Anda di halaman 1dari 82

Proposal Penelitian

Proposal Penelitian

Zafrullah Khany Jasa


KERANGKA KONSEP
MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI
Pembimbingan More Info :
Presentasi Ilmiah Penugasan
Learning Issue
Filsafat Ilmu
Metodologi
Latar Belakang
Tujuan
Metode Penelitian
Dasar Ilmu
Statistik
Etika
More Info : More Info : Diskusi
Laboratory Technique Metode Statistik
KERANGKA PENELITIAN
ETIS
VALID
KONSISTEN

Maksud &
Rumusan Masalah Kegunaan
Tujuan
(2) Penelitian (4)
(3)

Latar Belakang
Penelitian (1)

Kerangka Kajian Pustaka


Hipotesis (7)
Pemikiran(6) (5)
KONSISTENSI I

MEMBUAT PENDAHULUAN
YANG KONSISTEN
JUDUL PENELITIAN

LATAR BELAKANG PENELITIAN

RUMUSAN MASALAH

MAKSUD PENELITIAN

TUJUAN PENELITIAN

KEGUNAAN PENELITIAN
JUDUL PENELITIAN

• Mencerminkan isi penelitian yang mengandung konsep


atau hubungan antar konsep yang menggambarkan
gejala / fenomena yang diteliti, sasaran penelitian
(populasi dan lokasi) serta metode penelitian.
• Di muat pada lembar jilid
Latar Belakang Penelitian

URAIAN MENGENAI :
• Fenomena : dingkat dari masalah teoritis atau diangkat dari masalah
praktis.
• Argumentasi tentang pemilihan topik :
• Situasi yang melatarbelakangi masalah
• Penelitian terdahulu yang bersangkut paut dengan masalah
• Intisari dari kerangka teori yang menjadi masalah
LATAR BELAKANG

1. KOMPONEN MASALAH (M)


2. KOMPONEN DAMPAK (D)
3. KOMPONEN MASALAH SPESIFIK (MS)
4. KOMPONEN ELABORASI (E)
5. KOMPONEN KESENJANGAN (K)
SYARAT PERTANYAAN
PENELITIAN
• Bersifat khas (menyebutkan variabel penelitian)
• Satu variabel bebas, satu variabel tergantung
• Variabel bebas lebih dari satu BOLEH DISATUKAN
• Variabel tergantung lebih dari satu  DIPISAH
• Pertanyaan utama dan pertanyaan tambahan
SYARAT PERTANYAAN PENELITIAN

• Bersifat khas (menyebutkan variabel penelitian)


• Bagaimanakah hubungan antara perilaku merokok
dengan penyakit jantung?
SYARAT PERTANYAAN
PENELITIAN
• Satu variabel bebas, satu variabel tergantung
• Variabel bebas lebih dari satu BOLEH DISATUKAN
• Variabel tergantung lebih dari satu  DIPISAH
• “Adakah hubungan antara pengobatan dengan
kesembuhan dan efek samping?”
SYARAT PERTANYAAN
PENELITIAN
• Pertanyaan utama dan pertanyaan tambahan
• Uji klinis membandingkan
• kesembuhan dan efek samping.
• Untuk kesembuhan diperlukan 50 subyek / kelompok.
Untuk efek samping diperlukan 1000 subyek”
SYARAT TUJUAN KHUSUS

• Sama dengan syarat pertanyaan penelitian


• Dalam kalimat deklaratif
• KONSISTEN dengan pertanyaan penelitian
Pertanyaan penelitian Tujuan khusus penelitian

1. Bagaimana prevalensi diare 1. Diketahuinya prevalensi diare


pada anak balita di Kecamatan C pada Balita di Kecamatan C
pada tahun 2005? pada tahun 2005

2. Diketahuinya hubungan
2. Bagaimana hubungan antara
antara tingkat sosial ekonomi
tingkat sosial ekonomi dengan
dengan kejadian diare pada
kejadian diare pada anak balita?
anak balita.
Pertanyaan penelitian Tujuan khusus penelitian

3. Diketahuinya Bagaimana
3. Bagaimana hubungan antara
hubungan antara kebiasaan
kebiasaan jajan dengan kejadian
jajan dengan kejadian diare
diare pada anak balita?
pada anak balita.

