Anda di halaman 1dari 39

Monitoring anestesi

pendahuluan

 Segala usaha untuk memperhatikan, mengawasi dan memeriksa pasien dalam anestesi.
 Untuk mengetahui keadaan dan reaksi fisiologis pasien tehadap tindakan anestesi dan
pembedahan.
 Tujuan utama
 Diagnosa adanya permaslahan
 Perkiraaan kemungkinan terjadi kegawatan
 Evaluasi hasil suatu tindakan
Standar Monitoring ASA

 Srandar 1
 Seorang personel anestesi yang profesional dan memenuhi syarat, harus hadir di ruangan
sepanjang pelaksanaan semua prosedur anestesi umum, regional dan perawatan anestesi yang
membutuhkan pemantauan
 Tujuan : dikarenakan dapat terjadi perubahan yang cepat dalam status pasien selama anestesi

 Standar 2
 Selama anestesi, oksigenasi, ventilasi, sirkulasi, dan suhu pasien harus di evaluasi.

Committee on Standards and Practice Parameters, Standards for Basic Anesthetic Monitoring. American Society of Anesthesiologists. 2015
Oksigenisasi

 Tujuannya adalah untuk memastikan konsentrasi o2 yang cukup dalam udara ispirasi dan
darah selama semua prosedur anestesi
 Udara inspirasi : selama setiap pemberian anestesi umum, menggunakan mesin anestesi,
konsentrasi o2 dalam system pernafasan pasien harus diukur dengan o2 analyzer
 Oksigenasi darah : selama anestesi, metode kuantitatif untuk menilai oksigenasi seperti
pulseoxymetri harus digunakan.

Raheta Margerata dkk ; Buku teks KATI – PERDATIN, Anestesiologi dan Terapi Intensif, Jakarta; 2019
ventilasi

 Untuk memastikan ventilasi yang memadai terdhadap pasien selama prosedur anestesi.
 Tanda klinis kualitatif : pengamatan pengembangan dada. Reservoir breathing bag. Auskultasi.
 Posisi ett dan lma harus di evaluasi untuk menilai Co2
 Pada anestesi regional, kecukupan ventilasi dipantau melalui tanda klinis kualitatif

Raheta Margerata dkk ; Buku teks KATI – PERDATIN, Anestesiologi dan Terapi Intensif, Jakarta; 2019
observasi interpretasi Kemungkinan penyebab
Bag tidak terisi Tidak ada gas Koneksi sirkuit terputus
Aliran fresh gas kedalam circle system rendah
Fresh gas tidak terkirim
Bag membengkak Obstruksi gas outflow Katup expiratory tertutup
Katup macet
Kerusakan scavenging
Sedikit gerakan bag dan sedikit usaha pasien Depresi pernafasan Obat/gas anestesi

Sedikit gerakan bag dan dengan usaha nyata Obstruksi jalan nafas Obstruksi dapat terjadi dimana saja, mulai dari
pasien alveoli hingga bag pernafasan

Mudah untuk memompa bag dan lama terisi Bag bocor Klep terbuka
kembali Kebocoran di kantung (bag)

Sukar untuk memompa bag tetapi mudah terisi Komplain menurun Efek pelumpuh otot mulai hilang
kembali Operator menekan dada pasien
Posisi head down
Pneumothorak
Edema paru

Raheta Margerata dkk ; Buku teks KATI – PERDATIN, Anestesiologi dan Terapi Intensif, Jakarta; 2019
Sirkulasi

 Untuk memastikan kecukupan fungsi peredaran darah pasien selama prosedur anestesi.
 Semua pasien harus dilakukan pemasangan EKG dari awal hingga akhir operasi
 Pengukuran Tekanan Darah, HR, harus di evaluasi minimal setiap 5 menit sekali
 Fungsi sirkulasi secara kontinu harus dievaluasi melalui salah satu car berikut : Palpasi denyut
nadi, auskultasi bunyi jantung, pulse oxymetri.
Pemantauan kardiovaskuler

 Fungsi sirkulasi adalah mengantarkan o2 hingga ke sel sel tubuh, dan membawa sisa
metabolism untuk di sekresikan.
 Tujuan utama bertujuan untuk menjamin fungsi diatas berjalan baik

 Fungsi utama cardiovaskuler = CO (Q) = SV x HR


CO = cardiac output
SV = Stroke Volume
HR = Heart rate

Sunarto, Ratna F ; Buku Ajar Anestestesiologi, Dept Anestesiologi dan Intensive Care FK UI. Jakarta 2012
Pemantauan Tekanan Darah

 Fungsinya adalah untuk memantau tanda tanda ketidaknormalan perfusi organ secara diini
 Dapat di ukur secara noninvasive Sfigmomanometer atau invasive (pengukuran lagsung
pada arteri).
 Map dipercaya merupakan tekanan perfusi organ, tekanan optimal yang diperlukan untuk
terjamin nya pasokan darah dan o2 ke jaringantubuh
 Besarnya Map pada orang dewasa adalah 60-70 mmHg

Sunarto, Ratna F ; Buku Ajar Anestestesiologi, Dept Anestesiologi dan Intensive Care FK UI. Jakarta 2012
 Peningkatan TD intra anesthesia merupakan suatu reaksi fisiologis atas meningkatnya
tonus para simpatis. Beberapa kemungkinan nya adalah :
 Anestesi yang mendangkal, meskipun analgesia nya cukup, jika tingkat sedasi turun, maka
menyebabkan rangsang simpatis, TD naik, HR naik.
 Nyeri penyebab tersering peningkatan tonus simpatis
 Hipoksia dan atau hiperkarbia, gangguan oksigenasidan ventilasi juga merupakan stress
fisiologik bagi tubuh, respon fisiologik terhadap stress adalah peningkatan tonus simpatis berupa
peningkatna td dan hr.
 Penekanan atau penyempitan pembuluh darah.
Cont..

 Selain dapat meningkat, td intra op juga dapat turun,


 Anestesia terlalu dalam
 Vasodilatasi
 Hipovolemia
 Reflek vagal
EKG

 Yang terpenting dalam pemantauan EKG : mengenali Rytm, rate jantung sebelum
anesthesia, setelah itu barulah menilai segmen ST.
 Ini semua adalah modal utama untuk pemantauan ekg seterusnya hingga pasca anestesi
Dasar dasar dari anestesi, Seventh Edition, Ronald D. Miller, MD, MS, 2018
Dasar dasar dari anestesi, Seventh Edition, Ronald D. Miller, MD, MS, 2018
Dasar dasar dari anestesi, Seventh Edition, Ronald D. Miller, MD, MS, 2018
Dasar dasar dari anestesi, Seventh Edition, Ronald D. Miller, MD, MS, 2018
Dasar dasar dari anestesi, Seventh Edition, Ronald D. Miller, MD, MS, 2018
usia Kisaran laju jantung normal

Neonatus 140 – 160

Bayi ( Hingga 1 tahun ) 120 – 140

Anak kecil ( balita ) 110 – 120

Usia Sekolah ( hingga 12 tahun ) 80 – 110

Dewasa 60 – 100

Sunarto, Ratna F ; Buku Ajar Anestestesiologi, Dept Anestesiologi dan Intensive Care FK UI. Jakarta 2012
 Perubahan laju jantung adalah suatu yang hampir selalu terjadi selama anestesi
 Sebagian besar obat anestesi mendepresi miocard, hal ini menyebabkan perlambatan laju
nadi. Semakin dalam anestesi semakin pelan pula laju jantung
 Peningkatan laju jantung selama anestesi hampir selalu merupakan ketidaknormalan
fisiologi

Sunarto, Ratna F ; Buku Ajar Anestestesiologi, Dept Anestesiologi dan Intensive Care FK UI. Jakarta 2012
Suhu tubuh

 Setiap pasien yang sedang di anestesi harus di pantau suhu tubuh nya, yang bertujuan
untuk mengantisipasi dan mencurigai adanya sesuatu bila terjadi perubahan suhu yang
signifikan.
Dasar dasar dari anestesi, Seventh Edition, Ronald D. Miller, MD, MS, 2018
 Anestesi = Poikilotermia

 Suhu naik
 Puasa lama
 kamar operasi panas
 duk operasi tebal
 Infeksi
 obat-obat (mis. atropin)
 herediter (hipertermia maligna)

Soenarjo, DR, Dwi Jadmiko heru ; Buku Ajar Anestesiologi, Bagian Anestesiologi dan terpi intensif FK Undip.
Semarang, 2009
 Hipotermi didefinisikan temperatur tubuh kurang dari 36 derajatcelcius.
 Dapat merangsang vasokontriksi dan menyebabkan menggigil, aktifitas otot meningkat,
dan meningkatkan konsumsi o2 dan produksi Co2.
 Pencegahan nya:
 Suhu kamar operasi yang nyaman bagi pasien yaitu 22 derajat celcius
 Humidifikasi dan penghangatan dari campuran oabt anestesi inhalasi
 Penggunaan cairan kristaloid intravena yang dihangatkan
 Kristaloid untuk keseimbangancairan intravena
 Larutan irigasi luka pembedahan
 Larutan untukprosedur sistoscopi

Soenarjo, DR, Dwi Jadmiko heru ; Buku Ajar Anestesiologi, Bagian Anestesiologi dan terpi intensif FK Undip.
Semarang, 2009
 Penggunaan penghangat darah untuk pemberian darah
 Menghindari genangan air/ larutan di meja operasi
 Meperidin adalah obat paling efektif untuk mengurangi menggigil

Colins VJ. Temperature regulation and heat problems. In : Collins VJ (ed). Physiologic and Pharmacologic bases of anesthesia. Baltimore : wiliam & Wilkins,
1996: 316-39
Monitoring perdarahan

1. Warna Perdarahan
2. Jumlah Perdarahan (Cara Gravimetri)
 Menimbang kasa dan duk operasi
 Mengukur jumlah yang tertampung
Jumlah Perdarahan (Cara Colorimetri) :
 Duk dan dilarutkan sejumlah cairan kemudian colorimetri :
Jumlah Perdarahan =
Colorimetri terbaca x volumecairan
200 x Hb pasien
Monitoring Urine Output

 Produksi urin menggambarkan perfusi ginjal


 Normal : (0,5-1cc)/kg/jam
 Indikasi pengukuran urin :
 Operasi besar dengan banyak pendarahan
 Operasi pasien trauma berat
 Pasien sakit kritis, mis. syok
 Operasi jantung, Operasi ginjal
Kedalaman Anestesi

 Gerakan dan pola pernafasan mungkin mencerminkan kedalaman anestesi, tetapi tidak
dapat digunakan ketika obat NMBAs (neuromuskular blocking agents) digunakan
 Pasien yang mengalami awareness intraoperative, dalam 1 bulan setelahnya akan
mengalami Posttraumatic stress disorder (PTSD) sehingga diperlukan suatu monitoring
kedalaman anestesi, diantaranya menggunakan alat Bispectral Index (BIS) dan Index of
Consciousness (IoC). Indeks BIS berdimensi dari angka 0 (isoelektrik) sampai 100
(awake) yang diukur dari dahi pasien

Beverley A. Orser, C. David Mazer, and Andrew J. Baker. Awareness during


anesthesia. CMAJ. 2008 Jan 15; 178(2): 185– 188.
Bispectral Index (BIS)

 Monitor Bispectral Index (BIS) diperkenalkan oleh Aspect Medical Systems tahun 1992
 FDA menyetujui BIS sebagai monitoring efek anestesi pada tahun 1996, dan sejak tahun
1997 BIS telah digunakan secara klinis
 BIS awalnya disetujui hanya untuk monitoring hipnosis, namun selanjutnya juga
digunakan untuk mengurangi kejadian kesadaran intraoperatif selama anestesi

Wennervirta Johanna. Measurements of adequacy of anesthesia and level of consciousness during surgery and intensive care. University of Helsinki Finland : 2010
 Analisis bispectral adalah metodologi pemrosesan sinyal yang menilai hubungan antara
komponen sinyal dan komponen penangkapan sinkronisasi sinyal seperti EEG
 Indeks BIS adalah angka antara 0 dan 100 yang berhubungan dengan titik akhir klinis
yang penting dan keadaan EEG selama administrasi agen anestesi
 Nilai BIS mendekati 100 menunjukkan keadaan klinis “ sadar/ awake” , sementara
nliai 0 menunjukkan isoelektrik EEG

Scott D. Kelley, M.D. 2010. Monitoring Consciousness Using The Bispectral Index™ (Bis™) During Anesthesia Medical. Director Covidien
Awake
100
2 Respon terhadap suara
Sedasi ringan/ sedang
BIS INDEX RANGE

80
3 Respon terhadap perintah atau dorongan/ getaran ringan
Anestesi Umum
60 4 Kemungkinan kecil terjadinya explisit recall
5 Tidak respon terhadap stimulus verbal
40 4. Stadium hipnotik dalam
20 5. Burst suppression
0 Flatline EEG
 Pada sebagian besar studi, pemberian anestesi disesuaikan untuk menjaga nilai BIS dalam
sebuah “ zona target” , biasanya antara 40 – 60 atau 45 – 60. Manfaat – manfaat yang
ditemukan pada setidaknya satu uji klinis dengan agen anestesi tertentu, meliputi:
 • Penurunan penggunaan anestesi primer
 • Penurunan dalam waktu munculnya dan pemulihan
 • Meningkatkan kepuasan pasien 
 • Penurunan insiden pulihnya kesadaran saat operasi dan recall
Index of Consciousness (IoC)

 Index of Consciousness (IoC) merupakan hasil analisa elektroensefalogram


menggunakan metode simbolik dinamis dengan nilai dari 0 hingga 99 yang
mencerminkan tingkat kesadaran pasien selama anestesi umum
 Angka nol berarti tidak ada aktivitas EEG dan 99 berarti aktivitas penuh EEG yang
diinterpretasikan sebagai keadaan sadar penuh.
 Kedalaman anestesi yang adekuat ditunjukkan dengan angka 40 sampai 60 pada IoC.

Bojan Musizza, Samo Ribaric. Monitoring the Depth of Anaesthesia.


Sensors 2010, 10, 10896-10935; doi:10.3390/s101210896
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai