Anda di halaman 1dari 3

INFARK SEREBRAL/STROKE

No. Dokumen : SPO / UKP /


No. Revisi : 00
SOP
TanggalTerbit : 01-01-2016
Halaman : 1/2
UPTD
dr. PUGUH HARI S.,MSi
PUSKESMAS
196811102002121005
TAPEN
1. Pengertian neurologis Stroke adalah defisit fokal yang terjadi mendadak, lebih dari 24 jam
dan disebabkan oleh faktor vaskuler.
2. Tujuan Untuk menangani pasien infark serebal/ stroke
3. Kebijakan Puskesmas Tapen mengatur tentang tata cara pasien dengan infark serebal/ stroke
4. Referensi Permenkes RI no 5 Tahun 2014
5. Prosedur Alat pemeriksaan neurologis.
b. Infus set.
c. Oksigen.
d. Obat antiplatelet
6. Langkah-langkah Anamnesis(Subjective)
Keluhan
Keluhan mendadak berupa:
a. Kelumpuhan anggota gerak satu sisi (hemiparesis)
b. Gangguan sensorik satu sisi tubuh
c. Hemianopia (buta mendadak)
d. Diplopia
e. Vertigo
f. Afasia
g. Disfagia
h. Disarthria
i. Ataksia
j. Kejang atau penurunan kesadaran
Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan tanda vital
1. Pernapasan
2. Nadi
3. Suhu
4. Tekanan darah harus diukur kanan dan kiri
b. Pemeriksaaan jantung paru
c. Pemeriksaan bruitkarotis
d. Pemeriksaan abdomen
e. Pemeriksaan ekstremitas
f. Pemeriksaan neurologis
1. Kesadaran : kualitatif dan kuantitatif (Glassgow Coma Scale = GCS)
2. Tanda rangsang meningeal : kaku kuduk, lasseque, kernig, brudzinsky
3. Saraf kranialis: sering mengenai nervus VII, XII, IX walaupun nervus kranialis
lain bisa terkena
4. Motorik : kekuatan, tonus, refleks fisiologis, refleks patologis
5. Sensorik
6. Pemeriksaan fungsi luhur
7. Pada pasien dengan kesadaran menurun, perlu dilakukan pemeriksaan refleks
batang otak:
 Refleks kornea
 Refleks pupil terhadap cahaya
 Refleks okulo sefalik
 Keadaan refleks respirasi
Penegakan Diagnosis (Assessment)
Diagnosis klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Klasifikasi
Stroke dibedakan menjadi:
a. Stroke hemoragik biasanya disertai dengan sakit kepala hebat, muntah,
penurunan kesadaran, tekanan darah tinggi.
b. Stroke iskemik biasanya tidak disertai dengan sakit kepala hebat, muntah,
penurunan kesadaran dan tekanan darah tidak tinggi.
Diagnosis Banding
Membedakan stroke iskemik dan stroke hemoragik sangat penting untuk
penatalaksanaan pasien.
Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
a. Stabilisasi pasien dengan tindakan ABC.
b. Pertimbangkan intubasi jika kesadaran stupor atau koma atau gagal nafas.
c. Pasang jalur infus IV dengan larutan NaCl 0,9% dengan kecepatan 20 ml/jam
(jangan memakai cairan hipotonis seperti dekstrosa 5% dalam air dan SALIN
0,45% karena dapat memperhebat edema otak).
d. Berikan O2: 2-4 liter/menit via kanul hidung.
e. Jangan memberikan makanan atau minuman lewat mulut.
Stroke Hemoragik
a. Menurunkan tekanan darah untuk mencegah perdarahan ulang pada orang yang
dasarnya normotensif (tensi normal) diturunkan sampai sistolik 160 mmHg, pada
orang dengan hipertensi sedikit lebih tinggi.
b. Tekanan dalam rongga tengkorak diturunkan dengan cara meninggikan posisi
kepala 15-30% (satu bantal) sejajar dengan bahu
Pasien dirujuk setelah kondisi lebih stabil.
Rencana Tindak Lanjut
a. Memodifikasi gaya hidup sehat
1. Memberi nasehat untuk tidak merokok atau menghindari lingkungan perokok
2. Menghentikan atau mengurangi konsumsi alkohol
3. Mengurangi berat badan pada penderita stroke yang obes
4. Melakukan aktivitas fisik sedang pada pasien stroke iskemik atau TIA.
Intensitas sedang dapat didefinisikan sebagai aktivitas fisik yang cukup berarti
hingga berkeringat atau meningkatkan denyut jantung 1-3 kali perminggu.
b. Mengontrol faktor risiko
1. Tekanan darah
2. Gula darah pada pasien DM
3. Kolesterol
4. Trigliserida
5. Jantung
c. Pada pasien stroke iskemik diberikan obat-obat antiplatelet: asetosal,
klopidogrel
Konseling dan Edukasi
a. Mengedukasi keluarga agar membantu pasien untuk tidak terjadinya serangan
kedua.
b. Jika terjadi serangan berikutnya segera mendatangi pelayanan primer.
c. Mengawasi agar pasien teratur minum obat.
d. Membantu pasien menghindari faktor risiko.
Kriteria Rujukan
Semua pasien stroke setelah ditegakkan diagnosis dan diberikan penanganan
awal selanjutnya dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan sekunder yang
memiliki dokter spesialis saraf.
7. Bagan Alur
Anamnesis

Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan


penunjang sederhana

Penegakan Diagnosis
Rencana penatalaksanaan komprehensif
- Stabilisasi pasien dengan tindakan ABC.
- Pengobatan utama
- Pemberian cairan
- Menghindari infeksi
- Identifikasi penyebab
- Konseling dan Edukasi
- Kreteria Rujukan
-

8. Hal-hal yang Kerahasiaan keadaan pasien dan tindakan terhadap pasien


perludiperhatikan
9. Unit terkait UGD
10. Dokumenterkait 1. Rekam medis
Catatan tindakan
11. Rekamanhistorisperubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggalmulaidiberlakukan

Anda mungkin juga menyukai