PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Anak Berkebutuhan Khusus?
C. Tujuan Penulisan
Mengetahui Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Anak Berkebutuhan
Khusus
1
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Autisme berasal dari bahasa Yunani, kata "aut" : diri sendiri, kata "isme" :
orientasi/keadaan. Maka autisme dapat diartikan sebagai kondisi seseorang yang
secara tidak wajar terpusat pada dirinya sendiri kondisi seseorang yang senantiasa
berada di dalam dunianya sendiri
Autisme adalah gangguan fungsi otak dan saraf serius dan kompleks yang
memengaruhi perilaku dan proses berpikir manusia.
2
Gangguan perkembangan ini umumnya dimulai pada masa kanak-kanak dan
bertahan seumur hidup.
b. Penyebab
Penyebab terjadinya belum diketahui secara pasti,hanya diperkirakan
mungkin adanya kelainan dari system saraf (neurologi) dalam berbagai derajat
beratnya ringan penyakit. (faisal, 2003).
Penyebab Wabah autisme menurut buku (bony,2003) adalah :
Gangguan Susunan Saraf Pusat
Ditemukan kelainan neuranotomi (anatomi susunan saraf pusat)
pada beberapa tempat didalam otak anak autis. selain itu, ditemukan
kelainan struktur pada pusat emosi didalam otak sehingga emosi anak autis
sering terganggu. penemuan ini membantu dokter menentukan obat yang
lebih tepat. obat-obatan yang sering dipakai adalah dari jenis
psikotropika,yang bekerja pada susunan saraf pusat.
Gangguan Sistem Pencernaan
Ada hubungan antara gangguan sistem pencernaan dengan gejala autis.
tahun 1997, seorang pasien autis, mengeluhkan gangguan pencernaan
yang sangat buruk.
Peradangan Dinding Usus
Bersdasarkan pemeriksaan endoskopi atau peneropongan usus pada
sejumlah anak autis yang memiliki pencernaan buruk ditemukan adanya
peradangan usus pada sebagian besar anak.
Faktor Genetika
Ditemukan 20 gen yang terkait dengan autisme. namun, gejala autisme
baru bisa muncul jika terjadi kombinasi banyak gen.
Keracunan Logam Berat
berdasarkan tes laboratorium yang dilakukan pada rambut dan darah
ditemukan kandungan logam berat dan beracun pada banyak anak autis.
Diduga,kemampuan sekresi logam berat dari tubuh terganggu secara
genetik.
3
c. Tanda Dan Gejala
Mengalami kesulitan untuk menjalin pergaulan yang rapat
Sangat kurang menggunakan bahasa
Sangat lemah kemampuan berkomunikasi
Kelainan lain :
o Sangat peka terhadap perubahan lingkungan. Anak akan bereaksi
secara emosional kadang bereaksi kasar meskipun hanya
perubahan kecil dari kehidupan rutin.
1. Autisme Persepsi
Autisme persepsi dianggap autisme asli dan juga disebut dengan autisme
internal karena kelainan sudah timbul sebelum lahir
2. Autisme Reaktif
4
Pada altissimo reaktif penderita membuat gerakan-gerakan tertentu
berulang-ulang dan kadang-kadang disertai kejang kejang
3. Autisme Yang Timbul Kemudian
Kalau kelainan dikenal setelah anak agak besar tentu akan sulit
memberikan pelatihan dan baru dan mungkin diperberat dengan kelainan jaringan
otak yang terjadi setelah lahir.
1. Menyendiri
e. Penatalaksanaan
Banyak cara yang bisa dilakukan pada penderita autisme antara lain
melalui program pendidikan dan latihan dikutip pelayanan dan perlakuan
lingkungan yang wajar orang tua harus diajari cara menghadapi anak autisme
untuk mengurangi perlakuan yang tidak bisa pengobatan yang dilakukan untuk
5
membatasi membuatnya gejala dan keluhan sejalan dengan pertambahan usia anak
diusahakan agar anak meningkatkan perhatian dan tanggungjawab terhadap orang
disekitarnya bimbingan dilakukan secara perorangan agar efektif.
f. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
o anak sulit fokus pada objek dan sulit mengenali bagian tubuh
c. Pemeriksaan fisik
o tidak ada kontak mata pada anak-anak
o tertarik pada sentuhan terdapat ekolalia
o tidak ada ekspresi nonverbal
o sulit fokus pada objek semula bila anda berpaling ke objek lain
o tertarik pada suara tapi bahkan pada makna benda tersebut
o peka terhadap bau.
6
2. Diagnosa Keperawatan
b. Etiologi
Pandangan-pandangan serta pendapat-pendapat mengenai asal usul,
gambaran-gambaran, bahkan mengenai realitas daripada gangguan ini masih
berbeda-beda serta dipertentangkan satu sama lainnya. Bebetapa orang
berkeyakinan bahwa gangguan tersebut mungkin sekali timbul sebagai akibat dari
gangguan-gangguan di dalam neurokimia atau neurofisiologi susunan syaraf
pusat. istilah gangguan kekurangan perhatian merujuk kepada apa yang oleh
banyak orang diyakini sebagai gangguan yag utamanya. Sindroma tersebut diduga
disebabkan oleh factor genetic, pembuahan ataupun racun, bahaya- bahaya yang
diakibatkan terradinya prematuritas atau immaturitas, maupun rudapaksa, anoksia
atau penyulit kelahiran lainnya.
c. Patofisiologi
Patofisiologi Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) masih
belum diketahui pasti. Namun, beberapa faktor telah dikaitkan dengan terjadinya
ADHD, termasuk gangguan pada neurotransmiter, struktur otak, dan fungsi
kognitif.
7
d. Manifestasi Klinis
Ukuran objektif tidak memperlihatkan bahwa anak yang terkena gangguan
ini memperlihatkan aktivitas fisik yang lebih banyak, jika dibandingkan dengna
anak-anak yang normal, tetapi gerakan-gerakan yang mereka lakukan kelihatan
lebih kurang bertujuan serta mereka selalu gelisah dan resah.
Mereka mempunyai rentang perhatian yang pendek, mudah dialihkan
serta bersifat impulsive dan mereka cenderung untuk bertindak tanpa
mempertimbangkan atau merenungkan akibat tindakan tersebut. Mereka
mempunyai toleransi yang rendah terhadap perasaan frustasi dan secara emosional
mereka adalah orangorang yang labil serta mudah terangsang.
Suasana perasaan hati mereka cenderung untuk bersifat netral atau
pertenangan, mereka kerap kali berkelompok, tetapi secara social mereka bersikap
kaku. beberapa orang di antara mereka bersikap permusuhan dan negative, tetapi
ciri ini sering terjadi secara sekunder terhadap permasalahan-permasalahan
psikososial yang mereka alami. Beberapa orang lainnya sangat tergantung secara
berlebihan, namun yang lain lagi bersikap begitu keras dan merdeka, sehingga
kelihatan sembrono.
e. Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang akan menegakkan diagnosis
gangguan kekurangan perhatian. Anak yang mengalami hiperaktivitas dilaporkan
memperlihatkan jumlah gelombang lambat yang bertambah banhyak pada
elektroensefalogram mereka, tanpa disertai dengan adanya bukti tentang penyakit
neurologic atau epilepsy yang progresif, tetapi penemuan ini mempunyai makna
yang tidak pasti. Suatu EEG yang dianalisis oleh computer akan dapat membantu
di dalam melakukan penilaian tentang ketidakmampuan belajar pada anak itu.
f. Komplikasi
1. Diagnosis sekunder, gangguan konduksi, depresi dan ansietas.
2. Pencapaian akademik kurang, gagal di sekolah, sulit membaca dan
mengerjakan aritmatika (sering kali akibat abnormalitas konsentrasi)
8
3. Hubungan dengan teman sebaya buruk
b. Etiologi
Penyebab dari Syndrom Down adalah adanya kelainan kromosom yaitu
terletak pada kromosom 21 dan 15.
Faktor – faktor yang berperan dalam kelainan
Genetik
Karena menurut hasil penelitian epidemiologi mengatakan adanya
peningkatan resiko terulang bila dalam keluarga terdapat anak
dengan syndrome.
Radiasi
Ada sebagian besar penelitian ada sekitar 30 % yang melahirkan
anak dengan syndrome down pernah mengalami radiasi di daerah
sebelum terjadi konsepsi.
Infeksi dan Kelainan Kehamilan
Autoimun dan Kelainan Endokrin
Pada ibu terutama autoimun tiroid
Umur ibu diatas 35 tahun.
