Anda di halaman 1dari 23

TODDLER

Di susun Oleh :

1. Putri Nurlaeli (108217003)


2. Trio Nofaindi (108217002)
3. Gunita Mardianingrum (108217013)
4. Eny Ristiasih (108217025)

PRODI S1 KEPERAWAAN (TRANSFER)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN AJARAN 2017/208

BAB 1

PENDAHULUAN

1
1. LATAR BELAKANG

Untuk mencapai perkembangan tumbuh kembang anak yang


optimal perlu diperhatikan beberapa aspek perkembangan, yakni sensoris,
motorik, komunikasi bahasa dan bicara, kognitif, kreatifitas seni, urus diri,
emosi sosial, kerjasama, dan leadership, moral & spriritual. Dimana
perkembangan tersebut berkaitan dengan perkembangan otak anak juga.
Jika melihat dari perkembangan otak, otak terbagi menjadi 2 sisi yakni:
Otak kiri (hard skill 10%) spesific competencies yakni berhubungan
dengan logika, berhitung, rasional dan merencanakan. Otak kanan (soft
skill 90%) basic competencies yakni berhubungan dengan
sensitiveness,self controlling, vision, communication, risk taking dan
continual learning.

Kemudian dalam tahap perkembangan tumbuh kembang anak,


anak berusia 12 bulan seharusnya sudah bisa untuk berjalan dituntun,
makan dengan sendok, dipanggil datang, dan bicara lebih dari 8 kata. Usia
18 bulan sudah bisa untuk naik tangga dibantu, susun balok 6, dan
mengikuti mimik. Anak usia 1-2 tahun cenderung gerakannya memakai
otot-otot besar, bergerak dengan banyak komponen tubuh dan dapat
merangsang oksigenasi otak. Dan untuk mengetahui anak sudah siap jalan
atau belum dapat dilihat dari refleks jinjit (plantar refleks) yang mulai
hilang, atau sudah dapat melakukan koordinasi kompleks.

2. TUJUAN

Selain sebagai tugas mata kuliah Keperawatan Anak, pembuatan


makalah ini juga bertujuan agar mampu mengetahui tentang proses
pertumbuhan dan perkembangan anak pada usia toodler.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2
A. PENGERTIAN ANAK USIA TODDLER

Anak usia toddler adalah anak usia 12 – 36 bulan (1-3 tahun) pada
periode ini anak berusaha mencari tahu bagaimana sesuatu bekerja dan
bagaimana mengontrol orang lain melalui kemarahan, penolakan dan
tindakan keras kepala. Hal ini merupakan periode yang sangat penting
untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan intelektual secara
optimal.

B. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA


TODDLER

Whaley dan Wong’s (2000) mengemukakan pertumbuhan


merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel seluruh bagian tubuh yang
secara kuantitatif dapat diukur. Sedangkan perkembangan merupakan
bertambahnya sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui
tumbuh kematangan belajar.

Pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada


individu, yaitu secara bertahap, berat dan tinggi anak senakin bertambah
dan secara simultan mengalami peningkatan untuk berfungsi baik secara
kognitif, psikososial, maupun spiritual (Supartini, 2000).

Anak usia toddler memiliki karakteristik tersendiri dalam berbagai


ranah pertumbuhan dan perkembangannya. Pertumbuhan dan
perkembangan biologis. Secara umum pertumbuhan baik dari segi berat
maupun tinggi badab berjalan cukup stabil atau lambat. Rata – rata
bertambah sekitar 2,3 kg/ tahun, sedangkan tinggi badan bertambah sekitar
6 – 7 cm / tahun (tungkai bawah lebih dominant untuk bertambah
dibanding anggota tubuh lainnya). Hampir semua fungsi tubuh sudah
matang dan stabil sehingga dapat beradaptasi dengan berbagai perubahan
dan stress, sehingga saat inisudah bisa diajarkan toilet training.

3
Usia 1 tahun merupakan usia yang penuh berbagai hal yang
menarik antara lain berubah dalam cara makan, cara bergerak, juga dalam
keinginan dan sikap atau perasaan si kecil apabila disuruh melakukan
sesuatu yang tidak ia sukai, ini akan menyatakan sikap dan nalurinya
mengatakan " tidak" baik dengan kata-kata maupun perbuatan, meskipun
sebetulnya hal itu di sukai (Psikolog menyebutnya Negatifisme).
Kenyataan ini berbeda pada saat usia di bawah sate tahun, si kecil akan
menjadi seorang penyidik yang sangat menjengkelkan, mereka akan
menyelinap keluar masuk setiap sudut rumah, menyentuh semua benda
yang ditemukannya, menggoyangkan meja dan kursi, menjatuhkan benda
apapun yang dapat dijatuhkan, memanjat apa yang bisa dipanjat,
memasukkan benda-benda kecil kedalam benda yang lebih besar dan
sabagainya. Pendek kata tangannya tidak bisa diam setiap hari.

Pada usia 2 tahun si kecil akan cenderung mengikuti orang tuanya


kesana-kemari, ikut ikutan menyapu, mengepel, menyiram tanaman,
semua ini di lakukan dengan penuh kesungguhan. Pada usia 2 tahun anak
sudah mulai belajar bergaul, ia senang sekali menonton anak lain bermain,
perasaan takut dan cemas sering terjadi apabila orang tuanya
meninggalkan anak sendiri. Seandainya orang tua harus bepergian lama
atau memutuskan untuk kembali bekerja dan meminta bantuan orang lain
untuk mengawasi anaknya, biasanya anak tidak rewel pada saat orang tua
pergi tetapi pada saat mereka kembali anak akan terus-menerus melekat
pada ayah dan ibunya dan tidak mengizinkan siapapun juga mendekatinya,
karena ia takut orang tuanya akan pergi lagi. Perasaan takut akan semakin
menghambat pada saat tidur ia mau berbaring jika ayah atau ibunya duduk
di sampingnya.

Anak pada usia 3 tahun biasanya lebih mudah dikendalikan karena


anak sudah dalam perkembangan emosi, sehingga mereka menganggap
ayah dan ibunya sebagai orang yang istimewa. Sikap permusuhan dan
kebandelan yang muncul pada usia antara 2 ½ - 3 tahun tampaknya makin

4
berkurang, Sikap pada orang tua bukan saja bersahabat tetapi sangat ramah
dan hangat. Anak menjadi sangat patuh pada orang tuanya, sehingga
mereka akan bertingkah laku baik dan menurut sekali. Jika keinginan
mereka bertentangan dengan kehendak orang tuanya karena mereka tetap
makluk hidup yang mempunyai pendapat sendiri. Pada usia 3 tahun anak
cenderung meniru siapa pun yang dilakukan orang tuanya sehari-hari
disebut proses identifikasi. Dalam proses inilah karakter anak di bentuk
jauh lebih banyak dari petunjuk yang diterima dari orang tuanya, seperti
membentuk model diri mereka, membina kepribadian, membentuk sikap
dasar, baik terhadap pekerjaan, orang tua dan dirinya sendiri.

Ukuran peningkatan dalam setiap tahap agak seperti pola linear,


yang merupakan refleksi dari pertumbuhan yang cepat dan karakteristik
pertumbuhan yang lambat dari toddler.

Karakteristik yang menonjol pada perut toddler merupakan hasil


dari otot-otot abdomen yang kurang berkembang. Kaki bengkok yang kas
yang terjadi terus-menerus pada toddler karena otot kaki harus menopang
beratbadan yang terlalu besar.

1. Tinggi Badan
Rata-rata 7,5 cm pertahun. Untuk usia 2 tahun tinggi badan ± 86,6
cm. Tinggi badan pada usia 2 tahun diharapkan setengah tinggi badan pada
saat dewasa.
2. Berat Badan
Rata-rata naik 1,8-2,7 kg pertahun. Pada usia 2 tahun berat
badannya rata-rata 12,3 kg. Berat badan naik empat kali pada usia 2,5
tahun.

3. Lingkar kepala
Usia 1-2 tahun lingkar copula sama dengan lingkar dada. Lingkar
kepala meningkat total pada tahun ke dua yaitu 2,5 tahun, kemudian
meningkat secara perlahan-lahan rata-rata 0,5 inchi tiap tahun sampai 5
tahun kemudian.
4. Nutrisi

5
Berkembang secara perlahan-lahan,terjadi penurunan kebutuhan
kalori, protein, dan cairan. Kalori yang dibutuhkan 102 kcal/kg/hari.
Protein yang dibutuhkan 112 g/kg/hari. Pada usia 18 bulan, toddler
mengalami anoreksia, dan menjadi anak yang suka memilih makanan,
mempunyai makanan kesukaan, dan pada suatu waktu makan dalam
jumlah yang besar dan dilain waktu makan sangat sedikit.
Toddler berisiko tinggi untuk mengalami aspirasi terhadap
makanan kecil, seperti kacang. Toddler lebih suka makan sendiri dan
dalam porsi yang kecil untuk merangsang makannya. Frekuensi makan
makanan kecil dapat diganti dengan makan makannan lengkap. Makan
tidak seharusnya dijadikan sebagai reward atau punishment. Minum susu
dibatasi tidak lebih dari satu lietr perhari intuk membantu pemasukkan
makanan yang kaya dengan zat besi. Hematokrit sehabaiknya digunakan
untuk pemeriksaan anemia.
5. Pola tidur
Total jumlah jam tidur dikurangi selama tahun kedua, menjadi ± 12
jam / hari. Sebagian toddler tidur siang setiap harinya berakhir sampai
pada tahun kedua atau ketiga. Masalah tidur biasanya karena takut atau
berpisah dengan orang tua.
6. Kesehatan gigi
Gigi primer sejumlah 20 lengkap pada usia 2,5 tahun. Kunjungan
pemeriksan gigi yang pertama sebaiknya bukan karna traumatik dan
dilakukan sebelum toddler berusia 2,5 tahun.
Gigi dibersihkan dengan sikat yang lembut dan air. Pasta gigi tidak
yang berbuih dan jika mengandung florida ini sangat berbahaya jika
ditelan. Penambahan florida diperlukn jika air tidak mengandung florida
dan seharusnya makanannya tidak menyebabkan gigi karies, seperti gula-
gula.
7. Perkembangan kognitif (Overview Piaget)
Selam toddler, fase sensorik motorik antara usia 12-24 bulan
meliputi dua tahap : Reaksi sirkular ketiga usia 12-18 bulan meliputi
pengalaman tial dan error dan eksplorasi kekerasan hati. Kombinasi
mentalusia 18-24 bulan , selam toddler mulai diberi perlengkapanbaru
untuk menyelesaikan tugas melalui kombinasi mental. Subtahap

