Anda di halaman 1dari 8
249 FISIOLOGI DAN BIOKIMIA HATI Rifai Amirudin EMBRIOLOGI Hati, duktus bilier dan pankreas mempunyai hubungan yang erat. Secara embriologi, struktur-struktur ini berasal dari struktur embriologi yang sama. Kelainan pada bisa menyebabkan gangguan pada kehidupan di kemudian hari (Gambar 1). Gambar 1. Embriologi hat, traktus biliaris dan painkreas. 2) Perkembangan anatom traktus biliaris pada kehamilan 5 ‘minggu. (b) Pada kehamilan 7 minggu, setelah terjaci fusi antara duktus pankreatikus dorsalis dan ventralis. ANATOMI Hati Hati adalah organ intestinal terbesar dengan berat antara 1.2-1,8 kg atau kurang lebih 25% berat badan orang ddewasa yang menempati sebagian besar kuadran kanan atas abdomen dan merupakan pusat metabolisme tubuh dengan fungsi yang sangat kompleks (Gambar 2). Batas atas hati berada sejajar dengan ruang interkostal V kanan dan batas bawah menyerong ke atas dari iga IX kanan ke iga Vill kri Permukaan posterior hati berbentuk cekung dan terdapat cela transversal sepanjang 5 cm dar sistem porta hepatis, Omentum minor terdapat mulai dari sistem porta yang mengandung arteri hepatika, vena porta dan duktus koledokus. Sistem porta terletak di depan vena kava dan di balik kandung empedu. ‘Gambar 2. Gambaran anatomi permukan hati Permukean anterior yang cembung dibagi menjadi 2 lobus oleh adanya perlekatan ligamentum falsiform yaitu lobus kiri dan lobus kanan yang berukuran kira-kira 2 kali lobus kir, Pada daerah antara ligamentum falsiform ‘dengan kandung empedu di lobus kanan kadang-kadang dapat ditemukan lobus kuadratus dan sebuah daerah yang disebut sebagai lobus kaudatus yang biasanya tertutup ‘oleh vena kavainferior dan ligamentum venosum pada permukaan poster Hat terbagi dalam 8 segmen dengan fungsi yang berbeda. Pada dasarnya, garis Cantlie yang terdapat mulai dari vena kava sampai kandung empedu telah membagi hati menjadi 2 lobus fungsional, dan dengan adanya daerah dengan vaskularisas relatifsediki, kkadang-kadang dijadikan batas reseksi. Pembagian lebih lanjut menjadi 8 segmen didasarkan pada aliran cabang pembuluh darah dan saluran empedu yang dimilki oleh ‘masing-masing segmen (Gambar 3) 1927. 1928 HEPATOLOGE Gambar 3. Gambaran segmen-segmen fungsional hati. Hatt dapat dibagi merjadi 8 segmen berdasarkan pada suplai darah dan saluran empedu Secara mikroskopis i dalam hati manusia terdapat '50:000-100,000 lobuli setiap lobulus berbentuk heksagonal yang terdiriatas sel hati berbentuk kubus yang tersusun radial mengelilingi vena sentralis Di antara lembaran sel hati terdapat kapiler yang disebut sinusoid yang merupakan cabang vena porta dan arteri hepatika, Sinusoid dibatasi oleh sel fagositik (sel kupffer) yang merupakan sistem retikuloendotelial dan berfungsi menghancurkan bakteri dan benda asing lain di dalam tubuh, jadi hati merupakan salah satu organ utama pertahanan tubuh terhadap serangan bakteri dan organ toksik. Selain cabang-cabang vena porta dan arteri hepatika yang mengelilingi bagian periferlobulus hati, juga terdapat saluran empedu yang membentuk kapiler empedu yang dinamakan kanalikuli empedu yang berjalan diantara lembaran sel hati (Gambar 4) stem Bilier dan Kandung Empedu Empedu yang dihasilkan hepatosit akan diekskresikan ke dalam kanalikuli dan selanjutnya ditampung dalam suatu Gambar 4. Lobulus hati saluran Kecil empedu yang terletak di dalam hati yang secara perlahan akan membentuk saluran yang lebih besar lagi. Saluran kecil ini memiliki epitel kubis yang bisa mengembang secara bertahap bila saluran empedu ‘membesar. Saluran empedu intrahepatik secara perlahan menyatu membentuk saluran yang lebih besar yang dapat menyalurkan empedu ke delapan segmen hati, Di dalam segmen hati kanan, gabungan cabang-cabang ini membentuk sebuah saluran di anterior dan posterior yang kemudian bergabung membentuk duktus hepatikus kanan. Pada beberapa orang, duktus hepatikus kanan berada #1 em di luar hati, Duktus ini kemudian bergabung dengan 3 segmen dari segmen hati kiri (duktus hepatikus kiri) ‘menjadi duktus hepatikus komunis. Setelah penggabungan dengan duktus sistikus dari kandung empedu, duktus hepatikus menjadi duktus koledokus. Pada beberapa keadaan, dinding duktus koledokus menjadi besar dan lumennya melebar sampai mencapai ampula. Biasanya panjang duktus koledokus sekitar 7 cm dengan diameter berkisar antara 4-12 mm. Kandung empedu menerima suplai darah terbesar dari jalinan pembuluh darah cabang arteri hepatika kanan (Gambar 5), Gambar 5. Anatomi dari kandung empedu dan traktus biliris Kandung empedu dapat menampung +50 mi cairan ‘empedu dengan ukuran panjang 8-10 cm dan terdiri atas fundus, korpus dan kolum. Lapisan mukosanya membentuk cekungan kecil dekat dengan kolum yang disebut kantong Hartman, yang bisa menjadi tempat tertimbunnya batu empedu. F1SI006I DAN BIOKIMIAWI HATI _1929 HISTOLOGI Hati terdiriatas bermacam-macam sel. Hepatosit meliputi 260% sel hati, sedangkan sisanya terdiri atas sel-sel, lial sistem empedu dalam jumlah yang betmakna ddan sel-sel non parenkimal yang termasuk di dalamnya endotelium, sel Kupffer dan sel Stellata yang berbentuk seperti bintang, Hepatosit sendiri dipisahkan oleh sinusoid yang ‘tersusun melingkari eferen vena hepatika dan duktus hepatikus. Saat darh memasuki hati melalui arteri hepatika dan vena porta serta menuju vena sentralis maka akan didapatkan pengurangan oksigen secara bertahap. Sebagai konsekuensinya, akan didapatkan ‘abel 1. Fungsi hati Fungsi Hati Metabolisme Kerbohidrat Apolipoprotein ‘Asam lemak ‘Asam amino transaminasi dan deaminasi ‘Simpanan vitamin lat dalam temak ‘Obat-obatan dan konjugasinya Sintesis. Urea Albumin Faktor pembekuan Komplemen C3 dan C4 Fertin & transferin Protein C reaktif Haptoglobin at-antitipsin fetoprotein a2-makroglobulin Seruloplasmin Sintesis empedu Metabolit obat Sintesis 25-hidroksilase vitamin D Perkembangan linfosit fetus Pembuangan kompleks mun sikulasi Pembuangan limfosit T CD8 teraktivasi Fagositosis dan presentas! antigen Produksi lipopolysaccharide-binding pro- tein Penglepasan sitokin, seperti TNFa, inter- feron Ekskresi Endokrin Imunelogi Transpor imunoglobulin A Kerampuan untuk regeneras sl-sel hati Pengaturan angiogenesis Lainstain variasi penting kerentanan jaringan terhadap kerusakan asinus. Membran hepatosit berhadapan langsung dengan sinusoid yang mempunyai banyak mikrofil. Mikrofil juga ‘tampak pada sisi lain sel yang membatasi saluran empedu dan merupakan penunjuk tempat permulaan sekresi cempedu. Permukaan lateral hepatosit memiliki sambungan penghubung dan desmosom yang saling bertautan dengan sebelahnya. Sinusoid hati memiliki lapisan endotelial berpori yang dipisahkan dari hepatosit oleh ruang Disse (ruang perisinusoidal). Sel-sel lain yang terdapat dalam dining sinusoid adalah sel fagositik Kupffer yang merupakan bagian penting sistem retikuloendotelial dan sel Stellata juga disebut sel Ito, liposit atau perisit) yang memiliki aktivitas miofibroblastik yang dapat membantu pengaturan aliran darah sinusoidal disamping sebagai faktor penting dalam perbaikan kerusakan hati, Peningkatan aktvitas, sel-sel Stellata tampaknya menjadi faktor kunci dalam pembentukan fibrosis di hati FISIOLOGI Hati Hati mempunyai fungsi yang sangat beraneka ragam. Sirkulasi vena porta yang menyuplat 75% dari suplai asinus memegang peranan penting dalam fisisiologi hat terutama dalam hal metabolisme karbohidrat, protein ddan asam lemak. Telah dibuktikan bahwa pada zona-zona hepatosit yang memperoleh oksigenasi yang lebih baik (ona 1) mempunyai kemampuan glukoneogenesis dan sintesis glutation yang lebih baik dibandingkan dengan zona 3 (Gambar 6). ‘Gambar 6. Asinus hat. tampak oksigenasi pada zona 1 lebih balk dibandingkan zona 3 1930 Fungsi utama hati adalah pembentukan dan ekskresi ‘empedu. Hati mengekskresikan empedu sebanyak satu liter per hari ke dalam usus halus. Unsur utama empedu adalah air (97%), elektrolit, garam empedu. Walaupun bilirubin (pigmen empedu) merupakan hasil akhir metabolisme dan secara fisisiologis tidak mempunyai peran aktif, tapi penting sebagai indikator penyakit hati dan saluran empedu, karena bilirubin dapat memberi warna pada jaringan dan cairan yang berhubungan dengannya, Hasil metabolisme monosakarida dari usus halus diubah menjadi glikogen dan disimpan di hat (glikogenesis) Dari depot glikogen ini disuplai glukosa secara konstan ke darah (glikogenolisis) untuk memenuhi kebutuhan ‘tubuh, Sebagian glukosa dimetabolisme dalam jaringan untuk menghasilkan tenaga dan sisanya diubah menjadi glikegen (yang disimpan dalam otot) atau lemak (yang

Anda mungkin juga menyukai