4. Bagaimana hubungan antara 4. Diketahuinya hubungan


pengetahuan ibu tentang diare antara pengetahuan ibu tentang
dengan dengan kejadian diare diare dengan dengan kejadian
pada anak balita? diare pada anak balita.
Kegunaan Penelitian
Mengungkapkan secara spesifik kegunaan yang hendak dicapai dari
:
- Aspek teoritis (keilmuan) dengan menyebutkan kegunaan teoritis
apa yang dapat dicapai dari masalah yang diteliti.
- Aspek praktis (guna laksana) dengan menyebutkan kegunaan
apa yang dapat dicapai dari penerapan pengetahuan yang
dihasilkan penelitian ini.
KAJIAN PUSTAKA

Membahas terbitan (publikasi) yang berhubungan dengan


topik/masalah penelitian.

Siapa yang pernah meneliti topik atau masalah itu ;

• Dimana penelitian itu dilakukan


• Apa unit dari bidang studinya
• Bagaimana pendekatan dan analisisnya
• Bagaimana kesimpulannya
• Apa kritikan terhadap studi itu
KONSISTENSI II

MEMBUAT HIPOTESIS
HIPOTESIS :

Konsisten dengan pertanyaan penelitian :

• Merupakan kalimat deklaratif


• Hipotesis hanya dibuat untuk penelitian analitik
• Hipotesis hanya dibuat untuk pertanyaan utama.
• Menyebutkan variabel secara spesifik
• Hanya mengandung satu variabel bebas dan satu
variabel tergantung
• Hipotesis dapat dibuat dalam bentuk hipotesis
negatif maupun hipotesis positif.
• Hipotesis positif dapat dibuat dalam hipotesis satu
arah atau dua arah.
• Hipotesis boleh mengandung beberapa variabel
bebas tapi hanya mengandung satu variabel
tergantung.
JENIS-JENIS HIPOTESIS PENELITIAN
• Tidak terdapat perbedaan kadar kolesterol antara
pasien yang mendapat terapi A dengan terapi B
(NEGATIF)
• Terdapat perbedaan kadar kolesterol antara pasien
yang mendapat terapi A dengan terapi B (POSITIF DUA
ARAH)
• Kadar kolesterol subyek yang mendapat terapi A lebih
rendah daripada pasien yang mendapat terapi B
(POSITIF SATU ARAH)
Hipotesis penelitian Hipotesis statistik (H0)
Terdapat perbedaan proporsi
Tidak terdapat perbedaan proporsi
kesembuhan antara pasien
Peneliti 1 kesembuhan antara pasien yang
yang diobati obat A
diobati obat A dibandingkan obat B
dibandingkan obat B
Tidak terdapat perbedaan
Tidak terdapat perbedaan proporsi
proporsi kesembuhan antara
Peneliti 2 kesembuhan antara pasien yang
pasien yang diobati obat A
diobati obat A dibandingkan obat B
dibandingkan obat B

Hipotesis penelitian bersifat individual, sementara hipotesis statistik bersifat


universal
KONSISTENSI III

IDENTIFIKASI MASALAH
PENELITIAN SECARA STATISTIK
KATEGORIK DESKRIPTIF KATEGORIK

DESKRIPTIF
DESKRIPTIF NUMERIK
NUMERIK
TIDAK
ANALITIK KOMPARATIF
BERPASANGAN
KATEGORIK TDK BPASANGAN
KATEGORIK
ANALITIK KOMPARATIF
MASALAH KATEGORIK BPASANGAN
STATISTIK BERPASANGAN
ANALITIK KOMPARATIF
KOMPARATIF 2 KLPK NUMERIK TDK BPASANGAN
2 KLPK
TIDAK
BERPASANGAN ANALITIK KOMPARATIF
>2 KLPK NUMERIK TDK BPASANGAN
ANALITIK >2 KLPK
NUMERIK
ANALITIK KOMPARATIF
2 KLPK NUMERIK BPASANGAN
2 KLPK
BERPASANGAN

>2 KLPK ANALITIK KOMPARATIF


NUMERIK BPASANGAN
>2 KLPK

KORELATIF ANALITIK KORELATIF

KHUSUS SURVIVAL, MULTIVARIATE, DIAGNOSTIK, VALIDITAS&RELIABILITAS


Sembilan contoh klasifikasi masalah penelitian
No Contoh klasifikasi masalah penelitian
1 Prevalensi inkontinensia
2 Rerata skor kualitas hidup
3 Hubungan obesitas dengan inkontinensia
4 Klasifikasi kualitas hidup sebelum dan sesudah operasi
5 Perbandingan BMI antara inkontinensia dan non-inkontinensia
6 Perbandingan BMI antara inkontinensia ringan, sedang, dan berat
7 Skor kualitas hidup sebelum dan sesudah terapi
8 Skor kualitas hidup sebelum, seminggu, dan dua minggu setelah terapi
9 Korelasi skor kualitas hidup dengan derajat inkontinensia
DESKRIPTIF-ANALITIK

• ANALITIK  Mencari hubungan antar variabel


• DESKRIPTIF  tidak mencari hubungan antar variabel
KOMPARATIF-KORELATIF
KOMPARATIF KORELATIF

Kategorik-kategorik
Kategorik-kategorik
Variabel Kategorik-Numerik
Kategorik-numerik
Numerik-numerik

Perbandingan proporsi
Hasil Perbandingan rerata
Koefisien korelasi (r)

Padanan Comparation Correlation

Hubungan, perbedaan,
Istilah perbandingan
Korelasi
KOMPARATIF KATEGORIK-NUMERIK

KOMPARATIF TERMINOLOGI

Komparatif kategorik
Kategorik-kategorik
(perbandingan proporsi)

Kategorik-Numerik Komparatif numerik


(perbandingan rerata)
BERPASANGAN
• Variabel diukur dari subyek/kelompok yang sama baik
karena:
• Pengukuran berulang  pretest-posttest
• Matching  cara pengambilan sampel
• Cross over  pada uji klinis
• Satu tubuh  dua mata, dua tangan
Sembilan Contoh Klasifikasi Masalah Penelitian
No Contoh klasifikasi masalah penelitian
1 Prevalensi inkontinensia
2 Rerata skor kualitas hidup
3 Hubungan obesitas dengan inkontinensia
4 Perbandingan Klasifikasi kualitas hidup sebelum dan sesudah
operasi
5 Perbandingan BMI antara inkontinensia dan non-inkontinensia
6 Perbandingan BMI antara inkontinensia ringan, sedang, dan
berat
7 Perbandingan skor kualitas hidup sebelum dan sesudah terapi
8 Perbandingan skor kualitas hidup sebelum, seminggu, dan dua
minggu setelah terapi
9 Korelasi skor kualitas hidup dengan derajat inkontinensia
KONSISTENSI IV
MEMILIH DESAIN
YANG TEPAT
“wellcome to the jungle of design”
• Berdasar statistik : deskriptif - analitik
• Berdasar waktu: cross sectional-longitudinal
• Berdasar intervensi : eksperimen-observasional
• Berdasar arah waktu: kohort-kasus kontrol
Bagaimana memilih disain yang tepat?
No Masalah substansial Desain yang sesuai

1 Mencari prevalensi Potong lintang


2 Mencari insidens Kohort
3 Hubungan antar variabel Laporan kasus
Serial kasus
Potong lintang
Kasus kontrol
Kohort
Eksperimen

4 Uji klinis Uji klinis, eksperimen


5 Diagnostik Umumnya potong
lintang
6 Validitas dan reliabilitas alat Umumnya potong
ukur lintang
Topik
• Desain analitik (mencari hubungan)
• Pemilihan uji klinis
• Kohort – Kasus Kontrol – Potong Lintang
• Kohort – Kohort survival
Bisakah melakukan penelitian eksperimental EKSPERIMEN
ya
tidak
Bisakah melakukan penelitian kohort prospektif Kohort Prospektif
tidak ya
Bisakah melakukan penelitian kohort retrospekstif Kohort Retrospektif
ya
tidak
Bisakah melakukan penelitian kasus kontrol kasus kontrol
tidak ya

Bisakah melakukan penelitian potong lintang Potong lintang


tidak ya

Bisakah melakukan penelitian serial kasus Serial Kasus


tidak ya
Bisakah melakukan penelitian laporan kasus Lap. Kasus
ya
KOHORT
Kanker (+)

Perokok
Kanker (-)

Kanker (+)

Bukan
perokok
Kanker (-)
KOHORT RETROSPEKTIF
Kanker (+)

Perokok

Kanker (-)

Kanker (+)

Bukan
perokok
Kanker (-)
KASUS KONTROL
Perokok

Diabetes (+)
Bukan perokok

Perokok

Diabetes (-)
Bukan perokok
Desain Temporality Identifikasi
awal
1 Kohort Prospektif Variabel bebas
prospektif
2 Kohort Prospektif yang Variabel bebas
retrospektif retrospektif’
3 Kasus kontrol Retrospektif Variabel
tergantung
4 Potong lintang Salah satu dari temporality dan
identifikasi awal tidak terpenuhi

KASUS KONTROL =
UNTUK INSIDENS ATAU PREVALEN YANG KECIL
KONSISTENSI V

BESAR SAMPEL
(SAMPLE SIZE)
“Yang kita perlukan adalah besar sampel yang cukup”
Pertanyaan yang paling sering muncul

• Bagaimana menentukan rumus besar sampel?


• Bagaimana menghitung besar sampel dari rumus yang
telah ditentukan?
Deskriptif kategorik Zα2.pq
d2
Deskriptif numerik Zα2.s2
d2
Analitik komparatif kategorik tdk (Zα√2pq + Zβ√p1q1+ p2q2)2
bpasangan (p1-p2)2
Analitik komparatif kategorik (Zα+Zβ)2π
bpasangan (p1-p2)2
Analitik komparatif numerik tdk 2(Zα+Zβ)2s2
bpasangan 2 klpk (dan >2 klpk) (x1-x2)2
Analitik komparatif numerik (Zα+Zβ)2s2
bpasangan 2 klpk (dan >2 klpk) (x1-x2)2
Analitik korelatif (Zα+Zβ)2 +3
[0,5ln(1+r)(1-r)]2
Deskriptif kategorik Zα2.pq
d2
Deskriptif numerik Zα2.s2
d2
Analitik komparatif kategorik tdk (Zα√2pq + Zβ√p1q1+ p2q2)2
bpasangan (p1-p2)2
Analitik komparatif kategorik (Zα+Zβ)2π
bpasangan (p1-p2)2
Analitik komparatif numerik tdk 2(Zα+Zβ)2s2
bpasangan 2 klpk (dan >2 klpk) (x1-x2)2
Analitik komparatif numerik (Zα+Zβ)2s2
bpasangan 2 klpk (dan >2 klpk) (x1-x2)2
Analitik korelatif (Zα+Zβ)2 +3
[0,5ln(1+r)(1-r)]2
JEMBATAN KELEDAI
KESALAHAN TIPE I DAN II
• H0  menyatakan tidak ada hubungan
• Tolak dulu (I), baru terima (II)

• H0 ditolak  ada hubungan


• H0 diterima  tidak ada hubungan
• Menyatakan ada hubungan padahal tidak ada
hubungan  GOSIP
• Menyatakan tidak ada hubungan padahal ada
hubungan  SELINGKUH
α dan β
 Kesalahan tipe I (α): kesalahan karena
menolak H0 padahal seharusnya H0 diterima.
: kesalahan karena menyatakan ada
hubungan padahal tidak ada hubungan
 Kesalahan tipe II (β): kesalahan karena
menerima H0, padahal seharusnya H0
ditolak.
:kesalahan karena menyatakan tidak ada
hubungan padahal ada hubungan
Hubungan α dan β
dengan Zα dan Zβ
Deskriptif kategorik Zα2.pq
d2
Deskriptif numerik Zα2.s2
d2
Analitik komparatif kategorik tdk (Zα√2pq + Zβ√p1q1+ p2q2)2
bpasangan (p1-p2)2
Analitik komparatif kategorik (Zα+Zβ)2π
bpasangan (p1-p2)2
Analitik komparatif numerik tdk 2(Zα+Zβ)2s2
bpasangan 2 klpk (dan >2 klpk) (x1-x2)2
Analitik komparatif numerik (Zα+Zβ)2s2
bpasangan 2 klpk (dan >2 klpk) (x1-x2)2
Analitik korelatif (Zα+Zβ)2 +3
[0,5ln(1+r)(1-r)]2
Menghitung rumus besar sampel (1)
• Prevalensi stres inkontinensia urin pada
perawat di RS Hasan Sadikin Bandung

Deskriptif kategorik
Zα2.pq α ditetapkan sebesar 5%, Zα=1,96
d2 p tidak ada dari kepustakaan, sehingga
p=50%
q=1-50%=50%
d (presisi) ditetapkan 10%
 96 orang
Panduan menentukan nilai “p” dan “d”

1. Bila tidak ada data kepustakaan  p=50% jika p


diperkirakan = 20%-80%
2. Bila p=20%-80%, maka d<= 10%
3. Bila p<20% atau p>80%, maka d<=5%
4. PxN > 5 (P=prevalensi, N=jumlah yang
sudah dihitung)
Panduan menentukan nilai “p” dan “d”

Contoh abuse:
α ditetapkan sebesar 5%, Zα=1,96
Zα .pq
2
p dari kepustakaan diperkirakan p=5%
d2 q=1-10%=95%
d (presisi) ditetapkan 10%

 N = 20 orang

Apakah logis?
Panduan menentukan nilai “p” dan “d”
Contoh abuse:
α ditetapkan sebesar 5%, Zα=1,96
Zα2.pq p tidak ada dari kepustakaan (diperkirakan p=20-80%),
d2 sehingga p=50%
q=1-50%=50%
d (presisi) ditetapkan 30%  11 orang
Proporsi akan berkisar 20-80%
PxN terbesar: 80% x 11  8,8
PxN terkecil: 20% x 11  2,2 (X)
 Prevalensi stres inkontinensia 0%
Menghitung rumus besar sampel (2)

Penelitian rasio kolagen-otot ligamentum rotundum


pasien prolaps
Deskriptif numerik
Zα2.s2 α ditetapkan sebesar 5%, Zα=1,96
Diketahui simpang baku rasio kolagen-otot
d2 pasien prolaps pd penelitian pendahuluan =
(misal) 0.4
d (presisi) ditetapkan 0,1
 64 orang

X-0,1 x x+0,1
Menghitung rumus besar sampel (3)
• Efektifitas pemberian Betanekol pada pasien pasca
operasi histerektomi radikal untuk mencegah atonia
bladder

Analitik komparatif kategorik tidak


berpasangan α ditetapkan 5%, Zα=1,96/1,64?
(Zα√2pq + Zβ√p1q1+ p2q2) 2
β ditetapkan 20%, Zβ=0,84
(p1-p2)2 p2 dari kepustakaan (artinya?)
p1-p2 ditetapkan (artinya?)
p= (p1+p2)/2
q1=1-p1, q2=1-p2, q=1-p
 .... orang
p2 dan effect size
• P2= proporsi pada kelompok kontrol (proporsi
sembuh yang diberi obat standar)

•P1-p2= effect size


Obat standar 80%
Betanekol 81% 82% 85% 90% 95%
=Selisih proporsi terkecil pasien yang tercegah dari
atonia, yang dianggap bermakna antara obat
standar dengan betanekol
Menghitung rumus besar sampel (3)

• Efektifitas pemberian Betanekol pada pasien


pasca operasi histerektomi radikal untuk
mencegah atonia bladder

α ditetapkan 5%,
(Zα√2pq + Zβ√p1q1+ p2q2)2 Zα=1,96/1,64?
(p1-p2)2 β ditetapkan 20%, Zβ=0,84
p2 dari kepustakaan 80%
p1-p2 ditetapkan 10%
p= (p1+p2)/2=85%
 199 orangq1=1-p1, q2=1-p2, q=1-p
Menghitung rumus besar sampel (4)

• Perbandingan skor fungsi seksual pasca


histerektomi total dan histerektomi supravaginal
pada penderita tumor jinak genitalia

Analitik komparatif numerik tidak berpasangan 2 klpk


α ditetapkan 5%, Zα=1,96/1,64?
β ditetapkan 20%, Zβ=0,84
2(Zα+Zβ)22s22 S, simpang baku skor fungsi seksual pasca
(x1-x2)22 HSV
dari kepustakaan (misal)
10 25 (Jepang)
X1-x2, ditetapkan …
 98
… ORANG

Skor FS HSV 90
Skor FS HT 89 85 80 75 70

Catatan: peneliti menggunakan skor 0-100 untuk


menggambarkan fungsi seksual.
Menghitung rumus besar sampel (5)

• Menentukan nilai diagnostik pemeriksaan serum iron


untuk mendeteksi anemia dalam kehamilan trimester I di
RS Hasan Sadikin Bandung
Uji Diagnostik
Zα2.pq α ditetapkan sebesar 5%, Zα=1,96
d2 p = sensitivitas pemeriksaan SI yang
diinginkan 80%
q=1-80%=20%
Presisi ditetapkan 10%

 62 orang (ibu hamil trim I yang anemia)


Menghitung rumus besar sampel (5)

Diketahui dari penelitian sebelumnya, prevalensi anemia


pada ibu hamil trimester I di RS Hasan Sadikin Bandung
berdasarkan pemeriksaan baku emas adalah 10%.

Maka jumlah subyek untuk penelitian ini adalah:


62 x (100/10) = 620 subyek
Presisi

-5% 5% 15%

40% 50% 60%

20% 50% 80%


KONSISTENSI VI
MEMILIH ANALISIS YANG TEPAT
Contoh
• Perbedaan kadar placenta growth factor (PGF) antara
ibu hamil normal dengan ibu hamil yang mengalami
preeklampsia.
• Analitik komparatif numerik tidak berpasangan 2
kelompok
• Uji T tidak berpasangan, Mann Whitney
Contoh
• Perbedaan klasifikasi pengetahuan tentang ANC antara
sebelum dan sesudah penyuluhan
• Analitik komparatif kategorikal berpasangan
• Mc Nemar, Marginal Homogenity, wilcoxon, cochran,
friedman
KATEGORIK TIDAK BERPASANGAN
Contoh

• Efektifitas pemberian Betanekol pada pasien pasca


operasi histerektomi radikal untuk mencegah atonia
bladder
• Analitik komparatif kategorikal tidak berpasangan
2x2
• Chi square
• Fischer
Contoh
• Perbedaan klasifikasi pengetahuan tentang ANC (baik,
sedang, kurang) antara sebelum dan sesudah
penyuluhan
• Analitik komparatif kategorikal berpasangan 2 X 3
• Marginal Homogenity, wilcoxon
NUMERIK
• Analisis tergantung sebaran data
• Parametrik  non parametrik

Normal Tidak normal


T tdk berpasangan Mann Whitney
T berpasangan Wilcoxon
One way anova Kruskal Wallis
Two way anova Friedman
Person Spearman
LATIHAN

• Lihatlah proposal penelitian masing-masing


• Uji hipotesis manakah yang sesuai dengan
penelitian Anda?
Syarat Uji Chi Square

• Nilai expected yang < 5 tidak boleh


lebih dari 20%
Menentukan Nilai Expected
Fertile Infertile

Merokok a b

Tidak merokok c d
KONSISTENSI VII
HASIL YANG DIHARAPKAN
“Bahkan sebelum penelitian dilakukan, kita sudah
dapat membayangkan apa yang akan diperoleh
oleh penelitian kita”
(6) NILAI p

• p = Nilai probabilitas pada uji hipotesis


• Alpha = Batas kemaknaan. Umumnya
digunakan <0,05
• Bila p < 0,05, maka Ho diterima
(7) HUBUNGAN ANTARA INTERVAL
KEPERCAYAAN DENGAN NILAI P

• Memberikan kesimpulan yang sama tetapi


informasi berbeda
 Kesimpulan: bermakna atau tidak bermakna
 Memberikan informasi berbeda :
Nilai p = nilai probabilitas pada uji hipotesis
IK = prediksi rentang nilai pada populasi
 Bisa saling menggantikan
 Informasi mana yang lebih informatif?
Dummy Tables
Table 1. Demographic Characteristics of Patients

Misoprostol Dinoproston
n=304 e p-value
n=305
Median maternal age, yr ………… ………… ………
(range) …
Nullipara, n (%) ………… ………… ………

Median gestational age, wk ………… ………… ………
(range) …
Initial bishop score ≤ 3, n (%) ………… ………… ………

Median initial bishop score ………… ………… ………
(range) …
Thank You
THE END

Anda mungkin juga menyukai