6
prekonseptual dari fase preoperasional, usia 2-4 tahun. Anak menggunakan
pikirannya untuk mengingat kembali, menggambarkan keadaan sekarang,
dan mengantisipasi keadaan yang akan datang. Selama fase ini toddler :
 Membentuk konsep yang lengkap atau berlogika sepeti orang
dewasa.
 Membuat klasifikasi yang sederhana.
 Menggabungkan satu kejadian dengan kejadian yang bersamaan.
 Menunjukkan pemikiran yang egosentrik.
8. Bahasa
Bahasa adalah alat berkomunikasi berdasarkan visual daripada
rangsangan pendengaran,dan penglihatan,yang mempunyai tiga bentuk
secara umum yaitu bahsa lisan,tulisan,dan bahasa isyarat.

Lev Vygotsky Tokoh psikologi Rusia menyatakan bahwa bahasa


memegang peranan kunci dalam perkembangan kognitif anak. Bahasa
adalah "alat" menuju kecerdasan-kecerdasan lain karena bahasa adalah alat
untuk berkomunikasi. Katakanlah begini, jika si kecil belajar matematika
ia perlu memahami soal-soalnya. Itu berarti ia perlu memahami bahasa.
Begitu juga dengan kecerdasan lainnya.

Usia 15 bulan toddler menggunakan bahasa jargon. Saat 2 tahun ,


toddler bicara ± 300 kata, menggunakan 2-3 prae dan juaga menggunakan
pronoun. Saat 2, 5 tahun toddler suka menyebutkan bagian depan atau
belakangnya saja.

Pemerolehan bahasa pada anak usia 1 – 3 tahun merupakan proses


yang bersifat fisik dan psikhis. Secara fisik, kemampuan anak dalam
memproduksi kata-kata ditandai oleh perkembangan bibir, lidah, dan gigi
mereka yang sedang tumbuh. Pada tahap tertentu pemerolehan bahasa
(kemampuan mengucapkan dan memahami arti kata juga tidak lepas dari
kemampuan mendengarkan, melihat, dan mengartikan simbol-simbol
bunyi dengan kematangan otaknya. Sedangkan secara psikhis, kemampuan
memproduksi kata-kata dan variasi ucapan sangat ditentukan oleh situasi
emosional anak saat berlatih mengucapkan kata-kata. Anak-anak yang
mendapatkan bimbingan dan dorongan moral yang sangat kuat akan

7
memperoleh kata-kata yang banyak dan bervariasi dibandingkan anak-
anak lainnya. Makalah ini menguraikan secara singkat dan sederhana
proses pemerolehan bahasa tersebut secara pragmatis dan memaparkan
beberapa contoh ucapan anak untuk fonem-fonem tertentu yang secara
umum mengalami kesulitan dalam pengucapan (ditinjau secara fonologis).

Dari berbagai macam keuniversalan serta proses pemerolehan


seperti yang baru saja digambarkan tampak bahwa pemerolehan bahasa
seorang anak berkaitan erat dengan keuniversalan bahasa. Bahkan
keterkaitan ini lebih menjurus lagi dalam arti bahwa ada elemen-elemen
bahasa yang urutan pemerolehannya bersifat universal absolut, ada yang
universal statistikal, dan ada pula yang universal implikasional.

9. Perkembangan psikososial (erikson - Anatomi vs ragu dan malu.)


Istilahnya "to hold on , to let go ". Toddler telah dikembangkan
rasa percaya dirinya dan siap untuk diberi kebebasan untuk menyatakan
tentang dirinya atau mengontrol hubungan terhadap teman dekatnya,
tergantung dan otonomi. Toddler mulai belajar ketrampilan sosial :
 Individual ( membedakan dirinya dengan yang lainnya )
 Berpisah dengan orang tuanya.
 Kontrol terhadap fungsi tubuhnya.
 Berkomunikasi dengan kata-kata.
 Berperilaku sosial yang pantas.
 Interaksi egosentrik dengan yang lain.
 Toddler belajar menunda kesenangan yang diinginkan.
Toddler sering mengatakan "tidak ". Kata "ya" digunakan untuk
menunjukkan ketergantungannya. Perasan ragu dan malu dapat
berkembang jika ia tegantung pada saat –saat tertentu. Dimana ia dapat
menggunakan ketrampilan barunya atau jika ia merasa tidak tida mampu
ketika mencoba ketrmpilan yang baru.
Takut
Umumnya ketakutan toddler meliputi :
 Kehilangan orang tua (kecemasan untuk berpisah)
 Cemas terhadap orang-orang yang baru
 Suara yang keras, seperti vacum cleaner
 Pergi tidur
 Binatang yang besar

8
 Dukungan emosi, kenyamanan, dan pemberian contoh yang
sederhana dapat mengurangi ketakutan pada toddler.
10. Sosialisasi
Interaksi toddler didominasi oleh sifat keagamaan, sifat negatif,
dan ketidaktergangtungan. Kecemasan berpisah yang memuncak berbeda-
beda pada toddler. Pergantian terhadap benda-benda tertentu sangat
penting khususnya selama waktu berpisah , seperti saat tidur siang.
Kemarahan dapat digunakan untuk menyatakan
ketidaktergantungan dan pengabaian terhadap mereka. Sering
berannganggapan negatif. Jalan terbaik untuk mengurangi kata"tidak"
adalah dengan mengurangi pertanyaan –pertanyaan yang dapat dijawa
hanya dengan kata "tidak ".

Bermain dan mainan


Toddler menginginkan bermain bersama, mereka bermain
dalam waktu yang lama. Meniru adalah bentuk yang peling sering
mereka lakukan. Ketrampilan gerakan dapat ditingkatkan dengan
mainan dyang ditarik dan didorong. Pemberian perhatian yang
singkat pada toddler dapat menyebabkan perubahan dari frekuensi
bermain. Mainan yang tepat untuk toddlerseharusnya aman
(mempunyai bagian yang dapat dilepas) dan yang mendoromg
untuk meniru, mengembangkan bahasa, dan ketrampilan
motoriknya, contohnya :
 Boneka, peralatan rumah tangga.
 Telpon mainan
 Kuda ayunan, balok-balok kayu, dan puzzle.

Disiplin
Tidak membatasi kebebasan toddler adalah suatu penangan
karena jika dibatasi / dilarang toddler menjadi ingin mencobanya.
Seharusnya disiplin diukur dengan :
 Konsisten
 Dilakukan setelah ada kesalahan
 Direncanakan sebelumnya

9
 Diorientasikan untuk berperilaku tidak seoerti anak-anak
 Dilakukan secara pribadi sehingga tidak menyebabkan
malu
11. Perkembangan motorik
a) Motorik Kasar
Kemampuan motorik kasar adalah kemampuan yang
berhubungan dengan gerak-gerak kasar yang melibatkan sebagian
besar organ tubuh seperti berlari, dan melompat .perkembangan
motorik kasar sangat dipengaruhi oleh proses kematangan anak
semakin karena proses kematangan anak juga bisa berbeda.

 Usia 15 bulan , berjalan tanpa bantuan


 Usia 18 bulan , berjalan naik dengan berpegangan satu
tangan
 Usia 24 bulan berjalan naik turundalam satu waktu.
 Usia 30 bulan , melompat dengan kedua kaki.

Kemampuan dasar motorik halus anak usia toddler secara umum :

 Berjalan dan berlari kecil di sekitar rumah

 Mengangkat dan mengambil benda disekitanya

 Menari dengan gerakan kecil tangan dan kaki

b) Motorik Halus
Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang
berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil
dan koordinasi mata-tangan. Saraf motorik halus ini dapat dilatih
dan dikembangkan melalui kegiatan dan rangsangan yang kontinu
secara rutin. Seperti, bermain puzzle, menyusun balok, memasukan
benda ke dalam lubang sesuai bentuknya, membuat garis, melipat
kertas dan sebagainya.

 Usia 15 bulan , menyusun dua balok menar dan scribbles


secara spontan
 Usia 18 bulan , menyusun 3-4 balok menara.
 Usia 24 bulan, membuat gerakan yang lurus

10
 Usia 30 bulan , menyusun 8 balok menara

Kemampuan dasar motorik halus anak usia toddler secara umum


 menggambar mengikuti bentuk
 menarik garis vertikal, menjiplak bentuk lingkaran
 membuka menutup kotak
 menggunting kertas mengikuti pola garis lurus

12. Perkembangan moral (Overview Kohlberg)


Toddler adalah substage yang pertama yang kas pada tahap
preconvensional, yang meliputi punishment dan orientasi kan pada
ketaatan. Pola disiplin mempengaruhi perkembangan moral toddler :
 Hukuman fisik dan pengambilan hak-hak khusus cenderung
membentuk moral yang negatif.
 Menghilangkan cinta dan perasaan sebagai bentuk dari hukuman
menimbulkan perasaan bersalah pada toddler.
 Disiplin diukur secara tepat dengan memberikan penjelasan yang
sederhana mengapa perbuatan nya tidak diperbolehkan,
memberikan pujian terhadap perbuatan yang baik.

13. Perkembangan psikoseksual (Overview Freud)


Fase anal, 8 bulan – 4 tahun, meliputi daerah anus dan pantat, dan
aktivitas seksual berpusat pada pengeluaran dan menahan kotoran tubuh.
Tahap ini fokus pada perubahan dari fase oral ke anal, dengan penekanan
pada kontrol BAB yaitu kontrol dari neuromuskular dan spinkter analnya.
Pengalaman antara kepuasan dan frustasi merupakan akibat dari
kontrol yang berlebihan dan pemaksaan dari menahan dan
mengeluarkan.Konflik antara "holding on" dan "lettinggo " berangsur-
angsur berubah sebagai hasil dari kemajuan bowel training.
a) Perkembangan Seksuality
 Masturbasi dapat terjadi akibat dari eksplorasi tubuh.
 Belajar kata-kata mungkin dari penggabungan dengan anatomi
dan eliminasi.
 Perbedaan seks menjadi jelas.

b) Toilet Training

11
Merupakan aspek penting dalam perkembangan anak usia
toddler. Latihan untuk bekemih dan defekasi adalah tugas anak usia
toddler. Pada tahap usia toddler , kemampuan sfingter uretra untuk
mengontrol rasa ingin beerkemih dan sfingter ani untuk
mengontrol rasa ingin defekasi mulai berkembang.
Wong (2000) mengemukakan bahwa biasanya sejalan
dengan anak mampu berjalan, kedua sfingter tersebut semakin
mampu mengontrol rasa ingin berkemih dan defekasi. Sensasi
untuki defekasi lebih besar dirasakan oleh anak, dan kemampuan
untuk mengkomunikasikannya lebih dahulu dicapai oleh anak,
sedangkan kemampuan untuk mengontrol berkemih biasanya baru
akan tercapai sampai usia 4-5 tahun
Toilet training pada anak merupakan usaha untuk melatih
anak agar mampu mengontrol dalm melakukan buang air kecil dan
buang air besar. Tolet training ini dapat berlangsung pada fase
kehidupan anak: 18 bulan-2 tahun. Keberhasilan toilet training
tergantung pada: Persiapan fisik, Persiapan psikologis, Persiapan
intelektual.
Toilet training sebagai sex education. Dalam proses toilet
training diharapkan terjadi pengaturan impuls atau rangsangan dan
instink anak dalam melakukan buang air besar atau buang air kecil.
Defekasi merupakan suatu alat pemuasan untuk melepaskan
ketegangan toilet training usaha penundaan pemuasan.
Suksesnya toilet training tergantung kesiapan yng ada pada
diri anak & keluarga, seperti kesiapan fisik, dimana kemampuan
anak secara fisik sudah kuat dan mampu. Indikator anak kesiapan
fisik: anak mampu duduk atau berdiri.
Indikator kesiapan psikologis: adanya rasa nyman sehingga
anak mampu mengotrol dan konsentrasi dalam merangsang BAK
dan BAB
Indiklator kesiapan intelektual: anak paham arti BAK atau
BAB memudahkan pengontrolan anak dapat mengetahui
kapan saatnya harus BAB dan BAK anak memiliki kemandirian
dalam mengontrol BAB dan BAK.

12
 Cara toilet training pada anak
a. Teknik lisan
 Cara:pemberian instruksi pada anak dengan
kata-kata sebelum & setelah BAK/BAB
 Teknik ini mempunyai nilai yang cukup
besar dalam memberikan rangsangan untuk
BAK/BAB karena persiapan
psikologis anak semakin matang mampu
dengan baik BAB/BAK.
b. Teknik modelling
 meniru untuk buang air besar atau
memberikan contoh
 Dampak jelek cara ini apabila contoh yang
diberikan salah kebiasaan yang salah
pada anak

 Indikasi Kesiapan Orang Tua Untuk Toilet Training


 Mengenal tingkat kesiapan anak untuk
berkemih/defekasi
 Ada keinginan untuk meluangkan waktu yang
diperlukan untuk latihan berkemih atau defekasi
 Tidak mengalami konflik atau stres kluarga yang
berarti

 Kesiapan anak
a. Fisik
 Usia 18 – 24 bulan, Pengontrolan saraf
volunter spinkter ani dan uretra
 Mampu untuk tetap kering (menahan BAK)
selama 2 jam.
 Perkembangan ketrampilan motorik kasar :
duduk, jongkok, berjalan.
 Perkembangan ketrampilan motorik halus :
mampu membuka celana dan berpakaian.
b. Psikologis
 Mengenai adanya dorongan untuk miksi dan
defikasi.

13
 Kemampuan berkomunikasi : verbal dan non
verbal mengindikasikan dorongan untuk
miksi atau defikasi.
 Kemampuan kognitif : meniru dengan tepat
tingkah laku dan mengikuti pengarahan.
 Mengekspresikan keinginan untuk
menyenangkan orang tua.
 Mampu duduk atau jongkok diatas toilet 5 –
10 menit tanpa cerewet atau turun.
 Mengikuti tingkat kesiapan anak.
 Keinginan untuk meluangkan waktu : perlu
kesabaran dan pengertian.
 Tidak ada stress keluarga atau perubahan
seperti : perceraian, pindah rumah, mendapat
adik baru atau akan berlibur.
 Memberi pujian jika anak berhasil.
c. Mental
 Mengenal rasa yang dating
 Komunikasi secara verbal dan nonverbal
 Ketrampilan kognitif untuk mengikuti
perintah atau mengikuti orang lain
d. Persaingan dengan saudara kandung (sibling
rivalry)
Keluarga mendapat bayi baru : dapat
menimbulkan krisis bagi toddler. Toddler tidak
membenci atau marah pada bayi, tetapi karena :
 Perubahan merasa ada saingan.
 Perhatian ibu terbagi.
 Kebiasaan rutin menjadi berubah
menyebabkan anak bertingkahlaku invantil
Perlu persiapan toddler untuk menerima
kehadiran saudara kandungnya mulai sejak
bayi dalam kandungan.

 Petunjuk bimbingan usia toddler


a. Petunjuk bimbingan usia 12-18 bulan
 Menyiapkan orang tua untuk mengantisipasi
adanya perubahan tingkah laku dari toddler,

14
terutama negativistic dan ritualisme.
Negativistic adalah perilaku yang
bertentangan dengan kebiasaaan.
 Mengkaji kebiasaan makan sekarang dan
menganjurkan penyapihan dari botol secara
bertahap, serta meningkatkan pemasukan
makanan padat.
 Menyediakan makanan kecil/selingan
diantara 2 waktu makan dengan rasa yang
disukai, serta adanya jadwal waktu makan
yang rutin.
 Mengkaji pola tidur malam, terutama
kebiasaan minum malam memakai botol
yang merupakan penyebab utama gigi
berlubang dan perilaku menunda yang
memperlambat jam tidur.
 Menyiapakan orang tua untuk mencegah
bahaya yang potensial terjadi di rumah,
seperti kecelakaan kendaraan bermotor dan
bahaya/kecelakaan jatuh. Berikan saran yang
sesuai untuk pengamanan di rumah.
 Mendiskusikan kebutuhan akan adanya
ketentuan-ketentuan atau aturan yang
disertai dengan disiplin yang lembut dan
cara-cara yang mengatasi negativistic dan
tempertantrum, serta menekankan pada
keuntungan yang positif dari disiplin yang
tepat atau sesuai.
 Mendiskusikan mainan baru yang dapat
mengembangkan motorik halus, motorik
kasar, bahasa, pengetahuan dan keterampilan
social.

 Petunjuk bimbingan usia 18-24 bulan

15
 Menekankan pentingnya persahabatan sebaya dalam
bermain.
 Menggali kebutuhan untuk menyiapan kehadiran
saudara kandung/adiknya dan menekankan tentang
pentingnya persiapan anak terhadap kehadiran bayi
baru.
 Menekankan kebutuhan akan pengawasan terhadap
gigi dan tipe kebersihan di rumah, serta kebiasaan
makan yang merupakan factor penyebab gigi
berlubang dan menyarankan pentingnya
penambahan fluoride untuk memperkuat
pertumbuhan tulang.
 Mendiskusikan metode disiplin yang ada dan
keaktifannya serta menggali perasaan orang tua
mengenai negativistic anaknya dengan menekankan
bahwa negativistic adalah aspek penting dari
perkembangan self assertion (penonjolan/tntutan
diri) dan independensi dan bukan merupakan tanda
kemanjaan.
 Mendiskusikan tanda-tanda kesiapan untuk toilet
training dan menekankan pentingnya menunggu
kesiapan fisik dan psikologi anak.
 Mendiskusikan berkembangnya rasa takut, seperti
yang timbul ketika ada kegelapan atau suara keras,
dan kebiasaan seperti membawa selimut atau
mengisap jari. Menekankan bahwa hal ini normal
dan merupakan perilaku yang bersifat sementara.
 Menyiapkan orang tua akan adanya tanda-tanda
regresi ketika anak mengalami stress.
 Mengkaji kemampuan anak untuk berpisah sesaat
dengan mudah dari orang tuanya di bawah asuhan
keluarga.
 Memberikan kesempatan kepada orang tua untuk
mengekspresikan perasaan lelah, frustasi dan
jengkel dalam merawat balita.

16
 Menunjukkan harapan akan adanya perubahan pada
anak di tahun mendatang seperti lingkup perhatian
anak yang semakin luas dan berkurangnya
negativistic serta adanya perhatian yang
menyenangkan orang lain.

 Petunjuk bimbingan usia 24-36 bulan


 Mendiskusikan pentingnya kebutuhan anak untuk
meniru dan dilibatkan dalam kegiatan.
 Mendiskusikan kegiatan yang dilakukan dalam
toilet training terutama dengan harapan-harapan dan
sikap yang realistis dalam menghadapi keadaan-
keadaan, seperti mengompol dan buang air besar di
celana.
 Menekankan keunikan dari proses berpikir anak
toddler, terutama melalui bahasa yang ia gunakan,
pemahamannya terhadap waktu, dan
ketidakmampuannya untuk melihat kejadian dari
perspektif yang lain.
 Menekankan disiplin dengan tetap terstruktur secara
benar dan nyata, ajukan alas an yang rasional, serta
hindari kebingungan dan salah pengertian.
 Mendiskusikan adanya taman kanak-kanak atau
pusat penitipan anak pada siang hari (play group)
14. Hospitalisasi
Konsep body image , khususnya batasan tubuh, adsalah hal yang
kurang dipahami pada toddler. Reaksi toddler terhadap nyeri sebagian
besar seperti pada infant dan banyak dipengaruhi oleh pengalaman yang
lalu. ( Usia 18 bulan waktu kecemasan untuk berpisah memuncak )
Reaksi terhadap hospitalisasi : Respon stress, mekanisme
pertahanannya yang utama mengalami kemunduran. Toddler juga
merasakan kehilangan kontrol terhadap pembatasan fisik, kehilangan
rutinitas, ketidak bebasan, dan takut terhadap luka atau nyeri tubuh.
Hospitalisasi mendukung timbulnya kecemasanuntuk berpisah,
yang memiliki tiga fase :

17
 Protes : respon normal dalam hospitalisasi, menangis ke orang
tuanya, secara verbal atau fisik menyerang yang lainnya,dan
berusaha mencari orang tuanya.
 Putus asa : tidak tertarik terhadap lingkungan dan mainan
disekitarnya, pasif, depresi, dan tidak nafsu makan.
 Denial : penyesuaian diri dengan menunjukan rasa benar-benar
tertarik , tapi dalam kenyataannya tetap denial, biasanya terjadi
setelah waktu yang yang lama berpisah, jarang terlihat dalam
hospitalisasi anak-anak.

Intervensi Keperawatan
 Mengijinkan protes dan mengijinkan untuk tinggal
bersama.
 Mendorong penggunaan benda-benda dari rumah (anak
berpikir bergabung dengan orang tuanya )yang dapat
diletakkan disebelah anak.
 Menganjurkan orang tua untuk tidak diam-diam
meninggalkan ruangan atau keluar dari rumah sakit ketika
anak tidur.
 Menggunakan kata-kata yang digunakan anak.( untuk
benda-benda yang berbeda, toileting, dan sebagainya).
Meneruskan rutinitas di rumah jika memungkinkan.

Kenyaman fisik dan keamanan


 Mengeksplor kemampuan toddler untuk siap
mengembangkan ketrampilan otot (Mengkaji kemampuan
sebelum di rumah sakit) kemudian memberi mainan yang
dapat dimanipulasi, memberikan aktivitas yang dapat di
awasi, sehingga menggunakan ruang bermain.
 Setelah mengkaji level fungsi anak, perawatan mandiri
yang tepat (dalam semua kelomoik usia) , untuk contoh
makan sendiri, toileting di rumah, menggunakan baju
sendiri, dan menjaga kebersihan diri (mencuci muka dan
tangan, mengosok gigi).

Intervensi Kognitif

18
 Mendorong belajar sensori motorik melalui meniru.
 Meningkatkan kemampuan bahasa (mengkaji vokabulary,
menghindari bicara sepeti pada anak-anak, menggunakan
aktivitas yang menggunakan bahasa).
 Memberikan penjelasan yang sederhana untuk suatu
prosedur. (penggunaan alat-alat).

Intervensi psikososial dan emosi


 Mendorong toddler merasakan memiliki otonomi dengan
mendorong perawatan mandiri, partisipasi dalam berdoa
waktu tidur.
 Mendorong toddler untuk belajar untuk berpisah dengan
orang tua (Mengkaji keluarga dengan koping berpisah,
mendorong untuk melakukan kunjungan, mengunakan
primary nurse, menganjurkan untuk membawa foto orang
tua).
 Mendorong adaptasi social (memberi reinforcemenr
terhadap kemampuan berperilaku sosial, mendorong untuk
bermain bersama).
 Mempertahankan kebiasaan rutin dan keagamaan
(mengkaji kebiasaan rutin, khususnya waktu tidur,
mengidentifikasi kesukaan, mempertahankan kegiatan
keagamaan yang mungkin).

19
C. FAKTOR PENGARUH PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
ANAK USIA TODDLER
1. Faktor Pengaruh Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
2. Faktor herediter
Merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar dalam mencapai
tumbuh kembang anak disamping faktor lain. Faktor herediter adalah
bawaan, jenis kelamin, ras, suku bangsa.
3. Faktor lingkungan
Merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam menentukan
tercapai dan tidaknya potensi yang sudah dimiliki antara lain
a) Lingkungan pranatal
Merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai konsepsi
lahir sampai yang meliputi gizi pada waktu ibu hamil, zat kimia
atau toksin, kebiasaan merokok dan lain-lain.

b) Lingkungan postnatal
Seperti sosial ekonomi orang tua, nutrisi, iklim atau cuaca,
olahraga, posisi anak dalam orang tua dan status kesehatan.

D. MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAMANAN /


KESEHATAN PADA TODDLER
Toddler sering menalami luka seperti pada infant, meliputi ;
 Jatuh
 Aspirasi
 Keracunan
 Lemas kekurangan oksigen
 Luka bakar
 Kecelakaan oleh kendaraan umum

Intervensi keperawatan :

20
 Jatuh, Menganjurkan kepada orang tua untuk memasang pengaman
tempat tidur, memasang pagar/pegangan pada tangga, menutup semua
jendela yang terbuka,baru menganjurka toddleruntuk bermain.
 Aspirasi dan keracunan :anjurkan orang tua meletakkan semua zat-zat
yang beracun terkunci, jauh dari jangkauan anak-anak9 Karena anak
dapat memanjat dan membukanya ): Pastikan obat dalam keadaan
tertutup, dan pindahkan barang-barang yang kecil,yang mudah
mengakibatkan aspirasi dari lingkunan anak. Anjurkan orang tua
untuk menyinpan nomor telpon pusat kontrol racun sehingga dapat
menelponsewaktu-waktu jika diperlukan.
 Kekurangan oksigen, Anjurkan orang tua untuk mengajarkan kepada
toddler keamanan di air untuk membantu mencegah tenggelam di bak
mandi atau kolam.
 Luka bakar, anjurkan orang tua untuk menghindarkan menggunakan
taplak meja (keingintahuan toddler dapat menyebabkannya menarik
taplak tersbut untuk melihat apa-apa yang ada di atas meja, makanan
dan minuman yang panas mungkin menjatuhinya), untuk mengajarkan
kepada toddler apa artinya "panas", untuk menyimpan korek di tempat
yang terkunci, dan mengamankan dari aliran/tempat pemasangan
listrik. Kecelakaan oleh kendaraan umum, Anjurkan orang tua untuk
mengajarkan bagaimana menyeberang jalan yang aman, tapi tidak
bermain di jalan. Anjurkan orang tua untuk mengaasi penggunaan
sepeda roda tiga dan bermain di halaman .

BAB III

21
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Usia batita merupakan masa keemasan bagi perkembangan anak.


Pada usia 1-3 tahun inilah perkembangan otak, psikologi, sosial, dan fisik
anak berjalan dengan cepat. Tahap-tahap perkembangan batita dapat
dilihat dari bertambahnya kemampuan anak dalam bersosialisasi,
perkembangan mental, dan aktifitas fisiknya.

Perkembangan batita sejatinya merupakan perkembangan yang


sangat cepat hingga mau tidak mau, orangtua harus selalu waspada dan
selalu bersiap untuk “terkejut” melihat perkembagan batita mereka.

B. SARAN

Hal – hal yang perlu diperhatikan Didalam melakukan didikan


anak usia toddler dengan tujuan meningkatkan kecerdasan anak perlu
diperhatikan perkembangan dan pertumbuhannya dalam aspek fisik dan
pisikis yang didampingi dengan perhatian pula pda gangguan – gangguan
yang dialami oleh anak dan cara penanggulangan serta cara mengatasinya.

22
DAFTAR PUSTAKA

Ari, Sulistyawati. 2014. Deteksi Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : Salemba


Medika

Barbara, Konzier. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Volume 1.


Jakarta : EGC

Dwi, Sulityo. 2011. Pertumbuhan Perkembangan Anak danRemaja. TIM.Jakarta

Dian, Adriyana. 2011. Tumbuh Kembang Dan Terapi Bermain PadaAnak.


Jakarta : Salemba Medika.

http://www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/tumbuh-kembang/perkembangan-
anak-masa-toddler-dan-school-age/. Diakses pada 19 Februari 2015.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/24528/Chapter%20II.pdf?
sequence=4. Diakses pada 12 februari 2015

23

Anda mungkin juga menyukai