Pembimbing :
dr. Rosmaryati Manalu, Sp.M
Selama perkembangan embriologi mata, kompartemen antara saraf optik dan belakang
dari lensa berisi sistem vaskular (arteri hyaloid) yang memberikan nutrisi dan oksigen bagi
perkembangan mata. Pembuluh darah hyaloid dan vitreous primer seharusnya mundur pada
trimester ketiga sewaktu hamil karena tidak lagi diperlukan.
Vitreous primer terbentuk antara lapisan dalam dari optic cup dan dengan sistem
vaskular hyaloid bersamaan dengan perkembangan embriologi lensa terjadi pada kira-kira
minggu ke-3 sampai minggu ke-6 yang membentuk serabut-serabut vitreous dari vitreous primer.
Akhirnya vitreous primer terletak di belakang kutub posterior lensa bersama sisa-sisa pembuluh
hyaloid.
PATOFISIOLOGI
Serabut-serabut dan sel-sel dari vitreous sekunder berasal dari vitreous primer vaskuler.
Di anterior, perlekatan vitreous sekunder yang erat pada membran limitans interna retina
merupakan tahap-tahap awal pembentukan basis vitreous. Sistem hyaloid mengembangkan
pembuluh-pembuluh darah vitreous, selain dari pembuluh darah pada permukaan kapsula lentis
(tunica vasculo lentis). Sistem hyaloid berkembang dan kemudian beratrofi dari posterior ke
anterior.
Atrofi yang tidak sempurna dapat mengakibatkan hyaloid anterior akan tersisa yang
berhubungan dengan lensa atau terdapat sisa-sisa hyaloid posterior yang berhubungan dengan
saraf optik. Apabila terjadi kegagalan pada regresi akan terjadi kondisi yang dinamakan
Persistent Hyperplastic Primary Vitreous (PHPV)
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
● Tanda-tanda yang paling umum adalah leukokoria dan mikroptalmia. Selain itu bisa dijumpai katarak,
strabismus, glaukoma, hyphema dan uveitis. Untuk mendiagnosis bisa didapat dari presentasi klinis dan
dengan bantuan dari pemeriksaan penunjang yaitu pencitraan.
● Pengobatan bagi PHPV adalah menyelamatkan mata dari komplikasi PHPV apabila tidak diobati
(terutama glaukoma dan penyakit phthysis bulbi), mempertahankan ketajaman visual supaya tetap ada
dan mencapai hasil kosmetik yang dapat diterima.
● Prognosis tergantung terutama pada tingkat keparahan gangguan yang terjadi. Namun tindakan
intervensi bedah yaitu vitrektomi dapat menyelamatkan mata dan menstabilkan ketajaman visual.
Terima kasih