Diperkirakan terdapat perubahan hormonal yang dapat
menyebabkan “non disjunction” pada kromosom
c. Manifestasi klinis
Beberapa kelainan pada anak syndrome down :
1. Sutura sagitalis yang terpisah
2. Fisura palpebralis yang miring
9
3. Jarak yang lebar antar kaki
4. Fontanella palsu
5. Plantar crease
6. Hiperfleksibilitas
7. Peningkatan jaringan sekitar leher
8. Bentuk palatum yang abnormal
9. Hidung hipoplastik
10. Kelainan otot dan hypotonia
11. Bercak brushfield pada mata
12. Mulut terbuka dan lidah terjulur
13. Lekukan epikantus pada sudut mata sebelah dalam
14. Single palmar crease pada tangan kiri dan kanan
15. Jarak pupil yang lebar
16. Oksiput yang datar
17. Tangan dan kaki yang pendek serta lebar
18. Bentuk atau struktur telinga yang abnormal
19. Kelainan mata tangan kaki mulut sindaktili
20. Mata sipit
10
Retardasi mental memiliki kriteria sebagai berikut :
Secara garis besar faktor penyebab dapat dibagi menjadi 4 golongan yaitu:
1. Faktor genetik
a. Akibat kelainan jumlah kromosom misalnya trisomi 21
atau dikenal dengan sindrom down
b. Kelainan bentuk kromosom
2. Faktor prenatal
Keadaan tertentu yang telah diketahui ada sebelum atau pada saat
kelahiran tetapi tidak dapat dipastikan sebabnya
3. faktor perinatal
a. proses kelahiran yang lama misalnya plasenta previa,
ruptur tali umbilicus
b. posisi janin abnormal seperti letak bokong atau
melintang dan kelainan bentuk wilayah kecelakaan pada
waktu lahir dan distres fatal.
4. Faktor pasca natal
a. Akibat infeksi ( meningitis, ensefalitis, ensefalitis)
b. trauma kapitis dan tumor otak
c. Kelainan tulang tengkorak
d. Kelainan endokrin dan metabolic, keracunan pada otak
serta faktor sosial budaya.
11
3. Tidak dapat mengurus diri sendiri tanpa bantuan orang lain sesuai
usia
4. Arah minat saat terbatas pada hal-hal yang terbatas dan sederhana
saja
5. Perkembangan bahasa atau bicara lambat
6. Tidak ada perhatian terhadap lingkungan atau pandangan kosong
dan perhatiannya labil sering berpindah-pindah.
7. Koordinasi gerakan kurang gerakan kurang terkendali
8. Daya ingat yang lemah emosi sangat miskin dan terbatas apatis dan
acuh tak acuh terhadap sekitarnya
9. Sering kali ngiler
12
BAB III
KASUS AUTISME
13
suhu. 37 C. Tidak ada gangguan pendengaran diagnosa medis autis dengan
gangguan komunikasi verbal.
A. Pengkajian
1. Identitas pasien
o Nama : An. B
o Jenis kelamin : laki-laki
o Umur : 2 tahun
o Tanggal MRS :10 November 2019
o Sumber informasi : Ny. A (ibu pasien)
o Alamat : Bireuen
2. Riwayat kesehatan
o Riwayat kesehatan dahulu
Ny.A mengatakan bahwa pernah mengalami pendarahan ringan
saat setelah trimester pertama saat mengandung An. B, juga
mengalami keterlambatan dalam respon menangis, memiliki BB
kurang dari 2500 gram saat lahir.
o Riwayat kesehatan sekarang
An. B tidak dapat memberikan Atau menanggapi respon saat ibu
dan orang lain memanggil. An. B kelihatan bingung dan tidak
dapat menjawab pertanyaan ibunya jika menginginkan sesuatu
anak hanya menarik-narik tangan orang yang dikenalnya tanpa
berbicara. Mengharapkan tangan tersebut melakukan sesuatu
untuknya. An. B menutup diri terhadap pergaulan sosial lebih
senang bermain sendiri daripada bermain dengan teman sebayanya.
An. B lebih sering ngoceh dengan bahasa yang tidak dimengerti
oleh orang lain
o Kesehatan keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami kejadian seperti yang
dialami oleh An. B
14
3. Alasan masuk RS
An. B masuk pada tanggal 10 Oktober 2020 diantar oleh ibunya. Alasan
masuk dikarenakan An. B tidak dapat memberikan respon saat ibunya atau orang
lain memanggilnya terlihat bingung dan tidak dapat menjawab pertanyaan ibunya
jika menginginkan sesuatu kali nanya menarik-narik tangan orang yang
dikenalnya tanpa berbicara dan mengharapkan tangan tersebut melakukan sesuatu
untuknya. An. B menutup diri terhadap pergaulan sosial lebih sering bermain
sendiri daripada bermain dengan teman , mengoceh dengan bahasa yang tidak
dimengerti oleh orang lain.
4. Faktor predisposisi
Sebelumnya An. B belum pernah diperiksa ke rumah sakit dan juga belum
mendapatkan pengobatan apapun. Anggota keluarga juga tidak ada yang memiliki
riwayat sakit autis. Ny.A mengatakan pernah mengalami cedera ringan saat
setelah semester pertama saat mengandung An. B , juga saat lahir memiliki
keterlambatan dalam respon menangis.
5. Pemeriksaan fisik
b. Keluhan fisik
15
Tidak ada gangguan pendengaran
Tekanan Darah 110/80 mmhg, Nadi 100 x/menit, RR 28 x/menit,
Suhu 37 C.
6. Konsep diri
Ny.A dapat memahami yang terjadi dan iklas dalam menjalani segala yang
menjadi ketentuan Tuhan. Keluarga besar juga memberikan dukungan sangat baik
sekali dalam memberikan motivasi agar selalu tegar dan sabar.
7. Hubungan sosial
Ny.A hanya mengatakan bahwa kontak mata sangat kurang, tidak bisa
bermain dengan teman sebaya, tidak bisa berempati ,kurang mampu mengadakan
hubungan sosial dan emosional, timbal balik dengan orang di sekitarnya
8. Spiritual
9. Masalah psikologis
Analisa Data
16
sesuatu untuknya. An. B menutup diri
terhadap pergaulan sosial lebih senang
bermain sendiri daripada bermain dengan
teman sebayanya. Lebih sering mengoceh
dengan bahasa yang tidak dimengerti oleh
orang lain.
DO :
o Tidak ada kontak mata pada An. B
o Sering tidak merespon panggilan
tapi mendengar suara yang
disukainya akan bereaksi dengan
cepat
o Terdapat ekolalia
o Sulit fokus pada objek semula bila
anak berpaling ke topic lain
o Anak tertarik pada sentuhan
menyentuh atau disentuh
o Tidak menggunakan bahasa untuk
berkomunikasi lebih suka
mengoceh dengan bahasa yang
tidak dimengerti oleh orang lain
o Kelihatan bingung saat diberikan
pertanyaan
Pohon Masalah
17
Kurangnya Pengetahuan Orang Tua
B. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Komunikasi Verbal
C. Intervensi
18
o Verifikasi pemahaman
klien melalui penggunaan
pertanyaan atau umpan
balik
o Gunakan keheningan
dengarkan mendorong
ekspresi, perasaan, pikiran
dan kekhawatiran.
Peningkatan komunikasi
o Monitor proses kognitif
anatomis dan fisiologis
yang terkait dengan
kemampuan bicara
o Pantau reaksi frustrasi
kemarahan, depresi atau
tanggapan kalian terhadap
gangguan kemampuan
bicara
o Kenali perilaku emosional
dan fisik sebagai bentuk
komunikasi
o Menyediakan metode
alternatif untuk
komunikasi
o Menyesuaikan gaya
komunikasi klien
o Bekerjasama dengan
keluarga dan terapis wicara
untuk mengembangkan
rencana komunikasi
efektif.
19
Terapi seni
o Mengidentifikasi
bentuk kegiatan
berbasis seni
o Identifikasi media
seni yang akan
digunakan seperti
gambar
o Menyediakan
perlengkapan yang
sesuai untuk
tingkat
perkembangan dan
tujuan untuk terapi
o Berikan lingkungan
yang tenang dan
bebas dari
gangguan
o Memantau
keterlibatan klien
selama proses
pembuatan seni
termasuk komentar
verbal dan perilaku
o Mendorong klien
untuk menggambar
atau kreasi seni.
D. Implementasi
Disesuaiakn dengan intervensi yang telah dibuat.
E. EVALUASI
20
Klien mampu berkomunikasi dengan cara yang dimengerti oleh orang lain
Klien mulai interaksi verbal dan nonverbal dengan orang lain
Klien dapat mengucapkan nama panggilan dirinya dan orang tuanya atau
orang terdekat dengan menggunakan verbal.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
22