Anda di halaman 1dari 6

BLOK NEUROBEHAVIOR SYSTEM

Semester : V (Gasal)
Modul : Neurobehavior System
Unit : Minggu ke-2
Judul Skenario : Separuh Tubuhku Lemah

Referensi
1. Ropper AH, Samuels MA, Klein JP, Prasad S. Adams and Victor’s Principles of Neurology
11th Edition. New York: McGraw-Hill Education, 2019
2. Campbell WW, Barohn RJ. DeJong’s The Neurologic Examination 8th Edition.
Philadelphia: Wolters Kluwer, 2019
3. Biller J, Gruener G, Brazis P. DeMyer’s The Neurologic Examination 7th Edition. New
York: McGraw-Hill Education, 2016
4. Guideline Stroke (Edisi Revisi). Kelompok Studi Serebrovaskuler, Perhimpunan Dokter
Spesialis Saraf Indonesia, 2011
5. Acuan Panduan Praktik Klinis Neurologi. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia,
2016

Capaian Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi dan klasifikasi stroke iskemik dan hemoragik
2. Mahasiswa mampu menjelaskan patofisiologi stroke iskemik dan hemoragik
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tanda dan gejala klinis stroke
4. Mahasiswa mampu menjelaskan faktor-faktor risiko stroke iskemik dan hemoragik
5. Mahasiswa mampu menjelaskan diagnosis banding stroke
6. Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan stroke iskemik dan hemoragik
7. Mahasiswa mampu menjelaskan komplikasi stroke iskemik dan hemoragik beserta
patofisiologinya
Skenario Minggu 2 : Separuh Tubuhku Lemah
Tn. M berusia 65 tahun datang ke Instalasi Gawat Darurat rumah sakit karena mengeluh
lemah pada anggota gerak kanan mendadak sejak 5 jam yang lalu. Saat keluhan terjadi pasien
sedang duduk-duduk menonton televisi bersama keluarganya. Selain lemah anggota gerak
kanan, pasien juga mengeluh mulut mencong dan bicara pelo. Tidak didapatkan nyeri kepala
maupun riwayat penurunan kesadaran. Pasien baru pertama kali mengalami keluhan seperti ini.
Pasien diketahui memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus dan hipertensi sejak 5
tahun yang lalu namun jarang kontrol ke dokter atau minum obat. Pasien juga merupakan
perokok sejak 40 tahun yang lalu. Setelah diperiksa, didapatkan kesadaran pasien compos
mentis, tekanan darah 170/90 mmHg, status gizi obesitas (Indeks Massa Tubuh 31,9 kg/m2),
hemiparesis dekstra spastik, paresis n. VII dekstra, paresis n. XII dekstra, dan kadar glukosa
darah sewaktu 315 mg/dL.
Apakah yang terjadi pada pasien ini?

Terminologi
1. Lemah anggota gerak kanan mendadak
2. Penurunan kesadaran
3. Diabetes mellitus
4. Hipertensi
5. Perokok
6. Compos mentis
7. Obesitas
8. Hemiparesis dekstra spastik
9. Paresis n. VII dekstra
10. Paresis n. XII dekstra
11. Glukosa darah sewaktu

Identifikasi Masalah
1. Mengapa terjadi kelemahan anggota gerak sesisi yang mendadak pada pasien?
2. Apa hubungan antara keluhan yang dialami pasien dengan saat terjadinya keluhan (duduk-
duduk menonton televisi)?
3. Mengapa pasien juga mengalami mulut mencong dan bicara pelo?
4. Apa hubungan riwayat penyakit diabetes mellitus, hipertensi, dan merokok dengan keluhan
yang saat ini dialami pasien?
5. Apa makna hasil pemeriksaan fisik pasien?
6. Apa usulan pemeriksaan penunjang lain yang dapat dilakukan pada pasien?
7. Apa diagnosis pasien ini?
8. Bagaimana penatalaksanaan selanjutnya pada kasus ini?
9. Bagaimana prognosis pasien?

Sistematika Masalah

Anamnesis
• Lemah anggota gerak kanan mendadak
• Mulut mencong
• Bicara pelo
• Faktor risiko stroke: usia tua, jenis kelamin laki-laki, diabetes
mellitus, hipertensi, merokok, obesitas

Pemeriksaan Fisik
• Kesadaran compos mentis
• TD 170/90 mmHg
• Status gizi obesitas
• Hemiparesis dekstra spastik
• Paresis n. VII dekstra
• Paresis n. XII dekstra

Pemeriksaan Penunjang
GDS 315 mg/dL

STROKE ISKEMIK

Penatalaksanaan
1. Tatalaksana umum
2. Tatalaksana spesifik
3. Tatalaksana intervensi/operatif
4. Edukasi identifikasi dan pengendalian
faktor risiko stroke
Learning Issues
1. Definisi dan klasifikasi stroke
2. Patofisiologi stroke
3. Tanda dan gejala klinis stroke
4. Faktor risiko stroke
5. Diagnosis dan diagnosis banding stroke
6. Penatalaksanaan stroke
7. Komplikasi stroke
8. Prognosis stroke

Tinjauan Pustaka
Definisi
Stroke adalah kumpulan gejala defisit neurologis akibat gangguan fungsi otak akut baik
fokal maupun global yang mendadak, disebabkan oleh berkurangnya atau hilangnya aliran
darah pada parenkim otak, retina atau medulla spinalis, yang dapat disebabkan oleh
penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah arteri maupun vena, yang dibuktikan dengan
pemeriksaan imaging dan/atau patologi.

Anamnesis
Gangguan global pada stroke yaitu berupa gangguan kesadaran. Gangguan fokal dapat berupa:
a. Kelumpuhan sesisi/kedua sisi, kelumpuhan satu ekstremitas, kelumpuhan otot-otot
penggerak bola mata, kelumpuhan otot-otot untuk proses menelan, wicara, dan
sebagainya
b. Gangguan fungsi keseimbangan
c. Gangguan fungsi penghidu
d. Gangguan fungsi penglihatan
e. Gangguan fungsi pendengaran
f. Gangguan fungsi somatik sensoris
g. Gangguan neurobehavioral yang meliputi gangguan atensi, gangguan memori,
gangguan berbahasa, gangguan pengenalan ruang, dan gangguan fungsi kognitif lain

Pemeriksaan Fisik
Dapat dijumpai penurunan skor GCS, kelumpuhan saraf kranial, kelemahan motorik,
defisit sensorik, gangguan otonom, maupun gangguan neurobehavior.
Pemeriksaan Penunjang
• CT scan + CT angiografi/MRI + MRA otak
• EKG
• Doppler carotis
• Transcranial Doppler
• Lab : hematologi rutin, gula darah sewaktu, fungsi ginjal (ureum, kreatinin), activated
partial thrombin time (APTT), waktu prothrombin (PT), INR, gula darah puasa dan 2 jam
PP, HbA1C, profil lipid, C-reactive protein, laju endap darah, dan pemeriksaan atas
indikasi seperti enzim jantung (troponin, CKMB), serum elektrolit, analisis hepatik dan
pemeriksaan elektrolit
• X-foto toraks
• Urinalisa
• Echokardiografi
• DSA serebral

Tatalaksana
1. Tatalaksana Umum
a. Stabilisasi jalan nafas dan pernafasan
b. Stabilisasi hemodinamik
c. Pengendalian tekanan intrakranial
d. Pengendalian kejang, jika diperlukan
e. Analgetik dan antipiretik, jika diperlukan
f. Gastroprotektor, jika diperlukan
g. Manajemen nutrisi
h. Pencegahan thrombosis vena dalam (DVT) dan emboli paru dengan pemberian
heparin atau LMWH
2. Tatalaksana Spesifik
a. Trombolisis intravena: Alteplase dosis 0,6 – 0,9 mg/kgBB pada stroke iskemik
onset < 6 jam
b. Terapi endovaskuler: Trombektomi mekanik pada stroke iskemik dengan oklusi
karotis interna atau pembuluh darah intracranial onset < 8 jam
c. Manajemen hipertensi: Nikardipin, ARB, ACE-inhibitor, Ca antagonis, beta
bloker, diuretik
d. Manajemen gula darah: insulin, obat anti diabetik oral
e. Pencegahan stroke sekunder: antiplatelet, antikoagulan
f. Neuroprotector: Citicolin, Piracetam, Pentoksifilin
g. Terapi rehabilitasi medik
3. Tatalaksana Intervensi/Operatif
a. Carotid endarterectomy, sesuai indikasi
b. Carotid artery stenting, sesuai indikasi
c. Stenting pembuluh darah intrakranial, sesuai indikasi

Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai