Anda di halaman 1dari 31

S T R O K E

_____________________________
_
PENGERTIAN
• Stroke merupakan kerusakan mendadak
pada peredaran darah otak dalam satu
pembuluh darah atau lebih, akibat
pecahnya pembuluh Darah
• Menyebabkan jaringan otak tidak
mendapatkan nutrisi dan oksigen dalam
beberapa menit sel-sel otak akan mati.
PENYEBAB
• Trombosis pada arteri cerebri yang memasuk darah
kedalam otak atau trombosis pembuluh darah
intrakranial yang menyumbat aliran darah.
• Emboli akibat pembentukan trombus di luar otak,
seperti di dalam jantung ke aorta, atau arteri karotis
kominis.
• Perdarahan dari arteri atau vena intrakranial seperti
yang terjadi karena hipertensi ruptur aneurisma,
malformasi arteriovenosa, trauma, gangguan
hemoragik atau emboli Septik.
FAKTOR RESIKO
• Hipertensi
• Riwayat stroke dalam keluarga
• Riwayat serangan iskemia sepintas
• Penyakit jantung termasuk aritma penyakit arteri
koronaria, infark miokard akut, kardiomiopati dilatasi
dan penyakit valvular
• Diabetes melitus
• Hiperlipidemia familial
• Kebiasaan merokok
• Kebiasaan minum-minuman keras
• Obesitas, gaya hidup sedentari
• Penggunaan kontrasepsi oral pil KB.
PATOFISIOLOGI
• kekurangan oksigen dan nutrien
• jika pembuluh arteri tersumbat maka mekanisme
autoregulasi akan membantu mempertahankan
peredaran darah serebral sampai terbentuk sirkulasi
kolateral untuk mengalirkan darah ke daerah yang
terkena.
• Jika mekanisme kompensasi ini bekerja terlalu
berlebihan atau aliran darah serebral tetap
terganggu selama lebih dari beberapa menit, maka
kekurangan oksigen akan menimbulkan infark
jaringan otak.
• Sel-sel otak akan berhenti bekerja karena mereka
tidak mempunyai simpanan glukosa atau glikogen
yang dapat dipakai selama metabolisme anaerob
berlangsung.
TANDA & GEJALA
• Kelemahan ekstremitas yang unilateral
• Kesulitan bicara
• Patirasi pada salah satu sisi tubuh
• Sakit kepala
• Gangguan penglihatan (diplopia, hemianopsia,
Ptosis)
• Rasa pening atau dizziness
• Kecemasan
• Perubahan tingkat kesadaran.
Keluhan dan gejala stroke biasa diklasifikasik
an berdasarkan pembuluh arteri yang terkena :

ARTERI KAROTIS

• Kelemahan
• Paralisis
• Patirasi
• Perubahan sensorik
• gangguan penglihatan pada sisi lesi
• perubahan tingkat kesadaran
• bruits
• sakit kepala
• afasia
• Ptosis
ARTERI VERTEBROBASILARIS
• Kelemahan pada sisi yang terkena
• Patirasa di sekitar bibir dan mulut
• Defisit pada lapangan penglihatan
• Diplopia
• Koordinasi yang buruk
• Disfagia
• Bicara yang pelo
• Rasa pening
• Nistagmus
• Amnesia
• Ataksia
ARTERI SEREBRI ANTERIOR

• Kebingungan
• Kelemahan
• Patirasa khususnya pada tungkai
• Inkontinensia
• Kehilangan koordinasi
• Kerusakan fungsi motorik dan sensorik
• Perubahan kepribadian
A.SEREBRI MEDIA

• Afasia
A.SEREBRI POSTERIOR
• Disfasia
• Defisit pada lapangan p • Defisit lapangan penglihat
englihatan an (hemianopsia homoni
• Hemiparesis pada sisi le m)
si (lebih berat pada waj • Kerusakan sensorik
ah dan lengan dibandin • Disleksia
gkan pada tungkai)
• Perseverasi (jawaban yang
itu-itu saja ketika ditanya)
• Koma
KOMPLIKASI
• Tekanan darah yang tidak stabil akibat
kehilangan kontrol vasomotor
• Edema serebral
• Ketidakseimbangan cairan
• Kerusakan sensorik
• Infeksi, seperti pneumonia
• Perubahan tingkat kesadaran
• Aspirasi
• Kontraktur
• Emboli paru
• Kematian
Diagnosis
• Computerises tomogram (CT)
• Pemeriksaan darah lengkap
• MRI
• Pemeriksaan ultrasonografi karotis
dan Doppler transcranial
• Fungsi lumbal
PENANGANAN
• Terapi trombolitik
• Terapi Antikoagulan
• Terapi suportif
• Intervensi pembedahan
• Pencegahan stroke
FARMAKOLOGI
• Terapi antitrombosit, seperti aspirin, dipiridamol,
atau clopidogrel dapat diberikan untuk
mengurangi pembentukan trombus dan
memperpanjang waktu pembekuan.
• Terapi antikoagulan dengan warfarin membuat
pasien beresiko mengalami perdarahan dan tidak
dianjurkan diberikan hingga tujuh hari setelah
Stroke di samping hanya boleh digunakan untuk
stroke iskemik yang penyebabnya berasal dari
jantung.
• Pada stroke hemoragik pemberian obat analgetik
seperti acetaminophen untuk mengurangi
keluhan sakit kepala yang disertai stroke
hemoragik.
TERAPI DIET
• MAKANAN YANG DI ANJURKAN:

• Konsumsi ikan
• Biji-bijian
• Sayur dan buah-buahan
• Makanan yang mengandung kalium

• MAKANAN YANG TIDAK DI ANJURKAN

• Makanan yang mengandung garam tinggi


• Daging & ayam
• Lemak dan minyak
• Susu
• Alkohol dan tembakau
• Makanan yang mengandung gula tinggi
ASUHAN KEPERAWATA
N
PENGKAJIAN
a.Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis
kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa,
tanggal dan jam MRS, nomor register, diagnose medis.
b. Keluhan utama
Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah badan,
bicara pelo, dan tidak dapat berkomunikasi.
c. Riwayat penyakit sekarang
Serangan stroke seringkali berlangsung sangat mendadak, pada
saat klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri
kepala, mual, muntah bahkan kejang sampai tidak sadar,
disamping gejala kelumpuhan separoh badan atau gangguan
fungsi otak yang lain.
d. Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat hipertensi, diabetes militus, penyakit jantung, anemia, riwayat trauma
kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat-obat anti koagulan, aspirin,
vasodilator, obat-obat adiktif, kegemukan.
e. Riwayat penyakit keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi ataupun diabetes militus.
PENGKAJIAN FOKUS
a. Aktifitas/ Istirahat
Klien akan mengalami kesulitan aktivitas akibat kelemahan, hilangnya rasa, paralisis,
hemiplegi, mudah lelah, dan susah tidur.
b. Sirkulasi
Adanya riwayat penyakit jantung, katup jantung, disritmia, CHF, polisitemia, dan
hipertensi arterial.
c. Integritas Ego.
Emosi labil, respon yang tak tepat, mudah marah, kesulitan untuk mengekspresikan diri.
d. Eliminasi
Perubahan kebiasaan Bab. dan Bak. Misalnya inkoontinentia urine, anuria, distensi
kandung kemih, distensi abdomen, suara usus menghilang.
e. Makanan/caitan :
Nausea, vomiting, daya sensori hilang, di lidah, pipi, tenggorokan, dysphagia
f.Neuro Sensori
Pusing, sinkope, sakit kepala, perdarahan sub arachnoid, dan
intrakranial. Kelemahan dengan berbagai tingkatan, gangguan
penglihatan, kabur, dyspalopia, lapang pandang menyempit.
Hilangnya daya sensori pada bagian yang berlawanan dibagian
ekstremitas dan kadang-kadang pada sisi yang sama di muka.
g. Nyaman/nyeri
Sakit kepala, perubahan tingkah laku kelemahan, tegang pada
otak/muka
h. Respirasi
Ketidakmampuan menelan, batuk, melindungi jalan nafas.
Suara nafas, whezing, ronchi.
i.Keamanan
Sensorik motorik menurun atau hilang mudah terjadi injury.
Perubahan persepsi dan orientasi tidak mampu menelan
sampai ketidakmampuan mengatur kebutuhan nutrisi, tidak
mampu mengambil keputusan.
j.Interaksi sosial
Gangguan dalam bicara, Ketidakmampuan berkomunikasi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan
serebral
• Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
• Gangguan mobilitas fisik.
INTERVENSI KEPERAWA
TAN
DIAGNOSA NOC NIC
Resiko ketidakefektifan Tujuan dan kriteria hasil: 1. Manajemen edema
perfusi jaringan serebral • Menunjukkan status serebral
sirkulasi 2. Pemantauan neurologis
• Menunjukkan perfusi 3. Pemantauan tekanan
jaringan serebral intrakranial
Setelah dilakukan
tindakan perawatan
pasien diharapkan:
• Tidak ada
penyimpangan dari
rentang normal tekanan
darah sistolik dan
diastolik
• Tidak ada agitasi
• Tidak mengalami sakit
kepala
• Mendemonstrasikan
fungsi sensori motorik
kranial yang utuh
DIAGNOSA NIC NIC

Ketidakefektifan Tujuan dan kriteria hasil: 1. Manajemen jalan nafas


bersihan jalan nafas • Menunjukkan bersihan 2. Pengisapan jalan nafas
jalan nafas yang efektif 3. Kewaspadaan aspirasi
• Menunjukkan status 4. Manajemen asma
pernafasan: kepatenan 5. Peningkatan batuk
jalan nafas 6. Pengaturan posisi
7. Pemantauan pernafasan
Setelah dilakukan tindakan 8. Bantuan ventilasi.
perawatan pasien
diharapkan:

• Mempunyai fungsi paru


dalam batas normal
• Mempunyai jalan nafas
yang paten
• Mempunyai irama dan
frekuensi pernafasan
dalam rentang normal
DIAGNOSA NOC NIC

Gangguan mobilitas Tujuan dan kriteria hasil: 1. Promosi mekanika


fisik • Memperlihatkan status tubuh
neurologis: 2. Promosi latihan fisik
pengendalian pusat 3. Promosi latihan fisik :
motorik latihan kekuatan
• Memperlihatkan 4. Terapi latihan fisik:
mobilitas mobilitas sendi
Setelah dilakukan 5. Terapi latihan fisik:
tindakan perawatan ambulasi
pasien diharapkan: 6. Terapi latihan fisik:
• Tidak mengalami keseimbangan
gangguan
keseimbangan
• Tidak mengalami
gangguan untuk
mengkoordinasikan
aktivitas otot skeletal
untuk gerakan tubuh
IMPLEMENTASI
&
EVALUASI
DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

Resiko ketidakefektifan 1. Pemantauan tanda- S:-


perfusi jaringan serebral tanda vital O:-
2. Pemantauan tekanan A : masalah teratasi
intrakranial P : implementasi
3. Minimalkan stimulus dilanjutkan/ditambahkan
lingkungan
4. Pantau tonus otot dan
pergerakan motorik
5. Pantau diplopia dan
nistaginus
DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

Ketidakefektifan 1. Kaji S : dispnea


bersihan jalan nafas kecenderungan O : suara nafas
pada gas darah tambahan, kesulitan
arteri untuk berbicara,
2. Auskultasi bagian penurunan suara nafas
dada anterior dan A : masalah belum
posterior teratasi
3. Pengisapan jalan P : implementasi
nafas dilanjutkan
4. Atur posisi klien
5. Berikan pasien
dukungan emosi
DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

Gangguan mobilitas 1. Ajarkan dan bantu S:-


fisik pasien dalam proses O : penurunan waktu
berpindah raksi, perubahan cara
2. Pengaturan posisi berjalan, keterbatasan
pasien melakukan ketrampilan
3. Ajarkan pasien tentang motorik kasar
dan pantau A : masalah teratasi
penggunaanalat bantu P : implementasi
mobilitas dipertahankan.
4. Kaji Kebutuhan
terhadap bantuan
pelayanan kesm rumah
5. Berikan penguatab
posistif selama
aktivitas
THANKS FOR ATTENTIO
N GUSY!!!

Anda mungkin juga menyukai