KEGAWATDARURATAN

DI BIDANG THT
TELINGA
PINNA HEMATOM
 Terakumulasinya darah diantara kartilagoa aurikula
dan perichondrium
 Etiologi : trauma, pecahnya pembulu darah secara
spontan
 Gejala : adanya gambaran hematom pada telinga
tanpa disertai nyeri dengan tanda radang yang
minimal
 Manajemen : aspirasi menggunakan jarum suntik,
insisi

3
BENDA ASING DI CAE

 Sering pada anak-anak

 G/ bervariasi  tgt jenis, uk. & lama corpal di CAE
 penurunan pendengaran minimal
 Th/ : pengangkatan sesegera mungkin,
jika perlu dalam NU + mikroskop
 Yang paling berbahaya :
batu batere lithium  bersifat kaustik

4
5
Corpal CAE

6
TRAUMA

7
 BAROTRAUMA
 Sering terjadi pada penurunan tekanan udara
(mis : terjun payung, menyelam)
 gangguan fungsi tuba

 G/ : - Rasa tidak nyaman di telinga

- Penurunan pendengaran
- Nyeri, dpt disertai febris minimal

 PF : - Membran Timpani retraksi, hiperemis,

redup
- Hemotympanum
- Efusi di telinga tengah (OME)
8
 SUDDEN SENSORINEURAL
HEARING LOSS

 SNHL yg terjadi  Keadaan Emergency

segera atau Audiologi
berkembang scr
cepat dlm kurun  >> unilateral
waktu bbrp jam /  Penanganan segera
hari  prognosis
 SNHL >30 dB pd pendengaran baik
3 frekuensi yg
berdekatan dan
terjadi <3 hari
9
 Gejala :
- Awal  perasaan
penuh / tekanan pd
telinga
- Tinnitus
- P pendengaran berat
dlm bbrp menit & kdg2
menjd tuli total scr cepat

 Etiologi:
 Idiopatik
 Sebab2 yg diketahui
 1/3 kasus ~ infeksi virus
10
DEFINED CAUSES OF SUDDEN SENSORY HEARING LOSS

CATEGORY ETIOLOGY

Infection Bacterial Postmeningitis, bacterial labyrinthitis,

syphilis
Viral Mumps, cytomegalovirus

Inflammation Autoimmune SLE, Multiple sclerosis

Trauma Temporal bone fracture

Acoustic trauma
Perilymph fistula
Tumor CPA tumor
Temporal bone metastasis
Carcinomatosis meningitis
Toxins Aminoglycosides, Aspirin
Vascular Thromboembolism Macroglobulinemia, sickle cell disease,
post-CABG, vasculitides, hyperviscosity
11
IDIOPATHIC SUDDEN SENSORY HEARING LOSS

Theories :
1) Viral infection
2) Vascular Compromise
3) Intracochlear Membrane rupture
4) Autoimmune Inner-ear Disease

12
PENATALAKSANAAN
(a) Vasodilators : histamin, carbogen
(b) Rheologic agents : pentoksifilin, antikoagulan
(c) Antiinflammatory agents : steroid dosis tinggi
(d) Antiviral agents : asiklovir, amantadin
(e) Diuretics
(f) Surgery  fistula
(g) Follow up 6 bln s/d 1 tahun setelah timbul
gejala

13
 HIDUNG &
SINUS PARANASAL
 EPISTAKSIS

 Definisi : Gangguan hemostasis

normal dalam hidung
 Hemostasis dipengaruhi:
o Abnormalitas mukosa
o Patologi pembuluh darah
o Kelainan koagulasi

15
Pembagian
1. Epistaksis anterior
• Sumber perdarahan mudah
diidentifikasi
• Tersering di pleksus Kiesselbach
• Dapat dihentikan dg kauterisasi

2. Epistaksis posterior sulit diatasi

• Perdarahan hebat
• Sulit cari sumber
dg rhinoskopi anterior
• Tersering pembuluh darah
posterior 16
EPIDEMIOLOGI

 Semua gol umur tanpa predileksi sex

 Epistaksis ant  anak2/dewasa muda

(80-90% pada pleksus Kiesselbach)

 Epistaksis post  usia lanjut

(riwayat hipertensi/arteriosklerosis)

 Meningkat pada Iklim dingin dan kelembaban rendah

17
ETIOLOGI

LOKAL
SISTEMIK

18
19
 FAKTOR LOKAL
Iritasi lokal : ISPA
asap rokok Rhinitis alergi
dekongestan spray Sinusitis
kokaine Polip

Inflamasi lokal

Gangguan lapisan pelindung mukosa

Gangguan mukosa dibawahnya

Vaskularisasi
meningkat
& rapuh 20
PENANGANAN EPISTAKSIS

Langkah – langkah klasik :

1. ABC  ATLS
2. Tentukan/ identifikasi sumber perdarahan
- Bersihkan rongga hidung
- Tampon kapas adrenalin + lidokain/pantokain
- Rhinoskopi anterior & otoskop
- Nasoendoskop 30º
3. Hentikan perdarahan
4. Terapi kausa  HT (sering)
21
22
Menghentikan Perdarahan

1. Kauterisasi
 Perak Nitrat / AgNO3
 Kauterisasi Elektrik
 Monopolar

 Bipolar

23
2. Tampon Hidung Anterior

24
3. Tampon Hidung Posterior

25
 Balloon Pack

4. Prosedur Endoskopi
- NPC fleksibel fibreoptic
- Penentuan sumber lebih tepat
- Visualisasi langsung  kauter, laser
26
5. Operatif  Ligasi Arteri
 FRAKTUR NASAL
 Nasal Fracture:
 Open
 Closed
 Both

 Etiology:
 Fights, accidents,
sports, works,
outdor activities

o TYPES OF FRACTURE
27
RADIOGRAPH OF
NASAL FRACTURE

28
 COMPLICATIONS NASAL FRACTURES
Early/temporary Delayed
Edema Airway obstruction
Ecchymosis Fibrosis/contracture
Epistaxis Secondary deformity
Hematoma Synechiae
Infection Saddle nose
CSF leak Septal perforation

DOKUMENTASI THT-KL FKUP 29

1987
 EMERGENCY NASAL FRACTURES
Emergency
 Severe bleeding
Septal fracture-dislocation
causing nasal airway
obstruction in neonate
(obligate nasal breathing)
 Septal hematoma in a
child
 CSF rhinorrhea
 Visual impairment
Management
 Cautery, packing, vessel
ligation
 Closed reduction using
cotton swabs; no nasal
packing
 Incision & drainage immediately
as tissue destruction begins
within 48 hours
 Neurosurgical consultation
immediately
 Ophthalmologic consultation 30
immediately
 FARING - LARING

31
 Angina Ludwig
 Berlangsung cepat + 3 – 10 jam
 Tanda :
- Penyebaran selulitis gangrenosa
- Bau busuk
- Edema laring  sesak nafas,
serak, lidah sakit, immobilisasi
rahang

32
 OBSTRUKSI LARING
 Bag. OSNA  suatu kedaruratan medis
 G/ utama : stridor inspirasi / ekspirasi

 G/ KLINIS :
a. Sesak nafas (dyspneu)
b. Stridor  inspirasi : obst. supraglotis
inspirasi / ekspirasi : obst. pd pl. vocalis /
daerah subglotis
c. Retraksi otot-otot pernafasan tambahan
d. Gejala umum lain : gelisah, cemas, takikardi,
kelelahan
33
ETIOLOGI

Anak-anak :
1. Kln kongenital :
a. Supraglotik : - Laringomalasia
- Kista laring
b. Glotik :
- Paralisis pita suara
- Web dan atresia
- Posterior laryngeal cleft
- Cri-du-chat syndrome
c. Subglotik :
- Stenosis subglotik kongenital
- Hemangioma subglotik
2. Inflamasi : - Croup
- Epiglotitis
3. Neoplasma : - Hemangioma
- Papilloma laring
4. Trauma (kelainan iatrogenik)
Dewasa :
1. Neoplasma
2. Trauma :
- Trauma tumpul & tembus
- Trauma iatrogenik
3. Post ekstubasi OSNA
4. Infeksi : Epiglotitis
5. Benda asing
6. Kelainan neurogenik :
paralisis pita suara
7. Spasme laring
8. Allergic angioneurotik edema
34
TINDAKAN
 Bdskn tingkatan g/ obstruksi laring :
Menurut JACKSON
- Stadium I : Retraksi suprasternal ringan, kead. tenang
- Stadium II : Retraksi suprasternal lbh dlm + retraksi
epigastrium, tampak gelisah
- Stadium III : Retraksi suprasternal, supra&infraklavikular,
interkostal, lbh gelisah
- Stadium IV : Std III + pucat, tpk cemas, pernafasan mkn cpt,
mkn lambat  berhenti

 Tindakan :
a. Intubasi EMG (stadium II & III)
b. Krikotiroidotomi (biasanya stadium IV)
c. Trakeostomi (stadium II & III)
Perasat Heimlich utk keluarkan benda asing
Stadium I  lakukan observasi & penanganan E/ obstruksi
35
EPIGLOTITIS
 OBSTRUKSI BERAT
 STRIDOR INSPIRATOIR
 KUMAN : Haemophylus influenzae tipe B
 TERAPI : Antibiotik
Kortikosteroid
Trakeotomi

36
Post ekstubasi awal dan lanjut (prolonged intubation)

Granuloma Stenosis subglotik akibat 37

intubasi pada laring trauma intubasi
 AERODIGESTIVE FOREIGN BODY

Aspirasi Tertelan

Aksis laringotrakeobronkial Esofagus

 Kelompok usia tersering 2-4 thn
 Usia < 5 thn : 84% kasus
< 3 thn : 73% kasus
 L:P = 2:1
38
 Episode akut  gagging & choking
 OBJEK ASPIRASI
Objek Keterangan
Anak Produk makanan : Kacang & biji m’absorbsi air 
kacang2 an, kismis, swelling  obstruksi bronkus komplit
biji2an
Corpal organik lainnya 
meningkatkan reaksi jaringan sekitar
Corpal yg keras/kaku,  arachidonic bronchitis  spidery
pattern pd Ro dada
cth : mainan anak2
Corpal kaku kurang reaktif, dpt tinggal
di satu posisi dlm jangka waktu lama
tanpa m’sebabkan peningkatan
obstruksi

Objek Keterangan
Dewasa Gigi Aspirasi
Supresi refleks ok alkohol
Produk makanan 39

Protesa gigi
Ingested foreign objectsusually lodge in the esophagus at one of three sites where the
passage narrows. Radiographs show a coin stuck at the lower border of the 40
cricopharyngeus muscle (A), the cross from a necklace at the level of the aortic arch
(B), and a coin at the gastroesophageal junction (C).
41
One hour after the initial radiograph, obstructive emphysema of the
left lung is seen (B). Endoscopy locates a sunflower seed at the
carina (C).

42
THANK YOU

43