Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

KSM BEDAH SARAF


RS DARMO SURABAYA
2019

CEDERA KEPALA

Trauma yang mengenai calvaria dan/atau basis cranii serta organ-


organ didalamnya dimana kerusakan tersebut bersifat non-
Pengertian
degeneratif/non kongenital yang disebabkan oleh gaya mekanik dari
(Definisi)
luar sehingga timbul gangguan fisik, kognitif, maupun sosial serta
berhubungan dengan atau tanpa penurunan tingkat kesadaran
1. Sifat kecelakaan
2. Saat terjadinya, beberapa jam/hari sebelum dibawa ke rumah sakit
3. Ada tidaknya benturan kepala langsung
4. Keadaan penderita saat kecelakaan dan perubahan kesadaran
sampai saat diperiksa
5. Bila pasien dapat diajak berbicara, tanyakn urutan peristiwanya
Anamnesis sejak sebelum terjadinya kecelakaan sampai saat tiba di rumah
sakit untuk mengetahui kemungkinan adanya amnesia retrograde
6. Ada atau tidak adanya muntah
7. Pasien tidak selalu dalam keadaan pingsan (hilang/turun
kesadarannya), tapi dapat kelihatan bingung/disorientasi
(kesadaran berubah)
1. Status fungsi vital
a. Airway (jalan nafas)
b. Breathing (pernafasan)
c. Circulation (nadi dan tekanan darah)
2. Status kesadaran – pemeriksaan GCS
Pemeriksaan Fisik 3. Status neurologis
a. Anisokor
b. Paresis/paralisis
c. Refleks patologis
4. Trauma di tempat lain
5. Pemeriksaan orientasi, amnesia, dan fungsi luhur
Memenuhi kriteria anamnesis dan pemeriksaan imaging (CT Scan atau
Kriteria Diagnosis
minimal rontgen tengkorak)
Diagnosis Cedera Kepala
Diagnosis Banding Stroke
Pemeriksaan 1. Foto rontgen tengkorak (AP Lateral)
Penunjang 2. CT-Scan Kepala
1. Pedoman Resusitasi dan Penilaian Awal :
a. Menilai jalan napas – bersihkan jalan napas dari debris dan
muntahan, lepaskan gigi palsu, pertahankan tulang servikal,
pasang ODA bila dapat ditolerir. Jika cedera orofasial
mengganggu jalan nafas maka harus diintubasi
b. Menilai pernafasan – jika pernafasan tidak spontan beri oksigen
melalui masker oksigen. Jika pernafasannya spontan, selidiki
dan atasi cedera dada berat
c. Menilai sirkulasi – hentikan semua perdarahan dengan menekan
arterinya
d. Obati kejang – berikan diazepam 10 mg iv perlahan-lahan dan
dapat diulangi sampai 3 kali bila masih kejang, bila tidak
berhasil dapat diberikan fenitoin 15 mg/kgBB iv perlahan-lahan
dengan kecepatan tidak melebihi 50 mg/menit
e. Menilai tingkat keparahan cedera kepala
2. Pedoman Umum dan Obat-obatan :
a. Pada semua pasien dengan cedera kepala dan/atau leher,
lakukan foto tulang belakang servikal, kolar servikal baru
Terapi dilepas setelah dipastikan bahwa seluruh tulang servikal C1-C7
normal
b. Pada semua pasien dengan cedera kepala sedang dan berat,
lakukan prosedur :
- Pasang jalur intravena dengan larutan salin normal (NaCl
0,9%) atau larutan Ringer Laktat
- Lakukan pemeriksaan hematocrit, periksa darah perifer
lengkap, trombosit, kimia darah, masa prothrombin/masa
tromboplastin parsial, skrining toksikologi dan kadar alkohol
bila perlu
c. Mengurangi edema otak : hiperventilasi, cairan hyperosmolar
(mannitol 0,5-1 g/kgBB dalam 10-3 menit), barbiturate,
pembatasan cairan pada 24-48 jam pertama yaitu 1500-2000
ml/24 jam
d. Obat-obat neuroprotektor : piritinol, piracetam, citicholine
e. Perawatan luka dan pencegahan decubitus sejak dini
f. Hemostatic tidak rutin digunakan
g. Antikonvulsan diberikan apabila pasien mengalami kejang atau
pada kasus trauma tembus kepala dan fraktur impresi
Edukasi 1. Penjelasan sebelum MRS (rencana rawat, biaya, pengobatan,
prosedur, masa dan tindakan pemulihan dan latihan, manajemen
nyeri, risiko dan komplikasi)
2. Penjelasan mengenai cedera kepala, risiko, dan komplikasi selama
perawatan
3. Penjelasan mengenai faktor risiko dan pencegahan rekurensi
4. Penjelasan mengenai pemulangan pasien (discharge planning)
5. Penjelasan mengenai gejala koma dan apa yang harus dilakukan
sebelum dibawa ke RS
Ad vitam : dubia ad bonam
Prognosis Ad sanam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Tingkat Evidens I / II / III / IV
Tingkat
A/B/C
Rekomendasi
Penelaah Kritis KSM Bedah Saraf
Indikasi Rawat Jalan :
1. GCS 45% tanpa keluhan
2. CT Scan kepala normal
3. Akses komunikasi baik
4. Vital sign stabil
Indikasi Rawat Inap :
1. Riwayat gangguan kesadaran
Indikator Medis
2. Vital sign tidak stabil
3. GCS <15
4. GCS 15 dengan keluhan :
a. Sesak napas
b. Mual dan muntah
c. Kejang
d. CT scan tidak normal
Kepustakaan 1. Basuki, Endro, Sp.BS,dr; 2003, Materi Pelatihan GELS (General
Emergency Life Support), Tim Brigade Siaga Bencana (BSB),
Jogjakarta.
2. Harsono, 2000. Kapita Selekta Neurologi. Jogjakarta, Gajah Mada
University Press.
3. Morales, D. 2005. Brain Contusion. www.emedicine.com
4. MD Todd D. Cowen MD. 1995. Influence of Early Variables in
Traumatic Brain Injury on Functional Independence Measure Scores
and Rehabilitation Length of Stay and Charges.
www.sciencedirect.com.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 tahun
2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer
6. Standar Kompetensi Dokter Spesialis Neurologi Indonesia, 2015

Surabaya, 11 Januari 2019

Ketua Komite Medik Mitra Bestari Bedah Saraf

dr. Achmad Lefi., SpJP FIHA dr. M. Dwikoryanto., SpBS

Direktur RS Darmo

dr. Imam Soewono., SpPD

PH/VS/RCP

Anda mungkin juga menyukai