Anda di halaman 1dari 21

Referat Blowout Fracture

Oleh : Septinesya Yessica Wijaya


406138098
Pembimbing : dr. Irastri Anggraini, Sp.M
Dinding Orbita
Atap Orbita : terdiri dari pars orbitalis ossis
frontalis dan ala minor ossis sphenoidalis
Dinding lateral : dibentuk oleh facies orbitalis
ossis zygomatici, merupakan bagian terkuat
Dinding medial : batas-batalnya tidak terlalu jelas
Dasar orbita :
Sentral : pars orbitalis maxillae (tempat tersering
terjadi fraktur blowout)
Medial : processus frontalis maxilla
Lateral : os zygomaticum
Dasar posterior : processus orbitalis ossis palatini
Muskulus Ekstraokular
Muskulus Rekti
M. Rektus lateral : pergerakan ke luar mata
M. Rektus medial : pergerakan ke dalam mata
M. Rektus superior : pergerakan ke atas mata
M. Rektus inferior : pergerakan ke bawah mata
Muskulus Oblique
M. Oblik interior : pergerakan ke atas dan ke luar
M. Oblik superior : pergerakan ke bawah dan ke
dalam
Peredaran Darah Mata
Suplai darah utama orbita dan strukturnya adalah
arteri opathalmica.
Berjalan dibawah nervus opticus dan bersama-
sama melewati kanalis opticus menuju orbita
Cabang intraorbita pertama : arteri centralis
retinae
Cabang lain : arteri lacrimalis, arteri ciliaris
posterior longus dan brevis, arteri palpebrales
mediales, arteri supraorbital dan arteri
supratrochlear.
Drainase vena di orbita terutama melalui vena
ophthalmica superior dan inferior
BLOW OUT FRACTURE

Fraktur dasar orbita adalah fraktur yang terjadi


pada daerah basis orbita (murni), yang dapat
disertai kombinasi dari fraktur lengkungan
zygomatikum, fraktur Le Fort (maxilaris), dan
tulang tulang orbital lain (tidak murni).[
Epidemiologi

Fraktur dasar orbita atau dikombinasikan dengan fraktur tulang


fasial lain merupakan fraktur terbanyak pada fraktur midfasial.

Frekuensi dari fraktur dasar orbital tergantung dari demografi


dan kondisi sosioekonomi.

Converse, Smith, Obear, dan Wood-Smith (1967), melaporkan


bahwa benturan dashboard, pukulan, terkena siku sebagai
faktor etiologi tersering dalam 100 kasus yang ada.
Patofisiologi

tekanan ke vektor
Objek tumpul dengan
menghantarkan energi bawah dan vektor regio
kecepatan tinggi yang
kinetik ke struktur medial yang biasanya
menghantam bola
periorbital menargetkan ke arah
mata dan palpebra atas
alur infraorbital.

Fraktur terjadi bila suatu objek tumpul yang


lebih besar dari diameter rima orbita
Jika objek yang lebih kecil dari diameter rima
orbita, maka bola mata akan ruptur atau isi
orbita akan mengalami kerusakan, tanpa
terjadi adanya fraktur.
Klasifikasi Fraktur Orbita

disebabkan oleh meningkatnya secara


Fraktur mendadak tekanan mata akibat terkena
suatu benda yang lebih besar

blowout diameternya lebih besar dari bola mata


(sekitar 5cm)
Fraktur blowout murni tidak melibatkan
dasar tulang-tulang disekitar orbita
Fraktur blowout tidak murni melibatkan
orbita tulang sekitar mata dan/atau tulang
fasial.
Fraktur biasanya berhubungan dengan
fraktur tulang bagian dasar mata.
blowout Tandanya adalah ekimosis
periorbita dan sering terjadi
dinding emfisema subkutan, dimana akan
tampak pada saat meniup hidung
medial Terjadi defek pada gerakan mata
orbita termasuk abduksi dan adduksi
Fraktur jarang ditemukan oleh opthalmologist.
disebabkan oleh karena benda yang tajam atau

tulang terbenturnya dahi yang sering terjadi pada anak-anak.


Manifestasi klinis : hematoma pada kelopak mata dan
ekimosis periokular yang tampak setelah beberapa jam
atap mata dan mungkin dapat menyebar ke mata satunya

Fraktur jarang ditemukan oleh ophthalmologist

dinding dinding lateral mata lebih solid dibanding dinding lain


Fraktur yang terjadi biasanya berhubungan dengan
kerusakan fasial yang parah.
lateral
Manifestasi Klinis
Tanda cardinal dari fraktur dasar orbita adalah
enophthalmus dan hipoglobus.
penurunan ketajaman mata
Blepharoptosis
diplopia vertikal atau oblique (terutama ke atas)
hipestesia ipsilateral atau bahkan hiperalgesia
pada distribusi persyarafan infraorbital
mungkin mengeluh epistaxis
pembengkakan kelopak mata
Diagnosis
Pemeriksaan fisik
Periksa tulang-tulang fasial, kelopak mata dan soft
tissue
Inspeksi perforasi dari bola mata, perdarahan
subkonjungtiva, hipoglobus, enophthalmus
diplopia pada pandangan ke atas (patognomonik
fraktur blow out), keterbatasan melihat ke atas,
nyeri pada saat melihat ke atas.
Cek visus dengan snellen chart
Diagnosis
Radiologi
proyeksi Caldwell dan Waters.
teardrop sign yang merupakan gambaran
herniasi isi orbita ke dalam sinus maxila pada
fraktur dasar orbita yang disertai fraktur maxila
evaluasi dasar orbita, isi orbita yang terjebak dan
air-fluid level pada sinus maxila.
Penatalaksanaan
Komponen soft tissue harus dipindahkan dan
diganti dengan transplantasi
bahan yang digunakan sebagai transplant adalah
silastic dan polydimethylsiloxane (PSD)
Untuk fraktur blow out yang lebih besar,
dibutuhkan tulang tulang dari krista iliaka,
costae, dan tulang tengkorak
Titanium alloplast sangat berguna terutama pada
fraktur dasar orbita yang diikuti fraktur
zygomatikum yang kompleks
Kontraindikasi
Indikasi pembedahan
pembedahan
Terjadi diplopia yang kondisi pasien yang
terus menerus / belum stabil
menetap dengan pasien tidak dapat
pergeseran posisi bola menoleransi anasthesi
mata > 30 derajat dari
posisi seharusnya
adanya soft tissue yang
terjebak
Fraktur yang besar
(setengah dari tulang
dasar orbita)
Komplikasi
Kebutaan
Diplopia
implan yang extrusion
Komplikasi lainnya dapat berupa perdarahan,
infeksi, rekraksi kelopak bawah dan rasa baal
pada infraorbital
Prognosis
Perbaikan melalui pembedahan fraktur dasar
orbita yang berhasil tetap mungkin memiliki
masalah yang persisten.
Neuralgia sesuai distribusi saraf infraorbital
dapat lebih hebat setelah pembedahan,
perbaikan dapat mencapai 6 bulan atau lebih
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai