Disusun Oleh :
Dr. Lintang Novita Parameswary
Pembimbing :
Dr. Swastika Kepakisan Sp.B
Dr.I Made Sumariana Sp.B-FINACS
Pendamping :
Dr. Rini Fathiyatu Rochimin
Dr. Siti Suwarni
DEFINISI
PRIMER SEKUNDER
Iritasi Kimiawi :
Sirosis hepatis dengan Per forasi gaster, pankreas,
kandung empedu, hepar, lien,
asites kehamilan extra tuba yang pecah
Nefrosis Iritasi bakteri :
SLE Per forasi kolon, usus halus,
appendix, kista ovarii pecah,
Bronkopnemonia dan ruptur buli dan ginjal.
tbc paru Luka/trauma penetrasi yang
Pyelonefritis membawa kuman dari luar masuk
ke dalam cavum peritoneal.
ETIOLOGI
TERSIER
Mucus mukosa
Poliferasi bakteri perforasi
terbendung
Peningkatan tek.
intralumen
perforasi
PERITONITIS
MANIFESTASI KLINIS
PERITONITIS
Kapiler +
Obstruksi usus Respon sistemik
membran bocor
DISTENSI
Defisit vol.cairan Ileus paralitik ABDOMEN
KETIDAKSEIMBANG
GG POLA NAFAS ANOREKSIA AN NUTRISI > KEB
KEMATIAN
KLASIFIKASI
ANAMNESA
PEMERIKSAAN FISIK
INSPEKSI : biasanya akan ditemukan perut yang membuncit dan
tegang atau distended
PALPASI : Nyeri tekan dan defans muskular (rigidity)
PERKUSI : pekak hepar akan menghilang, dan perkusi abdomen
hipertimpani karena adanya udara bebas
AUSKULTASI : bising usus akan melemah atau menghilang
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium
. Darah Lengkap : biasanya ditemukan leukositosis, hematocrit yang
meningkat
BGA, menunjukan asidosis metabolic, dimana terdapat kadar
karbondioksida yang disebabkan oleh hiperventilasi
DIAGNOSIS
Pemeriksaan radiologi
foto polos abdomen 3 posisi
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
.
Appendicitis
Pankreatitis
Gastroenteritis
Kolesistitis
Salpingitis
KONSERVATIF DEFINITIF
Pemberianoksigen laparatomi
Resusitasicairan Laparaskopi
Analgetik Drain
antibiotik
KOMPLIKASI
Syok sepsis
Abses intraabdomen
atau abdominal
persisten
adhesi
PROGNOSIS
IDENTITAS PASIEN
Nama : GNP
Usia : 16 th
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : Kempo
Tanggal pemeriksaan : 8 November 2019
KASUS
ANAMNESIS
KU:
Nyeri seluruh lapang perut
RPS:
Pasien datang dengan keluhan nyeri seluruh lapang perut sejak 1 hari
yang lalu. Awalnya nyeri perut dirasakan hanya pada bagian kanan
bawah selama 3 hari diser tai dengan mual (+), muintah (+). Selain itu
pasien juga me rasa Demam, BAK dan BAB tidak ada keluhan.
RPD:
-
RPK:
Tidak ditemukan riwayat keluarga dengan keluhan yang sama,
riwayat DM dan hiper tesi dalam keluarga disangkal.
RPSos:
konsumsi alkohol ( -), jamu (-) obat herbal ( -) kopi ( -)
KASUS
PEMERIKSAAN FISIK
Status Present:
KU: Lemah
GCS: 456
TD: 100/70 mmHg
N: 120 x/menit
S: 38 o C
RR: 22 x/menit
BB: 55 kg
TB: 153 cm
KASUS
Status General
Kepala
Konjungtiva : anemis (-)
Sklera : ikterus (-)
Hidung : dyspnea (-)
Bibir : sianosis (-)
Leher
JVP Flat, pembesaran KGB (-)
KASUS
Paru
Inspeksi : gerak nafas simetris, bentuk dada simetris,
retraksi(-)
Palpasi : nyeri tekan (-), krepitasi (-), fremitus taktil
normal
Perkusi : normal
Auskultasi : Ves + +
Rh - -
Wh - -
+ + - - - -
+ + - - - -
KASUS
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V midclavicularis (S)
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : S1/S2 reguler,murmur (-)
Abdomen
Inspeksi : distensi (+)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Palpasi : Nyeri tekan (+)
tidak teraba massa, defense muscular (+)
Perkusi : tympani (+)
Ekstremitas
AHKM, CRT<2dtk , oedem (-)
ASSESSMENT
Peritonitis generalisata ec suspect perforasi hollow organ.
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 14,5 g/dl L: 13,2-17,3 P: 11,7-15,5 g/dl
Lekosit 10.100 /ul L: 3.800-10.600 P: 3.600-11.000 /ul
9/ Pasien datang dengan keluhan nyeri seluruh lapang TD :120/70 - acute peritonitis Rencana laparotomy
11/19 perut sejak 1 hari yang lalu. Awalnya nyeri perut N :80 RR :20 t:37,8 generalisata puasa pukul 04.00 : besok pagi
dirasakan hanya pada bagian kanan bawah selama 3 K/L:A/I/C/D-/-/-/- - appendicitis evaluasi kembali
hari disertai dengan mual (+), muintah (+). Selain itu Th: rh -/-, wh-/- perforasi
pasien juga merasa Demam, BAK dan BAB tidak ada Ves/ves Inf RL 20TPM
keluhan. Cor : s1s2 tunggal Inj. i.v cefotaxime 3x1gr
Abd: distensi(+) nyeri tekan (+) inj i.v metronidazole 2x500 mg
defans muscular (+) inj paracetamol 3x1gr
Eks: edem kedua tungkai (-)
Lab : DL : leo :10.100,
HCT:44,7%,
erit: 5.460.000
alb :
SGOT:
SGPT :
HBSAG : negative
BNO :
10/11/ Nyeri perut berkurang di bandingkan sebelumnya. TD :110/70 - Post op laparotomy Inf RL 20 tpm
19 Nyeri pada bekas luka op (+) Mual (+),muntah (-) N :80 RR :20 t:37 H0 Inj. i.v cefotaxime 3x1gr
K/L:A/I/C/D-/-/-/- inj i.v metronidazole 2x500 mg
Th: rh -/-, wh-/- inj i.v lansoprazole 1x40mg
Ves/ves inj ketorolac 3x30mg
Cor : s1s2 tunggal farmadol tab 3x2 (PO)
Abd: nyeri tekan (+) DIET MSS
Eks: hangat (+)
11/11/ Nyeri pada luka bekas op(+) mual berkurang TD :120/70 - Post op laparotomy Inf RL 20 tpm
19 N :80 RR :20 t:36,5 H1 Inj. i.v cefotaxime 3x1gr
K/L:A/I/C/D-/-/-/- inj i.v metronidazole 2x500 mg
Th: rh -/-, wh-/- inj ketorolac 3x30mg
Ves/ves Diet Air Gula
Cor : s1s2 tunggal Jika sudah flatus, boleh makan
Abd: nyeri tekan (+) bubur
Eks:hangat (+)
12/11 Nyeri pada luka op berkurang (+) TD :120/80 - Post op laparotomy Inf RL 20 tpm
/19 N :80 RR :20 t:36,5 H2 Inj. i.v cefotaxime 3x1gr
K/L:A/I/C/D-/-/-/- inj i.v metronidazole 2x500 mg
Th: rh -/-, wh-/- inj ketorolac 3x30mg
Ves/ves
Cor : s1s2 tunggal rawat luka
Abd: nyeri tekan (+) mobilisasi
Eks: hangat (+)
diet bubur
13/11 Nyeri pada luka op berkurang (+) TD :120/80 - Post op laparotomy Inf RL 20 tpm
/19 N :80 RR :20 t:36,5 H3 Inj. i.v cefotaxime 3x1gr
K/L:A/I/C/D-/-/-/- inj ketorolac 3x30mg
Th: rh -/-, wh-/- chana 2x1 (PO)
Ves/ves
Cor : s1s2 tunggal
Abd: nyeri tekan (+) mobilisasi
Eks: hangat (+)
aff kateter
TRIMAKASIH