No. Dokumen :
No. Revisi :
SPO Tanggal Terbit :
Halaman : ½
Klinik Pratama
Rawat Inap dr.Novi Ocviyanthi
Husada
1. Pengertian Stroke adalah manifestasi klinis akut akibat disfungsi
neurologis pada otak, medulla spinalis, dan retina baik
sebagian atau menyeluruh yang menetap selama ≥ 24 jam
atau menimbulkan kematian akibat gangguan pembuluh
darah.
2. Tujuan Sebagai acuan langkah – langkah untuk penegakan dan
diagnosis penanganan Stroke
3. Langkah – langkah
a) Melakukan anamnesa
Kelemahan atau kelumpuhan salah satu sisi
wajah, lengan, dan tungkai (hemiparesis,
hemiplegi)
Gangguan sensorik pada salah satu sisi wajah,
lengan, dan tungkai (hemihipestesi,
hemianesthesi)
Gangguan bicara (disartria)
Gangguan berbahasa (afasia)
Gejala neurologik lainnya seperti jalan
sempoyongan (ataksia), rasa berputar
(vertigo), kesulitan menelan (disfagia),
melihat ganda (diplopia), penyempitan lapang
penglihatan (hemianopsia, kwadran-anopsia)
b) Melakukan pemeriksaan fisik :
Pemeriksaan tanda vital: pernapasan, nadi,
suhu, tekanan darah harus diukur kanan dan
kiri
Pemeriksaaan jantung paru
Pemeriksaan bruitkarotis dan subklavia
Pemeriksaan abdomen
Pemeriksaan ekstremitas
Pemeriksaan neurologis
c) Pemeriksaan penunjang
a. EKG (elektrokardiografi)
b. Kadar gula darah
c. Fotometri untuk pemeriksaan Lipid Profile
d. Saturasi Oksigen
d) Menentukan diagnose
Diagnosa banding
Membedakan stroke iskemik dan stroke hemoragik
sangat penting untuk penatalaksanaan pasien.
e) Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
1. Penanganan Stroke Prahospital
Menilai jalan nafas, pernafasan, dan sirkulasi
Menjaga jalan nafas agar tetap adekuat
Memberikan oksigen bila diperlukan
Memposisikan badan dan kepala lebih tinggi
(head-and-trunk up) 20-30 derajat
Memantau irama jantung
Memasang cairan infus salin normal atau
ringer laktat (500 ml/12 jam)
Mengukur kadar gula darah perifer (finger
stick)
Memberikan Dekstrose 50% 25 gram
intravena (bila hipoglikemia berat)
Menilai perkembangan gejala stroke selama
perjalanan ke rumah sakit layanan sekunder
Menenangkan penderita
2. Pengiriman pasien
Bila seseorang dicurigai terkena serangan stroke,
maka segera panggil ambulans gawat darurat.
Ambulans gawat darurat sangat berperan penting
dalam pengiriman pasien ke fasilitas yang tepat
untuk penanganan stroke. Semua tindakan dalam
ambulans pada pasien hendaknya berpedoman
kepada protokol transportasi pasien.
3. Transportasi/ambulans
Utamakan transportasi (termasuk transportasi
udara) untuk pengiriman pasien ke rumah sakit
yang dituju. Petugas ambulans gawat darurat
harus mempunyai kompetensi dalam penilaian
pasien stroke pra rumah sakit.
f) Melakukan konseling dan edukasi :
Memberikan edukasi kepada pasien dan
keluarganya agar tidak terjadi kekambuhan
atau serangan stroke ulang
Jika terjadi serangan stroke ulang, harus
segera mendapat pertolongan segera
Mengawasi agar pasien teratur minum obat.
Membantu pasien menghindari faktor risiko.
g) Rencana tindak lanjut :
1. Memodifikasi gaya hidup sehat
Memberi nasehat untuk tidak merokok atau
menghindari lingkungan perokok
Menghentikan atau mengurangi konsumsi
alkohol
Mengurangi berat badan pada penderita
stroke yang obesitas
Melakukan aktivitas fisik sedang pada pasien
stroke iskemik atau TIA. Intensitas sedang
dapat didefinisikan sebagai aktivitas fisik
yang cukup berarti hingga berkeringat atau
meningkatkan denyut jantung 1-3 kali
perminggu.
2. Mengontrol faktor risiko
Tekanan darah
Gula darah pada pasien DM
Kolesterol
Trigliserida
Jantung
3. Pada pasien stroke iskemik diberikan obat-
obat antiplatelet: asetosal, klopidogrel
h) Melakukan dokumentasi dalam rekam medis
6. Bagan Alir
7. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait 1. UGD
2. Ruang Pemeriksaan Umum
9. Dokumen 1. Dokter Operator
Terkait
10. Rekaman Tanggal mulai
No Yang diubah Isi perubahan
Histori diberlakukan
Perubahan