Anda di halaman 1dari 4

DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA

INFARK SEREBRAL / STROKE


No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 02-01-2016

Halaman : 1/2

UPT PUSKESMAS SANTOSO


HARAPAN NIP. 19651010 199001 1 002

1. Pengertian

Stroke adalah defisit neurologis fokal yang terjadi mendadak, lebih dari 24
jam dan disebabkan oleh faktor vaskuler. Berdasarkan Riskesdas 2007,
stroke merupakan penyebab kematian yang utama di Indonesia.
No. ICPC II : K90 Stroke/cerebrovascular accident
No. ICD X : I63.9 Cerebral infarction, unspecified

2. Tujuan
Memberikan panduan tatalaksana pada pasien dengan Infark
serebral / stroke.

3. Kebijakan
Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Harapan Nomor : 1900 /
PKM.H / TU-01/12.2014 Tentang Jenis Pelayanan Yang Ada di Puskesmas
Harapan.

4. Referensi
PERMENKES No. 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Dokter
di Fasilitas Pelayanan Primer.

5. Alat dan Bahan


 Alat pemeriksaan neurologis
 Infus set
 Oksigen
 Obat antiplatelet
6. Prosedur

Hasil Anamnesis (Subjective)


Keluhan
Keluhan mendadak berupa:
a. Kelumpuhan anggota gerak satu sisi (hemiparesis)
b. Gangguan sensorik satu sisi tubuh
c. Hemianopia (buta mendadak)
d. Diplopia
e. Vertigo
f. Afasia
g. Disfagia
h. Disarthria
i. Ataksia
j. Kejang atau penurunan kesadaran
Untuk memudahkan digunakan istilah FAST (facial movement, Arm Movement,
Speech, Test all three).

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective)


Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan tanda vital
1. Pernapasan
2. Nadi
3. Suhu
4. Tekanan darah harus diukur kanan dan kiri
b. Pemeriksaaan jantung paru
c. Pemeriksaan bruitkarotis
d. Pemeriksaan abdomen
e. Pemeriksaan ekstremitas
f. Pemeriksaan neurologis
1. Kesadaran : kualitatif dan kuantitatif (Glassgow Coma Scale = GCS)
2. Tanda rangsang meningeal : kaku kuduk, lasseque, kernig,
brudzinsky
3. Saraf kranialis: sering mengenai nervus VII, XII, IX walaupun nervus
kranialis lain bisa terkena
4. Motorik : kekuatan, tonus, refleks fisiologis, refleks patologis
5. Sensorik
6. Pemeriksaan fungsi luhur
7. Pada pasien dengan kesadaran menurun, perlu dilakukan
pemeriksaan refleks batang otak:
• Refleks kornea
• Refleks pupil terhadap cahaya
• Refleks okulo sefalik
• Keadaan refleks respirasi
Pemeriksaan Penunjang : -
Penegakan Diagnosis (Assessment)
Diagnosis klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Klasifikasi
Stroke dibedakan menjadi:
a. Stroke hemoragik biasanya disertai dengan sakit kepala hebat, muntah,
penurunan kesadaran, tekanan darah tinggi.
b. Stroke iskemik biasanya tidak disertai dengan sakit kepala hebat,
muntah, penurunan kesadaran dan tekanan darah tidak tinggi.

Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
a. Stabilisasi pasien dengan tindakan ABC.
b. Pertimbangkan intubasi jika kesadaran stupor atau koma atau gagal
nafas.
c. Pasang jalur infus IV dengan larutan NaCl 0,9% dengan kecepatan 20
ml/jam (jangan memakai cairan hipotonis seperti dekstrosa 5% dalam
air dan SALIN 0,45% karena dapat memperhebat edema otak).
d. Berikan O2: 2-4 liter/menit via kanul hidung.
e. Jangan memberikan makanan atau minuman lewat mulut.
Stroke Hemoragik
a. Menurunkan tekanan darah untuk mencegah perdarahan ulang pada
orang yang dasarnya normotensif (tensi normal) diturunkan sampai
sistolik 160 mmHg, pada orang dengan hipertensi sedikit lebih tinggi.
b. Tekanan dalam rongga tengkorak diturunkan dengan cara meninggikan
posisi kepala 15-30% (satu bantal) sejajar dengan bahu
Pasien dirujuk setelah kondisi lebih stabil.
Rencana Tindak Lanjut
a. Memodifikasi gaya hidup sehat
1. Memberi nasehat untuk tidak merokok atau menghindari lingkungan
perokok
2. Menghentikan atau mengurangi konsumsi alkohol
3. Mengurangi berat badan pada penderita stroke yang obes
4. Melakukan aktivitas fisik sedang pada pasien stroke iskemik atau
TIA. Intensitas sedang dapat didefinisikan sebagai aktivitas fisik yang
cukup berarti hingga berkeringat atau meningkatkan denyut jantung
1-3 kali perminggu.
b. Mengontrol faktor risiko
1. Tekanan darah
2. Gula darah pada pasien DM
3. Kolesterol
4. Trigliserida
5. Jantung
c. Pada pasien stroke iskemik diberikan obat-obat antiplatelet: asetosal,
klopidogrel
Konseling dan Edukasi
a. Mengedukasi keluarga agar membantu pasien untuk tidak
terjadinya serangan kedua.
b. Jika terjadi serangan berikutnya segera mendatangi pelayanan
primer.
c. Mengawasi agar pasien teratur minum obat.
d. Membantu pasien menghindari faktor risiko.
Kriteria Rujukan
Semua pasien stroke setelah ditegakkan diagnosis dan diberikan
penanganan awal selanjutnya dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan
sekunder yang memiliki dokter spesialis saraf.

7. Unit Terkait
a. Poli Umum
b. Laboratorium

8. Rekaman historis perubahan

No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai