Anda di halaman 1dari 7

“HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DISMENOREA DENGAN SIKAP

DALAM MENGATASI DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI”

Nama : Irma Nurul Hayati

NPM : 173112540120834
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada saat menstruasi sering muncul keluhan, khususnya pada wanita usia muda
produktif. Keluhan ini tidak merupakan masalah kesehatan reproduksi saja, tetapi dapat
juga mengganggu produktivitas wanita sehari-hari. Gangguan menstruasi yang sering
dialami wanita salah satunya yaitu dismenorea atau nyeri menstruasi (Kasdu, 2005).
Dismenorea merupakan salah satu keluhan ginekologi yang paling umum pada
wanita usia muda yang datang ke klinik atau dokter. Oleh karena hampir semua wanita
mengalami sensasi tidak nyaman selama haid (mild discomfort during menstruation), atau
nyeri menstruasi membuat wanita tersebut tidak bisa beraktivitas secara normal dan
memerlukan (resep) obat atau medication (Wiknjosastro, 2005).
Angka kejadian nyeri haid di dunia sangat besar, rata-rata lebih dari 50%
perempuan di setiap negara mengalami nyeri menstruasi. Di Amerika angka persentasenya
sekitar 60% dan di Swedia sekitar 72%. Di Amerika Serikat, puncak insiden dismenorea
primer terjadi pada akhir masa remaja dan di awal usia 20-an. Insiden dismenorea pada
remaja dilaporkan sekitar 92%. Pada studi epidemiologi dengan populasi remaja (berusia
12-17 tahun) di Amerika Serikat, tercatat prevalensi dismenorea 59,7%. Dalam hal ini
pasien mengeluh nyeri, 12% mengalami nyeri berat, 37% mengalami nyeri sedang, dan
49% mengalami nyeri ringan. Dalam studi tersebut juga tercatat bahwa dismenorea
menyebabkan 14% remaja sering tidak masuk sekolah (Anurogo, 2008). Sementara di
Indonesia diperkirakan 55% perempuan usia produktif tersiksa oleh nyeri menstruasi
selama menstruasi (Abidin, 2004).
Angka kejadian dismenorea tipe primer di Indonesia adalah sekitar 54,89%,
sedangkan sisanya adalah penderita dengan tipe sekunder (Qittun, 2009). Di Surabaya
angka kejadian dismenorea mencapai 1,07-1,31% dari jumlah kunjungan penderita
dismenorea di rumah sakit (Gemari, 2002). Tingginya angka prevalensi dan morbiditas
dari dismenorea primer kurang mendapat perhatian dari dunia medis, dikarenakan banyak
wanita yang dikondisikan untuk menerima rasa sakit itu sebagai sesuatu yang normal,
bersifat psikis walaupun hal tersebut menghambat aktivitas mereka sehari-hari dan
menurunkan kualitas hidup wanita (Novia, 2009).
Sikap yang ditunjukkan remaja putri tergantung pengetahuan yang dimiliki.
Pengetahuan tentang dismenorea sangat berpengaruh terhadap sikap dalam mengatasi
dismenorea. Dalam kesinambungan tersebut, terdapat hubungan antara pengetahuan
tentang dismenorea dengan sikap dalam mengatasi dismenorea. Remaja putri yang
mendapat informasi yang benar tentang dismenorea maka mereka akan mampu menerima
setiap gejala dan keluhan yang dialami dengan positif. Sebaliknya remaja yang kurang
pengetahuannya tentang dismenorea akan merasa cemas dengan stress yang berlebihan
dalam menghadapi gejala dan keluhan yang dialami, atau cenderung bersikap negatif
(Benson, 2008).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut “Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Dismenorea
Dengan Sikap Dalam Mengatasi Dismenorea Pada Remaja Putri”.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang
dismenorea dengan sikap dalam mengatasi dismenorea pada remaja putri
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang dismenorea pada remaja
putri
b. Untuk mengetahui sikap dalam mengatasi dismenorea pada remaja putri
c. Untuk menganalisa hubungan tingkat pengetahuan tentang dismenorea
dengan sikap dalam mengatasi dismenorea pada remaja putrid.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi tenaga kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi tenaga
kesehatan agar lebih meningkatkan perhatian terhadap program penyuluhan dan
pelayanan pendidikan kesehatan remaja khususnya tentang dismenorea dan cara
mengatasinya.

1.4.2 Bagi Keluarga dan Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi keluarga dan
masyarakat agar dapat memberikan penjelasan pada remaja putri mengenai dismenorea dan
cara mengatasinya.

1.4.3 Bagi Remaja putri

Diharapkan dapat memberikan manfaat bagi remaja putri untuk memperoleh


pengetahuan tentang dismenorea sehingga dapat memberikan kontribusi remaja putri untuk
dapat mempunyai sikap yang positif dalam mengatasi dismenorea.

1.4.4 Bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru maupun
tenaga pendidikan dalam memberikan pendidikan kesehatan remaja khususnya tentang
dismenorea dan cara mengatasinya. Dan dapat dijadikan sebagai bahan penyempurnaan
dalam menyusun kurikulum pendidikan, terutama pendidikan kesehatan reproduksi remaja
di tingkat sekolah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Konsep


Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau
kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu
dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2012:83).
Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan
bagaimana seorang peneliti menyusun taori atau menghubungkan secara logis beberapa
faktor yang dianggap penting untuk masalah (Hidayat, 2011:43).
Kerangka konsep dalam penelitian ini adala hsebagai berikut:

Variabel Bebas Variabel Terikat


(Independent) (Dependent)

Tingkat pengetahuan tentang Sikap dalam mengatasi


dismenorea dismenorea
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriptif analitik dengan menggunakan metode cross sectional. Desain penelitian analitik
dengan pendekatan cross sectional merupakan penelitian survey yang bersifat deskriptif
dimana variabel sebab atau resiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian
diukur atau dikumpulkan secara simultan (Notoatmodjo, 2012:37).
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan
tentang dismenorea dengan sikap dalam mengatasi dismenorea pada remaja putri.

3.2 Populasi dan Sampel


3.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian (Arikunto, 2012:173). Populasi
dalam penelitian ini adalah remaja putri.

3.2.2 Sampel dan Teknik Sampling

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012:115).
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan sistem total
sampling. Teknik pengambilan sampel sistem total sampling yakni seluruh populasi
dijadikan sebagai sampel penelitian (Arikunto, 2012:155).

3.3 Lokasi dan Waktu penelitian


1) Lokasi Penelitian
Penulis mengambil lokasi penelitian di SMP Negeri 2 Cikarang Utara.
2) Waktu Penelitian.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember sampai dengan bulan Januari 2019.
3.4 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang konsep penelitian tertentu
(Notoatmodjo, 2012:103).
Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu :
1. Variabel bebas / independent.
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau variabel penyebab, atau
independent variabel atau variabel X. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Tingkat
pengetahuan tentang dismenorea

2. Variabel terikat / dependent


Variabel terikat adalah variabel yang tergantung atau variabel akibat atau di sebut juga
dependent variabel (Arikunto,2012:93) dengan simbol Y. Variabel terikat penelitian ini adalah
Sikap dalam mengatasi dismenorea.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
1) Data Penelitian
Menurut Arikunto (2012:118) data adalah segala fakta dan angka yang dapat
dijadikan bahan untuk menyusun informasi. Dan informasi adalah hasil dari
pengolahan data yang dapat digunakan untuk suatu keperluan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu data
remaja putri. Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga peneliti
tinggal mencari dan mengumpulkan. Data sekunder dikaitkan dengan sumber selain
dokumen langsung yang menjelaskan tentang suatu gejala (Sumantri, 2011:224).
2) Sumber Data Penelitian
Sumber data adalah asal darimana diperolehnya suatu data. Sumber data dalam
penelitian ini adalah data yang terdapat di SMP Negeri 2 Cikarang Utara.

3.6 Pengolahan Data


1) Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh
atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah
data terkumpul (Hidayat, 2011:121).
2) Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang
terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan
analisis data menggunakan komputer (Hidayat, 2011:121).
3) DataEntry
Data entry adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan kedalam
master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi
sederhana atau dengan membuat tabel kontigensi.
4) Melakukan Teknik Analisa
Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian akan menggunakan
ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis (Hidayat,
2011:122).

3.7 Teknik Analisa Data


1) Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk melihat gambaran tiap variabel dari hasil
penelitian, dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan prosetase dari tiap
variabel. Analisis Univariat menggunakan distribusi frekuensi relative dimana
frekuensi tiap kelas dirubah dalam bentuk persen (%).
Perubahan dalam bentuk persen dilakukan dengan membagi Frekuensi (F) dengan
jumlah hasil observasi (N) dan dikalikan 100%. (Notoatmojo, 2012:182), dengan
rumus :
F
Keterangan : X = N X 100 %
X = Hasil yang dicari
F = Frekuensi
N = Jumlah Responden
100 = Bilangan konstan

2) Analisis Bivariat
Analisa Bivariat adalah analisis untuk membuktikan adanya hubungan yang
bermakna antara variabel bebas dengan variabel terikat. Uji statistik yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji chi square dengan menggunakan perangkat lunak
komputer program SPSS versi 17.
Uji Chi-Square atau ᵡ2 dapat digunakan untuk mengestimasi atau mengevaluasi
frekuensi yang diselidiki atau menganalisis hasil observasi untuk mengetahui, apakah
terdapat hubungan atau perbedaan yang signifikan (Hidayat, 2011:136).
Cara penggunaan uji ini adalah sebagai berikut :
a. Mencari nilai Chi-Square hitung dengan rumus :
(𝐹𝑜 −𝐹𝑒 )2
X2 = ∑ ( )
𝐹𝑒

Dimana :
X2= harga Chi Kuadrat yang dicari
F0 = frekuesi yang ada (frekuensi observasi atau frekuensi sesuai keadaan)
Fe= frekuensi yang diharapkan, sesuia dengan teori
b. Mencari nilai X2 tabel dengan rumus :
dk = (k – 1)(b – 1)
Keterangan :
k : banyaknya kolom
b : banyaknya baris
c. Membandingkan X2 hitung dengan X2 tabel :
Jika X2 hitung ≥ X2 tabel maka Ho ditolak artinya ada hubungan
Jika X2 hitung ≤ X2 tabel maka Ho diterima artinya tidak ada hubungan (Hidayat,
2011:137-138).
Uji signifikasinya:
Jika P-value< α 0,05 artinya ada hubungan.
Jika P-value> α 0,05 artinya tidak ada hubungan.

Anda mungkin juga menyukai