Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
Identitas Pasien
Nama

: Ny. Ela

Usia

: 29 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Alamat

: Ciroyom RT/RW: 33/8, Padaasih, Cisaat, Sukabumi, Jawa Barat

No. Rekam Medis

: 495xxx

Tanggal berobat

: 12 Januari 2016

Anamnesis
Keluhan Utama

: Mata kiri bengkak sejak 2 hari SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang : Mata kiri bengkak sejak 2 hari SMRS, nyeri mata disangkal,
adanya kotoran mata disangkal
Riwayat Penyakit Dahulu

: Pasien belum mengalami hal seperti ini sebelumnya

Riwayat Penyakit Keluarga

: Tidak ada yang memiliki keluhan yang sama dengan pasien

Riwayat Psikososial

: Pasien bekerja sebagai pegawai Swasta

Riwayat Pengobatan

: Pasien belum berobat kemanapun

Riwayat Alergi

: Pasien belum berobat kemanapun

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum
Kesadaran
Vital sign
o TD
o Nadi
o RR
o Suhu

: Tampak sakit sedang


: Komposmentis
: 110/80 mmHg
: 80x/menit
: 20x/menit
: 380C

Status generalis
Kepala

: Normochepal, rambut hitam tidak mudah rontok dan merata

Mata
Visus

: OD: 6/6 OS: -0.50

Pergerakan bola mata

: OD

TIO digital

: OD: Normal. OS: Normal

Palpebra periorbita

: OD: Tenang. OS: Edema

Konjungtiva

: OD: Injeksi (-). OS: Injeksi (-)

COA

: OD: Sedang. OS: Sedang

Iris

: OD: Reguler. OS: Reguler

Pupil

: OD: Reguler. D= 3mm OS: Reguler. D=3mm

Lensa

: OD: Jernih. OS: Jernih

Hidung

OS

: Deviasi septum nasi (-), Epistaksis (-), Rhinorrhea (-)

Telinga: Normotia, Otorrhea (-)


Mulut

: Mukosa bibir tampak kering, stomatitis (-)

Leher

: Pembesaran Kelenjar Getah Bening (-), Pembesaran Tiroid (-)

Thorax

: I = Normochest, Bentuk dan gerak simetris kiri dan kanan. Pulsasi ictus cordis
terlihat di linea midclavicula sinistra ICS V
P = Tidak ada pergerakan dinding dada yang tertinggal, vocal fremitus (N) ki=ka.
Pulsasi ictus cordis teraba di linea midclavicula sinistra ICS V
P = Sonor pada kedua lapang paru, batas paru-hepar linea midclavicula dextra
ICS V
A = Vesikuler +/+, Rhonki (-), Wheezing (-). BJ I dan II murni, regular, Gallop
(-), murmur (-)

Ekstremitas

Status lokalis

: Akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-)

Regio Abdomen

Inspeksi

Auskultasi

Perut distensi, sikatriks bekas operasi (-)


:

Bising

usus(+)

menurun,

metalic

sound (-)

Perkusi

Pekak hati menghilang

Palpasi

Nyeri epigastrium (-), nyeri tekan dan nyeri

lepas di abdomen kanan bawah (+), rovsign sign (-), obturator sign (-).
Defans muskular (-), nyeri tekan di seluruh lapang abdomen (-)
Resume

: Edema palpebra periorbita sinistra sejak 2 hari SMRS.

VOD: 6/6 VOS: -0.50


Usulan pemeriksaan

: CT Scan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Proptosis
Definisi
Proptosis adalah penonjolan keluar yang tidak normal pada satu atau dua bola
mata.
Pengukuran
Hertel exophthalmometer
Etiologi

Infeksi
Bakteri: orbital cellulitis, abscess
Jamur: aspergillosis, mucormycosis
Parasit: Trichinosis, echinococcosis
Inflamasi
Idiopathic orbital inflammatory syndrome (pseudotumor)
Langerhans cell histiocytosis
Sarcoidosis
Graves ophthalmopathy
Tumor
Capillary hemangioma
Fibro-osseous tumors
Fibrous histiocytoma
Optic nerve gliomas
Leukemia
Lymphoma
Meningioma
Metastases
Trauma
Fraktur orbita
Benda asing
Lainnya
Varises orbita
AV malformations
Mucocele
Cysts (dermoid and epidermoid)

Komplikasi

Kornea: keratopathy punctuate yang mengarah pada perporasi kornea


Penekanan pada saraf optik akibat lesi yang menempati ruang orbita
Pemeriksaan penunjang
Plain film

Jarang digunakan dalam evaluasi proptosis

Ultrasound
Berguna untuk memvisualisasikan bagian anterior dan tengah orbital
Pencitraan malformasi vaskular
Gambaran warna Doppler untuk mendeteksi daerah aliran rendah

CT Scan
o Spiral CT = modalitas pencitraan utama dalam evaluasi trauma, otot
ekstraokular, kalsifikasi
o Menunjukkan juga struktur Bony
o Cepat (akuisisi ~ 40 detik)
o Dosis radiasi ~ kepala CT atau serangkaian film polos orbital

MRI
o Unggul resolusi jaringan lunak (saraf optik, lemak orbital, tumor)
o Visualisasi yang lebih baik dari struktur di puncak orbital
o Kurangnya paparan radiasi
o Kemampuan untuk mendapatkan T1 dan T2 gambar tertimbang, gadolinium,
penekanan lemak
o Kontraindikasi jika dicurigai benda asing berupa logam
o Waktu akuisisi lebih lambat
Pengobatan
Sesuai dengan etiologi proptosis

DAFTAR PUSTAKA
Curtin HD. Rabinov JD. Extension to the orbit from paraorbital disease. The sinuses. Radiologic
Clinics of North America. 36(6):1201-13, xi, 1998 Nov.
Ettl A. Salomonowitz E. Koornneef L. Zonneveld FW. High-resolution MR imaging anatomy of
the orbit. Correlation with comparative cryosectional anatomy. Radiologic Clinics of North
America. 36(6):1021-45, ix, 1998 Nov.
Eustis HS. Mafee MF. Walton C. Mondonca J. MR imaging and CT of orbital infections and
complications in acute rhinosinusitis. Radiologic Clinics of North America. 36(6):1165-83, xi,
1998 Nov.
Lieb WE. Color Doppler imaging of the eye and orbit. Radiologic Clinics of North America.
36(6):1059- 71, 1998 Nov.
Mafee MF. Goodwin J. Dorodi S. Optic nerve sheath meningiomas. Role of MR imaging.
Radiologic Clinics of North America. 37(1):37-58, ix, 1999 Jan.
Mauriello JA Jr. Lee HJ. Nguyen L. CT of soft tissue injury and orbital fractures. Radiologic
Clinics of North America. 37(1):241-52, xii, 1999 Jan.
Phillips PH. The orbit. Ophthalmology Clinics of North America. 14(1):109-27, viii, 2001 Mar.
Wenig BM. Mafee MF. Ghosh L. Fibro-osseous, osseous, and cartilaginous lesions of the orbit
and paraorbital region. Correlative clinicopathologic and radiographic features, including the
diagnostic role of CT and MR imaging. Radiologic Clinics of North America. 36(6):1241-59,
xii, 1998 Nov.
Yanoff, M., ed. Ophthalmology. St Louis: Mosby , 2004.

Anda mungkin juga menyukai