Anda di halaman 1dari 47

REFERAT VERTIGO

Disusun oleh:

Citra Yekti Prabaswara


012116355

Pembimbing:

dr. Noorjanah, Sp.S

PENDAHULUAN
VERTIGO
Bahasa yunani:
vertere memutar

Sensasi gerak atau


rasa gerak dari tubuh
atau lingkungan
sekitarnya

Gangguan
keseimbangan. Istilah
orang awam: puyeng,
sempoyongan,
pusing, dll
Keluhan nomor 3
paling sering
dipraktek. Bahkan
usia sekitar 75 tahun
50% datang dengan
keluhan vertigo

ANATOMI DAN FISIOLOGI


KESEIMBANGAN
Yang berperan :

Sistem vestibular (statokinetik)

Sistem penglihatan (visual/optik)

Rasa dalam (proprioseptik).

Vertigo perifer paroksismal benigna (49%),


penyakit meniere (18,5%), parese vestibular
unilateral (13,5%), parese vestibular bilateral
(8%), disfungsi telinga tengah (6%), dan fistula
(5%). Dan yang disebabkan karena keainan
neurologic adalah: penderita stroke atau TIA
(35%), gangguan saraf pusat lainnya (22%),
migren vertebrobasiler (16%), ataksia sensorik
(7%), disfungsi ganglia basalis (5%), ataksia
serebelar (5%)

FISIOLOGI ALAT KESEIMBANGAN


TUBUH
1. Reseptor vestibular (hair cells)
2. Reseptor visus
-Sebagai informasi kepada otak
tentang posisi tubuh terhadap
lingkungan berdasarkan sudut
-Jarak dengan objek sekitarnya

FISIOLOGI ALAT KESEIMBANGAN


TUBUH
Propisepti
k
Memberi
informasi posisi
tubuh
sepanjang
waktu

Memberi
informasi titik
beban tubuh

FISIOLOGI KESEIMBANGAN TUBUH


Rangsangan
gerakan
membangkitkan
gelombang pada
endolimfe yang
mengandung ion K
Menekuk rambut sel

Kemudian
membuka/menutup
kanal ion K

Kanal ion
Ca(kalsium) terbuka

Ion masuk kedalam


hair cells

Akan
mengembangkan
potensial aksi

Merangsang
pelepasan
neurotransmiter
(glutamat)

Timbul influks ion K


dari endolimfe
kedalam hair cells

Untuk
menghantarkan
transmisi impuls
keneuron
berikutnya.

DEFINISI VERTIGO

sensasi gerakan
atau rasa gerak
dari tubuh atau
lingkungan
sekitarnya

Disertai gejala
lain, terutama
dari jaringan
otonomik akibat
gangguan alat
keseimbangan
tubuh

Berupa terasa
berputar

PATOFISIOLOGI VERTIGO
Reseptor
Mata
Vestibuler
Propioseptik

Pengelola data
Saraf Pusat

Efektor
Otot skelet
Mata
Leher
Badan
Anggota gerak

Receptor

Central Nervous System

Cerebral cortex

Retina

Vestibular
Cerebellum

Sign & Simptom

NAUSEA
Dizziness
Hypothalamus Somnolence
Headache
Depression
Performancedecrement

Pituitary

Motion
stimuli

Vestibular
Apparatus

Vestibular
Nuclei
CTZ

Somatosensory
Receptors

Vomiting centre

Autonomic
centres

Increased
Secretion of
ADH, ACTH,
GH, PRL
SWEATING
PALLOR
Decreased Gastric
motility,
Cardiovasculer &
Inspiratory changes

VOMITING

NORMAL PROCESSING
Vestibular system
Visus
Propiocepsis
Sensory information
= coordinated
CENTRA

= known pattern

Oculomotor centra
Stabilization of visual field
Muscles of the body
Static and kinetic equilibrium

ABNORMAL PROCESSING
Vestibular system
Visus
Propiocepsis
Sensory information
=abnormal stimuli
=Excesive
=Discordant information
CENTRA
ALARM
WARNING

= unknown patern
Oculomotor centra: NISTAGMUS

NEUROVEG.
CENTRA

Muscles : DEVIATION

CORTEX

BECOMES CONSCIOUS
AFFECTIVE COMPONENT

VERTIGO

Head Acceleration

Head angular
Velocity

Endolymph Displacement
Cupular Angle

Cilia Bending
Receptor Cell Potential
Synaptic Action
Generator Potential
Primay Afferent
Action Potentials
CNS
Perception

VOR

Posture

Ket:
CNS: Central Nervous System
VOR: Vestibulo Ocular Reflex

ETIOLOGI VERTIGO BERDASARKAN


ANATOMI
1.

Vertigo non-sistematis

Mata :

Paresis otot mata, Kelainan refraksi, Glaukoma

Proprioseptik :
Pelagra, Alkoholisme
Hipoksia serebri :
Hipertensi kronis, Arteriosklerosis, Anemia, Hipertensi kardiovaskular,
Fibrilasi atrium paroksismal, Stenosis aorta & insufisiensi, Sindrom sinus
karotis, Sinkope, Hipotensi ortostasik, Blok jantung
Infeksi :

ETIOLOGI VERTIGO BERDASARKAN


ANATOMI
2. Vertigo yang sistematis
Telinga Bagian luar : Serumen, Benda asing
Telinga bagian tengah :
Retraksi membran timpani, Otitis media purulenta akuta, Otitis media dengan
efusi, Labirintitis, Kolesteatoma
Telinga bagian dalam :
Labirintitis akuta toksika, Trauma, Serangan vaskular,Alergi,Hidrops labirin
(morbus meniere)
Vertigo postural
Nervus VIII :
Infeksi :

VERTIGO PERIFER
Terjadi pada lesi dilabirin dan nervus
vestibularis, penyebab vertigo jenis
perifer:
neuritis vestibular
Vertigo posisional benigna
Penyakit meniere
Trauma
Obat-obatan
Tumor difossa posterior

LAMANYA EPISODE BERLANGSUNG

BEBERAPA DETIK
Benign paroxymal
positional vertigo
(BPPV) dicetuskan
oleh perubahan
posisi kepala

Berlangsung
beberapa
detik (10-30
detik) dan
kemudian
mereda

Penyebabnya
idiopatik

LAMANYA EPISODE BERLANGSUNG


BEBERAPA MENIT ATAU BEBERAPA
JAM

Penyakit
Berlangsung
meniere adalah
beberapa menit
suatu gangguan
atau beberapa
kronis dalam
jam
telinga

Tuli, vertigo,
tinitus, telinga
terasa penuh

LAMANYA EPISODE BERLANGSUNG


c. Beberapa hari sampai beberapa minggu
neuritis vestibular mulainya vertigo dan nausea
serta muntah dan gejala ini berlangsung
beberapa hari atau beberapa minggu.
Disebabkan karena infeksi virus pada saraf
vestibular. Pada pemeriksaan fisik mungkin
dijumpai nistagmus horizontal, rotatorik spontan

VERTIGO SENTRAL
PENYEBABNYA:
stroke batang otak atau TIA vertebrobasiler
Neoplasma
Trauma
Perdarahan dicerebellum
Infark dibatang otak

PERBEDAAN VERTIGO PERIFER DAN


SENTRAL
Ciri-ciri

Vertigo perifer

Vertigo sentral

Sensasi

berputar

Melayang

Bangkitan

Lebih mendadak

Lebih lambat

Tenpo serangan

Episodic

Kontinyu/ konstan

Beratnya vertigo

berat

ringan

Mual, muntah,
keringatan

Gangguan
pendengaran

Gerakan pencetus

Gerakan kepala

Tidak ada pengaruh

Masa laten

3-40detik

Tidak ada

CIRI-CIRI

VERTIGO

VERTIGO

PERIFER

SENTRAL

Penyebab

Vertigo posisional
paroksismal jinak
(BPPV), penyakit
meniere, neurionitis
vestibular, labirinitis,
neuroma akustik,
trauma

Iskemik batang otak,


vertebrobasiler
insufisiensi,
neoplasma, migren
basiler

Gangguan SSP

Tidak ada

Diplopia, parestesi,
gangguan sensibilitas
dan fungsi motorik,
disartia

Habituasi

Ya

PEMERIKSAAN VERTIGO
ANAMNESIS
Suruh penderita melukiskan keluhannya dengan
kata-katanya sendiri apa yang ia maksudkan
dengan pusing tersebut.
Anamnesis khusus mengenai vertigonya :
Adakah

kekhususan sifat vertigo yang timbul,


keparahan vertigonya.

Rasa gerakan palsu dari tubuh atau sekitarnya (rasa


berputar)
Rasa tidak enak di kepala : kepala ringan, hubungannya
dengan penglihatan dan kesadaran.
Kecenderungan untuk jatuh.

ANAMNESIS
Intensitas timbulnya vertigo bersangkutan dengan
perjalanan waktu, bagaimana vertigo itu dimulai
timbul dan bagaimana ia berakhir :

Berapa detik, hari, minggu atau bulan ?


Apakah di antara serangan itu penderita bebas
sama sekali dari keluhan ?

ANAMNESIS

Pengaruh lingkungan atau situasi :

Adakah

suatu posisi perubahan posisi


tubuh dan atau kepala menyebabkan
timbulnya serangan atau meningkatkan
keluhan ?
Apakah stres psikis mengawali timbulnya
serangan ?
Keluhan dari telinga?

TES ROMBERG
Pada kelainan vestibuler
hanya pada mata tertutup
badan penderita akan
bergoyang menjauhi garis
tengah kemudian kembali
lagi, pada mata terbuka
badan penderita tetap
tegak. Sedangkan pada
kelainan serebellar badan
penderita akan bergoyang
baik pada mata terbuka

TANDEM GAIT

Pada kelainan vestibuler


perjalanannya akan
mengalami deviasi kesisi
lesi, dan pada kelainan
serebeler penderita akan
cenderung jatuh kesisi
lesi

PAST-POINTING TEST (UJI TUNJUK


BARANY)
Pada kelainan
vestibular ketika
mata tertutup maka
jari pasien akan
deviasi kearah lesi.
Demikian juga pada
kelainan sereberal

TES FUKUDA
Tes fukuda
dianggap abnormal
jika deviasi kesatu
sisi >30 derajat
atau maju/ mundur
> 1 meter. Tes
fukuda ini
menunjukan lokasi
kelainan disisi
kanan atau kiri.

PEMERIKSAAN NISTAGMUS
Pasien diminta mengikuti jari pemeriksa kekiri
atau kekanan 30 derajat untuk melihat adanya
nistagmus horizontal
Pasien diminta mengikuti jari pemeriksa kearah
atas dan bawah untuk melihat adanya nistagmus
vertikal
Nistagmus disebutkan berdasarkan komponen
cepat sedangkan komponen lambat
menunjukkan lokasi lesi

PEMERIKSAAN NISTAGUMUS (MANEUVER


NYLEN BARANY ATAU MANUVER HALLPIKE)

Pada kelainan perifer:


lamanya nistagmus 1030 detik atau <1 menit,
disertai gejala vertigo
yang berat. Pada
kelainan sentral:
nistagmus langsung
muncul, gejala vertigo
bisa ada atau tidak

PEMERIKSAAN NISTAGMUS (TES


KALORI)
Kepala penderita dibuat menegagadah agar bejana
lateral dilabirin dalam posisi vertikal tabung
suntikan berukuran 20ml dengan ujung jarum
dilindungi pleh karet ukuran no 15 diisi dengan
air bersuhu 30 derajat air disemprotkan
keliang telinga dengan kecepatan
1ml/dtkamati bola matanya terhadap adanya
nistagmus

PEMERIKSAAN NISTAGMUS (TES


KALORI)
Catat arah, lama dan frekuensi
nistagmusnyaistirahat 5 menittetes telinga
ke 2bandingkan lamanya nistagmus dike2
sisibila tidak muncul nistagmus dapat
disuntikan air es 20ml selama 30dtkbila tidak
muncul jugamaka dapat dianggap labirin tidak
berfungsi

PENETALAKSANAAN VERTIGO
1.
.
.

ANTIHISTAMIN
Bentahistin
Betahistin mesylate (MERISLON)
dapat diberikan dengan dosisi 6mg (1tablet)12mg, 3 kali sehari peroral
Betahistin di HCL (BETASERC)
diberikan 8mg (1tab) 3 kali sehari
Dimenhidrinat (bramamine)
dengan dosis 25mg-50mg, 4 kali sehari
Difhenhidramin (benadryl)
dosis 25mg-50mg, 4 kali sehari

PENATALAKSAAN VERTIGO
2. ANTAGONIS KALSIUM
Cinnarizine (STUGERON)
Dosis biasanya ialah 15 30 mg, 3 kali sehari
atau 1 x 75 mg sehari. Efek samping ialah rasa
mengantuk (sedasi), rasa cape, diare atau
konstipasi, mulut rasa kering dan rash di kulit.

PENATALAKSANAAN VERTIGO
ANTAGONIS KALSIUM:

Fenotiazine
Promethazine (PHENERGAN)
dosis 12,5 mg 25 mg, 4 kali sehari per oral atau
parenteral (suntikan intramuscular atau intravena).
Efek samping yang sering dijumpai ialah sedasi
(mengantuk),

Khlorpromazine (LARGACTIL)
Dosis yang lazim ialah 25 mg (1 tablet) 50 mg, 3 4
kali sehari. Efek samping ialah sedasi (mengantuk).

PENATALAKSANAAN VERTIGO
3. OBAT SIMPATOMIMETIK
Efedrin
Dosis dapat diberikan 10 -25 mg, 4 kali sehari.
Khasiat obat ini dapat sinergistik bila
dikombinasi dengan obat anti vertigo lainnya.

PENATALSANAAN VERTIGO
4. OBAT PENENANG MINOR
Dapat diberikan kepada penderita vertigo untuk
mengurangi kecemasan yang diderita yang
sering menyertai gejala vertigo.
LORAZEPAM
Dosis dapat diberikan 0,5 mg 1 mg
DIAZEPAM
Dosis dapat diberikan 2 mg 5 mg.

PENATALAKSANAAN VERTIGO
5. OBAT ANTI KHOLINERGIK
Obat antikolinergik yang aktif di sentral dapat
menekan aktivitas sistem vestibular dan dapat
mengurangi gejala vertigo.
SKOPOLAMIN
Skopolamin dapat pula dikombinasi dengan
fenotiazine atau efedrin dan mempunyai khasiat
sinergistik. Dosis skopolamin ialah 0,3 mg 0,6
mg, 3 4 kali sehari

REHABILITASI VESTIBULAR
Tujuan rehabilitasi vestibular adalah untuk:
Meningkatkan keseimbangan
Meminimalkan jatuh
Menurunkan sensasi subyektif pusing
Meningkatkan stabilitas selama pergerakan

BRAND-DARROF

Ambil posisi duduk


Arahkan kepala ke kiri,
kemudian balik posisi duduk
Arahkan kepala kekanan,
kemudian balik keposisi duduk
Latihan ini dilakukan 3 kali
perhari
Manuver dilakukan sebanyak
5 kali setiap set
Pada umumnya perbaikan
diperoleh setelah 30 set atau
sekitar 10hari.

DAFTAR PUSTAKA

Sura, DJ, Newell, S. 2010. Vertigo- Diagnosis and management in


primary care, BJMP 2010;3(4):a351.

Lempert, T, Neuhauser, H. 2009. Epidemiology of vertigo, migraine


and vestibular migraine in Journal Nerology 2009:25:333-338.
Labuguen, RH. 2006. Initial Evaluation of Vertigo ini Journal
American Family Physician January 15, 2006; Volume 73, Number
2.
Mardjono M, Sidharta P. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian
Rakyat; 2008.
Mardjono M, Sidharta P. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian
Rakyat; 2008.
Marril KA. Central Vertigo [Internet]. WebMD LLC. 21 Januari
2011. Diunduh tanggal 8 Desember 2014. Diunduh dari
http://emedicine.medscape.com/article/794789-clinical#a0217 .

Turner, B, Lewis, NE. 2010. Symposium Neurology :Systematic


Approach that Needed for establish of Vetigo. The Practitioner
September 2010 - 254 (1732): 19-23.
Mark, A. 2008. Symposium on Clinical Emergencies: Vertigo Clinical
Assesment and Diagnosis. British Journal of Hospital Medicine, June
2008, Vol 69, No 6
Kovar, M, Jepson, T, Jones, S. 2006. Diagnosing and Treating: Benign
Paroxysmal Positional Vertigo in Journal Gerontological of Nursing.
December:2006
Swartz, R, Longwell, P. 2005. Treatment of Vertigo in Journal of
American Family Physician March 15,2005:71:6.
Chain, TC.2009. Practical Neurology 3 rd edition: Approach to the
Patient with Dizziness and Vertigo. Illnois:wolter kluwerlippincot
William and wilkins)
Antunes MB. CNS Causes of Vertigo [Internet]. WebMD LLC. 10
September 2009. Diunduh tanggal 8 Desember 2014. Diunduh dari
http://emedicine.medscape.com/article/884048-overview#a0104

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai