Anda di halaman 1dari 84

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN

KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI RSU SUNDARI


KOTA MEDAN TAHUN 2017

SKRIPSI

Oleh:

DWI SRIGATI

140100189

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

Universitas Sumatera Utara


HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN
KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI RSU SUNDARI
KOTA MEDAN TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana


Kedokteran

Oleh:

DWI SRIGATI

140100189

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

Universitas Sumatera Utara


HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian : Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kejadian


Anemia pada Ibu Hamil di RSU Sundari Kota
Medan Tahun 2017
Nama Mahasiswa : DWI SRIGATI
Nomor Induk : 140100189
Program Studi : Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Komisi Penguji dan diterima


sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk mendapat gelar Sarjana
Kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.

Pembimbing

Dr. dr. Sarma Lumban Raja, M.ked (OG), Sp. OG (K)


NIP: 19590730198712201
Ketua Penguji Anggota Penguji

dr. Fitriani Lumongga, Sp. PA dr. Refli Hasan. Sp.PD, KKV, FINASIM, Sp.JP(K)
NIP:196912212002122001 NIP:196104031987091001

Medan, Januari 2018

ii

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik sebagai salah satu syarat kelulusan Sarjana
Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan
dan dukungan orangtua dan berbagai pihak, mulai dari pemilihan judul hingga
terbentuk hasil skripsi yang sudah mumpuni ini. Untuk itu penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. dr. Aldy Syafruddin Rambe, Sp. S(K), selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. dr. Sarma Lumban Raja, M.ked (OG), Sp. OG (K) selaku dokter
pembimbing yang telah banyak membantu penulis, meluangkan banyak
waktu, tenaga dan ide pikiran, memberikan saran dan masukan sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik dan tepat
3. Ibu dr. Fitriani Lumongga, Sp. PA selaku dosen penguji I dan bapak dr.
Refli Hasan, Sp.PD., Sp. JP(K) selaku dosen penguji II yang telah
memberikan nasihat dan saran yang sangat membangun sehingga skripsi
ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat.
4. Bapak dr. Ali Akbar Hasibuan, Sp. OG selaku dokter yang bertugas di
RSU Sundari Kota Medan yang telah membantu penulis untuk melakukan
kegiatan penelitian di RSU Sundari Kota Medan.
5. Teristimewa penulis ucapkan kepada ayahanda Serda Palar dan Ibunda
Halijah Saragih untuk segenap doa dan cinta kasih yang diberikan kepada
saya, semoga Allah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya.
6. Untuk saudara dan saudari tercinta, Sukma Utari Handayani, SKM , Meta
Octavia, Andini Srikandi, Andika Werku Doro untuk dukungan dan doa
yang diberikan.

iii

Universitas Sumatera Utara


7. Serta pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu atas
bantuannya secara langsung maupun tidak langsung sehingga penelitian
ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dari skripsi


ini. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengarapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
penyusunan skripsi ini. Semoga penelitian ini memberi sumbangsih bagi
perkembangan ilmu pengetahuan terutama di bidang ilmu Kedokteran dan
Kesehatan.

Medan, September 2017

Dwi Srigati
NIM: 140100189

iv

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan .......................................................................................... i


Kata Pengantar ................................................................................................... ii
Daftar Isi .............................................................................................................. iii
Daftar Gambar .................................................................................................... iv
Daftar Tabel......................................................................................................... v
Daftar Singkatan ................................................................................................. vi
Daftar Lampiran ................................................................................................. vii
Abstrak............................................................................................................... viii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 3
1.3.1 Tujuan Umum................................................................ 3
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................... 3
1.4 Hipotesis .................................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................... 4
1.5.1 Bidang Penelitian ......................................................... 4
1.5.2 Bidang Pendidikan ........................................................ 4
1.5.3 Bidang Pelayanan Kesehatan ........................................ 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Anemia ....................................................................................... 5
2.1.1 Defisini Anemia ............................................................ 5
2.2 Anemia pada Kehamilan ............................................................ 5
2.2.1 Definisi Anemia pada Kehamilan ................................. 5
2.2.2 Anemia Fisiologis pada Kehamilan .............................. 6
2.2.3 Faktor Predisposisi Anemia pada Kehamilan ............... 7

Universitas Sumatera Utara


2.2.4 Faktor yang mempengaruhi Anemia pada Kehamilan .. 7
2.2.5 Klasifikasi Anemia pada Kehamilan ............................. 9
2.2.6 Patofisiologi Anemia pada Kehamilan .......................... 11
2.2.7 Diagnosis Anemia pada Kehamilan .............................. 12
2.2.8 Pencegahan Anemia pada Kehamilan ......................... 13
2.3 Pengetahuan
2.3.1 Definisi Pengetahuan ..................................................... 16
2.3.2 Tingkat Pengetahuan ..................................................... 17
2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Pengetahuan................................................................. 18
2.4 Kerangka Teori .......................................................................... 20
2.5 Kerangka Konsep ....................................................................... 21

BAB III. METODE PENELITIAN


3.1 Rancangan Penelitian .................................................................... 22
3.2 Lokasi Penelitian ........................................................................... 22
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian...................................................... 22
3.3.1 Populasi Penelitian ........................................................ 22
3.3.2 Sampel Penelitian .......................................................... 22
3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................ 23
3.5 Metode Analisis Data ..................................................................... 23
3.6 Definisi Operasional ....................................................................... 23
BAB VI. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 26

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan .......................................................................... 39
5.2 Saran .................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 41
LAMPIRAN ..................................................................................... 43

vi

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Kerangka Teori .................................................................... 20

2.2 Kerangka Konsep ................................................................. 21

vii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Batas normal kadar Hb menurut umur dan jenis kelamin 5

2.2 Nilai batas anemia pada perempuan 6

2.3 Sumber zat besi yang ada di dalam makanan 14

2.4 Sediaan suplemen besi yang beredar 16

3.1 Batas nilai anemia berdasarkan usia kehamilan 25

4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia 26

4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pendidikan 27


4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan 27
4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia kehamilan 28
4.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kejadian anemia
pada ibu hamil 28
4.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan 29
4.7 Hubungan usia dengan kejadian anemia pada ibu hamil 29
4.8 Hubungan usia dengan tingkat pengetahuan 30
4.9 Hubungan tingkat pendidikan dengan kejadian anemia
pada ibu hamil 31
4.10 Hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan 32
4.11 Hubungan pekerjaan dengan kejadian anemia pada ibu hamil 33
4.12 Hubungan pekerjaan dengan tingkat pengetahuan 34
4.13 Hubungan usia kehamilan dengan kejadian anemia pada ibu hamil 35
4.14 Hubungan usia kehamilan dengan tingkat pengetahuan 35
4.15 Hubungan tingkat pengetahuan dengan kejadian anemia pada
ibu hamil 36

viii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR SINGKATAN

AKI Angka Kematian Ibu

ANC Ante Natal Care

BBLR Berat Badan Lahir Rendah

Depkes RI Departemen Kesehatan Republik Indonesia

FEB Free Erythocyte Protophorph

Fe2+ Besi

Hb Hemoglobin

Ht Hematokrit

ICSH International Committee for Standardization in Hemathology

IDI Ikatan Dokter Indonesia

Kemenkes Kementrian Kesehatan

MDGs Millenium Davelopment Goal’s

MMR Maternal Mortality Rate

Riskesdas Riset Kesehatan Dasar

SF Serum Feritin

TS Transferin Saturation

TTU Tablet Tambah Darah

WHO World Health Organization

ix

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Lampiran Halaman

Lampiran A Daftar Riwayat Hidup 43

Lampiran B Pernyataan 44

Lampiran C Data Induk Responden 45

Lampiran D Hasil Output Data Penelitian 52

Lampiran E Surat Izin Penelitian 59

Lampiran F Surat Persetujuan Komisi Etik 60

Lampiran G Surat Selesai Penelitian 61

Lampiran H Logbook Bimbingan Proposal 62

Lampiran I Logbook Bimbingan Hasil Skripsi 63

Lampiran J Lembar Penjelasan Kuesioner Peneltian 64

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR) merupakan indikator yang peka
dalam menggambarkan kesejahteraan masyarakat disuatu negara. Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2013 Angka Kematian Ibu (AKI) terkait kehamilan, persalinan, dan nifas
sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Data World Health Organization (WHO) tahun 2016,
penyebab kematian ibu tahun 2013 diantaranya 30,3% disebabkan oleh perdarahan, 27,1%
karena hipertensi pada saat kehamilan, 7,3% karena infeksi, 0,0% partus lama, 0,0% abortus, dan
penyumbang angka yang cukup besar yaitu sekitar 40,8% penyebab lain-lain. Berdasarkan data
tersebut, perdarahan merupakan penyebab langsung kematian ibu. Perdarahan dapat disebabkan
oleh adanya anemia saat kehamilan.Anemia saat kehamilan merupakan penyebab secara tidak
langsung kematian ibu. Anemia yang masih menjadi masalah di negara berkembang seperti di
Indonesia adalah anemia defisiensi besi. Oleh karena itu, perlu pengetahuan yang dimiliki ibu
agar menghindari terjadinya anemia defisiensi besi pada kehamilan. Tujuan. Mengetahui apakah
ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan angka kejadian anemia defisiensi besi pada ibu
hamil.Metode: Penelitian ini merupakan studi analitik dengan desain cross sectional. Subjek
penelitian 250 ibu hamil yang memeriksakan kandungannya di Rumah Sakit Umum Sundari Kota
Medan. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan teknik total sampling. Pengambilan data
karakteristik subjek dilakukan dengan kuesioner. Selain itu, dilakukan pengambilan sampel darah
untuk mengukur kadar hemoglobin dengan menggunakan Hb meter.Hasil: Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan responden adalah sedang yaitu sebanyak 122
responden (60,8%). Mayoritas ibu hamil menderita anemia yaitu sebanyak 139 responden
(55,6%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan memiliki hubungan
dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan nilai p = 0,001.Kesimpulan: Terdapat hubungan
yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Semakin
tinggi tingkat pengetahuan maka angka kejadian anemia semakin rendah

Kata Kunci : Angka Kematian Ibu (AKI), anemia saat kehamilan, tingkat pengetahuan

xi

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

Maternal Mortality Rate (MMR) is a sensitive indicator in describing the public welfare in a
country. The data from Basic Health Research (Riskesdas) in 2013 stated that Maternal Mortality
Rate (MMR) related to pregnancy, childbirth, and parturition is at 359 per 100,000 live births.
Data from the World Health Organization (WHO) in 2016 elaborate the causes of maternal
deaths in 2013; of which 30.3% were caused by bleeding, 27.1% by gestational hypertension,
7.3% due to infection, 0.0% by prolonged labor, 0, 0% by abortion, and the most contributing
number, which is around 40.8%, is caused by mescellaneous factors. Based on these data,
bleeding was the direct cause of maternal mortality. Bleeding can be caused by the presence of
gestational anemia. Gestational anemia was an indirect cause of maternal mortality. The type of
anemia that was still a problem in developing countries such as Indonesia was an iron deficiency
anemia. Therefore, sufficient knowledge regarding to it is essential for mothers in order to avoid
the occurrence of iron deficiency anemia in pregnancy. Aim:. To know whether there is a
relationship between the level of knowledge with the incidence of iron deficiency anemia in
pregnant women. Methods: This study was an analytic study with cross sectional design. The
study’s participants consist of 250 pregnant women who went for an antenatal care in Sundari
General Hospital in Medan City. Sampling was done by total sampling technique. Data retrieval
for the characteristic of study’s participant was done by questionnaire. In addition, blood samples
were taken to measure levels of hemoglobin by using hemoglobin meter. Results: The results
showed that the knowledge level of majority of respondents is moderate, i.e. 122 respondents
(60.8%). Pregnant women who suffer from anemia was 139 respondents (55.6%). The results
showed that the level of knowledge had a relationship with the incidence of anemia in pregnant
women with p = 0.001. Conclusion: There is a significant relationship between the level of
knowledge to the prevalence of anemia in pregnant women. Higher level of knowledge will have a
lower incidence for anemia

Keywords : Maternal Mortality Rate (MMR), anemia during pregnancy, the level of knowledge

xii

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortality Ratio (MMR) merupakan
suatu indikator yang peka dalam menggambarkan kesejahteraan masyarakat di
suatu negara. Kematian ibu menurut definisi World Health Organization (WHO)
adalah kematian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya
kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberatnya oleh
kehamilan atau penanganannya, tetapi bukanlah disebabkan oleh kecelakaan atau
cedera.(WHO, 2016)
Pada tahun 2015, rasio perbandingan Angka Kematian Ibu (AKI)
didefinisikan sebagai jumlah kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Menurut
World Health Organization (WHO) angka kematian ibu sekitar 216 per 100.000
kelahiran hidup perhari terjadi di dunia. Ini berarti sekitar 830 wanita meninggal
setiap harinya karena komplikasi kehamilan dan persalinan.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,angka kematian ibu terkait
dengan kehamilan, persalinan, dan nifas sebesar 359 per 100.000 kelahiran
hidup.(Riskesdas, 2013) Data World Health Organization (WHO) 2016, penyebab
kematian ibu pada tahun 2013 diantaranya 30,3% disebabkan oleh perdarahan,
27,1% karena hipertensi pada saat kehamilan, 7,3% karena infeksi, 0,0% partus
lama, 0,0% abortus, dan penyumbang angka yang cukup besar yaitu sekitar 40,8%
penyebab lain-lain. Yang dimaksud dengan penyebab lain-lain adalah penyebab
kematian ibu secara tidak langsung, seperti penyakit kanker, ginjal, jantung,
tuberkulosis, atau penyakit lain yang diderita ibu. Berdasarkan data tersebut,
perdarahan merupakan penyebab langsung kematian ibu. Perdarahan dapat
disebabkan oleh adanya anemia saat kehamilan. Anemia saat kehamilan
merupakan penyebab secara tidak langsung kematian ibu.

Universitas Sumatera Utara


2

Anemia adalah suatu keadaan ditemukannya kadar Hemoglobin (Hb) di


bawah normal sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan fisiologis yang
dibutuhkan oleh tubuh. Anemia secara praktis didefinisikan sebagai kadar
Hematokrit (Ht), konsentrasi Hemoglobin (Hb), atau hitung jenis eritrosit di
bawah normal.(Prawirohardjo, 2013)
Zat besi memiliki peran vital terhadap pertumbuhan janin. Selama hamil,
asupan zat besi harus ditambah mengingat selama kehamilan, volume darah pada
tubuh ibu meningkat. Sehingga, untuk dapat tetap memenuhi kebutuhan ibu dan
menyuplai makanan serta oksigen pada janin melalui plasenta, dibutuhkan asupan
zat besi yang lebih banyak. Asupan zat besi yang diberikan pada ibu hamil kepada
janinnya melalui plasenta akan digunakan janin untuk tumbuh kembangnya,
termasuk untuk perkembangan otaknya, sekaligus menyimpannya dalam hati
sebagai cadangan hingga bayi berusia 6 bulan.(Kemenkes RI, 2014)
Zat besi merupakan mineral yang di butuhkan tubuh selama kehamilan. Zat
besi merupakan mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah
(hemoglobin). Selain digunkan untuk membentuk pembentukan sel darah merah,
zat besi juga berperan sebagai salah satu komponen dalam membentuk mioglobin
(protein yang terdapat dalam tulang, tulang rawan, atau jaringan penyambung),
serta enzim.(Kemenkes RI, 2014)
Zat besi memiliki peran vital terhadap pertumbuhan janin. Selama hamil,
asupan zat besi harus ditambah mengingat selama kehamilan, volume darah pada
tubuh ibu meningkat. Sehingga, untuk dapat tetap memenuhi kebutuhan ibu dan
menyuplai makanan serta oksigen pada janin melalui plasenta, dibutuhkan asupan
zat besi yang lebih banyak. Asupan zat besi yang diberikan pada ibu hamil kepada
janinnya melalui plasenta akan digunakan janin untuk tumbuh kembangnya,
termasuk untuk perkembangan otaknya, sekaligus menyimpannya dalam hati
sebagai cadangan hingga bayi berusia 6 bulan.(Kemenkes RI, 2014)
Selain itu, zat besi juga membantu dalam mempercepat proses penyembuhan
luka khususnya luka yang timbul dalam proses persalinan. Kekurangan zat besi
sejak sebelum kehamilan bila tidak diatasi dapat mengakibatkan ibu hamil

Universitas Sumatera Utara


3

menderita anemia. Anemia merupakan salah satu resiko kematian ibu, kejadian
bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), infeksi terhadap janin dan ibu,
keguguran, dan kelahiran prematur.
Penelitian yang di lakukan Ridayani (2012) dalam penelitiannya mengatakan
ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan kejadian anemia pada
kehamilan di Puskesmas Banguntapan I Bantul. Hubungan dapat dilihat semakin
tinggi tingkat pengetahuan ibu tentang anemia maka semakin positif pula sikap
ibu tersebut dalam melakukan pencegahan anemia. Tingkat pengetahuan
merupakan parameter yang perlu di perhatikan dalam menurunkan angka
kematian ibu terkait penyebab kematian ibu secara tidak langsung pada saat
kehamilan yaitu anemia defisiensi besi. Dari latar belakang diatas peneliti sangat
tertarik untuk meneliti apakah terdapat hubungan tingkat pengetahuan dengan
angka kejadian anemia pada ibu hamil di Rumah Sakit Sundari Kota Medan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
Apakah terdapat hubungan tingkat pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu
hamil di RSU Sundari kota Medan tahun 2017.

1.3 TUJUAN PENELITIAN


1.3.1 TUJUAN UMUM
Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu
hamil di RSU Sundari kota Medan tahun 2017.
1.3.2 TUJUAN KHUSUS
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui karakteristik tingkat pengetahuan anemia pada ibu hamil di RSU
Sundari kota Medan tahun 2017.
2. Mengetahui kadar hemoglobin pada ibu hamil di RSU Sundari Kota Medan
tahun 2017.

Universitas Sumatera Utara


4

1.4 HIPOTESIS
Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu
hamil.

1.5 MANFAAT PENELITIAN


Dari hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat:
1.5.1 BIDANG PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan sebagai data dasar
untuk meneliti lebih lanjut mengenai hubungan tingkat pengetahuan dengan
kejadian anemia pada ibu hamil.
1.5.2 BIDANG PENDIDIKAN
Sebagai masukan bagi instansi pendidikan khususnya di bidang Kedokteran
untuk merencanakan pendidikan secara menyeluruh sehingga lulusan nya mampu
memberikan kontribusi terhadap pelayanan ibu dan anak.
1.5.3 BIDANG PELAYANAN KESEHATAN
Sebagai bahan pertimbangan bagi pelayanan kesehatan tentang pentingnya
perencanaan dan penanggulangan terhadap faktor-faktor yang mempengarungi
kejadian anemia pada ibu hamil.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anemia
2.1.1 Definisi Anemia
Anemia adalah suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang
dari normal, berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin, dan
kehamilan.(Masrizal, 2007)
Batas normal dari kadar Hb dalam darah dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1. Batas normal kadar Hb menurut umur dan jenis kelamin. (Masrizal, 2007)
Kelompok Umur Hemoglobin (gr/dl)
Anak – anak 6 – 59 bulan 11,0
5 – 11 tahun 11,5
12 -14 tahun 12,0
Dewasa Wanita > 15 tahun 12,0
Wanita hamil 11,0
Laki-laki > 15 tahun 13,0

2.2 Anemia pada Kehamilan


2.2.1 Definisi Anemia pada Kehamilan
Anemia pada kehamilan adalah kadar Hematokrit (Ht), konsentrasi
hemoglobin (Hb), atau hitung jenis eritrosit di bawah batas
“normal”.(Prawirohardjo, 2013) Berikut nilai batas anemia pada perempuan hamil
berdasarkan usia kehamilannya:

Universitas Sumatera Utara


6

Tabel 2.2 Nilai batas anemia pada perempuan (Prawirohardjo, 2013)


Status Kehamilan Hemoglobin (g/dl) Hematokrit (%)

Tidak hamil 12,0 36

Hamil

 Trimester 1 11,0 33
 Trimester 2 10,5 32
 Trimester 3 11,0 33

2.2.2 Anemia Fisiologis dalam Kehamilan


Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan
produksi eritropoietin. Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah
(eritrosit) meningkat. Namun, peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi
yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi
penurunan konsentrasi hemoglobin (Hb) akibat hemodilusi.(Prawirohardjo, 2013)
Ekspansi volume plasma merupakan penyebab anemia secara fisiologis pada
kehamilan. Volume plasma yang terekspansi menurunkan hematokrit (Ht),
konsentrasi hemoglobin darah (Hb), dan hitung eritrosit, tetapi tidak menurunkan
jumlah absolut Hb atau eritrosit dalam sirkulasi. Mekanisme yang medasari
perubahan ini belum jelas. Ada spekulasi bahwa anemia fisiologik dalam
kehamilan bertujuan menurunkan viskositas darah maternal sehingga
meninggakatkan perfusi plasental dan membantu penghantaran oksigen serta
nutrisi ke janin. (Prawirohardjo, 2013)
Ekspansi volume plasma mulai pada minggu ke-6 kehamilan dan mencapai
maksimum pada minggu ke-24 kehamilan, tetapi dapat terus meningkat sampai
minggu ke-37. Pada titik puncaknya, volume plasma sekitar 40% lebih tinggi pada
ibu hamil dibandingkan perempuan tidak hamil. Penurunan hematokrit,
konsentrasi hemoglobin, dan hitung eritrosit biasanya tampak pada minggu ke-7
sampai ke-8 kehamilan dan terus menurun sampai minggu ke-16 sampai ke-22
ketika titik keseimbangan tercapai.(Prawirohardjo, 2013)

Universitas Sumatera Utara


7

2.2.3 Faktor Predisposisi Anemia pada Kehamilan


Anemia merupakan kondisi penyulit selama kehamilan. Banyak faktor - faktor
yang semakin memperberat terjadinya anemia selama masa kehamilan, antara
lain:
1. Diet Zat Besi
Asupan zat besi tidak mencukupi kebutuhan dan meningkatnya kebutuhan zat
besi selama kehamilan semakin memperparah kejadian anemia.
2. Penyakit yang diderita selama kehamilan
Penyakit kronis, seperti tuberculosis, penyakit paru, dan infeksi selama
kehamilan seperti malaria, cacing usus.
3. Riwayat perdarahan selama masa persalinan sebelumnya, haid yang
berlebihan.
4. Jarak kehamilan dan persalianan sebelumnya.
5. Wanita yang sering mengalami kehamilan dan persalinan.
6. Ibu hamil dengan tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah.

2.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Anemia pada Kehamilan


Banyak faktor yang dapat menyebabkan anemia selama masa kehamilan,
berikut hal-hal yang dapat menyebabkan anemia selama kehamilan:
1. Usia Ibu
Usia kehamilan, pada ibu hamil dengan usia kurang dari 20 tahun dan
lebih dari 35 tahun yaitu 74,1% menderita anemia dan ibu hamil yang
berumur 20 – 30 tahun yaitu 20,5% menderita anemia. Wanita yang berumur
kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, memiliki risiko yang tinggi
untuk hamil, karena akan membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu
hamil maupun janinnya, beresiko mengalami pendarahan dan dapat
menyebabkan ibu mengalami anemia.(Amiruddin, 2007)
2. Paritas
Paritas berasal dari kata “para” artinya wanita yang pernah melahirkan satu
keturunan atau lebih yang mampu hidup, tanpa memandang apakah anak
tersebut hidup pada saat lahir.(Difa D, 2004)Ibu hamil dengan paritas tinggi

Universitas Sumatera Utara


8

mempunyai resiko 1.454 kali lebih besar untuk mengalami anemia dibanding
dengan paritas rendah. Adanya kecenderungan bahwa semakin banyak jumlah
kelahiran (paritas), maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia.(Herlina
N & Djamilus F, 2006)
3. Kurang Energi Kronis (KEK)
Kurang energi kronis merupakan masalah yang sering dialami oleh WUS
(Wanita Usia Subur). Timbulnya masalah gizi selama kehamilan seperti
KEK, tidak terlepas dari faktor sosial, ekonomi, dan biososial dari ibu hamil
dan keluarganya seperti tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, konsumsi
pangan, umur, paritas, dan sebagainya.(Darlina & Hardiansyah, 2003)
Cara mengetahui ibu hamil mengalami KEK adalah dengan melakukan
pengukuran lingkar lengan atas (LILA). LILA dapat digunakan untuk tujuan
penapisan status gizi Kurang Energi Kronis (KEK). Dikatakan kurang energi
kronis apabila lingkar lengan atas ibu hamil <23,5 cm. Deteksi KEK
denganukuran LILA yang rendah mencerminkan kekurangan energi dan
protein dalam asupan makanan sehari hari yang biasanya diiringi juga dengan
kekurangan zat gizi lain, diantaranya besi. Dapat diasumsikan bahwa ibu
hamil yang menderita KEK berpeluang untuk menderita anemia.(Darlina &
Hardiansyah, 2003)
4. Jarak Kehamilan
Pada ibu hamil dengan jarak yang terlalu dekat berisiko terjadi anemia
dalam kehamilan. Jarak kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan ibu
mempunyai waktu singkat untuk dapat memulihkan kembali kondisi
rahimnya agar bisa kembali seperti kondisi sebelummnya. Kematian
terbanyak terjadi pada ibu dengan jarak kemilan yang dekat. Dengan proporsi
kematian terbanyak terjadi pada ibu dengan jumlah anak 1-3 anak dan jika
dilihat menurut jarak kehamilan dengan jarak kurang dari 2 tahun
menunjukkan proporsi kematian maternal lebih banyak. Selama proses
kehamilan dan melahirkan cadangan besi akan menurun, dan akhirnya
berkurang untuk keperluan janin yang dikandung. ( Amiruddin, 2007)

Universitas Sumatera Utara


9

5. Infeksi dan Penyakit


Zat besi diperlukan untuk mempertahankan daya tahan tubuh selama
kehamilan. Ibu yang sedang hamil sangat rentan terhadap infeksi dan
penyakit menular. Beberapa diantaranya tidak membahayakan ibu namun
dapat mengancam nyawa janin. Penyakit menular yang disebabkan virus
dapat menimbulkan cacat pada janin sedangkan penyakit tidak menular dapat
menimbulkan komplikasi kehamilan dan meningkatkan kematian janin 30%.(
Amin Z & Bahar A, 2006)
6. Sosio Ekonomi
Faktor yang menggambarkan tingkat sosio ekonomi salah satunya adalah
tingkat pendidikan dan pekerjaan. Anemia dapat terjadi pada ibu-ibu dengan
tingkat pendidikan dan pengetahuan yang rendah. Hal ini mencangkup dalam
hal kemampuan membeli makanan yang bergizi yang dibutuhkan selama
kehamilan.

2.2.5 Klasifikasi Anemia pada Kehamilan


Secara umum anemia dalam kehamilan dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:(Darlina & Hardiansyah, 2003)
1. Anemia Defisiensi Besi sebanyak 62,3%
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat
besi di dalam darah.12Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang
masuknya unsur besi dengan makanan, karena gangguan reabsorbsi,
gangguan penggunaan atau karena terlampau banyaknya besi yang keluar dari
badan, misalnya pada perdarahan. Dua penyebab tersering anemia pada
kehamilan dan masa nifas adalah defisiensi besi dan kehilangan darah akut.
Pada gestasi tunggal yang khas, rerata kebutuhan ibu akan besi mendekati
1.000mg. Dari jumlah ini, 300mg untuk janin dan plasenta, 500mg untuk
ekspansi massa hemoglobin ibu, dan 200mg yang dibuang secara normal
melalui usus, urin, dan kulit. Jumlah total 1.000 mg jauh melebihi simpanan
besi pada sebagian wanita dan menyebabkan anemia defisiensi besi, kecuali
jika bersangkutan diberi suplemen besi.( Amiruddin, 2007)

Universitas Sumatera Utara


10

Pada peningkatan volume darah selama trimester kedua, defisiensi besi


seringkali termanifestasi sebagai penurunan hemoglobin yang cukup
bermakna. Di trimester ketiga, penambahan suplemen besi dibutuhkan untuk
meningkatkan hemoglobin ibu dan dibawa ke janin. Karena jumlah besi yang
dialihkan ke janin tetap sama baik pada ibu yang normal maupun ibu dengan
anemia defisiensi besi.( Amiruddin, 2007)
Untuk menegakkan diagnosis anemia defisiensi besi dapat dilakukan
dengan anamnese. Hasil anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering
pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda.
Pengobatannya adalah pemberian tablet besi yaitu keperluan zat besi untuk
wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang dianjurkan.(Darlina &
Hardiansyah, 2003)
2. Anemia Megaloblastik sebanyak 29%
Anemia ini disebabkan karena defisiensi asam folat (pteryglutamic acid)
dan defisiensi vitamin B12 (cyanocobalamin) walaupun jarang.Anemia
defisiensi asam folat, dahulu penyakit ini disebut sebagai anemia pernisiosa
kehamilan (Pernicious anemia of pregnancy). Penyakit ini biasanya dijumpai
pada wanita yang tidak mengkonsumsi sayuran berdaun hijau, leguminosa
atau protein hewani. ( Amiruddin, 2007)

Pada wanita tak hamil kebutuhan asam folat adalah 50 sampai 100µg/hari.
Selama masa kehamilan kebutuhan folat meningkat lima sampai sepuluh kali
lipat karena transfer folat dari ibu ke janin yang menyebabkan dilepaskannya
cadangan folat maternal. Peningkatan lebih besar dapat terjadi pada
kehamilan multiple, diet yang buruk, infeksi, adanya anemia hemolitik atau
pengobatan anti konvulsi( Amiruddin, 2007)

Anemia megaloblastik selama kehamilan akibat kekurangan vitamin B12


yaitu sianokobalamin, sangat jarang dijumpai. Selama kehamilan, kadar
vitamin B12 lebih rendah dari pada kadar tak hamil karena berkurangnya
kadar protein protein pengikat yang mencangkup haptokorin (transkobalamin
I dan III) dan transkobalamin II.Wanita yang pernah mengalami gastrektomi

Universitas Sumatera Utara


11

total memerlukan 1000 µg vitamin B12 intramuskular setiap bulannya.


(Amiruddin, 2007)
3. Anemia Hipoplastik dan Aplastik sebanyak 8%
Anemia disebabkan karena sum-sum tulang belakang kurang mampu
membuat sel-sel darah baru.
4. Anemia Hemolitik sebanyak 0,7%
Anemia hemolitik imbas kehamilan yang tidak jelas sebabnya jarang
dijumpai, tetapi merupakan suatu kenyataan yang jelas adanya hemolisis
berat pada awal kehamilan yang mereda beberapa bulan setelah persalinan.
Dalam setiap kekambuhan, anemia hemolitinya yang parah dapat dikontrol
dengan terapi prednison yang diberikan sampai persalinan.

2.2.6 Patofisiologi Anemia dalam Kehamilan


Anemia adalah suatu kondisi yang mengakibatkan kekurangan zat besi dan
biasanya terjadi secara bertahap.( Zulhaida, 2003)
1. Stadium I
Kehilangan zat besi melebihi ukuran, menghabiskan cadangan dalam tubuh
terutama disumsum tulang.
2. Stadium II
Cadangan zat besi yang berkurang tidak dapat memenuhi kebutuhan
membentuk sel darah merah yang memproduksi lebih sedikit.
3. Stadium III
Mulai terjadi anemia kadar hemoglobin dan haemotokrit menurun.
4. Stadium IV
Sumsum tulang berusaha untuk menggantikan kekurangan zat besi dengan
mempercepat pembelahan sel dan menghasilkan sel darah merah baru yang
sangat kecil (Mikrositik).
5. Stadium V
Ibu hamil memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah
merah dan membentuk sel darah merah, janin dan plasenta. Kenaikan volume
darah selama kehamilan akan meningkatkan kebutuhan Fe dan zat besi.

Universitas Sumatera Utara


12

2.2.7 Diagnosis Anemia pada Kehamilan


Tanda dan gejala yang khas pada saat pemeriksaan fisik dan anamnesis adalah
keluhan lemah, lesu, mudah lelah, mata berkunang kunang, terlihat pucat, bahkan
ibu hamil bisa merasakan keluhan mudah pingsan walaupun pada pemeriksaan
fisik tekanan darah masih dalam batas normal. ( IDI, 2014) Anemia adalah
kondisi dimana berkurangnya sel darah merah dalam sirkulasi darah atau massa
hemoglobin sehingga tidak mampu membawa fungsinya sebagai pembawa
oksigen keseluruh jaringan.16 Pada pemeriksaan fisik patognomonis dapat
dijumpai konjungtiva anemis, atrofi pada papil lidah, stomatitis angularis
(cheilosis), koilonichia yaitu tampilan kuku sendok (spoon nail). ( IDI, 2015)
Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan
diagnosis anemia. (Masrizal, 2007)
1. Metode penentuan kadar hemoglobin
Menurut WHO, nilai batas hemoglobin (Hb) yang dikatakan anemia gizi besi
untuk wanita hamil adalah < 11 gr/dl dengan nilai besi serum < 50 mg/ml dan
nilai feritin < 12 mg/ml. Nilai feritin merupakan refleksi dari cadangan besi
tubuh sehingga dapat memberikan gambaran status besi seseorang.
Untuk menentukan kadar Hb darah, salah satu cara yang digunakan adalah
metoda Cyanmethemoglobin. Cara ini cukup teliti dan dianjurkan oleh
International Committee for Standardization in Hemathology (ICSH).
Menurut cara ini darah dicampurkan dengan larutan drapkin untuk memecah
hemoglobin menjadi cyanmethemoglobin, daya serapnya kemudian diukur
pada 540 nm dalam kalorimeter fotoelekrit atau spektrofotometer.
Cara penentuan Hb yang banyak dipakai di Indonesia ialah Sahli. Cara ini
untuk di lapangan cukup sederhana tapi ketelitiannya perlu dibandingkan
dengan cara standar yang dianjurkan WHO.
Ada tiga uji laboratorium yang dipadukan dengan pemeriksaan kadar Hb agar
hasil lebih tepat untuk menentukan anemia defisiensi besi. Untuk menentukan
anemia gizi besi yaitu :

Universitas Sumatera Utara


13

a. Serum Feritin (SF)


Serum feritin diukur untuk mengetahui status besi di dalam hati. Bila
kadar SF < 12 mg/dl maka orang tersebut menderita anemia defisiensi
besi.
b. Transferin Saturation (TS)
Kadar besi dan Total Iron Binding Capacity (TIBC) dalam serum
merupakan salah satu menentukan status besi. Pada saat kekurangan zat
besi, kadar besi menurun dan TIBC meningkat, rasionya yang disebut
dengan TS. TS < dari 16 % maka orang tersebut defisiensi zat besi.
c. Free Erythocyte Protophorph (FEB)
Bila kadat zat besi dalam darah kurang maka sirkulasi FEB (Free
Erythocyte Protophorph) dalam darah meningkat. Kadar normal FEB 35-
50 mg/dl RBC.

2.2.8 Pencegahan dan Pengobatan Anemia dalam Kehamilan


Pencegahan anemia pada ibu hamil, antara lain:
1. Meningkatkan Asupan Nutrisi selama Kehamilan
Meningkatkan asupan nutrisi melalui makanan yang mengandung
tinggi zat besi. Ada dua jenis zat besi yang terdapat dalam komponen
yaitu: zat besi yang berasal dari heme dan non heme. Zat besi yang berasal
dari heme merupakan penyusun hemoglobin dan myoglobin, zat besi jenis
ini terkandung didalam daging ikan dan unggas. Zat besi dari heme ini
terhitung sebagai fraksi yang relatif kecil dari seluruh masukan zat besi. Di
banyak negara sedang berkembang, masukan zat besi yang berasal dari
heme lebih rendah atau sama sekali dapat diabaikan. ( Hotmauli, 2009)
Zat besi yang bukan berasal dari heme, merupakan sumber yang lebih
penting dan ditemukan dalam tingkat yang berbeda-beda pada seluruh
makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti sayur-sayuran, buah-
buahan, biji-bijian dan kacang-kacangan serta serealia, dalam jumlah yang
sedikit terdapat dalam daging, telur, dan ikan. ( Hotmauli, 2009)

Universitas Sumatera Utara


14

Mengkonsumsi pangan hewani dan nabati yang cukup beraneka ragam


baik jumlah maupun kualitasnya dapat membantu mencegah anemia pada
masa kehamilan. (Wirakumusumah, 2002)
Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung
vitamin C (daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk, dan
nanas) sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam
usus. ( Hotmauli, 2009)
Sumber makanan berzat besi tinggi diperoleh dari hati. Itu sebabnya
ibu hamil perlu makan hati. Pilihan lain diperoleh dari daging, telur,
kacang-kacangan dan sayuran berwarna hijau. Sumber baik besi adalah
makanan hewani, seperti daging, ayam, dan ikan. Sumber baik lainnya
adalah telur, serealia tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hijau dan
beberapa jenis buah. Di samping jumlah besi perlu diperhatikan kualitas
besi di dalam makanan, dinamakan juga ketersediaan biologik
(bioavailability). Pada umumnya besi di dalam daging, ayam, dan ikan
mempunyai ketersediaan biologik tinggi, besi dalam serealia dan kacang-
kacangan mempunyai ketersediaan biologik sedang, dan besi di dalam
sebagian besar sayuran, terutama yang mengandung asam oksalat tinggi,
seperti bayam mempunyai ketersediaan biologik rendah. Sebaiknya
diperhatikan kombinasi makanan sehari-hari, yang terdiri atas campuran
sumber besi berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan. Serta sumberg gizi
lain yang dapat membantu proses absorpsi.
( Almatsier, 2013)

Tabel 2.3 Sumber Zat Besi yang Ada di Dalam Makanan. (Citrakusumah,2014)

Jenis Zat Besi Sumber

Besi Heme Sumber yang berasal dari hewani seperti daging,


ikan, unggas
Besi Non Heme Sumber pangan yang berasal dari Nabati seperti
sayuran hijau, kacang kacangan, dan umbi umbian

Universitas Sumatera Utara


15

2. Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD)


Tablet Tambah Darah (TTD) adalah tablet untuk suplementasi
penanggulangan anemia yang setiap tablet mengandung Fero Sulfat 200
mg atau setara 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat. (IDI, 2014)
Adapun cara minum tablet tambah darah yaitu : (Notoatmodjo, 2003)
a. Minumlah satu tablet tambah darah seminggu sekali dan dianjurkan
minum satu tablet setiap hari selama haid
b. Untuk ibu hamil minumlah satu tablet tambah darah setiap hari paling
Sedikit selama 90 hari masa kehamilan dan 40 hari.
Adapun yang harus diperhatikan tentang tablet tambah darah yaitu :
1. Minumlah tablet tambah darah dengan air putih, jangan minum
dengan teh, susu atau kopi karena dapat menurunkan penyerapan zat
besi dalam tubuh sehingga manfaatnya menjadi berkurang
2. Kadang-kadang dapat terjadi gejala ringan yang tak membahayakan
seperti perut terasa tidak enak, mual-mual, susah buang air besar dan
tinja berwarna hitam
3. Untuk mengurangi gejala sampingan, minumlah TTD setelah makan
malam, menjelang tidur. Akan lebih baik bila setelah minum TTD
disertai makan buah-buahan seperti pisang, pepaya, jeruk, dll.
4. Simpanlah TTD ditempat yang kering, terhindar dari sinar matahari
langsung, jauhkan dari jangkauan anak. Dan setelah dibuka harus
ditutup kembali dengan rapat. TTD yang telah berubah warna
sebaiknya tidak diminum (warna asli merah darah)
5. Tablet tambah darah tidak menyebabkan tekanan darah tinggi atau
kebanyakan darah

Universitas Sumatera Utara


16

Tabel 2.4 Sedian Suplemen besi yang beredar (IDI, 2014)


Jenis Sediaan Dosis Sedian Kandungan Besi Elememental

Sulfas Ferosus 325 65

Ferro Fumarat 325 107

Ferro Glukonat 325 39

Besi Polisakarida 150 150

2.3 Pengetahuan
2.3.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang


terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan
sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi
terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra
pendengaran yaitu telinga dan indra pengelihatan yaitu mata. Pengetahuan
seseorang individu terhadap sesuatu dapat berubah dan berkembang sesuai
kemampuan, kebutuhan, pengalaman dan tinggi rendahnya mobilitas informasi
tentang sesuatu dilingkungannya. (Notoatmodjo, 2003)
Sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru ( berperilaku baru ) dalam diri
orang tersebut menjadi proses berurutan yakni:(Notoatmodjo, 2003)
1. Awarenes (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
2. Interest (merasa tertarik), terhadap atau objek tersebut, disini sikap subjek
sudah mulai timbul.
3. Evaluation (menimbang-nimbang), terhadap baik atau tidaknya
stimulustersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik
lagi.
4. Trial (mencoba), dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai
dengan apa yang dikehendaki stimulus.

Universitas Sumatera Utara


17

5. Adoption (beradaptasi), dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan


pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

2.3.2 Tingkat Pengetahuan


Pengetahuan yang termasuk kedalam fungsi kognitif memiliki enam tingkatan,
antara lain: (Notoatmodjo, 2003)
1. Tahu ( Know )
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tinggkatan ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
2. Memahami ( Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi
tersebut secara benar.
3. Aplikasi ( Application )
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi nyata.
4. Aplikasi ( Analysis )
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
kedalam komponen -komponen yang masih dalam suatu struktur organisasi
tersebut.
5. Sintesis ( Syntesis )
Sintesis diartikan sebagai kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian kedalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
6. Evaluasi ( Evaluation )
Evaluasi diartikan sebagai ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Universitas Sumatera Utara


18

2.3.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan


Faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan, antara lain:
(Notoatmodjo, 2003)
1. Umur
Umur adalah lamanya hidup seseorang dalam tahun yang dihitung sejak
dilahirkan. Semakin tinggi umur seseorang, maka semakin bertambah pula
ilmu atau pengetahuan yang dimiliki karena pengetahuan seseorang diperoleh
dari pengalaman sendiri maupun pengalaman yang diperoleh dari orang lain.
2. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses menumbuh kembangkan seluruh kemampuan
dan perilaku manusia melalui pengetahuan, sehingga dalam pendidikan perlu
dipertimbangkan umur (proses perkembangan klien) dan hubungan dengan
proses belajar. Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi persepsi seseorang atau lebih mudah menerima ide-ide dan
teknologi. Pendidikan meliputi peranan penting dalam menentukan kualitas
manusia. Dengan pendidikan manusia dianggap akan memperoleh
pengetahuan implikasinya. Semakin tinggi pendidikan, hidup manusia akan
semakin berkualitas karena pendidikan yang tinggi akan membuahkan
pengetahuan yang baik yang menjadikan hidup yang berkualitas.
3. Paparan Media Massa
Melalui berbagai media massa baik cetak maupun elektronik maka berbagai
informasi dapat diterima oleh masyarakat, sehingga seseorang yang lebih
sering terpapar media massa akan memperoleh informasi yang lebih banyak
dan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dimiliki.
4. Sosial Ekonomi ( Pendapatan)
Dalam memenuhi kebutuhan primer, maupun skunder keluarga, status
ekonomi yang baik akan lebih mudah tercukupi dibanding orang dengan
status ekonomi rendah, semakin tinggi status sosial ekonomi seseorang
semakin mudah dalam mendapatkan pengetahuan, sehingga menjadikan
hidup lebih berkualitas.

Universitas Sumatera Utara


19

5. Hubungan Sosial
Faktor hubungan sosial mempengaruhi kemampuan individu sebagai
komunikan untuk menerima pesan menurut model komunikasi media.
Apabila hubungan sosial seseorang dengan individu baik maka
pengetahuanyang dimiliki juga akan bertambah.
6. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu sumber pengetahuan atau suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara
mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Pengalaman seseorang
individu tentang berbagai hal biasanya diperoleh dari lingkungan kehidupan
dalam proses pengembangan misalnya sering mengikuti organisasi.

Universitas Sumatera Utara


20

2.4 Kerangka Teori

Usia Paritas Sosio Jarak Infeksi dan Kurang Energi


Ibu Ekonomi Kehamilan Penyakit Kronis

Faktor Risiko

Anemia pada
Kehamilan

- Baik
Tingkat
- Sedang
Pengetahuan
- Buruk

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Keterangan Gambar:

Variabel yang diteliti

Variabel yang tidak diteliti

Universitas Sumatera Utara


21

3.2 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Tingkat Pengetahuan
Anemia pada Kehamilan
Ibu Hamil

Gambar 2.2. Kerangka Konsep

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 RANCANGAN PENELITIAN


Penelitian ini merupakan studi analitik tentang hubungan antara tingkat
pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di RSU Sundari Kota
Medan. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional (potong
lintang). Desain cross-sectional merupakan jenis penelitian yang pengukuran
variabel nya dilakukan satu kali pada satu saat.

3.2 LOKASI PENELITIAN


Lokasi penelitian di Rumah Sakit Umum Sundari Kota Medan. Pemilihan lokasi
untuk penelitian karena mempunyai banyak pasien wanita hamil yang
memeriksakan kandungan di rumah sakit ini dan memiliki latar belakang sebagai
rumah sakit bersalin. Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin dari komisi etik
Fakultas Kedokteran USU.

3.3 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN


3.3.1 POPULASI PENELITIAN
Populasi dalam penelitian adalah seluruh ibu hamil yang memeriksakan
kandungannya (antenatal care) ke RSU Sundari Kota Medan.
3.3.2 SAMPEL PENELITIAN
Yang menjadi sampel penelitian ini adalah ibu hamil yang memeriksakan
kandungannya (antenatal care) di RSU Sundari Kota Medan. Sampel penelitian
ini diambil dengan metode total populasi, yaitu seluruh populasi terjangkau yang
memenuhi kriteria inklusi dan kriteria ekslusi.

22

Universitas Sumatera Utara


23

Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Kriteria Inklusi:
1. Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kandungan (antenatal care) di RSU
Sundari Kota Medan
2. Ibu hamil yang bersedia terlibat dalam penelitian.
Kriteria eksklusi:
1. Ibu yang tidak bisa baca tulis.
2. Ibu hamil yang memiliki riwayat penyakit yang diderita saat ini
3. Ibu hamil yang menderita penyakit kronis

3.4METODE PENGUMPULAN DATA


Responden pada penelitian analitik ini adalah ibu hamil yang melakukan
pemeriksaan kandungan (antenatal care) di RSU Sundari Kota Medan. Jenis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh
langsung dari subjek penelitian. Data primer diperoleh dari hasil wawancara
menggunakan kuesioner kepada subjek penelitian yang sebelumnya telah
dilakukan informed consent. Selanjutnya setelah subjek mengisi kuesioner
dilakukan pengukuran kadar hemoglobin dengan menggunakan Hb meter
bermerek easy toch.

3.5 METODE ANALISIS DATA


Semua data yang telah dikumpulkan, dicatat, dikelompokkan, dan diolah dengan
menggunakan program Statistic Product and Service Solution (SPSS).
Selanjutnya data tersebut ditampilkan dalam bentuk tabel, diagram, ataupun
grafik.

Universitas Sumatera Utara


24

3.6 DEFINISI OPERASIONAL


1) Variabel bebas : Tingkat Pengetahuan
a) Definisi
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,
telinga, dan sebagainya). Tingkatan pengetahuan adalah sikap dan
tindakan yang dimiliki ibu hamil tentang anemia defisiensi besi selama
kehamilan.
b) Cara Ukur
Angket berbentuk kuesioner dibagikan kepada ibu hamil yang
memeriksakan kandungan (antenatal care) dan sebelumnya telah
dilakukan informed consent di Rumah Sakit Sundari Kota Medan.
c) Alat Ukur
kuesioner, mengajukan 20 pertanyaan dengan 3 pilahan jawaban:
- Jawaban yang benar skor 1
- Jawaban yang salah skor 0
d) Hasil Ukur
- Baik bila menjawab 16-20 pertanyaan benar 76-100%
- Sedang bila menjawab 12-15 pertanyaan benar 56%-75%
- Kurang bila menjawab 11-0 pertanyaan benar ≤ 55 %
e) Skala Ukur
Ordinal
2) Variabel terikat : Anemia pada Kehamilan
a) Definisi
Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin dalam darah
b) Cara Ukur
Pengukuran kadar hemoglobin darah. Pemeriksa mencuci tangan dan
memakai sarung tangan. Bersihkan jari yang akan ditusukkan jarum
dengan menggunakan alkohol 70%. Lalu, pilih ukuran hentakan jarum
pada saat penusukan pada jari. Tusukan jarum kepada jari yang telah
dibersihkan dan ambil darah tersebut oleh plastic capillary tubes.

Universitas Sumatera Utara


25

Kemudian letakkan darah tersebut pada serum yang telah terpasang pada
Hb meter. Tunggu selama 15 detik hingga hasil kadar hemoglobin
muncul
c) Alat Ukur
Alat untuk mengukur Hb meter merek Easy touch
d) Hasil Ukur
Dinyatakan dalam satuan gr/dl. Disebut anemia apabila kadar
hemoglobin.

Tabel 3.1 Batas nilai anemia berdasarkan usia kehamilan

Status Kehamilan Hemoglobin (g/dl) Status Anemia

Hamil

 Trimester 1 11,0 Anemia


 Trimester 2 10,5 Anemia
 Trimester 3 11,0 Anemia

e) Skala ukur
Ordinal

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dlakukan di Rumah Sakit Umum Sundari yang beralamat di


jalan Jendral T.B Simatupang (Jalan Pinang Baris) Kota Medan, Indonesia. RSU
Sundari yakni salah satu Rumah Sakit milik Organisasi Sosial Kota Medan yang
berbentuk RSU, dengan riwayat sebelumnya merupakan klinik bersalin. RSU
Sundari berstatus Rumah Sakit kelas C bersyarat akreditasi yang didirikan
Berdasarkan 31 Januari 2009, dibangun diatas tanah yang memiliki luas bangunan
1826 m2.
Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu
hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal carepada bulan agustus 2017 di
RSU Sundari yakni sebanyak 250 ibu hamil. Gambaran karakteristik responden
menggunakan analisis univariat meliputi usia, tingkat pendidikan, pekerjaan,
gravida, dan usia kehamilan. Hubungan antara variabel dependen yang meliputi
anemia pada ibu hamil dengan variabel independen tingkat pengetahuan dilakukan
analisis bivariat menggunakan uji chi square. Analisis multivariat menggunakan
uji regresi logistik di hubungkan antara variabel dependen yang meliputi anemia
pada ibu hamil dengan variabel indepen yang meliputi usia, tingkat pendidikan,
pekerjaan, gravida, dan usia kehamilan.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia


Karakteristik Frekuensi Presentase (%)
Usia
17-25 tahun 68 27,2
26-35 tahun 152 60,8
36-45 tahun 29 11,6
46-55 tahun 1 0,4
Total 250 100
Sumber: Data Primer

Tabel 4.1 diatas menjelaskan karakteristik responden berdasarkan usia,


diketahui responden berusia 17-25 tahun yang berada di masa remaja akhir

26

Universitas Sumatera Utara


27

sebanyak 68 (27,2%)responden, 26-35 tahun yang berada di masa dewasa awal


sebanyak 152 ( 60,8%) responden, 36-45 tahun yang berada di masa dewasa akhir
sebanyak 29 (11,6%) responden, dan 46-55 tahun yang berada di masa lansia awal
sebanyak 1 (0,4%) responden.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Karakteristik Frekuensi Presentase (%)
Tingkat Pendidikan
SD 5 2,0
SMP 19 7,6
SMA 161 64,4
Diploma 24 9,6
Sarjana 36 14,4
Total 250 100
Sumber: Data Primer

Tabel 4.2. diatas menjelaskan karakteristik responden berdasarkan tingkat


pendidikan, diketahui responden yang berpendidikan SD (Sekolah Dasar)sebanyak
5 (2,0%) responden, SMP (Sekolah Menengah Pertama) sebanyak 19 (7,6%)
responden, SMA (Sekolah Menengah Akhir) sebanyak 161 (64,4%)responden,
Diploma sebanyak 24 (9,6%) responden. Sarjana 36 (14,4%)responden.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan


Karakteristik Frekuensi Presentase (%)
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga 198 79,2
Pegawai Swasta 16 6,4
Pegawai Negeri 17 6,8
Wirausaha 10 4,0
Dll 5 2,0
Total 250 100
Sumber: Data Primer

Tabel 4.3. diatas menjelaskan karakteristik responden berdasarkan pekerjaan,


diketahui responden yang bekerja sebagai IRT (Ibu Rumah Tangga) sebanyak 198
(79,2%) responden, Pegawai Swasta sebanyak 16 (6,4%) responden, Pegawai
Negeri sebanyak 17 (6,8%) responden, Wirausaha sebanyak 10 (4,0%) responden,
dan berbagai pekerjaan lainnya 5 (2,0%)responden.

Universitas Sumatera Utara


28

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Kehamilan


Usia Kehamilan Frekuensi Presentase (%)
Trimester I 16 6,4
Trimester II 17 6,8
Trimester III 215 86,0
Total 250 100
Sumber: Data Primer

Tabel 4.4. diatas menjelaskan karakteristik responden berdasarkan usia


kehamilan, diketahui dari 250 responden Trimester I sebanyak 16 (6,4%)
responden, Trimester II 17 (6,8%) responden, dan Trimester III 215 (8,4%)
responden.

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Anemia


Pada Ibu Hamil
Karakteristik Frekuensi Presentase (%)
Hemoglobin
Anemia
-Ringan 51 20,4
-Sedang 88 35,2
-Berat 0 0
Tidak Anemia 111 44,4
Total 250 100
Sumber: Data Primer

Menurut WHO derajat klasifikasi anemia pada kehamilan dikategorikan


berdasarkan anemia ringan 10-10,9g/dl, anemia sedang 7-9 g/dl, dan anemia berat
<7 g/dl. Tabel 4.5 menjelaskan karakteristik responden berdasarkan kejadian
anemia pada ibu hamil di RSU Sundari Kota Medan, diketahui dari seluruh
responden yang melakukan pemeriksaan antenatal care dan dilakukan
pemeriksaan hemoglobin sebanyak 139 (55,6%) responden yang menderita
anemia selama masa kehamilan, 51 (20,4%) responden mengalami anemia ringan,
88 (35,2%) responden mengalami anemia sedang dan tidak di jumpai ibu hamil
yang mengalami anemia berat. Ibu hamil yang tidak menderita anemia selama
kehamilan sebanyak 111 (44,4%)responden.

Universitas Sumatera Utara


29

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan


Karakteristik Frekuensi Presentase (%)
Tingkat Pengetahuan
Baik 62 24,8
Sedang 122 48,8
Buruk 66 26,4
Total 250 100
Sumber: Data Primer

Tabel 4.6 diatas menjelaskan karakteristik responden berdasarkan tingkat


pengetahuan, diketahui terdapat 3 kategori jenis tingkat pengetahuan pada
responden, ibu hamil dengan tingkat pengetahuan baik 62 (24,8%)responden,
tingkat pengetahuan sedang sebanyak 122(48,8) responden dengan tingkat
pengetahuan buruk 66 (26,4%).

Tabel 4.7Hubungan Usia dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil

Anemia Tidak Anemia


Usia n % n % P value
17-25 37 14,8 31 12,4 0,353*
26-35 81 32,4 71 28,4
36-45 20 8 9 3,6
46-55 1 0,4 0 0
Total 139 55,6 111 44,4
*uji Chi Square

Tabel 5.7 diatas menjelaskan karakteristik responden berdasarkan usia dengan


kejadian anemia pada ibu hamil, diketahui responden yang berusia 17-25 tahun
yang menderita anemia 37 (14,8%) responden dan yang tidak menderita anemia
31 (12,4%) responden. Usia 26-35 tahun yang menderita anemia 81 (32,4%) dan
yang tidak menderita anemia 71 (28,4%) responden. Usia 36-45 tahun yang
menderita anemia 20 (8%) responden dan yang tidak menderita anemia 9 (3,6%)
responden. Usia 46-55 tahun yang menderita anemia 1 (0,4%) responden, dan
tidak di temukan ibu hamil yang tidak menderita anemia di usia tersebut.
Berdasarkan tabel 5.7 hubungan antara Usia dengan Kejadian Anemia pada Ibu
Hamil dilakukan uji Hipotesis menggunakan uji chi square. Dari hasil
perhitungan didapatkan nilai p = 0,353. Hal ini menunjukkan bahwa secara
statistika tidak terdapat hubungan yang bermakna antara Usia dengan Kejadian

Universitas Sumatera Utara


30

Anemia pada ibu hamil karena nilai p>0,05. Nilai korelasi negatif antara dua
variabel tersebut menunjukkan hubungan yang tidak searah.

Tabel 4.8 Hubungan Usia dengan Tingkat Pengetahuan


Tingkat Pengetahuan
Usia Baik Sedang Buruk P value
n % n % n %
17-25 18 7,2 35 14 15 6 0,616*
26-35 35 14 74 29,6 43 17,2
36-45 9 3,6 13 5,2 7 2,8
46-55 0 0 0 0 1 0,4
Total 62 24,8 122 48,8 66 26,4
*uji Chi Square

Tabel 4.8 diatas menjelaskan karakteristik responden berdasarkan usia


dengan tingkat pengetahuan, diketahui responden yang berusia 17-25 tahun yang
memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 18 (7,2%) responden, tingkat
pengetahuan sedang sebanyak 35 (14%) responden, dan untuk tingkat
pengetahuan buruk sebanyak 15 (6%) responden. Usia 26-35 tahun yang memiliki
tingkat pengetahuan baik sebanyak 35 (14%) responden, tingkat pengetahuan
sedang 74 (29,6%) responden, dan tingkat pengetahuan buruk sebanyak 43
(17,2%) responden. Usia 36-45 tahun yang memiliki tingkat pengetahuan baik
sebanyak 9 (3,6%) responden, tingkat pengetahuan sedang sebanyak 13 (5,2%)
responden, dan tingkat pengetahuan buruk 7 (2,8%) responden. Usia 46-55 tahun
hanya di jumpai 1 (0,4%) responden dan memiliki tingkat pengetahuan buruk.
Pada tabel 4.8 hubungan antara Usia dengan Tingkat Pengetahuan Berdasarkan
Ibu Hamil mengenai anemia selama kehamilan dilakukan uji Hipotesis
menggunakan uji chi square. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai p=0,616. Hal
ini menunjukkan bahwa secara statistika tidak terdapat hubungan yang bermakna
antara Usia dengan Tingkat Pengetahuan pada Ibu Hamil mengenai anemia
selama kehamilan karena nilai p>0,05. Nilai korelasi negatif antara dua variabel
tersebut menunjukkan hubungan yang tidak searah.

Universitas Sumatera Utara


31

Tabel 4.9 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
Anemia Tidak Anemia
Tingkat Pendidikan P value
n % n %
SD 4 1,6 1 0,4 0,344*
SMP 10 4 9 3,6
SMA 86 34,4 80 32
Diploma 15 6 9 3,6
Sarjana 24 9,6 12 4,8
Total 139 55,6 111 44,4
*uji Chi Square

Tabel 4.9 diatas menjelaskan karakteristik responden berdasarkan tingkat


pendidikan dengan kejadian anemia pada ibu hamil, diketahui responden
berpendidikan SD (Sekolah Dasar) menderita anemia 4 (1,6%) responden dan yang
tidak menderita anemia 1 (0,4%) responden. Responden yang berpendidikan SMP
(Sekolah Menengah Pertama) menderita anemia 10 (4%) responden dan yang tidak
menderita anemia 9 (3,6%) responden. Responden yang berpendidikan SMA
(Sekolah Menengah Akhir) menderita anemia 86 (34,4%) responden dan yang
tidak menderita anemia 80 (32%) responden. Responden yang berpendidikan
Diploma menderita anemia 15 (6%) responden dan yang tidak menderita anemia 9
(3,6%) responden. Responden yang berpendidikan Sarjana menderita anemia 24
(9,6%) dan yang tidak menderita anemia 12 (4,8%) responden. Berdasarkan tabel
4.9 hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
dilakukan uji Hipotesis menggunakan uji chi square. Dari hasil perhitungan
didapatkan nilai p=0,344. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistika tidak
terdapat hubungan yang bermakna antara Tingkat Pendidikan dengan Kejadian
Anemia pada ibu hamil karena nilai p>0,05. Nilai korelasi negatif antara dua
variabel tersebut menunjukkan hubungan yang tidak searah.

Universitas Sumatera Utara


32

Tabel 4.10Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan


Tingkat Pengetahuan
Tingkat Pendidikan Baik Sedang Buruk P value
n % n % n %
SD 0 0 1 0,4 4 1,6 0,008*
SMP 1 0,4 9 3,6 9 3,6
SMA 43 17,2 80 32 43 17,2
Diploma 4 1,6 15 6 5 2
Sarjana 14 5,6 17 6,8 5 2
Total 62 24,8 122 48,8 66 26,4
*uji Chi Square

Berdasarkan tabel 4.10 diatas menjelaskan karakteristik responden berdasarkan


tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan, diketahui yang berpendidikan
Sekolah Dasar (SD) tidak di temukan responden dengan tingkat pengetahuan
baik, dengan pengetahuan sedang 1 (0,4%) responden, dan tingkat pengetahuan
buruk 4 (1,6%) responden. Responden yang berpendidikan Sekolah Menengah
Pertama (SMP) di temukan responden dengan tingkat pengetahuan baik 1 (0,4%)
responden, dengan tingkat pengetahuan sedang 9 (3,6%) responden, dan dengan
tingkat pengetahuan buruk 9 (3,6%) responden. Responden yang berpendidikan
Sekolah Menengah Atas (SMA) di temukan responden dengan tingkat
pengetahuan baik 43 (17,2%) responden, dengan tingkat pengetahuan sedang 80
(32%) responden, dan dengan tingkat pengetahuan buruk 43 (17,2%) responden.
Reponden yang berpendidikan Diploma dengan tingkat pendidikan baik 4 (1,6%)
responden, dengan tingkat pengetahuan sedang 15 (6%) responden, dan dengan
tingkat pengetahuan buruk 5 (2%) responden. Responden yang berpendidikan
Sarjana dengan tingkat pengetahuan baik 14 (5,6%) responden, tingkat
pengetahuan sedang 17 (6,8%) responden, dan dengan tingkat pengetahuan buruk
5 (2%) responden. Berdasarkan tabel 4.10 hubungan antara Tingkat Pendidikan
dengan Tingkat Pengetahuan pada Ibu Hamil mengenai anemia selama kehamilan
dilakukan uji Hipotesis menggunakan uji chi square. Dari hasil perhitungan
didapatkan nilai p = 0,008. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistika terdapat
hubungan yang bermakna antara Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan
pada Ibu Hamil mengenai anemia selama kehamilan karena nilai p<0,05. Nilai
korelasi yang positif antara dua variabel tersebut menunjukkan hubungan yang

Universitas Sumatera Utara


33

searah. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Tingkat Pendidikan yang
dimiliki ibu hamil, maka semakin baik Tingkat Pengetahuan yang dimiliki.

Tabel 4.11 Hubungan Pekerjaan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
Pekerjaan Anemia Tidak Anemia
n % n % P value
IRT 112 44.8 90 36 0,466*
Pegawai Swasta 6 2.4 10 4
Pegawai Negeri 11 4.4 6 2,4
Wirausaha 3 1,2 2 0,8
Dll 7 2,8 3 1,2
Total 139 100 111 44,4
*uji Chi Square

Tabel 4.11 diatas menjelaskan karakteristik responden berdasarkan


pekerjaan dengan kejadian anemia pada ibu hamil, diketahui responden yang
bekerja sebagai IRT (Ibu Rumah Tangga) menderita anemia 112 (44,8%)
responden dan yang tidak menderita anemia 90 (36%) responden. Pegawai Swasta
yang menderita anemia 6 (2,4%) responden dan yang tidak menderita anemia 10
(4%) responden. Pegawai Negeri yang menderita anemia 11 (4,4%) responden dan
yang tidak menderita anemia 6 (2,4%) responden. Wirausaha yang menderita
anemia 3 (1,2%) responden dan yang tidak menderita anemia 2 (0,8%) responden.
Berbagai pekerjaan lainnya yang menderita anemia 7 (2,8%) responden dan yang
tidak menderita anemia 3 (1,2%) responden.Berdasarkan tabel 4.11 hubungan
antara Pekerjaan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil dilakukan uji Hipotesis
menggunakan uji chi square. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai p = 0,466.
Hal ini menunjukkan bahwa secara statistika tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara Pekerjaan dengan Kejadian Anemia pada ibu hamil karena nilai
p>0,05. Nilai korelasi negatif antara dua variabel tersebut menunjukkan hubungan
yang tidak searah.

Universitas Sumatera Utara


34

Tabel 4.12 Hubungan Pekerjaan dengan Tingkat Pengetahuan


Pekerjaan Tingkat Pengetahuan
P value
Baik Sedang Buruk
n % N % n %
IRT 48 19,2 96 38,4 58 23,2 0,332*
Pegawai Swasta 6 2,4 7 2,8 3 1,2
Pegawai Negeri 2 0,8 13 5,2 2 0,8
Wirausaha 2 0,8 2 0,8 1 0,4
Dll 4 1,6 4 1,6 2 0,8
Total 62 24,8 122 48,8 66 26,4
*uji Chi Square

Tabel 4.12 diatas menjelaskan karakteristik responden berdasarkan


pekerjaan dengan tingkat pendidikan, diketahui responden yang bekerja sebagai
IRT (Ibu Rumah Tangga) dengan tingkat pengetahuan baik 48 (19,2%) responden,
dengan tingkat pengetahuan sedang 96 (38,4%) responden, dan dengan tingkat
pengetahuan buruk 58 (23,2%) responden. Pegawai Swasta dengan tingkat
pengetahuan baik 6 (2,4%) responden, dengan tingkat pengetahuan sedang 7
(2,8%) responden, dan dengan tingkat pengetahuan buruk 3 (1,2%). Pegawai
Negeri dengan tingkat pengetahuan baik 2 (0,8%) responden, dengan tingkat
pengetahuan sedang 13 (5,2%) responden, dan dengan tingkat pengetahuan buruk
2 (0,8%) responden. Wirausaha dengan tingkat pengetahuan baik 2 (0,8%)
responden, dengan tingkat pengetahuan sedang 2 (0,8%) responden, dan dengan
tingkat pengetahuan buruk 1 (0,4%) responden. Berbagai pekerjaan lainnya
dengan tingkat pengetahuan baik 4 (1,6%) responden, dengan tingkat pengetahuan
sedang 4 (1,6%) responden, dan dengan tingkat pengetahuan buruk 2 (0,8%)
responden. Berdasarkan tabel 4.12 hubungan antara Pekerjaan dengan Tingkat
Pengetahuan pada Ibu Hamil mengenai anemia selama kehamilan dilakukan uji
Hipotesis menggunakan uji chi square. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai
p=0,332. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistika tidak terdapat hubungan
yang bermakna antara Pekerjaan dengan Tingkat Pengetahuan pada Ibu Hamil
mengenai anemia selama kehamilan karena nilai p>0,05. Nilai korelasi negatif
antara dua variabel tersebut menunujukkan hubungan yang tidak searah.

Universitas Sumatera Utara


35

Tabel 4.13 Hubungan Usia Kehamilan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
Usia Kehamilan Anemia Tidak Anemia
n % n % P value
Trimester I 7 2,8 9 3,6 0,292*
Trimester II 12 4,8 5 2
Trimester III 120 48 97 38,8
Total 139 55,6 111 44,4
*uji Chi Square

Tabel 4.13 menjelaskan karakteristik responden berdasarkan usia kehamilan


dengan kejadian anemia pada ibu hamil, diketahui dari 250 responden Trimester I
yang menderita anemia 7 (2,8%) responden dan yang tidak menderita anemia 9
(3,6%) responden. Trimester II yang menderita anemia 12 (4,8%) responden dan
yang tidak menderita anemia 5 (2%) responden. Trimester III yang menderita
anemia 120 (48%) responden dan yang tidak menderita anemia 97 (38,8%)
responden. Berdasarkan tabel 4.13 hubungan antara Usia Kehamilan dengan
Kejadian Anemia pada Ibu Hamil dilakukan uji Hipotesis menggunakan uji chi
square. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai p = 0,292. Hal ini menunjukkan
bahwa secara statistika tidak terdapat hubungan yang bermakna antara Usia
Kehamilan dengan Kejadian Anemia pada ibu hamil karena nilai p>0,05. Nilai
korelasi negatif antara dua variabel tersebut menunjukkan hubungan yang tidak
searah.

Tabel 4.14 Hubungan Usia Kehamilan dengan Tingkat Pengetahuan


Tingkat Pengetahuan
Usia Kehamilan Baik Sedang Buruk P value
n % N % n %
Trimester I 5 2 7 2,8 4 1,6 0,814*
Trimester II 6 2,4 7 2,8 4 1,6
Trimester III 51 20,4 108 43,2 58 23,2
Total 62 24,8 122 48,8 66 26,4
*uji Chi Square

Tabel 4.14 diatas menjelaskan karakteristik responden berdasarkan usia


kehamilan dengan tingkat pengetahuan, diketahui bahwa dari 250 responden
Trimester I yang memiliki tingkat pengetahuan baik 5 (2%) responden, tingkat
pengetahuan sedang 7 ( 2,8%) responden, dan dengan tingkat pengetahuan buruk
4 (1,6%) responden. Trimester II yang memiliki tingkat pengetahuan baik 6

Universitas Sumatera Utara


36

(2,4%) responden, dengan tingkat pengetahuan sedang 7 (2,8%) responden, dan


dengan tingkat pengetahuan buruk 4 (1,6%) responden. Trimester III yang
memiliki tingkat pengetahuan baik 51 (20,4%) responden, dengan tingkat
pengetahuan sedang 108 (43,2%) responden, dan dengan tingkat pengetahuan
buruk 58 (23,2%) responden. Berdasarkan tabel 4.14 hubungan antara Usia
Kehamilan dengan Tingkat Pengetahuan pada Ibu Hamil mengenai anemia selama
kehamilan dilakukan uji Hipotesis menggunakan uji chi square. Dari hasil
perhitungan didapatkan nilai p=0,814. Hal ini menunjukkan bahwa secara
statistika tidak terdapat hubungan yang bermakna antara Usia Kehamilan dengan
Tingkat Pengetahuan pada Ibu Hamil mengenai anemia selama kehamilan karena
nilai p>0,05. Nilai korelasi negatif antara dua variabel tersebut menunjukkan
hubungan yang tidak searah.

Tabel 4.15Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kejadian Anemia Berdasarkan Ibu Hamil
Tingkat Pengetahuan P value
Nilai Hemoglobin Baik Sedang Buruk
n % n % n %
Anemia 13 5,2 73 29,2 53 21,2 0,001*
Tidak Anemia 49 19,6 49 19,6 13 5,2
Total 62 24,8 122 48,8 66 26,4
*uji Chi Square

Tabel 4.15 diatas menjelaskan karakteristik responden berdasarkan


kejadian anemia pada ibu hamil dengan tingkat pengetahuan, diketahui bahwa
responden yang menderita anemia dengan tingkat pengetahuan baik 13 (5,2%)
responden, tingkat pengetahuan sedang 73 (29,2%) responden, dan tingkat
pengetahuan buruk 53 (21,2%) responden. Responden yang tidak menderita
anemia dengan tingkat pengetahuan baik 49 (19,6%) responden, tingkat
pengetahuan sedang 49 (19,6%) responden, dan tingkat pengetahuan buruk 13
(5,2%) responden. Berdasarkan Tabel 4.15 hubungan Tingkat Pengetahuan
dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil dilakukan uji Hipotesis menggunakan
uji chi square. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai p = 0,001. Hal ini
menunjukkan bahwa secara statistika ada hubungan yang bermakna antara
Tingkat Pengetahuan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil karena nilai p <
0,05. Nilai korelasi yang positif antara dua variabel tersebut menunjukkan

Universitas Sumatera Utara


37

hubungan yang searah. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik Tingkat
Pengetahuan yang dimiliki ibu hamil, maka semakin memperkecil kejadian ibu
hamil terkena anemia.

Dari hasil penelitian ini tidak terdapat hubungan antara usia ibu dengan
kejadian anemia pada ibu hamil di RSU Sundari Kota Medan. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Fikriana (2014) yang menunjukkan tidak
ada hubungan antara usia ibu dengan kejadian anemia Berdasarkan ibu hamil
(p=0,900). Penelitian yang dilakukan Ariyani (2016) juga menunjukkan tidak ada
hubungan antara usia ibu dengan kejadian anemia pada ibu hamil (p=3,55). Hal
ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan Qudsiah et al (2012) yang
menunjukkan tidak ada hubungan antara usia ibu dengan kejadian anemia pada
ibu hamil (p=0,094).
Dari hasil penelitian didapatkan tidak terdapat hubungan antara tingkat
pendidikan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di RSU Sundari Kota Medan.
Hal ini sesusai dengan penelitian yang dilakukan Tristianty (2006) yang
menunjukkan tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan kejadian
anemia Berdasarkan ibu hamil (p=0,227).
Dari hasil penelitian didapatkan tidak terdapat hubungan antara pekerjaan
dengan kejadian anemia pada ibu hamil di RSU Sundari kota Medan. Hal ini
sesuai dengan penelitian Tristanty (2006) yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara pekerjaan dengan kejadian anemia pada ibu hamil (p=0,072).
Dari hasil penelitian ini didapatkan tidak ada hubungan antara usia
kehamilan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di RSU Sundari Kota Medan.
Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan Qudsiah et al (2012) yang
menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara usia kehamilan atau
paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil (p=0,067).
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin baik Tingkat
Pengetahuan yang dimiliki ibu hamil, maka semakin memperkecil kejadian ibu
hamil terkena anemia. Peningkatan dari nilai tingkat pengetahuan meninggkatkan

Universitas Sumatera Utara


38

nilai hemoglobin dengan memiliki nilai signifikansi sebasar p = 0,001 yang berarti
dibawah 0.05 menunjukkan hubungan kedua variabel signifikan.

Hubungan yang positif dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan di


pengaruhi oleh tingkat pendidikan. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat pendidikan, maka akan semakin tinggi tingkat
pengetahuan. Peningkatan dari nilai tingkat pendidikan meningkatkan
pengetahuan dengan nilai signifikansi sebesar p=0,008 yang berarti dibawah 0,05
menunjukkan kedua variabel signifikan.

Penelitian serupa juga menyatakan terdapat hubungan antara Tingkat


Pengetahuan dengan Kejadian Anemia Berdasarkan Ibu Hamil. Hasil penelitian
ini sesuai dengan penelitian Addina Muzayana et all tahun 2016 yang dilakukan
di wilayah kerja Puskesmas Godean I Kecamatan Godean Kabupaten Sleman
menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu hamil
dengan kejadian anemia di Puskesmas Godean I dengan nilai p sebesar 0,0038.

Penelitian yang dilakukan Ayu Okta Riny tahun 2014 di Puskesmas


Ngampilan Yogyakarta menunjukkan ada hubungan yang menunjukkan ada
hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu hamil
(p=0,007)

Universitas Sumatera Utara


39

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada seluruh ibu hamil yang


melakukan pemeriksaan ANC (Ante Natal Care) di RSU Sundari Kota Medan
bulan Agustus tahun 2017, dapat di simpulkan:

1. Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa mayoritas usia responden


adalah 26-35 tahun yang berada di masa dewasa awal sebanyak 152
(60,8%) responden.
2. Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa mayoritas tingkat pendidikan
responden adalah SMA (Sekolah Menengah Akhir) sebanyak 161 (64,4%)
responden.
3. Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa mayoritas pekerjaan
responden adalah IRT (Ibu Rumah Tangga) sebanyak 198 (79,2%)
responden.
4. Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa mayoritas usia kehamilan
responden adalah Trimester III 215 (8,4%)responden.
5. Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa mayoritas responden
menderita anemia yaitu sebanyak 139 responden (55,6%) dan mayoritas
ibu hamil mengalami anemia kategori sedang 88 (35,2%) responden.
6. Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa mayoritas tingkat pengetahuan
responden adalah sedang yaitu sebanyak 122 responden (60,8%).
7. Tidak ada hubungan antara usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan usia
kehamilan terhadap kejadian anemia pada ibu hamil di RSU Sundari kota
Medan
8. Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan
kejadian anemia pada ibu hamil di RSU Sundari Kota Medan dengan nilai

39

Universitas Sumatera Utara


40

p=0,001, hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan


maka angka kejadian anemia semakin rendah
9. Tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dengan nilai
p=0,008. Hal ini menunjukkan semakin tinggi tingkat pendidikan maka
semakin baik tingkat pengetahuan yang di miliki.

5.2 SARAN

Dari hasil kesimpulan di atas beberapa hal yang dapat di rekomendasikan


dari hasil penelitian ini diantaranya adalah:

1. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat memperhatikan variabel


lainnya yang dapat mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil.
2. Bagi tenaga kesehatan, diharapkan dapat mengoptimalkan pelayanan
kesehatan serta memberikan informasi yang baik kepada ibu hamil
tentang hal-hal yang dibutuhkan untuk mencegah terjadinya anemia pada
ibu hamil.
3. Bagi masyarakat, dapat menambah pengetahuan ibu tentang bahaya yang
di timbulkan akibat anemia selama masa kehamilan.

Universitas Sumatera Utara


41

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Z. and Bahar, A. 2006, „Ilmu Penyakit Dalam jilid III’, Jakarta: Fakultas Kedokteran UI.

Amiruddin. 2007, „Studi kasus kontrol anemia ibu hamil‟.

Citrakusumah. 2012, „Anemia Gizi Masalah dan Pencegahannya’, Makasar: Kalika.

Difa., D. 2004,„Kamus Istilah Kedokteran’, Jakarta: Gita Media Press.

Darlina, H. 2003, „Faktor resiko anemia pada ibu hamil di Kota Bogor‟,Media Gizi dan Keluarga
vol. 2 no.1.

Emma, W. S. 2002, „Buah dan Sayur untuk Terapi‟, Yogyakarta: Swadaya.

Hotmauli. 2009, „Pengetahuan Ibu hamil Tentang Pencegahan Anemia Defisiensi Besi di Wilayah
Kerja Puskesmas Langsat Pekan Baru tahun 2009‟, Fakultas Kedokteran USU Program D-IV
Bidan.

Indonesia, I. D. 2014, „Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan Primer 2014’,
Available at: http://puskesmastegalselatan.org/uploadedfiles/diagnosis145.pdf (Accessed: April
20, 2017).

Indonesia, K. K. R. 2014, „Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015’, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

Indonesia, K. K. R. 2014, „Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014’, Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian RI.

Indonesia, K.K.R. 2014, „Mother's day situasi kesehatan ibu‟.

Lubis, Z. 2003, „Status Gizi Ibu Hamil Serta Pengaruhnya Terhadap Bayi yang dilahirkan‟,
Available at:
http://sdmuhcc.net/elearning/aridata_web/how/k/kesehatan/12_status_gizi_ibu_hamil.pdf.

Masrizal. 2007, „Anemia Defisiensi Besi‟, Available at:


http://jurnal.fkm.unand.ac.id/indeks.php/jkma/article/view/23/22.

N, H. and F, D. 2006, „Faktor resiko kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Bogor‟, Jakarta: Bppsdmk.

Notoatmodjo, S. 2003, „Pendidikan dan perilaku Kesehatan’, Jakarta: Rineka Cipta.

Organisation, W. H. 2015,„World Health Statistics 2015‟.

Prawirohardjo, S. 2013, „Ilmu Kebidanan’, Jakarta: PT Bina Pusta Sarwana Prawirohardjo.

RI, D. K. 2013, „Riset Kesehatan Dasar’, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Kementerian Kesehatan RI.

S, A. 2013, „Prinsip Dasar Ilmu Gizi’, Jakarta: Gramedia Pusat Utama.

Tarwoto. 2007, „Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil Konsep dan Penatalaksanaannya‟, Jakarta:
Trans Info Media.

Universitas Sumatera Utara


42

„Sustainable Development Goals (SDGs) 2016‟, 2016, Available at:


http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/206498/1/9789241565264_eng.pdf.

„Millennium Development Goals (MDGs) 2015‟, 2015, Available at:


http://www.un.org/milleniumgoals/2015_MDG 2015 rev(July 1).pdf.

World Health Organization. 2015, World Health Statistics 2016 Monitoring Health for the SDGs,
WHO Library Catalouging-in-Publicing Data.

Universitas Sumatera Utara


43

Lampiran A

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS
Nama : Dwi Srigati
Tmpt/Tgl Lahir : Galang, 15 Juni 1995
Pekerjaan : Mahasiswa
Agama : Islam
Alamat : Jl. Kartini No.5 Asrama Mahoni, KODE POS;
21112, Kelurahan Siantar Barat. Kota
Pematangsiantar. Provinsi Sumatera Utara

Nama ayah : Serda Palar Damanik


Pekerjaan : TNI-AD
Nama Ibu : Halijah Saragih
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga

B. RIWAYAT PENDIDIKAN
 Tahun 2000-2001 : TK Wampu Jaya Yonif 121 MK, Galang
 Tahun 2001-2007 : SD Negri 091258, Bangun
 Tahun 2007-2010 : SMP Swasta Sultan Agung, Pematangsiantar
 Tahun 2010-2013 : SMA Swasta Sultan Agung, Pematangsiantar

Universitas Sumatera Utara


44

Lampiran B

PERNYATAAN

Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kejadian Anemia Pada


Ibu Hamil di RSU Sundari Kota Medan Tahun 2017

Degan ini penulis menyatakan bahwa skripsi ini disusun sebagai syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan
Dokter pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara adalah benar
merupakan hasil karya penulis sendiri.

Adapun pengutipan yang penulis lakukan pada bagian tertentu dari hasil
karya orang lain dalam penulisan skripsi ini, telah penulis cantumkan sumbernya
secara jelas sesuai norma, kaidah, dan etika penelitian ilmiah.

Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian skripsi


ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian tertentu,
penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis
sandang dan sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Medan, 15 November 2017

Dwi Srigati
140100189

Universitas Sumatera Utara


45

Lampiran C

DATA INDUK RESPONDEN

Usia Nilai
No. Nama Usia Pendidikan Pekerjaan BB Hb Pengetahuan
Kehamilan Hb
1 NES 28 SMA 28 SMA 64 15,7 Normal Baik
2 RB 33 SMP IRT Trimester 1 66 10,9 Anemia Buruk
3 DS 30 SMA IRT Trimester 3 50 11 Normal Baik
4 SBS 42 SARJANA IRT Trimester 3 70 14,2 Normal Baik
5 SM 30 SARJANA IRT Trimester 1 47 15,7 Normal Baik
6 LSL 36 SARJANA IRT Trimester 3 60 10,6 Anemia Baik
7 WN 36 SARJANA Dll Trimester 3 91 14,3 Normal Baik
8 TH 34 SMA Wirausaha Trimester 3 63 11 Normal Baik
9 ML 26 SARJANA Dll Trimester 3 66 10,5 Anemia Baik
10 JL 30 SMA Wirausaha Trimester 3 59 13,9 Normal Sedang
11 AA 23 SARJANA IRT Trimester 3 78 8,7 Anemia Baik
12 AFA 20 SMA IRT Trimester 3 66 14,8 Normal Baik
13 SR 35 SMA IRT Trimester 3 71 12,6 Normal Baik
14 WPL 28 SMA IRT Trimester 2 60 12,8 Normal Sedang
15 NTA 28 DIPLOMA IRT Trimester 1 70 15,7 Normal Buruk
16 AA 38 SMA IRT Trimester 2 61 8,8 Anemia Baik
17 SIY 26 SMA IRT Trimester 1 71 14,2 Normal Sedang
18 PS 30 SMA Wirausaha Trimester 2 60 8,3 Anemia Baik
19 DRI 34 SMA IRT Trimester 3 73 9,7 Anemia Sedang
20 LS 32 SMA IRT Trimester 3 67 10,8 Anemia Buruk
21 PL 30 SMA IRT Trimester 3 56 10,1 Anemia Buruk
22 NA 24 SMA IRT Trimester 3 63 12,9 Normal Baik
23 JL 32 SMA IRT Trimester 3 51 12,1 Normal Sedang
24 RWP 25 SARJANA Pegawai Swasta Trimester 3 68 11,9 Normal Baik
25 BH 34 SARJANA IRT Trimester 3 67 12,4 Normal Sedang
26 EM 20 SMA IRT Trimester 3 50 10,7 Anemia Buruk
27 NS 25 SMA IRT Trimester 3 84 12,6 Normal Baik
28 ERN 38 SMP IRT Trimester 3 65 15,8 Normal Sedang
29 STR 24 SMA IRT Trimester 3 63 11,3 Normal Sedang
30 PH 22 SMA IRT Trimester 3 70 14,1 Normal Sedang
31 SA 26 SMA IRT Trimester 3 60 11 Normal Baik
32 RHM 23 DIPLOMA Pegawai Negeri Trimester 3 70 11,8 Normal Sedang

Universitas Sumatera Utara


46

33 SDI 39 SMA Pegawai Swasta Trimester 1 63 11,7 Normal Baik


34 SPD 23 SMA IRT Trimester 3 71 8,8 Anemia Sedang
35 ARD 22 SMA IRT Trimester 3 50 10,1 Anemia Baik
36 DS 22 SMA IRT Trimester 1 65 12,1 Normal Sedang
37 SR 34 DIPLOMA Wirausaha Trimester 3 74 11,7 Normal Sedang
38 YS 25 SARJANA Dll Trimester 1 61 9,8 Anemia Sedang
38 SHS 24 SMA IRT Trimester 3 61 9,5 Anemia Baik
40 RY 28 SMP IRT Trimester 3 67 9,7 Anemia Sedang
41 RLN 26 SMA Wirausaha Trimester 3 95 9,6 Anemia Baik
42 WND 32 SMA IRT Trimester 2 63 8,8 Anemia Buruk
43 SSL 29 SD IRT Trimester 3 65 10,2 Anemia Buruk
44 NWU 36 SMA IRT Trimester 3 65 10,4 Anemia Sedang
45 EMM 37 SMA IRT Trimester 3 54 9,8 Anemia Buruk
46 SN 40 SMA IRT Trimester 3 65 10,2 Anemia Sedang
47 PIN 22 SMA IRT Trimester 3 67 9,6 Anemia Baik
48 MB 28 SMA IRT Trimester 3 58 11,6 Normal Sedang
49 NCS 34 SD IRT Trimester 3 58 9,3 Anemia Buruk
50 RS 28 SARJANA IRT Trimester 3 61 10,6 Anemia Baik
51 FRN 35 SARJANA IRT Trimester 3 72 8,3 Anemia Sedang
52 SK 37 SARJANA IRT Trimester 3 75 11,1 Normal Baik
53 YNT 27 SMA IRT Trimester 3 65 8,9 Anemia Sedang
54 NRI 35 SMA IRT Trimester 3 60 8,8 Anemia Buruk
55 SDY 31 SMA IRT Trimester 3 56 10,5 Anemia Sedang
56 MKS 37 SARJANA IRT Trimester 3 58 0,1 Anemia Baik
67 SA 20 SMA IRT Trimester 3 60 7,5 Anemia Sedang
58 RST 40 SMA IRT Trimester 3 65 7,3 Anemia Sedang
59 RY 27 SMA IRT Trimester 3 71 9 Anemia Buruk
60 FZ 32 SARJANA IRT Trimester 3 73 9,8 Anemia Buruk
61 AGA 33 SARJANA IRT Trimester 3 69 8,6 Anemia Buruk
62 ARN 28 SMA IRT Trimester 3 68 12 Normal Baik
63 IM 25 SMA IRT Trimester 3 75 11,5 Normal Sedang
64 DCR 25 SMA IRT Trimester 3 70 7,5 Anemia Buruk
65 YPM 24 SMA IRT Trimester 1 47 9,5 Anemia Sedang
66 TRSN 32 SMA IRT Trimester 1 49 10,4 Anemia Sedang
67 RN 25 SMA Wirausaha Trimester 1 55 7,4 Anemia Baik
68 JLN 29 SARJANA IRT Trimester 3 53 9,5 Anemia Buruk
69 NR 29 SMA IRT Trimester 3 60 9,7 Anemia Buruk
70 ALI 24 SARJANA IRT Trimester 3 62 9,7 Anemia Sedang

Universitas Sumatera Utara


47

71 FDY 36 SARJANA Pegawai Negeri Trimester 3 63 8,5 Anemia Sedang


72 EF 24 SARJANA Wirausaha Trimester 3 79 7,5 Anemia Sedang
73 MS 32 SARJANA Pegawai Negeri Trimester 3 58 12,3 Normal Baik
74 SFM 34 SARJANA Pegawai Negeri Trimester 3 87 10,3 Anemia Sedang
75 SA 26 DIPLOMA Pegawai Swasta Trimester 2 65 11,1 Normal Baik
76 DL 27 SARJANA IRT Trimester 3 49 12 Normal Baik
77 DWT 32 SMA IRT Trimester 3 68 11,8 Normal Baik
78 WNR 21 SMA Pegawai Swasta Trimester 3 69 12,2 Normal Buruk
79 SUM 28 DIPLOMA Pegawai Negeri Trimester 2 56 9,8 Anemia Sedang
80 ES 36 DIPLOMA Pegawai Swasta Trimester 2 57 9,2 Anemia Buruk
81 YM 32 SARJANA Pegawai Negeri Trimester 3 72 10,1 Anemia Sedang
82 IRW 33 SMA Dll Trimester 3 72 7,8 Anemia Sedang
83 HSL 24 SMA IRT Trimester 3 65 7,8 Anemia Sedang
84 NES 28 SMA IRT Trimester 3 63 13 Normal Baik
85 EV 30 SARJANA IRT Trimester 3 67 8 Anemia Sedang
86 LL 24 SMP IRT Trimester 3 80 9,6 Anemia Buruk
87 NKD 31 SMA IRT Trimester 2 73 8,9 Anemia Buruk
88 EE 27 SMA IRT Trimester 2 86 12,3 Normal Baik
89 LS 31 SARJANA Pegawai Negeri Trimester 2 65 10,5 Normal Baik
90 SH 35 SARJANA IRT Trimester 3 64 7,7 Anemia Sedang
91 NAI 25 SMA Wirausaha Trimester 3 73 8,8 Anemia Sedang
92 IW 23 SMA Pegawai Swasta Trimester 3 65 13,4 Normal Sedang
93 NP 29 SMA IRT Trimester 3 68 14 Normal Buruk
94 JL 29 SMA IRT Trimester 3 53 7,9 Anemia Buruk
95 HNS 28 SMA IRT Trimester 3 57 11,5 Normal Baik
96 AA 26 SARJANA IRT Trimester 3 76 8,6 Anemia Buruk
97 DS 33 SMA Pegawai Swasta Trimester 2 60 9,7 Anemia Baik
98 NH 39 SMA Dll Trimester 3 51 11,3 Normal Buruk
99 HH 24 DIPLOMA IRT Trimester 3 74 11,7 Normal Baik
100 ERK 32 SARJANA IRT Trimester 3 63 11,4 Normal Buruk
101 TA 28 SARJANA IRT Trimester 2 75 9,9 Anemia Sedang
102 SW 27 SARJANA IRT Trimester 3 68 11,8 Normal Sedang
103 AK 19 SMA IRT Trimester 3 65 11 Normal Buruk
104 IDH 25 SARJANA IRT Trimester 3 62 8,9 Anemia Sedang
105 IA 26 SMA IRT Trimester 1 70 13,1 Normal Buruk
106 VM 24 SMA IRT Trimester 3 68 7,5 Anemia Sedang
107 LS 37 SARJANA IRT Trimester 3 70 8 Anemia Sedang
108 MB 31 SARJANA Pegawai Swasta Trimester 3 59 10,8 Anemia Sedang

Universitas Sumatera Utara


48

109 NW 33 SMA IRT Trimester 1 47 10,1 Anemia Buruk


110 DR 26 DIPLOMA IRT Trimester 2 73 8,8 Anemia Sedang
111 NT 35 SMA IRT Trimester 3 70 13 Normal Sedang
112 HA 21 SMA IRT Trimester 3 73 9,4 Anemia Buruk
113 EM 24 SMA IRT Trimester 3 60 8,7 Anemia Sedang
114 NH 33 SMA IRT Trimester 3 69 10,6 Anemia Sedang
115 FA 29 SMA Pegawai Swasta Trimester 3 62 9,2 Anemia Sedang
116 CKD 29 SMA IRT Trimester 2 68 9,9 Anemia Sedang
117 ER 20 SMA IRT Trimester 3 65 11,4 Normal Buruk
118 MRA 30 SMA Pegawai Swasta Trimester 3 102 11,9 Normal Sedang
119 HYT 30 SMP IRT Trimester 3 62 9,2 Anemia Buruk
120 HM 32 SMP IRT Trimester 3 71 11 Normal Sedang
121 SDH 31 SMA IRT Trimester 3 54 11,9 Normal Baik
122 UC 35 SMP IRT Trimester 3 70 11,2 Normal Sedang
123 SY 32 SMP Wirausaha Trimester 2 65 9,1 Anemia Buruk
124 RY 28 SMP IRT Trimester 3 48 8,2 Anemia Buruk
125 DP 35 DIPLOMA Pegawai Negeri Trimester 3 67 7,2 Anemia Sedang
126 NM 35 SD IRT Trimester 3 62 8,7 Anemia Buruk
127 UK 23 SMA IRT Trimester 3 54 8,3 Anemia Sedang
128 IM 29 SMA IRT Trimester 3 79 9,2 Anemia Sedang
129 RTA 34 SMA IRT Trimester 3 63 7,3 Anemia Buruk
130 SGI 26 SMP IRT Trimester 3 69 11 Normal Sedang
131 NH 24 SMA IRT Trimester 3 68 11 Normal Sedang
132 LA 32 DIPLOMA IRT Trimester 2 50 8,4 Anemia Sedang
133 SNGH 28 SMA Pegawai Swasta Trimester 1 50 11,5 Normal Sedang
134 HLM 25 SMA IRT Trimester 1 55 13,1 Normal Baik
135 NH 35 DIPLOMA IRT Trimester 3 65 8,1 Anemia Sedang
136 SU 26 SMA IRT Trimester 3 60 7,3 Anemia Sedang
137 TY 27 SARJANA IRT Trimester 3 63 11 Normal Baik
138 MKY 37 DIPLOMA Pegawai Negeri Trimester 3 65 10,5 Anemia Buruk
139 MR 20 SMA Pegawai Negeri Trimester 3 64 12,1 Normal Sedang
140 IR 28 SMA IRT Trimester 3 66 11 Normal Sedang
141 RS 29 SMA IRT Trimester 3 67 11,5 Normal Sedang
142 LD 35 SMA IRT Trimester 3 63 9,3 Anemia Buruk
143 ER 20 SMA IRT Trimester 3 70 12,3 Normal Sedang
144 LDY 20 SMA IRT Trimester 3 60 9,4 Anemia Sedang
145 ANA 21 SMA IRT Trimester 3 69 9,1 Anemia Sedang
146 NFT 31 SMA IRT Trimester 3 61 13,4 Normal Sedang

Universitas Sumatera Utara


49

147 HA 21 SMA IRT Trimester 3 68 9,4 Anemia Buruk


148 IRP 28 SMA IRT Trimester 3 62 11,8 Normal Buruk
149 MS 25 SMA IRT Trimester 3 67 11,7 Normal Sedang
150 JLA 27 SMA IRT Trimester 3 63 11,4 Normal Buruk
151 IIPS 25 DIPLOMA IRT Trimester 3 65 9,3 Anemia Sedang
152 NS 17 SMA IRT Trimester 3 65 11 Normal Baik
153 URT 25 SMA IRT Trimester 3 64 9,6 Anemia Buruk
154 SRA 48 SMA IRT Trimester 3 66 11,4 Anemia Buruk
155 SM 31 SMA IRT Trimester 3 68 10,1 Anemia Buruk
156 RM 38 SMA Pegawai Negeri Trimester 3 62 9,3 Anemia Sedang
157 YU 27 SMA IRT Trimester 3 63 12,4 Normal Baik
158 DSR 25 SMA IRT Trimester 3 67 10,1 Anemia Sedang
159 SA 25 SMA IRT Trimester 3 71 12,8 Normal Baik
160 Lisa 27 SMP Pegawai Swasta Trimester 2 59 11,8 Normal Sedang
161 IUBS 25 DIPLOMA Pegawai Negeri Trimester 3 63 9,3 Anemia Buruk
162 EDR 25 SMA IRT Trimester 3 67 10,2 Anemia Sedang
163 HR 34 SMA IRT Trimester 3 68 13,4 Normal Baik
164 AAP 23 SMA IRT Trimester 3 62 10,3 Anemia Sedang
165 AIS 23 SMA IRT Trimester 3 69 11,2 Normal Sedang
166 SF 19 SMA IRT Trimester 3 61 11 Normal Sedang
167 ABY 25 SMA Pegawai Swasta Trimester 3 50 11 Normal Baik
168 YNDR 29 DIPLOMA IRT Trimester 3 70 11,8 Normal Baik
169 ERK 32 SMA IRT Trimester 3 68 11,2 Normal Sedang
170 MS 32 DIPLOMA Pegawai Negeri Trimester 3 62 11,5 Anemia Sedang
171 ART 36 DIPLOMA IRT Trimester 3 66 10,2 Anemia Sedang
172 SA 37 SD IRT Trimester 3 64 10,3 Anemia Sedang
173 ES 32 SMA IRT Trimester 3 63 10,5 Anemia Sedang
174 PYL 27 SMA IRT Trimester 3 67 8,1 Anemia Buruk
175 YNT 27 SMA Pegawai Swasta Trimester 3 69 10,6 Anemia Buruk
176 EWSM 33 SMA IRT Trimester 3 61 10,6 Anemia Buruk
177 TH 26 SMA IRT Trimester 3 68 10,4 Anemia Sedang
178 SK 24 SMA IRT Trimester 3 62 11,6 Normal Baik
179 JS 45 SMA IRT Trimester 3 72 10,4 Anemia Buruk
180 RPH 28 SMA IRT Trimester 3 58 9,1 Anemia Buruk
181 DS 30 SMA IRT Trimester 3 60 13,7 Normal Baik
182 QA 28 SMA IRT Trimester 3 70 11,4 Normal Sedang
183 NRND 34 SMP IRT Trimester 3 65 10 Anemia Buruk
184 MKS 35 SMA IRT Trimester 3 65 11,7 Normal Sedang

Universitas Sumatera Utara


50

185 SR 28 SMA IRT Trimester 3 64 9,9 Anemia Buruk


186 TW 39 DIPLOMA Pegawai Negeri Trimester 3 66 8,6 Anemia Sedang
187 EY 42 SMP IRT Trimester 3 63 10,5 Anemia Sedang
188 MN 35 SARJANA IRT Trimester 3 67 7,2 Anemia Sedang
189 DE 27 SARJANA IRT Trimester 3 62 7,5 Anemia Sedang
190 SN 22 SMA IRT Trimester 3 68 7,1 Anemia Buruk
191 RA 34 SMP Wirausaha Trimester 3 61 7,7 Anemia Buruk
192 FT 22 SMA IRT Trimester 1 69 8,8 Anemia Sedang
193 AST 28 DIPLOMA Pegawai Negeri Trimester 3 60 8 Anemia Sedang
194 RS 34 SMA IRT Trimester 3 70 10,3 Anemia Sedang
195 OH 32 SMA IRT Trimester 3 65 11,4 Normal Baik
196 AAS 27 SMA IRT Trimester 3 65 10 Anemia Buruk
197 JK 28 SMA IRT Trimester 3 66 11,9 Normal Sedang
198 SY 27 SMA IRT Trimester 3 64 13,1 Normal Sedang
199 MS 31 SMA IRT Trimester 3 67 12 Normal Baik
200 FTR 36 SMA IRT Trimester 3 63 10,5 Anemia Sedang
201 FMSL 27 SMA IRT Trimester 3 68 13,4 Normal Sedang
202 RD 28 DIPLOMA Pegawai Negeri Trimester 3 62 11 Normal Sedang
203 SW 32 SMA Pegawai Swasta Trimester 3 69 10,1 Anemia Sedang
204 SR 28 SMA IRT Trimester 3 61 9,4 Anemia Sedang
205 SG 25 SMA IRT Trimester 3 70 12,6 Normal Baik
206 ES 31 SMA IRT Trimester 3 60 8,5 Anemia Sedang
207 JLA 27 SMA IRT Trimester 3 61 11,4 Normal Sedang
208 SKW 30 SMA IRT Trimester 3 69 12,9 Normal Buruk
209 EW 26 SMA IRT Trimester 3 59 10,9 Anemia Sedang
210 IN 36 SMA IRT Trimester 3 71 12,5 Normal Baik
211 ZN 26 SMA IRT Trimester 3 60 10 Anemia Sedang
212 PY 26 SMA IRT Trimester 3 70 11 Normal Sedang
213 MS 29 SMA IRT Trimester 3 55 12,2 Normal Baik
214 SW 32 DIPLOMA IRT Trimester 3 75 10,1 Anemia Buruk
215 PDE 22 SMA IRT Trimester 3 62 8,8 Anemia Buruk
216 SKW 31 SMA IRT Trimester 3 68 12,9 Normal Sedang
217 IW 34 SMA IRT Trimester 3 72 10,4 Anemia Sedang
218 WP 29 SMA IRT Trimester 3 58 11 Normal Sedang
219 JK 28 SMA IRT Trimester 3 64 11,9 Normal Baik
220 VM 24 SMA IRT Trimester 3 68 9,8 Anemia Sedang
221 LN 42 SMP IRT Trimester 3 66 10,8 Anemia Buruk
222 SD 29 SMA IRT Trimester 3 64 13,3 Normal Sedang

Universitas Sumatera Utara


51

223 NES 27 SMA IRT Trimester 3 65 8,5 Anemia Buruk


224 NRH 24 DIPLOMA IRT Trimester 3 65 9,1 Anemia Sedang
225 NR 32 SMA IRT Trimester 3 59 14 Normal Sedang
226 DSS 26 SMA IRT Trimester 3 71 10,9 Anemia Buruk
227 SH 24 SMA IRT Trimester 3 67 13,8 Normal Sedang
228 DSS 26 SMA IRT Trimester 3 63 10,9 Anemia Buruk
229 DN 32 SMP IRT Trimester 3 68 11,5 Normal Sedang
230 LR 27 SMA IRT Trimester 3 62 12,5 Normal Baik
231 HTS 22 SMA IRT Trimester 3 59 11,2 Normal Baik
232 SH 34 SMA IRT Trimester 3 71 9,2 Anemia Sedang
233 SWD 40 SMA IRT Trimester 3 60 10,1 Anemia Sedang
234 ASM 31 SMA IRT Trimester 3 70 9,8 Anemia Sedang
235 NR 40 SD IRT Trimester 3 65 11,8 Normal Buruk
236 SA 20 SMA IRT Trimester 3 65 10 Anemia Buruk
237 SRS 20 SMA IRT Trimester 3 59 11,5 Normal Baik
238 KS 25 DIPLOMA Pegawai Negeri Trimester 3 71 12,3 Normal Sedang
239 RM 28 SMA Pegawai Swasta Trimester 3 69 11,3 Normal Baik
240 ZD 28 DIPLOMA IRT Trimester 3 61 11,3 Normal Baik
241 VH 28 SMA IRT Trimester 3 66 12,3 Normal Sedang
242 DYS 27 SMA IRT Trimester 3 64 10,5 Anemia Buruk
243 SZ 27 SMA IRT Trimester 3 67 12 Normal Baik
244 ERV 34 SMP IRT Trimester 3 63 11,3 Normal Sedang
245 RHM 38 SMP IRT Trimester 3 68 12,4 Normal Baik
246 SN 30 SMP IRT Trimester 3 62 10,1 Anemia Sedang
247 ADL 25 SMA IRT Trimester 3 65 10,8 Anemia Buruk
248 FN 29 SMA IRT Trimester 3 65 11 Normal Baik
249 SKS 34 SMA IRT Trimester 3 60 10,6 Anemia Sedang
250 NS 25 SMP IRT Trimester 3 70 12,2 Normal Buruk

Universitas Sumatera Utara


52

LAMPIRAN D

HASIL OUTPUT DATA PENELITIAN

UJI FREKUENSI DATA KARAKTERISTIK


USIA

Statistics Statistics
Usia Usia_ibu

N Valid 250 N Valid 250

Missing 0 Missing 0
Std. Deviation 5,346 Std. Deviation ,619

Variance 28,579 Variance ,384

Minimum 17 Minimum 1

Maximum 48 Maximum 4

Sum 7285 Sum 463

Usia_ibu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

Valid Masa Remaja Akhir 68 27,2 27,2 27,2

Masa Dewasa Awal 152 60,8 60,8 88,0


Masa Dewasa Akhir 29 11,6 11,6 99,6
Masa Lansia Awal 1 ,4 ,4 100,0
Total 250 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara


53

UJI FREKUENSI DATA KARAKTERISTIK


PENDIDIKAN

Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

Valid 5 2,0 2,0 2,0

SD 5 2,0 2,0 4,0


SMP 19 7,6 7,6 11,6
SMA 161 64,4 64,4 76,0
DIPLOMA 24 9,6 9,6 85,6
SARJANA 36 14,4 14,4 100,0
Total 250 100,0 100,0

UJI FREKUENSI DATA KARAKTERISTIK


PEKERJAAN

Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

Valid 4 1,6 1,6 1,6

IRT 198 79,2 79,2 80,8


Pegawai Swasta 16 6,4 6,4 87,2
Pegawai Negeri 17 6,8 6,8 94,0
Dll 5 2,0 2,0 96,0
Wirausaha 10 4,0 4,0 100,0
Total 250 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara


54

UJI FREKUENSI DATA KARAKTERISTIK


USIA KEHAMILAN

UsiaKehamilan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

Valid 2 ,8 ,8 ,8

Trimester 1 16 6,4 6,4 7,2


Trimester 2 17 6,8 6,8 14,0
Trimester 3 215 86,0 86,0 100,0
Total 250 100,0 100,0

UJI FREKUENSI DATA KARAKTERISTIK


HEMOGLOBIN

Hb

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid Anemia 139 55,6 55,6 55,6

Tidak Anemia 111 44,4 44,4 100,0


Total 250 100,0 100,0

Kategori Nilai Hb

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Anemia Ringan 51 20,4 20,4 20,4

Anemia Sedang 88 35,2 35,2 55,2


Anemia Berat 0 0 0 0
Normal 111 44,4 44,4 100,0
Total 250 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara


55

UJI FREKUENSI DATA KARAKTERISTIK


TINGKAT PENGETAHUAN

Pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

Valid Baik 62 24,8 24,8 24,8

Sedang 122 48,8 48,8 73,6


Buruk 66 26,4 26,4 100,0
Total 250 100,0 100,0

HASIL UJI CHI SQUARE

Hubungan Usia dengan Kejadian anemia pada Ibu Hamil


Chi-Square Tests

Asymptotic Significance
Value df (2-sided)
a
Pearson Chi-Square 3,265 3 ,353
Likelihood Ratio 3,711 3 ,294
Linear-by-Linear Association 1,311 1 ,252
N of Valid Cases 250

Hubungan Usia dengan Tingkat Pengetahuan


Chi-Square Tests

Asymptotic
Value df Significance (2-sided)
a
Pearson Chi-Square 4,452 6 ,616
Likelihood Ratio 4,324 6 ,633
Linear-by-Linear Association ,263 1 ,608
N of Valid Cases 250

Universitas Sumatera Utara


56

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil


Chi-Square Tests

Asymptotic
Value Df Significance (2-sided)
a
Pearson Chi-Square 4,490 4 ,344
Likelihood Ratio 4,648 4 ,325
Linear-by-Linear Association 1,281 1 ,258
N of Valid Cases 250

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan


Chi-Square Tests
Asymptotic
Value df Significance (2-sided)
a
Pearson Chi-Square 20,616 8 ,008
Likelihood Ratio 21,012 8 ,007
Linear-by-Linear Association 11,952 1 ,001
N of Valid Cases 250

Hubungan Pekerjaan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil


Chi-Square Tests

Asymptotic
Value df Significance (2-sided)
a
Pearson Chi-Square 3,575 4 ,466
Likelihood Ratio 3,608 4 ,462
Linear-by-Linear Association ,428 1 ,513
N of Valid Cases 250

Universitas Sumatera Utara


57

Hubungan Pekerjaan dengan Tingkat Pengetahuan


Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
a
Pearson Chi-Square 9,123 8 ,332
Likelihood Ratio 9,081 8 ,335
Linear-by-Linear Association 2,163 1 ,141
N of Valid Cases 250

Hubungan Usia Kehamilan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil


Chi-Square Tests
Asymptotic Significance
Value df (2-sided)
a
Pearson Chi-Square 2,465 2 ,292
Likelihood Ratio 2,520 2 ,284
Linear-by-Linear Association ,087 1 ,767
N of Valid Cases 250

Hubungan Usia Kehamilan dengan Tingakat Pengetahuan


Chi-Square Tests

Asymptotic Significance
Value df (2-sided)
a
Pearson Chi-Square 1,572 4 ,814
Likelihood Ratio 1,482 4 ,830
Linear-by-Linear Association ,624 1 ,430
N of Valid Cases 250

Universitas Sumatera Utara


58

Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil


Chi-Square Tests

Asymptotic
Value df Significance (2-sided)
a
Pearson Chi-Square 47,325 2 ,000
Likelihood Ratio 49,883 2 ,000
Linear-by-Linear Association 45,003 1 ,000
N of Valid Cases 250

Universitas Sumatera Utara


59

Lampiran E

SURAT IZIN PENELITIAN

Universitas Sumatera Utara


60

Lampiran F

SURAT PERSETUJUAN KOMISI ETIK

Universitas Sumatera Utara


61

Lampiran G

SURAT SELESAI PENELITIAN

Universitas Sumatera Utara


62

Lampiran H

LOGBOOK BIMBINGAN PROPOSAL

Universitas Sumatera Utara


63

Lampiran I

LOGBOOK BIMBINGANHASIL SKRIPSI

Universitas Sumatera Utara


64

LAMPIRAN J

LEMBAR PENJELASAN

Assalamualaikum Wr. Wb.

Saya Dwi Srigati, saat ini sedang menjalani program studi pendidikan
dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya
melakukan penelitian berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kejadian
Anemia pada Ibu Hamil di RSU Sundari Kota Medan Tahun 2017”.

Pada penelitian ini saya memohon kepada Ibu agar mau mengisi kuesioner
yang akan saya berikan. Saya akan mengukur kadar hemoglobin dengan
menggunakan alat Hb meter merek easy touch. Penelitian ini merupakan
penelitian sosial, dan biaya penelitian ini sepenuhnya tidak dibebankan kepada
Ibu. Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela tanpa paksaan apapun.
Hasil pemeriksaan dan jawaban tidak akan disalahgunakan untuk kepentingan
lain dan akan tetap saya rahasiakan. Jika selama penelitian ini terdapat hal – hal
yang kurang jelas, maka Ibu dapat menghubungi saya Dwi Srigati
(082273397732).

Demikian surat persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan
penuh tanggung jawab tanpa paksaan dari pihak manapun.

Medan,…………….......2017

Hormat Saya,

(Dwi Srigati)

Universitas Sumatera Utara


65

LEMBAR PERSETUJUAN PESERTA PENELITIAN

Setelah membaca dan mendapat penjelasan serta memahami sepenuhnya tentang


penelitian:

Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil


di RSU Sundari Kota Medan Tahun 2017.

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ……………………………………………………………

Umur : ……………………………………………………………

Alamat : ……………………………………………………………

Telp/Hp : ……………………………………………………………

menyatakan bersedia untuk dilibatkan dan berpartisipasi dalam penelitian ini,


pernyataan persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan
dan sewaktu - waktu saya berhak mengundurkan diri dari penelitian ini.

Medan, ……………2017

Peneliti Yang membuat Pernyataan

( Dwi Srigati ) (………………………)

Universitas Sumatera Utara


66

KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA
PADA IBU HAMIL DI RSU SUNDARI MEDAN KOTA MEDAN TAHUN
2017

No Responden : ................................

1. Data Demografi
Petunjuk pengisian
a. Isilah baik – baik setiap pertanyaan
b. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan mengisi tanda checklist
(√) pada jawaban yang telah disediakan

1. Umur : Tahun
2. Pendidikan ibu : 1. SD
2. SMP
3. SMA
4. Diploma
5. Sarjana
3. Pekerjaan Ibu : 1. Ibu Rumah Tangga
2. Wiraswasta
3. Pegawai swasta
4. Pegawai negeri
5. dll *(tambahkan)
4. Gravida : 1. Pertama
2. Kedua
3. Ketiga
4. > Ketiga
5. Usia Kehamilan : 1. 0 – 14 minggu (Trimester I)
2. 14 – 28 minggu (Trimester II)
3. 28 – 42 minggu (Trimester III)

6. Berat Badan Ibu : Kg


7. Hb :

Universitas Sumatera Utara


67

2. Pengetahuan ibu hamil


A. Pengertian Anemia
1. Menurut ibu apakah yang disebut dengan anemia?
a. Kekurangan darah

b. Darah rendah

c. Kelebihan darah merah

2. Ibu hamil dikatakan anemia, apabila cek darah ke laboratorium


ditemukan darah ke laboratorium dengan hasil pemeriksaan?

a. Turunnya sel darah merah

b. Turunnya sel darah putih

c. Turunnya tekanan darah

3. Anemia dalam kehamilan disebut juga dengan anemia kekurangan?

a. Protein

b. Zat besi

c. Lemak

4. Siapakah yang rentan terkena anemia?

a. Ibu hamil

b. Wanita menyusui

c. Laki-laki

B. Penyebab Anemia
5. Kurangnya mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi dapat
mengakibatkan?

a. Kegemukan

b. Anemia ( kekurangan darah)

c. Tekanan darah tinggi

Universitas Sumatera Utara


68

6. Kebutuhan zat besi meningkat atau lebih banyak dibutuhkan oleh?

a. Laki – laki

b. Anemia (kekurangan darah)

c. Tekanan darah tinggi

7. Menurut ibu anemia kekurangan zat besi disebabkan karena


berkurangnya?

a. Cadangan karbohidrat dalam tubuh

b. Cadangan lemak dalam tubuh

c. Cadangan besi dalam tubuh

8. Salah satu faktor penghambat penyerapan zat besi yang mengakibatkan


terjadinya anemia defisiensi besi adalah?

a. Kebiasan ibu makan bersamaan dengan air teh dan kopi

b. Kebiasaan ibu makan bersamaan dengan air putih

c. Kebiasaan ibu makan bersamaan dengan pisang dan pepaya

C. Makanan Sumber Zat Besi

9. Anemia zat besi pada ibu hamil dapat di cegah dengan banyak
mengkonsumsi?

a. Makanan yang berlemak seperti coklat

b. Makanan sumber zat besi, seperti daging sapi, hati ayam

c. Makanan yang lunak, seperti bubur

10. Dibawah ini yang merupakan sumber zat besi atau makanan penambah
darah yang berasal dari hewani adalah?

a. Ikan dan nasi

b. Tahu dan tempe

c. Hati ayam dan daging sapi

Universitas Sumatera Utara


69

11. Dibawah ini yang merupakan makanan sumber zat besi atau makanan
penambah darah yang berasal dari nabati adalah?

a. Kangkung dan bayam

b. Tahu dan tempe

c. Ikan dan nasi

12. Vitamin yang sangat berperan dalam meningkatkan zat besi adalah?

a. Vitamin A

b. Vitamin B

c. Vitamin C

13. Vitamin C merupakan zat gizi yang sangat berperan dalam


meningkatkan penyerapan?

a. Karbohidrat

b. Lemak

c. Zat besi

D. Tablet Tambah Darah (TTD)

14. Selain makanan, ibu hamil membutuhkan tambahan zat besi. Menurut
ibu sumber zat besi dapat berupa?

a. Tablet tambah darah

b. Kalsium

c. Vitamin A

15. Salah satu efek samping dari mengkonsumsi tablet tambah darah
yaitu?

a. Pada saat buang air besar kotoran ibu berwarna hitam

b. Berat badan ibu bertambah

c. Berat badan ibu berkurang

Universitas Sumatera Utara


70

16. Tablet tambah darah yang dibutuhkan selama kehamilan sebanyak?

a. 70 tablet

b. 80 tablet

c. 90 tablet

17. Untuk tidak mengurangi manfaat tablet tambah darah, sebaiknya


diminum dengan?

a. Air putih

b. Air kopi

c. Air teh

18. Setelah meminum tablet tambah darah akan lebih baik disertai makan
buah – buahan seperti?

a. Salak, Anggur, Rambutan

b. Durian, Langsat, Alvokad

c. Pisang, Pepaya, Jeruk

19. Untuk mengurangi gejala sampingan tablet tambah darah pada ibu
hamil sebaiknya diminum pada saat?

a. Setelah makan siang

b. Setelah sarapan pagi

c. Setelah makan malam

20. Dibawah ini yang merupakan gejala ringan mengkonsumsi tablet


tambah darah adalah?

a. Berat badan ibu berkurang

b. Tekanan darah tinggi

c. Mual – mual dan susah buang air besar

Validitas Instrumen Kuesioner

Universitas Sumatera Utara


71

Kuesioner ini telah di lakukan uji validitas sebelumnya oleh Hotmauli


dalam penelitiannya yang berjudul “Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pencegahan
Anemia Defisiensi Besi dalam Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Langsat
Pekan Baru Tahun 2009”. Kuesioner di validasi dengan tekhnik content validity
yaitu dengan cara memberikan kuesioner kepada orang yang lebih ahli di bidang
gizi. Tujuannya adalah untuk mendapatkan alat ukur yang sahih, dapat
dilaksanakan dan dapat di andalkan.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai