RADICULOPATI
LUMBAL
Oleh :
Muh Hasan
Passamula
Dokter Pembimbing:
dr. Dikdik, Sp.S
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf
Rumah Sakit Umum Banjar
Universitas Muhammadiyah Jakarta
2016
IDENTITAS
Nama
: Ny. S
Jenis kelamin
: perempua
Umur
: 61 tahun
Pekerjaan
: Petani
Alamat
: Pintu Singa
ANAMNESIS
KELUHAN
UTAMA
Nyeri pinggang sejak 4 hari SMRS
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
ANAMNESIS
RIWAYAT PENYAKIT
DAHULU
Riwayat penyakit dengan keluhan serupa sejak 2 tahun
lalu. Riwayat penyakit ginjal (+) sejak 16 tahun lalu,
diabetes mellitus (-), penyakit jantung (-), penyakit paru
(-).
RIWAYAT PENYAKIT
KELUARGA
Riwayat penyakit di keluarga dengan keluhan serupa
disangkal. Riwayat penyakit hipertensi, penyakit diabetes
mellitus, penyakit ginjal, atau penyakit jantung di
keluarga disangkal.
RIWAYAT
PENGOBATAN
Pasien belum pernah berobat maupun minum obat untuk
keluhan sekarang.
RIWAYAT ALERGI
Os tidak ada alergi makanan, obat, cuaca, dan debu
RIWAYAT
PSIKOSOSIAL
PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN UMUM
Tampak sakit sedang
KESADARAN
Composmentis
TANDA VITAL
STATUS
GENERALIS
Kepala
: Normochepal, rambut hitam lurus, tidak
mudah rontok
Mata
: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung
: Normonasi, deviasi septum (-), sekret (-/-),
darah (-/-)
Telinga
: Normotia, serumen (-/-), sekret (-/-), darah
(-/-)
Mulut
: Mukosa basah (+), sianosis (-), lidah kotor (-).
Leher
: Pembesaran KGB (-), tiroid (-), peningkatan JVP
(-)
Paru-Paru
Simteris, vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
Jantung
BJ 1 & 2 murni reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Supel
Nyeri tekan (-)
Timpani seluruh lapang abdomen
BU (+) dbn
Ekstremitas atas
Akral : hangat
Edema : -/Sianosis
: -/CRT
: <2 detik
Ekstremitas bawah
Akral : hangat
Edema : +/+
Sianosis
: -/CRT
: <2 detik
STATUS NEUROLOGIS
Your footnote
Your Logo
PEMERIKSAAN NERVUS
CRANIAL
NERVUS OLFAKTORIUS
Daya Pembauan
Dextra
Sinistra
normosmia
normosmia
NERVUS OPTIKUS
Dextra
Sinistra
Visus
Normal
Normal
Dalam batas
Dalam batas
normal
Tidak
normal
Tidak
diperiksa
diperiksa
Lapang
Pandang
Optic disc
Nervus Okulomotoris
Dextra
Sinistra
Ptosis
(-)
(-)
Pupil
a. Bentuk
Bulat
Bulat
b. Diameter 2 mm
2 mm
c. Reflex
Cahaya
(+)
(+)
Direk
(+)
(+)
Indirek
Gerak bola
mata
(+)
(+)
a. Atas
(+)
(+)
b. Bawah
(+)
(+)
c. Medial
Posisi
NERVUS
TROKHLEARIS
bola
mata
Motorik
Dextra
Medial
Sinistra
bawah
Mengunyah
Sensibilitas
Minimal
Minimal
a. Oftalmik
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
c. Mandibul
a
Reflex
(-)
(-)
(+)
(+)
mata
b. Maksila
Sinistra
Stabismu
divergen
Gerakan bola
us
Dextra
NERVUS
TRIGEMINUS
Posisi
NERVUS
ABDUSENS
bola
mata
Dextra
Sinistra
(-)
(-)
(+)
(+)
Strabismus
konvergen
Gerakan bola
mata
Lateral
NERVUS FACIALIS
Motorik
Dextra
Sinistra
(+)
(+)
at alis
(+)
(+)
b. Menutup
(+)
(+)
gai
Sensorik
a. Daya
Tidak
Tidak
dilakukan
dilakukan
a. Mengangk
mata
c. Menyerin
kecap
lidah
2/3
16
NERVUS
VESTIBULOCHOCLEARIS
Pendengaran
Dextra
Sinistra
a. Test bisik
(+)
(+)
b. Test Rinne
Tidak
Tidak
dilakukan
dilakukan
Tidak
Tidak
dilakukan
dilakukan
Tidak
Tidak
dilakukan
dilakukan
Tidak
Tidak
dilakukan
dilakukan
c. Test
Weber
d. Test
Swabach
e. Berdiri
dengan
mata
terbuka
17
NERVUS
GLOSOFARINGEUS
& NERVUS VAGUS
Arkus faring
a.Pasif
Simetris
b.Gerakan aktif
Simetris
Uvula
a.Pasif
Simetris
b.Gerakan aktif
Simetris
Disfonia
(-)
Disfagia
(-)
NERVUS ASSESORIUS
Memaling
Dextra
(+)
Sinistra
(+)
(+)
(+)
kan
kepala
Mengangk
at bahu
NERVUS HIPOGLOSUS
Posisi lidah
Deviasi (-)
Papil lidah
(+)
(-)
Fasikulasi lidah
(-)
19
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
RESUME
Ny.S, 61 tahun, laki-laki datang ke Rumah Sakit
Umum Kota Banjar diantar keluarga dengan
keluhan nyeri pinggang sejak 4 hari SMRS,
menjalar hingga ke kaki sampai bawah, terasa
seperti tertarik, terutama dirasakan saat batuk
ataupun bersin. Keluhan dirasakan semakin
memberat, hingga sulit berjalan, baal (+).
Riwayat sakit seperti ini sejak 2 tahun. Riwayat
CKD (+) sejak 16 tahun. Pasien mengaku
sehari-hari suka mengangkat beban berat.
RESUME
Pada
pemeriksaan fisik didapatkan keadaan
umum tampak sakit sedang, kesadaran
composmentis, tekanan darah: 140/90 mmHg,
nadi: 72x/menit, pernapasan: 18x/menit, suhu:
36,9 C, edema ekstrimitas inferior +/+. Pada
status neurologis, pemeriksaan rangsang
mengingeal
laseq
+/+
kernig
+/+
,
pemeriksaan motoric paraparese ekstrimitas
inferior dengan nilai kekuatan motoric 3,
pemeriksaan sensoris sensasi raba menurun
pada ekstrimitas inferior. Pada pemeriksaan
penunjang, foto rontgent, kesan: spondilosis
lumbal.
DIAGNOSA KERJA
TERAPI
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI VERTEBRATA
Kolumna vertebralis
7 servikal
12 thorakal
5 lumbal
5 Sakral
4 coccygeus
ANATOMI
Diskus
intervertebralis
terdiri dari annulus
fibrosus yaitu masa
fibroelastik
yang
membungkus
nucleus
pulposus,
suatu
cairan
gel
kolloid
yang
mengandung
mukopolisakarida.
RADIKULOPATI
Radikulopati
adalah
suatu
keadaan
yang
berhubungan dengan
gangguan
fungsi dan struktur
RADIKULOPATI
LUMBAL
radiks akibat proses patologik yang dapat mengenai
atau lebih
satu
Problema
yangradiks
sering saraf
terjadidengan pola gangguan
dermatomal.
bersifat
Iritasi atau
kompresi radiks saraf daerah lumbal
Sciatica
Gejala disebabkan
cervical oleh
bulging diskus (disk bulges)
TIPE
spinal
stenosis
toracal
RADIKULOPATI
deformitas vertebra atau herniasi nukleus
pulposus.
lumbal
Keluhan nyeri
pinggang bawah (low back pain)
ETIOLOGI
kompresif
PENYEBAB
RADIKULOPATI
inflammatory
degeneratif
Diabetes Mellitus
MANIFESTASI KLINIS
Rasa nyeri berupa nyeri tajam yang menjalar dari
daerah parasentral dekat vertebra hingga kearah
ekstremitas
dermatomal, diperberat dengan valsava
manuver
Paresthesia yang mengikuti pola dermatomal.
Hilang atau berkurangnya sensorik (hipesthesia)
di
permukaan
kulit
sepanjang
distribusi
dermatom radiks yang bersangkutan.
Kelemahan otot-otot yang dipersarafi radiks yang
bersangkutan.
Refleks tendon pada daerah yang dipersarafi
radiks yang bersangkutan menurun atau bahkan
menghilang
Pemeriksaan Fisik
Prosedur diagnosa khusus untuk pemeriksaan radikulopati
lumbal antara lain :
Lasegues sign
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
Test Viets dan Naffziger
Meningkatnya tekanan intrakranial atau intraspinal dapat
menimbulkan nyeri radicular pada pasien dengan space
occupying lession yang menekan radiks saraf. Tekanan dapat
meningkat dengan batuk, bersin, mengedan, dan dengan
kompresi vena jugularis.
Tekanan harus dilakukan hingga penderita mengeluh adanya rasa
penuh di kepalanya, dan tes ini tidak boleh dianggap negatif
hingga venous return dihambat selama 2 menit.
Kompresi vena jugularis juga dapat dilakukan dengan
sphygmomanometer cuff, dengan tekanan 40 mmHg selama 10
menit (Naffzigers test). Penderita dapat berbaring atau berdiri.
Pada pasien ruptur diskus intervertebra, akan didapatkan nyeri
radikular pada radiks yang bersangkutan
Pemeriksaan Penunjang
a. Rontgen
Mendeteksi
adanya
kelainan
struktural.
b. MRI/CT Scan
MRI : Pemeriksaan penunjang yang utama untuk
mendeteksi kelainan diskus intervertebra. Dapat
mengidentifikasi kompresi medula spinalis dan radiks
saraf, mengetahui beratnya perubahan degenerative
pada diskus intervertebra.
CT Scan : memberikan gambaran struktur anatomi
tulang vertebra dengan baik, dan memberikan
gambaran yang bagus untuk herniasi diskus
intervertebra. Namun demikian sensitivitas CT Scan
tanpa myelography dalam mendeteksi herniasi masih
kurang bila dibandingkan dengan MRI.
c. Myelografi
Memberikan gambaran
anatomik yang detail,
terutama elemen osseus
vertebra.
Secara umum myelogram
dilakukan sebagai test
preoperatif, seringkali
dilakukan bersama
dengan CT Scan.
TATA LAKSANA
2. Farmakoterapi
a. Akut : asetaminofen, NSAID, muscle relaxant, opioid (nyeri berat), injeksi
epidural.
b. Kronik : antidepresan trisiklik (amitriptilin), opioid (kalau sangat
diperlukan).
3. Terapi nonfarmakologik
a. Akut : imobilisasi (lamanya tergantung kasus), pengaturan berat badan,
posisi tubuh dan aktivitas, modalitas termal (terapi panas dan dingin),
masase, traksi (tergantung kasus), alat bantu (antara lain korset, tongkat).
b. Kronik : terapi psikologik, modulasi nyeri (akupunktur, modalitas termal),
latihan kondisi otot, rehabilitasi vokasional, pengaturan berat badan, posisi
tubuh dan aktivitas.
4. Invasif nonbedah
Blok saraf dengan anestetik lokal.
Injeksi steroid (metilprednisolon) pada epidural untuk mengurangi
pembengkakan edematous sehingga menurunkan kompresi pada radiks
saraf.
5. Bedah
THANK YOU!