatan Masyarakat
Fisioterapi Pelayanan Medik
Peran Profesi Fisioterapi
Dalam Pelaksanaan IPE

Memberikan kontribusi keilmuan dalam mengembangkan,


Profesi memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi sepanjang
daur kehidupan
Syarat Profesi Dikatakan
Professional
1. Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal dibandingkan dengan
kepentingan pribadi.
2. Seorang pekerja profesional, secara relatif memerlukan waktu yang panjang untuk
mempelajari konsep-konsep serta prinsip-prinsip pengetahuan khusus yang
mendukung keahliannya.
3. Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta mampu
mengikuti perkembangan dalam pertumbuhan jabatan.
4. Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku, sikap dan cara kerja.
5. Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi.
6. Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan, disiplin diri dalam
profesi, serta kesejahteraan anggotanya.
7. Memberikan kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi dan kemandirian.
8. Memandang profesi sebagai suatu karier hidup (a live career) dan menjadi seorang
anggota permanen.

Anda mungkin juga menyukai